Di susun oleh:
NIM: 2006020003
Kelas: 2C
JURUSAN AKUNTANSI
2020 – 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, taufiq, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan resume ini. Resume ini
disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Statistik I.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu
Hani Hasanah, S.Pi.,Mm selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini kepada
penulis sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait materi yang ditugaskan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan resume ini masih jauh dari kata sempurna, baik karena
keterbatasan pengetahuan, ilmu dan wawasan yang penulis miliki. Dengan demikian, demi
perbaikan resume ini dimasa yang akan datang. Kritik dan saran senantiasa kami harapkan
dari pembaca sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis.
BAB I
Dari segi Bahasa kata “data” ini diambil dari kata “datum” yang dalam Bahasa
Romawi memiliki arti sebagai sesuatu yang diberikan. Oleh sebab itu itu definisi
sesungguhnya dari data ini ialah diberikan bukan memberikan, sebab apabila memberikan
maka data itu sudah menjadi informasi yang baku serta juga diakui kebenarannya. Istilah data
tersebut memang lebih banyak ditemui pada bidang komputer atau juga dalam lingkup
sebuah penelitian.
Dalam bidang komputer sendiri anda pasti tidak asing dengan yang namanya database
maupun juga software pengolah data. Sedangkan apabila dalam lingkup penelitian, sudah
menjadi hal yang wajib bahwa tiap-tiap peneliti tersebut terlebih dahulu harus mencari data
dengan melakukan observasi (pengamatan) sebelum dikaji secara lebih lanjut dan akhirnya
akan diperoleh hasil penelitian. Hal tersebut juga sering dijumpai dalam bidang pendidikan
ialah seperti pembuatan jurnal ataupun skripsi.
Pada umumnya, data dapat diartikan sebagai suatu fakta yang bisa digambarkan
dengan kode, simbol, angka dan lain-lain (Umar,2001:6). Suharsimi menyatakan (2006:118)
data diartikan sebagai hasil pencatatan peneliti, baik itu berupa fakta maupun angka. Menurut
Soeratno dan Arsyad (2003:72-73), data adalah semua hasil pengukuran atau observasi yang
sudah dicatat guna suatu keperluan tertentu.
Data adalah suatu bahan yang masih mentah yang membutuhkan pengolahan lebih
lanjut sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kuantitatif maupun kualitatif
yang menunjukkan suatu fakta (Riduwan.2009:5). Pada konteks penelitian data bisa diartikan
sebagai keterangan tentang variabel pada beberapa objek.
Data memberikan keterangan tentang objek-objek dalam variabel tertentu.
Contohnya: Data berat 6 batang besi merupakan keterangan mengenai 6 besi dalam variabel
“berat”. Motivasi belajar merupakan keterangan mengenai siswa dalam variabel “motivasi
belajar”, dan sebagainya. Keterangan itu diwujudkan dalam bentuk angka maupun simbol.
Pengertian data ada bermacam-macam, secara umum menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia (KUBI), “Data adalah bukti yang ditemukan dari hasil penelitian yang dapat
dijadikan dasar kajian atau pendapat”. Secara teknis, data lebih berkaitan dengan
pengumpulannya secara empiris. Dengan demikian, data merupakan satuan terkecil yang
diwujudkan dalam bentuk simbol angka, simbol huruf, atau simbol gambar yang
menggambarkan nilai suatu variabel tertentu sesuai dengan kondisi data di lapangan. Simbol
angka, huruf atau gambar sering disebut dengan data mentah atau besaran yang belum
menunjukkan suatu ukuran terhadap suatu konsep atau gejala tertentu. Besaran data tersebut
belum memiliki arti apa pun jika belum dilakukan pengolahan atau analisis lebih lanjut dalam
bentuk informasi atau indikator pendidikan.
Pendapat lain menyatakan bahwa “Data adalah segala fakta dan angka yang dapat
dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi”. Selain itu, menurut Webster’s New World
Dictionary. “Data adalah sesuatu yang diketahui dan dianggap”. Apabila istilah “fakta dan
angka” dalam definisi yang kedua digabungkan dengan definisi ketiga menurut Webster’s
maka kedua definisi tersebut dapat menghasilkan suatu pengertian “baru” sebagai berikut.
“Data adalah segala fakta dan angka yang diketahui atau yang dianggap”. Pengertian baru ini
tidak dimaksudkan untuk menggantikan definisi di atas tetapi hanya sebagai usaha untuk
menggali secara lebih mendalam pengertian data.
Cara-cara seperti itu sering digunakan untuk menjelaskan sesuatu hal secara teoritis.
