Anda di halaman 1dari 26

1. Mesin gerinda.

Mesin gerinda adalah alat yang digunakan dalam proses manufaktur, terutama di bidang teknik
pemesinan. Berdasarkan penggunaannya mesin gerinda dapat di bedakan menjadi: Mesin gerinda untuk
menggerinda alat potong (tool grinding) dan mesin gerinda untuk menggerinda komponen mesin
(grinding machine).

Menggerinda adalah menghilangkan sebagian material dari permukaan benda kerja dengan
bantuan roda gerinda yang berputar dan memiliki banyak sisi potong.
1.1. Mesin gerinda untuk menggerinda alat potong (tool grinding).
• Pedestal grinder dan bench grinder:

Pedestal grinder
Bench grinder

Ke dua jenis mesin gerinda ini biasa digunakan untuk menggerinda alat-alat potong seperti
pahat tangan, pahat bubut, pahat sekerap dan jenis alat potong lainya (single edged tools),
dimana alat potong yang di gerinda hanya di pegang dengan tangan (free hand grinding).
• Universal tool grinding:

Grinding wheel

Tool holding 3-D vice

Mesin gerinda jenis ini biasa di sebut juga mesin gerinda alat (tool grinding). Jenis mesin ini
biasa digunakan untuk menggerinda alat potong seperti: milling cutter, reamer, tap, hobs dan
lain-lain. Alat potong yang di gerinda di cekam pada kedudukan tertentu (tool holding) dan
penggerindaan dapat dilakukan dengan menggerakan tuas penggerak.

1.2. Mesin gerinda untuk menggerinda komponen mesin (grinding machine).

Mesin gerinda jenis ini terdiri dari beberapa tipe yaitu:

• Mesin gerinda silinder (cylindrical grinding).


• Mesin gerinda datar (surface grinding).
• Mesin gerinda internal (Internal cylindrical grinding machine).
• External Centerless grinding machine.
• Special application of cylindrical grinder.
• Tool post grinder.
Gerakan-gerakan dalam penggerindaan.

Untuk mendukung proses pemotongan benda kerja, maka diperlukan gerakan-gerakan dalam
penggerindaan seperti yang di jelaskan berikut ini:

1. Gerakan putar roda gerinda, gerakan ini adalah gerakan utama pada operasi
penggerindaan. Kecepatan keliling roda gerinda dihitunga dari kecepatan potong dalam
satuan [m/s].

2. Gerakan kedalaman pemakanan, gerakan ini umumnya dilakukan oleh roda gerinda.
Kedalaman pemakanan dalam satuan [mm/langkah]. Pada penggerindaan tegak lurus
(plunge) kedalaman pemakanan dalam satuan mili meter per putaran [mm/r]
3. Gerakan pemakanan, gerakan ini kebanyakan dilakukan oleh benda kerja dan dalam
satuan:
3.1.Untuk pemakanan memanjang pada penggerindaan silinder dalam satuan [mm/r].
3.2.Untuk pemakanan memanjang pada penggerindaan permukaan datar dalam satuan
[m/min].

Gabungan dari ke tiga gerakan di atas dinamakan gerakan pemotongan benda kerja. Gerakan
ke dalaman pemakanan dapat dilakukan sebelum atau diantara gerakan pemotongan. Perlu
diperhatikan bahwa gerakan ini akan meningkatkan gaya potong.

• Pada penggerindaan silinder perlu adanya penambahan gerakan putar benda kerja,
kecepatan keliling benda kerja dihitung dalam satuan [m/min].
• Pada penggerindaan permukaan datar perlu adanya penambahan pemakan melintang.
Pemakanan melintang dihitung dalam satuan [mm/langkah] atau [mm/min]/
1.2.1. Cylindrical grinding.

Pada mesin gerinda ini kita dapat menggerinda benda kerja yang berbentuk silinder,
taper, kontur, ulir, eksentrik, profil dengan kualitas permukaan dan akurasi ukuran yang
sangat baik. Mesin gerinda ini di bedakan menjadi mesin gerinda internal (internal cylindrical
grinding) dan mesin gerinda eksternal (external cylindrical grinding). Dengan kedalaman
pemotongan yang sangat kecil (0,0025 mm ÷ 0.03 mm) dapat menjamin akurasi ukuran,
terutama pada pekerjaan pekerjaan dengan toleransi ukuran yang sangat ketat seperti pada
pasangan poros dan bearing. Kualitas permukaan yang baik akan mengurangi gesekan. Ada 4
gerakan pada tipe penggerindaan ini, yaitu:

1. Gerakan berputar benda kerja.


2. Gerakan berputar roda gerinda.
3. Gerakan pemotongan (benda kerja).
4. Gerakan pemotongan (roda gerinda).
• Istilah-istilah (terminology) pada gerinda cylinder.
1. Grinding speed; kecepatan relative roda gerinda terhadap benda kerja. [m/menit].
2. Grinding feed; gerakan memanjang (longitudinal) benda kerja relative terhadap sumbu
roda gerinda, [mm/putaran].
3. Grinding force; gaya yang ditimbulkan oleh roda gerinda pada permukaan benda kerja,
[kgf].
4. Depth of cut; kedalaman pemotongan setiap devisi [mm].
5. Arc of contact; permukaan kontak antara benda kerja dengan roda gerinda.
6. Grinding direction; arah gerakan roda gerinda menuju ke permukaan benda kerja.
7. Surface roughness; ukuran terkecil yang di ambil dari permukaan benda kerja untuk
mengetahui tinggi rendanya permukaan [µm].
8. Swarf; adalah particles yang di hasilkan dari roda gerinda dan benda kerja selama
penggerindaan.
• Faktor-aktor yang mempengaruhi kualitas permukaan benda kerja (surface finish).
1. Grinding force.
2. Grinding speed.
3. Grinding feed.
4. Lubricant.
5. Number of passes.
6. Hardness of abrasives.
7. Surface condition of grinding wheel.
8. Initial condition of surface to be ground (kondisi awal permukaan benda kerja sebelum
di gerinda).
• Bagian-bagian mesin gerinda silinder.
1. Bed; bagian ini membawa meja mesin, head stock untuk benda kerja dan tailstock
sebagai penyangga benda kerja.
2. Head; sebagai tempat pemasangan batu gerinda, putaran batu gerinda digerakan oleh
motor. Head dapat dimajukan sambil membawa batu gerinda untuk menambah
pemotongan (feed).
3. Head stock; head stock sebagai tempat penjepitan benda kerja dan memutarkan benda
kerja. Benda kerja dan roda gerinda sama-sama berputar pada arah yang sama namun
pada poros yang berbeda. Untuk dapat menjamin pemotongan maka arah putaran
permukaan kontak harus saling berlawanan.
4. Machine table; meja mesin dapat bergerak secara horizontal (longitudinal movement),
gerakan ini juga sebagai gerakan pemakanan (feed). Meja mesin terdiri dari meja bagian
atas dan meja bagian bawah. Meja bagian atas sebagai tempat pemasangan headstock
dan tailstock (foodstock) dan benda kerja di pasangkan di antara ke duanya. Meja mesin
bergerak ke sana ke mari atau longitudinal (to and fro) melalui mekanisme roda gigi
atau hydraulic. Pergerakan secara longitudinal ini diatur jaraknya melalui stopper. Satu
kali pergerakan (one to and fro) ini dinamakan cycle atau stroke.
5. Tailstock (foodstock); alat ini berfungsi sebagai penyangga benda kerja. Tailstock
spindle sleeve memiliki senter agar dapat masuk ke lubang senter benda kerja dan
menekan benda kerja melalui pegas penekan.
6. Grinding wheel dresser; alat ini berfungsi untuk meratakan atau menajamkan kembali
roda gerinda yang tumpul. Mata dresser menggunakan diamond.
1.2.1.1.External cylindrical grinding.

Ada 5 tipe mesin gerinda external, yaitu:


1. Plain centre type cylindrical grinder

Mesin gerinda ini benda kerjanya di pasang di antara dua senter, penggerindaan dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu traverse (gambar a) atau penggerindaan permukaan memanjang dan plunge
(gambar b) atau penggerindaan kedalaman.
Gerakan-gerakan:
A: Rotation of grinding wheel.
B: Workpiece rotation.
C: Reciprocation of worktable (gerakan bolak-balik meja).
D: Infeed (pemakanan).

2. Universal cylindrical surface grinder.


Mesin gerinda ini sama seperti mesin plain
cylindrical grinder, hanya dia dilengkapi dengan meja
yang dapat diatur kemiringannya serta head stock dan
batu gerinda dapat diatur kemiringannya. Mesin gerinda
ini dapat menggerinda bentuk tirus (taper) baik luar
maupun dalam.

Gerakan-gerakan:
A: Swivelling wheel head.
B: Swivelling wheel head slide.
C: Swivelling head stock.
D: Rotation of grinding wheel.

3. Special application of cylindrical grinder


Prinsip dari gerinda silinder digunakan juga untuk menggerinda ulir, baik ulir dalam
maupun ulir luar dengan menggunakan roda gerinda yang sesuai dengan bentuk ulir baik roda
gerinda tunggal (single ribbed wheel) gambar (a), maupun roda gerinda jamak (multi ribbed
wheel) gambar (b).

Gambar: Penggerindaan ulir. Gambar: Penggerindaan bentuk eksentrik.

Gerakan-gerakan pada penggerindaan ulir:


A: Rotation of grinding wheel.
B: Rotation of workpiece.
C: Downfeed.
D: Longitudinal feed of wheel.

Crankshaft atau crank pin dan juga bentuk-bentuk eccentric yang lainnya juga dapat digerinda
di mesin gerinda silinder eksternal. Benda kerja yang bentuknya eccentric dijepit pada chuck
khusus (special chuck). Gerakan berputar dilakukan oleh roda gerinda dan benda kerja. Lebar
roda gerinda disesuaikan dengan lebar permukaan yang akan di gerinda.
Gerakan pada penggerindaan eksentrik:
A: Rotation of wheel.
B: Rotation of crank pin.

4. External centreless grinder.

Support blade

Mesin gerinda ini adalah mesin gerinda produksi masal (mass production). Benda kerja digerinda
pada diameter luarnya dan benda kerja tidak di jepit diantara dua senter, melaikan berada di antara
grinding wheel dan regulating wheel. Kedudukan benda kerja di sangga oleh bilah penyangga
(support blade), regulating wheel menahan benda kerja sambil berputar.
(a) (b)
Benda kerja dengan bentuk step seperti pada gambar (a) dapat di gerinda dengan metode centreless
infeed grinding dan benda kerja dengan bentuk taper seperti pada gambar (b) dapat di gerinda
dengan metode end feed grinding. Bentuk roda gerinda dan regulating wheel harus sesuai dengan
bentuk taper yang akan di gerinda.

Gerakan-gerakan pada external centerless grinder:

A: Rotation of grinding wheel.


B: Workpiece rotation.
C: Reciprocation of worktable.

5. Tool post grinder.

Mesin gerinda ini dirancang untuk di pasangkan pada tool post mesin bubut. Gerakan berputar
benda kerja dilakukan oleh spindle mesin bubut. Gerakan penggerindaan dilakukan oleh carriage
mesin bubut (wheel head), sedangkan roda gerinda dipasangkan pada wheel head yang digerakan
oleh sebuah motor melalui roda sabuk.

