O/eh Mudjia Rahardjo Penulis ada/ah Dasen Tetap STAIN Ma/ang dan Peserta Program Doktor UNAIR Surabaya
"Mungkin Tuhan mulai bosan, melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga denga11 dosa-dosa. Mungkin alam mulai enggan, bersahabat dengan kita Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang."
A. Pengantar Mahindra Chaundhry . Tak ketinggalan pula di
Cuplikan sebagian bait lagu Ebiet G. Kepulauan Solomon di Samudra Pasifik perang Ade di atas dapat dipakai sebagai bahan antaretnis terjadi akibat kudeta yang dipimpin renungan atas berbagai konflik multidimensi Andrew Mori, dan masih banyak lagi yang lain. dan carut-marut persoalan bangsa saat ini. Gejala Sedangkan di Indonesia kita dirisaukan kekerasan dalam berbagai bentuk sedang oleh amukan kekerasan dan kekejaman yang merebak di berbagai tempat di dunia, termasuk terus berlangsung sejak dua tahun terakhir. Citra Indonesia. Ancaman terbesar bagi negara kekerasan terlihat jelas pada penjarahan, kebangsaan (nation-state) tampaknya bukan pembakaran, perampokan, pemerkosaan, lagi perang antarnegara, tetapi mata rantai penculikan dan pembunuhan. Peristiwa kekerasan dalam negeri yang kualitas dan kerusuhan di pasar Glodok Jaka1ta antara aparat frekuensinya bertambah. . keamanan dan pedagang VCD pada 13 Mei 2000 Dalam konteks global selama beberapa telah menambah daftar panjang jumlah bulan terakhir, kita saksikan kekerasan misalnya kerusuhan. di Indonesia (Kompas, 14 Mei 2000). memuncak di Sri Lanka sebagai komplikasi Belum lagi kekerasan berbau SARA di Ambon, perang antaretnis sebagai komplikasi perang Aceh, Sambas, Poso, dan beberapa daerah In saudara (antara suku Sinhala yang mayoritas dan donesia yang lain. Tamil yang minoritas) yang sudah berlangsung Mata dan telinga kita tiba-tiba terhentak bertahun-tahun dengan korban yang ta,k, oleh peristiwa peledakan born dahsyat di depan terhitung jumlahnya. Jauh di Zimbabwe, rumah dinas Duta Besar Filipina untuk Indo kekerasan terjadi ketika veteran perang nesia, JI. Imam Bonjo!Jakarta, Selasa 1 Agustus menjarah tanah pertanian komersial milik 2000 yang mengakibatkan dua orang tewas dan golongan kulit putih. Di Etiopia dan Eretria - dua puluh satu orang mengalami Iuka-Iuka, dua negara mtskin dan be1tetangga yang pernah termasuk Duta Besar Filipina (Kompas, 2/8/00 satu bangsa-juga terjadi perang dahsyat. Di Fiji hlm.1). Peristiwa tersebut sungguh memalukan kekerasan mencuat akibat kudeta sipil yang dan mencoreng muka Indonesia di. mata dipelopori G eorge Speight sehingga internasional, karena sangat tidak sesuai etika menggulingkan pemerintahan Perdana,Menteri pergaulan dan diplomasi internasional, di mana
eL HARAKAH Vol. 2, No. 2, April - /uni 2000 3
I WAWASAN.· ·.I kantor kedutaan besar asing memperoleh kekerasan ini jelas memerosotkan derajad kekebalan politik. Padahal, saat ini Indonesia manusia, karena n}anusia tidak mempunyai sedang bekerja keras memperbaiki citranya di kebebasan untuk mengungkapkan, mata dunia internasional. merealisasikan serta memperkembangkan diri Ekspresi keganasan clan kekerasan massa lebih leluasa clan lebih lama lagi. Penyebabnya, juga ditontonkan oleh sebagian masyarakat tidak hanya tindakan kekerasan nyata, yang tanpa ampun membakar hidup-hidup orang langsung dilihat clan dirasak,tn, oleh pelaku yang tertangkap melakukan tindakan kejahatan. manusia konkret, tetapi juga oleh struktur yang Kekerasan kolektif tampaknya sudah menjadi represif, ticlak adil, eksploitatif yang menyatu jenis kejahatan baru untuk menghindarkan diri dengan struktur itu sendiri. dari konsekuensi dan tanggung jawab indi Sebagai fenomena sosial, kekerasan telah vidual. Korban pun sudah banyak berjatuhan. men,irik