Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LatarBelakang

Kanker payudara merupakan jenis tumor ganas yang hingga kini masih menjadi
pembunuh nomor satu bagi perempuan. Kanker payudara adalah kanker yang paling
sering terjadi pada wanita, berdampak pada 2,1 juta wanita setiap tahun, dan juga
menyebabkan jumlah terbesar

Data dari International Agency Research on Cancer (IARC) Globocan 2018, kanker
payudara merupakan kanker dengan persentase kasus tertinggi dibandingkan dengan
kanker lainnya yaitu 46,3% atau 2.088.849 kasus dan persentase kematian tertinggi 13%
atau 626.679 kasus pada perempuan didunia. Prevalensi kanker payudara di Indonesia
mencapai 0,5 perseribuperempuan.2

1.2 Batasan Masalah


A. Apa pengertian dari kanker payudara..?
B. Apa Anatomi fisiologi dari kanker payudara.?
C. Apa etiologi dari kanker payudara.?
D. Bagaimana patofisiologi dari kanker payudara.?
1.3 Tujuan
Menjelaskan apa pengertian dari kangker payudara dan penyebab dari kangker
payudara, menjelaskan etiologi dan patofisiologi dari kangker payudara.

1.4 Manfaat
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Kangker payudara dan penyebab
dari kangker payudara.

BAB II
KONSEP DASAR

A. Pengertian

Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan

tubuh yang berubah menjadi ganas. ( Harianto, 2005 )Kanker payudara adalah

gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel

– sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah

(Carpenito,2000).

B. Anatomi fisiologi

Anatomipayudara

Jaringan payudara terentang dari sekitar iga kedua sampai keenam.

Perluasan kauda ( ekor ) jaringan ke dalam aksila dapat menyebabkan rasa tidak

nyaman pada masa lemak dan nifas dini saat jaringan tersebut membengkak.

Konstituen utama payudara adalah sel kelenjar disertai duktus terkait serta

jaringan lemak dan jaringan ikat dalam jumlah bervariasi. Payudara dibagi

menjadi bagian atau lobus oleh septum fibrosa,yang berjalan dari belakang

putting payudara kearah otot pektoralis. Septum ini penting untuk melokalisasi

infeksi, yang sering terlihat sebagai meradang di permukaan payudara.( dunstall,

2007)
Secara anatomi fisologi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus,

sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari

payudara kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal

terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke

kelenjar interpektoralis.setiap payudara terdiri dari 15-20 lobulus dari jaringan

kelenjar. Jumlah lobulus tidak berhubungan dengan ukuran payudara. Setiap

lobulus terbuat dari ribuan kelenjar kecil yang disebut alveoli. Kelenjar ini

bersama-sama membentuk sejumlah gumpalan,mirip buah anggur yang

merambat. Alveoli (alveoli dan acinus singular) menghasilkan susu dan subtansi

lainnya selama menyusui . Setiap bola memberikan makanan ke dalam pembuluh

darah tunggal lactiferous yang mengalirkannya keluar melalui putting susu.

Sebagai hasilnya terdapat 15-20 saluran putting susu, mengakibatkan banyak

lubang pada putting susu. Di belakang putting susu pembuluh lactiferous agak

membesar sampai membentuk penyimpangan kecil yang di sebut lubang-lubang

lactiferous (lactiferous sinuses). Lemak dan jaringan penghubung mengelingi bola-

bola jaringan kelenjar.


Gambar 1 lobulus dan duktus Payudara

( Zuiedema, 1999)

Keterangan:

A. Duktus pembesaran

B. Lobulus A. sel-selnormal

C. Bagian duktus yang di latasi untukmenahansusu B. membranesel

D. puttingsusu C.lumen

E. Jaringanlemak

F. Otot pektoralis mayor

G. Dinding dada
Sejumlah jaringan lemak tergantung pada banyaknya faktor termasuk

usia,persentase lemak tubuh, dan keturunan. Sendi tulang cooper menghubungkan

dinding dada pada kulit payudara dan memberikan bentuk payudara dan

keelatisannya.( Long, 2000 )

Gambar 2 payudara

( Zuidema, 1999)
Fisiologi payudara

Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan

pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas,

sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan

progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah

menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah

perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi

payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya

terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan

tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang

dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan.

Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras

kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai semuanya berkurang. Perubahan

ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar

karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus

baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu

diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui

duktus ke puting susu. (Sjamsuhidajat,2004)


C. Etiologi

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa

faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara(Erik

,2005) yaitu :

1. Tinggi melebihi 170cm

Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena

pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan

struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel

ganas.

2. Usia

Usia dibawah 20 tahun jarang dijumpai kanker payudara, angka kejadiannya

meningkat sejalan dengan bertambahnya usia

3. Wanita yang belum mempunyaianak

Wanita yang belum mempunyai anak lebih lama terpapar dengan hormon

estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punyaanak.

4. Ibu yangmenyusui

Ibu yang menyusui dapat mengurangi bahaya terkena kanker payudara karena

semakin lama ibu menyusui anaknya semakin kecil terkena kanker payudara,saat

menyusui terdapat perubahan hormonal salah satunya yaitu penurunan esterogen.

5. Kelamin

Kelamin laki-laki hanya 1 % angka kejadian kanker payudara.

6. Faktorgenetik
Faktor genetik kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar

pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara.

Dan secara umum juga riwayat keluarga sangat berperan dalam terjadinya kanker

payudara

D. Patofisiologi

Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara lain

obesitas, radiasi, hiperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi zat-zat

karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat

menyebabkan kanker payudara . Kanker payudara berasal dari jaringan epithelial, dan

paling sering terjadi pada sistem duktal. Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan

perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan

menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari

sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira-

kira berdiameter 1 cm ). Pada ukuran itu, kira- kira seperempat dari kanker payudara

telah bermetastase. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah teraba, biasanya

oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua yang paling sering terjadi adalah cairan yang

keluar dari muara duktus satu payudara, dan mungkin berdarah. Jika penyakit telah

berkembang lanjut, dapat pecahnya benjolan-benjolan pada kulit ulserasi (Price,2006

Karsinoma inflamasi, adalah tumor yang tumbuh dengan cepat terjadi kira-

kira 1-2%wanita dengan kanker payudara gejala-gejalanya mirip dengan infeksi

payudara akut. Kulit menjadi merah, panas, edematoda, dan nyeri. Karsinoma ini
menginfasi kulit dan jaringan limfe. Tempat yang paling sering untuk metastase jauh

adalah paru, pleura, dan tulang ( Price, 2006 ).

Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran langsung kejaringan

sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Bedah dapat

mendatangkan stress karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan terhadap

jiwa seseorang. Rasa nyeri sering menyertai upaya tersebut pengalaman operatif di

bagi dalam tiga tahap yaitu preoperatif, intra operatif dan pos operatif. Operasi ini

merupakan stressor kepada tubuh dan memicu respon neuron endokrine respon terdiri

dari system saraf simpati yang bertugas melindungi tubuh dari ancaman cidera. Bila

stress terhadap sistem cukup gawat atau kehilangan banyak darah, maka mekanisme

kompensasi dari tubuh terlalu banyak beban dan syock akan terjadi. Anestesi tertentu

yang di pakai dapat menimbulkan terjadinyasyock.

Respon metabolisme juga terjadi. Karbohidrat dan lemak di metabolisme

untuk memproduksi energi. Protein tubuh pecah untuk menyajikan suplai asam amino

yang di pakai untuk membangun jaringan baru. Intake protein yang di perlukan guna

mengisi kebutuhan protein untuk keperluan penyembuhan dan mengisi kebutuhan

untuk fungsi yang optimal.

Kanker payudara tersebut menimbulkan metastase dapat ke organ yang deket

maupun yang jauh antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe aksilasis dan

terjadi benjolan, dari sel epidermis penting menjadi invasi timbul krusta pada organ

pulmo mengakibatkan ekspansi paru tidak optimal.

(Mansjoer , 2000)
E. ManifestasiKlinik

Pada stadium awal tadak ada keluhan sama sekali hanya seperti

fribroadenoma atau penyakit fribrokistik yang kecil saja,bentuk tidak teratur, batas

tidak tegas, permukaan tidak rata, konsistensi pada keras. Kanker payudara dapat

terjadi di bagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas

terluar dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat kanker payudara umum

terjadi pada payudara sebelah kiri. Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan

keras dengan batas yang tidak teratur, keluhan nyeri yang menyebar pada payudara

dan nyeri tekan yang terjadi pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan

penyakit payudara jinak. Namun nyeri yang jelas pada bagian yang ditunjuk dapat

berhubungan dengan kanker payudara pada kasus yang lebihlanjut.

