Anda di halaman 1dari 48

PTT.

TIGA PILAR
P SE
EJAHTERA A FOOD Tbk
DAN ENTTITAS AN
NAK
Lapooran Keuaangan Koonsolidassian
Unntuk Periode Tiga Bulan yaang Berakhir
Pada Taanggal 311 Maret 2012
2
(Tiidak Diauudit)

                                                                                                                    PT. TIGA
A PILAR SEJAH
HTERA FOOD,, Tbk. 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2012

Daftar isi Halaman

1. Surat Pernyataan Direksi


2. Posisi Keuangan /Neraca Konsolidasi 1 - 2
3. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi 3
4. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi 4
5. Laporan Arus Kas Konsolidasi 5
6. Catatan atas laporan keuangan konsolidasi 6 - 45

 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 dan 01 Januari 2011
(Dalam Rupiah Penuh)

(0) - 0
ASET Catatan 31 Maret 31 Desember 01 Januari
2012 2011 2011
Rp Rp Rp

ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas 2.d, 2.s, 2.t, 3 403.297.642.771 634.672.876.385 15.427.089.579
Investasi Jangka Pendek 2.t, 4 160.000.000.000 170.000.000.000
Piutang Usaha 2.s, 2.t, 5
Pihak Hubungan Istimewa -- -- 1.157.632.728
Pihak Ketiga 551.130.461.981 473.757.880.683 159.842.650.186
Piutang Lain-lain 2.t 1.143.582.819 790.661.356 2.024.215.896
Persediaan 2.e, 7 415.326.673.574 331.898.256.013 424.331.967.810
Pajak Dibayar di Muka 2.q, 8.a 1.780.913.258 3.071.793.711 1.084.772.871
Biaya Dibayar di Muka 2.f 21.199.569.478 4.762.068.517 1.545.100.278
Uang Muka 9 106.484.566.744 107.626.771.670 60.595.561.320
Jumlah Aset Lancar 1.660.363.410.625 1.726.580.308.335 666.008.990.669

ASET TIDAK LANCAR


Piutang Hubungan Istimewa 2.a, 6 43.364.435.281 43.364.315.281 43.257.390.000
Investasi pada Perusahaan Asosiasi 2.t 31.068.999 31.069.000 29.439.000
Aset Pajak Tangguhan 2.q 4.355.960.505 4.271.711.164 6.581.178.521
Aset Tetap 2.g, 11 919.500.911.718 933.668.188.870 620.042.870.163
(Setelah dikurangi Akumulasi Penyusutan Rp 386.218.050.732
Rp 369.330.010.031, Rp 310.243.502.773 masing masing
pada 31 Maret 2012, 31 Des 2011 dan 01 Jan 2011)
Tanaman Perkebunan 2.g,12
Tanaman Menghasilkan 81.015.955.760 82.194.106.284 38.780.675.677
(Setelah dikurangi Akumulasi Penyusutan Rp 13.236.086.137
Rp 12.057.935.613, Rp 7.179.733.269 masing masing
pada 31 Maret 2012, 31 Des 2011 dan 01 Jan 2011)
Tanaman belum menghasilkan 311.059.175.211 291.421.848.936 285.233.886.458
Biaya Hak Atas Tanah Ditangguhkan - Bersih 2.k, 13 157.295.026.689 153.478.332.555 143.696.625.271
Uang Muka Jangka Panjang 14 49.000.000.000 54.105.688.233 45.171.944.910
Unutilized Aset 2.g, 11 9.216.155.903 9.216.155.903 9.216.155.903
Asset Tidak Berwujud 2.a, 10 284.371.773.611 285.030.050.657 77.102.992.339
Aset Lain-lain 2.t 1.243.434.826 6.945.333.012 1.827.292.225
Jumlah Aset Tidak Lancar 1.860.453.898.503 1.863.726.799.895 1.270.940.450.467
TOTAL ASET 3.520.817.309.128 3.590.307.108.230 1.936.949.441.136

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari


Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan


 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 dan 01 Januari 2011
(Dalam Rupiah Penuh)

Notes 31 Maret 31 Desember 01 Januari


LIABILITAS 2012 2011 2011

Rp Rp Rp
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Pinjaman Jangka Pendek 2.t, 15 410.927.412.306 553.355.117.625 305.622.256.759
Hutang Usaha 2.s, 2.t, 16
Hubungan Istimewa 2.a, 6 8.893.353.531 8.601.206.921 --
Pihak ketiga 16 68.305.911.251 21.515.257.172 44.605.654.014
Hutang Pajak 2.q, 8.b 63.425.697.743 47.460.078.901 23.613.003.797
Uang Muka Penjualan 2.p 6.155.393.008 5.212.236.175 170.694.089
Biaya yang Masih Harus Dibayar 2.p, 17 25.657.831.751 27.575.708.119 22.080.392.165
Bagian Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo
Dalam Satu Tahun
Hutang Sewa Pembiayaan 2.h, 2.s, 18 2.707.138.827 2.798.799.653 17.202.360.164
Hutang Bank Jangka Panjang 2.t,19 254.985.012.800 218.084.943.994 101.104.777.261
Hutang Lain-lain 6.340.859.115 27.228.918.061 3.894.964.445
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 847.398.610.332 911.832.266.621 518.294.102.694
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Bagian Liabilitas Jangka Panjang - setelah dikurangi bagian
yang Jatuh Tempo Satu Tahun
Hutang Sewa Pembiayaan 2.h, 2.s, 18 1.727.729.486 2.267.555.210 24.544.065.680
Hutang Bank Jangka Panjang 19 767.079.888.455 825.006.109.530 576.900.337.989
Liabilitas Jangka Panjang Lainnya -- -- 60.000.000.000
Hutang Pihak Berelasi 2.a, 2.u, 6 1.680.008.505 1.680.008.505 151.921.076.478
Liabilitas Pajak Tangguhan 2.r 284.121.414 284.121.414 3.571.270.481
Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan 2.l, 20 16.419.092.996 16.419.092.996 11.650.267.810
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 787.190.840.856 845.656.887.655 828.587.018.438
TOTAL LIABILITAS 1.634.589.451.188 1.757.489.154.276 1.346.881.121.132
EKUITAS
Ekuitas yang diatribusikan kepada
pemilik Entitas Induk :
Modal Saham
Nilai Nominal
Saham Seri A : Rp 500
Saham Seri B : Rp 200
Modal Dasar
Saham Seri A: 135.000.000 Lembar
Saham Seri B : 4.652.500.000 Lembar
Modal ditempatkan dan di setor Penuh
Saham Seri A : 135,000,000 Lembar
Saham Seri B : 2.791.000.000 Lembar pada 01 Januari 2011
dan 1.537.000.000 Lembar pada 01 Januari 2011
Modal Saham 21 625.700.000.000 625.700.000.000 374.900.000.000
Agio Saham 2.m 657.256.325.655 657.256.325.655 217.816.324.655
Uang Muka Setoran Modal -- 381.553.424.226 --
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi
Entitas Sepengendali 2.o 1.215.758.371 1.215.758.371 1.215.758.371
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Entitas Anak 148.294.070.791 (60.496.985) (60.496.985)
Saldo Laba (Defisit) 156.422.105.750 108.797.630.365 (18.108.858.195)
Ekuitas yang di atribusikan kepada pemilik Entitas Induk 1.588.888.260.567 1.774.462.641.632 575.762.727.846
KEPENTINGAN NON PENGENDALI 2.a 297.339.597.369 58.355.312.324 14.305.592.161
JUMLAH EKUITAS 1.886.227.857.935 1.832.817.953.956 590.068.320.007
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 3.520.817.309.128 3.590.307.108.230 1.936.949.441.136

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari


Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan


 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN
Untuk Periode 31 Maret 2012 dan 2011
(Dalam Rupiah Penuh)

Catatan 31 Maret 31 Maret


2012 2011
Rp Rp
PENJUALAN - BERSIH 2.p, 22 577.239.027.083 365.211.141.092
BEBAN POKOK PENJUALAN 2.p, 23 454.109.243.815 280.052.469.235
LABA KOTOR 123.129.783.268 85.158.671.857
BEBAN USAHA
Beban Pemasaran dan Penjualan 2.p, 24 (13.858.648.290) (12.510.146.032)
Beban Umum dan Administrasi 2.p, 25 (11.076.801.080) (10.390.396.678)
Pendapatan Bunga 1.201.484.655 --
Selisih Kurs Mata Uang Asing 4.353.091.944 (621.758.895)
Beban Bunga dan Keuangan (32.144.486.127) (24.153.713.135)
Beban Administrasi Bank dan Provisi (4.397.374.659) (478.465.576)
Lain-lain - Bersih 195.745.680 (3.083.632.444)
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN 67.402.795.390 33.920.559.097
BEBAN PAJAK PENGHASILAN
Pajak Kini (13.464.838.030) (8.848.004.551)
2 Pajak Tangguhan -- --
Beban Pajak Penghasilan (13.464.838.030) (8.848.004.551)
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF
TAHUN BERJALAN 53.937.957.360 25.072.554.546
LABA TAHUN BERJALAN YANG
DIATRIBUSIKAN KEPADA :
Pemilik Entitas Induk 47.624.475.392 23.147.460.248
3 Kepentingan Non - Pengendali 6.313.481.968 1.925.094.298
JUMLAH 53.937.957.360 25.072.554.546
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF YANG
DIATRIBUSIKAN KEPADA :
Pemilik Entitas Induk 47.624.475.392 23.147.460.248
3 Kepentingan Non - Pengendali 6.313.481.968 1.925.094.298
JUMLAH 53.937.957.360 25.072.554.546
LABA PER SAHAM DASAR 2.r, 26
Laba Bersih 18,43 13,84