Contoh-contoh berikut menunjukkan bahwa data adalah segala fakta dan angka yang
diketahui:
1. Jumlah SD di Kabupaten Aceh Besar pada 31 Juli 2014 sebanyak 541 sekolah
2. Jumlah guru SMP di Kabupaten Aceh Besar pada 31 Juli 2014 sebanyak 1.684 orang.
3. Jumlah kelompok belajar Paket A di Kabupaten Katingan pada 31 Desember 2014
sebanyak 10 kelompok
4. Jumlah tutor Paket B di Kabupaten Katingan pada 31 Desember 2014 sebanyak 20
orang
Dari contoh-contoh di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksudkan dengan
“yang diketahui” dan “yang dianggap” adalah angka dan fakta yang belum dapat dipastikan
kebenarannya (karena masih diperkirakan). Di samping itu, contoh di atas menunjukkan pula
bahwa:
1. Data itu pada umumnya selalu dikaitkan dengan tempat dan waktu. Dikaitkan dengan
tempat, yaitu Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Katingan serta dikaitkan dengan
waktu, yaitu tanggal 31 Juli 2014 dan tanggal 31 Desember 2014.
2. Data itu pada dasarnya memberitahukan tentang suatu keadaan atau masalah.
Keadaan dimaksud adalah jumlah sekolah SD dan kelompok belajar Paket A serta
guru SMP dan tutor Paket B.
1. Data mempunyai fungsi sebgai alat uji pertanyaan atau hipotesis penelitian.
2. Kualitas data sangan menentukan kualitas dari hasil penelitian.
Artinya hasil penelitian sangat bergantung pada kualitas data yang sukses
dikumpulkan. Namun begitu, kualitas data yang abik belum tentu hasil penelitiannya baik
pula. Hasil penelitian selain dipengaruhi oelh kualitas data yang berhasil dikumpulkan juga
dipengaruhi oleh ketepatan dan keakuratan analisis data yang dilakukan. Kualitas data
bergantung pada kualitas dati instrumen yang digunakan guna pengumpulan data. Kualitas
instrumen pengumpulan data berhubungan dengan validitas dan reliabelitas.
BAB II
Macam-macam data!
Ada bermacam-macam data yang dikenal dalam statistika, antara lain:
1. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah adalah data atau informasi yang berupa simbol angka
atau bilangan. Berdasarkan angka tersebut, perhitungan secara kuantitatif dapat
dilakukan untuk menghasilkan suatu kesimpulan yang berlaku umum.
Data yang berupa angka-angka tersebut bisa berubah-ubah dengan cepat atau
bersifat variatif. Proses pengumpulan data kuantitatif sangat mudah dilakukan dan
tidak membutuhkan banyak waktu. Data kuantitatif dapat dikelompokkan menjadi dua
besar yaitu diskrit dan kontinu.
a. Data diskrit yaitu data data yang tidak dikonsepsikan adanya nulai-nilai di
antara data (bilangan) lain yang terdekat contoh banyaknya jumlah anak di
suatu keluarga, jumlah rumah di suatu kampung. Misalnya jika bilangan 2 dan
3 menunjukan jumlah anak anak di keluarga A dan keluarga B, maka di antara
kedua bilangan tersebut tidak ada bilangan-bilangan lain. Tidak pernah kita
mengatakan bahwa jumlah anak di suatu keluarga adalah 2,4 atau 2,9.
b. Data kontinu yaitu data yang didapat dari hasil pengukuran. Data hasil
pengukuran diperoleh dari tes, kuesioner ataupun alat ukur lain yang sudah
terstandar misalnya timbangan, panjang ataupun data psikologis yang lain.
Misalnya Kita dapat mengatakan bahwa panjang dari seutas tali adalah 3,5
meter, berat 37,5 kg, waktu yang ditempuh 3,7 jam dan lain lain.
2. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data informasi yang berbentuk kata atau kalimat verbal,
bukan berupa simbol angka atau bilangan. Data kualitatif didapat melalui suatu proses
menggunakan teknik analisis mendalam dan tidak bisa diperoleh secara langsung.
3. Data nominal
Data nominal adalah data mengelompokkan obyek atau peristiwa dalam
berbentuk kategori. Data nominal diperoleh dari pengukuran nominal yaitu suatu
proses mengklasifikasian obyek-obyek yang berbeda kedalam kategori-kategori
berdasarkan beberapa karakteristik tertentu.
Ciri-ciri data nominal adalah hanya memiliki atribut, atau nama, atau diskrit.
Data nominal merupakan data diskrit dan tidak memiliki urutan. Bila objek
dikelompokkan ke dalam set-set, dan kepada semua anggota set diberikan angka, set-
set tersebut tidak boleh tumpang tindih dan bersisa.