Gambar: Tool post grinder.

1.2.1.2.Internal cylindrical grinding.


Mesin ini digunakan untuk menggerinda permukaan silinder bagian dalam. (Bentuk permukaannya
kemungkinan lurus, taper, alur atau profil). Secara umum mesin ini dapat di bedakan menjadi tiga
tipe, yaitu:
1. Chucking type internal grinder.

(a) (b)

Gambar menunjukan gerakan-gerakan yang ada pada mesin. Gambar (a) menunjukan metode
penggerindaan internal traverse grinding dan gambar (b) menunjukan metode plunge grinding.
Benda kerja biasanya dijepit dengan chuck atau dengan magnetic face plate. Gerakan-gerakan
yang dilakukan pada penggerindaan ini seperti yang ditunjukan oleh huruf-huruf dalam gambar
adalah:
A: Rotation of grinding wheel.
B: Workpiece rotation.
C: Reciprocation of worktable (gerakan bolak-balik meja mesin).
D: Infeed.
2. Planetary internal grinder.

Metode penggerindaan ini dilakukan jika bentuk benda kerja


tidak beraturan dan tidak dapat berputar secara baik. Pada
mesin ini benda kerja tidak berputar, melainkan roda gerinda
yang berputar. Sambil berputar, roda gerinda bergerak
(menggerinda) mengelilingi pusat benda kerja (orbits the axis
of the hole in the workpiece). Perhatikan gambar.
Gerakan pada planetary internal grinder:
A: Rotation of grinding wheel.
B: Orbiting motion of grinding wheel.

3. Centreless internal grinder.

Mesin ini digunakan untuk menggerinda lubang


silinder, lubang taper, bushings dan lain-lain. Benda
kerja (1) berputar diantara supporting roll (2),
pressure roll (3) dan regulating wheel (4),
3 penggerindaan dilakukan oleh roda gerinda (5).
Gerakan-gerakan pada centerless internal grinder:
A: Grinding wheel rotation.
1 B: Workpiece rotation.
C: Wheel reciprocation.
4
2

5
1.3.Pengasahan roda gerinda.
Rada gerinda yang sudah tumpul dapat di Gambar 2.43. Pedestal grinder.
asah kembali dengan menggunakan perkakas
tangan yang di sebut dresser. Gambar 2.41 dan Cutter type
gambar 2.42 memperlihatkan alat dresser dan dresser
pengaturan posisi dresser.
Tube type
dresser

Gambar 2.41. Jenis alat dresser.


Alat dresser

Alas gerinda
Gambar 2.40. Proses dresser. Jarak pengaturan alas
gerinda
Gambar 2.42. Pengaturan posisi alat dresser.
Dresser terdiri dari beberapa jenis, sebagai contoh, jika hendak mengasah kembali roda gerinda
yang digunakan untuk menggerinda pengasaran maka dapat digunakan ujung dresser yang berbentuk
roda dari bahan baja keras, seperti yang diperlihatkan dalam gambar 2.41 (cutter type dresser).
Sedangkan dresser dengan ujung dari bahan diamond (tube type dresser) dapat digunakan untuk
mengasah roda gerinda yang digunakan untuk menggerinda permukaan dengan kualitas yang lebih baik.

Garis Center

Dudukan
diamond.
Posisi diamond bergeser ke kiri 0,25
inch dari sumbu roda gerinda.

Diamond diatur dengan sudut


miring minus 15o.
Roda gerinda

Tool holder

Catatan
Jika memiliki keraguan untuk
mengatur ujung diamond tepat di
garis pusat roda gerinda, sebaiknya
menggunakan ujung diamond yang
lebih kecil (1/4”)

1.4. Roda Gerinda.


Rada gerinda terdiri dari bermacam-macam bentuk, ukuran dan butiran abrasive.
Bentuk roda gerinda.
Bentuk roda gerinda yang sering digunakan pada mesin gerinda adalah bentuk A sampai G,
seperti yang di perlihatkan pada gambar 2.44 berikut, sedangkan untuk bentuk-bentuk yang lain
digunakan pada mesin gerinda yang berbeda.
A B1 B2 C1 C3

Lurus Pengurangan Pengurangan Tirus Gerinda


pada satu sisi pada dua sisi satu sisi potong

D1 E2 E6 F1 G3

Piring Mangkuk Mangkuk Silinder Gerinda


lurus kerucut gergaji

Gambar 2.44. Bentuk batu gerinda.


Bentuk lurus;
Bentuk Silinder; roda gerinda ini dapat menggerinda dari sisi maupun dari muka roda gerinda.

1.5.Bagian-bagin roda gerinda.


Setiap roda gerinda mengandung dua
Butiran komponen, yaitu abrasive dan bond.
Bond
Material abrasive:
Butiran abrasive berfungsi sebagai
Pecahan butiran
pemotong atau pengasah. Bentuk butiran
grain
tidak beraturan dengan beberapa sisi
Pori-pori
potong yang tajam.
Ketika sisi potongnya tumpul, maka gaya potong meningkat dan melepaskan butiran yang
tumpul tersebut dan muncul lagi butiran yang baru dengan sisi potong yang tajam.
Butiran abrasive (abrasive grain) dipilih berdasarkan kekerasan material yang akan di gerinda. Material
butiran abrasive terdiri dari aluminium oxide (A), silicon carbide (S), ceramic (C), diamond (D, MD,
SD), Boron nitride/Cubic boron nitride (CBN).
Roda gerinda dengan butiran diamond dan CBN disebut superabrasives. Roda gerinda dengan butiran
aluminum oxide (corundum), silicon carbide, dan ceramic disebut conventional abrasives. Roda
gerinda dari material silicon carbide sangat keras tetapi getas, roda gerinda dari material aluminium
oxide sedikit lebih lunak tetapi ulet. Roda gerinda ini lebih cepat tumput tetapi tidak gampang lepas
butirannya, cocok untuk penggerindaan material dengan tegangan tarik relative tinggi.

