Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Saat-saat dan jam pertama kehidupan di luar rahim merupakan salah satu siklus kehidupan.
Pada saat bayi dilahirkan beralih ketergantungan pada ibu menuju kemandirian fisiologi.
Proses perubahan yang komplek ini dikenal sebagai periode transisi. Bidan harus selalu
berupaya untuk mengetahui periode transisi ini berlangsung sangat cepat. Adaftasi fisiologis
BBL adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus.
Artinya nantinya bayi harus dapat melaksanakan sendiri segala kegiatan untuk
mempertahankan kehidupannya. Dalam hal ini yang sangat perlu diperhatikan adalah
bagaimana upaya untuk menjaga agar bayi tetap terjaga kesehatannya. Yang utama adalah
menjaga bayi agar tetap hangat, mampu melakukan pernafasan dengan spontan dan bayi
menyusu sendiri pada ibunya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Menjelaskan bagaimana asuhan bayi baru lahir

2. Menjelaskan bagaimana adaptasi bayi baru lahir terhadap keadaan diluar uterus

1.3 TUJUAN MASALAH

Makalah ini dibuat dengan tujuan :

1. Memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan 2

2. Mahasiswa diharapkan dapat mengerti asuhan bayi baru lahir dan mengerti perubahan bayi
baru lahir terhadap keadaan diluar uterus

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ASUHAN BAYI SEGERA SETELAH LAHIR

Keadaan bayi sangat tergantung pada pertumbuhan janin didalam uterus, kualitas
pengawasan antenatal, penyakit-penyakit ibu, dan penanganan persalinan. Penanggulangan
bayi tergantung pada keadaannya, apakah ia normal atau tidak. Diantara bayi yang tidak
normal ada yang membutuhkan pertolongan segera (high risk baby = bayi gawat), seperti
asfiksia, perdarahan dan lain-lain. Ada pula yang memelukan pertolongan segera, seperti
labioskisis, sindaktilia, dan lain-lain.

Pada umumnya kelahiran bayi normal cukup dihadiri oleh bidan yang dapat diberi tanggung
jawab penuh terhadap keselamatan ibu dan bayi pada persalinan normal. Oleh karena
kelainan pada perut ibu dan pada bayi dapat terjadi beberpa saat sesudah selesainya
persalinan yang dianggap normal, maka seorang bidan harus mengetahui perubahan-
perubahan pada ibu dan bayi dan bila perlu, memberikan pertolongan pertama seperti
menghentikan perdarahan, membersihkan jalan nafas, memberikan oksigen, dan
melakukanpernafasan buatan sampai bayi dan ibu tersebut dilihat oleh seorang dokter atau
dibawa ke Rumah Sakit yang memiliki perlengkapan serta perawatan yang baik, sehingga
pengawasan dan pengobatan dapat dilakukan sebaik-baiknya. Cara paling baik membawa
bayi sakit ialah meletakkannya tanpa baju didalam inkubator yang diatur sedemikian rupa,
sehingga bayi dapat mempertahankan suhu tubuhnya sekitar 36-37ºC. Inkubator itu
dilengkapi dengan penghisap lendir, oksigen, resusitator, dan lain-lain. Dengan demikian
perubahan-perubahan yang setiap saat dapat terjadi pada bayi, seperti apnea, sianosis, kejang,
dan lain-lain dapat diketahui dengan segera dan dapat diberi pertolongan yang tepat pada
waktunya.

Perawatan segera setelah bayi lahir

1. Persediaan alat-alat dikamar bersalin

a) alat penghisap lendir (mucus ekstraktor)

b) tabung oksigen dengan alat pemberian oksigen kepada bayi

c) untuk menjaga kemungkinan terjadinya asfiksia perlu disediakan laringoskop kecil, masker
muka kecil, kanula trakea, ventilator kecil untuk pernafasan buatan. Selain itu disediakan
pula obat-obat seperti larutan glukosa 40%, larutan bikarbonas natrikus 7,5% dengan alat
suntiknya, dan nalorfin sebagai antidotum terhadap obat-obat berasal dari morfinatau petidin
yang mungkin diberikan pada ibu selama persalinan dan yang dapat mengakibatkan
penekanan pernafasan pada bayi.

d) Alat pemotong dan pegikat tali pusat serta obat antiseptik dan kain kassa steril untuk
merawat tali-pusat.

e) Tanda pengenal bayi yang sama dengan ibu.

