Anda di halaman 1dari 44

1.1.

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP AKUNTANSI


SEKTOR PUBLIK
Akuntansi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan penerapan dan perlakuanakuntansi
pada domain publik.Domain publik sendiri memiliki wilayah yang lebih luas dan kompleks
dibandingkan dengan sektor swasta. Keluasan wilayah publik tidak hanya disebabkan luasnya
jenis dan

bentuk organisasi yang berada di dalamnya, akan tetapi juga karena kompleksnya lingkungan
yang mempengaruhi lembaga-lembaga publik tersebut.

Secara kelembagaan, domain publik antara lain : badan-badan pemerintahan (pusat dan
daerah), BUMN dan BUMD, yayasan, organisasi politik, LSM, Universitas dan organisasi
nirlaba lainnya.

Istilah “Sektor Publik” sendiri memiliki pengertian yang bermacam-macam. Dari sudut
pandang ilmu ekonomi, sektor publik dapat dipahami sebagai suatu entitas yang aktivitasnya
berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan hak publik.

Beberapa tugas dan fungsi sektor publik dapat juga dilakukan oleh sektor swasta, misalnya :
layanan komunikasi, penarikan pajak, pendidikan, transportasi publik dan sebagainya.
Adapun beberapa tugas sektor publik yang tidak bisa digantikan oleh sektor swasta,
misalnya : fungsi birokrasi perintahan. Seabagi konsekuensinya, akuntansi sektor publik
dalam beberapa hal berbeda dengan akuntansi sektor swasta.

1.2. SIFAT DAN KARATERISTIK AKUNTANSI SEKTOR


PUBLIK
Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memilki tujuan untuk mencapai hasil tertentu dan
hasil tersebut harus memiliki manfaat. Dalam beberapa hal, akuntansi sektor publik berbeda
dengan akuntansi pada sektor swasta. Perbedaan sifat dan karakteristik akuntansi tersebut
disebabkan karena adanya perbedaan lingkungan yang mempengaruhi. Komponen
lingkungan yang mempengaruhi organisasi sektor publik meliputi:

 Faktor ekonomi meliputi antara lain :


o Pertumbuhan ekonomi
o Tingkat inflasi
o Tenaga kerja
o Nilai tukar mata uang
o Infrastruktur
o Pertumbuhan pendapatan per kapita (GNP/GDP)
 Faktor politik meliputi antara lain :
o Hubungan negara dan masyarakat
o Legitimasi pemerintah
o Tipe rezim yang berkuasa
o Ideologi negara
o Elit politik dan massa
o Jaringan Internasional
o Kelembagaan

 Faktor kultural meliputi antara lain :


o Keragaman suku, ras, agama, bahasa dan budaya
o Sistem nilai di masyarakat
o Historis
o Sosiologi masyarakat
o Karakteristik masyarakat
o Tingkat pendidikan

 Faktor demografi meliputi antara lain :


o Pertumbuhan penduduk
o Struktur usia penduduk
o Migrasi
o Tingkat kesehatan

1.3. PERBEDAAN DAN PERSAMAAN SEKTOR PUBLIK DAN


SEKTOR SWASTA
Perbedaan sifat dan karakteristik sektor publik dengan sektor swasta dapat dilihat dengan
membandingkan beberapa hal, yaitu: tujuan organisasi, sumber pembiayaan, pola
pertanggungjawaban, struktur organisasi, karakteristik anggaran, stakeholder yang
dipengaruhi, dan sistem akuntansi yang digunakan.

1. Tujuan organisasi

Dilihat dari tujuannya, organisasi sektor publik berbeda dengan sektor swasta. Perbedaan
menonjol terletak pada tujuan memperoleh laba. Pada sektor swasta terdapat tujuan untuk
memaksimumkan laba (profit motive), sedangkan pada sektor publik adalah pemberian
pelayanan publik, dan penyediaan pelayanan publik. Tetapi meskipun tujuan utama sektor
publik adalah pemberian pelayanan publik, tidak berarti organisasi sektor publik sama sekali
tidak memiliki tujuan yang bersifat finansial. Organisasi sektor publik juga memiliki tujuan
finansial, akan tetapi hal tersebut berbeda baik secara filosofis, konseptual, dan
operasionalnya dengan tujuan profitabilitas sektor swasta.

2. Sumber pembiayaan

Perbedaan sektor publik dengan sektor swasta dapat dilihat dari sumber pendanaan organisasi
atau dalam istilah manajemen keuangan disebut struktur modal atau sumber pembiayaan.
Sumber pembiayaan sektor publik berbeda dengan sektor swasta dalam hal bentuk, jenis dan
tingkat risiko. Pada sektor publik sumber pendanaan berasal dari pajak dan retribusi,
charging for service, laba perusahaan milik negara, pinjaman pemerintah berupa utang luar
negeri dan obligasi pemerintah, dan pendapatan lain-lain yang sah dan tidak bertentangan
dengan peraturan perundangan yang ditetapkan. Sedangkan untuk sektor swasta sumber
pembiayaan dipisahkan menjadi dua yaitu internal dan eksternal. Sumber pembiayaan
internal terdiri atas bagian laba yang diinvestasikan kembali ke perusahaan (retained
earnings) dan modal pemilik. Sumber pembiayaan eksternal misalnya utang bank, penerbitan
obligasi, dan penerbitan saham baru untuk mendapatkan dana dari publik.

3. Pola pertanggungjawaban

Manajemen pada sektor swasta bertanggungjawab kepada pemilik perusahaan (pemegang


saham) dan kreditor atas dana yang diberikan. Pada sektor publik manajemen bertanggung
jawab kepada masyarakat karena sumber dana yang digunakan organisasi sektor publik
dalam rangka pemberian pelayanan publik berasal dari masyarakat (public funds). Pola
pertanggungjawaban di sektor publik bersifat vertikal dan horisontal. Pertanggungjawaban
vertikal (vertical accountability) adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada
ototritas yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada
pemerintah pusat. Pertanggungjawaban horisontal (horisontal accountability) adalah
pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.

4. Struktur organisasi

Secara kelembagaan, organisasi sektor publik juga berbeda dengan sektor swasta. Struktur
organisasi pada sektor publik bersifat birokratis, kaku, dan hirarkis, sedangkan struktur
organisasi pada sektor swasta lebih fleksibel. Salah satu faktor utama yang membedakan
sektor publik dengan sektor swasta adalah adanya pengaruh politik yang sangat tinggi pada
organisasi sektor publik. Tipologi pemimpin, termasuk pilihan dan orientasi kebijakan
politik, akan sangat berpengaruh terhadap pilihan struktur birokrasi pada sektor publik.
Sektor publik memiliki fungsi yang lebih kompleks dibandingkan dengan sektor swasta.
Kompleksitas organisasi akan berpengaruh terhadap struktur organisasi.     

5. Karakteristik anggaran dan stakeholder

Jika dilihat dari karakteristik anggaran, pada sektor publik rencana anggaran dipublkasikan
kepada masyarakat secara terbuka untuk dikritisi dan didiskusikan. Anggaran bukan sebagai
rahasia negara. Sementara itu, anggaran pada sektor swasta bersifat tertutup bagi publik
karena anggaran merupakan rahasia perusahaan. Dari sisi stakeholder, pada sektor publik
stakeholder dibagi menjadi dua yaitu internal dan eksternal, pada stakeholder internal antara
lain adalah lembaga negara (kabinet, MPR, DPR, dan sebagainya), Kelompok politik (partai
politik), manajer publik (gubernur BUMN, BUMD), pegawai pemerintah. Stakeholder
eksternal pada sektor publik seperti masyarakat pengguna jasa publik, masyarakat pembayar
pajak, perusahaan dan organisasi sosial ekonomi yang menggunakan pelayanan publik
sebagai input atas aktivitas organisasi, Bank sebagai kreditor pemerintah, Badan-badan
internasional (IMF, ADB, PBB, dan sebagainya), investor asing, dan generasi yang akan
datang. Pada sektor swasta, stakeholder internal terdiri dari manajemen, karyawan, dan
pemegang saham. Sedangkan stakeholder eksternal terdiri dari bank, serikat buruh,
pemerintah, pemasok, distributor, pelanggan, masyarakat, serikat dagang dan pasar modal.

6. Sistem akuntansi yang digunakan


Perbedaan yang lain adalah sistem akuntansi yang digunakan. Pada sektor swasta sistem
akuntansi yang biasa digunakan adalah akuntansi yang berbasis akrual (accrual accounting).
Sedangkan pada sektor publik lebih banyak menggunakan sistem akuntansi berbasis kas
(cash basis accounting).

Meskipun sektor publik memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda dengan sektor swasta,
akan tetapi dalam beberapa hal terdapat persamaan, yaitu:

1. Kedua sektor tersebut, yaitu sektor publik dan sektor swasta merupakan bagian integral
dari sistem ekonomi di suatu negara dan keduanya menggunakan sumber daya yang sama
untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Keduanya menghadapi masalah yang sama, yaitu masalah kelangkaan sumber daya
(scarcity of resources), sehingga baik sektor publik maupun sektor swasta dituntut untuk
menggunakan sumber daya organisasi secara ekonomis, efektif dan efisien.

3. Proses pengendalian manajemen, termasuk manajemen keuangan, pada dasarnya sama di


kedua sektor. Kedua sektor sama-sama membutuhkan informasi yang handal dan relevan
untuk melaksanakan fungsi manajemen, yaitu: Perencanaan, pengorganisasian, dan
pengendalian.

4. Pada beberapa hal, kedua sektor menghasilkan produk yang sama, misalnya: baik
pemerintah maupun swasta sama-sama bergerak di bidang transportasi massa, pendidikan,
kesehatan, penyediaan energi, dan sebagainya.

5. Kedua sektor terikat pada peraturan perundangan dan ketentuan hukum lain yang
disyaratkan.

1.4. TUJUAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


American Accounting Association (1970) dalam Glynn (1993) menyatakan bahwa tujuan
akuntansi pada organisasi sektor publik adalah untuk :

 Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisiensi dan
ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada
organisasi. Tujuan ini terkait dengan pengendalian manajemen (management control).
 Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan
pelaksanaan tanggungjawab mengelola secara tepat dan efektif program dan
penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya dan memungkinkan bagi
pegawai pemerintah untuk melaporkan kepada publik atas hasil operasi pemerintah
dan penggunaan dana publik. Tujuan ini terkait dengan akuntanbilitas
(Accountability)

Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok yaitu, penyediaan informasi
pengadilan manajemen dan akuntansibilitas. Akuntansi sektor publik merupakan alat
informasi baik bagi peerintah sebagai manajemen mapun alat informasi bagi publik. Baik
pemerintah, informasi akuntansi digunakan bagi pengadilan manajemen mulai dari
perencanaan strategik, pembuatan program, penganggaran, avaluasi, kinerja, dan pelaporan
kinerja.
Informasi akuntansi bermanfaat untuk pengambilan keputusan, terutama untuk embantu
manejer dalam melakukan alokasi sumber daya. Informasi akuntansi dapat digunakan untuk
menentukan biaya sesuatu program, proyek atau aktivitas serta kelayakannya baik secara
ekonomis dan teknis. Dengan informasi akuntansi, pemerintah dapat menentukan pelayanan
(cost of services) yang diberikan pada publik, menetapkan biaya standar, dan harga yang
akan dibebankan kepada publim atas suatu pelayanan (charging of sevices).

Informasi akuntansi dapat digunakan untuk membantu dalam pemilihan program yang efektif
dan ekonomis serta penilaian infestasi. Untuk melakukan pengukurn kinerja, pemerintah
melakukan informasi akuntansi terutama untuk menentukan indikator kinerja (perfomance
indicator) sebagai dasar penilaian kinerja.

Pada tahap akhir dari proses pengadilan manajemen akuntansi digunakan untuk mebuat
laporan keuangan sektor publik berupa laporan surplus/defisit pada pemerintah, laporan
rugi/laba dan aliran kas pada BUMN/BUMD, laporan pelaksanaan anggaran, laporan alokasi
sumber dana, dan neraca. Kuntansibilitas publik hendaknya dipahami bukan sekedar
akuntansibilitas finansial saja, akan tetapi juga akuntabilitas value for money, akuntansibilitas
manajerial, akuntansibilatas hukum, dan akuntabsibilitas politik.

1.5. PERKEMBANGAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Berbagai kritik mengenai peran organisasi sektor publik dalam pembangunan telah
mengalami perubahan yang dramatis. Pada tahun 1950-an dan 1960-an sektor publik
memainkan peran utama sebagai pembuat dan pelaksana strategi pembangunan. Istilah
“sektor publik” mulai dipakai pada tahun 1952.

