bentuk organisasi yang berada di dalamnya, akan tetapi juga karena kompleksnya lingkungan
yang mempengaruhi lembaga-lembaga publik tersebut.
Secara kelembagaan, domain publik antara lain : badan-badan pemerintahan (pusat dan
daerah), BUMN dan BUMD, yayasan, organisasi politik, LSM, Universitas dan organisasi
nirlaba lainnya.
Istilah “Sektor Publik” sendiri memiliki pengertian yang bermacam-macam. Dari sudut
pandang ilmu ekonomi, sektor publik dapat dipahami sebagai suatu entitas yang aktivitasnya
berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan hak publik.
Beberapa tugas dan fungsi sektor publik dapat juga dilakukan oleh sektor swasta, misalnya :
layanan komunikasi, penarikan pajak, pendidikan, transportasi publik dan sebagainya.
Adapun beberapa tugas sektor publik yang tidak bisa digantikan oleh sektor swasta,
misalnya : fungsi birokrasi perintahan. Seabagi konsekuensinya, akuntansi sektor publik
dalam beberapa hal berbeda dengan akuntansi sektor swasta.
1. Tujuan organisasi
Dilihat dari tujuannya, organisasi sektor publik berbeda dengan sektor swasta. Perbedaan
menonjol terletak pada tujuan memperoleh laba. Pada sektor swasta terdapat tujuan untuk
memaksimumkan laba (profit motive), sedangkan pada sektor publik adalah pemberian
pelayanan publik, dan penyediaan pelayanan publik. Tetapi meskipun tujuan utama sektor
publik adalah pemberian pelayanan publik, tidak berarti organisasi sektor publik sama sekali
tidak memiliki tujuan yang bersifat finansial. Organisasi sektor publik juga memiliki tujuan
finansial, akan tetapi hal tersebut berbeda baik secara filosofis, konseptual, dan
operasionalnya dengan tujuan profitabilitas sektor swasta.
2. Sumber pembiayaan
Perbedaan sektor publik dengan sektor swasta dapat dilihat dari sumber pendanaan organisasi
atau dalam istilah manajemen keuangan disebut struktur modal atau sumber pembiayaan.
Sumber pembiayaan sektor publik berbeda dengan sektor swasta dalam hal bentuk, jenis dan
tingkat risiko. Pada sektor publik sumber pendanaan berasal dari pajak dan retribusi,
charging for service, laba perusahaan milik negara, pinjaman pemerintah berupa utang luar
negeri dan obligasi pemerintah, dan pendapatan lain-lain yang sah dan tidak bertentangan
dengan peraturan perundangan yang ditetapkan. Sedangkan untuk sektor swasta sumber
pembiayaan dipisahkan menjadi dua yaitu internal dan eksternal. Sumber pembiayaan
internal terdiri atas bagian laba yang diinvestasikan kembali ke perusahaan (retained
earnings) dan modal pemilik. Sumber pembiayaan eksternal misalnya utang bank, penerbitan
obligasi, dan penerbitan saham baru untuk mendapatkan dana dari publik.
3. Pola pertanggungjawaban
4. Struktur organisasi
Secara kelembagaan, organisasi sektor publik juga berbeda dengan sektor swasta. Struktur
organisasi pada sektor publik bersifat birokratis, kaku, dan hirarkis, sedangkan struktur
organisasi pada sektor swasta lebih fleksibel. Salah satu faktor utama yang membedakan
sektor publik dengan sektor swasta adalah adanya pengaruh politik yang sangat tinggi pada
organisasi sektor publik. Tipologi pemimpin, termasuk pilihan dan orientasi kebijakan
politik, akan sangat berpengaruh terhadap pilihan struktur birokrasi pada sektor publik.
Sektor publik memiliki fungsi yang lebih kompleks dibandingkan dengan sektor swasta.
Kompleksitas organisasi akan berpengaruh terhadap struktur organisasi.
Jika dilihat dari karakteristik anggaran, pada sektor publik rencana anggaran dipublkasikan
kepada masyarakat secara terbuka untuk dikritisi dan didiskusikan. Anggaran bukan sebagai
rahasia negara. Sementara itu, anggaran pada sektor swasta bersifat tertutup bagi publik
karena anggaran merupakan rahasia perusahaan. Dari sisi stakeholder, pada sektor publik
stakeholder dibagi menjadi dua yaitu internal dan eksternal, pada stakeholder internal antara
lain adalah lembaga negara (kabinet, MPR, DPR, dan sebagainya), Kelompok politik (partai
politik), manajer publik (gubernur BUMN, BUMD), pegawai pemerintah. Stakeholder
eksternal pada sektor publik seperti masyarakat pengguna jasa publik, masyarakat pembayar
pajak, perusahaan dan organisasi sosial ekonomi yang menggunakan pelayanan publik
sebagai input atas aktivitas organisasi, Bank sebagai kreditor pemerintah, Badan-badan
internasional (IMF, ADB, PBB, dan sebagainya), investor asing, dan generasi yang akan
datang. Pada sektor swasta, stakeholder internal terdiri dari manajemen, karyawan, dan
pemegang saham. Sedangkan stakeholder eksternal terdiri dari bank, serikat buruh,
pemerintah, pemasok, distributor, pelanggan, masyarakat, serikat dagang dan pasar modal.
Meskipun sektor publik memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda dengan sektor swasta,
akan tetapi dalam beberapa hal terdapat persamaan, yaitu:
1. Kedua sektor tersebut, yaitu sektor publik dan sektor swasta merupakan bagian integral
dari sistem ekonomi di suatu negara dan keduanya menggunakan sumber daya yang sama
untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Keduanya menghadapi masalah yang sama, yaitu masalah kelangkaan sumber daya
(scarcity of resources), sehingga baik sektor publik maupun sektor swasta dituntut untuk
menggunakan sumber daya organisasi secara ekonomis, efektif dan efisien.
4. Pada beberapa hal, kedua sektor menghasilkan produk yang sama, misalnya: baik
pemerintah maupun swasta sama-sama bergerak di bidang transportasi massa, pendidikan,
kesehatan, penyediaan energi, dan sebagainya.
5. Kedua sektor terikat pada peraturan perundangan dan ketentuan hukum lain yang
disyaratkan.
Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisiensi dan
ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada
organisasi. Tujuan ini terkait dengan pengendalian manajemen (management control).
Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan
pelaksanaan tanggungjawab mengelola secara tepat dan efektif program dan
penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya dan memungkinkan bagi
pegawai pemerintah untuk melaporkan kepada publik atas hasil operasi pemerintah
dan penggunaan dana publik. Tujuan ini terkait dengan akuntanbilitas
(Accountability)
Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok yaitu, penyediaan informasi
pengadilan manajemen dan akuntansibilitas. Akuntansi sektor publik merupakan alat
informasi baik bagi peerintah sebagai manajemen mapun alat informasi bagi publik. Baik
pemerintah, informasi akuntansi digunakan bagi pengadilan manajemen mulai dari
perencanaan strategik, pembuatan program, penganggaran, avaluasi, kinerja, dan pelaporan
kinerja.