2
f) Tempat tidur bayi atau inkubator yang selalu dalam keadaan hangat, steril dan dilengkapi
dengan kain atau selimut katun. Hal ini penting untuk mencegah bayi kehilangan panas pada
waktu dipindah dari kamar bersalin ketempat perawatan.

g) Lain-lain : kapas, kain kassa, serta obat antiseptik yang akan dipakai sebelum menolong
bayi yang akan lahir

h) Stopwatch dan termometer

i) Bila kamar dingin oleh karena udara didaerah tersebut dingin, atau oleh karena pemakaian
alat pendingin, sebaiknya alat untuk resusitasi diberi pemanasan khusus, supaya bayi tidak
menderita trauma dingin (cold injury), suhu ruangan yang cukup baik untuk bayi adalah
30ºC.

Sebelum bayi lahir semua hal diatas harus diperiksa apakah sudah steril, apakah semua alat
lengkap, dan apakah ada yang macet. Tindakan umum pada semua bayi dikamar bersalin
harus aseptik dan antiseptik, suhu lingkungan harus diatur dan jalan nafas harus selalu bebas.

2. Pertolongan pada saat bayi baru lahir

Penanganan bayi dilakukan sejak kepala mulai keluar dari jalan lahir, yaitu dengan
melakukan pembersihan lendir serta cairan yang berada disekitar mulut dan hidung dengan
kapas atau kain kassa steril. Kemudian kedua kelopak matanya dibersihkan dengan kapas
atau kain kassa steril satu demi satu, dimulai dari dalam keluar. Sesudah bayi lahir lengkap,
segera dicatat dengan jam waktu (stopwatch). Kemudian kedua kaki bayi dipegang dengan
satu tangan sedangkan tangan yang lain memegang kepala bayi yang lebih rendah daripada
kaki dengan posisinya dalam ekstensi sedikit untuk memungkinkan cairan atau lendir
mengalir keluar dari trakea dan farings. Sementara itu seorang membantu menghisap lendir
dan cairan dengan alat penghisap lendir.

Bayi sehat akan menangis dalam waktu 30 detik, tidak perlu dilakukan apa-apa lagi oleh
karena bayi mulai bernafas dan warna kulitnya kemerah-merahan. Kemudian bayi diletakkan
mendatar kira-kira sama tingginya dengan atau sedikit dibawah introitus vagina. Bila bayi
masih belum bersih dari cairan dan lendir, penghisapan lendir diteruskan, mula-mula dari
mulut, kemudian dari lubang hidung, supaya jalan nafas babas dan bayi bernafas sebebas-
bebasnya.

3. Penilaian bayi waktu lahir

Keadan umum bayi dinilai 1 menit setelah lahir dengan penggunaan nilai Apgar. Penilaian ini
perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Yang dinilai ialah
frekuensi jantung (heart rate), usaha nafas (respiratory effort), tonus otot (muscle tone),
warna kulit (color skin) dan reaksi terhadap rangsangan (respons to stimuly), yaitu dengan
memasukkan kateter ke lubang hidung setelah jalan nafas dibersihkan. Setiap penilaian diberi
angka 0, 1, dan 2 sampai dengan10.

3
Bila nilai Apgar dalam 2 menit tidak mencapai nilai 7, maka harus dilakukan tindakan
resusitasi lebih lanjut oleh karena bila bayi menderita asfiksia lebih dari 5 menit,
kemungkinan terjadinya gejala-gejala neuroligik lanjutan dikemudian hari lebih besar.
Berhubungan dengan itu, penilaian menurut Apgar dilakukan selain pada umur 1 menit juga
pada umur 5 menit.