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari


Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan


 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI
Periode 31 Maret 2012 Serta 31 Desember 2011 dan 01 Januari 2011
(Dalam Rupiah Penuh)

Ekuitas yang dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Kepentingan Jumlah
Nonpengendali Ekuitas
Capital Stock Tambahan Selisih Nilai Pro Forma Modal Selisih Transaksi Selisih Transaksi saldo Laba Jumlah Ekuitas
Modal Disetor Transaksi yang Timbul dari Perubahan Ekuitas Atas Penambahan (Defisit) yang
Restrukturisasi Transaksi dengan Entitas Anak dan Modal Entitas Anak Diatribusikan
Entitas Pihak Transaksi dengan kepada
Sepengendali Nonpengendali Pihak Pemilik
Nonpengendali Entitas Induk
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

SALDO PER 31 DESEMBER 2010 374.900.000.000 217.816.324.655 1.215.758.370 -- (60.496.985) -- (18.108.858.195) 575.762.727.845 14.305.592.161 590.068.320.006
Penambahan Modal di Setor dari Penawaran
Umum Terbatas III - Bersih 250.800.000.000 439.440.001.000 -- -- -- -- -- 690.240.001.000 -- 690.240.001.000
Laba Komprehensif Tahun Berjalan -- -- -- -- -- -- 126.906.488.560 126.906.488.560 23.045.351.132 149.951.839.692
Penerimaan Uang Muka Setoran Modal dari
Pihak Ketiga oleh Entitas Anak -- -- -- -- 381.553.424.226 -- -- 381.553.424.226 -- 381.553.424.226
Penambahan Kepentingan Non Pengendali -- -- -- -- -- -- -- -- 21.004.369.031 21.004.369.031
SALDO PER 31 DESEMBER 2011 625.700.000.000 657.256.325.655 1.215.758.370 -- 381.492.927.241 -- 108.797.630.365 1.774.462.641.631 58.355.312.324 1.832.817.953.955

Laba Komprehensif Periode Berjalan -- -- -- -- -- -- 47.624.475.392 47.624.475.392 6.313.481.968 53.937.957.360


Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak -- -- -- -- 148.354.567.776 -- -- 148.354.567.776 -- 148.354.567.776
Selisih transaksi Atas Penambahan Modal
Entitas Anak -- -- -- -- -- - -- - -- --
Penambahan Kepentingan Non Pengendali -- 232.670.803.076 232.670.803.076
Penambahan Setoran Modal dari Pihak Ketiga -- -- -- -- -- -- -- -- -- --
oleh Entitas Anak -- -- -- -- (381.553.424.226) -- -- (381.553.424.226) -- (381.553.424.226)

SALDO PER 31 MARET 2012 625.700.000.000 657.256.325.655 1.215.758.370 -- 148.294.070.791 -- 156.422.105.757 1.588.888.260.573 297.339.597.369 1.886.227.857.941


 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
Untuk Periode 31 Maret 2012 dan 2011
(Dalam Rupiah Penuh)

31 Maret 2012 31 Maret 2011


Rp Rp

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI


Penerimaan dari Pelanggan 500.038.007.062 375.176.779.521
Pembayaran kepada Pemasok dan Pihak Ketiga (433.992.634.563) (326.993.288.374)
Kas yang dihasilkan dari Operasi' 66.045.372.498 48.183.491.147
Penerimaan Bunga 1.912.123.730 188.288.439
Pembayaran Pajak (6.182.844.881) (5.581.633.061)
Pembayaran Bunga dan beban Keuangan (7.369.533.978) (9.110.765.634)
Pembayaran Karyawan (17.802.850.947) (16.797.740.054)
Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi 36.602.266.422 16.881.640.837
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penambahan Tanaman Perkebunan (19.637.326.275) (456.165.259)
Penambahan Investasi -- (2.088.121.100)
Perolehan Aset tetap (5.759.968.422) (2.297.044.335)
Arus Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (25.397.294.697) (4.841.330.694)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan dari Hutang Bank - Jangka Pendek 10.712.400.000 112.572.329.398
Penerimaan dari Hutang Bank - Jangka Panjang -- 2.818.318.089
Penerimaan dari pihak-pihak Berelasi 292.146.610 --
Pembayaran Bunga Sewa Pembiayaan (100.502.346) (3.970.135.703)
Pembayaran dari pihak-pihak Berelasi (51.004.466.645) --
Pembayaran Bunga Hutang Jangka Panjang (27.856.504.014) (14.664.117.072)
Pembayaran Hutang Sewa Pembiayaan (485.089.888) (567.690.866)
Pembayaran Hutang Bank - Jangka Panjang (66.247.483.737) (19.161.600.970)
Pembayaran Hutang Bank - Jangka Pendek (107.890.705.318) (51.081.504.688)
Arus Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (242.580.205.339) 25.945.598.188
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS (231.375.233.614) 37.985.908.331

SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE 634.672.876.385 15.427.089.577

SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE 403.297.642.771 53.412.997.908

Jumlah Kas dan Setara Kas pada Akhir Tahun


Terdiri dari :
Kas 1.463.149.426 1.583.637.328
Bank 123.139.733.345 51.794.360.580
Deposito Berjangka 278.694.760.000 35.000.000
Jumlah Kas dan Setara Kas 403.297.642.771 53.412.997.908


 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
1. Umum

1.a. Pendirian Perusahaan


PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 26 Januari 1990 berdasarkan Akta
Pendirian No. 143 yang dibuat dihadapan Winanto Wiryomartani, S.H., Notaris di Jakarta, dengan nama PT Asia
Intiselera. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-
1827.HT.01.01.Th.91tanggal 31 Mei 1991 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 65,
Tambahan No. 2504 tanggal 13 A gustus 1991.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir melalui Akta pernyataan
Keputusan Rapat No. 41 tanggal 8 Agustus 2008 yang dibuat di hadapan Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di
Jakarta, mengenai penyesuaian Anggaran Dasar Perusahaan dengan Undang-undang Perseroan Terbatas No.
40/2007. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Surat Keputusan
No. AHU-85499.AH.01.02.Tahun.2008 tanggal 13 Nopember 2008.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha bidang
perdagangan, perindustrian, peternakan, perkebunan, pertanian, perikanan dan jasa. Pada saat ini kegiatan usaha
Perusahaan dan Entitas Anak meliputi usaha industri mie dan perdagangan mie, khususnya mie kering, mie
instan dan bihun, snack, industri biskuit, permen, perkebunan kelapa sawit, pembangkit tenaga listrik, pengolahan
dan distribusiberas. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1990.

Kantor pusat Perusahaan beralamat di Wisma Alun Graha, Jl. Prof. Dr. Soepomo No. 233 Jakarta. Lokasi pabrik mie
kering, biskuit dan permen terletak di Sragen, Jawa Tengah. Usaha perkebunan kelapa sawit terletak di beberapa
lokasi di Sumatera dan Kalimantan. Usaha pengolahan dan distribusi beras terletak di Cikarang, Jawa Barat dan Jawa
Tengah.

1.b. Penawaran Efek Perusahaan


Pada tanggal 14 Mei 1997, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
- Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dengan suratnya No.S-919/PM/1997 untuk melakukan penawaran umum 45
juta saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham kepada masyarakat. Pada tanggal 11 Juni 1997, saham tersebut
telah efektif dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pada tanggal 5 September 2002, Perusahaan memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham untuk
mengeluarkan 230 juta saham Seri B dengan nominal Rp 200 dan obligasi konversi sebesar Rp60 miliar yang
dapat dikonversi dengan saham Perusahaan dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 200 per saham tanpa melalui
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sesuai dengan Peraturan Bapepam No. IX.D.4, lampiran Kep-44/PM/1998.
Pada tanggal 6 Nopember 2002 dan 29 Nopember 2002, BEI menyetujui pencatatan saham seri B dan
pencatatan pre-list saham hasil obligasi konversi.

Pada tanggal 24 Oktober 2003, Perusahaan memperoleh persetujuan Rapat Umum PemegangSaham untuk
mengeluarkan 547,5 juta saham seri B dengan nominal Rp 200 dalam rangka Penawaran Umum Terbatas I
Perusahaan. Pada tanggal 7 Nopember 2003, saham tersebut telah dicatatkan di BEI.

Pada tanggal 27 Oktober 2003, PT Tiga Pilar Sekuritas sebagai salah satu pemilik obligasi konversi melaksanakan
konversi 53 lembar obligasi konversi senilai Rp 26,5 miliar menjadi 132,5 juta saham Seri B Perusahaan dengan
nominal Rp 200 per lembar saham. Saham tersebut telah dicatatkan di BEI pada tanggal 19 Nopember 2003.
Saham-saham hasil pelaksanaan konversi tersebut tidak akan diperjualbelikan (lock-up) selama 6 (enam) bulan.


 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
Pada tahun 2008, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas II kepada para pemegang saham dalam
rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sejumlah 627.000.000 saham biasa Seri B
dengan nilai nominal Rp 200 per saham dan harga penawaran Rp 522 per saham. Penawaran tersebut telah
mendapat pemberitahuan efektif berdasarkan Surat Ketua Bapepam – LK No. S-2478/BL/2008 tanggal 28 April
2008, dan telah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 29
April 2008. Pada tanggal 14 Mei 2008, saham tersebut telah dicatatkan pada BEI sehingga jumlah saham yang
beredar menjadi 1.672.000.000 saham pada tanggal 31 Desember 2008.