Informasi akuntansi bermanfaat untuk pengambilan keputusan, terutama untuk embantu
manejer dalam melakukan alokasi sumber daya. Informasi akuntansi dapat digunakan untuk
menentukan biaya sesuatu program, proyek atau aktivitas serta kelayakannya baik secara
ekonomis dan teknis. Dengan informasi akuntansi, pemerintah dapat menentukan pelayanan
(cost of services) yang diberikan pada publik, menetapkan biaya standar, dan harga yang
akan dibebankan kepada publim atas suatu pelayanan (charging of sevices).
Informasi akuntansi dapat digunakan untuk membantu dalam pemilihan program yang efektif
dan ekonomis serta penilaian infestasi. Untuk melakukan pengukurn kinerja, pemerintah
melakukan informasi akuntansi terutama untuk menentukan indikator kinerja (perfomance
indicator) sebagai dasar penilaian kinerja.
Pada tahap akhir dari proses pengadilan manajemen akuntansi digunakan untuk mebuat
laporan keuangan sektor publik berupa laporan surplus/defisit pada pemerintah, laporan
rugi/laba dan aliran kas pada BUMN/BUMD, laporan pelaksanaan anggaran, laporan alokasi
sumber dana, dan neraca. Kuntansibilitas publik hendaknya dipahami bukan sekedar
akuntansibilitas finansial saja, akan tetapi juga akuntabilitas value for money, akuntansibilitas
manajerial, akuntansibilatas hukum, dan akuntabsibilitas politik.
Pada tahun 1970-an adanya kritikan dan serangan dari pendukung teori pembangunan radikal
menunjukkan kesan ingin mempertanyakan kembali peran sektor publik dalam
pembangunan. Sektor publik dianggap lebih rendah kedudukannya dibanding dengan sektor
swasta dan bahkan dianggap mengganggu pembangunan ekonomi dan sosial itu sendiri,
dengan alasan sektor publik sering dijdikan sebagai sarang pemborosan dan inefisiensi
ekonomi. Kedudukan sektor publik bertambah lemah karena orientasi pembangunan lebih
diarahkan pada pembangunan sektor swasta dan cenderung mengabaikan pembangunan
sektor publik.
Baru pada tahun 1980-an reformasi sektor publik dilakukan dinegara-negara industri maju
sebagai jawaban atas berbagai kritikan yang ada. Berbgai perubahan dilakukan. Untuk
memperbaiki kinerja sektor publik, perlu di adopsi beberapa praktik dan teknik manajemen
yang diterapkan di sekor swasta ke dlam sektor publik.
Dengan adanya perubahan pada sektor publi tersebut, terjadi pula perubahan pada akuntansi
sektor publik. Akuntansi sektor publik keudian mengikuti dan menyesuaikan diri dengan
perubahan perubahan yang terjadi. Pemerintah New Zaeland yang dianggap paling maju dan
sukses dalam menerapkan akuntansi berbasis akrual telah mengadosi sistem akuntansi
tersebut sejak tahun 1991 yang kemudian diikuti oleh Jepang, Itali, dan negara-negara Eropa
lainya, meskipun di Itali sistem tersebut kurang efektif dan kurang sukses. Tujuan
memperkenalkan sistem akuntansi akrual adalah untuk membantu meningkatkan transparasi
dan memperbaiki evektifitas sektor publik.
Kini muncul isu bahwa akuntansi sektor publik di negara berkembang mengalami
kebangkrutan. Namun hal tersebut dapat disangkal dengan negara-negara yang memiliki
kepercayaan publik tinggi seperti Malaysia, Taiwan, Thailand dan Korea Selatan.
Kontribusi sektor publik dapat memantu pembangunan nasional dan stabilitas publik. Oleh
karena itu perbaikan kinerja sektor publik terus dilakukan agar dapat tercipta good publik and
corporate govermance. Seiring dengan perbaikan sektor publik, akuntansi publik pun ikut
berkembang dengan pesat. Hal ini tampak pada dua dasawarsa terakhir, istilah "akuntabilitas
publik, value for money, reformasi sektor publik, privatisasi, good publik governance." yang
begitu cepat masuk ke kamus sektor publik.
Isu-isu sektor publik masih terus bermunculan misalnya isu perlunya dilakukan reformasi
akuntansi, auditing, sistem anajemen keuangan pubik, privatisasi perusahaan-perusahaan
publik, dan tuntutan dibuatnya laporan laporan keungan eksternal.
Tuntutan baru muncul agar organisasi sektor publik memperhatikan value of money dalam
menjalankan aktivitasnya, dimana value of money merupakan konsep pengelolaan organisasi
sektor publik yang mendasarkan pada 3 elemen utama, yaitu :
1. Ekonomi : pemerolehan input dengan kualitas tertentu pada harga yang terendah.
2. Efisiensi : pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan
input yang terendah untuk mencapai output tertentu.
3. Efektivitas : tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan atau
perbandingan outcome dengan ouput.
Ketiga hal tersebut merupakan pokok value of money, namun beberapa pihak berpendapat
perlu ditambah 2 elemen yaitu keadilan (equity) mengacu pada adanya kesempatan sosial
yang sama untuk mendapatkan pelayan publik yang berkualitas dan kesejahteraan ekonomi.
Pemerataan (equality) penggunaan uang publik tidak terkonsentrasi pada kelompok tertentu
melainkan secara merata.
3. Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan penghematan dalam
penggunaan input
1.7. AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN GOOD
GOVERNANCE
Pengertian governance dapat diartikan sebagai cara mengelola urusan-urusan public. World
Bank memberikan definisi governance sebagai "te way state power is used in managing
economic and social resources for development of society". Sementara itu, United Nation
Development Program (UNDP) mendefinisikan Governance sebagai "the exercise of
political, economic, and administrative authority to manage a nation's affair at all levels".
Dalam hal ini World Bank lebih menenakankan pada cara pemerintah mengelola sumber
daya social dan ekonomi untuk kepentingan pembangunan masyarakat sedangkan UNDP
lebih menekankan aspek ekonomi, politik dan administrative dalam pengelolaan Negara.
Jika mengacu pada program World Bank dan UNDP, orientasi pembangunan sektor publik
adalah untuk menciptakan good governance. Pengertian Good governance sering diartikan
sebagai tata kelola pemerintahan yang baik. Sementara itu World Bank mendefinisikan Good
Governance sebagai suatu penyelenggaraan manejemen pembangunan yang solid dan
bertanggung jawab sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran
salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administatif,
menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi
tumbuhnya, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework
bagi tumbuhnya akencegahan korupsi baik secara politik maupun administatif, menjalankan
disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya akifias
usaha.