1.6. Ukuran butiran (Grain size).

Bahan pengasah dihancurkan dan di saring dari yang kasar hingga yang halus dalam beberapa ukuran
dan dinyatakan dengan nomor-nomor. Ukuran butiran ditunjukan oleh butiran pengasah yang melalui
penyaring, yang mempunyai jumlah mata jala-mata jala per linear inch (grit).

Contoh:

Ukuran butiran nomor 46, berarti butiran akan melewati saringan dengan 46 meshes per inch linear.

1.7. Tingkat ke halusan roda gerinda


Kehalusan roda gerinda ditentukan berdasarkan ukuran rata-rata butiran abrasive didalam sebuah roda
gerinda. Ukuran butiran yang besar dapat memotong dengan cepat tapi permukaan benda kerja kasar,
tidak bagus untuk pekerjaan finishing. Roda gerinda yang sangat halus sangat bagus untuk pekerjaan
finishing (precision finish). Tingkat kehalusan roda gerinda dipilih berdasarkan kualitas permukaan
benda kerja yang diinginkan, seperti:

Grit Kualitas permukaan


46 grit = tidak terlalu halus (general purpose).
60 grit = halus (commercial finish).
80 grit = cukup halus (fine finish).
120 grit = sangat halus (very fine finishes).
1.8. Penandaan roda gerinda

Industri pembuatan roda gerinda telah menyesuaikan penandaan roda gerinda berdasarkan British
Standardised.
Contoh:

1.9.Tingkat kekerasan roda gerinda


Grade A dikatakan lunak (soft) dan grade Z dikatakan keras (hard), penentuan lunak atau keras
sebuah roda gerinda berdasarkan sekuat apa bahan perekat (bond) mengikat butiran abrasive.
A sampai H untuk struktur lunak, I sampai P untuk struktur moderat (moderately hard
structure) dan Q sampai Z untuk struktur keras.
Bahan perekat dari vitrified dan Silicate range-nya dari sangat lunak sampai keras.
Bahan perekat dari Shellac dan Resinoid range-nya dari sangat lunak sampai keras.
Bahan perekat dari Rubber range-nya dari medium sampai keras.
Untuk pabrik pembuatan batu gerinda dari Swiss menggunakan bahan perekat keramik dan
tingkat lunak sampai kerasnya batu gerinda ditunjukan dengan huruf-huruf seperti berikut:
Lunak sekali : E; F; G; H
Lunak : J; K
Sedang : L; M; N
Keras : O; P
Sangat keras : Q; R; S
Sedangkan untuk roda gerinda berbahan perekat damar (damar sintetis), beberapa pabrik
menggunakan system lain.Kita mengatakan “roda gerinda lunak” apa bila perekat mempunyai
sifat mudah melepaskan butiran-butiran abrasive dibawah tekanan tertentu.
Kita mengatakan “roda gerinda keras” apa bila perekat memegang butiran-butiran abrasive
dengan sangat kuat walaupun pada pengerjaan yang berat dengan tekanan penggerindaan yang
sangat kuat.
Kekerasan roda gerinda tidak tergantung oleh kekerasan bahan butiran pengasah, tetapi
tergantung dari komposisi dan jenis bahan perekat (bond type).

Perekat Perekat

Banyak perekat Sedikit perekat


diantara butiran = roda gerinda keras diantara butiran = roda gerinda lunak

Mutu dari batu gerinda atau sekuat apa bahan perekat mengikat butiran abrasive akan
mempengaruhi kualitas penggerindaan, seperti maksimum/minimum putaran roda gerinda,
cairan pendingin, maksimum dan minimum feed rates (laju pemotongan).
Apa bila jumlah perekat bertambah maka jumlah perekat yang mengikat butiran pengasah pun
bertambah. Dengan tempat perekat yang luas ini tentu saja roda gerinda kuat dan keras.
Yang sangat penting adalah penyesuaian antara tingkatan-tingkatan roda gerinda dengan setiap
pekerjaan-pekerjaan gerinda.
Menentukan kekerasan yang betul membutuhkan pengelaman-pengelaman, namun yang
terpenting adalah sifat phisik dari material yang digerinda dan faktor-faktorlain yang perlu
diperhatikan, yaitu:
• Kecepatan potong roda gerinda.
• Busur singgung.
• Pemakanan.
• Kecepatan potong benda kerja.
• Pengerjaan akhir yang diinginkan.
1.10. Struktur Roda Gerinda.
Struktur atau susunan dari butiran-butiran dalam sebuah batu gerinda, struktur ini di tentukan
berdasarkan perbandingan antara butiran pengasah dan perekat. Jumlah perekat dalam sebuah
batu gerinda berkisar antara 10% sampai 30% dari volume total batu gerinda.
Gambar berikut ini menunjukan struktur dari batu gerinda.
Roda gerinda dikatakan struktur padat apabila butiran-butiran pengasah
saling berdekatan satu dengan yang lainnya. Perbandingan perekat
dengan butiran pengasah rendah (perekat sedikit) dan biasanya sedikit
ruang udara (pori-pori) dan bahkan tidak ada pori-pori.
Roda gerinda jenis ini efisiensi pemotongannya jelek (tidak mampu
Struktur padat
memotong banyak) tetapi bagus untuk pengerjaan akhir (permukaan
(close spacing)
benda kerja lebih halus).
Roda gerinda dikatakan struktur terbuka apabila mempunyai
ruangan diantara butiran-butiran pengasah lembar. Struktur ini
mempunyai efisiensi pemotongan yang baik, oleh karena itu cocok untuk
pekerjaan pengasaran.
Struktur terbuka
(open spacing)
Pori-pori