Pada tahun 1970-an adanya kritikan dan serangan dari pendukung teori pembangunan radikal
menunjukkan kesan ingin mempertanyakan kembali peran sektor publik dalam
pembangunan. Sektor publik dianggap lebih rendah kedudukannya dibanding dengan sektor
swasta dan bahkan dianggap mengganggu pembangunan ekonomi dan sosial itu sendiri,
dengan alasan sektor publik sering dijdikan sebagai sarang pemborosan dan inefisiensi
ekonomi. Kedudukan sektor publik bertambah lemah karena orientasi pembangunan lebih
diarahkan pada pembangunan sektor swasta dan cenderung mengabaikan pembangunan
sektor publik.

Baru pada tahun 1980-an reformasi sektor publik dilakukan dinegara-negara industri maju
sebagai jawaban atas berbagai kritikan yang ada. Berbgai perubahan dilakukan. Untuk
memperbaiki kinerja sektor publik, perlu di adopsi beberapa praktik dan teknik manajemen
yang diterapkan di sekor swasta ke dlam sektor publik.

Dengan adanya perubahan pada sektor publi tersebut, terjadi pula perubahan pada akuntansi
sektor publik. Akuntansi sektor publik keudian mengikuti dan menyesuaikan diri dengan
perubahan perubahan yang terjadi. Pemerintah New Zaeland yang dianggap paling maju dan
sukses dalam menerapkan akuntansi berbasis akrual telah mengadosi sistem akuntansi
tersebut sejak tahun 1991 yang kemudian diikuti oleh Jepang, Itali, dan negara-negara Eropa
lainya, meskipun di Itali sistem tersebut kurang efektif dan kurang sukses. Tujuan
memperkenalkan sistem akuntansi akrual adalah untuk membantu meningkatkan transparasi
dan memperbaiki evektifitas sektor publik.
Kini muncul isu bahwa akuntansi sektor publik di negara berkembang mengalami
kebangkrutan. Namun hal tersebut dapat disangkal dengan negara-negara yang memiliki
kepercayaan publik tinggi seperti Malaysia, Taiwan, Thailand dan Korea Selatan.

Kontribusi sektor publik dapat memantu pembangunan nasional dan stabilitas publik. Oleh
karena itu perbaikan kinerja sektor publik terus dilakukan agar dapat tercipta good publik and
corporate govermance. Seiring dengan perbaikan sektor publik, akuntansi publik pun ikut
berkembang dengan pesat. Hal ini tampak pada dua dasawarsa terakhir, istilah "akuntabilitas
publik, value for money, reformasi sektor publik, privatisasi, good publik governance." yang
begitu cepat masuk ke kamus sektor publik.

Isu-isu sektor publik masih terus bermunculan misalnya isu perlunya dilakukan reformasi
akuntansi, auditing, sistem anajemen keuangan pubik, privatisasi perusahaan-perusahaan
publik, dan tuntutan dibuatnya laporan laporan keungan eksternal.

1.6. VALUE FOR MONEY

Tuntutan baru muncul agar organisasi sektor publik memperhatikan value of money dalam
menjalankan aktivitasnya, dimana value of money merupakan konsep pengelolaan organisasi
sektor publik yang mendasarkan pada 3 elemen utama, yaitu :

1. Ekonomi : pemerolehan input dengan kualitas tertentu pada harga yang terendah.

2. Efisiensi : pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan
input yang terendah untuk mencapai output tertentu.

3. Efektivitas : tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan atau
perbandingan outcome dengan ouput.

Ketiga hal tersebut merupakan pokok value of money, namun beberapa pihak berpendapat
perlu ditambah 2 elemen yaitu keadilan (equity) mengacu pada adanya kesempatan sosial
yang sama untuk mendapatkan pelayan publik yang berkualitas dan kesejahteraan ekonomi.
Pemerataan (equality) penggunaan uang publik tidak terkonsentrasi pada kelompok tertentu
melainkan secara merata.

Manfaat implementasi value of money :

1.   Meningkatkan pelyanan publik

2.   Meningkatkan efektifitas pelayan publik, pelayan tepat sasaran.

3.  Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan penghematan dalam
penggunaan input
1.7. AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN GOOD
GOVERNANCE
Pengertian governance dapat diartikan sebagai cara mengelola urusan-urusan public. World
Bank memberikan definisi governance sebagai "te way state power is used in managing
economic and social resources for development of society". Sementara itu, United Nation
Development Program (UNDP) mendefinisikan Governance sebagai "the exercise of
political, economic, and administrative authority to manage a nation's affair at all levels".

Dalam hal ini World Bank lebih menenakankan pada cara pemerintah mengelola sumber
daya social dan ekonomi untuk kepentingan pembangunan masyarakat sedangkan UNDP
lebih menekankan aspek ekonomi, politik dan administrative dalam pengelolaan Negara.

Political governance mengacu pada proses pembuatan kebijakan (policy/ strategy


formulation). Economic governance mengacu pada proses pembuatan keputusan di bidang
ekonomi yang berimplikasi pada masalah pemerataan, penurunan kemiskinan dan
peningkatan kualitas hidup. Administrative governance mengacu pada sistem implementasi
kebijakan.

Jika mengacu pada program World Bank dan UNDP, orientasi pembangunan sektor publik
adalah untuk menciptakan good governance. Pengertian Good governance sering diartikan
sebagai tata kelola pemerintahan yang baik. Sementara itu World Bank mendefinisikan Good
Governance sebagai suatu penyelenggaraan manejemen pembangunan yang solid dan
bertanggung jawab sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran
salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administatif,
menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi
tumbuhnya, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework
bagi  tumbuhnya akencegahan korupsi baik secara politik maupun administatif, menjalankan
disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya akifias
usaha.

Karakteristik Good Governance menurut UNDP,yaitu:

1.    Participation merupakan keterlibatan masyarakat dalam pembuatan  keputusan baik


secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan
aspirasinya. Partisipasi tersebut dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta
berpartisipasi secara konstruktif.

2.  Rule of law merupakan kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu.

3.  Transparency dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi. Informasi yang


berkaitan dengan kepentingan public secara langsung dapat diperoleh yang membutuhkan.

4. Responsiveness meerupakan lembaga-lembaga publik harus cepat dan tanggap dalam


melayani stakeholders.

5.  Consensus orientation berada pada kepentingan masyarakat yang lebih luas.
6.  Equity merupakan setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh
kesejahteraan dan keadilan.

7. Efficiency and effectivenessadalah pengelolaan sumber daya public harus dilakukan secara
berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif).

8. Accountability merupakan tanggungjawaban kepada public atas setiap aktifitas yang


dilakukan.

9.  Strategic vision merupakan penyelenggaraan pemerintahan dan masyarakat harus


memiliki visi jauh ke depan.

Dari sembilan karakter tersebut, paling tidak terdapat 3 hal yang dapat diperankan oleh
akuntansi sektor publik yaitu pencipttaan transportasi, akuntanbilitas publik dan value for
money (economiy, efficiency dan effectiveness)

Untuk mewujudkan good public and corporate governance dalam rangka menciptakan
kesejahteraan masyarakat, maka diperlukan serangkaian revormasi di sektor publik. Dimensi
reforamsi sektor publik tersebut tidak saja sekedar perubahan format lembaga, akan tetapi
mencangkup pembaharuan alat-alat yang digunakan untuk mendukung berjalannya lembaga-
lembaga publik tersebut secara ekonomis, efisien, efektif, transparan, dan akuntabel.

Untuk mewujudkan good governance diperlukan reformasi kelembagaan dan reformasi


manajemen publik. Reformasi kelembagaan menyangkut pembenahan seluruh alat-alat
pemerintah di daerah baik struktur maupun instruktur. Diperlukan juga reformasi lanjutan
terutama yang terkait dengan sistem pengelolaan keuangan pemerintah daerah, yaittu:

1.      Reformasi sistem penganggaran(budgeting reform)

2.      Reformasi sistem akuntansi (accounting reform)

3.      Reformasi sistem pemeriksaan (audit reform)

4.      Reformasi sistem manajemen daerah (financial management reform)

1.8. AKUNTABILITAS PUBLIK


Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah untuk memberikan
pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala aktivitas dan
kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak yang memberikan amanah.

Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:

a.    Vertical accountability adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada


otoritas yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas) kepada
pemerintah daerah, kemudian pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, pemerintah pusat
kepada MPR.
b.    Horizontal accountability adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.

 Tuntunan akuntabilitas publik lebih menekankan pada akuntabilitas horisontal, tidak hanya
akuntabilitas vertikal.

Akuntabilitas merupakan konsep yang lebih luas dari stewardship. Stewardship mengacu
pada pengelolaan atas suatu aktivitas secara ekonomis dan efisien tanpa dibebani kewajiban
untuk melaporkan, sedangkan accountability mengacu pada pertanggungjawaban oleh
seorang steward kepada pemberi tanggung jawab.

Akuntabilitas publik yang dilakukan organisasi sektor publik terdiri atas empat dimensi
akuntabilitas yang mesti dipenuhi organisasi sektor publik (Ellwood, 1993).

1.  Accountability for probity and legality, akuntabilitas kejujuran dan hukum. Akuntabilitas
hukum terkait dengan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang diterapkan.

2.  Process accountability, akuntabilitas proses. Akuntabilitas proses terkait dengan apakah


prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan
sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen, dan prosedur administrasi.
Akuntabilitas ini diterjemahkan melalui pemberian pelayanan publik yang cepat, responsif,
dan murah biaya. Pengawasan dan pemeriksaan dapat dilakukan terhadap akuntabilitas
proses, untuk dapat menghindari kolusi, korupsi dan nepotisme.

3.  Program accountability, akuntabilitas program, untuk pertimbangan apakah tujuan yang


ditetapkan dapat tercapai, dan apakah ada alternatif program lain yang memberikan hasil
maksimal dengan biaya minimal.

4.  Policy accountability, akuntabilitas kebijakan, terkait dengan pertanggungjawaban


pemerintah atas kebijakan yang diambil terhadap DPR/DPRD dan masyarakat luas.

1.9. PRIVATISASI
Di Indonesia sendiri, masih banyak perusahaan milik negara (BUMN dan BUMD) yang
dijalankan secara tidak efisien. Inefisiensi yan di alami oleh BUMN dan BUMD antara lain
disebabkan adanya intervensi politik, sentralisasi, rent seeking behaviour, dan manajeen yang
buruk.

BUMN dan BUMD dalam era globalisasi akan menghadapi beberapa tekanan dan tuntutan,
yaitu:

1.  Regulation & political pressure, BUMN dan BUMD dituntuk untuk memberikan bagian
laba perusahaan kepada pemerintah.

2.  Social pressure, BUMN dan BUMD akan menghadapi tekanan yang semakin besar dari
masyarakat (konsumen) untuk menghasilkan produk yang murah dan berkualitas.

3.  Rent seeking behaviour, BUMN dan BUMD akan berhadapan dengan orang-orang yang
mencoba melakukan rent seeking, korupsi, kolusi, dan nepotisme.
4.  Economic & efficiency, BUMN dan BUMD disisi lain dituntuk untuk ekonomi dan efisien
agar menjadi entitas bisnis yang profesional.

1.10. KESIMPULAN
Demikanlah pemaparan materi diatas dengan lengkap terkait pengertian akuntansi sektor
publik beserta karakteristik, tujuan, ,ruang lingkupnya,dan akuntabilitas . Pemaparan di atas,
sangat jelas bahwa laporan pengelolaan keuangan dari akuntansi untuk sektor publik sangat
penting untuk publik. Laporan dari akuntansi ini dapat digunakan untuk melihat transparansi
anggaran, pertanggungjawaban, dan melihat bagaimana kinerja lembaga publik.

Begitupun jika kita sedang membagun sebuah bisnis. Akuntansi dan pembukuan adalah hal
yang peting untuk memastikan seluruh urusan keuangan bisnis terpantau secara transparan
dan tidak ada informasi keuangan sedikitpun yang kita lewatkan.

2.1.PENDAHULUAN
Peran utama akuntansi manajemen sektor publik adalah menyediakan informasi akuntansi
yang akan digunakan oleh manajer publik dalam menyediakan informasi akuntansi yang akan
digunakan oleh manajer publik dalam melakukan fungsi perencanaan dan pengendalian
organisasi. Informasi akuntansi diberikan sebagai alat atau sarana untuk membantu manajer
menjalankan fungsi-fungsi manajemen sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

Akuntansi manajemen didefinisikan oleh Institute of Management  Accountants (1981)


sebagai satu proses pengidentifikasian, pengukuran, pengakumulasian, penganalisaan,
penyiapan, penginterpretasian, dan pengkomunikasian informasi finansial yang digunakan
oleh manajemen untuk perencanaan, evaluasi, dan pengendalian organisasi serta untuk
menjamin bahwa sumber daya digunakan secara tepat dan akuntabel.