2. Rule of law merupakan kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu.
5. Consensus orientation berada pada kepentingan masyarakat yang lebih luas.
6. Equity merupakan setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh
kesejahteraan dan keadilan.
7. Efficiency and effectivenessadalah pengelolaan sumber daya public harus dilakukan secara
berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif).
Dari sembilan karakter tersebut, paling tidak terdapat 3 hal yang dapat diperankan oleh
akuntansi sektor publik yaitu pencipttaan transportasi, akuntanbilitas publik dan value for
money (economiy, efficiency dan effectiveness)
Untuk mewujudkan good public and corporate governance dalam rangka menciptakan
kesejahteraan masyarakat, maka diperlukan serangkaian revormasi di sektor publik. Dimensi
reforamsi sektor publik tersebut tidak saja sekedar perubahan format lembaga, akan tetapi
mencangkup pembaharuan alat-alat yang digunakan untuk mendukung berjalannya lembaga-
lembaga publik tersebut secara ekonomis, efisien, efektif, transparan, dan akuntabel.
Tuntunan akuntabilitas publik lebih menekankan pada akuntabilitas horisontal, tidak hanya
akuntabilitas vertikal.
Akuntabilitas merupakan konsep yang lebih luas dari stewardship. Stewardship mengacu
pada pengelolaan atas suatu aktivitas secara ekonomis dan efisien tanpa dibebani kewajiban
untuk melaporkan, sedangkan accountability mengacu pada pertanggungjawaban oleh
seorang steward kepada pemberi tanggung jawab.
Akuntabilitas publik yang dilakukan organisasi sektor publik terdiri atas empat dimensi
akuntabilitas yang mesti dipenuhi organisasi sektor publik (Ellwood, 1993).
1. Accountability for probity and legality, akuntabilitas kejujuran dan hukum. Akuntabilitas
hukum terkait dengan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang diterapkan.
1.9. PRIVATISASI
Di Indonesia sendiri, masih banyak perusahaan milik negara (BUMN dan BUMD) yang
dijalankan secara tidak efisien. Inefisiensi yan di alami oleh BUMN dan BUMD antara lain
disebabkan adanya intervensi politik, sentralisasi, rent seeking behaviour, dan manajeen yang
buruk.
BUMN dan BUMD dalam era globalisasi akan menghadapi beberapa tekanan dan tuntutan,
yaitu:
1. Regulation & political pressure, BUMN dan BUMD dituntuk untuk memberikan bagian
laba perusahaan kepada pemerintah.
2. Social pressure, BUMN dan BUMD akan menghadapi tekanan yang semakin besar dari
masyarakat (konsumen) untuk menghasilkan produk yang murah dan berkualitas.
3. Rent seeking behaviour, BUMN dan BUMD akan berhadapan dengan orang-orang yang
mencoba melakukan rent seeking, korupsi, kolusi, dan nepotisme.
4. Economic & efficiency, BUMN dan BUMD disisi lain dituntuk untuk ekonomi dan efisien
agar menjadi entitas bisnis yang profesional.
1.10. KESIMPULAN
Demikanlah pemaparan materi diatas dengan lengkap terkait pengertian akuntansi sektor
publik beserta karakteristik, tujuan, ,ruang lingkupnya,dan akuntabilitas . Pemaparan di atas,
sangat jelas bahwa laporan pengelolaan keuangan dari akuntansi untuk sektor publik sangat
penting untuk publik. Laporan dari akuntansi ini dapat digunakan untuk melihat transparansi
anggaran, pertanggungjawaban, dan melihat bagaimana kinerja lembaga publik.
Begitupun jika kita sedang membagun sebuah bisnis. Akuntansi dan pembukuan adalah hal
yang peting untuk memastikan seluruh urusan keuangan bisnis terpantau secara transparan
dan tidak ada informasi keuangan sedikitpun yang kita lewatkan.
2.1.PENDAHULUAN
Peran utama akuntansi manajemen sektor publik adalah menyediakan informasi akuntansi
yang akan digunakan oleh manajer publik dalam menyediakan informasi akuntansi yang akan
digunakan oleh manajer publik dalam melakukan fungsi perencanaan dan pengendalian
organisasi. Informasi akuntansi diberikan sebagai alat atau sarana untuk membantu manajer
menjalankan fungsi-fungsi manajemen sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Informasi akuntansi sebagai alat perencanaan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok, yaitu:
Untuk menjamin bahwa strategi untuk mencapai tujuan organisasi dijalankan secara
ekonomis, efisien, dan efektif, maka diperlukan suatu sistem pengendalian yang efektif. Pola
pengendalian tiap organisasi berbeda-beda tergantung pada jenis dan karakteristik organisasi.
Alat pengendalian organisasi bisnis lebih bertumpu pada mekanisme negosiasi (negotiated
bargain), sedangkan alat pengendalian organisasi sektor publik berupa peraturan birokrasi.
Fungsi utama informasi akuntansi pada dasarnya adalah pengendalian. Informasi akuntansi
merupakan alat pengendalian yang vital bagi organisasi karena akuntansi memberikan
informasi yang bersifat kuantitatif.
Dalam memahami akuntansi sebagai alat pengendalian perlu dibedakan penggunaan
informasi akuntansi sebagai alat pengendalian keuangan (financial control) dengan akuntansi
sebagai alat pengendalian organisasi (organizational control).
Pengendalian keuangan terkait dengan peraturan atau sistem aliran uang dalam organisasi.
Sedangkan pengendalian organisasi terkait dengan pengintegrasian aktivitas fungsional ke
dalam sistem organisasi secara keseluruhan.
3. penganggaran;
Biaya (cost) dalam konteks organisasi sektor publik dapat dikategorikan menjadi tiga
kelompok, yaitu:
a. Biaya input, yaitu sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan pelayanan. Bisa
berupa biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku.
b. Biaya output, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengantarkan produk hingga sampai
ke tangan pelanggan.
c. Biaya proses, dapat dipisahkan berdasarkan fungsi organisasi. Biaya ini sendiri diukur
dengan mempertimbangkan fungsi organisasi.
Akuntansi manajemen sektor publik memiliki peran yang strategis dalam perencanaan
finansial terkait dengan identifikasi biaya-biaya yang terjadi. Juga berperan untuk
memberikan informasi mengenai pengeluaran publik yang dapat digunakan oleh pihak
internal (pemerintah) dan pihak eksternal (masyarakat, LSM, DPRD, universitas, dll) untuk
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
1. Cost Finding, pemerintah mengakumulasi data mengenai biaya yang dibutuhkan untuk
menghasilkan produk/ jasa pelayanan.
2. Cost Recording, meliputi kegiatan pencatatan data ke dalam sistem akuntansi
organisasi.