minat para ilmuwan sosial untuk lebih Sementara para elit politik sedang sibuk jauh mempelajari, rnenggeluti clan rnencari menggelar konflik untuk kepentingan pribadi clan --------------� kerangka teoretis eksplanatorisnya. Salah satu kelompoknya demi di antaranya ialah Johan m ern p e r k u k u h Galtung. kekuasaannya, dengan dalih demi kepentingan rakyat. B. Siapa Johan Galtung: ? Akibatnya, usaha Johan Galtung (rnasih menyelesaikan konflik hidup) a dalah seorang secarn serius jauh dari 1nengltinclarki�>d,,l1;l dari · sosiolog, peneliti masalah panggilan hati nuraninya. . k0nsekuensf. .- ,• masal ah konflik clan Sampai Perang Dingin da11 tariggttrtg.ja.wab perdamaian, pendiri dan berakhir, internasional masyarakat masih · · inairiduai.; , · direktur lnstitut Penelitian Perdamaian Internasional, b era n gga pan p era n g L;...;........,___,_;...__..;.._..;.....;;..___..;.._;..._;...__..;.:1 di Oslo 0959-1969); antarnegara merupakan prof es or penelitian ancaman utama bagi keamanan. Tetapi, setelah perdamaian di banyak Universitas serta editor era Perang Dingin semakin jauh ditinggalkan, pada Journal of Peace Research Cl964-1974). ancaman utama justru bersumber pada aksi Galtung juga dianggap sebagai seorang pelopor kekerasan, kerusuhan, penjarahan, banclitisme, studi tentang masalah-masalah konflik clan pre1mrnisme clan mafia. perdamaian serta mengembangkannya menjadi Citra keamanan macam itu disebabkan oleh "ilmu baru" yaitu polemologi, ilmu yang apa yang disebut konflik tingkat rendah (UC mempelajari sebab-musabab sengketa dan /ow intensity co1�flict). Dalam ekspresinya, UC penyelesaiannya, mempelajari masalah meliputi teror, penculikan, pembunuhan, perdamaian clan syarat-syarat pemeliharaannya. kejahatan, inafia, banditisme, premanisme, Sebagai seorang pemikir sosial humanistis, pe1;dagangan narkotika, pertikaian etnis clan_ Galtung memahami kekerasan sebagai konsep konflik primordial. yang paling dasar clan kaya dalam ilmu politik. Pembunuhan, rasisme, kemiskinan, perang Kekerasan terjacli dalam pola-pola relasi antar pada clasarnya clan dari mulanya suclah manusia atau negara yang tidak seimbang, yang merupakan · kekerasan. Akibat tindakan eksploitatif clan represif. Ketidakseimbangan
4 eL HARAKAH Vol. 2, No. 2, April - Juni 2000
relasi sosial terjadi karena adanya perbedaan keanekaragaman, persamaan, otonomi, dalam segi "ada" (being), "memiliki" (having) partisipasi, keadilan sosial dan keseimbangan dan "kedudukan" dalam suatu struktur (struc- ekologis) dapat menjadi strategi perkembangan ture), sedangkan kekerasan dipahami sebagai kebudayaan, baik pada tingkat nasional maupun jenis kekuasaan yang merusak relasi hannoni mondial. Perdamaian bagi Galtung, bukan sosial (yang seharusnya). hanya tidak adanya kekerasan (absence of vio- Menurut Galtung, kekerasan terjadi bila fence) tetapi juga tercapainya keadilan sosial, manusia dipengaruhi sedemikian rupa sehingga karena tanpa keadilan sosial tidak mungkin realisasi jasmani dan mental aktualnya berada terjadi perdamaian. di bawah realisasi potensialnya. Realisasi Pemikiran Galtung ini kiranya berguna potensial adalah apa yang memang mungkin untuk menempatkan se1ta menjelaskan masalah direalisasikan sesuai dengan tingkat wawasan, "ketergantungan" negara-negara berkembang sumber daya dan kemajuan yang sudah dicapai (Periferi) pada negara-negara maju (Pusat). pada jamannya. Bangkitnya negara-negara ..,.....,....,........,....�....,....--,---,---,---,---,---,---,---,-�
L���):f�E.�·:�{I� jtWJ:�� �,i [�fl(iI}ili�fi
Penyalahgunaan sumber- Dunia Ketiga mencapai
,1' �-:�: �t=����10:t��-,::l� .. djijeri�seb�iib'esar "dimonopoli" oleh segelintir dari "kontrol" asing.