Meningkatnya penggunaan mammografi lebih banyak wanitayang mencari

bantuan medis pada penyakit tahap awal. Wanita – wanita ini bisa saja tidak

mempunyai gejala dengan tidak mempunyai benjolan yang dapat diraba, tetapi lesi

abnormal dapat terdeteksi pada pemeriksaan mammografi. Banyak wanita dengan

penyakit lanjut mencari bantuan medis setelah mengabaikan gejala yang dirasakan,

sebagai contoh mereka baru mencari bantuan medis setelah tampak dimpling pada

kulit payudara yaitu kondisi yang disebabkan oleh obstruksi sirkulasi limfotik pada

dinding dada dapat juga merupakan bukti. Metastasis di kulit dapat dimanifestasikan

oleh lesi yang mengalami ulserasi dan berjamur. Tanda – tanda dan gejala klasik ini

jelas mencirikan adanya kanker payudara pada tahap lanjut. Namun indek kecurigaan

yang tinggi harus dipertahankan pada setiap abnormalitas payudara dan evaluasi

segera harusdilakukan
( Smeltzer & Bare, 2002 )

Adapun stadium dan klasifikasi kanker payudara adalah sebagai berikut :

1. Stadium I (stadiumdini)

Besarnya tumor tidak lebih dari 2 - 2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran

(metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan

penyembuhan secara sempurna adalah 70 %. Untuk memeriksa ada atau tidak

metastase ke bagian tubuh yang lain, harus diperiksa di laboratorium.

2. StadiumII

Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar

getahbeningdiketiak.Padastadiumini,kemungkinanuntuksembuhhanya30-

40 % tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium I dan II

biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada

seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk

memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yangtertinggal.

3. StadiumIII

Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan

kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada

artinya lagi. Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan kemoterapi

(pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker). Kadang-kadang juga

dilakukan operasi untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah. Usaha

ini hanya untuk menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh serta

untuk meringankan penderitaan penderita semaksimalmungkin.

( Smeltzer &Bare,2002 )
Dan klasifikasi penyebaran TNM menurut Price, 2006 adalah :

T : tumor primer

TX : tumor primer tidak dapat di tentukan

T0 : tidak ada bukti adanya tumor primer

T1 : tumor < 2cm

T2 : tumor 2-5 cm

T3 : tumor > 5cm

T4 : tumor dengan penyebaran langsung ke dinding toraks atau kekulit dengan

tanda odem,

N : kelenjar getah bening regional

NX : kelenjar regional tidak dapat di tentukan

N0 : tidak teraba kelenjar aksila

N1 : teraba kelenjar aksila

N2 : teraba kelenjar aksila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat

pada jaringan sekitarnya

N3 : terdapat kelenjar mamaria interna homolateral

M : metastase jauh

MX : tidak dapat di tentukan metastasis jauh

M0 : tidak ada metastasis jauh

M1 : terdapat metastasis jauh


PROGNOSIS DAN TINGKAT PENYEBARAN TUMOR

Tingkat penyebaran secara klinik Ketahanan hidup lima tahun ( % )

1 T1 N0M0 85

(kecil terbatas pada mamma)

11 T2 N1M0 65

(tumor lebih besar,kelenjar

terhinggapi tetapi bebas dari

sekitarnya)

111 T0 – 2 N2M0 40

T3 N1 – 2M0

(kanker lanjut dan penyebaran ke

kelenjar lanjut, tetapi semuanya

terbatas di lokoregional )

IV T (semua) N (semua)M1 10

Lokoregional di maksudkan untuk daerah yang meliputi struktur dan


organ tumor primer, serta pembuluh limfe, daetrah saluran limfe dan
kelenjar limfe dari struktur atau organ yang bersangkutan.
F. Penatalaksanaan

Menurut (Smeltzer dan Bare, 2002) penatalaksanaan kanker payudara adalah

1. Pengobatan lokal kankerpayudara

Tujuan utama terapi lokal adalah menyingkirkan adanya kanker lokal:

a. Mastektomi radiasi yangmodifikasi

b. Bedah dengan menyelamatkan payudara, adalah : mastektomi, limfektomi

(pengangkatan jaringan kanker dan sejumlah kecil jaringan sekitarnya dengan

kulit lapisan atas tetap ditempatnya)

1. Mastektomi

Mastektomi merupakan pengangkatan ke seluruh tubuh payudara dan beberapa

nodus limfe

Tujuannya : untuk menghilangkan tumor payudara dengan membuang payudara

dan jaringan yangmendasari.