Sedangkan Chartered Institute of Management Accountants mendefinisikan akuntansi


manajemen sebagai suatu bagian integral dari manajemen yang terkait dengan
pengidentifikasian, penyajian, dan penginterpretasian informasi yang digunakan untuk :

a.    Perumusan Strategi

b.    Perencanaan dan Pengendalian aktivitas

c.    Pengambilan keputusan

d.   Pengoptimalan penggunaan sumber daya

e.    Pengungkapan ( disclosure ) kepada stakeholders dan pihak luar organisasi


f.     Pengungkapan kepada karyawan

g.    Perlindungan asset

2.2. AKUNTANSI SEBAGAI ALAT PERENCANAAN


ORGANISASI
Perencanaan organisasi sangat penting dilakukan untuk mengantisipasi keadaan di masa yang akan
datang. Bagi tiap-tiap jenis organisasi, sistem perencanaan berbeda-beda tergantung pada tingkat
ketidakpastian dan kestabilan lingkungan yang mempengaruhi. Dalam organisasi sektor

publik, lingkungan yang mempengaruhi sangat heterogen. Faktor politik


dan ekonomi sangat dominan dalam mempengruhi tingkat kestabilan organisasi. Informasi akuntansi
diperlukan untuk membuat prediksi dan estimasi mengenai kejadian ekonomi yang akan datang
dikaitkan dengan keadaan ekonomi dan politik saat ini.

Informasi akuntansi sebagai alat perencanaan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok, yaitu:

1.Informasi sifatnya rutin ataukah ad hoc

2.Informasi kuantitatif ataukah kualitatif 

3.Informasi disampaikan melalui saluran formal ataukah informal

2.3. AKUNTANSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN


ORGANISASI

Untuk menjamin bahwa strategi untuk mencapai tujuan organisasi dijalankan secara
ekonomis, efisien, dan efektif, maka diperlukan suatu sistem pengendalian yang efektif. Pola
pengendalian tiap organisasi berbeda-beda tergantung pada jenis dan karakteristik organisasi.
Alat pengendalian organisasi bisnis lebih bertumpu pada mekanisme negosiasi (negotiated
bargain), sedangkan alat pengendalian organisasi sektor publik berupa peraturan birokrasi.

Fungsi utama informasi akuntansi pada dasarnya adalah pengendalian. Informasi akuntansi
merupakan alat pengendalian yang vital bagi organisasi karena akuntansi memberikan
informasi yang bersifat kuantitatif.
Dalam memahami akuntansi sebagai alat pengendalian perlu dibedakan penggunaan
informasi akuntansi sebagai alat pengendalian keuangan (financial control) dengan akuntansi
sebagai alat pengendalian organisasi (organizational control).

Pengendalian keuangan terkait dengan peraturan atau sistem aliran uang dalam organisasi.
Sedangkan pengendalian organisasi terkait dengan pengintegrasian aktivitas fungsional ke
dalam sistem organisasi secara keseluruhan.

2.4. PROSES PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN


MANAJERIAL ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Perencanaan  dan  pengendalian  pada  dasarnya  merupakan  dua  sisi  mata uang,  sehingga 
harus  dipertimbangkan  secara  bersama-sama.  Tanpa  ada pengendalian,  perencanaan 
tidak  akan  berarti  karena    tidak  ada  follow-up, demikian sebaliknya. Perencanaan dan
pengendalian merupakan suatu proses yang  membentuk  suatu siklus sehingga satu tahap
akan terkait dengan  tahap yang  lain  dan  terintegrasi  di  dalam  suatu  organisasi.  Jones 
dan  Pendlebury (1996)  membagi  proses  perencanaan  dan  pengendalian  manajerial  pada
organisasi sektor publik menjadi lima tahap, yaitu:

1.  perencanaan tujuan  dan sasaran dasar;

2.  perencanaan operasional;

3.  penganggaran;

4.  pengendalian& pengukuran;

5.  pelaporan, analisis, dan umpan balik.

2.5. PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

Peran akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik meliputi :

Ø   Perencanaan Strategik

Akuntansi manajemen dibutuhkan sejak tahap perencanaan strategik, manajemen organisasi


membuat alternatif-alternatif program yang dapat mendukung strategik organisasi. Peran
akuntansi manajemen adalah memberikan informasi untuk menentukan biaya program (cost
of program) dan biaya suatu aktivitas (cost of activity), sehingga manajer dapat menentukan
anggaran yang dibutuhkan dikaitkan dengan sumber daya yang dimiliki.
Akuntansi manajemen pada sektor publik dihadapkan pada tiga permasalahan utama, yaitu
efisiensi biaya, kualitas produk, dan pelayanan (cost, quality, and service). Untuk dapat
menghasilkan kualitas pelayanan publik yang tinggi dengan biaya yang murah, pemerintah
harus mengadopsi sistem informasi akuntansi manajemen yang modern. Karena sebagian
besar biaya yang terjadi di sektor publik merupakan discretionary costs, maka peran manajer
publik sangat penting dalam mengendalikan biaya.

Ø   Pemberian Informasi Biaya

Biaya (cost) dalam konteks organisasi sektor publik dapat dikategorikan menjadi tiga
kelompok, yaitu:

a.         Biaya input, yaitu sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan pelayanan. Bisa
berupa biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku.

b.        Biaya output, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengantarkan produk hingga sampai
ke tangan pelanggan.

c.         Biaya proses, dapat dipisahkan berdasarkan fungsi organisasi. Biaya ini sendiri diukur
dengan mempertimbangkan fungsi organisasi.

Akuntansi manajemen sektor publik memiliki peran yang strategis dalam perencanaan
finansial terkait dengan identifikasi biaya-biaya yang terjadi. Juga berperan untuk
memberikan informasi mengenai pengeluaran publik yang dapat digunakan oleh pihak
internal (pemerintah) dan pihak eksternal (masyarakat, LSM, DPRD, universitas, dll) untuk
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.

Proses penentuan biaya meliputi lima aktivitas, yaitu :

1.        Cost Finding, pemerintah mengakumulasi data mengenai biaya yang dibutuhkan untuk
menghasilkan produk/ jasa pelayanan.

2.        Cost Recording, meliputi kegiatan pencatatan data ke dalam sistem akuntansi
organisasi.

3.        Cost Analyzing, mengidentifikasi jenis dan perilaku biaya, perubahan biaya, dan
volume kegiatan.

4.        Strategic Cost Management, menentukan strategi penghematan biaya agar tercapai
value for money. Pendekatan strategik dalam pengurangan biaya (manajemen biaya strategik)
memiliki karakteristik, yaitu berjangka panjang, berdasarkan kultur perbaikkan berkelanjutan
(continuous improvement) dan berfokus pada pelayanan masyarakat, manajemen harus
bersifat proaktif dalam melakukan penghematan biaya, keseriusan manajemen puncak
merupakan penentu efektivitas program pengurangan biaya.

5.        Cost Reporting, memberikan informasi biaya secara lengkap kepada pimpinan dalam
bentuk internal report yang kemudian diagregasikan ke dalam satu laporan yang akan
disampaikan kepada pihak eksternal.
Ø   Penilaian Investasi

Faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh akuntan manajemen untuk melakukan penilaian
suatu investasi, yaitu tingkat diskonto, tingkat inflasi, tingkat resiko dan ketidakpastian,
sumber pendanaan untuk investasi yang akan dilakukan.

Perbedaan  penilaian investasi pada sektor publik dan swasta terletak pada tekniknya. Pada
sector swasta, terdapat beberapa teknik investasi diantaranya Net Present Value (NVP),
Internal Rate of Return (IRR), Accounting Rate of Return (ARR), Payback Period (PP), dan
sebagainya. Sementara penilaian investasi dalam organisasi sektor publik dilakukan dengan
menggunakan analisis biaya-manfaat (cost benefit analysis). 

Ø   Penganggaran

Akuntansi manajemen memainkan peran yang vital dalam proses pemilihan program,
penentuan biaya program, dan penganggaran. Akuntansi manajemen membahas tentang
perencanaan dan pengendalian yang sangat erat hubungannya dengan penganggaran.
Akuntansi manajemen berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran publik yang efektif.
Tiga fungsi anggaran, yaitu alat alokasi sumber daya publik, alat distribusi, stabilisasi.

Akuntansi manajemen ini perlu didukung dengan manajemen sumber daya manusia yang
handal, sebab akuntansi manajemen hanya merupakan alat manajemen untuk perencanaan
dan pengendalian.

Ø   Penentuan Biaya Pelayanan (Cost of Services) dan Penentuan Tarif Pelayanan
(Charging for Services)

Akuntansi manajemen digunakan untuk menentukan biaya yang dikeluarkan untuk


memberikan pelayanan tertentu dan tarif yang akan dibebankan kepada pemakai jasa
pelayanan publik. Penentuan biaya pelayanan dan penentuan tarif pelayanan merupakan satu
rangkaian yang keduanya sama-sama membutuhkan informasi akuntansi. Contohnya,
pemerintah daerah harus dapat menentukan berapa biaya untuk membuat jalur bebas
hambatan yang baik, aman, nyaman, serta berapa biaya operasionalnya. Dengan adanya
informasi akuntansi manajemen, sumber-sumber inefisiensi di organisasi dapat dideteksi dan
dihilangkan.

Ø   Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan bagian dari sistem pengendalian yang dilakukan untuk
mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Akuntansi manajemen berperan dalam pembuatan indikator kinerja kunci dan
satuan ukur untuk masing-masing aktivitas yang dilakukan.

Kesimpulan
Akuntansi manajemen sektor publik memiliki kaitan erat dengan sistem pengendalian manajemen
sektor publik. Sistem pengendalian manajemen sektor publik memiliki dua komponen, yaitu proses
pengendalian manajemen dan struktur pengendalian manajemen. Proses pengendalian
manajememn melibatkan beberapa aktivitas, yaitu perencanaan, koordinasi, komunikasi informasi,
pengembalian keputusan, motivasi, pengendalian, dan penilaian kinerja. Struktur pengendalian
manajemen terkait dengan desain struktur organisasi yang tercermin dalam bentuk pusat-pusat
pertanggung jawaban. Akuntansi manajemen sektor publik berfungsi sebagai penyedia informasi
untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial dan politik. Akuntansi manajemen juga berfungsi
membantu memberi informasi untuk perencanaan dan pengendalian bagi manajer publik. Akuntansi
manajemen dalam organisasi sektor publik berperan untuk merencanakan strategi, memberikan
informasi biaya (cost of services) dan tarif pelayanan (charging for services).

3.1 Pendahuluan

Organisasi memerlukan sistem pengendalian manajemen untuk memberikan jaminan


dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi
dapat dicapai. Pengendalian manajemen meliputi perencanaa, koordinasi, komunikasi
informasi, pengambilan keputusan, motivasi, pengendalian, dan penilaian kinerja.

3.2 TIPE PENGENDALIAN MANAJEMEN

Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu:

1.             Pengendalian preventif (preventive control) merupakan pengendalian manajemen


terkait dengan perumusan strategi dan perencanaan strategik yang dijabarkan dalam bentuk
program-program.

2.             Pengendalian operasional (operational control) merupakan pengendalian


manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui
alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan
pengendalian.

3.             Pengendalian kinerja merupakan pengendalian manajemen berupa analisis


evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.

3.3 STRUKTUR PENGENDALIAN MANAJEMEN


Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban
(responsibility centers). Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh
manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang
dipimpinnya. Tujuan dibuatnya pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut adalah:

1.        Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit
organisasi yang dipimpinnya

2.        Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi

3.        Memfasilitasi terbentuknya goal congruence

4.        Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi sehingga
mengurangi beban tugas manajer pusat

5.        Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan

6.        Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien

7.        Sebagai alat pengendalian anggaran

3.4 Pusat Pertanggungjawaban

Tanggung jawab manajer pusat pertanggungjawaban adalah untuk menciptakan hubungan


yang optimal antara sumber daya input yang digunakan dengan output yang dihasilkan
dikaitkan dengan target kinerja.

Pusat–Pusat Pertanggungjawaban

1.        Pusat Biaya (expense center), merupakan pusat pertanggungjawaban yang prestasi
manajernya dinilai berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan. Suatu unit organisasi dikatakan
sebagai pusat biaya apabila ukuran kinerja dinilai berdasarkan biaya yang telah digunakan
(bukan nilai output yang dihasilkan). Contohnya yaitu Dinas Sosial, Dinas Pekerjaan Umum,
Departemen Produksi.
2.        Pusat Pendapatan (revenue center), merupakan pusat pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya dinilai berdasarkan pendapatan yang dihasilkan. Contohnya yaitu Dinas
Pendapatan Daerah dan Departemen Pemasaran.