Struktur dari batu gerinda dipengaruhi juga oleh jumlah dan ukuran
poro-pori. Pada batu gerinda jenis ini, pori-porinya lebar namun jarak
Struktur pori-pori antara butiran berdelatan. Batu gerinda jenis ini banyak memberikan
(medium spacing) ruang untuk geram (swarf) menempel, tetapi juga mudah melepaskan
diri.
Pendingin lebih mudah mencapai tempat bertemunya benda kerja dengan roda gerinda. Apabila
ukuran butiran kecil dapat digunakan untuk pengerjaan akhir yang baik. Roda gerinda dengan
struktur pori-pori dapat juga keras, jika perekatnya kuat.
1.11. Kepadatan struktur.
Kepadatan dari struktur dinyatakan dengan angka-angka dari 0 s/d 9 untuk buatan
Inggris dan Jerman, dari 1 s/d 20 untuk buatan Swiss. Buatan Swiss ditunjukan juga
oleh banyaknya pori-pori dengan huruf: l; m; n dan ukuran dengan huruf: f; ff.
Struktur No. Struktur Inggris/Jerman Swiss Banyaknya pori-pori/ukuran
Sangat padat 0–1 1–9 Pori-pori sedikit l
Padat 2–3 11 – 13 Pori-pori sedang m
Sedang 4–5 14 – 16 Pori-pori banyak n
Terbuka 6–7 17 – 19 Pori-pori halus f
Sangat terbuka 8-9 20 Pori-pori sangat halus ff
1.12. Material perekat (Bonding material)
Partikel abrasive dari roda gerinda di ikat oleh material bond, jumlah persentase dari
bahan perekat (bond) akan menentukan apakah roda gerinda tersebut keras atau lunak. Jumlah
persentase yang besar dari bond dalam sebuah batu gerinda maka batu gerinda tersebut
dikatakan “keras” dan sebaliknya jika bond-nya sedikit maka batu gerinda tersebut lunak,
butiran abrasive-nya gampang terlepas. Tabel 1 menunjukan nama bahan perekat (bond).
Tabel 1.
Bond name Bond symbol Bond description
Vitrified V Glass-based; made via vitrification of clays and feldspars
Resinoid B Resin-based; made from plants or petroleum distillates
Silicate S Silicate-based
Shellac E Shellac-based
Rubber R Made from natural rubber or synthetic rubber
Metal M Made from various alloys
Oxychloride O Made from an oxohalide
Plated P Made by Electro/Electroless bonding of metal to hold abrasive

Vitrified bond; proses vitrified digunakan kurang lebih 80% dari jumlah roda gerinda yang
dikelurkan. Suatu campuran dari tanah liat, feldspar dan kwarsa dicampur pada suhu kira-kira
1100oC – 1350oC. Roda gerinda ini sensitive terhadap hentakan dan pukulan, tetapi tidak
berubah karena panas atau dingin dan tidak dapat dipengaruhi oleh air, asam dan oli. Roda
gerinda ini tidak dibuat dalam bentuk yang tipis seperti roda gerinda untuk memotong karena
tidak dapat menerima beban dari samping. Perekat ini dicampur dalam bermacam-macam
persentasi yang baik sehingga mendapatkan bermacam-macam tingkatan. Kepadatan dari roda
gerinda dapat dengan mudah ditentukan oleh proses vitrified.
Resinoid bond; terbuat dari tumbu-tumbuhan dan petroleum distillates, roda gerinda dari bahan
perekat resinoid ini keras dan fleksibel. Roda gerinda ini dapat digunakan untuk menggerida
(merapikan) hasil coran atau tuangan, dengan putaran 9.500 SFPM dapat juga digunakan untuk
memotong.
Silicate bond (mineral bond); roda gerinda dengan bahan perekan silicate butiran pengasahnya
lebih mudah terlepas dibandingkan vitrified. Komponen perekat ini digunakan silicate dari
soda (water glass). Oksida seng ditambahkan sebagai bahan anti air. Campuran butiran-butiran
pengasah dan perekatnya di dalam cetakan besi dan dibakar pada temparaur 260 oC selama 2
sampai 4 hari. Roda gerinda ini disebut roda gerinda pulder acting. Roda gerinda ini digunakan
pada temparatur yang tidak terlalu tinggi, sangat cocok untuk menggerida alat-alat potong.
Shellac bond (organik bond); rada gerinda dengan bahan perekat shellac dapat dibuat tipis
sampai dengan 3 mm bahkan kurang. Gumpalan atau serbuk shellac dicampur dengan butiran-
butiran pengasah dan dipanaskan sampai shellac-nya meleleh dan menyelimuti setiap butiran
pengasah. Campuran ini di rol menjadi lembaran dan dipotong dengan dies. Perekat ini baik
untuk pengerjaan yang halus, ketahanan terhadap panas rendah dan dapat juga digunakan untuk
memotong.
Rubber bond (organic bond); roda gerinda dengan bahan perekat rubber, dibuat dari campuran
karet murni dan sulfur sebagai komponen pemanas. Roda gerinda ini kecepatan operasinya
sangat fleksibel, ketebalan yang diizinkan sampai dengan 0,006 inch, dapat digunakan juga
sebagai Centerless feed wheels. Roda gerinda ini juga dapat digunakan untuk memotong.
Synthetic resin bond (organic bond); bakelite adalah salah satu perekat yang digunakan untuk
pembuatan roda gerinda potong yang tipis. Perekat ini elestik dan ulet, kecepatan potongnya
45 ms-1 sampai 80 ms-1. Digunakan juga untuk menghilangkan kerak-kerak besi tuang dan
mengerinda hasil pengelasan.
1.13. Pemilihan roda gerinda.
Syarat utama dalam pemilihan roda gerinda ialah:
1. Material yang digerinda dan kekerasannya (sifat fisik).
2. Banyaknya material yang digerinda dan hasil akhir yang diinginkan.
3. Busur singgung antara roda gerinda dan benda kerja.
Faktor-fktor yang mempengaruhi perubahan-perubahan syarat di atas:
1. Putaran roda gerinda.
2. Putaran benda kerja (pada mesin gerinda silinder).
3. Kondisi mesin.
4. Kecakapan kerja.
1.1.Sifat fisik material yang digerindan akan mempengaruhi pemilihan bahan asah dan tingkat
kekerasan roda gerinda.
• Gunakan roda gerinda aluminium oksida untuk material berkekuatan Tarik
tinggi.
Contoh: Baja karbon, baja campuran, baja kecepatan tinggi, besi tempa,
perunggu kenyal, tungsten dll.
• Gunakan roda gerinda silicon karbida untuk material berkekuatan Tarik rendah.
Contoh: Besi kelabu, kuningan dan perunggu, aluminium dan tembaga, karbida,
granite, karet, kulit dll.
• Genakan roda gerinda keras untuk material yang lunak dan roda gerinda lunak
untuk material yang keras.
Menggerinda material keras, butiran-butiran lebih cepat tumpul dari pada material lunak, maka
dari itu lunaknya perekat diperlukan untuk memudahkan butiran-butiran membelah atau
meninggalkan roda gerinda dengan tujuan memunculkan butiran-butiran baru sebagai
penggantinya.
1.2.Banyaknya material yang dihilangkan dan hasil akhir yang diminta mempengaruhi
pemilihan dari ukuran butiran, struktur dan jenis perekat.
• Gunakan roda gerinda yang kasar dan berpori-pori (vitrified) untuk pemakanan yang
banyak.
• Gunakan roda gerinda berbutiran halus untuk penyelesaian yang baik.
• Gunakan roda gerinda berbutiran kasar untuk material liat dan berbutiran halus untuk
material keras. Disini kecepatan produksi bukan factor yang penting, gunakan roda
gerinda elastis atau karet untuk penyelesaian yang baik.

