Anda di halaman 1dari 10

MASALAH PERAN PERAWAT

DALAM DIET PASIEN

DISUSUN OLEH:

Kelompok 2

Gadis Citra Anjeli 201440113


Jeki ahmad 201440120
Nadila Cesar Wuri 201440122
Ozy juliarviko 201440125

Mata Kuliah : Gizi dan Diet


Dosen Pembimbing : Endah Mayang Sari, S.Gz, MPH

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


PANGKAL PINANG
PRODI KEPERAWATAN PANGKAL PINANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya pula penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Peran Perawat dalam Diet Pasien” tepat pada
waktunya. Makalah “Peran Perawat dalam Diet Pasien” disusun guna memenuhi tugas Ibu
Endah Mayang Sari, S.Gz, MPH pada mata kuliah Gizi dan Diet di Poltekkes Kemenkes
Pangkal Pinang. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi penulis dan pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Endah Mayang Sari,
S.Gz, MPH selaku dosen mata kuliah Gizi dan Diet. Semoga tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis
juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pangkalpinang, 7 April 2021

Penulis
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Diet adalah pengaturan jenis dan jumlah makanan dengan maksud tertentu seperti
mempertahankan kesehatan serta status nutrisi dan membantu menyembuhkan penyakit
(Hartono, 2000) setiap diet termasuk makanan, tetapi tidak semua makanan masuk dalam
kategori diet. Dalam diet jenis dan banyaknya makanan ditentukan dan dikendalikan
untuk
mencapai tujuan tertentu.

Diet adalah usaha menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi. Terdapat 3
klasifikasi dari diet:
1. Menurunkan Menurunkan berat badan.
2. Meningkatkan Meningkatkan berat badan.
3. Pantangan Pantangan terhadap terhadap makanan makanan tertentu. tertentu.

Diet saluran cerna berarti diet Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat yang
dilakukan saat terjadi gangguan terjadi gangguan pada saluran pencernaan. Adapun
gangguan saluran pencernaan itu meliputi falatulensi, diare, gastrities dan tipoid.
Jadi, diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau organisme
tertentu. Jenis diet sangat dipengaruhi oleh latar belakang asal individu atau keyakinan
yang dianut masyarakat tertentu.

2.2 Fungsi Diet


Pola diet berfungsi untuk memenuhi 6 nutrisi utama yang dibutuhkan tubuh, yaitu
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Pola diet diatur dengan cara
menyesuaikan porsimakan sesuai dengan kebutuhan jenis makanan yang boleh atau tidak
boleh dikonsumsi. Jumlah dan variasi makanan yang tepat akan memberikan nutrisi yang
tepat untuk pemeliharaan kesehatan tubuh dan mencapai berat badan yang ideal.
Sekarang, menurut Food Guide Pyramid ada 6 group makanan utama yang dapat
dikonsumsi untuk mencapai nutrisi seimbang. Makanan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Roti, sereal, nasi, Roti, sereal, nasi, dan pasta dan pasta sebagai su sebagai sumber
utama karbohi mber utama karbohidrat.
2. Daging, ungg Daging, unggas, ikan, as, ikan, telur, biji-bijian kering telur, biji-bijian
kering, dan k, dan kacang-kacangan acang-kacangan sebagai sumber protein.
3. Lemak d Lemak dan miny an minyak sebagai su bagai sumber lemak mber lemak.
4. Sayur-sayuran.
5. Buah-buahan.
6. Susu, yogurt dan keju.
Proporsi dari tiap kelompok makanan disesuaikan berdasarkan umur, jenis kelamin, dan
berat badan.

2.3 Faktor Seseorang Melakukan Diet


Ada beberapa alasan seseorang beberapa alasan seseorang melakukan diet, melakukan
diet, berikut ini berikut ini adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan diet:
1. Kadar Lemak Tinggi
Apabila Apabila kadar lemak seseorang seseorang tinggi, tinggi, maka diperlukan
diperlukan suatu program diet untuk menurunkan berat tubuh supaya tidak terjadi
obesitas. Lemak merupakan zat gizi yang akan disimpan didalam kulit sebagai
cadangan energi, jika lemak tertimbun banyak, bisa terjadi peningkatan massa
tubuh, proses metabolisme pun akan cenderung lebih berat dilakukan oleh tubuh.
2. Hasrat Diri
Diet kadang memiliki tujuan dari pribadi untuk meningkatkan atau menurunkan
massa tubuh supaya sesuai dengan rentang normal IMT (indeks massa tubuh).
Hasrat diri untuk melakukan diet ini biasanya dilakukan oleh model atau artis untuk
menjaga bentuk tubuhnya.
3. Tekanan Tekanan Darah
Jika tekanan darah terlalu tinggi (hipertensi), harus ada pantangan-pantangan untuk
makanan tertentu supaya tekanan Kembali menjadi normal.
4. Pola Makan
Diet juga dipengaruhi oleh pola makan, jika seseorang memiliki pola makan pola
makan tidak teratur, seseora tidak teratur, seseorang tersebut akan ng tersebut akan
berusaha kembali berusaha Kembali mengatur pola makannya dengan cara
melakukan diet.
5. Gangguan Penyakit
Seseorang terkena gangguan seperti gangguan cerna, diabetes dan lainnya akan
melakukan diet untuk menjaga asupan nutrisi agar tidak memperparah gangguan
tersebut.