Misalnya tentang jenis olah raga yakni tenis, basket dan renang. Kemudian
masing-masing anggota set di atas kita berikan angka, misalnya tenis (1), basket (2)
dan renang (3). Jelas kelihatan bahwa angka yang diberikan tidak menunjukkan
bahwa tingkat olah raga basket lebih tinggi dari tenis ataupun tingkat renang lebih
tinggi dari tenis. Angka tersebut tidak memberikan arti apa-apa jika ditambahkan.
Angka yang diberikan hanya berfungsi sebagai label saja
4. Data ordinal
Data ordinal yaitu data yang menunjukkan perbedaan tingkatan subjek secara
kuantitatif. Contoh data ini biasanya dipergunakan dalam menentukan ranking
seseorang dibandingkan dengan yang lain. misalnya ranking siswa dikelas dibuat dari
nilai tertinggi sampai nilai terendah. Ranking pertama dan kedua tidak memiliki jarak
rentangan yang sama dengan ranking kedua dan ketiga. Contoh lain data ordinal
adalah nilai mahasiswa dalam bentuk huruf, A, B, C, D dan E.
5. Data interval
Data interval yaitu data yang memiliki jarak yang sama antar datanya akan
tetapi tidak memiliki nol mutlak. Nol mutlak artinya tidak dianggap ada. Selain
memiliki kedua ciri di atas (menunjukan klasifikasi dan kedudukan subjek dalam
kelompok), data interval juga memiliki sifat kesamaan jarak (equality of interval)
antara nilai yang satu dengan nilai yang lain. Skor mentah (raw score) yang dihasilkan
dari suatu tes hasil belajar atau tes kecerdasan sering disebut sebagai data yang
berdata interval (data interval). Salah satu ciri matematis yang dimiliki data interval
adalah penjumlahan. Dengan demikian, kita dapat membuat operasi penambahan atau
pengurangan. Misalnya, jarak pada temperature tertentu. Jarak antara 250F dengan
500F sama dengan jarak 750F dengan 1000F. akan tetapi, data suhu ini tidak memiliki
titik nol mutlak sehingga kita tidak bisa melakukan operasi perkalian dan pembagian.
Untuk itu maka ada satu lagi data yaitu data rasio.
6. Data rasio
Data rasio adalah data yang bersekala rasio hampir sama dengan data interval,
yakni keduanya memiliki sifat menunjukan klasifikasi dan kedudukan subjek dalam
suatu kelompok, serta sifat persamaan jarak. Data rasio berbeda dari data interval
karena pertama data rasio memiliki nilai mutlak nol. Data pengukuran yang memiliki
nol mutlak sehingga dapat dilakukan operasi perkalian dan pembagian. Misalnya
berat badan, tinggi badan, pendapatan dan lain sebagainya. Untuk melakukan
pengujian hipotesis, maka data yang kita miliki minimal berdata interval. jika data
berdata nominal atau ordinal, data tersebut harus ditransfer dulu ke data. Contoh:
perbandingan (rasio) antara skor-skor yang berdata rasio, 20 kg adalah 2 kali 10 kg,
15 m = 3 m x 5 m dan sebagainya.
Jenis-Jenis Data. Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis data, terdiri atas:
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain, bukan
peneliti itu sendiri. Data ini biasanya berasal dari penelitian lain yang
dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi seperti BPS dan lain-lain.
1. Eksperimen
Mungkin kata “eksperimen” sudah tidak asing lagi bagi kita. Penelitian
dengan jenis eksperimen merupakan penelitian yang bersifat coba-coba atau menguji
sebuah hipotesis atau mengenali hubungan sebab akibat dengan maksud tertentu.
Jenis penelitian eksperimen dibagi lagi menjadi empat jenis yaitu pre experimental,
true experimental, quasy experimental dan design factorial.
2. Deskriptif
Dari kata “deskriptif” yang berarti penggambaran, dapat kita artikan bahwa
penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang dimaksudkan dengan tujuan
menggambarkan kejadian-kejadian yang ada dan masih terjadi sampai saat sekarang
atau bahkan pada masa lampau. Jenis penelitian deskriptif berbeda dengan
eksperimen dimana pada penelitian ini tidak melakukan perubahan terhadap variabel-
variabel bebasnya. Sehingga, penelitian ini hanya mendeskripsikan suatu kejadian
sesuai dengan apa yang terjadi tanpa campur tangan kita sendiri.
3. Korelasional
Jenis penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk
menentukan hubungan antara dua variabel atau lebih. Pada umumnya, penelitian ini
membutuhkan data variabelnya sendiri sehingga penelitian ini memerlukan kegiatan
pengumpulan data. Dengan data yang sudah dikumpulkan, dapat diambil sebuah
kesimpulan antara hubungan variabel-variabel yang ada.
