Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
NIM. 1830912320050
Pembimbing :
BAGIAN/SMF MATA
September, 2020
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
tidak dapat diperbaiki (irreversible). Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam
glaukoma.1,2
Jenis yang paling umum glaukoma adalah bentuk sudut terbuka dan sudut
tertutup. Di seluruh dunia, glaukoma sudut terbuka dan sudut tertutup masing-
penyakit ini sangat bervariasi antara kelompok ras dan etnis di seluruh dunia.
terbuka paling sering terjadi, berbeda dengan Asia Timur, di mana kehilangan
penglihatan akibat glaukoma sudut tertutup paling sering terjadi. Pasien dengan
glaukoma dilaporkan memiliki kualitas hidup yang lebih buruk, penurunan tingkat
1
Membedakan glaukoma sudut terbuka dan tertutup sangat penting dari sudut
manajemen yang berbeda. Setelah diagnosis yang benar dari glaukoma sudut
terbuka atau tertutup dibuat, langkah-langkah yang tepat dapat diambil melalui
pengobatan, laser, dan bedah mikro. Pendekatan ini bisa mencegah kehilangan
penglihatan.1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Glaukoma adalah suatu kondisi yang melibatkan perubahan khas pada saraf
optik dan bidang penglihatan. Hal ini ditandai dengan kelainan fungsional dan
struktural pada mata yang dapat menyebabkan kerusakan saraf optik, biasanya
secukupnya.3
B. EPIDEMIOLOGI
sebesar 2,53%. Penyakit ini harus mendapat perhatian karena risiko kebutaan
yang cukup tinggi. Di Amerika Serikat, 3-6 juta orang, termasuk 4-10% usia di
atas 40 tahun, memiliki tanda yang telah dideteksi sebagai gangguan dari
glaukoma. Perkiraan secara kasar, terdapat peningkatan kasus glaukoma per orang
sebesar 0.5-1% pertahun. Prevalensi glaukoma sudut terbuka meningkat 3-4 kali
lebih tinggi pada pasien kulit hitam dibandingkan Kaukasia, dan memiliki 6 kali
Prevalensi glaukoma menurut Jakarta Urban Eye Health Study tahun 2008
adalah glaukoma primer sudut tertutup sebesar 1,89%, glaukoma primer sudut
terbuka 0,48%, dan glaukoma sekunder 0,16% dengan total keseluruhan adalah
3
2,53%. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, responden yang pernah
DKI Jakarta (1,85%), diikuti Provinsi Aceh (1,28%), Kepualuan Riau (1,26%),
Sulawesi Tengah (1,21%), Sumatera Barat (1,14%) dan terendah di Provinsi Riau
(0,04%).2
pasien dengan tekanan intraokular 21-25 mmHg, sebesar 12-26% pada pasien
dengan tekanan 26-30 mmHg, dan sekitar 42% pada pasien dengan tekanan di
atas 30 mmHg.2
C. ETIOLOGI
Glaukoma adalah penyakit mata di mana terjadi kerusakan saraf optik yang
diikuti gangguan pada lapang pandanan yang khas. Kondisi ini utamanya
dikaitkan oleh tekanan bola mata yang meninggi yang biasanya disebabkan oleh
kerusakan saraf optik, antara lain gangguan suplai darah ke serat saraf optik dan
4
D. KLASIFIKASI
1. Glaukoma Primer
schlemm.4,5
5
Gambar 2. Glaukoma sudut tertutup6
2. Glaukoma Sekunder
manifestasi dari penyakit lain dapat berupa peradangan, trauma bola mata dan
3. Glaukoma Kongenital
Glaukoma kongenital biasanya sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat
dan kelainan lain (dapat berupa aniridia, sindrom Lowe, sindom Sturge-
6
E. PATOFISIOLOGI
ganglion retina yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan lapisan inti
dalam retina serta berkurangnya akson di nervus optikus. Diskus optikus menjadi
atrofi disertai pembesaran cawan optik. Kerusakan saraf dapat dipengaruhi oleh
besar kerusakan saraf pada bola mata. Pada bola mata normal tekanan intraokuler
Tekanan intraokuler pada glaukoma sudut tertutup akut dapat mencapai 60-
80 mmHg, sehingga dapat menimbulkan kerusakan iskemik akut pada iris yang
disertai dengan edema kornea dan kerusakan nervus optikus. Neuropati optik
kisaran normal. Pada pasien seperti itu, mungkin ada tekanan cairan serebrospinal
7
yang besar di lamina. Gangguan mikrosirkulasi, perubahan imunitas,
retinal lain dan sel di jalur visual pusat dengan mengubah lingkungan mereka dan
di dalam bola mata yang disebut humour aquos. Cairan ini diproduksi di dalam
mata untuk memberikan nutrisi pafa jaringan di dalam mata, setelah itu cairan
tersebut akan dikeluarkan melalui saluran yang disebt trabekulum dan akhirnya
keluar dari dalam mata dan diserap oleh jaringan di sekitarnya. Apabila aliran
keluar cairan ini terganggu (seperti saluram air yang tersumbat), maka akan terjadi
yang berat dan tekanan intraokular akan sangat tinggi (glaukoma akut).