Pada tahun 2011, Perusahaan melakukan PUT IIIdalam rangka penerbitan HMETD sebanyak 1.254.000.000 Saham
Biasa Seri B atau setara dengan 42,86% dari modal yang ditempatkan dan disetordengan nilai Rp. 200 per saham
dan harga penawaran Rp. 560 per saham. Penawaran tersebut telah mendapat surat pemberitahuan efektif
berdasarkan Surat Ketua Bapepam-LK No. S-12623/BL?2011 tanggal 24 Nopember 2011, dan telah mendapatkan
persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 24 Nopember 2011.

Pada tanggal 20 Desember 2011, saham tersebut telah dicatatkan pada BEI sehingga jumlah saham yang beredar
menjadi 2.926.000.000 saham pada 31 Des 2011.

1.c. Struktur Entitas Anak


Perusahaan memiliki, baik secara langsung dan tidak langsung, lebih dari 50% saham dan/atau mempunyai kendali
atas manajemen perusahaan-Entitas Anak sebagai berikut:

Entitas Anak Domisili Jenis Usaha Tahun Persentase Kepemilikan Total Asset
Operasi 31-Mar-12 31-Des-11 31-Mar-12 31-Des-11
Komersial % % Rp Rp
PT Tiga Pilar Sejahtera Solo Industri dan Perdagangan Mie 1990 99,90 99,90 999.519.217.243 1.095.636.777.240
PT Poly Meditra Indonesia Solo Industri Makanan Ringan 2000 99,90 99,90 381.971.321.939 375.522.456.016
PT Patra Power Nusantara* Solo Industri Pembangkit Tenaga Listrik -- 99,90 99,90 97.340.979.345 97.352.653.150
PT Bumiraya Investindo dan
Jakarta Industri Perkebunan Kelapa Sawit 1993 57,66 99,90 926.355.835.610 986.481.045.886
Entitas Anak
PT Charindo Palma Oetama Jakarta Industri Perkebunan Kelapa Sawit 2006 99,99 99,99 30.891.113.800 110.747.276.198
PT Muarobungo Plantation Jakarta Industri Perkebunan Kelapa Sawit 2007 99,99 99,99 37.250.043.335 41.845.551.264
PT Airlangga Sawit Jaya Jakarta Industri Perkebunan Kelapa Sawit 2006 99,99 99,99 28.523.872.592 74.114.758.827
PT Mitra Jaya Agro Palm Jakarta Industri Perkebunan Kelapa Sawit 2000 99,99 99,99 32.769.161.100 204.356.605.548
PT Tugu Palma Sumatera Jakarta Industri Perkebunan Kelapa Sawit 2008 99,96 99,96 10.720.675.911 11.173.598.403
PT Dunia Pangan dan
Sragen Industri dan Perdagangan Beras 2008 70,00 70,00 777.074.300.980 733.839.162.300
Entitas Anak
PT Jatisari Srirejeki Karawang Industri dan Perdagangan Beras 2003 99,99 99,99 342.739.093.109 259.456.427.711
PT Indo Beras Unggul Jakarta Industri dan Perdagangan Beras 2008 70,00 70,00 310.990.045.131 314.700.887.041
PT Balaraja Bisco Paloma Distribusi, Perdagangan dan
Balaraja 2011 99,90 99,90 396.205.695.429 321.970.615.906
dan Entitas Anak Keagenan
PT Putra Taro Paloma* Jakarta Industri Makanan Ringan 2011 99,96 99,96 362.955.267.623 289.319.315.742

*) dalam Tahap Pengembangan

PT. Balaraja Bisco Paloma didirikan berdasarkan Akta No. 143 tanggal 18 Mei 2001 yang di buat dihadapan Arry
Supratno, S.H., Notaris di Jakarta. Akta Pendirian perusahaan telah disahkan oleh Mentri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-27301.AH.01.01. Tahun 2011 tanggal 30 Mei 2011.

Pada bulan September 2011, PT. Balaraja Bisco Paloma, entitas anak, mengakuisisi 2.499 saham PT Putra Taro
Paloma senilai Rp 1.249.500.000 yang mewakili 99,96% kepemilikan saham.


 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
Pada Tanggal 20 Januari 2012, PT. Bumi Raya Investindo, entitas anak, melakukan perubahan struktur permodalan
perusahaan dengan mengeluarkan saham baru perseroan sejumlah 66.662 lembar saham dalam bentuk seri saham
baru yang disebut saham seri B dimana saham baru tersebut diambil dan disetor penuh oleh BUNGE
AGRIBUSINESS SINGAPORE PTE LTD. Sehinggal porsi kepemilikan PT. TPSF mengalami penurunan dari 99,9%
di tahun 2011 menjadi 57,66% di Maret 2012, Akta perubahan saham ini dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., LL, M
dengan No. 82 tanggal 20 Januari 2012 dan telah disahkan oleh Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-05122.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 31 Januari 2012, perubahan
struktur permodalan ini belum termasuk dengan Konversi Marketable Convertible Bond (MCB) PT. BRI yang masih
dalam proses, jika terselesaikannya Konversi MCB tersebut maka Struktur modal BRI akan mengalami perubahan
menjadi 65 %.

1.d. Dewan Komisaris, Dewan Direksi , Komite Audit dan Karyawan


Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 76 tanggal 28 Juni 2011 yang dibuat
di hadapan Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta dan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan No. 63 tanggal 25 Juni 2009 yang dibuat di hadapan Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di
Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Maret
2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut :

31 Maret 2012 31 Desember 2011

Dewan Komisaris
Komisaris Utama Priyo Hadi Sutanto Priyo Hadi Sutanto
Wakil Komisaris Utama Kang Hongkie Widjaja Kang Hongkie Widjaja
Komisaris Hengky Koestanto Hengky Koestanto
Komisaris Independen Bondan Haryo Winarno Bondan Haryo Winarno
Haryadi Haryadi

Dewan Direksi
Direktur Utama Stefanus Joko Mogoginta Stefanus Joko Mogoginta
Director Budhi Istanto Suwito Hengky Koestanto
Edi Susanto Edi Susanto

Corporate Secretary Perusahaan pada Tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing dijabat oleh
Yulianni Liyuwardi.

Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing dijabat sebagai berikut:
31 Maret 2012 31 Desember 2011
Komite Audit
Ketua Haryadi Haryadi
Anggota Trisnawan Widodo Trisnawan Widodo
Sri Wahyuni Sri Wahyuni

Remunerasi yang dibayarkan kepada Dewan Direksi dan Komisaris adalah sebesar Rp 1.373.810.000 pada periode
31 Maret 2012 serta Rp 5.230.150.000 pada tanggal 31 Desember 2011.

Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 Jumlah keseluruhan karyawan tetap Perusahaan dan Entitas Anak
adalah 2.059 orang.


 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi yang Signifikan

2.a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian


Laporan keuangan konsolidasian disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia, yang antara
lain adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan
Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).

Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan, kecuali
beberapa akun tertentu didasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-
masing akun tersebut.
Laporan keuangan disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas. Laporan arus kas konsolidasian
disajikan dengan menggunakan metode langsung dan dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah.

2.b. Prinsip-prinsip Konsolidasian


Laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan keuangan Perusahaan dan entitas-entitas yang dikendalikan
secara langsung ataupun tidak langsung dengan persentase kepemilikan lebih dari 50%.

Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika
terdapat:
a. kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain;
b. kekuasaan yang mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau
perjanjian;
c. kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi atau organ pengatur setara dan
mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut; atau
d. kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ pengatur
setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut.

Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang dapat dilaksanakan atau dikonversi pada tanggal periode
pelaporan harus dipertimbangkan ketika menilai apakah suatu entitas mempunyai kekuasaan untuk mengatur
kebijakan keuangan dan operasional entitas lain.
Entitas dikonsolidasikan sejak tanggal dimana pengendalian efektif beralih kepada Perusahaan dan tidak lagi
dikonsolidasikan sejak Perusahaan tidak mempunyai pengendalian efektif.

Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo antara perusahaan-perusahaan di dalam Perusahaan yang material
telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk mencerminkan posisi keuangan dan
hasil usaha Perusahaan sebagai satu kesatuan.
Kepentingan non pengendali atas laba (rugi) bersih dan ekuitas entitas anak dinyatakan sebesar proporsi
pemegang saham minoritas atas laba (rugi) bersih dan ekuitas entitas anak.

Perubahan atas transaksi ekuitas entitas anak disajikan sebagai penambahan modal dalam akun ”Selisih
Transaksi Perubahan Ekuitas Entitas Anak” pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

2.c. Penggunaan Estimasi


Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban dan


 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan
dan beban selama periode pelaporan.
Karena terdapat ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, nilai aset, kewajiban, pendapatan dan beban
sebenarnya yang akan dilaporkan di masa mendatang kemungkinan berbeda dari estimasi tersebut.

2.d. Setara Kas


Setara kas meliputi deposito yang jatuh tempo sama atau kurang dari 3 (tiga) bulan sejak tanggal
penempatan, tidak dijadikan jaminan, tidak dibatasi penggunaannya serta dapat segera dijadikan kas tanpa
terjadi perubahan nilai yang signifikan.
Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan,
atau telah ditentukan penggunaannya dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada
saat penempatan disajikan sebagai Investasi Jangka Pendek. Deposito disajikan sebesar nilai nominal.

2.e. Persediaan
Persediaan dinyatakan menurut nilai yang terendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat
direalisasikan. Harga perolehan meliputi biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut serta
membawanya ke lokasi dan kondisi yang diinginkan. Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah taksiran harga
jual persediaan yang wajar setelah dikurangi dengan taksiran biaya untuk menyelesaikan dan menjual barang
tersebut. Harga perolehan dihitung dengan menggunakan metode Masuk Pertama Keluar Pertama.
Penyisihan untuk persediaan usang ditetapkan berdasarkan penelaahan berkala terhadap kondisi fisik persediaan.

