Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERAN MEDIA DALAM KOMUNIKASI POLITIK

Disusun Oleh:
1. Uswatun Hasanah (2006015172)
2. M. Ramzan Hidayatullah (2006015254)
3. Eko Agung Laksono (2006015372)
4. M. Fadhlurrahman (2006015213)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmannirahiim,
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT. Rabb semesta alam yang tidak henti
hentinya melimpahkan rahmat, hidayat dan taufik-Nya kepada kita. Shalawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada baginda kita yakni Nabi Muhammad SAW. Kepada para keluarganya,
sahabatnya dan kita selaku umatnya hingga akhir zaman aamiin.
Berkat rahmat serta pertolongan-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“PERAN MEDIA DALAM KOMUNIKASI POLITIK”. penulisan makalah ini ditujukan dalam
rangka memenuhi persyaratan tugas mata kuliah komunikasi politik. Dalam makalah ini, penulis
menyadarai bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis membuka diri bagi
pembaca untuk memberikan kritik serta saran yang kiranya dapat berguna untuk
menyempurnakan makalah ini. Pada kesempatan kali ini penulis pun ingin mengucapkan banyak
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan makalah ini.
Penulis meminta saran dan kritik yang sifatnya dapat membangun demi perbaikan di
masa mendatang agar penyusunan makalah ini bisa lebih baik lagi serta mendapatkan tempat
bagi para pembaca dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, 27 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................iii
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................................iii
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................................iv
1.3. Tujuan Makalah........................................................................................................................iv
1.4. Manfaat Makalah......................................................................................................................iv
BAB II........................................................................................................................................................1
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................1
1.1. Media Sebagai Watchdog (Alat Kontrol Sosial)......................................................................1
1.2. Peran Media dalam Pembentukan Opini Publik.....................................................................2
1.3. Media Sebagai Alat Pemasaran Politik....................................................................................4
1.4. Persaingan Media dalam Menaikan Rating.............................................................................5
BAB III.......................................................................................................................................................7
PENUTUP..................................................................................................................................................7
1.5. Kesimpulan................................................................................................................................7
1.6. Saran...........................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut Anwar Arifin, komunikasi politik berbicara untuk mempengaruhi dalam


kehidupan bernegara. Komunikasi politik dapat juga merupakan seni mendesain apa yang
mungkin (art of possible) dan bahkan dapat merupakan seni mendesain yang tidak
mungkin menjadi mungkin (art of impossible). Pada proses komunikasi politik, tentunya
media sangat diperlukan untuk mendukung dan mempercepat penyampaian pesan.
Dengan adanya media, masyarakat dapat memperoleh berbagai informasi secara mudah,
cepat, dan praktis.
Komunikasi politik merupakan hal yang sangat lekat dengan media, Media hadir
untuk menyampaikan pesan/opini yang beraneka ragam dan aktual tentang sosial dan
politik. Hadirnya media seperti surat kabar, radio, hingga televisi menjadi suatu sarana
untuk mengikuti perkembangan politik yang tengah terjadi maupun yang sedang terjadi.
Tidak hanya itu, media juga di jadikan sebagai saluran untuk mengabarkan berbagai hal
yang berbau politik, serta menjadi panggung untuk menyampaikan pesan politik kepada
masyarakat.
Perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi mendorong adanya media
yang lebih canggih dan praktis. Seperti dengan adanya internet sebagai media informasi.
Internet memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi tanpa batas jarak maupun
waktu. Media menjadi pihak ketiga antara politik dan masyarakat, Sehingga wajar
apabila setiap pesan yang disampaikan melalui media, pasti akan diterima dengan cepat
oleh masyarakat atau khalayak, karena media memiliki akses yang lebih luas untuk
menyebarkan suatu pesan yang dalam waktu singkat dapat dengan mudah diakses oleh
khalayak.

iii
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, berikut rumusan masalah yang akan kami bahas dalam
makalah ini:

1. Apa yang di maksud Media Sebagai Watchdog?


2. Bagaimana Peran Media dalam Pembentukan Opini Publik?
3. Bagaimana Media Sebagai Alat Pemasaran Politik?
4. Seperti Apa Persaingan Media dalam Menaikan Rating?

1.3. Tujuan Makalah


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan makalah ini adalah untuk
menjabarkan mengenai apa yang di maksud Media Sebagai Watchdog, bagaimana
Peran Media dalam Pembentukan Opini Publik, bagaimana Media Sebagai Alat
Pemasaran Politik, serta seperti Apa Persaingan Media dalam Menaikan Rating.

