Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM: 080842913
Jawaban:
1. Ketatalaksanaan proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran
tertentu.
2. Kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian
tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
3. Segenap perbuatan menggerakkan sekelompok orang dan Menggerakkan fasilitas dalam
suatu usaha kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Memahami berbagai definisi manajemen tersebut dapat ditaril( kesimpulan bahwa pada
pokoknya manajemen adalah suatu proses/kegiatan/usaha pencapaian tujuan tertentu melalui
kerjasama dengan orang lain. Dan dapat pula dikatakan bahwa manajemen merupakan inti
daripada administrasi, karena memang manajemen merupakan alat pelaksana utama daripada
administrasi. Dengan perkataan lain dikatakan bahwa administrasi dan manajemen tidak dapat
dipisahkan hanya kegiatan-kegiatannya yang dapat dibedakan.
Apabila dilihat dari segi fungsional administrasi mempunyai dua tugas utama, yakni:
administrasi adalah proses penyelenggaraan kerja untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan. Kerja dapat terselenggara dengan baik sehingga tujuan yang dikehendaki dapat
tercapai bila ada orang yang menyelenggarakannya. Dan masalah orang yang
menyelenggarakan kerja untuk mencapai tujuan inilah yang menjadi masalah pokok daripada
manajemen, karena intisari daripada manajemen ialah suatu proses/usaha dari orang-orang secara
bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Jadi administrasi adalah penyelenggaranya dan manajemen adalah orang yang
menyelenggarakan kerja. Maka kombinasi dari keduanya adalah penyelengaraan kerja yang
dilakukan oleh orang-orang secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan.
Demikian pula manajemen, maka yang pertama disoroti adalah kulit luamya
yaitu “Admmistnisi” Kedua dagingnya yaitu “manajemen” selanjutnya adalah bijinya
yaitu “kepemimpinan”
Dalam proses pelaksanaannya, administrasi dan manajemen mempunyai tugas-tugas tertentu
yang harus dilaksanakan sendiri. Tugas-tugas itulah yang biasa disebut/diartikan sebagai fungsi-
fungsi administrasi dan manajemen. Hingga kini para sarjana belum mempunyai kata sepakat
yang bulat tentang fungsi-fungsi administrasi dan manajemen itu, baik ditinjau dari segi
klasifikasinya maupun terminologi yang dipergunakan.
A. Perencanaan (Planning)
Planning dapat didefmisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang
tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan
Yang telah ditentukan.
1. Apa kegiatan-kegiatan yang harus dijalankan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya ?
2. Dimana kegiatan-kegiatan tertentu dijalankan? Pertanyaan ini mencakup letak bangunan
organisasi yang hendak didirikan, tata ruang yang disusun, tempat sumber tenaga kerja.
3. Kapan kegiatan-kegiatan tertentu hendak dilaksanakan. Hal ini berarti bahwa dalam
rencana hams tergambar sistem prioritas yang dipergunakan, penjadwalan waktu dan hal-hal
yang berhubungan dengan faktor waktu.
4. Bagaimana cara melaksanakan kegiatan-kegiatan ke arah tercapainya tujuan ? Yang
dicakup oleh pertanyaan ini menyangkut soal sistem dan tata kerja, standar yang hams
dipenuhi, cara pembuatan dan penyampaian laporan, cara menyimpan dokumen dan lain-
lain.
5. Pertanyaan “siupa” berarti diketemukannya jawaban dalam rencana tentang gambaran
pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab.
6. Secara filosofis, pertanyaan yang terpenting di antara rangkaian pertanyaan ini ialah
pertanyaan “mengapa”. Terpenting karena pertanyaan ini ditunjukan kepada kelima
pertanyaan yang mendahuluinya. Jika kelompok pimpinan dapat memuaskan dirinya atas
jawaban-jawaban yang diperoleh terhadap keenam pertanyaan itu, akan terciptalah suatu
rencana yang baik.
B. pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian ialah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas,
tanggungjawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat
digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
C. Penggerakan (Motivating)
Penggerakan ialah keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikan
rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan
efisien dan ekonomis.
D. Pengawasan (Controling)
Pengawasan ialah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk
menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan sebelumnya. Dari definisi ini jelas terlihat bahwa terdapat hubungan yang
sangat erat antara perencanaan dan pengawasan.
Artinya bahwa perencanaan dan pengawasan merupakan kedua belahan mata uang yang sama.
Jelas bahwa tanpa rencana pengawasan tidak mungkin dilaksanakan karena tidak ada pedoman
untuk melakukan pengawasan itu. Sebaliknya rencana tanpa pengawasan akan berarti timbulnya
penyimpangan-penyimpangan dan atau penyelewengan-penyelewengan yang serius tanpa ada
alat untuk mencegahnya.
Jelaslah kiranya bahwa pengawasan sangat menentukan peranannya dalam usaha pencapaian
tujuan. Secara filosofis dapat dikatakan bahwa pengawasan itu mutlak diperlukan karena
manusia bersifat salah dan khilaf. Dus manusia dalam organisasi perlu diamati, bukan dengan
maksud untuk mencari kesalahannya kemudian menghukumnya, akan tetapi untuk mendidik dan
membimbing. Hal ini kiranya sangat penting untuk diperhatikan karena para pemimpin dalam
suatu organisasi sering lupa bahwa seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang ikhlas
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan.
Hanya saja setelah kesalahan diperbuat, adalah menjadi tugas pimpinan untuk memperbaiki
kesalahan itu dengan jalan memberikan bimbingan kepada bawahannya agar ia tidak mengulangi
kesalahan yang sama, akan tetapi berani untuk berbuat kesalahan yang lain.
Jika seorang bawahan selalu diancam dengan hukuman setiap kali ia berbuat kesalahan, maka
bawahan tersebut tidak akan berkembang karena dalam setiap tindakannya ia akan selalu
dikuasai oleh rasa takut. Akibatnya ia tidak akan berani mempunyai prakarsa,
mengambil keputusan dan akhimya akan kehilangan kepercayaan pada dirinya sendiri. Ini tidak
boleh terjadi.
Kendati demikian perlu diperhatikan pula bahwa pernyataan diatas tidak berarti bahwa seorang
pimpinan tidak boleh menghukum bawahannya. Memang seorang pimpinan dapat bertindak
punitif jika seorang bawahan, meskipun telah berulang kali dibimbing, terus menerus berbuat
kesalahan yang sama.
Kelemahan daripada pengawasan tidak langsung ialah bahwa sering para bawahan hanya
melaporkan hal-hal yang positif saja Padahal, seorang pimpinan yang baik akan menuntut
bawahannya untuk melaporkan beberapa hal, baik yang bersifat positif maupun negatif Karena
kalau hanya hal-hal yang positif saja yang dilaporkan, pimpinan tidak akan mengetahui keadaan
yang sesungguhnya. Akibatnya dia akan mengambil kesimpulan yang salah. Lebih jauh lagi ia
akan mengambil keputusan yang salah.
Kesimpulannya ialah bahwa pengawasan tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila hanya
bergantung kepada laporan saja, karena itu pengawasan tidak langsung tidak cukup. Adalah
bijaksana apabila pimpinan organisasi menggabungkan teknik pengawasan langsung dan tidak
langsung dalam melakukan fungsi pengawasan itu.
E. Penilaian (evaluating)
Penilaian adalah proses pengukuran dan pembandingan hasil-hasil pekerjaan yang telah dicapai
dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai.
Penilaian bersifat korektif terhadap fase yang telah selesai dikerjakan. Korektifitas yang menjadi
sifat penilaian itu sangat berguna bukan untuk fase yang telah selesai, akan tetapi untuk fase
berikutnya. Artinya, melalui penilaian harus diketemukan kelemahan-kelemahan sistem yang
dipergunakan dalam fase yang baru saja selesai. Juga harus diketemukan penyimpangan-
penyimpangan dan/atau penyelewengan-penyelewengan yang telah terjadi, tetapi lebih penting
lagi, harus diketemukan sebab-sebab mengapa kelemahan-kelemahan itu timbul, juga harus
diketemukan sebab-sebab mengapa penyimpangan-penyimpangan itu terjadi.
Definisi administrasi keuangan menurut para ahli dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
Seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau
a. Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang dan melakukan
pinjaman
b. Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan
d. Pengeluaran Negara
e. Penerimaan Daerah
f. Pengeluaran Daerah
g. Kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang,
surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang termasuk
h. Kekayaan lain yang dikuasai pemerintah dengan rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan
i. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah
sebagaimana telah diuraikan bahwa keuangan Negara menyangkut masalah hak dan kewajiban
Negara , maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi hak Negara adalah :
public
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa untuk menjalankan hak dan kewajiban tersebut,
pemerintah membutuhkan biaya dan topangan keuangan yang kuat. Oleh karena itu perlu
Bidang pengelolaa Keuangan Negara yang demikian luas dapat dikelompokkan dalam :
butir 3)
“Adm. keuangan negara adalah ilmu yang mempelajari tentang hal-hal yang berhubungan
dengan cara bagaimana pemerintah mendapatkan dan menggunakan uang. Hal tersebut meliputi
fungsi- fungsi pengumpulan , penerimaan, pinjaman dan pengeluaran yang dilaksanakan oleh
Berdasarkan defenisi tersebut dapat disimpulkan masalah pokok atau ruang lingkup keuangan
negara meliputi :
-Saran bagi pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan umum, pertumbuhan, stabilisasi dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan.
Keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan
uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik
Negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Dalam penjelasan Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dinyatakan bahwa pendekatan yang
digunakan dalam merumuskan Keuangan Negara adalah dari sisi objek, subjek, proses, dan
tujuan.
Dari sisi objek, yang dimaksud dengan Keuangan Negara meliputi semua hak dan
kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam
bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu
baik berupa uang, maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Dari sisi subjek, yang dimaksud dengan Keuangan Negara meliputi seluruh subjek yang
memiliki/menguasai objek sebagaimana tersebut di atas, yaitu: pemerintah pusat, pemerintah
daerah, perusahaan negara/daerah, dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara.
Dari sisi proses, Keuangan Negara mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan
dengan pengelolaan objek sebagaimana tersebut di atas mulai dari perumusan kebijakan
danpengambilan keputusan sampai dengan pertanggunggjawaban.
Dari sisi tujuan, Keuangan Negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan
hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan objek sebagaimana tersebut di
atas dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara.
Berdasarkan pengertian keuangan negara dengan pendekatan objek, terlihat bahwa hak dan
kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang diperluas cakupannya, yaitu termasuk
kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang
dipisahkan.
Dengan demikian, bidang pengelolaan keuangan negara dapat dikelompokkan dalam:
a. Subbidang pengelolaan fiskal,
b. Subbidang pengelolaan moneter, dan
c. Subbidang pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan.
Pengelolaan keuangan negara subbidang pengelolaan fiskal meliputi kebijakan dan
kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
mulai dari penetapan Arah dan Kebijakan Umum (AKU), penetapan strategi dan prioritas
pengelolaan APBN, penyusunan anggaran oleh pemerintah, pengesahan anggaran oleh DPR,
pelaksanaan anggaran, pengawasan anggaran, penyusunan perhitungan anggaran negara (PAN)
sampai dengan pengesahan PAN menjadi undang-undang.
Pengelolaan keuangan negara subbidang pengelolaan moneter berkaitan dengan
kebijakan dan pelaksanaan kegiatan sector perbankan dan lalu lintas moneter baik dalam maupun
luar negeri.
Pengelolaan keuangan negara subbidang kekayaan Negara yang dipisahkan berkaitan dengan
kebijakan dan pelaksanaan kegiatan di sektor Badan Usaha Milik Negara/Daerah
(BUMN/BUMD) yang orientasinya mencari keuntungan (profit motive).
Berdasarkan uraian di atas, pengertian keuangan negara dapat dibedakan antara:
pengertian keuangan negara dalam arti luas, dan pengertian keuangan negara dalam arti sempit.
Pengertian keuangan negara dalam arti luas pendekatannya adalah dari sisi objek yang
cakupannya sangat luas, dimana keuangan negara mencakup kebijakan dan kegiatan dalam
bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan. Sedangkanpengertian
keuangan negara dalam arti sempit hanya mencakup pengelolaan keuangan negara subbidang
pengelolaan fiskal saja.
dengan dana yang bersumber untuk seluruhnya ataupun sebagian dari anggaran belanja Negara
termasuk kekayaan Negara yang telah dipishkan (kekayaan Perum dan Persero) dan barang-
barang/kekayaan daerah otonom sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor:
KEP-225/MK/V/4/1971, pasal 1.
termasuk di dalamnya hak dan kewajiban yang timbul karenanya baik kekayaan itu berada dalam
ataupun privat, badan-badan usaha Negara dan badan-badan usaha lainnya dimana pemerintah
mempunyai kepentingan khusus serta terikat dalam perjanjian dengan penyertaan pemerintah
faktor yang harus senantiasa diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Fungsional
keberadaan perbekalan tersebut akan memperlancar proses pelaksanaan pekerjaan dan akan
sejumlah pengeluaran biaya tertentu, organisasi haruslah paling tidak memperoleh manfaat yang
sepadan dengan sejumlah biaya yang telah dikeluarkan tersebut. Sehubungan dengan hal ini,
tentu tidak boleh mengabaikan kualitas barang yang dibutuhkan, sumber barang yang harus
dapat dipertanggungjawabkan, dan jangka waktu atau umur pemakaian barang yang paling
menguntungkan.