2.f. Biaya Dibayar di Muka


Biaya dibayar di muka akan diamortisasi sesuai jangka waktu manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus.

2.g. Aset Tetap


Aset tetap dicatat berdasarkan model biaya yang dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset, jika ada, kecuali tanah yang dicatat pada harga perolehan dan
tidak didepresiasi. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa
manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Bangunan dan Infrastruktur 10 – 20
Mesin 4 – 10
Peralatan Pabrik 8
Kendaraan 4–8
Perabot dan Peralatan Kantor 4–8

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan ke dalam laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya
sedangkan pemugaran dan penambahan yang menambah umur masa manfaat aset tetap atau taksiran manfaat di
masa mendatang dikapitalisasi.
Ketika aset tetap sudah tidak digunakan lagi atau dilepas, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya
dikeluarkan dari aset tetap yang bersangkutan dan keuntungan atau kerugian yang timbul dilaporkan di dalam
laporan laba rugi konsolidasian.

Aset dalam penyelesaian disajikan sebagai bagian dalam aset tetap. Seluruh biaya yang dikeluarkan,termasuk
biaya pinjaman yang digunakan untuk konstruksi aset terkait selama periode konstruksi, dikapitalisasi. Aset dalam
penyelesaian akan dipindahkan ke aset tetap yang tepat pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap
digunakan. Aset tetap yang tidak digunakan lagi dikeluarkan dari aset tetap berdasarkan jumlah nilai tercatatnya.

10 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
2.h. Sewa
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh
risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Semua bentuk sewa lainnya diklasifikasikan sebagai sewa
menyewa biasa.
Pada awal masa sewa,lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai
wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.
Penilaian nilai wajar aset ditentukan pada awal kontrak. Tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai
kini dari pembayaran sewa minimum adalah tingkat suku bunga implisit dalam sewa, jika dapat ditentukan dengan
praktis, jika tidak, digunakan tingkat suku bunga pinjaman inkremental lessee. Biaya langsung awal yang dikeluarkan
lessee ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui sebagai aset.
Kebijakan penyusutan aset sewaan adalah konsisten dengan aset tetap yang dimiliki sendiri.
2.i. Perkebunan Plasma
Pengembangan perkebunan plasma dibiayai oleh kredit investasi perkebunan plasma dari bank atau melalui
pembiayaan diri. Biaya yang dikeluarkan selama tahap pengembangan sampai dengan penyerahan
plasmaperkebunan untuk petani plasma dikapitalisasi. Akumulasi biaya pengembangan disajikan bersihpinjaman yang
diterima, sebagai aset atau kewajiban dalam laporan posisi keuangan konsolidasi.

Perbedaan antara akumulasi biaya pengembangan dan nilai konversi (jumlah disepakati antara bank dan petani
plasma) dibebankan ke laporan laba pendapatan komprehensif saat tanah tersebut diserahkan kepada petani plasma.

2.j. Tanaman Perkebunan


Tanaman belum menghasilkan dinyatakan sebesar harga perolehan yang meliputi biaya persiapan lahan,
penanaman, pemupukan dan pemeliharaan termasuk biaya pinjaman yang digunakan untuk membiayai
pengembangan tanaman belum menghasilkan dan biaya tidak langsung lainnya yang diukur secara proporsional
berdasarkan luas hektar tanam. Pada saat tanaman sudah menghasilkan, akumulasi harga perolehan tersebut akan
direklasifikasi ke tanaman menghasilkan. Tanaman menghasilkan akan disusutkan dengan metode garis lurus
selama taksiran masa produktif selama 20 tahun.

2.k. Biaya Hak atas Tanah Ditangguhkan


Seluruh biaya sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak kepemilikan tanah ditangguhkan
pembebanannya dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah yang bersangkutan.

2.l. Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja


Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah tak terdiskonto ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada
Perusahaan dan Entitas Anak dalam suatu periode akuntansi. Imbalan pasca kerja diakui sebesar jumlah yang
diukur dengan menggunakan dasar diskonto ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada
Perusahaan dan Entitas Anak dalam suatu periode akuntansi. Kewajiban dan beban diukur dengan menggunakan
teknik aktuaria yang mencakup pula kewajiban konstruktif yang timbul dari praktik kebiasaan Perusahaan dan
Entitas Anak. Dalam perhitungan kewajiban, imbalan harus didiskontokan dengan menggunakan metode projected
unit credit.
Pesangon pemutusan kontrak kerja diakui jika, dan hanya jika, Perusahaan dan Entitas Anak berkomitmen untuk:
a. Memberhentikan seorang atau sekelompok pekerja sebelum tanggal pensiun normal; atau
b. Menyediakan pesangon bagi pekerja yang menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela.

2.m. Biaya Emisi Saham


Biaya emisi saham merupakan biaya yang berkaitan dengan penerbitan saham Perusahaan. Biaya ini mencakup
fee dan komisi yang dibayarkan kepada penjamin emisi, lembaga dan profesi penunjang pasar modal, serta biaya
pencetakan dokumen pernyataan pendaftaran, biaya pencatatan efek ekuitas di bursa efek, dan biaya promosi.

11 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
Biaya emisi saham dicatat sebagai pengurang modal disetor dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam akun
“Tambahan Modal Disetor”.

2.n. Aset Tidak Berwujud


Biaya sehubungan dengan pembelian piranti lunak komputer dan biaya pemutakhirannya ditangguhkan dan
diamortisasi dengan metode garis lurus selama masa manfaatnya. Goodwil merupakan Selisih antara biaya perolehan
dengan nilai wajar aset bersih perusahaan yang diperoleh pada tanggal akuisisi.

Goodwil diuji setiap tahun untuk penurunan dan diakui sebesar kerugian penurunan biaya perolehan dikurangi
akumulasi. Penurunan kerugian pada goodwil tidak dapat dipulihkan. Keuntungan dan kerugian atas divestasi
entitas termasuk nilai tercatat goodwil terkait dengan entitas yang dijual dijual.
Goodwil dialokasikan terhadap unit penghasil kas untuk tujuan mengujian penurunan nilai. Alokasi dilakukan terhadap
masing-masing unit penghasil kas atau kelompok unit penghasil kas yang diharapkan untuk memperoleh keuntungan
dari kombinasi bisnis di mana goodwil timbul.
Merek-merek dagang tertentu yang tidak mempunyai wujud fisik dan mempunyai manfaat ekonomis di masa depan,
diamortisasi selama periode 20 tahun menggunakan metode garis lurus.

2.o. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali


Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali berupa pengalihan aset, kewajiban, saham atau instrumen
kepemilikan lainnya yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok
yang sama, bukan merupakan perubahan pemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga tidak menimbulkan
laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas dalam kelompok perusahaan tersebut.

Karena transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi
pemilikan atas aset, saham, kewajiban atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset
maupun kewajiban yang pemilikannya (dalam bentuk hukumnya) dialihkan, dicatat sesuai dengan nilai buku seperti
penggabungan usaha berdasarkan metode penyatuan kepemilikan. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku
tersebut bukan merupakan Goodwill.

Jika substansi sepengendalian antara entitas yang melakukan transaksi restrukturisasi entitas sepengendali tersebut
telah hilang atau terjadi pelepasan aset, kewajiban, saham, atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari
terjadinya selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali kepada pihak lain yang tidak sepengendali, maka
saldo akun selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali akan diakui sebagai laba atau rugi yang
direalisasi pada laporan laba rugi konsolidasian.

2.p. Pengakuan Pendapatan dan Beban


Penjualan diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Penjualan yang dibayar di muka diakui sebagai
pendapatan pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya.

2.q. Pajak Penghasilan


Seluruh perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan kewajiban dengan dasar pengenaan pajaknya diakui
sebagai pajak tangguhan dengan metode kewajiban. Tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku
digunakan dalam menentukan besarnya jumlah pajak penghasilan tangguhan.

Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai aset pajak tangguhan apabila besar kemungkinan bahwa
jumlah laba fiskal dimasa mendatang akan memadai untuk dikompensasi.

12 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan,
pada saat keputusan atas keberatantersebut telah ditetapkan. Pajak kini diakui berdasarkan laba kena pajak untuk
tahun yang bersangkutan, yang dihitung sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

2.r. Laba per Saham


Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba(rugi) bersih residual (laba atau rugi setelah pajak dikurangi
dividen saham utama) yang tersedia bagi pemegang saham biasa dengan jumlah rata-rata tertimbang saham
biasa yang beredar dalam tahun yang bersangkutan. Laba (rugi) per saham dilusian mempertimbangkan pula
instrumen keuangan lain yang diterbitkan yang sifatnya berpotensi dilutif bagi seluruh saham biasa yang beredar
sepanjang periode pelaporan.

2.s. Saldo dan Transaksi dalam Mata Uang Asing


Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal
neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan dengan kurs tengah dari Bank Indonesia
yang berlaku pada tanggal tersebut.
Kurs yang digunakan pada tanggal neraca konsolidasian adalah sebagai berikut:

31 Maret 31 Desember
2012 2011
USD 1 9.180,00 9.068,00
SGD 1 7.308,64 6.974,33
EUR 1 12.258,98 11.738,99

Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian tahun
yang bersangkutan.

2.t. Instrumen Keuangan


Perusahaan menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK
55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan ”Pengakuan dan Pengukuran”, secara prospektif untuk laporan keuangan
yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010.
Sebagai dampak penerapan PSAK tersebut adalah tambahan pengungkapan pada kebijakan akuntansi Perusahaan
dan pengungkapan Catatan 35 mengenai Instrumen Keuangan dan Manajemen Risiko Keuangan. Perusahaan
mengklasifikasikan instrumen keuangan sebagai berikut:

Aset Keuangan
Aset keuangan dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo serta (iv)
aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut.
Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.