3.        Pusat Laba (profit center), merupakan pusat pertanggungjawaban yang


menandingkan input dengan output. Kinerja manajer dinilai berdasarkan laba yang
dihasilkan. Contohnya yaitu BUMN dan BUMD, bandara, pelabuhan.

4.        Pusat Investasi (investment center), merupakan pusat pertanggungjawaban yang


prestasi manajernya dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang
ditanamkan pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpin. Contohnya yaitu Departemen
Riset, Pengembangan dan Balitbang.

3.5 PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR


PUBLIK

Sistem pengendalian manajemen dapat menjadi jembatan dalam mewujudkan goal


congruence yaitu keselarasan antara tujuan organisasi dengan tujuan personal. Goal
congruence ini dipengaruhi faktor pengendalian formal ( sistem pengendalian manajemen,
sistem aturan / rules of the game, dan reward dan punishment system) dan faktor
informalyang bersifat eksternal (etos kerja dan loyalitas karyawan) sedangkan yang bersifat
internal (kultur organisasi, gaya manajemen, dan gaya komunikasi. Saluran komunikasi
formal terdiri dari aktivitas formal dalam organisasi yang meliputi :

1.             Perumusan Strategi (Strategy Formulation)

Perumusan strategi adalah proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, target (outcome), arah
dan kebijakan, serta strategi organisasi. Perumusan strategi menghasilkan strategi global
(makro) atau disebut corporate level strategy. Salah satu metode penentuan strategi adalah
analilis SWOT (Strength, Weakness, Opportuniy, Threat).

Proses Perumusan Strategi menurut Olsen dan Eadie (1982), yaitu (1) Pernyataan misi dan
tujuan organisasi yang disrumuskan oleh manajemen eksekutif organisasi dan memberikan
kerangka pengembangan strategi serta target yang akan dicapai, (2) Analisis atau scanning
lingkungan, terdiri dari pengidentifikasian dan pengukuran (assessment) faktor-faktor
eksternal yang sedang dan akan terjadi dan kondisi yang harus dipertimbangkan pada saat
merumuskan strategi organisasi, (3) Profil internal dan audit sumber daya, yang
mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai
faktor yang perlu dipertimbangkan dengan perencanaan strategik, (4) Perumusan, evaluasi,
dan pemilihan strategi, (5) Implementasi dan pengendalian rencana strategik.
2.             Perencanaan Strategik (Strategic Planning)

Perencanaan strategik adalah proses penentuan program-program, aktivitas, atau proyek yang
akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah alokasi sumber daya yang
akan dibutuhkan.

Manfaat Perencanaan Strategik Bagi Organisasi, adalah (1) Sebagai sarana untuk
memfasiltasi terciptanya anggaran yang efektif, (2) Sebagai sarana untuk memfokuskan
manajer ada pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan, (3) Sebagai sarana untuk
memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya yang optima (efektif dan efisien), (4)
Sebagai kerangka untuk pelaksanaan tindakan jangka pendek (short term action), (5) Sebagai
sarana bagi manajemen untuk dapat memahami strategi organisasi secara lebih jelas, (6)
Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternatif strategi.

Tujuan utama perencanaan strategik adalah untuk meningkatkan komunikasi antara manajer
puncak dengan manajer level bawahnya.

Struktur organisasi hendaknya dapat mendukung pelaksanaan strategi. Perlu adanya


restrukturisasi dan reorganisasi (institutional reform) agar selaras dengan strategi dan desain
sistem pengendalian manajemen. Prinsip-Prinsip Restrukturisasi, yaitu perubahan struktur
organisasi hendaknya meningkatkan kapasitas untuk mencapai strategi yang efektif, pimpinan
eksekutif bertanggung jawab untuk melaksanakan strategi dan arahan kebijakan hingga level
bawah, dewan bertanggung jawab secara kolektif untuk merancang strategi, kebijakan dan
otorisasi alokasi sumber daya, dan menilai kinerja manajemen (eksekutif)

3.             Penganggaran

Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen merupakan tahap dominan yang
memiliki karakteristik yang berbeda dengan penganggaran pada sektor swasta terutama
adalah adanya pengaruh politik dalam proses penganggaran.

4.             Penilaian Kinerja

          Pengendalian manajemen melalui sistem penilaian kinarja dilakukan dengan cara
menciptakan mekanisme reward dan punishment. Insentif positif bagi pencapaian tujuan
disebut penghargaan (reward) dan insentif negatif jika tujuan tidak dicapai disebut hukuman
(punishment). Reward dapat mendorong tercapainya tujuan organisasi dan menciptakan
kepuasan bagi setiap individu.

          Pemberian reward dapat berupa finansial (kenaikan gaji, bonus, dan tunjangan) dan
nonfinansial seperti pshycological reward dan social reward (promosi jabatan, penambahan
tanggung jawab, dan kepercayaan, otonomi yang lebih besar, penempatan kerja di lokasi
yang lebih baik, dan pengakuan. Orientasi penilaian kinerja lebih diarahkan pada pemberian
penghargaan (reward oriented).

4.1Pengertian Anggaran dan Penganggaran sektor Publik


A.    KONSEP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK 

Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapaiselama


periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran
adalah proses atau metoda untuk mempersiapkan suatu anggaran. Dalamorganisasi sektor
publik, penganggaran merupakan suatu proses politik. Pada sektor swasta, anggaran
merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik,sebaliknya pada sektor
publik anggaran justru harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik, didiskusikan, dan
diberi masukan.Penganggaran sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi
dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter. Proses
penganggaranorganisasi sektor publik dimulai ketika perumusan strategi dan perencanaan
strategictelah selesai dilakukan. Anggaran merupakan managerial plan for
action untuk memfasilitasi tercapainya tujuan organisasi.Aspek-aspek yang harus tercakup
dalam anggaran sektor publik meliputi :

Aspek perencanaan;

1.     Aspek pengendalian; dan

2.     Aspek akuntabilitas publik.Penganggaran sektor publik harus diawasi mulai tahap


perencanaan, pelaksanaan,serta pelaporan dan akan lebih efektif jika diawasi oleh lembaga
pengawas khusus  (oversight body).

 B.     PENGERTIAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK 

Anggaran publik adalah rencana kegiatan dalam bentuk perolehan pendapatandan belanja
dalam satuan moneter.Secara singkat dapat dinyatakan bahwa anggaran publik merupakan
suaturencana finansial yang menyatakan :

1.     Berapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat (pengeluaran/belanja);

2.     Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanairencana
tersebut (pendapatan).

C.    PENTINGNYA ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhanmasyarakat,


seperti listrik, air bersih, kualitas kesehatan, pendidikan, dan sebagainyaagar terjamin secara
layak. Anggaran merupakan blue print keberadaan sebuah negaradan merupakan arahan di
masa yang akan datang.
Anggaran dan Kebijakan Fiskal Pemerintah

Kebijakan fiskal adalah usaha yang dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi


keadaanekonomi melalui sistem pengeluaran atau sistem perpajakan untuk mencapai
tujuantertentu. Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Angaran sektor publik harus
dapatmemenuhi kriteria berikut :

Merefleksikan perubahan prioritas kebutuhan dan keinginan masyarakat

Menentukan penerimaan dan pengeluaran departemen-departemen pemerintah, pemerintah


propinsi atau pemerintah daerah.Anggaran sektor publik penting karena beberapa alasan,
yaitu:

1.     Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunansosial-


ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualititas hidupmasyarakat.

2.     Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat yangtak
terbatas dan terus berkembang, sedangkan sumber daya yang ada terbatas.Anggaran
diperlukan karena adanya masalah keterbatasan sumber daya ( Scarcity of resources), pilihan
(choice), dantrade offs.

3.     Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung jawab
terhadap rakyat. Dalam hal ini anggaran publik merupakan instrument pelaksanaan
akuntabilitas publik oleh lembaga-lembaga publik yang ada.

4.2 Fungsi Anggaran Sektor Publik

FUNGSI ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Anggaran sektor publik mempunyai beberapa fungsi utama, yaitu:

(1)   Sebagai alat perencanaan,

(2)   alat pengendalian,

(3)   alat kebijakan fiskal,

(4)   alat politik,


(5)   alat koordinasi dan komunikasi,

(6)   alat penilaian kinerja,

(7)   alat motivasi,

(8)   alat menciptakan ruang publik.

Anggaran Sebagai Alat Perencanaan (Planning Tool)

Anggaran sektor publik dibuat untuk merencakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh
pemerintah, berupa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja
pemerintah tersebut.Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan untuk:

1.     merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang
ditetapkan,

2.     merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi
sertamerencanakan alternatif sumber pembiayaannya,

3.     mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun,

4.     menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapian strategi.

Anggaran Sebagai Alat Pengendalian (Control Tool)

Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan
pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan dapat dipertanggungjawabkan kepada
publik.Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk menghindari adanya
overspending, underspending dan salah sasaran (misappropriation) dalam pengalokasian
anggaran dalam bidang lain yang bukan merupakan prioritas.Pengendalian anggaran public
dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu:

1.     Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan;

2.     Menghitung selisih anggaran (favourable dan unfavourable variances

3.     Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan (controllable) dan tak dapatdikendalikan
(uncontrollable) atas suatu varians;

4.     Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya.

Anggaran Sebagai Alat Kebijakan Fiskal (Fiscal Tool)

Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkanekonomi


dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Anggaran dapat digunakan untuk mendorong,
memfasilitasi, dan mengkoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakatsehingga dapat
mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Anggaran Sebagai Alat Politik (Political Tool)

Pada sektor publik, anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmeneksekutif
dan kesepakatan legislative atas penggunaan dana publik untuk kepentingantertentu. Oleh
karena itu pembuatan anggaran publik membutuhkan political skill,coalition building,
keahlian bernegosiasi, dan pemahaman tentang prinsip manajemenkeuangan publik oleh para
manajer publik.

Anggaran Sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi (Coordination and Communication Tool)

Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan. Anggaran
publik yang disusun dengan baik mampu mendeteksi inkonsistensi suatu unir kerja dan juga
berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif.

Anggaran Sebagai Alat Penilaian Kinerja (Performance Measurement Tool)

Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder (eksekutif ) kepada


pemberiwewenang (legislatif)

Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian targetanggaran dan efisiensi


pelaksanaan anggaran.

Anggaran Sebagai Alat Motivasi (Motivation Tool)

Agar dapat memotivasi pegawai, anggaran hendaknya bersifal challenging but attainableatau
demanding but achieveable.

Maksudnya adalah target anggaran hendaknya janganterlalu tinggi hingga tidak dapat
dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah hinggaterlalu mudah dicapai.

Anggaran Sebagai Alat untuk Menciptakan Ruang Publik (Public Share)

Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi dan berbagai organisasi kemasyarakatan harusterlibat


dalam proses penganggaran publik.

Kelompok masyarakat yang terorganisir akanmencoba mempengaruhi anggaran pemerintah,


kelompok lain yang kurang terorganisir akan mempercayakan aspirasinya melaluiproses
politik yang ada.

4.3 Jenis Anggaran Sektor Publik


Anggaran sektor publik dibagi menjadi dua, yaitu :

1.     Anggaran operasional,

2.     Anggaran modal

Anggaran Operasional (operation/recurrent budget)

Anggaran Operasional diguanakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam


menjalankan pemerintahan. Misalnya adalah belanja rutin (recurrent expenditure) yaitu
pengeluaran yang manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran dan tidak dapatmenambah
aset atau kekayaan bagi pemerintah.Secara umum pengeluaran yang masuk kategori anggaran
operasional antara lain

Belanja Administrasi Umum dan Belanja Operasi dan Pemeliharaan. Anggaran Modal
(capital/investment budget)

Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas aktivatetap
seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya. Pada dasarnya pemerintah
tidak mempunyai uang yang dimiliki sendiri, sebab seluruhnya adalah milik  publik.

Pendekatan Anggaran Sektor Publik

1. PENDEKATAN ANGGARAN TRADISIONAL

Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang banyak digunakan di negara berkembang


dewasa ini. Terdapat dua cirri utama dalam pendekatan ini yaitu:

1.     Cara penyusunan anggaran didasarkan atas pendekatan incrementalism

2.     Struktur dan susunan anggaran yang bersifat line-item

.Cirri lain yang melekat pada pendekatan anggaran tradisional tersebut adalah:

1.     Cenderung sentralistis

2.     Bersifat spesifikasi

3.     Tahunan

4.     Mengggunakan prinsip anggaran bruto

Incrementalism

Penekanan dan tujuan utama pendekatan tradisional adalah pada pengawasan dan
pertanggungjawaban yang terpusat. Anggaran tradisional bersifat incrementalism yaitu hanya
menambah/mengurangi jumlah rupiah pada item anggaran yang ada sebelumnyadengan
menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar menyesuaikan besarnya penambahan
atau pengurangan tanpa dilakukan kajian yang mendalam.
Masalah utama anggaran tradisional adalah berkaitan dengan tidak adanya perhatian terhadap
konsep value for money.

Konsep ekonomi, efesiensi dan efektivitassering tidak dijadikan pertimbangan dalam


penyusunan anggaran tradisional. Denganketiadaan perhatian pada konsep value for money
ini, sering kali pada akhir tahunanggaran terjadi kelebihan anggaran yang pengalokasiannya
kemudian dipaksakan padaaktivitas-aktivitas yang sebenarnya kurang penting untuk
dilaksanakan.Anggaran tradisional cenderung menggunakan konsep historic cost of service

Akibat digunakannya harga pokok pelayanan historis tersebut adalah suatu item, program,
atau kegiatan akan muncul lagi dalam anggaran tahun berikutnya meski itemtersebut sudah
tidak dibutuhkan. Perubahan anggaran hanya menyentuh jumlah nominalrupiah yang
disesuaikan dengan tingkat inflasi, jumlah penduduk, dan lainnya.

Line-item

Ciri lain anggaran tradisional adalah struktur anggaran bersifat line-item yang didasarkan atas
dasar sifat (nature) dari penerimaan dan pengeluaran.

Metode line-item budget tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item penerimaan


atau pengeluaran yang telah ada dalam struktur anggaran, walaupun sebenarnya secara
riilitem tertentu sudah tidak relevan lagi untuk digunakan dalam periode
sekarang.Penyusunan anggaran dengan menggunakan struktur line-item dilandasi
alasanadanya orientasi sistem anggaran yang dimaksudkan untuk mengontrol pengeluaran.

Berdasarkan hal tersebut, anggaran tradisional disusun atas dasar sifat penerimaan dan
pengeluaran, seperti misalnya pendapatan dari pemerintah atasan, pendapatan dari pajak,atau
pengeluaran untuk gaji, pengeluaran untuk belanja barang, dan sebagainya, bukan berdasar
pada tujuan yang ingin dicapai dengan pengeluaran yang dilakukan.

Kelemahan Anggaran Tradisional

Beberapa kelemahan anggaran tradisional antara lain:

1.     Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan denganrencana
pembangunan jangka panjang.

2.     Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak pernahditeliti


secara menyeluruh efektivitasnya.

3.     Lebih berorientasi pada input daripada output. Hal tersebut menyebabkananggaran
tradisional tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk membuat kebijakandan pilihan
sumberdaya, atau memonitor kinerja.

4.     Sekat-sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional secarakeseluruhan
sulit dicapai.
Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran modal/investasi.

1.      Anggaran tradisional bersifat tahunan

2.     Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yang tidak memadai
menyebabkan lemahnya perencanaan anggaran. Sebagai akibatnya adalah munculnya budget
padding atau budgetary slack.

3.     Persetujuan anggaran yang terlambat, sehingga gagal memberikan mekanisme


pengendalian untuk pengeluaran yang sesuai, seperti seringnya dilakukan revisi anggaran dan
manipulasi anggaran.

4.     Aliran informasi (sistem informasi financial yang tdak memadai yang menjadi dasar
mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah dan tindakan.

B. PENDEKATAN NPM

Era New Publik Management

New Public Management berfokus pada manajemen sector public yang berorientasi
padakinerja, bukan berorientasi kebijakan. Penggunaan paradigma

New Publik Management tersebut menimbulkan beberapa konsekuensi bagi pemerintah


diantaranya adalah tuntutanuntuk melakukan efisiensi, pemangkasan biaya, dan kompetensi
tender. Salah satu model pemerintah di era New Publik Management adalah model
pemerintahyang diajukan oleh Osbone dan Gaebler (1992) yang tertuang dalam
pandangannya yangdikenal dengan konsep “reinventing government”. Perspektif baru
pemerintah menurutOborne dan Gaebler tersebut adalah :

1.     Pemerintah katalisPemerintah sebagai pemberi arahan dan berfokus pada pemberian
pengarahan bukan produksi pelayanan public.

2.     Pemerintah milik masyarakatPemerintah memberikan wewenang kepada masyarakat,


memberdayakanmasyarakat daripada melayani.

3.     Pemerintah yang kompetitif  Menyuntikan semangat kompetisi dalam pemberian


pelayanan public.Kompetisia dalah satu-satunya cara untuk menghemat biaya sekaligus
meningkatkankualitas pelayanan.

4.     Pemerintah yang digerakan oleh misi

5.     Mengubah organisasi yang digerakan oleh peraturan menjadi organisasi yangdigerakan
oleh misi. Pemerintah digerakan oleh misi bukan peraturan. Pemerintah yang berorientasi
hasil Pemerintah yang berorientasi hasil berusaha mengubah bentuk penghargaan daninsentif,
yaitu membiayai hasil dan bukan masukan.

6.     Pemerintah berorientasi pada pelanggan : memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan


birokrasi.Pemerintah tradisional seringkali salah dalam mengidentifikasikan
pelanggannya.Penerimaan pajak memang dari masyarakat dan dunia usaha, tetapi
pemanfaatannyaharus disetujui oleh DPR/DPRD. Akibatnya, pemerintah seringkali
menganggap bahwaDPR/DPRD dan semua pejabat yang ikut dalam pembahasan anggaran
adalah pelanggannya padahal pelanggan yang sebenarnya adalah masyarakat.Pemerintah
wirausaha tidak akan seperti itu. Ia akan mengidentifikasikan pelangganyang sesungguhnya.

Maka, tidak berarti bahwa pemerintah tidak bertanggungjawab padadewan legislatif, tetapi
sebaliknya, ia menciptakan sistem pertanggungjawaban ganda : kepada legislatif dan
masyarakat. Dengan cara seperti itu, maka pemerintah tidak akanarogan tetapi terus menerus
akan berupaya untuk lebih memuaskan masyarakat.

1.     Pemerintah wirausaha : mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar


membelanjakan.Pemerintah daerah wirausaha dapat mengembangkan beberapa pusat
pendapatan, misalnya: BPS dan Bappeda, yang dapat menjual informasi tentang daerahnya
kepada pusat-pusat penelitian;BUMN, BUMD; pemberian hak guna yang menarik kepada
para pengusaha dan masyarakat; penyertaan modal; dll.

2.     Pemerintah antisipatif : berupaya mencegah daripada mengobati.Pemerintah tradisional


yang birokratis memusatkan diri pada produksi pelayanan publik untuk memecahkan masalah
publik.Pemerintah birokratis cenderung bersifat reaktif: seperti suatu satuan pemadam
kebakaran, apabila tidak ada kebakaran maka tidak akan ada upaya pemecahan.Pemerintah
wirausaha bersifat proaktif. Ia tidak hanya mencoba untuk mencegah masalah, tapi juga
berupaya keras untuk mengantisipasi masa depan. Ia menggunakan perencanaan strategis
untuk menciptakan visi.

3.     Pemerintah desentralisasi : dari hierarki menuju partisipatif dan tim kerja.Lima puluh


tahun yang lalu, pemerintahan yang sentralis dan hierarkis sangat diperlukankarena
pengambilan keputusan harus dari pusat. Pada saat itu, sistem tersebut masihsangat cocok
karena teknologi informasi masih sangat primitif, komunikasi antar  berbagai lokasi masih
lamban, dan aparatur pemerintah masih relatif belum terdidik. Tapisekarang, perkembangan
teknologi sudah sangat maju, kebutuhan masyarakat dan bisnissudah semakin kompleks, staf
pemerintah sudah berpendidikan tinggi, maka pengambilan keputusan harus digeser ke
tangan masyarakat, asosiasi, pelanggan, danlembaga swadaya masyarakat.

4.     Pemerintah berorientasi pada (mekanisme) pasar: mengadakan perubahanmekanisme


pasar ( sistem insentif) dan bukan dengan mekanisme administratif (sistem prosedur dan
pemaksaan) Ada dua cara alokasi sumberdaya, yaitu mekanisme pasar dan mekanisme
administratif.Pemerintah tradisional menggunakan mekanisme administratif, sedangkan
pemerintahwirausaha menggunakan mekanisme pasar. Pemerintah tradisional menggunakan
perintah dan pengendalian, mengeluarkan prosedur dan definisi baku dan
kemudianmemerintahkan orang untuk melaksanakannya. Pemerintah wirausaha tidak
memerintahdan mengawasi tapi mengembangkan dan menggunakan sistem insentif agar
orang tidak melakukan kegiatan yang merugikan masyarakat.

Perbandingan Anggaran Tradisional dengan Anggaran Berbasis Pendekatan NPM

ANGGARAN TRADISIONAL NEW PUBLIC MANAGEMENT


Senralis Desentralis & devolved management
Berorientasi pada input Berorientasi pada input, output, danoutcome
(value for money)
Tidak terkait dengan perencanaan jangka panjang Utuh dan komprehensif dengan perencanaan
jangka panjang
Line-item da incrementalism Berdasarkan sasaran kinerja
Batasan departemen yang kaku (rigid department) Lintas departeman (crossdepartment)
Menggunakan aturan klasik:vote accounting Zero-basebudgeting, planning programming
budgeting system
Prinsip anggaran bruto Sistematik dan Rasional
Bersifat Tahunan Bottom-up budgeting
Spesifik
   PERUBAHAN PENDEKATAN ANGGARAN

Dengan munculnya era New Public Management telah mendorong usaha untuk
mengembangkan pendekatan yang lebih sistematis dalam perencanaan anggaran sector 
publik. Seiring dengan perkembangan tersebut, muncul beberapa teknik pengnggaransector
publik, misalnya teknik anggaran kinerja ( performance budgeting ), zero based budgeting
(ZBB), dan planning, programming, and budgeting system (PPBS). Pendekatan baru ini
memiliki karakteristik:

1.     Komprehensif/komparatif

2.     Terintegrasi dan lintas departemen

3.     Proses pengambilan keputusan yang rasional

4.     Berjangka panjang

5.     Spesifikasi tujuan dan perangkingan prioritas

6.     Analisis total cost dan benefit  (termasuk opportunitycost)

7.     Berorientasi input, output, dan outcome, bukan sekedar input

8.     Adanya pengawasan kinerja

1     ANGGARAN KINERJA

Pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapatdalam


anggaran tradisional, khususnya yang disebabkan oleh ketiadaan tolok ukur yang bisa
digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik.
Anggaran dengan pendekatan kinerja sangat menekankan pada konsep value for money dan
pengawasan kinerja output. Pendekatan ini juga mengutamakan mekanisme penentuan dan
pembuatan prioritas tujuan serta pendekatan yang sistematik dan rasional dalam proses
pengambilan keputusan. Pendekatan ini cenderung menolak pandangan anggaran tradisional
yang menganggap bahwa tanpa adanya arahan dan campur tangan, pemerintah akan
menyalah gunakan kedudukan mereka dan cenderung boros.

Menurut pendekatan anggaran kinerja,dominasi pemerintah dapat diawasi dan dikendalikan


melalui penerapaninternal cost awareness, audit keuangan danaudit kinerja, serta evaluasi
kinerja eksternal.Dengan kata lain, pemerintah dipaksa bertindak berdasarkan cost minded,
harus efisien, memakai dana secara ekonomis, dan dituntut mampu mencapai tujuan yang
ditetapkan.

2.     ZERO BASED BUDGETING (ZBB)

Konsep ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang ada pada system
anggarantradisional. Penyusunan anggaran dengan menggunakan konsep ini dapat
menghilangkan incrementalism dan line-item karena anggaran diasumsikan mulai dari nol
(zero-base).Proses Implementasi ZBB Terdiri dari 3 tahap, yaitu:

1.     Identifikasi unit-unit keputusanStruktur organisasi pada dasarnya terdiri dari pusat-pusat
pertanggungjawaban.Setiap pusat pertanggungjawaban merupakan unit pembuat keputusan
yang salahsatu fungsinya adalah untuk menyiapkan anggaran. ZBB merupakan
systemanggaran yang berbasis pusat pertanggungjawaban sebagai dasar perencanan dan
pengendalian anggaran.

2.     Penentuan paket-paket keputusanTahap selanjutnya adalah menyiapkan dokumen yang


berisi tujuan unit keputusandan tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan
tersebut. Dokumeninilah yang disebut paket keputusan. Paket keputusan merupakan
gambarankomprehensif mengenai bagian dari aktivitas organisasi atau fungsi yang
dapatdievaluasi secara individual. Ada 2 jenis paket keputusan :

3.     Paket keputusan mutually-exclusive Merupakan paket keputusan yang memiliki fungsi
yang sama

4.     Paket keputusan incremental Merefleksikan level usaha berbeda dalam melakukan
kegiatan tertentu.

         Keunggulan ZBB :

1.     Jika ZBB dilaksanakan dengan baik maka dapat menghasilkan alokasi sumber daya
secara lebih efisien

2.     ZBB berfokus pada value for money

3.     Memudahkan untuk mengidentifikasi terjadinya inefisiensi dan ketidakefektifan biaya

4.     Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer

5.     Meningktkan partisipasi manajemen level bawah dalam proses penyusunananggaran.

6.     Merupakan cara yang sistematik untuk menggeser status quo dan mendorongorganisasi
untuk selalu menguji alternatif aktivitas dan pola perilaku biaya sertatingkat pengeluaran.

Kelemahan ZBB :

1.     Prosesnya memakan waktu, terlalu teoritis dan tidak praktis, membutuhkan biayayang
besar, serta menghasilkan kertas kerja yang menumpuk karena pembuatan paket keputusan.

2.     ZBB cenderung menekankan manfaat jangka pendek


3.     Implementasi ZBB membutuhakan teknologi yang maju

4.     Masalah besar yang dihadapi ZBB adalah proses meranking dan mereview  paket
keputusan. Mereview ribuan paket keputusan merupakan pekerjaan yangmelelahkan dan
membosankan, sehingga dapat mempengaruhi keputusan.

5.      Untuk melakukan perankingan paket keputusan dibutuhkan staf yang memilikikeahlian
yang mungkin tidak dimiliki organisasi. Selain itu dalam perankinganmuncul pertimbangan
subjektif/ mungkin terdapat tekanan politik sehingga tidak objektif lagi.

6.     Memungkinkan munculnya kesan yang keliru bahwa semua paket keputusanharus dalam
anggaran

7.     Implementasi ZBB menimbulkan masalah keperilakuan dalam organisasi

G.    PLANNING, PROGAMMING, AND BUDGETING SYSTEM (PPBS)

PPBS merupakan teknik penganggaran yang didasarkan pada teori system yang berorientasi
pada output dan tujuan dengan penekanan utamanya adalah alokasi sumber daya berdasarkan
analisis ekonomi. PPBS adalah salah satu model penganggaran yang ditujukan untuk
membantu menajemen pemerintah dalam membuat keputusanalokasi sumber daya secara
lebih baik.Hal tersebut disebabkan sumber daya yangdimiliki pemerintah terbatas jumlahnya,
sementara tuntutan masyarakat tidak terbatas.Proses Implementasi PPBS

Langkah implementasinya meliputi:

1.     Menentukan tujuan umum organisasi dan tujuan unit organisasi dengan jelas.

2.     Mengidentifikasikan program dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telahditetapkan.

3.     Mengevaluasi berbagai alternatif program dengan menghitung cost-benefit dari masing-
masing program.

4.     Pemilihan program yang memiliki manfaat besar dengan biaya yang kecil.

5.     Alokasi sumber daya ke masing-masing program yang disetujui

Karakteristik PPBS :

1.     Berfokus pada tujuan dan aktivitas (program) untuk mencapai tujuan.

2.     Secara eksplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun anggaran yang akan dating karena
PPBS berorientasi pada masa depan.

3.     Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi.

4.     Dilakukan analisis secara sistematik atas berbagai program, yang meliputi:identifikasi
tujuan, identifikasi secara sistematik alternatif program untuk mencapai tujuan, estimasi biaya
total dari masing-masing alternatif program, danestimasi manfat yang ingin diperoleh dari
masing-masing alternatif program
Kelebihan PPBS :

1.     Memudahkan dalam pendelegasian tanggung jawab dari manajemen puncak


kemanajemen menengah.

2.     Dalam jangka panjang dapat mengurangi beban kerja

3.     Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan sadar biaya dalam perencanaan
program.

4.     Lintas departemen sehingga dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi, dankerja sama
antar departemen.

5.     Menghilangkan program yang overlapping atau bertentangan dengan pencapaiantujuan


organisasi

6.     PPBS menggunakan teori marginal utility, sehingga mendorong alokasi sumber daya
secara optimal.

Kelemahan PPBS

1.     PPBS membutuhkan system informasi yang canggih, ketersediaan data, adanyasystem
pengukuran, dan staf yang memiliki kapabilitas tinggi

2.     Implementasi PPBS membutuhkan biaya yang besar karena PPBS


membutuhkanteknologi yang canggih

3.     PPBS bagus secara teori, namun sulit untuk diimplementasikan

4.     PPBS mengabaikan realitas politik dan realitas organisasi sebagai kumpulanmanusia
yang kompleks

5.     PPBS merupakan teknik anggaran yang statistically oriented. Penggunaanstatistic


terkadang kurang tajam untuk mengukur efektivitas program. Statistik hanya tepat untuk
mengukur beberapa program saja.

6.     Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis sehingga menyulitkan


dalammelakukan alokasi biaya.

Masalah utama penggunaan ZBB dan PPBS.

1.     Bounded rationality, keterbatasan dalam menganalisis semua alternatif untuk melakukan
aktivitas.

2.     K urangnya data untuk membandingkan semua alternatif, terutama untuk mengukur
output.
3.     Masalah ketidakpastian sumber daya, pola kebutuhan di masa depan, perubahan politik,
dan ekonomi.

4.     Pelaksanaan teknik tersebut menimbulkan beban pekerjaan yang sangat berat5.

5.     Kesulitan dalam menentukan tujuan dan perankingan program terutama ketikaterdapat
pertentangan kepentingan.

6.     Seringkali tidak memungkinkan untuk melakukan perubahan program secaracepat dan
tepat.

7.     Terdapat hambatan birokrasi dan perlawanan politik yang besar untuk berubah.

4.4 Prinsip Anggaran Sektor Publik

PRINSIP-PRINSIP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Prinsip-prinsip anggaran sektor publik meliputi:

1.     Otorisasi oleh legislatif Anggaran publik harus mendapat otorisasi dari legislatif terlebih
dulu sebelumeksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.

2.     Komprehensif Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran


pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana non-budgetair pada dasarnya adalah menyalahi
prinsipanggaran yang bersifat komprehensif.c.

3.     Keutuhan anggaran Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam
dana umum (general fund)

4.     Nondicretionary Apropriation. Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus
termanfaatkan secara ekonomis,efisien, dan efektif.

5.     Periodik Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat bersifat tahunan
maupun multi-tahunan

6.     Akurat Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi
(hidden reserve) yang dapat dijadikan sebagai pemborosan dan inefisiensi anggaran
sertadapat mengakibatkan munculnya underestimate pendapatan dan overestimate
pengeluaran.

7.     Jelasanggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat, dan tidak


membingungkan

8.     Diketahui publik anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.


4.5 Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik

PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Proses penyusunan anggaran mempunyai 4 tujuan yaitu :

1.     Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan koordinasiantarbagian


dalam lingkungan pemerintahan.

2.     Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa
publik melalui proses pemrioritasan.

3.     Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.

4.     Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada DPR/DPRDdan


masyarakat luas.

Faktor dominan yang terdapat dalam proses penganggaran adalah :

1.     Tujuan dan target yang hendak dicapai

2.     Ketersediaan sumber daya (faktor-faktor produksi yang dimiliki pemerintah)

3.     Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan target.

4.     Faktor-faktor lain yang memengaruhi anggaran, seperti: munculnya peraturan


pemerintah yang baru, fluktuasi pasar, perubahan sosial dan politik, bencana alam,dan
sebagainya.

Pengelolaan keuangan publik melibatkan beberapa aspek, yaitu aspek penganggaran,aspek


akuntansi, aspek pengendalian, dan aspek auditing.

4.6 Prinsip Pokok dalam Siklus Penganggaran


PRINSIP-PRINSIP POKOK DALAM SIKLUS ANGGARAN

Richard Musgrave seperti yang dikutip Coe (1989) mengidentifikasikan tiga pertimbangan
mengapa pemerintah perlu ³terlibat´ dalam ³bisnis´ pengadaan barang dan jasa bagi
masyarakat.

Ketiga pertimbangan tersebut meliputi stabilitas ekonomi,redistribusi pendapatan, dan alokasi


sumber daya.Lemahnya perencanaan anggaran memungkinkan munculnya underfinancing
atau

overfinancing yang akan mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas anggaran.


Siklusanggaran meliputi empat tahap yang terdiri atas:

1.     Tahap persiapan anggaran (preparation);

2.     Tahap ratifikasi (approval/ratification)

3.     Tahap implementasi (implementation)

4.     Tahap pelaporan dan evaluasi (reporting and evaluation)

Tahap Persiapan Anggaran (Budget Preparation)

Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan
yang tersedia. Yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiran pengeluaran,
terlebih dahulu harus dilakukan penaksiran pendapatan secara lebih akurat. Dalam persoalan
estimasi, yang perlu mendapat perhatian adalah terdapatnyafaktor “uncertainty” (tingkat
ketidakpastian)yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, manajer keuangan public harus memahami
betul dalam menentukan besarnya suatu mata anggaran.

Besarnya mata anggaran pada suatu anggaran yang menggunakan “line-item budgeting´ akan
berbeda pada “input-output budgeting”, “program budgeting” atau “zero based budgeting”.

Di Indonesia, proses perencanaan APBD dengan paradigma baru menekankan pada


pendekatan bottom-up planning dengan tetap mengacu pada arah kebijakan pembangunan
pemerintah pusat. Arahan kebijakan pembangunan pembangunan pemerintah pusat tertuang
dalam dokumen perencanaan berupa GBHN, Program Pembangunan Nasional (PROPE
NAS), Rencana Strategis (RESENTRA), dan RencanaPembangunan Tahunan (REPETA).
Sinkronisasi perencanaan pembangunan yang digariskan oleh pemerintah pusatdengan
perencanaan pembangunan daerah sejak spesifik diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 105
dan 108 Tahun 2000. Pada pemerintah pusat, perencanaan pembangunan dimulai dari
peyusunan PROPENAS yang merupakan operasionalisasi GBHN. PROPERNAS tersebut
kemudian dijabarkan dalam bentuk RESENTRA.Berdasarkan PROPER NAS dan RESENRA
serta analisis fiscal dan makro ekonomi,kemudian dibuat persiapan APBN dan
REPETA.Sementara itu, di tingkat daerah (propinsi dan kabupaten/kota) berdasarkan
ketentuan Peraturan Pemerintah No. 108 Tahun 2000 pemerintah daerah disyaratkanuntuk
membuat dokumen perencanaan daerah yang terdiri atas PROPEDA(REN STRADA).
Dokumen  perencanaan daerah tersebut diupayakan tidak menyimpang dari PROPENAS dan
RENSTRA yang dibuat pemerintah pusat. Dalam PROPEDA dimungkinkan adanya
penekanan prioritas program pembangunan yang berbeda dari satu daerah dengan daerah
yang lain sesuai kebutuhan masing-masing daerah. PROPEDA (RENSTRADA) dibuat oleh
pemerintah daerah bersama dengan DPRD dalam kerangka waktu lima tahun yang kemudian
dijabarkan  pelaksanaannya  dalam  kerangka tahunan. Penjabaran rencana  strategis  jangka
panjang dalam REPETADA tersebutdilengkapi dengan:

1.     Pertimbangan-pertimbangan yang berasal dari hasil evaluasi kinerja pemerintahdaerah


pada periode sebelumnya.

2.     Masukan-masukan dan aspirasi masyarakat.

3.     Pengkajian kondisi yang saat ini terjadi, sehingga bisa diketahui kekuatan,kelemahan,
peluang dan tantangan yang sedang dan akan dihadapi.

Tahap Ratifikasi Anggaran

Tahap berikutnya adalah budget ratification. Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan
proses politik yang cukup rumit dan cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya
memiliki “managerial skill” namun juga harus mempunyai “ political skill” salesmanship´dan
‘coalition building’ yang memadai. Integritas dan kesiapan mentalyang tinggi dari eksekutif
sangat penting dalam tahap ini.

Tahap Pelaksanaan Anggran

(Budget Implementation)Sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian manajemen


sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan anggaran. Manajer keuangan public dalam
hal ini bertanggung jawab untuk menciptakan sistem akuntansi yang memadai dan handal
untuk perencanaandan pengendalian anggran yang telah disepakati, dan bahkan dapat
diandalkan untuk tahap penyusuanan anggaran periode berikutnya.

Tahap Pelaporan dan Evaluasi Anggaran

Tahap terakhir dari siklus anggaran adalah pelaporan dan evaluasi anggaran. Tahap
persiapan, ratifikasi, dan implementasi anggaran terkait dengan aspek operasionalanggaran,
sedangkan tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntanbilitas. Jika tahap
implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi dan sistem pengendalian manajemen
yang baik, maka diharapkan tahap budget reporting  and evaluation tidak akan menemui
banyak masalah.

5.1. Pengertian Standart Internasional Akuntansi Sektor Publik


Saat ini kita membahas tentang regulasi dan standar Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. 

Saat ini, banyak entitas yang termasuk dalam kategori organisasi sektor publik yang telah
mengimplementasikan akuntansi dalam sistem keuangannya. Akan tetapi, praktik akuntansi
yang dilakukan oleh entitas-entitas tersebut memiliki banyak perbedaan khususnya dalam
proses pelaporan keuangan. Hal tersebut sangat dimungkinkan oleh belum banyaknya
pemerintah suatu negara yang menerbitkan standar baku akuntansi untuk mengatur praktik
akuntansi bagi organisasi sektor publik.

Berdasarkan kebutuhan tersebut, International Federation of Accountants-IFAC (Federasi


Akuntan Internasional) membentuk sebuah komite khusus yang bertugas menyusun sebuah
standar akuntansi bagi organisasi sektor publik yang berlaku secara internasional yang
kemudian disebut International Public Sector Accounting Standards-IPSAS (Standar
Internasional Akuntansi Sektor Publik). Dalam pelaksanaannya, komite tersebut tidak hanya
menyusun standar tetapi juga membuat program yang sistematis yang mendorong aplikasi
IPSAS oleh entitas-entitas publik di seluruh dunia.

IPSAS meliputi serangkaian standar yang dikembangkan untuk basis akrual (accrual basis),
namun juga terdapat suatu bagian IPSAS yang terpisah guna merinci kebutuhan untuk basis
kas (cash basis). Dalam hal ini, IPSAS dapat diadopsi oleh organisasi sektor publik yang
sedang dalam proses perubahan dari cash basis ke accrual basis. Jika demikian, maka
organisasi sektor publik yang telah memutuskan untuk mengadopsi basis akrual menurut
IPSAS, harus mengikuti ketentuan waktu mengenai masa transisi dari basis kas ke basis
akrual yang diatur oleh IPSAS.

Pada akhirnya, cakupan yang diatur dalam IPSAS meliputi seluruh organisasi sektor publik
termasuk juga lembaga pemerintahan baik pemerintah pusat, pemerintah regional (provinsi),
pemerintah daerah (kabupaten/kota), dan komponen-komponen kerjanya (dinas-dinas).

IFAC  (Federasi  Akuntan  Internasional)  membentuk sebuah  komite  khusus  yang 


bertugas  untuk  menyusun  standar  akuntansi  sektor  publik.

Komite  tersebut  diberi  nama  The  Public Sektor  Committee  dan  bertugas  untuk 
menyusun sebuah   standar   akuntansi   untuk   sektor   publik   yang   berlaku   secara  
internasional   yang kemudian   disebut   International   Public   Sektor   Accounting  
Standards - IPSAS   (Standar Internasional  Akuntansi  Sektor  Publik). 
Dalam pelaksanaannya  komite  tersebut  tidak  hanya menyusun  standar  tapi  juga 
membuat  program  yang  sistematis  yang  mendorong  aplikasi IPSAS oleh entitas -entitas
publik di seluruh dunia.

Untuk  mendukung  tugasnya  dalam  menyusun  standar,  komite  mengacu  pada  Internat

ional Accounting  Standard –IAS  (Standar  Akuntansi  Internasional),  khususnya  pada 


peryataan - peryataan  yang sesuai dengan konteks dan karakteristik akuntansi sektor publik.
Selain IAS, komite  juga  menggunakan  sumber -sumber  lain  sebagai  acuan  seperti 
perundangan,  asosiasi profesi,  dan  berbagai  organisasi  lain  yang  bergarak  atau 
berkepentingan  dalam  akuntansi sektor publik.

Jika  dalam  suatu  negara  sudah  terdapat  arahan  dan  peraturan  hukum   yang  menuntut
pelaporan  keuangan  organisasi  sektor  publik,  yang  dibuat  baik  oleh  pemerintahan 
maupun oleh badan pengatur atau organisasi profesi akuntan, maka  IPSAS tidak   dimasukan
sebagai pengganti peraturan yang telah ditetapkan di negara bersangkutan.

5.2. Sasaran dan Tujuan Standart Internasional Akuntansi


Sektor Publik
IPSAS  meliputi  standar  yang  dikembangkan  untuk  basis  akrual  (accrual  basis),  namun 
juga terdapat  suatu  bagian  IPSAS  yang  terpisah  guna  merinci  kebutuhan  untuk  basis 
kas  (cash basis). Dalam hal ini, IPSAS dapat diadopsi oleh organisasi sektor publik yang
sedang dalam proses  perubahan  dari  cash  basis  ke  accrual  basis.

Jika  demikian  maka  organisasi  sektor publik  yang  telah  memutuskan  untuk 
mengadopsi  basisi acrual  menuju  IPSAS,  harus mnegikuti ketentuan waktu mengenai masa
transisi dari basis cash menuju akrual yang diatur oleh IPSAS.

International  Public  Sector  Accounting  Standards ( IPSAS)  adalah  standar  akuntansi 


untuk entitas  sektor  publik  yang  dikembangkan  oleh  entitas  international  sector  public 
accounting standardt.  (IPSASB)  merupakan  badan  yang  bernaung  di  bawah  nternatioanl 
federation  of accounting  (IFAC),  organisasi  frofesi  akuntan  di  tingkat  internatioanl 
yang  didirikan  tahun 1977.  Keberadaan  IPSASB  bermula  dari  kesadaran  akan  manfaat 
nyata  informasi  keuangan yang  konsisten  dan  terbandingkan  (comparable).

Lintas -jurisdiksi.  IPSAS,  sebagai  standar internasional    akuntansi sektor    publik,   


diharapkan    memainkan    peran    kunci    untuk mereliasisasikan manfaat tersebut.

Tahun  2005  IPSASB  melaukan  peningkatan  terhadap  standar -standar international 


public sector  accounting  standards  /  IPSAS) yang  telah  diterbitkan  sebelumnya. 
Peningkatan tersebut  berupa  revisi  terhadap  11  standar  dari  20  standar  yang  telah 
pernah  diterbitkan. Disamping  melakukan  revisi  terhadap  standar  yang  ada,  IPSASB 
juga  menerbitkan  tiga exposure Draft lain. Revisi  tersebut  dilakukan  dalam  rangka 
konvergensi  standar akuntansi  internasioanl  sektor publik   (IPSAS)   dengan   standar  
akuntansi   internasional   sektor   komersial   (IAS/IFRS).

Sebagaimana  dilakukan  agar  ada  konvergensi  dengan  IAS  yang  diterbitkan  tahun  2003.

Usaha konvergensi ini telah dimulai sejak 2003 melalui General Improvements Project

SASARAN DAN TUJUAN IPSASB

IPSASB  bertujuan  untuk  meningkatkan  kualitas  dan  transparansi  laporan  keuangan

pada sektor publik yang berupa:

· Menetapkan  standar  akuntansi  berkualitas  tinggi  untuk  digunakan  oleh  entitas  sektor
publik

· Mempromosikan   kepada   entitas   sektor   publik   untuk   mengadopsi   standar,   dan

konvergensi internasioanl, IPSAS.


· Memberikan informasi  yang komprehensif untuk manajemen keuangan sektor publik

dalam pengambilan keputusan.

· Memberikan  bimbingan  tentang  isu-isu  dan pengalaman  dalam  pelaporan  keuangan

Disebut sektor publik.

5.3. Proses Pembentukan IPSAS


PEMBENTUKAN STANDAR IPSAS

IPSASB  mengikuti  proses  hukum  yang  sangat  terstruktur  dan  menyertakan  publik 
dalam mengembangkan   standar   akuntansi   sektor   publik   international   (IPSASs).  
Proses   ini menyediakan  kesempatan  bagi  mereka  yang  tertari  dalam  pelaporan 
keuangan  di  sektor publik  untuk  membuat  pandangan  mereka  diketahui  oleh  IPSASB, 
dan  memastikan  bahwa mereka  dipandapertimbangkan  dalam  penetapan  standar. 
Standar  akuntansi  sektor  publik yang telah dihasilkan oleh IPSAS hingga tahun 2010
adalah:

1. IPSAS 1 --- Presentation of financial statements

2. IPSAS 2 --- cash flow statement

3. IPSAS 3 --- Accounting Policies, Changes In Accounting Estimates and errors

4. IPSAS 4 --- the effects of changess in foregn exchange rates

5. IPSAS 5 --- Borrowing Costs

6. IPSAS 6 --- consolidated and separate financial statements

7. IPSAS 7 --- investment in asssociates

8. IPSAS 8 --- interests in joint venture

9. IPSAS 9 --- revenue from exchange transacctions.

10. IPSAS 10 --- Financial Reporting in Hyperinflationary Economies

11. IPSAS 11--- Construction Constracts

12. IPSAS 12 --- Inventories

13. IPSAS 13 --- Leases

14. IPSAS 14 --- Events After the Date

15. IPSAS 15 --- Financial Instrument: Disclosure and Presentation


16. IPSAS 16 --- Investment Property

17. IPSAS 17 --- Property, Plant, and Equipment

18. IPSAS 18 --- Segment Reporting

19. IPSAS 19 --- Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets

20. IPSAS 20 --- Related Party Disclosures

21. IPSAS 21 --- Impairment of Non - Cash Generating Assets

22. IPSAS  22 – Disclusor e  of  Information  about  the  General  Goverment  Sector  IFAC,
2010

23. IPSAS 23 --- Revenue from Non -Exchange Transaction (Taxes and Transfers)

24. IPSAS 24 --- Presentation of Budget Information in Financial Statements

25. IPSAS 25 --- Employed benefits

26. IPSAS 26 -- Impairment of Cash Generating Assets

27. IPSAS 27 --- Agriculture

28. IPSAS 28 --- Financial Intrument: Presentation

29. IPSAS 29 --- Financial Instrument: Recognitiom and Measurement

30. IPSAS 30 --- Financial Instrument : Disclouser

31. IPSAS 31 --- Intangible Assets. (IFAC, 2010)

32. IPSAS 32 --- Service Concession Arragement: Grantor

5.4. Proses Peningkatan Standart oleh IPSASB


PROSES PENINGKATAN STANDAR OLEH IPSASB

Pada  akhir  tahun  1997,  IPSASB  memulai  sebuah  program  pengembangan  IPSAS  yang
didasarkan  kepada  International  Accounting  Standard  (IAS)  yang  diterbitkan 
International Accounting Standard  Board  (IASB)  tahun  1997.  IPSASB  mengembangkan 
persyaratan-persyaratan   IAS   yang   relevan   untuk   sektor   publik.   IPSAS  
menggunakan   persyaratan, struktur, dan teks yang diatur dalam IAS kecuali ada alasan
untuk tidak menggunakan hal-hal tersebut.

Pada tahun 2003 melalui proyek General Improvment, IASB menerbitkan revisi IAS.
Proyek General    Improvment    bertujuan    untuk    menghilangkan    atau    mengurangi
alternatif, Pengulangan -pengulangan  yang  tidak  perlu  (redundancies),  dan  juga  konflik 
dalam  IAS sendiri. Proyek juga berhubungna dengna isu konvergensi dan berbagai
peningkatan lainnya.

Tujuannya dari revisi  IPSAS  yang diterbitkan kali ini adalah agar  IPSAS konvergen dengan
IAS yang diterbitkan tahun 2003 tersebut. IPSAS  menjadi  rujukan  karena  keberadaan 
IPSASB  bermula  dari  kesadaran  akan  manfaat nyata  informasi  keuangan  yang 
konsisten  dan  terbandingkan  (comparable)  linta -jurisdiksi.

IPSAS< sebagai standar  internasional akuntansi sektor publik, diharapkan memainkan peran
kunci  untuk  merealisasikan  manfaat  tersebut.

Dalam  mengembangkan  standar  akuntansi sektor  publik.  IPSASB  sanga  tmendorong 


keterlibatan  pemerintah  dan  penyusun  standar  di berbagai  melalui  penyampaian 
tanggapan/komentar  atas  proposal -proposal  IPSASB  yang dinyatakan dalam exposure
draft.

Diadopsinya  IP SAS  oleh  pemerintah  di  berbagai  negara  diharapkan  akan 


meningkatkan kualitas  dan  daya  banding  informasi  keuangan  yang  dilaporkan  entitas-
entitas  sektor  publik di  seluruh  dunia.  Dalam  mendorong  pengadopsian  dan 
harmonisasi  ketentuan -ketentuan akuntansi   sektor   publik   di   berbagai   negara   dengan  
IPSAS,   IPSASB   menghormati   hak pemerintah dan penyusun standar di tingkat nasional
dalam menetapkan standar dan pedoman pelaporan keuangan di dalam juridiksi mereka
masing -masing. IPSAS diterbitkan oleh IPSASB terkait dengan pelaporan keuangan sektor
publik, baik yang masih  menganut  basis  kas  dan  telah  mengadopsi  basis  akrual. 
IPSASB  sebagai  penyusun standar  akuntansi  IFAC  untuk  sektor  publik  telah 
menerbitkan  empat  exposure  draf  (ED) dalam  kerangka  konvergensi  standar  akuntansi 
sektor  publik  (IPSAS)  ke  standar  akuntansi sektor komersial/bisnis (IAS/IFRS).

Komponen  laporan  keuangan  akuntansi  pemerintah  berbasis  akrual  (IPSAS)  di  Perancis

yaitu:

· Neraca

· Laporan Surplus/Defisit

· Laporan arus kas

· Catatan atas laporan keuangan

 
Komponen laporan keuangan di Swedia, yaitu:

·Nerca

·Laporan kinerja keuangan

·Laporan arus kas

·Laporan apropriasi

·Laporan kinerja

·Catatan atas laporan keuangan

5.5. Organisasi-Organisasi Akuntan Internasional


Standar akuntansi mencakup konvensi, peraturan, dan prosedur yang telah disusun, dan
disahkan oleh sebuah lembaga resmi (badan pembentuk standar) pada saat tertentu. Standar
akuntansi merupakan masalah yang penting dalam dunia profesi akuntansi, termasuk bagi
para pemakai laporan keuangan. Karena itu, mekanisme pembentukan standar akuntansi
haruslah diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepuasan bagi semua pihak
yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Standar akuntansi ini akan secara terus-
menerus berubah dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman, dunia usaha, dan
kemajuan teknologi. Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar
akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional :

1. Badan Standar Akuntansi International (IASB)


2. Komisi Uni Eropa (EU)
3. Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
4. Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
5. Kelompok Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar
Internasional Akuntansi dan Pelaporan (International Standars of Accounting and
Reporting – ISAR), bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam
Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and
Development –UNCTAD)
6. Kelompok Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan
Ekonomi (Kelompok Kerja OEDC)

1. Badan Standar Akuntansi Internasional

Badan pembuat standar akuntansi untuk kawasan Eropa ialah IASB (International
Accounting Standard Board). Standar yang dibuat oleh IASB, saat itu (sebelum tahun 1990)
belum diminati oleh dunia. Hal ini karena perkembangan ekonomi Amerika masih dijadikan
sebagai patokan perkembangan bisnis dunia. Produknya adalah IAS yang kemudian
bermetamorfosis menjadi IFRS (International Financial Reporting Standard).

Tujuan IASB adalah :


 Untuk mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi global
yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diterapkan yang mewajibkan
informasi yang berkualitas tinggi, transparan, dan dapat dibandingkan dalam laporan
keuangan.
 Untuk mendorong penggunaan dan penerapan standar-standar tersebut yang ketat.
 Untuk membawa konvergensi standar akuntansi nasional dan Standar Akuntansi
Internasional dan Pelaporan Keuangan Internasional kea rah solusi berkualitas tinggi.

2. Uni Eropa (Europen Union-EU)

Salah satu tujuan EU adalah untuk mencapai integrasi pasar keuangan eropa. Untuk tujuan
ini, EC telah memperkenalkan direktif dan mengambil langkah inisiatif yang sangat besar
untuk mencapai pasar tunggal bagi :

 Perubahan modal dalam tingkat EU


 Membuat kerangka dasar hukum umum untuk pasar surat berharga dan derivatif yang
terintegrasi
 Mencapai satu set standar akuntansi tunggal untuk perusahaan-perusahaan yang
sahamnya tercatat.

3. Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)

Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (International Organization of Securities


Commissions-IOSCO) beranggotakan sejumlah badan regulator pasar modal yang ada di
lebih dari 100 negara. Menurut bagian pembukaan anggaran IOSCO: Otoritas pasar modal
memutuskan untuk bekerja bersama-sama dalam memastikan pengaturan pasar yang lebih
baik, baik pada tingkat domestik maupun internasional, untuk mempertahankan pasar yang
adil, efisien dan sehat:

 Saling menukarkan informasi berdasarkan pengalaman masing-masing untuk


mendorong perkembangan pasar domestik.
 Menyatukan upaya-upaya untuk membuat standard an penhawasan efektif terhadap
transaksi surat berharga internasional.
 Memberikan bantuan secara bersama-sama untuk memastikan integritas pasar melalui
penerapan standar yang ketat dan penegakkan yang efektif terhadap pelanggaran.

IOSCO telah bekerja secara ekstensif dalam pengungkapan internasional dan standar
akuntansi memfasilitasi kemampuan perusahaan memperoleh modal secara efisien melalui
pasar global surat berharga. Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi proses yang dapat
digunakan para penerbit saham kelas dunia untuk memperoleh modal dengan cara yang
paling efektif dan efisien pada seluruh pasar modal yang terdapat permintaan investor.
Komite ini bekerja sama dengan IASB, antara lain dengan memberikan masukan terhadap
proyek-proyek IASB.

4. Federasi Internasional Akuntan (IFAC)

IFAC merupakan organisasi tingkat dunia yang memiliki 159 organisasi anggota di 118
negara, yang mewakili lebih dari 2,5 juta orang akuntan. Didirikan tahun 1977, dimana
misinya adalah untuk mendukung perkembangan profesi akuntansi dengan harmonisasi
standar sehingga akuntan dapat memberikan jasa berkualitas tinggi secara konsisten demi
kepentingan umum.

Majelis IFAC, yang bertemu setiap 2.5 tahun, memiliki seorang perwakilan dari setiap
organisasi anggota IFAC. Majelis ini memiliki suatu dewan, yang terdiri dari para individu
yang berasal dari 18 negara yang dipilih untuk masa 2.5 tahun. Dewan ini, yang bertemu 2
kali setiap tahunnya, menetapkan kebijakan IFAC dan mengawasi operasinya. Administrasi
harian dilakukan oleh Sekretariat IFAC yang berlokasi di New York, yang memiliki staf
professional akuntansi dari seluruh dunia.

5. Kelompok Kerja Antar Pemerintah Perserikatan Bangsa-Bangsa Untuk Pakar


Dalam Standar Internasional Akuntansi Dan Pelaporan (ISAR)

ISAR dibentuk pada tahun 1982 dan merupakan satu-satunya kelompok kerja antar
pemerintah yang membahas akuntansi dan audit pada tingkat perusahaan. Mandat khususnya
adalah untuk mendorong harmonisasi standar akuntansi nasional bagi perusahaan. ISAR
mewujudkan mandat tersebut melalui pembahasan dan pengesahan praktik terbaik, termasuk
yang direkomendasikan oleh IASB. ISAR merupakan pendukung awal atas pelaporan
lingkungan hidup dan sejumlah inisiatif terbaru berpusat pada tata kelola perusahaan dan
akuntansi untuk perusahaan berukuran kecil dan menengah.

6. Organisasi Untuk Kerjasama Ekonomi Dan Pembangunan (OECD)

OECD merupakan organisasi internasional Negara-negara industry maju yang berorientasi


ekonomi pasar. Dengan keanggotaan yang terdiri dari Negara-negara industry maju yang
lebih besar, OECD sering menjadi lawan yang tangguh terhadap badan-badan lain (seperti
PBB atau Konfederasi Internasional Persatuan Perdagangan Bebas) yang memiliki
kecenderungan untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan kepentingan anggota-
anggotanya. Selain organisasi diatas terdapat 4 organisasi yang juga mempunyai pengaruh
dalam perkembangan standar akuntasi yaitu :

 Securities and Exchange Commission (SEC)

SEC dibentuk pertama kalinya pada tahun 1934, dimana peran utamanya adalah untuk
mengatur penerbitan dan transaksi perdagangan sekuritas oleh emiten kepada khalayak ramai
(publik). SEC juga mewajibkan perusahaan publik agar laporan keuangan eksternalnya
diaudit oleh akuntan independen. SEC sangat fokus terhadap pelaporan keuangan perusahaan
publik dan pengembangan standar akuntansi. SEC juga secara seksama memonitor proses
pembentukan standar akuntansi di Amerika. SEC membantu mengembangkan dan
menstandarisasi informasi keuangan yang disajikan kepada para pemegang saham. SEC
memiliki mandat untuk menetapkan prinsip-prinsip akuntansi.

 American Institute of Certified Public Accountans (AICPA)

AICPA adalah sebuah organisasi profesi akuntan public di Amerika. Organisasi ini didirikan
pada tahun 1887 dan menerbitkan jurnal bulanan dengan nama Journal of Accountancy.
AICPA memiliki peran penting dalam pengembangan dan pembentukan standar akuntansi,
termasuk penyiapan (penyelenggaraan) ujian sertifikasi dan pendidikan berkelanjutan bagi
para akuntan publik. Atas desakan SEC, pada tahun 1939 AICPA membentuk Committee on
Accounting Procedure (CAP). CAP yang beranggotakan akntan praktisi, menerbitkan 51
Accounting Research Bulletins yang menangani berbagai masalah akuntansi sepanjang tahun
1939 sampai dengan tahun 1959. Namun, pendekatan masalah per masalah ini gagal
memberikan kerangka prinsip akuntasni yang terstruktur sebagaimana yang dibutuhkan dan
yang diinginkan. Untuk itu, pada tahun 1959 AICPA mendirikan Accounting Principles
Boards (APB).

Tugas utama dari APB :

1. mengajukan rekomendasi secara tertulis mengenai prinsip akuntansi,


2. menentukan praktik akuntansi yang tepat,
3. mempersempit celah perbedaan-perbedaan yang ada serta ketidakkonsistennan yang
terjadi dalam praktik akuntansi saat itu. Seiring berjalannya waktu.

 Financial Accounting Standards Boards (FASB)

FASB merupakan organisasi sektor swasta yang bertanggung jawab dalam pembentukan
standar akuntansi di Amerika saat ini. FASB didirikan pada tahun 1973, menggantikan APB.
Anggota FASB berasal dari berbagai latar belakang (audit, akuntansi korporasi, jasa
keuangan, dan akademisi). Penunjukan anggota FASB yang baru, dilakukan oleh Financial
Accounting Foundation (FAF). FAF adalah sebuah badan independen, sama seperti FASB,
yang dibentuk dengan wakil dari profesi akuntansi, komunitas bisnis, pemerintah, dan
akademisi.

Fungsi utama dari FASB adalah mempelajari masalah akuntansi terkini dan menetapkan
standar akuntansi. Standar ini dipublikasikan sebagai Statement of Financial Accounting
Standards (SFAS). FASB juga menerbitkanStatement of Financial Accounting
Concepts (SFAC) yang memberikan kerangka kerja konseptual yang memungkinkan untuk
dikembangkannya standar akuntansi khusus. SFAC diterbitkan pada tahun 1978 sebagai
konsep fundamental yang akan digunakan FASB dalam mengembangkan standar akuntansi
dan pelaporan keuangan di masa depan. Tidak seperti SFAS, SFAC bukan merupakan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Standar akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh FASB
dipandang sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dalam menetapkan standar
akuntansi keuangan, FASB harus tanggap terhadap kebutuhan dari seluruh komunitas dan
menetapkannya secara transparan di depan publik. Hal ini dilakukan dengan memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya secara adil (tanpa memihak) kepada semua komunitas
terkait untuk mengungkapkan pendapat mereka sebelum standar yang baru diterbitkan dan
diberlakukan.

 Governmental Accounting Standards Board(GASB)

GASB dibentuk pada tahun 1984 oleh FAF dengan tugas menetapkan standar akuntansi
keuangan pemerintah. Sturuktur organisasi GASB serupa dengan struktur FASB. GASB
memeiliki dewan penasehat yang bernamaGovernmental Accounting Standards Advisory
Council (GASAC).

Standar ini dinamakan sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Generally
Accepted Accounting Principles). Standar ini diperlukan sebagai patokan (pedoman) dalam
penyusunan laporan keuangan yang baku. Dengan adanya standar ini, pihak manajemen
selaku pengelola dana dan aktivitas perusahaan dapat mencatat, mengikhtisarkan, dan
melaporkan seluruh hasil kegiatan operasional maupun financial perusahaan secara baku
(yang secara standar diterima umum) dan transparan.

Anda mungkin juga menyukai