2. Terapiradiasi

Terapi radiasi Biasanya di lakukan sel infuse massa tumor untuk mengurangi

kecenderungan kambuh dan menyingkirkan kanker resudial

3. Rekontruksi / pembedahan

Rekontruksi/ pembedahan ini dilakukan tindakan pembedahan tergantung pada

stadium 1 dan 11 lakukan mastektomi radikal, bila ada metastasis

dilanjutkan dengan radiasi regional dan kemoterapi ajuvan. Dapat juga

dilakukan mastektomi simplek yang harus di ikuti radisi tumor bed.Untuk setiap

tumor yang terletak pada kuadran sentral

4. TerapiHormonal
Tujuan dari terapi hormonal adalah untuk menekan sekresi hormon esterogen

5. Tranplantasi sumsum tulang

Tranplantasi sumsung tulang pada tahap ini prosedur yang di lakukan adalah

pengangkatan sumsum tulang dan memberikan kemoterapi dosis tinggi, sumsum

tulang pasien yang di pisahkan dari efek samping kemoterapi, kemudian infuskan

ke IV.

G. Komplikasi

Menurut Sjamsuhidayat ( 2004 ), komplikasi kanker payudara adalah :

1. GangguanNeurovaskuler

2. Metastasis : otak, paru, hati, tulang tengkorak, vertebra, iga, tulangpanjang.

3. Frakturpatologi

4. Fibrosispayudara

5. Kematian

H. PengkajianFokus

Data fokus yang perlu dikaji menurut Doenges, (1999) adalah :

1. Demografi

a. Biodata

Umur : Biasanya terjadi pada usia > 35 tahun

Jeniskelamin : wanita >laki-laki

b. Riwayatkesehatan

1) Keluhanutama
Nyeri pada payudara, terdapat benjolan dan kesulitan untuk bernafas.

2) Riwayat kesehatansekarang

Sejak pasien mengeluh nyeri dan ada benjolan pada payudara sampai

kerumah sakit.

3) Riwayat kesehatan dahulu

Riwayat menarche,menopause.

4) Riwayat kesehatankeluarga

Adanya anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.

2. Aktivitas /istirahat

a. Aktivitas /istirahat

Gejala : kerja, aktivitas yang melibatkan banyak gerakan tangan. Pola tidur

(tidur tengkurap

b. Sirkulasi

Tanda : Kongestif unilateral pada lengan yang terkena (sistem limfe).

c. Makanan /cairan

Gejala : kehilangan nafsu makan, adanya penurunan berat badan.

d. Integritasego

Gejala : Stresor konstan dalam pekerjaan/pola di rumah. Stress akut tentang

diagnosa, prognosis, harapan yang akan datang.

e. Nyeri/kenyamanan

Gejala : nyeri pada penyakit yang luas. (nyeri lokal jarang terjadi pada

keganasan dini). Beberapa pengalaman ketidaknyamanan pada


jaringan payudara. Payudara berat, nyeri sebelum menstruasi

biasanya mengindikasikan penyakitfibrokistik.

f. Keamanan

Tanda : massa Nodul aksila Edema, eritema pada kulit sekitar.

g. Seksualitas

Gejala : adanya benjolan payudara, perubahan pada ukuran dan kesimetrisan

payudara. Perubahan pada warna kulit payudara atau suhu, raba

puting, gatal, rasa terbakar atau puting meregang. Riwayat

menarke dini (lebih muda dari usia 12 tahun). Menopause lambat

(setelah 50 tahun). Kehamilan pertama lambat (setelah usia 35

tahun).

Masalah tentang seksualitas atau keintiman.

Tanda : perubahan pada postur / massa payudara, asimetris. Kulit cekung,

berkerut, perubahan pada warna tekstur kulit, pembengkakan,

kemerahan atau panas pada payudara.

h. Penyuluhan/pembelajaran

Gajala : riwayat kanker dalam keluarga (ibu,saudara wanita, bibi dari ibu, dan

nenek). Kanker unilateral sebelumnya kanker endometrial atau

ovarium. Pertimbangan DRC menunjukkan rata lama dirawat : 4,0

hari 1 rencana pemulangan : membutuhkan bantuan dalam

pengobatan, keputusan, aktifitas perawatan diri, pemeliharaanrumah


3. DataPenunjang

a. Biopsi payudara (jarum ataueksisi)

Biopsy ini memberikan diagnosa definitife terhadap massa dan berguna untuk

klasifikasi histologi pentahapan, dan selaksi terapi yang tepat.

b. Fotothoraks

Foto thorak dilakukan untuk mengkaji adanya metastase.

c. CT scan danMRI

CT scan dan MRI teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit payudara,

khususnya massa yang lebih besar, atau tumor kecil, payudara mengeras yang

sulit diperiksa dengan mammografi

d. Ultrasonografi(USG)

Ultrasonografi dapat membantu dalam membedakan antara massa padat dan

kista dan pada wanita yang jaringan payudaranya keras; hasil komplemen dari

mammografi.

e. Mammografi

Mammografi memperlihatkan struktur internal payudara, dapat untuk

mendeteksi kanker yang tak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal.

( Doenges, 1999 )
J. DiagnosaKeperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan pembedahan,

trauma jaringan trauma jaringan, penekanan syaraf, ditandai dengan keluhan

otot. keluha n kekaku an, beb as pad a area dad a, nyeri bahu/ len gan,

perub ahan (tonus otot, lokus pada diri sendiridan distraksi/ melindungi bagian

yangnyeri.

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan ruang gerak

ditandai menolak upaya untukbergerak

3. Gangguan harga diri berhubun gan dengan perubahan bentuk dan fungsi

payudara prosedur bedah yang mengubah gambaran tubuh, psikososial; masalah

tent ang kete rtarikanseksual ditandai dengan perubahan aktual pada struktur/

kontur tubuh, menyatakan ketakutan penolakan oleh orang lain, perubahan dalam

lingkungan sosial, perasaan negatif tentang tubuh, selalu memikirkan perubahan

atau kehilangan, tidak mau melihat tubuh, tidak berpartisipasi dalamterapi.

4. Cemas berhubungan dengan krisis situasi ditandai dengan peningkatan

ketegangan, gemetar dangelisah

5. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasiadanya

edema, drainase, perubahan pada elastisitaskulit.

6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nutrisi yang

masuk ke tubuh tidak bisa digunakan secara optimal oleh tubuh ditandai dengan

mual( kemoterapi).

7. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah,efek kemoterapiatau


radiologi misal, kehilangan rambut

8. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan ekspansi paru, anestesi ditandai

dengan peningkatan jumlah lendir, kering,lengket

K . Fokus Intervensi

Menurut Doenges, (1999) dan Carpenito, (2000) fokus intervensi adalah:

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan prosedur pembedahan;

trauma jaringan, penekanan syaraf, ditandai dengan keluhan oto t. kel uha n

kekaku an, beb as pada are a dad a, nyeri bah u/ len gan, perubahan (tonus

otot, lokus pada diri sendiri dan distraksi/ melindungi bagian yangnyeri

a. Tujuan : Nyeri menjadi berkurang atauhilang.

b. Kriteria hasil : Mengekpresikan penurunan nyeri/ ketidaknyamanan;

tampak rileks, mampu tidur/ istirahat dengantenang.

c. Intervensi

1) Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, lamanya dan intensitas (skala 0 -

10), perhatikan petunjuk verbal dan nonverbal

Ras ional : mem ban tu dal am men gid ent ifikasiderajat ketidaknyamanan

dan kebutuhan untuk/keefektifan analgesik

2) Diskusikan sensasi masih adanya payudaranormal

Rasional : memberikan keyakinan bahwa sensasi bukan imajinasi dan

penghilangannya dapatdilakukan.

3) Bantu pasien menemukan posisiyang nyaman


Rasional : peninggian lengan, ukuran baju, dan adanya drain

mempengaruhi kemampuan pasien untuk rileks dan

tidur/istirahat secaraefektif

4) Berikan pasien menemukan posisinyaman

Rasional : meningkatkan relaksasi

5) Berikan obat nyeri yang tepat pada jadwal terat ur sebelum nyeri berat

dan aktivi tas dijadwalkan, kolaborasi pemberia n narkotik/analgesik

sesuaiindikasi.

Rasional : mempertahankan tingakat kenyamanan dan meningkatnya

pasien untuk latihan lengan dan untuk ambulasi tanpa

rasanyeri.

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan ruang gerak ditandai

menolak upaya untukbergerak

a. Tujuan:pasiendapatmelakukanaktivitassesuaikemampuanyangdilakukan.

b. Kriteria hasil : pasien mampu menunjukkan teknik yang memampukan

melakukanaktivitas

c Intervensi:

1) Tinggikan lengan yang sakit sesuai indikasi, mulai melakukan rentang

gerak pasif (untunk fleksi/ekstansi siku, promosi/suspensi pergelangan,

menekuk, ekstensi jadi) segeramungkin

Rasional : meningkatkan aliran balik vena, mengurangi kemungkinan.

2) Biarkan pasien menggerakan jari, perhatikan sensasi dan warna tangan

yangsakit
Rasional : kurang gerakan dapat menunjukan masalah saraf brakial

Interkostal dan perubahan warna dapat mengidentifikasi

gangguan sirkulasi.

3) Dorong pasien untuk menggunakan lengan untuk kebersihan diri,contoh

makan, menyisir rambut, mencuci muka.

Rasional : Peningkatan sirkulasi, membantu meminimalkan edema, dan

mempertahankan kekuatan dan fungsi lengan dan tangan

4) Bantu dalam aktivitas perawatandiri

Rasional : menghemat energi pasien, mencegah kelelahan

5) Bantu ambulasi dan dorong memperbaikipostur

Rasional : Pasien akan merasa tak seimbang dan dapat memerlukan

bantuan sampai terbiasa terhadapperubahan

3 Perubahan konsep diri, harga diri rendah berhubungan dengan gangguan body

image / gangguan citra diri biofisikal ; prosedur bedah yang mengubah gambaran

tubuh, psikososial; masalah tentang kete rtarikan seksual ditandai dengan

perubahan aktual pada struktur/kontur tubuh, menyatakan ketakutan penolakan

oleh orang lain, perubahan dalam lingkungan sosial, perasaan negatif tentang

tubuh, selalu memikirkan perubahan atau kehilangan, tidak mau melihat tubuh,

tidak berpartisipasi dalamterapi.

a. Tujuan : Menumbuhkan konsep diri yangpositif.

b. Kriteria hasil: Menunjukkan gerakan ke arah penerimaan diri dalam

situasi , pengenalan dan ketidakt epatan perubahan dalam konsepdiri,


menyusun tujuan yang realistik dan secara aktif berpartisipasi dalam

program terapi.

c. Intervensi

1) Dorong pertanyaan tentang situasi saat ini dan harapan yang akan datang,

berikan dukungan emosional bila balutan tidakdiangkat

Rasional : kehilangan payudaramenyebabkan reaksi, termasuk perasaan

perubahan gambaran diri,takut jaringan parut, dan takut

pasangan terhadap perubahantubuh

2) I den ti fik as i masalah peran sebagai wanita, istri, ibu, wanita karir dan

sebagainya

Rasio nal : dapat menyatakan bagaimana pandangan diri pasien lelah

berubah

3) Dorong pasien untuk mengekspresikanperasaan

Rasional : kehilangan bagian tubuh, menerima kehilangan hasrat sek sual

men amb ah pro ses keh ila nga n yan g membutuhkan

penerimaan sehingga pasien dapat membuat rencana untuk

masadepan

4) Diskusikan tanda/gejala depresi dengan pasien/orangterdekat

Rasional : reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan ini dikenali

dan diukur

5) Yakinkan perasaan/masalah pasangan sehubungan dengan aspek seksual

dan memberikan informasi dandukungan


Rasional : resp on negative yang diarahka n pada pasien dapat secara

aktual menyat akan masalah pasangan tentang rasa sedih

pasien.

4 Cemas berhubungan dengan krisis situasi ditandai dengan peningkatan

ketegangan, gemetar dan gelisah.

a. Tujuan:

1) Peningkatan tegangan, ketakutan, perasaan tak berdaya/tak

adekuat

2) Penurunan keyakinandiri

3) Mengekspresikan masalah sehubungan dengan perasaan hidup

potensial/uktual

b. Kriteriahasil:

1)Mengakui dan mendiskusikanmasalah

2) Menunjukkan rentang perasaan yangtepat

3) Melaporkan takut dan ansietas menurun samp ai tingkat dapatditangani

c. Intervensi:

1) Yakinkan informasi pasien tentang diagnosis harapan intervensi

pembedahan dan terapi yang akan datang, perhatikan adanya penolakan

atau ansietasekstrim

Rasional : memberikan dasar pengct ahuan perawat untuk menguatkan

kebutuhan informasi dan membantuuntuk


mengidentifikasi pasien dengan ansietas tinggi dan

kebutuhan akan perhatiankhusus

2) Jelaskan tujuan dan persiapan untuk tesdiagnostik

Rasional : pemahaman jelas akan prosedur dan apa yang terjadi

meningkatkan perasaan kontrol dan menguran gi ansietas

3) Berikanlingkungan perhatian. keterbukaan dan penerimaan juga pri

vas i unt uk pas ien /or ang ter dekat. Anj urk an bah wa ora ng terdekat ada

kapanpundiinginkan.

Rasional : waktu dan privasi diperluka n untuk memberikan dukungan,

diskusikan perasaan tentang antisipasi kehilangan dan

masalah lain, komunikasi terapeutik, pertanyaan terbuka,

mendengarkan dan sebagainya, memudahkan prosesini.

4) Dorong pertanyaan dan berikan waktu untuk mengekspresikan

takut. beritahu pasien bahwa stress sehubungan dengan kanker

payudara dapat menetap selama beberapa bulan dan perlu mencari

bantuan /dukungan

Rasional : memberi kesempatan untuk mengidentifikasi dan

memperjelas kesalahan konsep dan menawarkan dukungan

emosi

5 Resiko perub ahan nutri si kuran g dari kebutuhan berhubungan dengan nutrisi

yang masuk ke tubuh tidak bisa digunakan optimal oleh tubuh, ditandai dengan

mual(kemoterapi).

a. Tujuan : Tidak terjadi gangguannutrisi.


b. Kriteria hasil : Mendemonstrasikan berat badan stabil, penambahan

berat badan progresif kearah tujuan dengan nonnalisasi nilai

laboratorium dan bebas dari tanda malnutrisi.

c. Intervensi

1) Kaji abdomen, cat at adanya/kar akter bising usus, distensi abdomen

dan keluhanmual

Rasional : distensi abdomen danatomi usus sering terjadi mengakibatkan

penularan/tidak adanya bisingusus

2) Berikan perawatanoral

Rasional : menurunkan rangsangan muntah dan inflamasi/iritasi membr an

mukos a ker ing seh ubungan den gan dehidrasi dan bernafas

dengan mulut bila NGT dipasang

3) Bantu pasien dalam pemilihanmakanan/cairan yang memenuhi kebutuhan

nutrisi dan pembatasan bila dietdimulai

Rasional : kebiasaan diet sebelumnya mungkin tidak memuaskan pada

pemenuhan kebutuhan saat ini untuk regensasi jaringan dan

penyembuhan penggun aan stimulan gaster

4) Catat tanda peningkatan haus dan berkemih atau perubahan mentaldan

ketajaman visual

Rasional : mewaspadai terjadinya hipoglekemia.

6 Gangguan integritas kulit/jaringan berhubunganterputusnyakontuinitas jaringan

karena detruksi oleh masatumor.

a. Tujuan : mempercepat waktu menyembuhkanluka


b. Kriteria hasil : menunjukan perilaku/tehnik untuk meningkatkan

penyembuhan/mencegah komplikasi, bebas draines purulen ataueritema.

c. Intervensi:

1) Kaji balutan/luka untuk karakteristik drainese, awasi jumlah edema,

kemerahan dan nyeri pada insisi dan lengan, awasisuhu.

Rasional : Penggunaan balutan tergantung dari tipe penutupan luka

(balutan penekatan biasanya dipakai pada awal dan diperkuat,

tidak diganti). Drainese terjadi karena trauma prosedur dan

manipulasi banyak pembuluh darah dan limfatik pada area

tersebut. Pengenalan dan terjadinya infeksi dapat memampukan

pengobatan dengancepat.

2) Tempatkan pada posisi semi fowler pada punggung atau sisi yang tak

sakit dengan lengan tinggi dan disokong denganbantal.

Rasional : membantu drainase cairan melalui gravitasi

3) Jangan melakukan pengukuran tekanan darah, menginjeksi obat, atau

memasukkan intravena pada lengan yangsakit.

Rasional : meningkatkan potensial konstriksi,infeksi

4) Kosongkan drain luka secara periodik, catat jumlah dan

karakteristikdrainase

Rasional : akumulasi cairan drainase(cont oh, linfc, darah meningkatkan

penyembuhan dan menurunk an keselamatan terhadap

infeksi. Alat penghisap (contoh : hemovac, Jackson Pratt)

saling dimasukkanselama
pembedahan untuk mempertahankan tekanan negatif pada

luka, selang biasanya diangkat sekitar hari ketiga atau bila

drainase terhenti.

5) Kolaborasi pemberian analgetik sesuaiindikasi.

Rasional : diberikan secara profilaksis atau untuk mengobati inspeksi dan

meningkatkan penyembuhan.

7. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah, efek kemoterapi atau

radiologi misal, kehilanganrambut.

a. Tujuan : mengungkapkan perubahan dalam gaya hidup tentangtubuh.

a. Kriteria hasil : mengungkapkan pemahaman tentang perubahan

tubuh,penerimaan diri dalamsituasi.

b. Intervensi:

1) Berikan dukungan yang ada dan di gunakan oleh pasien/ orang terdekat

selama fasepengobatan.

Rasional : meskipun beberapa pasien beradaptasi menyesuaikan

diridengan efek kanker atau efek kemoterapi harus banyakdukungan.

2) Gunakan sentuhan selama interaksi dan mempertahankan kontakmata

Rasional : penerimaan penting dalam menurunkan perasaan pasien tentang

keraguan diri

3) Evaluasi struktur pendukung yang ada dan di gunakan olehpasien

Rasional : membantu merencanakan perawatan saat di rumah sakit serta

setelah pulang
4) Kolaborasi rujuk pasien atau orang terdekat pada program kelompok

pendukung.

Rasional : kelompok mendukung biasanya sangat menguntungkan baik

pasien ataupun orang terdekat.

8. Tidak efektifnya pola napas berhubungan dengan anestesi di tandai dengan

peningkatan jumlah lendir, kering danlengket

a. tujuan : pola napasefektif

b. kriteria hasil : mempertahankan pola napasnormal

c. intervensi:

a) Tinggikan kepala tempat tidur, letakan pada posisi duduk tinggi atau semi

Fowler

Rasional : merangsang fungsi pernapasan atau ekspansi paru

b) Tekankan menahan dada dengan bantal selama napaspanjang

Rasional : menurunkan tegangan pada insisi, meningkatkan ekspansi paru

maksimal dan meningkatkan upaya batuk efektif

c) Pantau frekuensi irama, kedalaman pernapasan. Catat ketidakteraturan

pernapasan

Rasional : menandakan lokasi atau luasnya keterlibatan otak. Pernafasan

lambat, periode apnea dapat menandakan perlunya ventilasi mekanis.


d) Kolaborasi pemberian oksigen

Rasional : Memaksimalkan oksigen pada darah arteri dan membantu dalam

pencegahan hipoksia. Jika pusat pernafasan tertekan, mungkin diperlukan

ventilasi mekanik.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh
yang berubah menjadi ganas. ( Harianto, 2005 )Kanker payudara adalah gangguan dalam
pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel – sel normal,
berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Carpenito,2000).
Secara anatomi fisologi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus
laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang
lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral
dan medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis.setiap payudara terdiri
dari 15-20 lobulus dari jaringan kelenjar.

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada
pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara(Erik
,2005)
Secara patofisiologi Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi
antara lain obesitas, radiasi, hiperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi zat-
zat karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat menyebabkan
kanker payudara .
3.2 Saran
Demikian pembahasan mengenai kanker payudara dalam makalah, semoga bermanfaat.
Menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai Kangker payudara
Daftar pustaka

https://www.alomedika.com/penyakit/onkologi/kanker-payudara/patofisiologi
http://www.perpus.fikumj.ac.id/index.php?p=fstream-pdf&fid=9664&bid=4410
https://www.halodoc.com/kesehatan/kanker-payudara

Anda mungkin juga menyukai