(i) Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL) adalah aset keuangan yang
ditujukan untuk diperdagangkan.
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli
kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini.
Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen
lindung nilai.

13 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
(ii) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah
ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan
piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

(iii) Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo


Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau
telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi positif dan
kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, selain:

a. Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi;
b. Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan
c. Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.

Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya
transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga
efektif.

(iv) Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual


Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual (AFS) adalah aset keuangan non-derivatif yang
ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau
perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau
piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya
transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan
ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan
pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi yang
sebelumnya diakui pada bagian ekuitas akan diakui pada laporan laba rugi. Penghasilan bunga yang dihitung
menggunakan metode suku bunga efektif, dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari
aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual, diakui pada laporan laba rugi.

Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilaiwajarnya tidak
dapat diukur secara handal, diukur pada biaya perolehan.
Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo dan aset keuangan tersedia untuk dijual.

Metode Suku Bunga Efektif


Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari
instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku
bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang
(mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima yang merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur
instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai
tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal. Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga

14 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL.

Penurunan Nilai Aset Keuangan


Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap
tanggal neraca. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih
peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal pengukuran aset keuangan dan peristiwa yang merugikan
tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara
handal.

Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka
panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif
penurunan nilai.

Untuk aset keuangan lainnya, bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:
• Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau
• Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
• Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi
keuangan.

Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, penurunan nilai aset dievaluasi secara individual.
Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya
piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode
kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan
kegagalan pembayaran atas piutang.

Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian
penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas
masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.

Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas seluruh
aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang.
Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian
dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat
akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi.

Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah
diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi dalam periode yang bersangkutan.

Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan
penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai
tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi hingga
nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi
sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.

Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi tidak
boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara
langsung ke ekuitas.

15 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
Reklasifikasi Aset Keuangan
Reklasifikasi hanya diperkenankan dalam situasi yang jarang terjadi dan dimana aset tidak lagi dimiliki untuk
tujuan dijual dalam jangka pendek. Dalam semua hal, reklasifikasi aset keuangan hanya terbatas pada instrumen
hutang. Reklasifikasi dicatat sebesar nilai wajar aset keuangan pada tanggal reklasifikasi.

Penghentian Pengakuan Aset Keuangan


Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari
aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko
dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki
secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer,
maka Perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan kewajiban terkait sebesar
jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat
kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui
pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.

Kewajiban Keuangan dan Instrumen Ekuitas Klasifikasi sebagai Kewajiban atau Ekuitas
Kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasikan sesuai dengan
substansi perjanjian kontraktual dan definisi kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas.
Instrumen Ekuitas
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi
dengan seluruh kewajibannya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi
biaya penerbitan langsung.

Perolehan kembali modal saham yang telah diterbitkan oleh Perusahaan dicatat dengan menggunakan metode
biaya. Saham yang dibeli kembali dicatat sesuai dengan harga perolehan kembali dan disajikan sebagai
pengurang modal saham.

Kewajiban Keuangan
Kewajiban keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi dan (ii) kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Kewajiban Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi
Nilai wajar kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah kewajiban
keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan
jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai
pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai kewajiban diperdagangkan
kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Pada tanggal 31 Maret 2012, Perusahaan tidak memiliki kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi.

Kewajiban Keuangan yang Diukur pada BiayaPerolehan Diamortisasi


Kewajiban keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Estimasi Nilai Wajar


Nilai wajar untuk instrumen keuangan yangdiperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar
yang berlaku pada tanggal neraca.Investasi pada efek ekuitas yang nilai wajarnya tidak tersedia dicatat sebesar
biaya perolehan. Nilai wajar untuk instrumen keuangan lain yang tidak diperdagangkan dipasar ditentukan

16 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Perusahaan menggunakan metode discounted cash flows
dengan menggunakan asumsi-asumsi berdasarkan kondisi pasar yang ada pada saat tanggal neraca untuk
menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan lainnya.

Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan


Perusahaan menghentikan pengakuan kewajiban keuangan, jika dan hanya jika, kewajiban Perusahaan telah
dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.

2.u. Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi


Pihak-pihak berelasi adalah orang atau perusahaan yang terkait dengan Perusahaan yang menyiapkan laporan
keuangannya (“Perusahaan pelapor”) :
¾ Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Perusahaan pelapor jika orang tersebut:
a) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan pelapor,
b) memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan pelapor, atau
c) personal manajemen kunci Perusahaan pelapor atau perusahaan induk Perusahaan pelapor.
¾ Suatu perusahaan berelasi dengan Perusahaan pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut :
a) Perusahaan dan Perusahaan pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya
perusahaan induk, entitas anak dan entitas anak berikutnya terkait dengan perusahaan lain).
b) Satu perusahaan adalah perusahaan asosiasi atau ventura bersama dari perusahaan lain (atau
perusahaan asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, dimana
perusahaan lain tersebut adalah anggotanya).
c) Kedua perusahaan tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
d) Satu perusahaan adalah ventura bersama dari perusahaan ketiga dan perusahaan yang lain adalah
perusahaan asosiasi dari perusahaan ketiga.
e) Perusahaan tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu
Perusahaan pelapor atau perusahaan yang terkait dengan Perusahaan pelapor. Jika Perusahaan pelapor
adalah perusahaan yang  menyelenggarakan program tersebut, perusahaan sponsor juga berelasi dengan
Perusahaan pelapor.
f) Perusahaan yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang di dentifikasi dalam butir (a).
g) Orang yang di dentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan terhadap perusahaan atau
personil manajemen kunci perusahaan (atau perusahaan induk dari perusahaan).

17 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
3. Kas dan Setara Kas

31 Maret 31 Desember
2012 2011
(Unaudited) (Audited)
Rp Rp
Kas 1.461.708.166 780.440.247
Bank - Pihak Ketiga
Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk 52.781.687.536 14.013.821.188
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 6.433.657.349 12.780.441.754
PT ANZ Panin Bank 56.000.689 190.022.039
PT Bank Internasional Indonesia Tbk 947.845.000 2.801.391.659
PT Bank Muamalat Indonesia 769.205.763 5.204.738.397
PT Bank CIMB Niaga Tbk 721.108.597 17.240.234.738
PT Bank UOB Buana 340.701.900 1.084.430.624
PT Bank Rabobank International Indonesia Tbk 1.274.373.846 1.739.841.485
Lain-lain (Masing-masing dibawah Rp 1 Miliar) 1.114.758.036 434.458.795
US Dollar
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
(31 Mar 2012: 117,769; 2011: 18.061) 1.081.117.768 163.780.231
PT Bank Muamalat Indonesia
(31 Maret 2012: 44,299; 2011: 54,967) 495.500.323 498.441.390
PT ANZ Panin Bank 83.724.905 83.043.474
(31 Maret 2012: 9,120; 2011: 9,158)
PT Bank Central Asia Tbk 63.891.607 37.905.692
(31 Maret 2012: 6,960; 2011: 4,180)
PT Bank Bukopin Tbk 1.933.583 1.964.129
(31 Maret 2012: 210,630; 2011 : 217)
PT Bank DBS Indonesia Tbk 11.001.990.769 377.573.756.967
(31 Maret 2012: 1,198,474; 2011: 41,638,041)
PT Bank UOB Buana 45.945.294.671 --
(31 Maret 2012:5,004,934)
Lain-lain (masing-masing dibawah 500 juta)
(31 Maret 2012: 598,020; 2011: 1.010,54) 28.382.265 9.163.576
Sub Jumlah Bank 123.141.174.605 433.857.436.138
Deposito Berjangka - Pihak Ketiga
Rupiah
PT Bank CIMB Niaga Tbk -- 10.000.000.000
PT Bank UOB Buana 218.484.000.000 50.000.000.000
PT Bank Internasional Indonesia Tbk -- 60.035.000.000
PT Bank Rabobank International Indonesia Tbk -- 20.000.000.000
PT Bank Muamalat Indonesia 4.607.500.000 50.000.000.000
PT Bank Of China -- 10.000.000.000
PT Bank Central Asia Tbk 523.260.000
PT DBS 55.080.000.000 --
Sub Jumlah Deposito Berjangka 278.694.760.000 200.035.000.000
Jumlah Kas dan Bank 403.297.642.771 634.672.876.385

Suku bunga dan periode jatuh tempo untuk deposito pada 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
31 Maret 2012 31 Desember 2011
Suku Bunga 6,5% - 8,75% 6,5% - 8,75%
Jatuh Tempo 1 - 3 bulan 1 - 3 bulan

18 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
4. Investasi Jangka Pendek

Investasi jangka pendek merupakan penempatan deposito berjangka dalam Rupiah pada PT Bank UOB Indonesia
sebesar Rp 160.000.000.000,- dan memperoleh bunga 5% per tahun. Deposito ini digunakan sebagai Jaminan kepada
PT Bank UOB Indonesia (lihat Catatan 15).