1.14. Pemeriksaan roda gerinda.


1. Lepas flange dan sleeve, periksa secara saksama apakah roda gerinda retak, ada terak,
atau lekukan-lekukan dan cacat lainnya. Jika ada cacat jangan mengunakan roda
gerinda tersebut.
2. Lakukan ring test (pemeriksaan suara) dengan cara:
a. Pastikan roda gerinda benar-benar bersih dan kering.
b. Gantung roda gerinda dengan kawat.
c. Ketuk roda gerinda pada posisi X yang di tunjukan pada gambar dengan
menggunakan tangkai obeng dari plastik atau dengan palu kayu sambil mendengar
bunyi “ping”. Roda gerinda dengan perekat vitrified dan silicate akan mengeluarkan
bunyi “ping” (seperti bunyi bel), roda gerinda dengan perekat organik tidak nyaring
bunyinya.

Paper washers

3. Periksa paper washers pada ke dua sisi roda gerinda.


Paper washers berfungsi sebagai alas antara roda gerinda dengan wheel sleeve dan
flange. Tanpa paper washers kemungkinan roda gerinda akan retak ketika kita
mengencangkan mur pengunci arbor batu gerinda dan retakan ini dikewatirkan akan
merambat ke bagian lain roda gerinda.
1.15. Menyeimbangkan roda gerinda (Balancing grinding wheel).
Pada penggerindaan presisi roda gerinda dengan diameter lebih dari 180 mm, harus
diseimbangkan. Penyeimbangan terdiri dari menyeimbangkan bagian massa dari roda
gerinda yang tidak sama dengan bobot penyeimbang.
Bobot penyeimbang Roda gerinda akan berubah ukurannya selama dipakai,
Roda gerinda sehingga suatu saat keseimbangannya berubah, karena
itu diperlukan penyeimbangan lagi roda gerinda tersebut.
Roda gerinda yang tidak seimbang cenderung berputar
tidak stabil hal ini akan membuat tanda goresan pada
permukaan benda kerja.
Ketidak seimangan roda gerinda yang parah (berat) akan
Bagian yang mengakibatkan kerusakan bantalan poros dan dapat
bermassa besar
menimbulkan getaran pada bagian-bagian mesin.
• Prosedur umum dalam menyeimbangkan roda gerinda.
Perlengkapan standard untuk penyeimbangan roda gerinda terdiri dari:
1. Dudukan roda gerinda (stand).
2. Arbor penyeimbang.
3. Wheel sleeve (lubangnya tirus).
4. Roda gerinda dalam kondisi kering.
5. Bersihkan semua debu dan kotoran (pada wheel sleeve, arbor dan tepi pisau/edge).
Langkah-langkah penyeimbangan:
1. Mengatur kedataran (spirit level) dudukan roda gerinda dengan memutar baut pengatur
pada kaki-kaki-nya baik pada arah melintang maupun memanjang.
2. Dressing roda gerinda untuk mengurangi eksentrisitas roda gerinda (untuk roda gerinda
yang sudah di pakai).
3. Arbor penyeimbang dimasukan ke dalam lubang tirus, kemudian pasangan itu diletakan
pada tepi pisau datar dari dudukan.
4. Lakukan penyeimbangan pertama.
5. Dressing untuk ke dua kalinya.
6. Periksa keseimbangannya (apa bila tidak seimbang maka penyeimbangan kedua harus
dilakukan).
7. Dressing roda gerinda setelah pemasangan terakhir pada poros mesin.
Arbor
Tepi pisau penyeimbang
Wheel sleeve

Roda gerinda

Balancing Weight
(1 of 3)

Baut pendatar Dudukan


(1 of 3)
1.15.1. Penyeimbangan tetap dengan dua bobot penyeimbang.
1.15.2. Penyeimbangan tetap dengan tiga bobot penyeimbang.