3. Cost Analyzing, mengidentifikasi jenis dan perilaku biaya, perubahan biaya, dan
volume kegiatan.
4. Strategic Cost Management, menentukan strategi penghematan biaya agar tercapai
value for money. Pendekatan strategik dalam pengurangan biaya (manajemen biaya strategik)
memiliki karakteristik, yaitu berjangka panjang, berdasarkan kultur perbaikkan berkelanjutan
(continuous improvement) dan berfokus pada pelayanan masyarakat, manajemen harus
bersifat proaktif dalam melakukan penghematan biaya, keseriusan manajemen puncak
merupakan penentu efektivitas program pengurangan biaya.
5. Cost Reporting, memberikan informasi biaya secara lengkap kepada pimpinan dalam
bentuk internal report yang kemudian diagregasikan ke dalam satu laporan yang akan
disampaikan kepada pihak eksternal.
Ø Penilaian Investasi
Faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh akuntan manajemen untuk melakukan penilaian
suatu investasi, yaitu tingkat diskonto, tingkat inflasi, tingkat resiko dan ketidakpastian,
sumber pendanaan untuk investasi yang akan dilakukan.
Perbedaan penilaian investasi pada sektor publik dan swasta terletak pada tekniknya. Pada
sector swasta, terdapat beberapa teknik investasi diantaranya Net Present Value (NVP),
Internal Rate of Return (IRR), Accounting Rate of Return (ARR), Payback Period (PP), dan
sebagainya. Sementara penilaian investasi dalam organisasi sektor publik dilakukan dengan
menggunakan analisis biaya-manfaat (cost benefit analysis).
Ø Penganggaran
Akuntansi manajemen memainkan peran yang vital dalam proses pemilihan program,
penentuan biaya program, dan penganggaran. Akuntansi manajemen membahas tentang
perencanaan dan pengendalian yang sangat erat hubungannya dengan penganggaran.
Akuntansi manajemen berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran publik yang efektif.
Tiga fungsi anggaran, yaitu alat alokasi sumber daya publik, alat distribusi, stabilisasi.
Akuntansi manajemen ini perlu didukung dengan manajemen sumber daya manusia yang
handal, sebab akuntansi manajemen hanya merupakan alat manajemen untuk perencanaan
dan pengendalian.
Ø Penentuan Biaya Pelayanan (Cost of Services) dan Penentuan Tarif Pelayanan
(Charging for Services)
Penilaian kinerja merupakan bagian dari sistem pengendalian yang dilakukan untuk
mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Akuntansi manajemen berperan dalam pembuatan indikator kinerja kunci dan
satuan ukur untuk masing-masing aktivitas yang dilakukan.
Kesimpulan
Akuntansi manajemen sektor publik memiliki kaitan erat dengan sistem pengendalian manajemen
sektor publik. Sistem pengendalian manajemen sektor publik memiliki dua komponen, yaitu proses
pengendalian manajemen dan struktur pengendalian manajemen. Proses pengendalian
manajememn melibatkan beberapa aktivitas, yaitu perencanaan, koordinasi, komunikasi informasi,
pengembalian keputusan, motivasi, pengendalian, dan penilaian kinerja. Struktur pengendalian
manajemen terkait dengan desain struktur organisasi yang tercermin dalam bentuk pusat-pusat
pertanggung jawaban. Akuntansi manajemen sektor publik berfungsi sebagai penyedia informasi
untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial dan politik. Akuntansi manajemen juga berfungsi
membantu memberi informasi untuk perencanaan dan pengendalian bagi manajer publik. Akuntansi
manajemen dalam organisasi sektor publik berperan untuk merencanakan strategi, memberikan
informasi biaya (cost of services) dan tarif pelayanan (charging for services).
3.1 Pendahuluan
1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit
organisasi yang dipimpinnya
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi sehingga
mengurangi beban tugas manajer pusat
6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien
Pusat–Pusat Pertanggungjawaban
1. Pusat Biaya (expense center), merupakan pusat pertanggungjawaban yang prestasi
manajernya dinilai berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan. Suatu unit organisasi dikatakan
sebagai pusat biaya apabila ukuran kinerja dinilai berdasarkan biaya yang telah digunakan
(bukan nilai output yang dihasilkan). Contohnya yaitu Dinas Sosial, Dinas Pekerjaan Umum,
Departemen Produksi.
2. Pusat Pendapatan (revenue center), merupakan pusat pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya dinilai berdasarkan pendapatan yang dihasilkan. Contohnya yaitu Dinas
Pendapatan Daerah dan Departemen Pemasaran.
Perumusan strategi adalah proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, target (outcome), arah
dan kebijakan, serta strategi organisasi. Perumusan strategi menghasilkan strategi global
(makro) atau disebut corporate level strategy. Salah satu metode penentuan strategi adalah
analilis SWOT (Strength, Weakness, Opportuniy, Threat).
Proses Perumusan Strategi menurut Olsen dan Eadie (1982), yaitu (1) Pernyataan misi dan
tujuan organisasi yang disrumuskan oleh manajemen eksekutif organisasi dan memberikan
kerangka pengembangan strategi serta target yang akan dicapai, (2) Analisis atau scanning
lingkungan, terdiri dari pengidentifikasian dan pengukuran (assessment) faktor-faktor
eksternal yang sedang dan akan terjadi dan kondisi yang harus dipertimbangkan pada saat
merumuskan strategi organisasi, (3) Profil internal dan audit sumber daya, yang
mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai
faktor yang perlu dipertimbangkan dengan perencanaan strategik, (4) Perumusan, evaluasi,
dan pemilihan strategi, (5) Implementasi dan pengendalian rencana strategik.
2. Perencanaan Strategik (Strategic Planning)
Perencanaan strategik adalah proses penentuan program-program, aktivitas, atau proyek yang
akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah alokasi sumber daya yang
akan dibutuhkan.
Manfaat Perencanaan Strategik Bagi Organisasi, adalah (1) Sebagai sarana untuk
memfasiltasi terciptanya anggaran yang efektif, (2) Sebagai sarana untuk memfokuskan
manajer ada pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan, (3) Sebagai sarana untuk
memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya yang optima (efektif dan efisien), (4)
Sebagai kerangka untuk pelaksanaan tindakan jangka pendek (short term action), (5) Sebagai
sarana bagi manajemen untuk dapat memahami strategi organisasi secara lebih jelas, (6)
Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternatif strategi.
Tujuan utama perencanaan strategik adalah untuk meningkatkan komunikasi antara manajer
puncak dengan manajer level bawahnya.
3. Penganggaran
Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen merupakan tahap dominan yang
memiliki karakteristik yang berbeda dengan penganggaran pada sektor swasta terutama
adalah adanya pengaruh politik dalam proses penganggaran.