5. Piutang Usaha

31 Maret 31 Desember
2012 2011
(Unaudited)
Rp Rp
Pihak Ketiga
PT Semar Kencana Sejati 114.811.283.189 143.328.723.355
United Nations for World Food Programme 21.052.654.870 47.415.869.646
PT Tata Makmur Sejahtera 77.680.659.907 86.865.056.356
PT Kereta Kencana Mulia 40.747.308.549 51.200.811.667
PT Kereta Kencana Murni 21.067.417.783 25.391.100.308
PT Kereta Kencana Mandiri 28.728.543.695 41.706.646.684
PT Prima Indo Meal -- 10.791.133.980
Lain-lain (Masing-masing dibawah Rp 5 Miliar) 247.743.733.430 67.759.678.130
Sub Jumlah Piutang Pihak Ketiga 551.831.601.424 474.459.020.126
Dikurangi : Penurunan Nilai (701.139.443) (701.139.443)
Piutang Pihak Ketiga - Bersih 551.130.461.981 473.757.880.683
Jumlah Piutang Usaha - Bersih 551.130.461.981 473.757.880.683

Perincian Umur Piutang berdasarkan tanggal invoice adalah sebagai berikut :

31 Maret 31 Desember
2012 2011
(Unaudited)
Rp Rp
Pihak Ketiga
Sampai Dengan 1 Bulan 128.296.079.246 190.571.829.715
> 1 Bulan - 3 Bulan 214.029.223.179 239.820.173.445
> 3 Bulan - 6 Bulan 190.879.416.453 35.103.662.915
> 6 Bulan - 12 Bulan 18.365.037.828 8.771.580.213
> 12 months 261.844.719 191.773.837
Sub Jumlah 551.831.601.424 474.459.020.125
Dikurangi : Penurunan Nilai (701.139.443) (701.139.443)
Sub Jumlah Pihak Ketiga - Bersih 551.130.461.981 473.757.880.683
Jumlah Piutang Usaha - Bersih 551.130.461.981 473.757.880.683

19 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
Mutasi piutang ragu – ragu adalah sebagai berikut :

31 Maret 31 Desember
2012 2011
(Unaudited)
Rp Rp
Pihak Ketiga
Saldo Awal 701.139.443 843.384.888
Pemulihan -- (142.245.446)
Saldo Akhir 701.139.443 701.139.443

Piutang usaha PT Tiga Pilar Sejahtera dan PT Poly Meditra Indonesia, seluruhnya Entitas Anak, dijadikan jaminan atas fasilitas
pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Seluruh piutang
usaha PT Bumiraya Investindo, Entitas Anak, dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk.

Seluruh piutang usaha PT Bumiraya Investindo, entitas anak, dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh
dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan tersebut cukup untuk menutupi risiko penurunan nilai piutang.

6. Saldo dan Transaksi dengan Pihak Hubungan Istimewa

Dalam kegiatan bisnis normal, Perusahaan dan Entitas Anak melakukan transaksi dengan pihak-pihak hubungan istimewa
sebagai berikut :

Jumlah Persentase terhadap Jumlah


Aset/Liabilitas yang Bersangkutan

31 Maret 31 Desember 31 Maret 31 Desember


2012 2011 2012 2011
(Unaudited) (Unaudited)
Rp Rp (%) (%)
Piutang Pihak Berelasi
PT Naga Mas Sakti Perkasa 43.257.390.000 43.257.390.000 1,23 1,23
PT. Tugu Palma Sejahtera 107.045.281 106.925.280 0,00 0,00
Total Due from Related Parties 43.364.435.281 43.364.315.280 2,10 2,10

Hutang Usaha
PT Tiga Pilar Corpora 6.114.822.311 5.822.675.701 0,32 0,33
PT Dinamika Energitama Nusantara 2.778.531.220 2.778.531.220 0,14 0,14
Jumlah Hutang Usaha 8.893.353.531 8.601.206.921 0,46 0,47
Hutang Lain-lain
PT Tiga Pilar Corpora 1.605.618.505 1.605.618.505,00 0,08 0,08
Others (each below Rp 1 billion) 74.390.000 74.390.000,00 0,00 0,00
Jumlah Hutang Lain-lain 1.680.008.505 1.680.008.505,00 0,09 0,09

Beban Manajemen dan Royalty


PT Tiga Pilar Corpora 994.605.248 5.608.875.509 2,09 21,73

Transaksi-transaksi tersebut diperlakukan sama dengan transaksi pihak ketiga, kecuali diungkapkan lain.

20 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
Piutang kepada PT Naga Mas Sakti Perkasa (NMSP) merupakan beban antar perusahaan pada saat NMSP masih menjadi
Entitas Anak. Piutang ini dijamin dengan tanah yang dimiliki oleh NMSP.
Sebagai bagian dalam upaya akuisisi anak perusahaan, PT Bumiraya Investindo (BI), Entitas Anak, menerbitkan obligasi wajib
konversi kepada Perusahaan. Sumber dana yang diperoleh BI untuk mengakuisisi anak perusahaan diperoleh dari
penerbitan obligasi wajib konversi pada tanggal 15 Desember 2010 kepada Perusahaan sebesar Rp 145 miliar dengan jangka
waktu 3 (tiga) tahun, tanpa bunga dan tidak ada jaminan. Obligasi ini akan dikonversi dengan saham BI pada saat jatuh tempo
tanggal 15 Desember 2013. Saldo investasi pada obligasi wajib konversi di pembukuan BI dan kewajiban obligasi wajib konversi
di pembukuan Perusahaan untuk tujuan penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini telah dieliminasi sesuai dengan
prinsip-prinsip konsolidasian.

Rincian sifat hubungan istimewa dan jenis transaksi dengan pihak hubungan istimewa :
Nama Perusahaan Sifat Hubungan Istimewa Sifat Transaksi

PT. Dinamika Energitama Nusantara Dibawah Pengendalian yang sama Hutang Usaha
PT. Tiga Pilar Corpora Pemegang Saham Beban Royaly dan Manajemen Fee
PT. Naga Mas Sakti Perkasa Dibawah Pengendalian yang sama Beban antar perusahaan yang tidak dikenakan bunga
PT. Tugu Palma Sejahtera Dibawah Pengendalian yang sama Pinjaman Tanpa Bunga

7. Persediaan

31 Maret 31 Desember
2012 2011
(Unaudited)
Rp Rp
Bahan Baku 233.943.796.408 236.987.227.148
Bahan Pembantu 84.813.790.191 51.845.436.095
Barang Jadi 67.432.265.386 17.379.584.063
Suku Cadang dan Bahan Bakar 13.995.836.353 13.608.518.475
Lain-lain 15.391.283.226 12.327.788.222
Sub Jumlah 415.576.971.564 332.148.554.003
Dikurangi : Penurunan Nilai (250.297.990) (250.297.990)
Jumlah Persediaan - Bersih 415.326.673.574 331.898.256.013

Persediaan PT Tiga Pilar Sejahtera dan PT Poly Meditra Indonesia, seluruhnya Entitas Anak, dijadikan jaminan atas fasilitas
pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Persediaan PT Bumiraya Investindo, Entitas Anak,dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk.

Persediaan PT Dunia Pangan, Entitas Anak, dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank International
Indonesia Tbk.

Persediaan PT Jatisari Srirejeki, Entitas Anak, dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk.

Pada 31 Desember 2011, persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, gempa bumi dan risiko lainnya pada
PT Asuransi Central Asia, PT Marsh Indonesia dan PT Asuransi Takaful Umum dengan jumlah pertanggungan masing-masing
sebesar Rp 344.356 Miliar.

21 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan cukup untuk menutup kemungkinan yang timbul akibat
penurunan nilai persediaan.

8. Perpajakan

a. Pajak dibayar dimuka

31 Maret 31 Desember
2012 2011
Rp Rp
Perusahaan
Pajak Penghasilan
Pasal 23 143.831.214 --
Pasal 28.a 629.833.583 629.833.583
Pajak Pertambahan Nilai 302.841.492 --
Sub Jumlah 1.076.506.289 629.833.583
Entitas Anak
Pajak Penghasilan
Pasal 22 26.956.630 --
Pasal 25 677.450.339 --
Pajak Pertambahan Nilai -- 2.441.960.128
Sub Jumlah 704.406.969 2.441.960.128
Jumlah Pajak Dibayar Dimuka 1.780.913.258 3.071.793.711

b. Hutang Pajak

31 Maret 31 Desember
2012 2011
(Unaudited)
Rp Rp
Perusahaan
Pajak Penghasilan
Pasal 25 134.095.471 --
Pasal 23 41.563.965 98.778.549
Pasal 21 307.692 57.370.094
Pasal 29 -- 57.370.094
Pajak Pertambahan Nilai -- 9.025.327
Sub Jumlah 175.967.128 222.544.064
Entitas Anak
Pajak Penghasilan
Pasal 29 55.979.430.821 43.127.354.286
Pasal 23 1.711.879.418 2.518.033.488
Pasal 25 844.462.502 1.437.076.280
Pasal 21 85.075.035 155.070.783
Pajak Pertambahan Nilai 4.628.882.839 --
Sub Jumlah 63.249.730.615 47.237.534.837
Jumlah Hutang Pajak 63.425.697.743 47.460.078.901

22 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
9. Uang Muka Pembelian

Akun ini merupakan uang muka pembelian PT Tiga Pilar Sejahtera, PT Poly Meditra Indonesia, PT Dunia Pangan, PT Jatisari
Srirejeki dan PT Bumiraya Investindo, seluruhnya Entitas Anak, kepada pemasok atas pembelian tepung terigu, beras, bibit
Tanaman dan bahan pembantu lainnya.