2.4 Faktor – Faktor yang Menyebabkan Seseorang Gagal Diet


Ada beberapa beberapa faktor yang umumnya umumnya menyebabkan menyebabkan
kegagalan kegagalan diet yaitu:
1. Kurang motivasi motivasi
Faktor motivasi sangat memegang peranan dalam berhasilnya sebuah program diet.
Seseorang yang sedang jatuh cinta dan ingin memiliki berat badan ideal agar
menarik perhatian orang yang dicintainya memiliki motivasi yang lebih kuat
dibandingkan orang yang ingin memiliki berat badan ideal karena ingin
menggunakan sebuah gaun dengan model tertentu.
2. Tidak disiplin disiplin atau tidak konsisten konsisten
Banyak orang yang menjalankan program diet dengan tidak disiplin. Ketika diet
menjauhi makanan habis-habisan, begitu angka timbangan turun segera
merayakannya dengan makan secara berlebihan akibatnya beratnya selalu
bertambah setelah dietnya berhasil, bahkan lebih gemuk dibandigkan sebelum diet.
3. Tidak dibarengi dibarengi dengan berolahraga berolahraga
Diet harus selalu dibarengi dengan berolahraga karena olahraga membantu
membakar kalori dan mengencangkan kulit anda ketika anda sudah mendapatkan
berat badan ideal. Setelah berolahraga anda akan merasa sangat lapar hal ini
disebabkan karena tubuh anda sudah banyak membakar kalori dan sedang mencari
sumber kalori pengganti. Bila sehabis olahraga anda makan pengganti. Bila sehabis
olahraga anda makan maka tu maka tubuh akan menyerap buh akan menyerap
seluruh kalori dari makan tersebut karena itu makanlah dua jam setelah berolahraga.
Pada saat itu tubuh sudah membakar cadangan karbohidrat dan tidak menyerap
habis karbohidrat dari makanan yang sedang anda makan.
4. Ganti kata-kata negatif dengan kata positif
Otak kita diciptakan tidak menerima kata-kata negatif artinya bila anda
berkata ;”aku tidak lapar” program yang diterima oleh otak adalah “aku lapar”. Ini
sebabnya orang yang tengah menjalankan program diet justru sering merasa lapar.
Sebaiknya anda berkata pada tubuh anda “aku kenyang”.
5. Tidak mau berubah
Bila anda ingin merubah berat badan anda rubah dulu kebiasaan buruk anda. Ganti
kebiasaan ngemil dengan berolahraga. Ganti makanan yang banyak mengandung
karbohidrat dan lemak dengan makanan berserat tingi.
6. Buat perencanaan diet yang terukur dan ada batas waktunya
Tentukan berapa berat yang ingin anda turunkan dan berapa lama anda ingin
mencapai berat tersebut misalnya, anda ingin menurunkan berat badan sebanyak 12
kg dalam waktu 6 bulan. Hal yang harus anda lakukan adalah membagi target
tersebut lebih kecil yaitu anda harus menurunkan berat badan sebanyak 2 kg per
bulan. Anda perkecil lagi target yang harus dicapai dengan menargetkan berat badan
anda harus turun 0,5 kg per minggu. Maka dalam 6 bulan berat badan anda akan
turun 12 kg.

2.5 Peran Perawat dalam Diet Pasien


PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN DIET PASIEN Peran perawat Merupakan tingkah
laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukan dalam sistem, dimana
dapat dipengartuhi oleh keadaan sosial baik dari profesi maupun diluar profesi keperawatan yang
bersifat konstan. Peran perawat menurut konsirsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari

1. Peran Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan Peran ini dapat dilakukan perawat dengan
memperhatikan keadaan kebutuhann dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian
pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan
diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai
dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.
2. Peran Perawat sebagai advokat klien Peran ini dilakukan oleh perawat dalam membantu klien
dan keluarga dalam menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien
yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak
atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat
kelalaian.
3. Peran Perawat sebagai Edukator Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan,
sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
4. Peran Perawat sebagai koordinator Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan
serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan
kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
5. Peran Perawat sebagai kolaborator Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim
kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat
dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya. Peran Perawat sebagai Konsultan Peran ini
sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk
diberikan. Pertan ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan
pelayanan keperawatan yang diberikan.
6. Peran Perawat sebagai Pembaharuan Peran ini dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan
keperawatan. Selain peran perawat berdasarkan konsirsium ilmu kesehatan, terdapat
pembagian peran perawat menurut hasil lokakarya keperawatan tahun 1983, yang membagi
empat peran perawat: 1. Peran Perawat sebagai Pelaksana Pelayanan Keperawatan Peran ini
dikenal dengan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung atau
tidak langsung kepada klien sebagai individu, keluarga, dan masyarakat, dengan metoda
pendekatan pemecahan masalah yang disebut proses keperawatan.
7. Peran Perawat sebagai Pendidik dalam Keperawatan Sebagai pendidik, perawat berperan dalam
mendidik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat serta tenaga kesehatan yang berada di
bawah tanggung jawabnya. Peran ini berupa penyuluhan kepada klien, maupun bentuk
desiminasi ilmu kepada peserta didik keperawatan. 3. Peran Perawat sebagai Pengelola
pelayanan Keperawatan Dalam hal ini perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam
mengelola pelayanan maupun pendidikan keperawatan sesuai dengan manajemen keperawatan
dalam kerangka paradigma keperawatan. Sebagai pengelola, perawat melakukan pemantauan
dan menjamin kualitas asuhan atau pelayanan keperawatan serta mengorganisasikan dan
mengendalikan sistem pelayanan keperawatan. Secara umum, pengetahuan perawat tentang
fungsi, posisi, lingkup kewenangan, dan tanggung jawab sebagai pelaksana belum maksimal. 4.
Peran Perawat sebagai Peneliti dan Pengembang pelayanan Keperawatan Sebagai peneliti dan
pengembangan di bidang keperawatan, perawat diharapkan mampu mengidentifikasi masalah
penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian, serta memanfaatkan hasil penelitian
untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan pendidikan keperawatan. Penelitian di
dalam bidang keperawatan berperan dalam mengurangi kesenjangan penguasaan teknologi di
bidang kesehatan, karena temuan penelitian lebih memungkinkan terjadinya transformasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, selain itu penting dalam memperkokoh upaya menetapkan dan
memajukan profesi keperawatan.

Fungsi Perawat
Fungsi Perawat Fungsi Perawat Meliputi :

a. Fungsi Independen Dalam fungsi ini, tindakan perawat tidak memerlukan perintah dokter.
Tindakan perawat bersifat mandiri, berdasarkan pada ilmu keperawatan. Oleh karena itu,
perawat bertanggung jawab terhadap akibat yang timbul dari tindakan yang diambil. Contoh
tindakan perawat dalam menjalankan fungsi independen adalah:
1. Pengkajian seluruh sejarah kesehatan pasien/keluarganya dan menguji secara fisik
untuk menentukan status kesehatan.
2. Mengidentifikasi tindakan keperawatan yang mungkin dilakukan untuk memelihara
atau memperbaiki kesehatan.
3. Membantu pasien dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
4. Mendorong untuk berperilaku secara wajar.
b. Fungsi Dependen Perawat membantu dokter memberikan pelayanan pengobatan dan
tindakan khusus yang menjadi wewenang dokter dan seharusnya dilakukan dokter, seperti
pemasangan infus, pemberian obat, dan melakukan suntikan. Oleh karena itu, setiap
kegagalan tindakan medis menjadi tanggung jawab dokter. Setiap tindakan perawat yang
berdasarkan perintah dokter, dengan menghormati hak pasien tidak termasuk dalam
tanggung jawab perawat.
c. Fungsi Interdependen Tindakan perawat berdasar pada kerja sama dengan tim perawatan
atau tim kesehatan. Fungsi ini tampak ketika perawat bersama tenaga kesehatan lainnya
berkolaborasi mengupayakan kesembuhan pasien. Mereka biasanya tergabung dalam
sebuah tim yang dipimpin oleh seorang dokter. Sebagai sesama tenaga kesehatan, masing-
masing tenaga kesehatan mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan kesehatan
kepada pasien sesuai dengan bidang ilmunya. Dalam kolaborasi ini, pasien menjadi fokus
upaya pelayanan kesehatan. Contohnya, untuk menangani ibu hamil yang menderita
diabetes, perawat bersama tenaga gizi berkolaborasi membuat rencana untuk menentukan
kebutuhan

Anda mungkin juga menyukai