Rony Kerangka Acuan & Laporan Kegiatan Cacingan
Rony Kerangka Acuan & Laporan Kegiatan Cacingan
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
b. Undang-undang Nomor 23 Tahunh 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 94 Tahun 2014 tentang Penanggulangan
Filariasis;
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2017 tentang Penanggulangan
Cacingan;
2. Gambaran Umum
Penyakit cacingan merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
cacing dalam tubuh manusia yang ditularkan melalui tanah. Menurut WHO (2005) 1 ekor
cacing dapat menurunkan 3,75 point IQ. Penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia dan berjangkit di sebagian besar wilayah Indonesia. Penyakit
Cacingan dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan ( gizi/stunting,
kecerdasan, dan produktivitas), menurunnya kualitas SDM, dan dapat menimbulkan
kerugian ekonomi. Umumnya infeksi cacingan disebabkan oleh cacing tanah (STH) yaitu
Ascaris lumbricoide (cacing gelang), Trichuristrichiura (cacing cambuk),dan
Ancylostoma duodenale(cacing tambang). Sampai dengan tahun 2013, survei pada usia
Balita dan Pra sekolah di Indonesia menunjukan prevalensi cacingan 0 – 85,9 % (survei
di 175 kab/kota) dengan rata-rata prevalensi 28,12%.
Kabupaten Rote Ndao merupakan salah satudari tujuh kabupaten lainnya di
Provinsi NTT yang menjadi prioritas daerah stunting pada tahun 2018, namun program
cacingan ini belum berjalan dengan baik dan belum dilakukan survei secara
menyeluruhpada usia Balita dan Pra Sekolah sehingga mengakibatkan cakupan
pengobatan rendah dan pengetahuan masyarakat tentang cacingan juga masih rendah.
Melihat permasalahan tersebut diatas, maka perlu dilakukan kegiatan
“POPM Program Cacingan di Posyandu Manamolo, Puskesmas Busalangga
dengan sasaran seluruh Balita dan usia Pra sekolah sebanyak 51 Anak
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan cakupan program pengendalian cacingan pada anak usia Balita dan
Pra sekolah sehingga dapat menurunkan angka kecacingan dan tidak menjadi
masalah kesehatan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Menurunkan prevalensi cacingan pada anak usia Balita dan Prasekolah menjadi
<10%.
D. PELAKSANA KEGIATAN
Kegiatan POPMProgram Cacingan di Posyandu Laki
dilaksanakan oleh :
1. Nama : Jusak O. Sole, A.Md.Kep
NIP :-
Jabatan : Perawat
E. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Kegiatan yang dilaksanakan
a. Mengumpulkan sasaran Seluruh Balita dan Pra Sekolah
b. Melakukan penyuluhan tentang penyakit cacingan dan tujuan
kegiatan POPM
c. Mencatat nama-nama siswa kelas I s/d VI yang hadir yang akan
minum obat cacing pada buku register
d. Memberikan obat Albendazole dengan dosis 200 Mg ( ½ tablet)
kepada Balita usia 12 bulan s/d 23 bulan dan 400 Mg (1 tablet) kepada usia 24 bulan
keatas.
e. Sasaran minum obat didepan petugas puskesmas dan kader
posyandu
2. Hasil kegiatan
Adapun hasil kegiatan POPM Program Cacingan di Posyandu Manamolo adalah sebagai
berikut :
F. MASALAH/ HAMBATAN
Tidak ada
G. PENUTUP
Demikian Laporan Perjalanan dinas ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.