10. Aset Tak berwujud

31 Maret 2012
Saldo Awal Penambahan Saldo Akhir
(Unaudited)
Rp Rp Rp
Harga Perolehan
Goodwill 73.111.078.629 73.111.078.629
Piranti Lunak 3.991.913.710 3.991.913.710
Merk Dagang 209.488.525.000 13.950.000 209.502.475.000
Jumlah Harga Perolehan 286.591.517.339 13.950.000 286.605.467.339

Akumulasi Amortisasi
Piranti Lunak 997.978.428 249.494.607 1.247.473.035
Merk Dagang 563.488.254 422.732.439 986.220.693
Jumlah Akumulasi Amortisasi 1.561.466.682 672.227.046 2.233.693.728
Nilai Tercatat 285.030.050.657 284.371.773.611

31 Desember 2011
Saldo Awal Penambahan Saldo Akhir
(Unaudited)
Rp Rp Rp
Harga Perolehan
Goodwill 73.111.078.629 73.111.078.629
Piranti Lunak 3.991.913.710 3.991.913.710
Merk Dagang -- 209.488.525.000 209.488.525.000
Jumlah Harga Perolehan 77.102.992.339 209.488.525.000 286.591.517.339

Akumulasi Amortisasi
Piranti Lunak -- 997.978.428 997.978.428
Merk Dagang -- 563.488.254 563.488.254

Jumlah Akumulasi Amortisasi - 1.561.466.682 1.561.466.682


Nilai Tercatat 77.102.992.339 285.030.050.657

Merek dagang terdiri dari merek-merek dagang atas produk yang diproduksi oleh PT Indo Beras Unggul dan PT Putera Taro
Paloma, yang timbul sehubungan dengan akuisisi aset tetap dan merek dagang dari PT Alam Makmur Sembada dan PT
Unilever Indonesia. Merek-merek dagang tersebut diantaranya adalah Taro dan Ayam Jago.

Goodwill merupakan selisih antara biaya akusisi PT Jatisari Srirejeki dengan nilai wajar aset bersih yang diperoleh.

23 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
Tidak terdapat indikasi penurunan nilai terhadap unit penghasil kas atau kelompok unit penghasil kas dari entitas yang
menimbulkan Goodwill tersebut.

11. Aset Tetap

31 Maret 2012
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
Rp Rp Rp Rp Rp
Harga Perolehan
Kepemilikan Langsung
Tanah 264.629.018.022 -- -- -- 264.629.018.022
Bangunan 179.376.714.418 108.748.000 -- -- 179.485.462.418
Infrastruktur 10.446.142.193 -- -- -- 10.446.142.193
Mesin 663.968.270.161 -- -- -- 663.968.270.161
Peralatan Pabrik 9.614.970.746 -- -- -- 9.614.970.746
Perabot dan Peralatan 10.763.197.958 476.666.765 -- -- 11.239.864.723
Kendaraan 18.804.476.933 18.700.000 -- -- 18.823.176.933
Jumlah 1.157.602.790.431 604.114.765 -- -- 1.158.206.905.196
Sewa Pembiayaan
Mesin 2.190.358.679 258.980.560 -- -- 2.449.339.239
Kendaraan 583.200.000 -- -- 469.236.362 1.052.436.362
Aset dalam Penyelesaian
Bangunan 98.914.197.001 456.797.958 -- (469.236.362) 98.901.758.597
Mesin 43.707.652.716 1.400.870.341 -- -- 45.108.523.057
Jumlah Harga Perolehan 1.302.998.198.827 2.720.763.623 -- -- 1.305.718.962.451
Akumulasi Depresiasi 1
Kepemilikan Langsung
Bangunan 52.798.839.487 2.243.548.279 -- -- 55.042.387.766
Infrastruktur 4.245.453.824 174.302.272 -- -- 4.419.756.096
Mesin 287.048.438.616 13.489.482.017 -- -- 300.537.920.633
Peralatan Pabrik 3.470.575.661 133.684.972 -- -- 3.604.260.633
Perabot dan Peralatan 4.923.696.495 308.061.095 -- -- 5.231.757.589
Kendaraan 12.601.969.895 126.302.013 -- -- 12.728.271.908
Jumlah 365.088.973.979 16.475.380.647 -- -- 381.564.354.626
Sewa Pembiayaan
Mesin 1.656.044.551 19.730.628 -- -- 1.675.775.179
Kendaraan 2.584.991.506 392.929.422 -- -- 2.977.920.928
Jumlah Akumulasi Depresiasi 369.330.010.036 16.888.040.696 -- -- 386.218.050.732

Nilai Tercatat 933.668.188.791 0 919.500.911.718


 

24 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
31 Desember 2011
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Rp Rp Rp Rp Rp
Harga Perolehan
Kepemilikan Langsung
Tanah 139.222.405.500 125.406.612.522 -- -- 264.629.018.022
Bangunan 133.505.305.280 45.535.862.888 -- 335.546.250 179.376.714.418
Infrastruktur 10.238.167.193 210.450.000 -- (2.475.000) 10.446.142.193
Mesin 494.187.404.938 147.272.542.632 -- 22.508.322.590 663.968.270.161
Peralatan Pabrik 9.327.243.971 23.138.500 -- 264.588.275 9.614.970.746
Perabot dan Peralatan 9.936.717.946 372.155.565 -- 454.324.447 10.763.197.958
Kendaraan 20.024.710.448 352.303.745 -- (1.572.537.260) 18.804.476.933
Jumlah 816.441.955.276 319.173.065.853 -- 21.987.769.302 1.157.602.790.431
Sewa Pembiayaan
Mesin 43.902.066.287 1.558.978.604 -- (43.270.686.133) 2.190.358.758
Kendaraan 3.486.618.639 583.200.000 -- (3.486.618.639) 583.200.000
Aset dalam Penyelesaian
Bangunan 31.632.643.891 27.924.667.467 -- 39.356.885.644 98.914.197.001
Mesin 34.823.088.917 23.471.913.973 -- (14.587.350.174) 43.707.652.716
Jumlah Harga Perolehan 930.286.373.010 372.711.825.896 -- -- 1.302.998.198.906
Akumulasi Depresiasi
Kepemilikan Langsung
Bangunan 45.465.795.766 7.333.043.721 -- -- 52.798.839.487
Infrastruktur 3.577.401.612 668.052.212 -- -- 4.245.453.824
Mesin 239.355.055.022 44.302.158.775 -- 3.391.224.820 287.048.438.616
Peralatan Pabrik 2.959.811.114 510.764.547 -- -- 3.470.575.661
Perabot dan Peralatan 4.245.068.918 678.627.577 -- -- 4.923.696.495
Kendaraan 11.901.389.965 773.179.742 -- (72.599.812) 12.601.969.895
Jumlah 307.504.522.397 54.265.826.574 -- 3.318.625.008 365.088.973.979
Sewa Pembiayaan
Mesin 1.567.089.178 3.407.580.381 -- (3.318.625.008) 1.656.044.551
Kendaraan 1.171.891.198 1.413.100.308 -- -- 2.584.991.506
Jumlah Akumulasi Depresiasi 310.243.502.773 59.086.507.263 -- (3.318.625.008) 369.330.010.036

Nilai Tercatat 620.042.870.237 933.668.188.870

Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut :

31 Maret 31 Desember
2012 2011
Rp Rp
Beban Pokok Penjualan 15.270.230.688 50.836.404.172
Beban Umum dan Administrasi 1.418.033.624 6.198.320.133
Beban Penjualan 199.776.384 2.051.782.958
16.888.040.696 59.086.507.263

25 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
Berdasarkan Perjanjian Memorandum antara PT Indo Beras Unggul (IBU), anak perusahaan dan PT Alam Makmur Semesta
(AMS) tanggal 3 Mei 2011, IBU telah mengakuisisi tanah, bangunan dan mesin penggilingan beras dengan nilai sejumlah Rp
137,2 miliar.

Pada tahun 2011, penambahan aset tetap termasuk pembelian aset termasuk tanah, bangunan dan mesin-mesin dari PT
Alam Makmur Sembada dan PT Unilever Indonesia.

Sebagian tanah sedang dalam proses balik nama menjadi nama Perusahaan dan entitas anak.

Jenis kepemilikan hak atas tanah Perusahaan dan entitas anak seluruhnya berupa Hak Guna Bangunan (”HGB”). Hak atas
tanah tersebut akan berakhir pada berbagai tanggal antara tahun 2013 sampai tahun 2037.

Saldo aktiva dalam penyelesaian terutama berasal dari proyek pembangunan pembangkit tenaga listrik PT Patra Power Niaga
(PPN), entitas anak dalam tahap pengembangan, yang terletak di Sragen - Jawa Tengah, dan pembangunan pabrik minyak
sawit yang dimiliki oleh BRI entitas anak.

Mesin dan bangunan yang tidak digunakan dalam produksi dengan nilai tercatat sebesar Rp 9.216.155.903 disajikan dalam
akun “Aset Tetap yang Tidak Digunakan” pada aset tidak lancar.

Manajemen berpendapat tidak ada indikasi atas perubahan-perubahan kondisi yang mengakibatkan penurunan nilai aset tetap
pada 30 Maret 2012.

12. Tanaman Perkebunan

31 Maret 2012
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
Rp Rp Rp Rp Rp

Biaya Perolehan
Kelapa Sawit 385.673.890.833 19.637.326.275 -- -- 405.311.217.108
-
Akumulasi Penyusutan
Kelapa Sawit 12.057.935.613 1.178.150.524 -- -- 13.236.086.137
Nilai Tercatat 373.615.955.220 392.075.130.971
-
31 Desember 2011
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
Rp Rp Rp Rp Rp

Biaya Perolehan
Kelapa Sawit 331.194.295.404 54.479.595.429 -- -- 385.673.890.833
Akumulasi Penyusutan
Kelapa Sawit 7.179.733.269 4.878.202.344 -- -- 12.057.935.613
Nilai Tercatat 324.014.562.135 373.615.955.220

Berdasarkan perjanjian No.001/SPK-KOPBUN/SS/PT-BRI/I/2010 tanggal 7 Januari 2010 antara PT. Bumiraya Investindo (BRI),
entitas anak, dengan Koperasi Perkebunan Sipatuo Sejahtera (program petani plasma), telah disepakati bahwa kedua belah
pihak mengadakan kerjasama proyek pembagunan kebun plasma seluas 3.000 hektar.