F. MANIFESTASI KLINIS
gradual, tidak nyeri dan pada umumnya bilateral asimetris. Pasien biasanya tidak
bergejala hingga penglihatan sentral mengalami gangguan yang terjadi pada tahap
8
lanjut penyakit. Progresifitas glaukoma primer sudut terbuka pada tahap awal
penyakit biasanya berjalan lambat selama beberapa bulan hingga tahun. Pada
pada jenis glaukoma yang diderita, apakah akut atau kronik. Gejala glaukoma
akut sangat jelas karena penderita akan merasakan sakit kepala, mata sangat pegal,
mual dan bahkan muntah. Penglihatan akan terasa buram dan melihat pelangi di
sekitar lampu / cahaya. Mata penderita akan terlihat merah. Gejala yang dirasakan
terutama adalah sakit kepala, mual dan muntah maka banyak penderita glaukoma
akut yang tidak menyadari. Glaukoma yang bersifat kronik tidak menimbulkan
saraf optik dan lapisan serabut saraf serta pemeriksaan lapang pandang. Pada
yang memiliki gambaran khusus paling tidak pada salah satu mata, sudut bilik
mata depan terbuka dan tidak ada kondisi lain yang menyebabkan terjadinya
glaukoma.9
9
G. DIAGNOSIS
Pada pasien dengan glaukoma sudut terbuka kronis, mata menjadi putih dan
berkurang, mata merah, kornea keruh dan pupil oval, terfiksasi dan melebar.
melibatkan:10
15,5 mmHg. Batas tersebut didefinisikan sebagai 2 deviasi standar di atas dan
di bawah rata-rata (11-21 mmHg). Pada glaukoma sudut terbuka kronis pada
presentasi, tekanan biasanya pada kisaran 22-40 mmHg. Pada glaukoma sudut
glaukoma sekunder.
Kematian sel ganglion retina dan hilangnya serat saraf optik pada glaukoma,
terjadi perubahan karakteristik pada tampilan saraf optik dan lapisan serat saraf
10
retinal. Perubahan ini adalah aspek terpenting dari diagnosis glaukoma dan dapat
Gambar 3. Saraf Optik Normal, Glaukomatosa, dan Berat serta Hasil Uji Visual.9
atrofi papil adalah warna pucat, batas tegas, dan lamina kribosa tampak jelas.
menggantung di pinggir dan terdorong ke arah nasal. Jika tekanan cukup tinggi
11
akan terlihat pulsasi arteri. Oftalmoskopi merupakan pemeriksaan yang paling
untuk mengetahui TIO adalah sebagai berikut. Palpasi adalah cara yang paling
mudah tetapi juga yang paling tidak teliti (memerlukan pengalaman). Bisa
dilakukan dengan membandingkan antara mata kanan dan kiri atau dengan mata
letakkan dua jari pemeriksan di atasnya dengan satu jari yang lain menahan secara
bergantian.11
memerika sudut bilik mata depan (COA) dengan menggunakan lensa kontak
serta adanya perlekatan iris bagian perifer. Perimetri, untuk memeriksa lapangan
pandang.11
H. PENATALAKSANAAN
tujuan utama pengobatan glaukoma. Penurunan kualitas hidup yang terkait dengan
glaukoma dapat terjadi lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya, oleh karena
itu sangat penting dilakukan diagnosis dan pengobatan dini. Pengurangan tekanan
12
glaukoma. Cara penurunan TIO ialah dengan menurunkan produksi atau
menambah pembuangan cairan akuos. Selain itu bisa dengan merusak badan silier,
dengan laser atau krio, dan dengan membuang cairan akuos ke tempat lain
(operasi filtrasi).9,11
1. Obat Topikal
Anti-glaukomatosa pertama kali diperkenalkan pada tahun 1875 dan saat ini
terdapat beberapa jenis obat tetes penurun TIO yang digunakan untuk mengobati
bentuknya yang murni, obat tetes mata sering kali digunakan sebagai obat tetes
gabungan. Sampai saat ini, obat tetes mata kombinasi yang tetap termasuk
anhidrase / agonis α2-adrenergik adalah disetujui oleh Food and Drug Amerika
13
itu, agen ini juga menyebabkan kontraksi m. sfingter pupil sehingga terjadi
Contoh obat ini adalah epinefrin dan dipiverin (agonis adrenergik tidak selektif)
14
siliaris, jika reseptornya terangsang aktifitas sekresinya akan meningkatkan inflow
menekan enzim rho kinase yang bertanggung jawab atas peningkatan cairan.