·,,\f��Jt�a;ia�/p�l:: �:1��:����::eperti ja::�
dalam sistem ini. ,s:¢pe°'atjtyal>is�<li�tlsi, <lulu, menduduki wilayah M e m b i a r k a n penderitaan, penyakit atau }aitilii}i:,keif�t�att:�:"-''. secara fisik, barangkali jarang terjadi. Namun bencana yang diderita kolonialisme tidaklah hapus sebagian besar rakyat dari muka bumi, ia telah bawah, padahal sebenamya berubah, se perti yang bisa diatasi, adalah kekerasan. Jangkauan dan dikatakan Galtung menjadi neo-kolonialisme kualitas permasalahan kekuasaan dan kekerasan a tau neo neo-kolonialisme. Rajni Kothari, saat ini sudah bersifat global, membuana luas., pemikir India yang ahli dalam masalah-masalah menyangkut hubungan semua bangsa atau Utara-Selatan, melihat pengaruh multinational negara. Tuntutan etika pun berkembang, bukan c01porations (MNC), keunggulan modemisasi lagi etika individual yang berurusan dengan gaya Barnt berikut aturan-aturan sains dan kemauan dan perbuatan baik seseorang (mikro) teknologi tidak lepas dari sistem kontrol glo- teta pi makro-etika yang menuntut bal, hegemoni, eksploitasi dan penindasan. tanggungjawab seluruh masyarakat clan semua bangsa. C. Definisi Kekerasan Menurut Tohan Galtung juga mengembangkan konsep Galtung yang luas tentang perkembangan dan Menurut Johan Galtung, kekerasan terjadi perdamaian. Sepuluh nilai yang dicuatkan bila manusia dipengaruhi sedemikian rupa Galtung (pertumbuhan pribadi, pertumbuhan sehingga realisasi jasmani dan mental aktualnya sosio-ekonomi, pemerataan, solidaritas, berada di bawah realisasi potensialnya (Windhu,
eL HARAKAH Vol. 2, No. 2, April - Juni 2000 5
1992). Kata-kata kunci yang perlu diterangkan berada di bawah tingkat potensialnya. Ini yang yaitu : aktual (nyata) dan potensial (mungkin), oleh Galtung disebut sebagai kekerasan tidak dibiarkan, se1ta diatasi atau disingkirkan. Galtung langsung atau kekerasan struktural. mengambil kasus orang meninggal karena Jenis kekerasan lain menurut galtung penyakit atau bencana alam. Pada abad ke-18 adalah kekerasan langsung. Misalnya melukai, orang meninggal dunia karena penyakit TBC membunuh atau perang. Di sini tampak bahwa tidak dikategorikan sebagai kekerasan. Tetapi dengan melukai atau membunuh berarti bila orang itu meninggal pada masa sekarang, menempatkan "·realisasi jasmani aktualnya" di di mana peralatan sudah demikian canggih dan bawah "realisasi potensialnya". Dengan obat-obatan sudah banyak clitemukan, tidak demikian "realisasi mentalnya" juga tidak diberi pengobatan, di-situ ada unsur kekerasan. dimungkinkan, karena kita tahu · bahwa tanpa Apalag1 bila orang itu dibiarkan, ditelantarkan integritas jasmani,· kebebasan untuk hingga mati, jelas ini adalah tindakan kekerasan. merealisasikan diri terhambat. Banyak orang meninggal akibat gempa bumi, Dari uraian di atas, jelaslah bahwa Galtung banjir, angin taufan, atau -----,,....,..,..-.,.,....,.----, mendefinisikan kekerasan meletusnya gunung dengan amat luas. Sejalan :, berapi, tidak dikaitkan -::-;-/: .,, dengan ini, Galtung · dengan kekerasan. -Tetapi menolak konsep Galtung akan melihatnya kekerasan sempit yaitu sebagai kekerasan bila di m e n g·h a n c u r k a n mas a mendatang kemampuan somatis atau p e r i s t i w a-p e r i s t i w a menghilangkan kesehatan tersebut bisa diatasi atau belaka dengan dicegah, tetapi tetap pembunuhan sebagai dibiarkan. bentuk ekstrimnya oleh Dengan kata lain, seorang pelaku yang kekerasan terjadi bih1 ,,. i) memang sengaja yang-potensial lebih tinggi melakukannya. Menurut dari yang aktual. Jadi, ======= Galtung, jika hanya ini kekerasan di sini didefinisikan sebagai penyebab yang disebut kekerasan, dan perdamaian perbedaan antara yang p6tensial dari yang sebagai bentuk pengingkaran, maka terlalu aktual. Tingkat realisasi potensial ialah apa yang sedikit yang ditolak dalam usaha menganut memang mungkin direalisasikan sesuai dengan perdamaian sebagai sesuatu yang ideal. Ini tingkat wawasan, sumber daya dan kemajuan berarti tatanan sosial yang secara umum tidak yang sudah dicapai pada jamannya. Galtung bisa diterima masih dapat disesuaikan dengan menggabungkan antara tersedianya fasilitas'dan perdamaian. mobilitas dengan kemauan baik untuk Pemahaman Galtung tentang kekerasan mengatasi kekerasan. lebih ditentukan pada segi akibat atau_ Penyalahgunaan sumber-sumber daya, ·pengaruhnya pada manusia. Karena dari sudut wawasan dan hasil kemajuan untuk tujuan lain ·korban ini, kekerasan tidak banyak bedanya · atau dimonopoli oleh segelintir orang saja, maka apakah mati kelaparan merupakan akibat ada kekerasan dalam sistem ini. Sebab, keadaan serangan militer yang berlarut-larut atau akibat itu menyebabkan tingkat aktualisasi.massa rakyat ketidakadilan, ketidakmerataan, dan atau
6 eL HARAKAH Vol. 2, No. 2, April - Juni 2000
strnktur ve1tikal dan asimetris. Juga tidak banyak untuk mencapai tujuan tertentu, yang kongkrit bedanya seseorang dibunuh secara cepat dan praktis. Bahasa dianggap sebagai senjata dengan peluru atau mati pelan-pelan karena ampuh dalam percaturan politik tingkat tinggi kekurangan makan. (Latif dan Ibrahim: 1996: 17). Label-label tersebut diberikan kepada kaum D. Bahasa dan Kekuasaan oposan atau orang yang tidak sepaham dan tidak Orang mungkin bertanya, apa hubungan disukai penguasa dengan target utama antara bahasa dan kekuasaan. Apa bahasa bisa mengingatkan kegelapan masa lampau. Di sini melahirkan kekuasaan atau apakah kekuasaan memori publik atas peristiwa masa lampau bisa membentuk bahasa? Menurut Habermas - (baca: G30S/PKI) terus menerus dipupuk dan seorang tokoh postmodernisme dan teoretisi diawetkan, terutama bagi generasi muda yang kritik-seperti dikutip Haedar Nashir (2000: 46) · belum pemah mengalami peristiwa traumatik bahasa adalah kepentingan. Kepentingan dari tersebut. siapa yang memakainya. Selain label komunis, Mereka yang memiliki label lain yang cukup kekuasaan menguasai Melalui bahasa, suatu ampuh untuk bahasa, yakni bahasa yang · k. an · menyingkirkan lawai1 membawa kepentingan kekuasaan d.· apatl)J.enc1pta politik Orde Baru adalah kekuasaannya. citra pihak lain sebagai , radikalisme Islam, yang Melalui bahasa, suatu n,s subversif, inko titusio�al, digambarkan bahwa kekuasaan dapat nt a ip e mban. n n gu a , · radikalisme Islam tidak menciptakan citra pihak ··· kalah berbahayanya lain sebagai subversif, antikemapanan, dan lafn daripada komunis. Karena inkonstitusiona1, sebagainya yang itu dia tidak punya hak a n t i p e 111 b a n g LI n a n , menggambarkari perlawanan hidup di bumi "Pancasila". antikemapanan, dan lain ter.hadap negara�, ·, Memin1·am bahasa sebagainya yang Pabottingi (2000), bahasa m e n g g a m b a r k a n .___________________ tidak semata-mata alat perlawanan terhadap negara. Pada saat yang komunikasi penguasa kepada rakyatnya tetapi sama bahasa juga dapat memberikan citra serba juga sarana strategis untuk berkuasa. Bahasa positif, baik dan mulia bagi pemegang adalah ekspresi kekuasaan. Karenanya, bahasa kekuasaan. menjadi kancah perhelatan kekuasaan. Karenanya, bahasa bukan sekadar tata Dengan melabel seseorang dengan bahasa tetapi bahasa adalah membawa muatan sebutan-sebutan seperti tersebut di atas, kepentingan. Ket*a penguasa (baca: Orde Baru) penguasa menurut Galtung telah melakukan . menuduh seorang sebagai antipembangunan, kekerasan simbolik (symbolic violence). Sebab, komunis, ekstrim kiri, ekstrim kanan, dan kekerasan menurutnya lebih ditentukan pada sebutan-sebutan lain yang sejenisnya, dia pasti segi akibat suatu tindakan daripada bentuk akan "tersingkir" baik secara politik m.aupun tindakannya itu sendiri. Seseorang akan sangat sosial. Ungkapan-ungkapan itu telah sedemikian menderita lahir dan batin -beserta anak dan ampuh untuk memberangus lawan-lawan politik cucunya di masa pemerintahan Orde Baru.- Orde Baru. Dalam pandangan hidup orang akibat diberi label komunis, ekstrim kiri, ekstrim Athena abad ke-5, bahasa menjadi instrumen kanan, tidak bersih lingkungan, dan lain-lain.
eL HARAKAH Vol. 2, No. 2, April - Juni 2000 7
Sebab, peluang kerja baginya menjadi sangat E. Bahasa dan Kekerasan Simbolik sulit, apalagi menjadi pegawai negeri atau Sebagai realitas simbolik, bahasa tidak pegawai di lingkungan badan · usaha milik bisa lepas dari dunia batin pemakainya dan negara. Selain itu, semua gerak dan aktivitasnya setting sosial yang ada. Masyarakat Indonesia selalu diawasi penguasa. kini memasuki tahap transisi, setelah lama Kisah manusia adalah kisah liku�liku terkungkung dalam belenggu penguasa yang bahasa. Dengan maknanya, bahasa bisa otoriter dan represif. Meminjam istilah menggerakkan dunia dengan kekuatannya. Durkheim (1933) disebut anomie, di mana nilai Dengan bahasa pula banyak darah dan airmata dan norma lama ditumbangkan sedangkan nilai bercucuran. Pedang dihunus, dan massa baru belum muncul, cenderu.n g dimobilisasi karena bahasa. Aneka kehormatan,. menggambarkan citra masyarakat yang keras, kebahagiaan, sakit hati, kekecawaan, semuanya egois, dan individualistik. Masyarakat menjadi berawal dan berakhir dengan kata-kata. pragmatis, demi mengejar cita-cita dan Penguasa sering merasa pemilik tunggal keuntungan pribadinya, dengan bahasa. Karenanya, masyarakat harus tunduk mengorbankan kepentingan orang lain. Naluri dengannya. Sebutan-sebutan OTB, ekstrim kiri, naluri hewaniah untuk hidup senang dengan ekstrim kanan, GPK, kebringasan massal, cepat dan bebas hambatan pun bermunculan. antipembangunan, antikemapanan, tidak Akibatnya, konflik-konflik sosial berupa Pancasilais, oknum, dalang kerusuhan, kambing kekerasan, pembunuhan, pemerkosaan, hitam, dan lain-lain semuanya adalah penjarahan, pelecehan, perampokan, penamaan sepihak dari penguasa terhadap penindasan, dan lain sebagainya adalah mata pihak yang dikhawatirkan dapat merongrong rantai dari sifat hewaniah tersebut. Gambaran kewibawaan dan kekuasaannya, tanpa ditanya sebagai masyarakat yang sedang sakit lantas tak dulu apakah pihak-pihak lain setuju dengan dapat clielakkan. sebutan-sebutan tersebut. Citra masyarakat yang keras yang seolah Berbahasa sepihak itu a1tinya instruksi dari sudah kehilangan kendali norma clan nilai itu penguasa kepada yang dikuasai. Selain itu juga juga terlihat dengan jelas pada ungkapan bisa diartikan komando, indoktrinasi, atau ungkapan bahasa yang dengan mudah terlihat intimidasi dari penguasa kepada rakyat. Bila dari di berbagai tempat sebagai berikut: rakyat ke penguasa namanya fitnah, gosip, 1. Ngebut Benjut!, grafiti, demonstrasi, atau selebaran gelap. Ini 2. Hanya Anjing yang Kencing di Sini, semua bentuk-bentuk perlawanan simbolik 3, Tidak Boleh kencing di Sini Kecuali rakyat terhadap penguasa. Sebab, berbahasa Anjing, yang bermartabat mesti berlangsung secara 4. Tidak Ada Lowongan Pekerjaan, dialogis yang ini bera1ti kedua belah pihak mesti 5. Maaf, Tidak Melayani Permintaan dalam posisi kesetaraan. Tetapi, tampaknya kini Sumbangan Apapun Tanpa Seizin RT/ berbahasa secara dialogis mungkin hanya RW Setempat, sebuah utopia (Ariel Heriyanto: 2000, h. 144). 6. Tidak menerima Tawaran Promosi atau Karenanya, propa ganda, indoktrinasi, Jual bell Apapun, pelecehan, atau sebaliknya penjilatan dan 7. Tamu Menginap lebih dari 2x24 Jam selebaran gelap merajalela. Harap Lapor RT/RW Setempat, 8. Jalan ini Hanya Khusus Untuk Warga
8 eL HARAKAH Vol. 2, No. 2, April - Juni 2000
Kompleks Perumahan....., apalagi bekerja. Padahal kenyataanya lowongan 9. Lebih baik terlambat Asalkan Selamat, pekerjaan tetap ada. Melalui cara-cara daripada Cepat Tetapi Sekarat, sembunyi-sembunyi. 10.Pemulung Dilarang Masuk Kawasan Pernyataan penolakan permintaan Kampung ini. sumbangan juga tergambar sangat Jika dicennati, betapa ungkapan-ungkapan menyeramkan, walaupun diawali dengan kata tersebut sangat tidak bersahabat bagi siapa saja maaf Bagaimana RT/RW sebagai kepanjangan yang membacanya dan cenderung memandang penguasa dapat masuk ke urusan-urusan orang lain sebagai lawan atau paling tidak yang keluarga. Padahal urusan keluarga termasuk perlu diwaspadai. Bahasa yang mestinya penuh ranah privat (private domain) bukan, ranah unsur estetika t elah berubah menjadi kekuasaan, sehingga RT/RW bisa leluasa ikut menyeramkan, dan menakutkan. Menurut campur di dalamnya. Kuntowijoyo, dunia simbolik atau simbol-simbol Demikian ,iuga ungkapan-ungkapan yang dimiliki dan beredar larangan yang lain, di masyarakat - baik ver menunjukkan s ikap bal maupun non verbal - , Bahasa yang mestinyapenuh>. individualitik yang telah menggambarkan urisur estetika telah berubah berlebihan. Ungkapan kondisi masyarakat itu ''jalan ini Hanya Klntsus sendiri. menjadi menyeramkan, dan untuk Warga Kompleks Himbauan untuk wenakutkan. Menu.rut· Peru mah an... " jelas tidak mengendarai Kurttowijoyo, dunia sin:ib�Iik · · sangat tidak etis. Semua kendaraan dengan cepat atau simbol-simbol y�ng ,jalan milik umum. Tidak karena banyak anak kecil . dimiliki dan beredardi ada jalan milik pribadi. bermain, mestinya bisa Pei11buat pengumuman itu niasyarakat-bail< verbal menggunakan uangka-pan barangkali lupa bahwa dia lain ya'ng lebih halus tanpa m�upun n.on verbal� telah juga pernah m elewati merubah arti pesan, menggambar�an koQdisi jalan orang lain di tempat misalnya dengan · Jnasyarakatifu sendiri. lain.Bahasa keseharian di u ng ka pan H ati-H at i '----�------------------' masyarakat juga Banyak Anak Kecil atau cenderung menampilkan Harap Pelan ! Banyak Anak Kecil. Ungkapan citra kekerasan