1.4. Manfaat Makalah


1. Memberikan pemahaman mengenai Watchdog
2. Memberikan penjelasan mengenai peran media dalam pembentukan opini publik
3. Bagaimana media sebagai alat pemasaran politik
4. Memberikan gambaran seperti apa persaingan media dalam menaikan rating

iv
BAB II

PEMBAHASAN

1.1. Media Sebagai Watchdog (Alat Kontrol Sosial)

Salah satu fungsi penting yang dijalankan pers dalam masyarakat demokratis adalah pers sebagai
lembaga yang menjalankan fungsi pengawasan terhadap berbagai lembaga yang memiliki
kekuasaan besar dalam masyarakat. Pers atau media massa menjalankan fungsi sebagai anjing
penjaga (watchdog) yang melakukan pengawasan terhadap berbagai lembaga sosial, politik,
maupun lembaga-lembaga ekonomis yang jika tidak diawasi dapat melakukan monopoli
kekuasaan politik, budaya, maupun ekonomi.

Sebagai watchdog (anjing penjaga), media berfungsi untuk mengawasi mereka yang memiliki
kekuasaan baik dalam bidang politik (pemerintah), organisasi nirbala, maupun dalam sektor
swasta. Pengawasan terhadap mereka yang memiliki kekuasaan perlu dilakukan agar tidak terjadi
penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power).

Dalam kaitan ini, pers dianggap sebagai kekuasaan keempat setelah legislatif, eksekutif, dan
yudikatif, yang dianggap sebagai salah satu kekuatan untuk menjamin adanya check and
balances dari berbagai kekuasaan yang ada. Dalam peranan yang demikian ini, pers harus
mampu melahirkan laporan-laporan investigatif untuk menampilkan berbagai penyelewengan
kekuasaan yang berlangsung dalam berbagai lembaga yang ada.

Konsep anjing penjaga ini berakar pada gagasan liberal klasik tentang hubungan kekuasaan
antara pemerintah dan masyarakat dalam sebuah negara demokratis. Lebih jauh gagasan ini
muncul berkaitan dengan gagasan tentang “the fourth estate” yang dikemukakakan oleh
Endmund Burke yang menempatkan pers sebagai kekuatan keempat disamping tiga pilar penting
demokrasi yakni legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

Sebagai kekuatan keempat, media atau pers menjalankan peran sebagai forum untuk diskusi dan
melakukan penyelidikan dan pengawasan terhadap berbagai kekuasaan. Jika pada awalnya
pengawasan yang dilakukan oleh media semata-mata tertuju kepada kekuasaan politik, dalam

1
perkembangannya, pengawasa juga bisa dilakukan terhadap berbagai bentuk kekuasaan dalam
masyarakat, termasuk misalnya kekuasaan bisnis atau ekonomis atau bahkan terhadap berbagai
kekuatan sosial seperti suatu kelompok yang cenderung melakukan pemaksaan dengan
melakukan pemaksaan dengan menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan berbagai masalah.

Untuk itu, para pekerja pers dituntut agar dapat melakukan peliputan bukan saja yang berupa
perisstiwa-peristiwa sesaat dalam berbagai bidang kehidupan yang seringkali hanya
menampilkan peristiwa-peristiwa yang bersifat permukaan, tetapi juga membuat laporan yang
lebih mendalam tentang berbagai kehidupan para pemegang kekuasaan baik politik, ekonomi,
maupun kekuatan sosial budaya.

Peranan pers sebagai watchdog biasanya dijalankan melalui peliputan investigatif terhadap
bagaimana sebuah kekuasaan dijalankan. Dengan demikian, pers akan mampu memberi
informasi yang berbeda dengan informasi yang mungkin sudah diatur oleh para pemegang
kekuasaan untuk menjaga citra/image mereka. Melalui liputan investigatif, media mampu
mempengaruhi bagaimana sebuah kekuasaan bisa diarahkan untuk menjadi lebih baik, adil, dan
membawa kemaslahatan bagi masyarakat.

1.2. Peran Media dalam Pembentukan Opini Publik

Karakteristik media massa seperti keberadaan khalayak yang luas, heterogen, dan penyebaran
pesan yang cepat serta serentak menjadi alasan kuat banyak pihak akhirnya melirik media massa
sebagai alat penyebaran pesan tertentu. Kekuatan media massa dalam membentuk isu tak bisa
diragukan lagi. Dalam hal ini tentu saja pesan media tak bisa dipisahkan begitu saja dari
keberadaan institusi media itu sendiri. Dalam perkembangannya kemudian diakui bahwa media
massa dalam prakteknya berada diantara kepentingan negara dan pasar, elite tertentu atau
pemilik media itu sendiri. Media massa membawa kepentingan dari pihak tertentu. Melalui
kontennya, media massa menyusupkan kepentingan dari kelompok tertentu untuk merebut
perhatian publik. Dengan serangan informasi yang sama secara bertubi, media massa berusaha
mempengaruhi sikap publik. Media massa juga memiliki pengaruh yang begitu kuat dalam
kehidupan politik.

2
Media massa memiliki daya jangkau yang luas dalam menyebarkan informasi politik, bahkan
mampu melewati batas wilayah, kelompok umur, jenis kelamin, dan status sosial-ekonomi.
Dengan demikian, status politik yang dimediasikan akan menjadi perhatian bersama di berbagai
tempat dan kalangan. Media massa memiliki kemampuan untuk melipatgandakan pesan yang
begitu mengagumkan. Dilipatgandakan atau tidaknya pesan memiliki korelasi yang begitu erat
dengan respons masyarakat terhadap isu tersebut. Apabila responnya positif, kecenderungan
media massa akan melipatgandakan isu tersebut. Dampak pelipatgandaan ini tentu sangat besar
di tengah masyarakat.

Setiap media dapat mewacanakan sebuah peristiwa politik sesuai pandangannya masing-masing.
Media massa memiliki kebijakan redaksional terkait isi peristiwa politik yang ingin disampaikan.
Kebijakan ini membuat media banyak diincar oleh pihak-pihak yang ingin memanfaatkannya,
begitu juga sebaliknya. Pemberitaan peristiwa oleh suatu media kecenderungannya akan
berkaitan dengan media lainnya, sehingga terbentuk suatu rantai informasi yang menambah
kekuatan media massa dalam menyebarkan informasi dan mampu memperbesar dampak yang
diberikan kepada publik.

Dalam dunia politik, misalnya dalam pemilu, media media massa juga bisa di jadikan alat
kepentingan dan propaganda untuk mendapatkan kekuasaan. Dalam teori analisis media, Louis
Althusser mengemukakan tentang struktural Marxism yaitu media massa bagian dari aparatus
idioligis negara. Media dan kekuasaan negara saling terkait. Tidak hanya dengan negara, media
massa dalam kancah politik bisa saja menyajikan berita yang memihak. Tentu saja dalam
pemberitaannya, Metro TV tidak akan lepas dengan sosok Surya Paloh, atau TV One dengan
Bakrie. Kepemilikan media oleh elit politik inilah yang menjadikan media massa tersebut
sebagai alat propaganda pemiliknya dalam kepentingan politiknya.

Media massa memiliki hak untuk menyiarkan suatu peristiwa atau tidak menyiarkannya.
Sehingga media massa mampu menggiring opini publik dalam suatu diskusi. Output dari diskusi
inilah yang akan menentukan agenda-agenda dalam politik pemerintahan, dengan cara
mengangkat sebuah isu seolah-olah penting untuk dimunculkan sebagai opini publik. Media
massa melakukan setting berita untuk diwacanakan penting, yang akhirnya bisa mempengaruhi
masyarakat dan sependapat, dengan mudah saja mengikuti dan menyetujui apa yang disampaikan
dalam media massa. Media massa membuat penting isu-isu yang diangkat walaupun tak

3
sepenuhnya dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan demikian masyarakat seolah membutuhkan
pesan dan informasi yang pada akhirnya mengubah pemikiran dan bahkan kebudayaan dalam
masyarakat tersebut.

Media massa memang memiliki pengaruh yang sangat sentral dalam pembentukan opini publik
sehingga dalam hal ini informasi yang diberikan dapat mempengaruhi keadaan komunikasi sosial
pada masyarakat. Dengan media massa, seseorang atau kelompok tertentu menanamkan pesan
tertentu melalui informasi-informasi yang penyajiannya seringkali disetting terlebih dulu.
Dengan media massa orang bisa mencitrakan dirinya, menaikkan pamor tokoh tertentu atau
bahkan menjatuhkan figur lawan. Hingga saat ini, media massa masih diyakini memiliki
kekuatan besar dalam pembentukan opini public.

1.3. Media Sebagai Alat Pemasaran Politik

[ CITATION mar20 \l 1033 ][ CITATION mar20 \l 1033 ]Media politik dalam komunikasi politik dapat
memperngaruhi cara manusia untuk berpendapat maupun berperilaku. Media hadir untuk
menyampaikan pesan yang beraneka ragam dan aktual tentang sosial dan politik.
Hadirnya media seperti surat kabar, radio, hingga televisi menjadi suatu sarana untuk mengikuti
perkembangan politik yang tengah terjadi maupun yang telah terjadi. Media hadir sebagai alat
penyalur berbagai pesan baik pesan politik maupun non-politik bagi masyarakat.
Televisi misalnya, televisi menjadi media yang tak kalah populer dengan media lain. Acara-acara
televisi juga tak jauh dari konten-konten politik. Apalagi ketika mendekati masa pemilu, baik
pilpres, pileg, maupun pilkada. Televisi menjadi panggung acara debat politik jelang pemilu.
Salah satu acara televisi yang selalu membahas politik dan menarik perhatian publik adalah
Indonesia Lawyers Club (ILC) yang tayang di TVOne. Acara ini seringkali mendatangkan
tokoh-tokoh politik dengan berbagai pendapat, baik pro maupun kontra.
Penggunaan media dalam komunikasi politik juga menjadi upaya membentuk citra diri para
politikus dan citra partai politik untuk memperoleh suara dan dukungan dari masyarakat. Media
merupakan panggung yang memiliki pengaruh kuat terutama dalam membangun opini publik.
Komunikasi politik merupakan hal yang sangat lekat dengan media. Media menjadi saluran
untuk mengabarkan berbagai hal yang berbau politik. Media juga menjadi panggung untuk
menyampaikan pesan politik kepada masyarakat.

4
Perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi mendorong adanya media yang lebih
canggih dan praktis. Seperti dengan adanya internet sebagai media informasi. Internet
memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi tanpa batas jarak maupun waktu.
Kemajuan teknologi juga memunculkan media baru yang bernama media sosial. Media sosial
berhubungan dengan perkembangan internet. Media sosial telah membuktikan efektivitasnya
dalam komunikasi politik. Media sosial seperti twitter, facebook, dan instagram bekerja
menyampaikan informasi secara luar biasa.
Masyarakat pengguna media sosial mencapai ratusan juta. Hal ini juga menjadi salah satu faktor
esensial penggunaan media sosial untuk menyampaikan pesan politik dalam komunikasi politik.
Media sosial menjadi salah satu sarana yang efektif untuk mendapat dukungan politik dari
masyarakat.
Media menjadi pihak ketiga antara politik dan masyarakat. Sehingga wajar apabila setiap pesan
yang disampaikan melalui media, pasti akan diterima dengan cepat oleh masyarakat atau
khalayak. Karena media memiliki akses yang lebih luas untuk menyebarkan suatu pesan yang
dalam waktu singkat dapat dengan mudah diakses oleh khalayak.
Media menjadi alat bantu yang kuat untuk mempengaruhi khalayak dalam penyampaian pesan
politik tertentu. Hal yang menjadi pertanyaan masyarakat adalah sebenarnya media yang menjadi
kebutuhan komunikasi politik? Atau komunikasi politik kah yang menjadi kebutuhan media?
Pada dasarnya politik membutuhkan media untuk menjadi perantara dalam penyampaian pesan
politik kepada khalayak atau masyarakat. Sehingga dengan menggunakan media sebagai
perantara diharapkan pesan politik yang ditujukan kepada masyarakat lebih mudah diakses dan
tersampaikan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan.

1.4. Persaingan Media dalam Menaikan Rating

Persaingan media penyiaran pada dasarnya adalah persaingan merebut perhatian khalayak, maka
pengelola stasiun penyiaran harus memahami siapa khalayak mereka dan apa kebutuhan mereka.
Kebutuhan khalayak terpenuhi melalui program yang disajikan. Program televisi merupakan
faktor yang cukup penting dalam mendukung finansial suatu perusahaan penyiaran televisi.
Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi
mmenggunakan istilah siaran yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang
disajikan dalam berbagai bentuk. Namun pada kenyataannya, kata program lebih sering
digunakan dalam dunia penyiaran Indonesia. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun
penyiaran untuk memenuhi kebutuhan khalayaknya. Program atau acara yang disajikan adalah
faktor yang membuat khalayak tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun

5
penyiaran baik itu radio atau televisi.Program dapat dianalogikan dengan produk atau barang
(goods) atau pelayanan (service) yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini khalayak dan
pemasang iklan.