volume badan kaca (humor vitreus). Untuk mengurangi volume badan kaca
digunakan zat hiperosmotik (untuk menyedot/ menarik air dari vitreus). Obat ini
penting untuk keadaan akut dimana TIO sangat tinggi sehingga harus cepat
tinggi sehingga air di vitreus bisa terserap ke darah. Preparat yang dapat diberikan
berupa manitol (5 cc/kgBB IV dalam 1 jam), ginjal harus baik karena manitol
diekskresi lewat ginjal; urea (intravena); dan gliserin (oral), kontraindikasi pada
DM.11
2. Terapi Bedah
Ada beberapa macam teknik bedah yang bisa dilakukan untuk menangani
15
dan subkonjungtiva dengan mengambil sedikit jaringan trabekulum.
Diharapkan bagian yang tidak terkena laser/tidak terjadi sikatriks akan tertarik
menjadi terbuka.11
pasca operasi yang tidak segera dan memiliki risiko yang lebih kecil daripada
16
Terapi laser terbaru adalah laser mikropulse transklera siklofotokoagulasi
Laser tersebut dapat menurunkan TIO melalui energi yang dikeluarkannya karena
sedikit merusak badan siliar yang memproduksi humor akuos. Laser sebelumnya
karena mengeluarkan energi terus menerus. Akibatnya TIO menurun tetapi visus
juga menurun sehingga laser tersebut digunakan pada pasien glaukoma yang
menurunkan TIO namun visus pasien tidak ikut menurun dan lebih aman.14
I. PENCEGAHAN
1. Makan makanan yang sehat. Beberapa vitamin dan nutrisi penting untuk
vitamin C, E, dan A.
3. Batasi kafein. Minum minuman dengan kafein dalam jumlah besar dapat
17
4. Sering minum. Minumlah dalam jumlah sedang pada waktu tertentu
sepanjang hari. Minum satu liter atau lebih cairan apa pun dalam waktu
6. Minum obat yang diresepkan. Menggunakan obat tetes mata atau obat lain
J.PROGNOSIS
Pada penderita glaukoma yang tidak taat berobat, TIO dapat naik kembali
sehingga kerusakan saraf semakin parah, dan terjadi kebutaan. Deteksi dini sangat
seawal mungkin sebelum kerusakan saraf lebih parah. Deteksi dini dapat
18
BAB III
PENUTUP
Glaukoma adalah penyakit mata di mana terjadi kerusakan saraf optik yang
diikuti gangguan pada lapang pandanan yang khas. Kondisi ini utamanya
dikaitkan oleh tekanan bola mata yang meninggi yang biasanya disebabkan oleh
glaukoma.
pembuangan cairan akuos. Terapi laser terbaru adalah laser mikropulse transklera
melalui energi yang dikeluarkannya karena sedikit merusak badan siliar yang
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Gupta N MD, PhD, Aung T, MBBS, PhD, Congdon N MD, et al. ICO Guidelines for
Glaucoma Eye Care. International Council of Ophthalmology.
3. Japan Glaucoma Society. Guidelines for Glaucoma 2nd Edition. September 2006.
4. Riordan Paul, Eva. Vaugan & Asbury’s General Opthalomologi. Jakarta : EGC. 2009.
Edisi 17
5. Ilyas Sidarta. Ikhtisar Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Indonesia. 2009.
7. Harmen Seda Hampri. Gambaran Sudut Trabekula pada Glaukoma Primer Sudut
Tertutup. 2007.
8. Riordan Paul, Eva. Vaugan & Asbury’s General Opthalomologi. Jakarta : EGC. 2009.
Edisi 17.
9. Weinreb Robert N, MD, Aung T, MD, PhD, and Medeiros Felipe A., MD, PhD. The
Pathophysiology and Treatment of Glaucoma. JAMA. 2014 May 14; 311(18): 1901–
1911
11. Ekantini R, dr. SpM, Mkes, Ghani Tatang T,dr. SpM. Ilmu Penyakit Mata.
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta;2017.
12. Kolko M. Present and New Treatment Strategies in the Management of Glaucoma.
The Open Ophthalmology Journal, 2015.
14. Artini W. Terapi Penyakit Glaukoma Mengunakan Laser Mikropulse Diode Trans-
skleral Siklofotokoagulasi. Departemen Medik Mata FK UI. September 2017.
20