3. Faktor Anggaran
anggaran dalam organisasi. Dengan memperhatikan faktor ini, maka akan dapat disusun skala
prioritas kebutuhan perbekalan maupun berbagai macam alternatif jenis dan spesifikasi barang
maupun cara-cara pengadaan logistik dengan tidak meninggalkan pertimbangan efektivitas dan
efisiensi.
4. Faktor Keamanan dan Kewibawaan (Prestise)
perbekalan tersebut untuk mendukung dan menjamin keamanan sesuatu yang berkaitan dengan
jabatannya dan kewibawaan, baik bagi pejabat yang bersangkutan maupun bagi lembaga, baik
mengenai jenis, ukuran, dan mutu suatu perlengkapan. Sementara normalisasi merupakan
b. Menegakkan Keadilan
b. Pemerintah memiliki keterbatasan dana untuk menyediakan barang public yang diperlukan
warga negaranya.
c. Pemerintah dapat mengajak rumah tangga perusahaan (swasta) untuk menyediakan barang-
Ada beberapa alternatif bagi suatu organisasi untuk memilih dan menentukan sistem
pengadaan perbekalan Sistem pengadaan perbekalan tersebut meliputi sistem sentralisasi, sistem
terbuka.
1) Sistem Sentrasisasi
dimana kewenangan dalam pengadaan perbekalan bagi seluruh unit kerja dalam organisasi
diberikan pada satu unit kerja tertentu sehingga segala macam pengadaan perbekalan dalam
diantaranya:
a. dapat mengurangi harga per satuan karena biasanya dengan menerapkan sistem sentralisasi
ini pengadaan/pembelian dilakukan dalam partai besar sehingga organisasi/ perusahaan (sebagai
efisiensi.
Adapun kekurangan-kekurangan dari pengadaan sistem sentralisasi ini adalah sebagai berikut:
a. kebutuhan yang mendesak dari suatu unit tertentu dimungkinkan tidak dapat cepat dilayani
dan dipenuhi karena bagian pembelian masih menunggu daftar kebutuhan perbekalan dari unit-
unit kerja yang lain ataupun karena prosedur pengajuan maupun distribusi penyampaian
perbekalan yang berliku-liku/birokratis sehingga hal ini tentunya akan dapat mempengaruhi
tingkat efektifitas dan efisiensi kerja unit-unit kerja dan organisasi secara keseluruhan.
spesifikasi barangnya maupun waktunya, karena bagian perbekalan khususnya bagian pengadaan
2) Sistem Desentralisasi
perbekalan diserahkan pada masing-msing unit kerja. Beberapa kelebihan dari penggunaan
1. kebutuhan atas perbekalan dari masing-masing unit kerja akan cepat dapat dipenuhi sesuai
dengan kebutuhan.
baru, padahal perbekalan yang ada masih berdaya guna sehingga hal ini akan menimbulkan
tipenya sehingga hal ini jelas tidak mendukung program standardisasi dan normalisasi, sekaligus
tidak mendukung kemungkinan pertukaran perbekalan antar bagian/unit kerja dalam suatu
organisasi.
c. biaya per satuan barang relatif lebih besar, karena pembelian dengan sistem ini tentunya
dalam partai yang lebih kecil bila dibandingkan apabila menggunakan sistem sentralisasi
sehingga otomatis jumlah potongan yang diberikan penjual juga relatif lebih kecil.
sistem sentralisasi.
3) Sistem Campuran
sistem campuran ini selain menjamin ketepatan dalam pemenuhan kebutuhan perbekalan dari
setiap unit kerja khususnya kebutuhan perbekalan yang sifatnya spesifik sesuai dengan tugas
operasional unit kerja tersebut, juga untuk mendukung program standardisasi dan normalisasi
organisasi. Dengan demikian, apabila perbekalan dibutuhkan oleh seluruh unit kerja atau
beberapa unit kerja, pengadaan perbekalan dilakukan dengan sistem sentralisasi, sedangkan
apabila kebutuhan perbekalan bersifat khusus untuk suatu unit kerja, pengadaan perbekalan
dilakukan dengan sistem desentralisasi.Ada beberapa alternatif bagi suatu organisasi untuk
memilih dan menentukan sistem pengadaan perbekalan. Sistem pengadaan perbekalan tersebut