4. Identifikasi bayi

Identifikasi dilakukan segera setelah bayi lahir dan ibu masih berdekatan dengan bayinya
dikamar bersalin. Sebagian negara mengambil tanda pengenal bayi dari cap jari atau telapak
kaki. Akan tetapi pada umumnya tanda pengenal berupa secarik kertas putih atau berwarna
merah atau biru(tergantung pada jenis kelamin bayi) dan disitu ditulis nama keluarga
(terutama di negara barat ; di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo ditulis nama ibu),
tanggal, dan jam lahir bayi. Kertas ini dimasukkan kedalamkantong plastik yang dengan pita
diikatkan pada pergelangan tangan atau kaki bayi. Keterangan yang sama diikatkan pada
pergelangan tangan ibu. Pemasangan pita perlu dilakukan sedemikian rupa sehingga hanya
bisa lepas jika digunting. Cara lain ialah memakai dua potong logam yang tipis dengan
pinggiran yang tumpul, dan pada lemping tiap-tiap logam ditera angka yang sama, misalnya
343 pada logam yang satu dan 343 pada logam yang lain. Logam yang satu diikatkan pada
pergelangan tangan bayi dan yang lain pada ibu (logam mempunyai lubang dipinggirnya
untuk memasukkan benang sebagai pengikat).

Diperiksa juga genitalia eksterna bayi untuk mengetahui jenis kelaminnya. Pada bayi laki-laki
perlu diperiksa apakah ada fimosis atau tidak ; apabila ada sebaiknya dilakukan penyunatan
(circumsission). Begitu pula ditentukan apakah desensus vestikulorum sudah lengkap.

Bila ibu sadar bayinya diperlihatkan kepadanya dn diteliti apakah tanda pengenal bayi sama
dengan tanda pengenal ibu. Bila ibu tidak sadar, bayi tersebut diperlihatkan kepada ayah atau
keluarganya yang menunguinya. Hal ini perlu untuk mencegah terjadinya kekeliruan
dikemudian hari (Prawirodihardjo, 2002, 214-217).

5. Perawatan tali pusat

Puntung tali pusat yang sudah diikat dibungkus dengan kassa kering DTT atau steril, dan
pastikan agar tetap kering.

Pemakaian alkohol ataupun betadine untuk perawatan tali pusat bisa diberikan atau
diperkenankan sepanjang tidak menyebabkan kondisi tali pusat basah atau lembab, sehingga
tidak menimbulkan pelepasan panas dari tubuh bayi (DEPKES, 2003, hal.5-2).

6. Pemeriksaan pertama

Pemeriksaan ini dilakukan dikamar bersalin untuk menentukan jenis kelamin, kelainan
bentuk atau cacat bawaan, serta membuat diagnosis penyakit yang terdapat pada bayi sedini-
dininya, supaya dapat dilakukan tindakan secepat-cepatnya. Misalnya bayi yang memerlukan
pengobatan dengan segera ialah bayi dengan asfiksia, dengan pnemonia karena aspirasi,
dengan gawat jantung, dengan perdarahan dan sebagainya.

4
7. Status

Sebelum bayi dipindah ke bangsal, status bayi harus dilengkapi dengan riwayat perawatan
antenatal, riwayat persalinan termasuk obat-obat yang diberikan pada waktu persalinan, jenis
persalinan, jumlah, warna dan bau air ketuban, bentuk warna dan panjang tali pusat, bentuk,
besar dan berat plasenta, serta keadaan bayi waktu lahir (nilai Apgar, resusitasi yang
dilakukan, obat yang diberikan) (Prawirodihardjo, 2002, hal.218).

2.2ADAPTASI BAYI BARU LAHIR TERHADAP KEHIDUPAN DI LUAR UTERUS

Setelah lahir, bayi baru lahir harus beradaptasi dari keadaan yang sangat bergantung menjadi
mandiri secara fisiologis. Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui system
sirkulasi pernafasan sendiri yang baru,mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar
gula darah yang cukup, mengatur suhu tubuh, dan melawan setiap penyakit atau infeksi,
dimana semua fungsi ini sebelumnya silakukan oleh placenta.

Periode adaptasi terhadap kehidupan diluar rahim disebut periode transisi. Periode ini dapat
berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh bayi.
Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada system pernafasan dan sirkulasi,
system termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil dan menggunakan glukosa
(PUSDIKNAKES, 2003, hal.3).

Sebagai akibat perubahan lingkungan dalam uterus keluar uterus, maka bayi menerima
beberapa rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanik, dan termik. Hasil perangsangan ini
membuat bayi akan mengalami perubahan metabolik, pernafasan, sirkulasi, dan lain-lain
(Prawirodihardjo, 2002, hal.219).

A. Perubahan Metabolik

Pada akhir persalinan terjadi pengurangan oksigen dan pertambahan karbondioksida yang
dapat mengakibatkan asidosis respiratorik. Bayi normal dapat mengatasi keadaan ini.

B. Perubahan Sistem Pernafasan

Pernafasan pertama pada bayi terjadi normal dalam waktu 30 detik sesudah kelahiran.
Pernafasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal dari susunan syaraf pusat dan perifer
yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya, seperti kemoreseptor karotid yang sangat
peka terhadap kekurangan oksigen ; rangsangan hipoksemia, sentuhan dan perubahan suhu
didalam uterus dan di luar uterus.

5
ADAPTASI /PERUBAHAN FISIOLOGI PADA BBL

Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah :

1. Perubahan sistim pernapasan / respirasi

Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.

a. Perkembangan paru-paru

Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabnga
dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus
proses ini terus berlanjit sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan
alveolusnakan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya
gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan
mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem
kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.

b. Awal adanya napas

Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :

1). Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim
yang merangsang pusat pernafasan di otak.

2). Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru
selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru
secara mekanis.

6
Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat
menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut
yang diperlukan untuk kehidupan.

3). Penimbunan karbondioksida (CO2)

Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang
pernafasan. Berurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin,
tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat
gerakan pernapasan janin.

4). Perubahan suhu

Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.

c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas

Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :

1). Mengeluarkan cairan dalam paru-paru

2). Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.

Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin


/sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan
dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru
matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk
mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkandinding
alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.

Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan,
yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan
penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini
menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.

d. Dari cairan menuju udara

7
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan
lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru.
Seorang bayi yang dilahirkan secar sectio sesaria kehilangan keuntungan dari
kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu
lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi
ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari
paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.

e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler

Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam


mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh
darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak
ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam
alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan
memperburuk hipoksia.

Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam


alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang
perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.

2. Perubahan pada sistem peredaran darah

Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan
mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke
jaringan.Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi
2 perubahan besar :

a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung

b. Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.

Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem
pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan
cara mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.

8
Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah

1) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan
tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya
aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan
volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu
darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk
menjalani proses oksigenasi ulang.

2) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan


meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini
menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru.
Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah
dan tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini
dan penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini dan penusuran pada atrium
kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.

Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup
secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem.
Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.

Perbedaan sirkulasi darah fetus dan bayi

a. sirkulasi darah fetus

1). Struktur tambahan pada sirkulasi fetus

a). Vena umbulicalis : membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari
plasenta ke permukaan dalam hepar

b). Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai hepar dan
mengalirkan sebagian besar darah baru yang
mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior.

c). Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium
dextra ke dalam ventriculus sinistra

9
d). Ductus arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc dexter
dan aorta desendens

e). Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari
fetus ke plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri
ini dikenal sebagai ateri umbilicalis. Di dalam tubuh
fetus arteri tersebut dikenal sebagai arteri
hypogastica.

2). Sistem sirkulasi fetus

a). Vena umbulicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke
permukaan dalam hepar. Vena hepatica
meninggalkan hepar dan mengembalikan darah ke
vena cava inferior

b). Ductus venosus : adalah cabang – cabang dari vena umbilicalis dan
mengalirkan sejumlah besar darah yang mengalami
oksigenasi ke dalam vena cava inferior

c). Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar dalam
ekstremitas inferior dan badan fetus, menerima
darah dari vena hepatica dan ductus venosus dan
membawanya ke atrium dextrum

d). Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang


mengalami oksigenasi dalam ventriculus dextra
untuk menuju ke atrium sinistra, dari sini darah
melewati valvula mitralis ke ventriculuc sinister dan
kemudian melaui aorta masuk kedalam cabang
ascendensnya untuk memasok darah bagi kepala dan
ekstremitas superior. Dengan demikian hepar,
jantung dan serebrum menerima darah baru yang
mengalami oksigenasi

10
e). Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas
superior ke atrium dextrum. Darah ini bersama sisa
aliran yang dibawa oleh vena cava inferior melewati
valvula tricuspidallis masuk ke dalam venriculus
dexter

f). Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru - paru yang


nonfungsional, yanghanya memerlukan nutrien
sedikit

g). Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus
dexter ke dalam aorta descendens untuk memasok
darah bagi abdomen, pelvis dan ekstremitas inferior

h). Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna,


membawa darah kembali ke plasenta dengan
mengandung leih banyak oksigen dan nutrien yang
dipasok dari peredaran darah maternal

b. Perubahan pada saat lahir

1). Penghentian pasokan darah dari plasenta

2). Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru

3). Penutupan foramen ovale

4). Fibrosis

a). Vena umbilicalis

b). Ductus venosus

c). Arteriae hypogastrica

d). Ductus arteriosus

11
Sirkulasi darah bayi sirkulasi darah janin

3. Pengaturan suhu

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke
lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air
ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin , pembentukan suhu
tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk
mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini
merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan
lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh
sampai 100%. Untuk membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan
glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas.
Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak
coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin
lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat bayi.

Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia,


hipoksia dan asidosis.Sehingga upaya pncegahan kehilangan panas merupakan
prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas
pada BBlL

4. Metabolisme Glukosa

Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan


tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus
mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru
lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam).

Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :


12
a. melalui penggunaan ASI

b. melaui penggunaan cadangan glikogen

c. melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.

BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan
membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini hanya terjadi jika bayi
mempunyai persediaan glikogen yang cukup.Bayi yang sehat akan menyimpan
glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir
dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang
mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam
pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4
jam pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen
digunakan pada jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir
kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami
hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama,
karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum lahir).

Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-kejang halus,
sianosis,, apneu, tangis lemah, letargi,lunglai dan menolak makanan. Hipoglikemi
juga dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemi adalah
kerusakan yang meluas di seluruh di sel-sel otak.

5. Perubahan sistem gastrointestinal

Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek
gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat lair.

Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan
(selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih
belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus,
kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup
bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan
tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering oleh bayi sendiri
penting contohnya memberi ASI on demand.

13
6. Sistem kekebalan tubuh/ imun

Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan
neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang
matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan
alami terdiri dari struktur pertahana tubuh yang mencegah atau meminimalkan
infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami:

a. perlindungan oleh kulit membran mukosa

b. fungsi saringan saluran napas

c. pembentukan koloni mikroba oleh klit dan usus

d. perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung

Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang
membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah
ini masih belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan
memerangi infeksi secara efisien.

Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan pasif
mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan
terhadap antigen asing masih belum dapat dilakukan sampai awal kehidupa anak.
Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem
kekebalan tubuh.

Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan sekali terjadi infeksi
dan reaksi bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh karena itu, pencegahan
terhadap mikroba (seperti pada praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI
dini terutama kolostrum) dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi
sangat penting.

BAB III

PENUTUP

14
3.1 KESIMPULAN

Setelah lahir, bayi baru lahir harus beradaptasi dari keadaan yang sangat bergantung menjadi
mandiri secara fisiologis. Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui system
sirkulasi pernafasan sendiri yang baru,mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar
gula darah yang cukup, mengatur suhu tubuh, dan melawan setiap penyakit atau infeksi,
dimana semua fungsi ini sebelumnya silakukan oleh placenta.

Periode adaptasi terhadap kehidupan diluar rahim disebut periode transisi. Periode ini dapat
berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh bayi.
Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada system pernafasan dan sirkulasi,
system termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil dan menggunakan glukosa
(PUSDIKNAKES, 2003, hal.3).

Sebagai akibat perubahan lingkungan dalam uterus keluar uterus, maka bayi menerima
beberapa rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanik, dan termik. Hasil perangsangan ini
membuat bayi akan mengalami perubahan metabolik, pernafasan, sirkulasi, dan lain-lain
(Prawirodihardjo, 2002, hal.219).

3.2 SARAN

Makalah ini masih banyak kekurangan dan kami berharap bagi yang membacanya dapat
mengkritik dan makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

15
http://ilmu-pasti-pengungkap-kebenaran.blogspot.com/2011/11/adaptasi-fisiologi-bbl-
terhadap.html diakses pada tanggal 4 desember 2011 pukul 21:27 WIB

http://www.now-whats.com/search/adaptasi-bayi-baru- http://www.now-
whats.com/search/adaptasi-bayi-baru-lahir-terhadap-kehidupan-diluar-uterus diakses pada
tanggal 4 desember 2011 pikul 21:29 WIB

16

Anda mungkin juga menyukai