simbolik. Kata-kata seperti ini terasa halus clan masih dalam batas norma digebuk, digantung, diluluhlantakkan, dan santun berbahasa. Demikian juga larangan diberangus, dirajam, dibinasakan, dipenggal, agar orang tidak kencing di sembarang tempar kiamat, ditonjok, dan lain-lain menghiasi bahasa mestinya bisa dengan Mabon Tidak Kencing keseharian masyarakat baik melalui mass me Di Sini, bukan memperlakukan orang yang dia maupun komunikasi antar orang. kencing layaknya anjing. Sudah tidak adakah Walhasil, ungkapan-ungkapan di atas kata lain yang lebih halus? menunjukkan nilai-nilai budaya di masyarakat Informasi mengenai ada clan tidak adanya kita telah berubah. menurut Leo Idra Ardiana - lapangan pekerjaan di suatu institusi tertutup Guru Besar Universitas Negeri Surabaya-nilai dengan rapat, sehingga tidak ada kesempatan nilai budaya telah berubah, mengalami sama sekali b,igi masyarakat untuk melamar, transformasi. Itu tercermin dari car,1 berbahasa
eL HARAKAH Vol. 2, No. 2, April - lu11i 2000 9
masyarak'at kita (Surabaya Post, 31/7/200, him. DAFTAR PUSTAKA 3). 'Berbarengan dengan fenomena kekerasan Eriyanto. 2000. Kekuasaan Otoritas dari yang melanda bangsa ini, kesopanan atau etika Gerakan Penindasan Menuju Politik berbahasa kini mengalami e rosi atau Hegemoni. Studi atas Pidato-Pidato Politik kemunduran luar biasa. Untuk mengatasi itu, Soeharto, Yogyaka1ta: Pustaka Pelajar Off etika kesopanan berbahasa perlu disikapi dalam set. konteks pengajaran bahasa dalam lahan budaya Heriyanto, Ariel. 2000. Perlawanan dalam Indonesia. Meminjam ungkapan Geoffrey Leec Kepatuhan, Bandung: Mizan. kesopanan berbahasa antara lain clitentukan Kompas, 11 Mei 2000. pemilihan kosa l<atanya (Surabaya Post, 31/7/ Kompas, 1 Agustus 2000, hlm. 1. 2000). Latif, Yucli. clan Icli Subancly Ibrahim, 1996, · Akhirnya kisah manusia adalah kisah lika Bahas(l dan Kekuasaan : Politik Wacana di liku berbahasa. Dengan kekuatannya bahasa Panggung Orde Barit, Bandung: Mizan. bisa menggerakkan dunia clengan isinya. Ada Nashir, Haedar. 2000. Pragmatisme Politik yang bilang ini berkat makna yang Kaum Elit. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. dihamburkannya. Menghabiskan hidup dengan Pabottingi, Mochtar. 1996. Bahasa Kramanisasi bahasa berarti inengisi hidup ini penuh dengan dan Kekerasan, dalarn Yucli Latif clan Icly makna. Ada yang enak, ada yang tidak. Subandy Ibrahim, Bahasa dan Kekuasaan: · Aneka kebahagiaan, kehormatan, sakit hati, Politik wacana di Panggung Politik Orde clan kekecewaan pun berawal clan berakhir Barit. Bandung : Mizan. · dengan kata-kata. Para sastrawan menclapatkan Sanderson, Stephen K. 1993, Sosiologi Makro: jati dirinya dengan bahasa. Para pengacara, Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas bakim, jaksa, sarjana, guru, wartawan Sosia/_Jaka1ta: P.T. Raja Grafinclo Persada. mendapatkan nafkah dari kemahiran b�rbahasa. Surabaya Post, 31 Juli 2000, hlm. 3. Perang yang dahsyat berawal clan berakhir Windhu, I Marsana. 1992. Kekuasaan dan dengan perantaraan bahasa. Di dunia ini banyak Kekerasan Menurut Johan Galtu!lg, darah clan genangan air mata gara-gara bahasa. Yogyakarta: Kanisius. Melalui bahasa, orang bisa tersenyum bahagia, sebab bahasa memang penuh estetika. Tetapi melalui bahasa pula, orang bisa mengucurkan air mata, sebab orang bisa memanipula_si makna karenanya.