1.16. Pemasangan roda gerinda pada poros mesin.


Wheel Sleeve
Urutan pemasangan:
1. Matikan listrik dari saklar utama.
Wheel
Balancing
Weight
flange 2. Bersihkan semua kotoran dan debu dari komponen
yang akan di pasang.
3. Masukan wheel sleeve pada roda gerinda.
Arbor
Nut 4. Pasang wheel flange ke wheel sleeve dan kencangkan
Grinding
dengan kunci kait (ulir kiri) Gambar 1.
Machine Arbor Wheel
5. Bersihkan permukaan machine arbor dan wheel sleeve dan sedikit diberi oli, kemudian
pasang wheel sleeve ke arbor.
6. Pasang mur arbor (arbor nut) dan kencangkan (ulir kiri) Gambar 2.
7. Pasang kembali penutup roda gerinda (Gambar 3).

Kunci
kait

(1) (2)
(3)

Arbor Wheel Penutup roda


Nut Puller gerinda

Gambar prosedur pemasangan roda gerinda

1.17. Kecepatan keliling roda gerinda.


Kecepatan keliling (circumferential speed) roda gerinda atau yang di sebut kecepatan potong
biasanya di tentukan dalam satuan [m/detik]. Nilai dari kecepatan potong ini sangat tergantung pada
bahan perekat dari roda gerinda, material yang akan di gerinda serta metode penggerindaan. Untuk roda
gerinda dengan bahan perekat dari vitrified dan organic, maka kecepatan potong maksimumnya adalah
30 m/detik.
Kecepatan potong dapat di hitungan dengan rumus berikut ini:
𝜋𝑥𝐷𝑥𝑛
𝑣𝑐 = ……..[m/detik],
1000 𝑥 60
Jumlah putaran roda gerinda dapat di hitung dengan rumus:
𝑣𝑐 𝑥 1000 𝑥 60
𝑛= …..[Rpm].
𝜋𝑥𝐷
Pada penggerindaan bentuk silinder maka putaran benda kerja dapat dihitung dengan persamaan:
𝑣𝑐𝑤 . 1000
𝑛𝑤 = ……[Rpm].
𝜋 . 𝑑𝑤
Perbandingan kecepatan (q):
𝑣
𝑞= 𝑐
𝑉𝑓
Kedalaman pemotongan:
Untuk penggerindaan pengasaran: 0,01 s/d 0,03 mm.
Untuk penggerindaan akhir: 0,0025 s/d 0,005 mm.
Perhitungan nilai-nilai pemesinan pada gerinda silinder.
Feed rate (Vf):
𝑉𝑓 = 𝑛𝑤 . 𝜋 . 𝑑1𝑤
Lateral feed (f):
Adalah gerakan memanjang dari benda kerja relative terhadap sumbu roda gerinda. Lateral
freed digunakan untuk menghitung total waktu penggerindaan (th). Untuk penggerindaan
pengasaran lateral feed maksimum 0,9 kali lebar permukaan roda geinda dan untuk finishing
0,6 kali lebar permukaan roda gerinda. Lateral feed tidak boleh sama atau lebih besar dari
permukaan roda gerinda. Lateral feed dihitung dalam mm per putaran benda kerja.
Rumus untuk menghitung waktu pemesinan adalah:

𝐿 .𝑖
𝑡ℎ = .𝐾
𝑓 .𝑛
i = Jumlah pemotongan (number of cuts):
for external straight grinding for Internal straight
grinding
𝑑1 − 𝑑 𝑑 − 𝑑1
𝑖= + 𝑎1) 𝑖= + 𝑎1)
2 . 𝑎𝑝 2 . 𝑎𝑝
1)
a = 2x pemotongan untuk derajad toleransi yang rendah.
a = 8x pemotongan untuk derajad toleransi tinggi.

Menghitung panjang langka:

dimana:
vc = Kecepatan potong roda gerinda (perhatikan table 1)…….. [m/detik]
D = Diameter roda gerinda …………………………………… [mm]
d = Diameter akhir benda kerja [mm]
d1 = Diameter awal benda kerja [mm]
ap = Kedalaman pemotongan [mm]
n = Jumlah putaran roda gerinda …………………………….. [Rpm]
th = Waktu penggerindaan [menit]
L = Panjang gerakan potong arah memanjang [mm]
Vf = Feed rate [mm.Rpm]
f = Lateral feed [mm/rev.]
i = Jumlah pemotongan
K = Koefisien kualitas permukaan. Untuk gerinda pengasaran K = 1 sampai
1,2. Untuk gerinda finishing K = 1,3 sampai 1,5
GERINDA DATAR.
Posisi-posisi permukaan gerinda pada gerinda datar.
1. Penggerindaan Muka (face grinding)

1 2 3

Gambar 1: Roda gerinda dengan posisi spindle vertical.