4. Evaluasi
Penelitian dengan tipe evaluasi merupakan sebuah penelitian yang bertujuan
untuk mengecek kembali proses berlangsungnya sebuah sistem. Akan tetapi,
penelitian evaluasi ini haruslah memiliki topik yang telah dijalankan pada waktu itu
juga. Selain itu, penelitian ini biasanya menemukan hasil berupa kelebihan serta
kekurangan dalam pelaksanaan proses. Sehingga, untuk kedepannya dapat
diberlakukan perbaikan sistem yang kurang agar lebih baik lagi.
5. Simulasi
Biasanya orang-orang sulit membedakan antara penelitian simulasi dengan
penelitian eksperimen. Hal ini dikarenakan kedua penelitian ini memang memiliki
cara yang serupa. Akan tetapi, pada simulasi memiliki sebuah rancangan awal serta
kondisi sistem yang telah ditetapkan sehingga lingkungan pengujian dibuat semirip
mungkin dengan kondisi sistemnya. Berbeda dengan eksperimen yang menemukan
bagaimana pengaruh kondisi sistem yang akan diuji.
6. Survei
Seperti yang telah kita ketahui, survei merupakan kegiatan untuk
mengumpulkan beberapa informasi atau data dalam sebuah populasi atau komunitas
yang besar, sehingga data tersebut dapat mewakili keseluruhan populasi tersebut. Ilmu
statistik sangat berperan dalam pengambilan survei agar data yang dikumpulkan dapat
dikatakan valid.
7. Studi Kasus
Studi kasus merupakan penggalian informasi mendalam melalui permasalahan
yang ada di sekitar kita. Dalam studi kasus, kita diibaratkan menjadi seorang detektif
yang mencoba memecahkan masalah yang ada. Data atau informasi mengenai
permasalahan menjadi hal penunjang dalam mencari solusi. Oleh karena itu, data
berupa kejadian pada masa itu atau bahkan masa lampau yang berhubungan dengan
topik tersebut perlu dikumpulkan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
8. Etnografi
Penelitian berbasis etnografi meliputi kegiatan analisa secara detail melalui
kelompok sosial yang ada di masyarakat. Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan
wawancara dengan narasumber serta dokumentasi peristiwa yang ada dalam
kelompok sosial tersebut.
9. Cultural
Pada umumnya, penelitian cultural merupakan penelitian dengan objek yang
berupa budaya atau hal yang sudah turun temurun dari masyarakat. Biasanya,
penelitian cultural setidaknya harus mengambil data yang memang sudah dipastikan
valid akan perkembangan budaya yang ada di suatu tempat.
10. Historis
Dalam penelitian historis, kajian yang akan dijadikan objek berupa sejarah
atau fakta-fakta mengenai fenomena yang telah terjadi di masa lampau. Data utama
dari penelitian historis ini berupa dokumentasi baik suara, gambar digital atau bahkan
objeknya langsung.
Ilmu pengetahuan merupakan hal yang sangatlah luas untuk dipelajari dan diteliti.
Oleh karena itu, terdapat berbagai macam penelitian untuk mengungkap ilmu-ilmu baru yang
dapat dipelajari dari hasil penelitian tersebut.
BAB IV
Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam proses penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang
diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-
benar didapat data yang valid dan reliable.
Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat
menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan
dalam melaksanakan pengumpulan data dalam satu penelitian, akan berakibat langsung
terhadap proses dan hasil suatu penelitian.
Dengan kondisi tersebut, pengertian pengumpulan data diartikan juga sebagai proses
yang menggambarkan proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif. Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan
peneliti dalam upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk
menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau menguji hipotesis (untuk
penelitian kuantitatif).
1. Observasi (pengamatan)
Nasution (1998) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Mursall (1995)
menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the
meaning attached to those behavior” melalui observasi, peneliti belajar tentang
perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.
Peran serta lengkap, yaitu peran pengamat dalam hubungan ini menjadi
anggota penuh dari yang diamati. Pengamat akan memperoleh
informasi tentang apapun dari yang diamati, termasuk yang barang kali
yang dirahasiakan.
Peran serta sebagai pengamat, yaitu peneliti dalam hubungan ini
berperan sebagai pengamat (ply on the wall). Statusnya sebagai
anggota dalam hubungan ini sebenarnya hanya sebatas pura-pura saja,
sehingga tidak melebur secara fisik maupun psikis dalam pengertian
yang sesungguhnya.
Pengamat sebagai pemeran serta, dalam hubungan ini peneliti sebagai
pengamat ikut melakukan apa yang di lakukan oleh nara sumber
sebagai yang teramati meskipun belum sepenuhnya.
Pengamat penuh, dalam hubungan ini kedudukan pengamat dan yang
diamati terpisah, informasi diteruskan satu arah saja, sehingga subjek
tidak merasa diamati.
b. Observasi Terus Terang atau Tersamar
Pada uraian di atas telah dijelaskan bahwa ciri penelitian kualitatif
diantaranya adalah untuk menemukan dan mengungkap fakta yang ada di
lapangan secara alamiah (natural setting). Konsekuensinya peneliti harus
secara cermat dan bijaksana menerapkan teknik pengumpulan data di lapangan
pada nara sumber, agar benar-benar data diperolehnya bersifat alamiah.
Oleh karena itu dalam observasi peneliti dalam pengumpulan data
“menyatakan terus terang kepada sumber data (kepada masyarakat yang
ditelitinya, bahwa peneliti sedang melakukan observasi dalam penelitian”.
Pada tipe ini semua proses yang dilakukan oleh peneliti diketahui semuanya
oleh orang yang diteliti. “Tapi dalam suatu saat peneliti tidak terus terang atau
tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang
dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau
dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak akan diijinkan untuk
melakukan observasi.
c. Observasi Tak Berstruktur
Dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak terstruktur, karena
fokus penelitian belum jelas. Fokus observasi akan berkembang selama
kegiatan observasi berlangsung. Kalau masalah penelitian sudah jelas seperti
dalam penelitian kuantitatif, maka observasi dapat dilakukan secara
berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi.
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan
secara sistematis tentang apa yang akan di observasi. Hal ini dikarenakan
peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam
melaksanakan penelitian tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tapi
hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
Selanjutnya Spradley (1980) mengatakan dalam penelitian kualitatif
memiliki tahapan dan objek yang observasi. Tahapan observasi, yaitu;
Observasi deskriftif, Observasi terfokus, dan Observasi terseleksi. Dan objek
yang diobservasi adalah ruang (tempat), pelaku (aktor) dan kegiatan
(aktivitas).
Dari ketiga objek tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa item
pokok, yaitu; Ruang (tempat) dalam aspek fisiknya; Pelaku yaitu semua orang yang
terlibat dalam situasi; Kegiatan, yaitu apa yang dilakukan orang dalam situasi itu;
Objek, yaitu benda-benda yang terdapat di tempat itu; Perbuatan, yaitu tindakan-
tindakan tertentu; Kejadian atau peristiwa, yaitu rangkaian kegiatan; Waktu, yaitu
menyangkut urutan kegiatan, tujuan, yaitu apa yang ingin dicapai dan emosi; Perasaan
yang dirasakan dan dinyatakan.
2. Questioner (Kuesioner/Angket)
Questioner disebut pula angket atau self administrated questioner adalah teknik
pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada
responden untuk diisi.
Berdasarkan cara menyusun pertanyaan dalam teknik questioner ini dibagi menjadi
dua:
a. Kuesioner terbuka (Opene and Items)
Adalah suatu kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan tidak
disediakan jawaban pilihan sehingga responden dapat bebas/terbuka luas
untuk menjawabnya sesuai dengan pendapat/pandangan dan pengetahuannya.
Kelebihan kuesioner terbuka; 1) Menyusun pertanyaan sangat mudah, 2)
Memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab dan mencurahkan
isi hati dan pemikirannya.
Kelemahan kusioner terbuka; 1) Untuk peneliti sangat sulit mengolah dan
mengelompokkan jawaban karena sangat bervariasinya jawaban yang
diberikan oleh responden, 2) Pengolahan jawaban memakan waktu yang lama,
satu dan lain hal peneliti harus membaca satu persatu, 3) Untuk peneliti
mungkin menimbulkan rasa bosan karena tulisannya sulit dibaca, kalimat tidak
jelas dari jawaban yang diberikan oleh responden, 4) Rasa malas akan timbul
pada responden yangtidak mempunyai banyak waktu luang untuk menjawab.
b. Koesioner tertutup (Closed and Items)
Adalah suatu kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan telah
disediakan jawaban pilihan, sehingga responden tinggal memilih salah satu
dari jawaban yang telah disediakan.
Kelebihan kuesioner tertutup; 1) Untuk peneliti, mudah mengolah jawaban
yang masuk, 2) Untuk peneliti, waktu yang dimanfaatkan dalam
pengelompokkan jawaban menjadi singkat karena dapat memanfaatkan
bantuan enumerator, 3) Untuk responden, mudah memilih jawaban, 4) Untuk
responden, dalam mengisi jawaban mmerlukan waktu singkat.
Kelemahan kuestioner tertutup; 1) Untuk peneliti, dalam penyusunan
pertanyaan perlu berhati-hati agar tidak ditafsirkan lain (berarti ganda), 2)
Untuk responden, kebebasan menjawab merasa dibatasi.
3. Interview (Wawancara)
Wawancara adalah suatu tanya jawab secara tatap muka yang dilaksanakan
oleh pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk memperoleh informasi
yang dibutuhkan.
Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut: “a meeting of two
persons to exchange information and idea through question and responses, resulting
in-communication and joint construction of meaning about a particular topic”.
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam topik tertentu.
Menurut Mishler (1986:82), ia mengungkapkan tentang wawancara lapangan
adalah “The field interview is a joint production of researcher and a member. Member
are active participant whose insights, feelings, and cooperation are essential part of a
discussion process that reveals subjective meanings. The interviewer’s presence and
from of involvement how she or he listens, attends, encourages, interrupts, digresses,
initiates topics, and terminates responses-is integral to the respondent’s account”.
Wawancara lapangan adalah produksi bersama peneliti dan anggota. Anggota
yang peserta aktif yang wawasan, perasaan, dan kerjasama merupakan bagian penting
dari proses diskusi yang mengungkapkan makna subjektif. Kehadiran pewawancara
dan dari keterlibatan bagaimana dia mendengarkan, menghadiri, mendorong,
menyela, digresses, memulai topik, dan berakhir tanggapan-merupakan bagian
integral akun responden.
a. Macam-macam Interview/wawancara
Esterberg (2002) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu;
Wawancara terstruktur (structured interview); Wawancara semiterstruktur
(semistructure Interview); Wawancara tak berstruktur (unstructured Interview).
b. Langkah-langkah wawancara
Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh langkah
dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian
kualitatif, yaitu:
Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.
Menyimpan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.
Mengawali atau membuka alur wawancara.
Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.
Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.
Mengidentifikasikan tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.
c. Isi wawancara
Beberapa jenis yang dapat dinyatakan dalam wawancara adalah:
Pengalaman dan perbuatan responden, yaitu apa yang telah dikerjakannya
atau yang lazim dikerjakannya.
Pendapat, pandangan, tanggapan, tafsiran atau perkiraanya tentang
sesuatu.
Perasaan, respons emosional, apakah ia merasa cemas, takut, senang,
gembira, curiga, jengkel dan sebagainya tentang sesuatu.
Pengetahuan, fakta-fakta, apa yang diketahuinya tentang sesuatu.
Penginderaan, apa yang dilihat, didengar, dirabah, dikecap atau diciumnya,
diuraikan secara deskriptif.
Latar belakang pendidikan, pekerjaan, daerah asal, tempat tinggal,
keluarga dan sebagainya.
Beberapa aspek di atas dipersiapkan agar dapat mengantisipasi
kekosongan terhadap sesuatu yang hendak ditanyakan. Materi pertanyaan
dapat melingkupidimensi waktu, seperti tentang apa-apa yang dikerjakan
responden di masa lampau, sekarang dan akan datang. Dan pada intinya
pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan harus berpedoman pada arah
penelitian atau harus sesuai dengan tujuan penelitian.
d. Alat-alat wawancara
Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua pembicaraan atau
percakapan dengan sumber data, sekarang sudah banyak komputer-
komputer kecil, notebook yang dapat digunakan untuk mencatat hasil
pembicaraan.
Tape recorder: berfungsi untuk merekam semua percakapan atau
pembicaraan. Penggunaan tape recorder dalam wawancara perlu memberi
tahu kepada informan boleh atau tidak.
Kamera: untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan
dengan informan/sumber data. Dengan adanya foto-foto ini dapat
meningkatkan keabsahan dan penelitian akan lebih terjamin, karena
peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data.
4. Document (Dokumen)
Dokumen adalah merupakan catatan peristiwa yang telah lalu.Dokumen dapat
berbentuk tulisan, gambar, atau karya menumental dari seseorang lainnya.Dokumen
yang berbentuk tulisan, misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories),
cerita, biografi, peraturan, kebijakan.Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya
foto, gambar hidup, sketsa, film, video, CD, DVD, cassete, dan lain-lain.Dokumen
yang berbentuk karya misalnya karya seni, karya lukis, patung naskah, tulisan,
prasasti dan lain sebagainya.
Secara interpretatif dapat diartikan bahwa dokumen merupakan rekaman
kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak, dapat merupakan catatan anekdotal,
surat, buku harian dan dokumen-dokumen. Dokumen kantor termasuk lembaran
internal, komunikasi bagi publik yang beragam, file siswa dan pegawai, diskripsi
program dan data statistik pengajaran. Nasution menjelaskan bahwa:” ada sumber
yang non manusia (non-human resources), antara lain adalah dokumen, foto dan
bahan statistik.
Dokumen digunakan dalam penelitian sebagai sumber data sekunder manakala
dokumen tersebut memiliki nilai. Menurut Wang dan Soergel (1998), nilai kegunaan
dokumen dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut:
a. Evistemic values, yaitu suatu dokumen keberadaannya sangat berguna bagi
pemenuhan kebutuhan akan pengetahuan atau informasi yang tidak/belum
diketahui. Nilai evistemic merupakan prasyarat bagi semua dokumen.
b. Functional values, yaitu suatu dokumen yang keberadaannya sangat berguna
karena memberi konstribusi pada penelitian yang dilakukan. Dokumen akan
berguna karena berisi teori, data pendukung empiris, atau metodologi.
c. Conditional values, yaitu suatu dokumen sangat berguna apabila muncul
beberapa kondisi atau syarat terpenuhi, atau terdapat dokumen lain yang dapat
memperkuat dokumen tersebut.
d. Social values, yaitu suatu dokumen keberadaannya sangat berguna dalam
hubungan dengan kelompok atau individu. Seperti berhubungan dengan guru,
tokoh masyarakat, kiyai, ulama’, atau tokoh lainnya.
Jadi hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan dapat dipercaya
kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan dimasa kecil, di sekolah, di tempat
kerja, di masyarakat, dan autobiografi. Hasil penelitian juga akan lebih kredibel
apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.
Kerangka Penelitian
Kerangka Penelitian
Kerangka dalam penelitian adalah kumpulan konsep yang tersusun secara sitematis
agar tujuan penelitian yang dilalakukan menjadi baik. Kerangka penelitian ini dibentuk
sebelum langkah penlitian dilakukan, oleh karenannya bagian kerangka penelitian biasanya
tergolong dalam persiapan penelitian sederhana.
Kerangka/Konsep Penelitian
Kerangka atau konsep dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif secara umumnya adalah
sebagai berikut;
1. Pendahuluan
Pendahuluan berisi beberapa aspek penting seperti latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat, dan
implikasi penelitian bagi masyarakat.
2. Bagian-Bagian Pendahuluan dalam Konsep Penelitian
Berikut inilah bagian-bagian pendahuluan dalam konsep penelitian;
a. Latar belakang masalah, berisi informasi yang berkaitan erat dengan peristiwa
atau isu yang menjadi alasan penelitian dilakukan. Identifikasi masalah berisi
berbagai permasalahan yang mungkin muncul dan berkaitan erat dengan
masalah yang akan diteliti.
b. Rumusan masalah, merupakan landasan atau petunjuk bagi peneliti untuk
memperoleh data yang sesuai topik penelitian. Rumusan masalah biasanya
dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya.
c. Tujuan penelitian, menunjukkan sesuatu yang ingin dicapai oleh peneliti
ketika melakukan penelitian tersebut.
d. Manfaat penelitian, merupakan harapan peneliti terhadap hasil penelitian yang
selalu terdapat dalam bagian pendahuan di dalam konsep penelitian.
3. Kajian Pustaka
Kajian pustaka berisi pendapat ahli mengenai variabel-variabel penelitian
soshal. Kajian pustaka merupakan syarat mutlak dalam penelitian karena mendorong
peneliti mendalami dan menguasai pengetahuan yang berkaitan dengan rumusan
masalah dan hipotesis.
Kajian pustaka dalam penelitian Kuantitatit dan Kualitatit berbeda. Dalam
penelitian kualitatit tidak terdapat hipotesis karena peneliti tidak boleh memiliki
prasangka terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian, sementara hipotesis
merupakan jawaban sementara yang perlu dibuktikan. Secara umum, dalam kajian
pustaka terdapat beberapa komponen berikut;
a. Bagian Kajian Pustaka dalam Konsep Penelitian
Kajian Teori, Kajian teori berisi teori atau pendapat para ahil mengenai
variabel yang ada dalam penelitian. Teori dan pendapat dan ahli tersebut
merupakan landasan bagi peneliti untuk mengembangkan dan membantu
mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan
masalah.
b. Hasil Peneiltian
Hasil penelitian yang relevan berisi penelitian mengenai topik yang
mirip dengan karya peneliti lain. Penelitian yang telah dilakukan tersebut
diharapkan dapat membantu memberi referensi bagi peneliti dalam
melaksànakan penelitiannya. Bagian mi merupakan bagian opsional, bisa ada
atau tidak.
c. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir menunjukkan alur berpikir suatu penelitian dan
menunjukkan pemahaman pokok yang melandasi pemahaman-pemahaman
lainnya. Kerangka berpikir diperlukan untuk mengarahkan dan memperjelas
masalah yang dikemukakan.
Pada umumnya kerangka berpikir digunakan untuk menggambarkan
hubungan variabel satu dengan variabel lainnya. Variabel merupakan segala
sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian.
Jenis-Jenis Variabel
Variabel dalam suatu penelitian dapatlah dibedakan dalam beberapa
jenis berikut;
Variabel bebas atau variabel penyebab merupakan variabel yang
memengaruhi variabel lain.
Variabel terikat atau variabel dependen merupakan variabel yang
memberikan reaksi/respons sebagai akibat dan hubungan variabel
bebas.
Variabel intervening, yaitu variabel yang secara teoretis memengaruhi
hubungan antara variabel bebas dan terikat, tetapi tidak dapat diamati
Variabel moderator, yaitu variabel yang memengaruhi (memperkuat
dan memperlemah) hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat.
4. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban yang masih bersifat sementara dan bersifat
teoretis. Hipotesis terdapat dalam penelitian kuantitatif karena penelitian kualitatif
tidak memperbolehkan adanya dugaan awal penelitian yang dapat memengaruhi
objektivitas peneliti. Dalam metode penelitian, hipotesis menjadi alat untuk
menghubungkan teori yang relevan dengan kenyataan (fakta).
Hipotesis merupakan jawaban sementara karena kebenarannya masih perlu
diuji dengan data dan lapangan. Hipotesis juga penting peranannya karena
menunjukkan harapan peneliti mengenai hubungan antarvariabel.
Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu keseluruhan metode, prosedur, konsep kerja, dan
aturan yang digunakan dalam penelitian. Metode merujuk pada ilmu yang berkaitan dengan
proses, prinsip, serta prosedur yang digunakan untuk mencari jawaban atas suatu masalah.
Metode penelitian pada dasarnya mencangkup, hal-hal berikut ini;
Tempat dan Waktu Penelitian, sebaiknya tempat penelitian yang dipilih ditentukan
dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, misalnya dapat dijangkau oleh peneliti
dan tidak terlalu luas atau spesifik. Sementara itu, waktu penelitian merupakan jangka
waktu yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian, dimulai dan
penyusunan rancangan penelitian sampai penulisan laporan hasil penelitian dengan
pertimbangan tertentu, salah satunya masalah yang akan diteliti. Waktu penelitian
diharapkan dapat membantu peneliti melakukan penelitian secara efektif.
Jenis Penelitian, jenis penelitian menunjukkan pendekatan dan metode yang
digunakan peneliti dalam merencanakan kegiatan penelitian. Misalnya, peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif dan metode yang diterapkan yaitu fenomenologi.
Selanjutnya, peneliti menjelaskan secara singkat, padat, dan jelas mengenai
penggunaan fenomenologi dalam rencana penelitian yang akan diterapkan.
Sumber Data, data dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh peneliti melalui kegiatan pengumpulan data
lapangan/objek penelitian. Contàh data primer yaitu hasil wawancara, hasil observasi,
dan angket yang telah disebar. Sementara itu, data sekunder merupakan data yang
telah ada sebelumnya sehingga peneliti tidak perlu terlibat langsung di lapangan atau
objek yang diteliti. Contoh data sekunder yaitu monografi, hasil sensus penduduk,
jurnal, buku, dan berita.
Teknik Pengumpulan Data, teknik pengumpulan data menjelaskan cara-cara yang
dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data Iapangan.Teknik pengumpulan data
kualitatif dan kuantitatif berbeda. Pada umumnya penelitian kualitatif menggunakan
teknik observasi dan wawancara. Sementara itu, teknik pada penelitian kuantitatif
dilakukan melalui angket/kuesioner dan pengukuran objek.
Teknik Analisis Data, bagian ini menguraikan cara dan proses pengolahan data yang
akan digunakan peneliti. Teknik analisis data kuantitatif dilakukan melalui proses
editing, coding, dan tabulating. Sementara itu, pada penelitian kualitatif data diolah
melalui proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
(Sumber:
https://www.google.com/search?q=Kerangka+penelitian&safe=strict&sxsrf=ALeKk0
1smN4MoOJOIJr_iWZQ0lt6xqg_9g:1616105538258&source=lnms&tbm=isch&sa=
X&ved=2ahUKEwii3puk7rrvAhXjH7cAHXvdCyEQ_AUoAXoECAEQAw&biw=13
66&bih=657#imgrc=q7N_2gzg5z4-tM)
BAB I PENDAHULUAN
1. KajianTeori
2. Penelitian Relevan
3. Kerangka Berpikir
4. Hipotesis
1. TempatdanWaktu Penelitian
2. Rancangan Penelitian
3. Populasi dan Sampel
4. Teknik Pengambilan Sampel
5. Pengumpulan Data
6. Teknik Analisis Data
7. Pengujian Hipotesis
BAB I PENDAHULUAN
1. Kajian Teori
2. Penelitian Relevan
3. Kerangka Berpikir
Pengertian Data, Fungsi Data, dan Macam Jenisnya, Ibeng Parta, 21 Januari 2021.
https://pendidikan.co.id/pengertian-data/