Pengendalian manajemen melalui sistem penilaian kinarja dilakukan dengan cara
menciptakan mekanisme reward dan punishment. Insentif positif bagi pencapaian tujuan
disebut penghargaan (reward) dan insentif negatif jika tujuan tidak dicapai disebut hukuman
(punishment). Reward dapat mendorong tercapainya tujuan organisasi dan menciptakan
kepuasan bagi setiap individu.
Pemberian reward dapat berupa finansial (kenaikan gaji, bonus, dan tunjangan) dan
nonfinansial seperti pshycological reward dan social reward (promosi jabatan, penambahan
tanggung jawab, dan kepercayaan, otonomi yang lebih besar, penempatan kerja di lokasi
yang lebih baik, dan pengakuan. Orientasi penilaian kinerja lebih diarahkan pada pemberian
penghargaan (reward oriented).
Aspek perencanaan;
B. PENGERTIAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Anggaran publik adalah rencana kegiatan dalam bentuk perolehan pendapatandan belanja
dalam satuan moneter.Secara singkat dapat dinyatakan bahwa anggaran publik merupakan
suaturencana finansial yang menyatakan :
2. Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanairencana
tersebut (pendapatan).
2. Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat yangtak
terbatas dan terus berkembang, sedangkan sumber daya yang ada terbatas.Anggaran
diperlukan karena adanya masalah keterbatasan sumber daya ( Scarcity of resources), pilihan
(choice), dantrade offs.
3. Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung jawab
terhadap rakyat. Dalam hal ini anggaran publik merupakan instrument pelaksanaan
akuntabilitas publik oleh lembaga-lembaga publik yang ada.
Anggaran sektor publik dibuat untuk merencakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh
pemerintah, berupa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja
pemerintah tersebut.Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan untuk:
1. merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang
ditetapkan,
2. merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi
sertamerencanakan alternatif sumber pembiayaannya,
3. mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun,
Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan
pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan dapat dipertanggungjawabkan kepada
publik.Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk menghindari adanya
overspending, underspending dan salah sasaran (misappropriation) dalam pengalokasian
anggaran dalam bidang lain yang bukan merupakan prioritas.Pengendalian anggaran public
dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu:
3. Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan (controllable) dan tak dapatdikendalikan
(uncontrollable) atas suatu varians;
4. Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya.
Pada sektor publik, anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmeneksekutif
dan kesepakatan legislative atas penggunaan dana publik untuk kepentingantertentu. Oleh
karena itu pembuatan anggaran publik membutuhkan political skill,coalition building,
keahlian bernegosiasi, dan pemahaman tentang prinsip manajemenkeuangan publik oleh para
manajer publik.
Anggaran Sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi (Coordination and Communication Tool)
Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan. Anggaran
publik yang disusun dengan baik mampu mendeteksi inkonsistensi suatu unir kerja dan juga
berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif.
Agar dapat memotivasi pegawai, anggaran hendaknya bersifal challenging but attainableatau
demanding but achieveable.
Maksudnya adalah target anggaran hendaknya janganterlalu tinggi hingga tidak dapat
dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah hinggaterlalu mudah dicapai.
Belanja Administrasi Umum dan Belanja Operasi dan Pemeliharaan. Anggaran Modal
(capital/investment budget)
Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas aktivatetap
seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya. Pada dasarnya pemerintah
tidak mempunyai uang yang dimiliki sendiri, sebab seluruhnya adalah milik publik.
.Cirri lain yang melekat pada pendekatan anggaran tradisional tersebut adalah:
3. Tahunan
Incrementalism
Penekanan dan tujuan utama pendekatan tradisional adalah pada pengawasan dan
pertanggungjawaban yang terpusat. Anggaran tradisional bersifat incrementalism yaitu hanya
menambah/mengurangi jumlah rupiah pada item anggaran yang ada sebelumnyadengan
menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar menyesuaikan besarnya penambahan
atau pengurangan tanpa dilakukan kajian yang mendalam.
Masalah utama anggaran tradisional adalah berkaitan dengan tidak adanya perhatian terhadap
konsep value for money.
Akibat digunakannya harga pokok pelayanan historis tersebut adalah suatu item, program,
atau kegiatan akan muncul lagi dalam anggaran tahun berikutnya meski itemtersebut sudah
tidak dibutuhkan. Perubahan anggaran hanya menyentuh jumlah nominalrupiah yang
disesuaikan dengan tingkat inflasi, jumlah penduduk, dan lainnya.
Line-item
Ciri lain anggaran tradisional adalah struktur anggaran bersifat line-item yang didasarkan atas
dasar sifat (nature) dari penerimaan dan pengeluaran.
Berdasarkan hal tersebut, anggaran tradisional disusun atas dasar sifat penerimaan dan
pengeluaran, seperti misalnya pendapatan dari pemerintah atasan, pendapatan dari pajak,atau
pengeluaran untuk gaji, pengeluaran untuk belanja barang, dan sebagainya, bukan berdasar
pada tujuan yang ingin dicapai dengan pengeluaran yang dilakukan.
1. Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan denganrencana
pembangunan jangka panjang.
3. Lebih berorientasi pada input daripada output. Hal tersebut menyebabkananggaran
tradisional tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk membuat kebijakandan pilihan
sumberdaya, atau memonitor kinerja.
4. Sekat-sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional secarakeseluruhan
sulit dicapai.
Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran modal/investasi.
2. Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yang tidak memadai
menyebabkan lemahnya perencanaan anggaran. Sebagai akibatnya adalah munculnya budget
padding atau budgetary slack.
4. Aliran informasi (sistem informasi financial yang tdak memadai yang menjadi dasar
mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah dan tindakan.
B. PENDEKATAN NPM
New Public Management berfokus pada manajemen sector public yang berorientasi
padakinerja, bukan berorientasi kebijakan. Penggunaan paradigma
1. Pemerintah katalisPemerintah sebagai pemberi arahan dan berfokus pada pemberian
pengarahan bukan produksi pelayanan public.
5. Mengubah organisasi yang digerakan oleh peraturan menjadi organisasi yangdigerakan
oleh misi. Pemerintah digerakan oleh misi bukan peraturan. Pemerintah yang berorientasi
hasil Pemerintah yang berorientasi hasil berusaha mengubah bentuk penghargaan daninsentif,
yaitu membiayai hasil dan bukan masukan.
Maka, tidak berarti bahwa pemerintah tidak bertanggungjawab padadewan legislatif, tetapi
sebaliknya, ia menciptakan sistem pertanggungjawaban ganda : kepada legislatif dan
masyarakat. Dengan cara seperti itu, maka pemerintah tidak akanarogan tetapi terus menerus
akan berupaya untuk lebih memuaskan masyarakat.
Dengan munculnya era New Public Management telah mendorong usaha untuk
mengembangkan pendekatan yang lebih sistematis dalam perencanaan anggaran sector
publik. Seiring dengan perkembangan tersebut, muncul beberapa teknik pengnggaransector
publik, misalnya teknik anggaran kinerja ( performance budgeting ), zero based budgeting
(ZBB), dan planning, programming, and budgeting system (PPBS). Pendekatan baru ini
memiliki karakteristik:
1. Komprehensif/komparatif
1 ANGGARAN KINERJA
Konsep ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang ada pada system
anggarantradisional. Penyusunan anggaran dengan menggunakan konsep ini dapat
menghilangkan incrementalism dan line-item karena anggaran diasumsikan mulai dari nol
(zero-base).Proses Implementasi ZBB Terdiri dari 3 tahap, yaitu:
1. Identifikasi unit-unit keputusanStruktur organisasi pada dasarnya terdiri dari pusat-pusat
pertanggungjawaban.Setiap pusat pertanggungjawaban merupakan unit pembuat keputusan
yang salahsatu fungsinya adalah untuk menyiapkan anggaran. ZBB merupakan
systemanggaran yang berbasis pusat pertanggungjawaban sebagai dasar perencanan dan
pengendalian anggaran.
3. Paket keputusan mutually-exclusive Merupakan paket keputusan yang memiliki fungsi
yang sama
4. Paket keputusan incremental Merefleksikan level usaha berbeda dalam melakukan
kegiatan tertentu.
Keunggulan ZBB :
1. Jika ZBB dilaksanakan dengan baik maka dapat menghasilkan alokasi sumber daya
secara lebih efisien
6. Merupakan cara yang sistematik untuk menggeser status quo dan mendorongorganisasi
untuk selalu menguji alternatif aktivitas dan pola perilaku biaya sertatingkat pengeluaran.
Kelemahan ZBB :
1. Prosesnya memakan waktu, terlalu teoritis dan tidak praktis, membutuhkan biayayang
besar, serta menghasilkan kertas kerja yang menumpuk karena pembuatan paket keputusan.
4. Masalah besar yang dihadapi ZBB adalah proses meranking dan mereview paket
keputusan. Mereview ribuan paket keputusan merupakan pekerjaan yangmelelahkan dan
membosankan, sehingga dapat mempengaruhi keputusan.
5. Untuk melakukan perankingan paket keputusan dibutuhkan staf yang memilikikeahlian
yang mungkin tidak dimiliki organisasi. Selain itu dalam perankinganmuncul pertimbangan
subjektif/ mungkin terdapat tekanan politik sehingga tidak objektif lagi.
6. Memungkinkan munculnya kesan yang keliru bahwa semua paket keputusanharus dalam
anggaran
PPBS merupakan teknik penganggaran yang didasarkan pada teori system yang berorientasi
pada output dan tujuan dengan penekanan utamanya adalah alokasi sumber daya berdasarkan
analisis ekonomi. PPBS adalah salah satu model penganggaran yang ditujukan untuk
membantu menajemen pemerintah dalam membuat keputusanalokasi sumber daya secara
lebih baik.Hal tersebut disebabkan sumber daya yangdimiliki pemerintah terbatas jumlahnya,
sementara tuntutan masyarakat tidak terbatas.Proses Implementasi PPBS
1. Menentukan tujuan umum organisasi dan tujuan unit organisasi dengan jelas.
2. Mengidentifikasikan program dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telahditetapkan.
3. Mengevaluasi berbagai alternatif program dengan menghitung cost-benefit dari masing-
masing program.
4. Pemilihan program yang memiliki manfaat besar dengan biaya yang kecil.
Karakteristik PPBS :
1. Berfokus pada tujuan dan aktivitas (program) untuk mencapai tujuan.
2. Secara eksplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun anggaran yang akan dating karena
PPBS berorientasi pada masa depan.
4. Dilakukan analisis secara sistematik atas berbagai program, yang meliputi:identifikasi
tujuan, identifikasi secara sistematik alternatif program untuk mencapai tujuan, estimasi biaya
total dari masing-masing alternatif program, danestimasi manfat yang ingin diperoleh dari
masing-masing alternatif program
Kelebihan PPBS :
3. Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan sadar biaya dalam perencanaan
program.
4. Lintas departemen sehingga dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi, dankerja sama
antar departemen.
6. PPBS menggunakan teori marginal utility, sehingga mendorong alokasi sumber daya
secara optimal.
Kelemahan PPBS
1. PPBS membutuhkan system informasi yang canggih, ketersediaan data, adanyasystem
pengukuran, dan staf yang memiliki kapabilitas tinggi
4. PPBS mengabaikan realitas politik dan realitas organisasi sebagai kumpulanmanusia
yang kompleks
1. Bounded rationality, keterbatasan dalam menganalisis semua alternatif untuk melakukan
aktivitas.
2. K urangnya data untuk membandingkan semua alternatif, terutama untuk mengukur
output.
3. Masalah ketidakpastian sumber daya, pola kebutuhan di masa depan, perubahan politik,
dan ekonomi.
4. Pelaksanaan teknik tersebut menimbulkan beban pekerjaan yang sangat berat5.
5. Kesulitan dalam menentukan tujuan dan perankingan program terutama ketikaterdapat
pertentangan kepentingan.
6. Seringkali tidak memungkinkan untuk melakukan perubahan program secaracepat dan
tepat.
7. Terdapat hambatan birokrasi dan perlawanan politik yang besar untuk berubah.
1. Otorisasi oleh legislatif Anggaran publik harus mendapat otorisasi dari legislatif terlebih
dulu sebelumeksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.
3. Keutuhan anggaran Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam
dana umum (general fund)
4. Nondicretionary Apropriation. Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus
termanfaatkan secara ekonomis,efisien, dan efektif.
5. Periodik Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat bersifat tahunan
maupun multi-tahunan
6. Akurat Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi
(hidden reserve) yang dapat dijadikan sebagai pemborosan dan inefisiensi anggaran
sertadapat mengakibatkan munculnya underestimate pendapatan dan overestimate
pengeluaran.
2. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa
publik melalui proses pemrioritasan.
Richard Musgrave seperti yang dikutip Coe (1989) mengidentifikasikan tiga pertimbangan
mengapa pemerintah perlu ³terlibat´ dalam ³bisnis´ pengadaan barang dan jasa bagi
masyarakat.
Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan
yang tersedia. Yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiran pengeluaran,
terlebih dahulu harus dilakukan penaksiran pendapatan secara lebih akurat. Dalam persoalan
estimasi, yang perlu mendapat perhatian adalah terdapatnyafaktor “uncertainty” (tingkat
ketidakpastian)yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, manajer keuangan public harus memahami
betul dalam menentukan besarnya suatu mata anggaran.
Besarnya mata anggaran pada suatu anggaran yang menggunakan “line-item budgeting´ akan
berbeda pada “input-output budgeting”, “program budgeting” atau “zero based budgeting”.