Gambar 2: Roda gerinda dengan posisi spindle horizontal.
Gambar 3: Roda gerinda dengan posisi spindle vertical dan meja benda kerja berputar.
Keterangan:
a) Roda gerinda berputar (Cutting motion).
b) Benda kerja bergerak (feed movement of the workpiece).
c) Down feed.
2. Penggerindaan Keliling (circumferential grinding).

Perhitungan nilai-nilai pemesinan pada gerinda datar:

Feed rate (Vf):


𝑉𝑓 = 𝐿 . 𝑛𝑠
Dimana:
L = Panjang langka ( travel).
ns = no. of strokes.
Rumus untuk menghitung waktu pemesinan (t h):
𝑖 𝑊
𝑡ℎ = . [ + 1]
𝑛𝑠 𝑓
𝑡
𝑖= + 21)
𝑎𝑝
dimana:
W = Lebar penggerindaan (grinding width).
w = Lebar benda kerja.
wg = Lebar batu gerinda.
wo = Sisa lebar batu gerinda di luar benda kerja.
f = Feed per sroke.
t = Kedalaman pemotongan
ap = Kedalaman pemotongan setiap devisi.
Menghitung Panjang L:

Untuk menggerinda alat potong, maka mesin gerinda dapat di bedakan menurut jenis alat potong
yang akan di gerinda, yaitu:
• Pedestal grinder dan bench grinder:
Ke dua jenis mesin gerinda ini biasa digunakan untuk menggerinda alat-alat potong seperti
pahat tangan, pahat bubut, pahat sekerap dan jenis alat potong lainya (single edged tools),
dimana alat potong yang di gerinda hanya di pegang dengan tangan (free hand grinding).
• Universal tool grinding:
Mesin gerinda jenis ini biasa di sebut juga mesin gerinda alat (tool grinding). Jenis mesin ini
biasa digunakan untuk menggerinda alat potong seperti: milling cutter, reamer, tap dan lain-
lain. Alat potong yang di gerinda di cekam pada kedudukan tertentu dan penggerindaan dapat
dilakukan dengan menggerakan tuas penggerak.

Tabel 1. Penentuan kecepatan potongnya roda gerinda:


Grinding method Workpiece made of Bond Catting speed [m/s]
Tool steel, 15 ……..25
Vitrified
Tool grinding High Speed Steel 15 ……..25
Cemented carbide Organic ………..45
Free –had Light metal 15
burring and Cast iron, bronze steel, malleable Vitrified 25
fettling cast iron 30
1.18. Gaya pada penggerindaan.
Gaya penggerindaan yang terjadi pada batu gerinda yang sedang berputar perlu diperhatikan,
sebab gaya ini akan mendorong benda kerja pada arah yang berlawanan ketika kita sedang menggerinda
benda kerja atau menajamkan kembali alat potong pada mesin gerinda, baik mesin gerinda alat maupun
mesin gerinda Pedestal dan bench grinder. Untuk menghitung gaya penggerindaan tersebut, maka
dapat kita perhatikan ilustrasi pada gambar 2.48. Gambar tersebut menunjukan putaran roda dan sebuk.
Ketika roda berputar maka akan terjadi gaya tangensial (F) yang menarik sabuk. Gaya tersebut dapat di
hitung dengan persamaan sebagai berikut:

• Persamaan untuk menghitung daya (P):


Sabuk
𝑃 = 𝐹 .𝑣
𝑃 = 𝐹 .𝜋 .𝑑 .𝑛
𝑃 = 𝑀 .2 .𝜋 .𝑛
𝑃 = 𝑀 .𝜔
𝑀. 𝑛
𝑃= 9550
Gambar 2.48. Daya pada benda berputar.

• Persamaan untuk menghitung gaya tangensial (F):


𝑃
𝐹= 𝑣
, pada pekerjaan penggerindaan, maka v = vc = catting speed [m/s].
𝑃
𝐹= 𝜋 .𝑑 .𝑛
dimana:
P = Daya motor ……………….. [kW].
F = Gaya tangensial …………… [N].
v = Kecepatan …………………. [m/detik].
d = Diameter (roda gerinda) …... [mm].
n = Jumlah putaran ……………. [Rpm] atau [1/menit].
M = Momen (Torque) ………….. [N.m].
ω = Kecepatan sudut …………... [radian/detik].

FG
Untuk menjelaskan hubungan antara gaya
tangensial dengan gaya penggerindaan, maka
perhatikan gambar 2.49. Gambar tersebut menunjukan
bahwa, ketika roda gerinda berputar maka akan terjadi FN
gaya tangensial (FT). Jika benda kerja di tekan ke roda
gerinda yang sedang berputar sebesar FN (gaya normal),
maka akan terjadi gesekan antara roda gerinda dengan
benda kerja. Gesekan tersebut dinamakan gesekan
kinetik (µk), akibat gesekan tersebut maka akan timbul
gaya gesek sebesar FG. FT

Gambar 2.49. Gaya pada penggerindaan.

Jika gaya normal (FN) semakin besar, maka gaya gesek (FG) semakin besar pula dan jika FG sama
dengan FT (FG = FT), maka roda gerinda akan berhenti berputar. Untuk menghitung gaya-gaya tersebut
maka ikuti persamaan-persamaan berikut ini:
𝐹𝐺 = 𝜇𝑘 . 𝐹𝑁
𝑃
𝐹𝑇 = , jika FG = FT, maka:
𝜋 .𝑑.𝑛

𝑃
𝐹𝑁 = ,
𝜋 . 𝑑 . 𝑛 . 𝜇𝑘

dimana µk adalah koefisien gesek kinetik antara benda kerja dengan roda gerinda, sedangkan FT
adalah gaya penggerindaan. Koefisien gesek tersebut tergantung pada jenis material benda kerja dan
jenis roda gerinda yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai