Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1LatarBelakang
Kanker payudara merupakan jenis tumor ganas yang hingga kini masih menjadi
pembunuh nomor satu bagi perempuan. Kanker payudara adalah kanker yang paling
sering terjadi pada wanita, berdampak pada 2,1 juta wanita setiap tahun, dan juga
menyebabkan jumlah terbesar
Data dari International Agency Research on Cancer (IARC) Globocan 2018, kanker
payudara merupakan kanker dengan persentase kasus tertinggi dibandingkan dengan
kanker lainnya yaitu 46,3% atau 2.088.849 kasus dan persentase kematian tertinggi 13%
atau 626.679 kasus pada perempuan didunia. Prevalensi kanker payudara di Indonesia
mencapai 0,5 perseribuperempuan.2
1.4 Manfaat
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Kangker payudara dan penyebab
dari kangker payudara.
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan
tubuh yang berubah menjadi ganas. ( Harianto, 2005 )Kanker payudara adalah
gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel
– sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah
(Carpenito,2000).
B. Anatomi fisiologi
Anatomipayudara
Perluasan kauda ( ekor ) jaringan ke dalam aksila dapat menyebabkan rasa tidak
nyaman pada masa lemak dan nifas dini saat jaringan tersebut membengkak.
Konstituen utama payudara adalah sel kelenjar disertai duktus terkait serta
jaringan lemak dan jaringan ikat dalam jumlah bervariasi. Payudara dibagi
menjadi bagian atau lobus oleh septum fibrosa,yang berjalan dari belakang
putting payudara kearah otot pektoralis. Septum ini penting untuk melokalisasi
2007)
Secara anatomi fisologi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus,
sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari
terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke
lobulus terbuat dari ribuan kelenjar kecil yang disebut alveoli. Kelenjar ini
merambat. Alveoli (alveoli dan acinus singular) menghasilkan susu dan subtansi
lubang pada putting susu. Di belakang putting susu pembuluh lactiferous agak
( Zuiedema, 1999)
Keterangan:
A. Duktus pembesaran
B. Lobulus A. sel-selnormal
D. puttingsusu C.lumen
E. Jaringanlemak
G. Dinding dada
Sejumlah jaringan lemak tergantung pada banyaknya faktor termasuk
dinding dada pada kulit payudara dan memberikan bentuk payudara dan
Gambar 2 payudara
( Zuidema, 1999)
Fisiologi payudara
pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas,
payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya
tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang
dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan.
Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras
ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar
karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus
baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu
faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara(Erik
,2005) yaitu :
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan
struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel
ganas.
2. Usia
Wanita yang belum mempunyai anak lebih lama terpapar dengan hormon
4. Ibu yangmenyusui
Ibu yang menyusui dapat mengurangi bahaya terkena kanker payudara karena
semakin lama ibu menyusui anaknya semakin kecil terkena kanker payudara,saat
5. Kelamin
6. Faktorgenetik
Faktor genetik kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar
pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara.
Dan secara umum juga riwayat keluarga sangat berperan dalam terjadinya kanker
payudara
D. Patofisiologi
menyebabkan kanker payudara . Kanker payudara berasal dari jaringan epithelial, dan
paling sering terjadi pada sistem duktal. Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan
perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan
sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira-
kira berdiameter 1 cm ). Pada ukuran itu, kira- kira seperempat dari kanker payudara
telah bermetastase. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah teraba, biasanya
oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua yang paling sering terjadi adalah cairan yang
keluar dari muara duktus satu payudara, dan mungkin berdarah. Jika penyakit telah
Karsinoma inflamasi, adalah tumor yang tumbuh dengan cepat terjadi kira-
payudara akut. Kulit menjadi merah, panas, edematoda, dan nyeri. Karsinoma ini
menginfasi kulit dan jaringan limfe. Tempat yang paling sering untuk metastase jauh
sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Bedah dapat
mendatangkan stress karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan terhadap
jiwa seseorang. Rasa nyeri sering menyertai upaya tersebut pengalaman operatif di
bagi dalam tiga tahap yaitu preoperatif, intra operatif dan pos operatif. Operasi ini
merupakan stressor kepada tubuh dan memicu respon neuron endokrine respon terdiri
dari system saraf simpati yang bertugas melindungi tubuh dari ancaman cidera. Bila
stress terhadap sistem cukup gawat atau kehilangan banyak darah, maka mekanisme
kompensasi dari tubuh terlalu banyak beban dan syock akan terjadi. Anestesi tertentu
untuk memproduksi energi. Protein tubuh pecah untuk menyajikan suplai asam amino
yang di pakai untuk membangun jaringan baru. Intake protein yang di perlukan guna
maupun yang jauh antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe aksilasis dan
terjadi benjolan, dari sel epidermis penting menjadi invasi timbul krusta pada organ
(Mansjoer , 2000)
E. ManifestasiKlinik
Pada stadium awal tadak ada keluhan sama sekali hanya seperti
fribroadenoma atau penyakit fribrokistik yang kecil saja,bentuk tidak teratur, batas
tidak tegas, permukaan tidak rata, konsistensi pada keras. Kanker payudara dapat
terjadi di bagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas
terluar dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat kanker payudara umum
terjadi pada payudara sebelah kiri. Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan
keras dengan batas yang tidak teratur, keluhan nyeri yang menyebar pada payudara
dan nyeri tekan yang terjadi pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan
penyakit payudara jinak. Namun nyeri yang jelas pada bagian yang ditunjuk dapat
bantuan medis pada penyakit tahap awal. Wanita – wanita ini bisa saja tidak
mempunyai gejala dengan tidak mempunyai benjolan yang dapat diraba, tetapi lesi
penyakit lanjut mencari bantuan medis setelah mengabaikan gejala yang dirasakan,
sebagai contoh mereka baru mencari bantuan medis setelah tampak dimpling pada
kulit payudara yaitu kondisi yang disebabkan oleh obstruksi sirkulasi limfotik pada
dinding dada dapat juga merupakan bukti. Metastasis di kulit dapat dimanifestasikan
oleh lesi yang mengalami ulserasi dan berjamur. Tanda – tanda dan gejala klasik ini
jelas mencirikan adanya kanker payudara pada tahap lanjut. Namun indek kecurigaan
yang tinggi harus dipertahankan pada setiap abnormalitas payudara dan evaluasi
segera harusdilakukan
( Smeltzer & Bare, 2002 )
1. Stadium I (stadiumdini)
Besarnya tumor tidak lebih dari 2 - 2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran
(metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan
2. StadiumII
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar
getahbeningdiketiak.Padastadiumini,kemungkinanuntuksembuhhanya30-
biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada
3. StadiumIII
Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan
kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada
dilakukan operasi untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah. Usaha
ini hanya untuk menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh serta
( Smeltzer &Bare,2002 )
Dan klasifikasi penyebaran TNM menurut Price, 2006 adalah :
T : tumor primer
T2 : tumor 2-5 cm
tanda odem,
N2 : teraba kelenjar aksila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat
M : metastase jauh
1 T1 N0M0 85
11 T2 N1M0 65
sekitarnya)
111 T0 – 2 N2M0 40
T3 N1 – 2M0
terbatas di lokoregional )
IV T (semua) N (semua)M1 10
1. Mastektomi
nodus limfe
2. Terapiradiasi
Terapi radiasi Biasanya di lakukan sel infuse massa tumor untuk mengurangi
3. Rekontruksi / pembedahan
dilakukan mastektomi simplek yang harus di ikuti radisi tumor bed.Untuk setiap
4. TerapiHormonal
Tujuan dari terapi hormonal adalah untuk menekan sekresi hormon esterogen
Tranplantasi sumsung tulang pada tahap ini prosedur yang di lakukan adalah
tulang pasien yang di pisahkan dari efek samping kemoterapi, kemudian infuskan
ke IV.
G. Komplikasi
1. GangguanNeurovaskuler
3. Frakturpatologi
4. Fibrosispayudara
5. Kematian
H. PengkajianFokus
1. Demografi
a. Biodata
b. Riwayatkesehatan
1) Keluhanutama
Nyeri pada payudara, terdapat benjolan dan kesulitan untuk bernafas.
2) Riwayat kesehatansekarang
Sejak pasien mengeluh nyeri dan ada benjolan pada payudara sampai
kerumah sakit.
Riwayat menarche,menopause.
4) Riwayat kesehatankeluarga
2. Aktivitas /istirahat
a. Aktivitas /istirahat
Gejala : kerja, aktivitas yang melibatkan banyak gerakan tangan. Pola tidur
(tidur tengkurap
b. Sirkulasi
c. Makanan /cairan
d. Integritasego
e. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri pada penyakit yang luas. (nyeri lokal jarang terjadi pada
f. Keamanan
g. Seksualitas
tahun).
h. Penyuluhan/pembelajaran
Gajala : riwayat kanker dalam keluarga (ibu,saudara wanita, bibi dari ibu, dan
Biopsy ini memberikan diagnosa definitife terhadap massa dan berguna untuk
b. Fotothoraks
c. CT scan danMRI
CT scan dan MRI teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit payudara,
khususnya massa yang lebih besar, atau tumor kecil, payudara mengeras yang
d. Ultrasonografi(USG)
kista dan pada wanita yang jaringan payudaranya keras; hasil komplemen dari
mammografi.
e. Mammografi
mendeteksi kanker yang tak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal.
( Doenges, 1999 )
J. DiagnosaKeperawatan
otot. keluha n kekaku an, beb as pad a area dad a, nyeri bahu/ len gan,
perub ahan (tonus otot, lokus pada diri sendiridan distraksi/ melindungi bagian
yangnyeri.
3. Gangguan harga diri berhubun gan dengan perubahan bentuk dan fungsi
tent ang kete rtarikanseksual ditandai dengan perubahan aktual pada struktur/
kontur tubuh, menyatakan ketakutan penolakan oleh orang lain, perubahan dalam
6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nutrisi yang
masuk ke tubuh tidak bisa digunakan secara optimal oleh tubuh ditandai dengan
mual( kemoterapi).
8. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan ekspansi paru, anestesi ditandai
K . Fokus Intervensi
trauma jaringan, penekanan syaraf, ditandai dengan keluhan oto t. kel uha n
kekaku an, beb as pada are a dad a, nyeri bah u/ len gan, perubahan (tonus
otot, lokus pada diri sendiri dan distraksi/ melindungi bagian yangnyeri
c. Intervensi
Ras ional : mem ban tu dal am men gid ent ifikasiderajat ketidaknyamanan
penghilangannya dapatdilakukan.
tidur/istirahat secaraefektif
5) Berikan obat nyeri yang tepat pada jadwal terat ur sebelum nyeri berat
sesuaiindikasi.
rasanyeri.
a. Tujuan:pasiendapatmelakukanaktivitassesuaikemampuanyangdilakukan.
melakukanaktivitas
c Intervensi:
yangsakit
Rasional : kurang gerakan dapat menunjukan masalah saraf brakial
gangguan sirkulasi.
3 Perubahan konsep diri, harga diri rendah berhubungan dengan gangguan body
image / gangguan citra diri biofisikal ; prosedur bedah yang mengubah gambaran
oleh orang lain, perubahan dalam lingkungan sosial, perasaan negatif tentang
tubuh, selalu memikirkan perubahan atau kehilangan, tidak mau melihat tubuh,
program terapi.
c. Intervensi
1) Dorong pertanyaan tentang situasi saat ini dan harapan yang akan datang,
2) I den ti fik as i masalah peran sebagai wanita, istri, ibu, wanita karir dan
sebagainya
berubah
masadepan
Rasional : reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan ini dikenali
dan diukur
pasien.
a. Tujuan:
adekuat
2) Penurunan keyakinandiri
potensial/uktual
b. Kriteriahasil:
c. Intervensi:
atau ansietasekstrim
vas i unt uk pas ien /or ang ter dekat. Anj urk an bah wa ora ng terdekat ada
kapanpundiinginkan.
bantuan /dukungan
emosi
5 Resiko perub ahan nutri si kuran g dari kebutuhan berhubungan dengan nutrisi
yang masuk ke tubuh tidak bisa digunakan optimal oleh tubuh, ditandai dengan
mual(kemoterapi).
c. Intervensi
dan keluhanmual
2) Berikan perawatanoral
mukos a ker ing seh ubungan den gan dehidrasi dan bernafas
ketajaman visual
c. Intervensi:
pengobatan dengancepat.
2) Tempatkan pada posisi semi fowler pada punggung atau sisi yang tak
karakteristikdrainase
saling dimasukkanselama
pembedahan untuk mempertahankan tekanan negatif pada
drainase terhenti.
meningkatkan penyembuhan.
7. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah, efek kemoterapi atau
b. Intervensi:
1) Berikan dukungan yang ada dan di gunakan oleh pasien/ orang terdekat
selama fasepengobatan.
keraguan diri
setelah pulang
4) Kolaborasi rujuk pasien atau orang terdekat pada program kelompok
pendukung.
c. intervensi:
a) Tinggikan kepala tempat tidur, letakan pada posisi duduk tinggi atau semi
Fowler
pernapasan
ventilasi mekanik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh
yang berubah menjadi ganas. ( Harianto, 2005 )Kanker payudara adalah gangguan dalam
pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel – sel normal,
berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Carpenito,2000).
Secara anatomi fisologi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus
laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang
lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral
dan medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis.setiap payudara terdiri
dari 15-20 lobulus dari jaringan kelenjar.
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada
pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara(Erik
,2005)
Secara patofisiologi Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi
antara lain obesitas, radiasi, hiperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi zat-
zat karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat menyebabkan
kanker payudara .
3.2 Saran
Demikian pembahasan mengenai kanker payudara dalam makalah, semoga bermanfaat.
Menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai Kangker payudara
Daftar pustaka
https://www.alomedika.com/penyakit/onkologi/kanker-payudara/patofisiologi
http://www.perpus.fikumj.ac.id/index.php?p=fstream-pdf&fid=9664&bid=4410
https://www.halodoc.com/kesehatan/kanker-payudara