3. Pengkajian kondisi yang saat ini terjadi, sehingga bisa diketahui kekuatan,kelemahan,
peluang dan tantangan yang sedang dan akan dihadapi.
Tahap berikutnya adalah budget ratification. Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan
proses politik yang cukup rumit dan cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya
memiliki “managerial skill” namun juga harus mempunyai “ political skill” salesmanship´dan
‘coalition building’ yang memadai. Integritas dan kesiapan mentalyang tinggi dari eksekutif
sangat penting dalam tahap ini.
Tahap terakhir dari siklus anggaran adalah pelaporan dan evaluasi anggaran. Tahap
persiapan, ratifikasi, dan implementasi anggaran terkait dengan aspek operasionalanggaran,
sedangkan tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntanbilitas. Jika tahap
implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi dan sistem pengendalian manajemen
yang baik, maka diharapkan tahap budget reporting and evaluation tidak akan menemui
banyak masalah.
Saat ini, banyak entitas yang termasuk dalam kategori organisasi sektor publik yang telah
mengimplementasikan akuntansi dalam sistem keuangannya. Akan tetapi, praktik akuntansi
yang dilakukan oleh entitas-entitas tersebut memiliki banyak perbedaan khususnya dalam
proses pelaporan keuangan. Hal tersebut sangat dimungkinkan oleh belum banyaknya
pemerintah suatu negara yang menerbitkan standar baku akuntansi untuk mengatur praktik
akuntansi bagi organisasi sektor publik.
IPSAS meliputi serangkaian standar yang dikembangkan untuk basis akrual (accrual basis),
namun juga terdapat suatu bagian IPSAS yang terpisah guna merinci kebutuhan untuk basis
kas (cash basis). Dalam hal ini, IPSAS dapat diadopsi oleh organisasi sektor publik yang
sedang dalam proses perubahan dari cash basis ke accrual basis. Jika demikian, maka
organisasi sektor publik yang telah memutuskan untuk mengadopsi basis akrual menurut
IPSAS, harus mengikuti ketentuan waktu mengenai masa transisi dari basis kas ke basis
akrual yang diatur oleh IPSAS.
Pada akhirnya, cakupan yang diatur dalam IPSAS meliputi seluruh organisasi sektor publik
termasuk juga lembaga pemerintahan baik pemerintah pusat, pemerintah regional (provinsi),
pemerintah daerah (kabupaten/kota), dan komponen-komponen kerjanya (dinas-dinas).
Komite tersebut diberi nama The Public Sektor Committee dan bertugas untuk
menyusun sebuah standar akuntansi untuk sektor publik yang berlaku secara
internasional yang kemudian disebut International Public Sektor Accounting
Standards - IPSAS (Standar Internasional Akuntansi Sektor Publik).
Dalam pelaksanaannya komite tersebut tidak hanya menyusun standar tapi juga
membuat program yang sistematis yang mendorong aplikasi IPSAS oleh entitas -entitas
publik di seluruh dunia.
Untuk mendukung tugasnya dalam menyusun standar, komite mengacu pada Internat
Jika dalam suatu negara sudah terdapat arahan dan peraturan hukum yang menuntut
pelaporan keuangan organisasi sektor publik, yang dibuat baik oleh pemerintahan
maupun oleh badan pengatur atau organisasi profesi akuntan, maka IPSAS tidak dimasukan
sebagai pengganti peraturan yang telah ditetapkan di negara bersangkutan.
Jika demikian maka organisasi sektor publik yang telah memutuskan untuk
mengadopsi basisi acrual menuju IPSAS, harus mnegikuti ketentuan waktu mengenai masa
transisi dari basis cash menuju akrual yang diatur oleh IPSAS.
Sebagaimana dilakukan agar ada konvergensi dengan IAS yang diterbitkan tahun 2003.
Usaha konvergensi ini telah dimulai sejak 2003 melalui General Improvements Project
· Menetapkan standar akuntansi berkualitas tinggi untuk digunakan oleh entitas sektor
publik
IPSASB mengikuti proses hukum yang sangat terstruktur dan menyertakan publik
dalam mengembangkan standar akuntansi sektor publik international (IPSASs).
Proses ini menyediakan kesempatan bagi mereka yang tertari dalam pelaporan
keuangan di sektor publik untuk membuat pandangan mereka diketahui oleh IPSASB,
dan memastikan bahwa mereka dipandapertimbangkan dalam penetapan standar.
Standar akuntansi sektor publik yang telah dihasilkan oleh IPSAS hingga tahun 2010
adalah:
22. IPSAS 22 – Disclusor e of Information about the General Goverment Sector IFAC,
2010
23. IPSAS 23 --- Revenue from Non -Exchange Transaction (Taxes and Transfers)
Pada akhir tahun 1997, IPSASB memulai sebuah program pengembangan IPSAS yang
didasarkan kepada International Accounting Standard (IAS) yang diterbitkan
International Accounting Standard Board (IASB) tahun 1997. IPSASB mengembangkan
persyaratan-persyaratan IAS yang relevan untuk sektor publik. IPSAS
menggunakan persyaratan, struktur, dan teks yang diatur dalam IAS kecuali ada alasan
untuk tidak menggunakan hal-hal tersebut.
Pada tahun 2003 melalui proyek General Improvment, IASB menerbitkan revisi IAS.
Proyek General Improvment bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi
alternatif, Pengulangan -pengulangan yang tidak perlu (redundancies), dan juga konflik
dalam IAS sendiri. Proyek juga berhubungna dengna isu konvergensi dan berbagai
peningkatan lainnya.
Tujuannya dari revisi IPSAS yang diterbitkan kali ini adalah agar IPSAS konvergen dengan
IAS yang diterbitkan tahun 2003 tersebut. IPSAS menjadi rujukan karena keberadaan
IPSASB bermula dari kesadaran akan manfaat nyata informasi keuangan yang
konsisten dan terbandingkan (comparable) linta -jurisdiksi.
IPSAS< sebagai standar internasional akuntansi sektor publik, diharapkan memainkan peran
kunci untuk merealisasikan manfaat tersebut.
Komponen laporan keuangan akuntansi pemerintah berbasis akrual (IPSAS) di Perancis
yaitu:
· Neraca
· Laporan Surplus/Defisit
Komponen laporan keuangan di Swedia, yaitu:
·Nerca
·Laporan apropriasi
·Laporan kinerja
Badan pembuat standar akuntansi untuk kawasan Eropa ialah IASB (International
Accounting Standard Board). Standar yang dibuat oleh IASB, saat itu (sebelum tahun 1990)
belum diminati oleh dunia. Hal ini karena perkembangan ekonomi Amerika masih dijadikan
sebagai patokan perkembangan bisnis dunia. Produknya adalah IAS yang kemudian
bermetamorfosis menjadi IFRS (International Financial Reporting Standard).