Program dari analogi tersebut dapat diartikan bahwa program adalah produk yang ditawarkan
kepada khalayak sehingga mereka bersedia menyaksikannya. Hal ini terdapat suatu rumusan
dalam dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar atau khalayak
yanglebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar atau khalayak.
Artinya, bahwa suatu program yang dapat dinilai baik adalah program yang tayangannya mampu
mengikuti selera khalayak dan khalayak tersebut bersedia mengikuti suatu program yang
disajikan tersebut.

Rating didefinisikan sebagai persentase dari banyaknya orang yang menonton suuatu program
dibanding jumlah populasi. Peringkat program atau rating sebagai bagian dari neoliberal untuk
mendapatkan evaluasi tercepat tentang produknya, bagi stasiun televisi komersial menjadi sangat
penting. Andi Fachruddin menjelaskan bahwa perusahaan atau lembaga rating menyediakan jasa
kepada media televisi dengan mengeluarkan laporan rutin mengenai program apa saja yang
menjadi unggulan dan tidak diunggulkan lagi. Perusahaan yang menyediakan jasa layanan rating
televisi tersebut adalah AGBNielsen Media Research.

Stasiun televisi membutuhkan rating sebagai mata uang yang berlaku umum, karena pemasang
iklan sebagai pendapatan utama kelangsungan hidupnya ingin mengetahui televisi dan program
apa yang paling banyak ditonton.16 Dengan rating di televisi, pengiklan dapat lebih efisien
mengatur biaya operasionalnya yang akan mencapai sasaran dikenal oleh konsumen sebanyak-
banyaknya. Pengiklan yang terdiri dari lembaga atau institusi Negara dan khususnya swasta akan
memasang iklannya pada stasiun televisi yang memiliki rating terbaik. Rating digunakan untuk
mengukur efektivitas penggunaan pesawat televisi atau radio sebagai media penyampaian pesan
iklan. Rating adalah suatu ukuran yang menunjukkan bagian dari sejumlah individu atau rumah
tangga yang melihat atau mendengarkan suatu program pada suatu waktu tertentu, yang biasanya
dinyatakan dalam persentase. Menurut Morissan, rating merupakan hal yang penting karena
pemasang iklan selalu mencari stasiun televisi atau program siaran yang paling banyak ditonton
orang.

6
BAB III

PENUTUP

1.5. Kesimpulan

Berdasarkan data yang sudah kami paparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa
dalam makalah Peran Media dalam Komunikasi Politik ini mencakup 4
pembahasan, diantaranya : Media sebagai Watchdog (Alat Kontrol Sosial),
Peran Media dalam Pembentukan Opini Publik, Media sebagai Alat Pemasaran
Politik, Persaingan Media dalam Menaikkan Rating. Dalam Media sebagai
Watchdog ini membahas tentang Pers atau media massa menjalankan fungsi
sebagai anjing penjaga (watchdog) yang melakukan pengawasan terhadap
berbagai lembaga sosial, politik, maupun lembaga-lembaga ekonomis yang jika
tidak diawasi dapat melakukan monopoli kekuasaan politik, budaya, maupun
ekonomi. Selanjutnya, Peran Media dalam Pembentukan Opini Publik
bahwasanya Media sangat mempunyai peran besar dalam mengontrol pikiran
masyarakat yang tadinya tidak terpikirkan menjadi terpikirkan. Yang Ketiga
Media sebagai Alat Pemasaran Politik, contohnya acara televisi yang selalu
membahas politik dan menarik perhatian publik adalah Indonesia Lawyers Club
(ILC) yang tayang di TVOne. Yang terakhir Persaingan Media dalam
Menaikkan Rating, kita sudah mengetahui bahwasanya peran media ini sangat
besar sekali dalam dunia politik bahkan yang lainnya maka secara tidak
langsung banyak orang yang ikut andil di dalamnya sehingga persaingan pun
tidak akan terhindarkan.

1.6. Saran
Demikianlah makalah mengenai Peran Media dalam Komunikasi Politik ini
kami susun, mudah mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua. Kami
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

7
DAFTAR PUSTAKA

Putra, I Gusti Ngurah. 2011. “Memahami peran media sebagai watchdog dan
masalahnya di Indonesia”, http://gustinputra.blogspot.com/2011/03/memahami-
peran-media-sebagai-watchdog.html, diakses pada kamis 8 April 2021 pukul
20.22.
[ CITATION mar201 \l 1033 ]

Anda mungkin juga menyukai