Salah satu tujuan EU adalah untuk mencapai integrasi pasar keuangan eropa. Untuk tujuan
ini, EC telah memperkenalkan direktif dan mengambil langkah inisiatif yang sangat besar
untuk mencapai pasar tunggal bagi :
IOSCO telah bekerja secara ekstensif dalam pengungkapan internasional dan standar
akuntansi memfasilitasi kemampuan perusahaan memperoleh modal secara efisien melalui
pasar global surat berharga. Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi proses yang dapat
digunakan para penerbit saham kelas dunia untuk memperoleh modal dengan cara yang
paling efektif dan efisien pada seluruh pasar modal yang terdapat permintaan investor.
Komite ini bekerja sama dengan IASB, antara lain dengan memberikan masukan terhadap
proyek-proyek IASB.
IFAC merupakan organisasi tingkat dunia yang memiliki 159 organisasi anggota di 118
negara, yang mewakili lebih dari 2,5 juta orang akuntan. Didirikan tahun 1977, dimana
misinya adalah untuk mendukung perkembangan profesi akuntansi dengan harmonisasi
standar sehingga akuntan dapat memberikan jasa berkualitas tinggi secara konsisten demi
kepentingan umum.
Majelis IFAC, yang bertemu setiap 2.5 tahun, memiliki seorang perwakilan dari setiap
organisasi anggota IFAC. Majelis ini memiliki suatu dewan, yang terdiri dari para individu
yang berasal dari 18 negara yang dipilih untuk masa 2.5 tahun. Dewan ini, yang bertemu 2
kali setiap tahunnya, menetapkan kebijakan IFAC dan mengawasi operasinya. Administrasi
harian dilakukan oleh Sekretariat IFAC yang berlokasi di New York, yang memiliki staf
professional akuntansi dari seluruh dunia.
ISAR dibentuk pada tahun 1982 dan merupakan satu-satunya kelompok kerja antar
pemerintah yang membahas akuntansi dan audit pada tingkat perusahaan. Mandat khususnya
adalah untuk mendorong harmonisasi standar akuntansi nasional bagi perusahaan. ISAR
mewujudkan mandat tersebut melalui pembahasan dan pengesahan praktik terbaik, termasuk
yang direkomendasikan oleh IASB. ISAR merupakan pendukung awal atas pelaporan
lingkungan hidup dan sejumlah inisiatif terbaru berpusat pada tata kelola perusahaan dan
akuntansi untuk perusahaan berukuran kecil dan menengah.
SEC dibentuk pertama kalinya pada tahun 1934, dimana peran utamanya adalah untuk
mengatur penerbitan dan transaksi perdagangan sekuritas oleh emiten kepada khalayak ramai
(publik). SEC juga mewajibkan perusahaan publik agar laporan keuangan eksternalnya
diaudit oleh akuntan independen. SEC sangat fokus terhadap pelaporan keuangan perusahaan
publik dan pengembangan standar akuntansi. SEC juga secara seksama memonitor proses
pembentukan standar akuntansi di Amerika. SEC membantu mengembangkan dan
menstandarisasi informasi keuangan yang disajikan kepada para pemegang saham. SEC
memiliki mandat untuk menetapkan prinsip-prinsip akuntansi.
AICPA adalah sebuah organisasi profesi akuntan public di Amerika. Organisasi ini didirikan
pada tahun 1887 dan menerbitkan jurnal bulanan dengan nama Journal of Accountancy.
AICPA memiliki peran penting dalam pengembangan dan pembentukan standar akuntansi,
termasuk penyiapan (penyelenggaraan) ujian sertifikasi dan pendidikan berkelanjutan bagi
para akuntan publik. Atas desakan SEC, pada tahun 1939 AICPA membentuk Committee on
Accounting Procedure (CAP). CAP yang beranggotakan akntan praktisi, menerbitkan 51
Accounting Research Bulletins yang menangani berbagai masalah akuntansi sepanjang tahun
1939 sampai dengan tahun 1959. Namun, pendekatan masalah per masalah ini gagal
memberikan kerangka prinsip akuntasni yang terstruktur sebagaimana yang dibutuhkan dan
yang diinginkan. Untuk itu, pada tahun 1959 AICPA mendirikan Accounting Principles
Boards (APB).
FASB merupakan organisasi sektor swasta yang bertanggung jawab dalam pembentukan
standar akuntansi di Amerika saat ini. FASB didirikan pada tahun 1973, menggantikan APB.
Anggota FASB berasal dari berbagai latar belakang (audit, akuntansi korporasi, jasa
keuangan, dan akademisi). Penunjukan anggota FASB yang baru, dilakukan oleh Financial
Accounting Foundation (FAF). FAF adalah sebuah badan independen, sama seperti FASB,
yang dibentuk dengan wakil dari profesi akuntansi, komunitas bisnis, pemerintah, dan
akademisi.
Fungsi utama dari FASB adalah mempelajari masalah akuntansi terkini dan menetapkan
standar akuntansi. Standar ini dipublikasikan sebagai Statement of Financial Accounting
Standards (SFAS). FASB juga menerbitkanStatement of Financial Accounting
Concepts (SFAC) yang memberikan kerangka kerja konseptual yang memungkinkan untuk
dikembangkannya standar akuntansi khusus. SFAC diterbitkan pada tahun 1978 sebagai
konsep fundamental yang akan digunakan FASB dalam mengembangkan standar akuntansi
dan pelaporan keuangan di masa depan. Tidak seperti SFAS, SFAC bukan merupakan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Standar akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh FASB
dipandang sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dalam menetapkan standar
akuntansi keuangan, FASB harus tanggap terhadap kebutuhan dari seluruh komunitas dan
menetapkannya secara transparan di depan publik. Hal ini dilakukan dengan memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya secara adil (tanpa memihak) kepada semua komunitas
terkait untuk mengungkapkan pendapat mereka sebelum standar yang baru diterbitkan dan
diberlakukan.
GASB dibentuk pada tahun 1984 oleh FAF dengan tugas menetapkan standar akuntansi
keuangan pemerintah. Sturuktur organisasi GASB serupa dengan struktur FASB. GASB
memeiliki dewan penasehat yang bernamaGovernmental Accounting Standards Advisory
Council (GASAC).
Standar ini dinamakan sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Generally
Accepted Accounting Principles). Standar ini diperlukan sebagai patokan (pedoman) dalam
penyusunan laporan keuangan yang baku. Dengan adanya standar ini, pihak manajemen
selaku pengelola dana dan aktivitas perusahaan dapat mencatat, mengikhtisarkan, dan
melaporkan seluruh hasil kegiatan operasional maupun financial perusahaan secara baku
(yang secara standar diterima umum) dan transparan.