26 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
Sehubungan dengan perjanjian ini, BRI mengalihkan lahan-lahan seluas 3.000 hektar kepada petani plasma (anggota Koperasi
Perkebunan Sipatuo Sejahtera).

Manajemen berpendapat bahwa tidak perlu dibentuk penyisihan penurunan nilai piutang karena seluruh piutang dapat
ditagih.

Rincian mutasi Tanaman perkebunan adalah sebagai berikut :

31 Maret 31 Desember
2012 2011

Rp Rp
Tanaman Perkebunan Menghasilkan
Saldo Awal 94.252.041.897 93.342.196.091
Pengalihan untukProgram Plasma -- --
Reklasifikasi dari Tanaman Perkebunan
Belum Menghasilkan -- 909.845.806
94.252.041.897 94.252.041.897
Akululasi Penyusutan (13.236.086.137) (12.057.935.613)
Saldo Akhir 81.015.955.760 82.194.106.284
Tanaman Perkebunan Belum Menghasilkan
Saldo Awal 291.421.848.936 237.852.099.315
Kapitalisasi Biaya 19.637.326.275 54.479.595.429
Pengalihan untukProgram Plasma -- --
Reklasifikasi Ke Tanaman Perkebunan
Menghasilkan -- (909.845.806)
Saldo Akhir 311.059.175.211 291.421.848.938
Jumlah Tanaman Perkebunan 392.075.130.971 373.615.955.222

Rincian tanaman berdasarkan luas area adalah sebagai berikut:

31 Maret 31 Desember
2012 2011
(Unaudited)
Hektar Hektar
Tanaman Perkebunan Menghasilkan 7.209 3.218
Tanaman Perkebunan Belum Menghasilkan 5.275 5.581
Total Land Area 12.484 8.799

Tanaman perkebunan milik PT Bumiraya Investindo, entitas anak, dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Tanah perkebunan milik PT Mitra Jaya Agro Palm dan PT Airlangga Sawit Jaya, keduanya entitas anak, dijadikan jaminan
atas pinjaman yang diperoleh dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.

Tanaman Perkebunan Menghasilkan PT Mitra Jaya Agro Palm, entitas anak, telah diasuransikan terhadap risiko
kehilangan, kebakaran dan kerusakan pada PT Asuransi Central Asia dengan nilai pertanggungan sebesar Rp
110.000.000.000.

27 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
13. Biaya atas Hak Tanah Ditangguhkan – Bersih

31 Maret 31 Desember
2012 2011

Rp Rp
Biaya Hak atas Tanah ditangguhkan 160.673.915.833 156.207.605.368
Dikurangi : Akumulasi Amortisasi (3.378.889.144) (2.729.272.813)
Biaya Hak atas Tanah ditangguhkan
Bersih 157.295.026.689 153.478.332.555

PT Bumiraya Investindo (BI), Entitas Anak, telah memperoleh Sertifikat Hak Guna Usaha (SHGU) No. 30 dan No. 68 – 70,
seluruhnya terdaftar atas nama BI, seluas kurang lebih 2.803 hektar dan berlokasi di Kotabaru – Kalimantan Selatan.
Masing-masing SHGU akan berlaku sampai tahun 2035 – 2044.

PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ), Entitas Anak, telah memperoleh SHGU No. 11- 16, seluruhnya terdaftar atas nama ASJ, seluas
kurang lebih 4.037 hektar dan berlokasi di Desa Jambu Tembawang, Engkadik Pade, Dange Aji, Temoyok, Serimbu.
Masing- masing SHGU akan berlaku sampai tahun 17 Nopember 2045.

PT Charindo Palma Oetama (CPO), entitas anak, telah memperoleh Sertifikat Hak Guna Usaha (SHGU) No. 17-22 atas
nama CPO seluas 3.622 hektar dan berlokasi di Kecamatan Air Besar yang terbagi di Desa Sepangah, Semuntik,
Sekendal, Temoyok, Nyanum, Semedang. Masing-masing SHGU tersebut akan berakhir pada tanggal 17 November 2045.

Sertifikat tanah Hak Guna Usaha (SHGU) No. 30 dan No. 68-70 milik BRI, entitas anak, dijadikan jaminan pinjaman
yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) dan sertifikat tanah SHGU No. 30 dan No. 17 – 22 milik CPO dan SHGU No.
11 – 16 milik ASJ, keduanya entitas anak, dijadikan jaminan atas pinjaman bank jangka panjang Perusahaan dari
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.

Manajemen berpendapat tidak akan ada hambatan dalam memperbaharui sertifikat pada saat habis masa berlakunya.

PT Muarobungo Plantation, PT Mitra Jaya Agro Palm dan PT Tugu Palma Sumatera, semua entitas anak, sedang dalam proses
untuk mendapatkan Sertifikat Hak Guna Usaha atas lahan perkebunan sawit.

14. Uang Muka Jangka Panjang

31 Maret 31 desember
2012 2011
(Unaudited)
Rp Rp
Pembelian Mesin 19.000.000.000 19.000.000.000
Pembangunan Pabrik 30.000.000.000 30.000.000.000
Lain-lain -- 5.105.688.233
Jumlah Uang Muka Jangka Panjang 49.000.000.000 54.105.688.233

Uang muka pembangunan pabrik merupakan uang muka dalam rangka pembangunan pabrik pengolahan minyak kelapa
sawit milik PT Bumiraya Investindo, entitas anak dan pabrik penggilingan beras milik PT Dunia Pangan, entitas anak.

28 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
15. Hutang Bank dan Lembaga Keuangan Jangka Pendek

31 Maret 31 Desember
2012 2011
(Unaudited)
Rp Rp
Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 241.415.012.307 310.430.717.625
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia -- 50.000.000.000
PT Bank Internasional Indonesia Tbk 9.512.400.000 22.924.400.000
PT Bank Muamalat Indonesia -- 10.000.000.000
PT Bank UOB Indonesia 160.000.000.000 160.000.000.000
Jumlah Hutang Bank - Jangka Pendek 410.927.412.307 553.355.117.625

a. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri)


Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Modal Kerja No. KP-CRO/CBC-JPM/111/PK-KMK/2009 No. 15 tanggal 6Nopember
2009, Akta Perjanjian Kredit Modal Kerja Fixed loan Nomor KP-CRO/CBC-JPM/112/PK-KMK/2009 No. 16 tanggal 6
Nopember 2009, Akta Perjanjian Pemberian Fasilitas Non Cash Loan Dengan Trust Receipt No. KP-CRO/CBC-
JPM/003/PNCL/2009 No. 17 tanggal 6 Nopember 2009, Akta Perjanjian Pemberian Fasilitas Bank Garansi Nomor KP-
CRO/CBC-JPM/002/PGB/2009 No. 18 tanggal 6 Nopember 2009, Akta Perjanjian Jasa Pelayanan Transaksi Treasury
Nomor KP-CRO/CBC-JPM/003/PFL/2009 No. 19 tanggal 6 Nopember 2009, seluruhnya dibuat di hadapan Sri Ismiyati,
S.H., Notaris di Jakarta, PT Tiga Pilar Sejahtera (TPS), Entitas Anak, memperoleh fasilitas perbankan dari Bank Mandiri
sebagai berikut:
ƒ Fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving
ƒ Fasilitas Kredit Modal Kerja Fixed Loan
ƒ Fasilitas Pinjaman Non Kas, yang terdiri dari:
- Letter of Credit / SKBDN dan Trust Receipt
- Bank Garansi
ƒ Fasilitas Treasury Line
ƒ Fasilitas Bills Purchasing Line

Fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving dan Kredit Modal Kerja Fixed Loan digunakan oleh TPS untuk menambah
modal kerja dan mengambil alih seluruh fasilitas pinjaman yang diberikan kepada TPS dari bank lain.

Fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving dan Kredit Modal Kerja Fixed Loan masing-masing memiliki pagu kredit
sebesar Rp 120 miliar dan Rp 80 miliar, dengan periode fasilitas 1 (satu) tahun dan dikenakan tingkat bunga 11,5%
per tahun.

Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 saldo terutang atas fasilitas Modal Lerja Revolving Loan masing-
masing sebesar Rp 120 miliar.

Pada tanggal 31 Maret 2012 saldo terutang atas fasilitas Modal Lerja Fixed Loan masing-masing sebesar 80 miliar Masing-
masing Fasilitas Pinjaman Non Kas – Letter of Credit (L/C)/ SKBDN dan Trust Receipt digunakan TPS untuk
penerbitan L/C/ SKBDN atas pembelian bahan baku, bahan penolong dan suku cadang yang dibutuhkan dalam
proses produksi TPS, memiliki pagu kredit sebesar Rp 163.miliar dengan periode pembayaran 180 hari dan tidak
dikenakan bunga.

Fasilitas Pinjaman Non Kas – Bank Garansi dan jaminan pelaksanaan digunakan TPS untuk mengikuti tender dengan

29 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
pagu kredit sebesar Rp 7 miliar dengan periode pembayaran sesuai kontrak.

Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, seluruh saldo terhutang atas fasilitas Pinjaman Non Kas-Letter of
Credit/ SKBDN, Trust Receipt dan Bank Garansi masing-masing sebesar Rp 21.3 miliar dan Rp 79,3 miliar.
Fasilitas Treasury Line digunakan oleh TPS untuk melakukan pembelian di masa mendatang (forward buy) dengan
periode maksimal pembelian 6 (enam) bulan, memiliki pagu kredit USD 800,000, berperiode 1 (satu) tahun dan
tidak dikenakan bunga. Tidak ada saldo terhutang dari fasilitas pinjaman ini pada 31 Maret 2012.

Fasilitas Bil Purchasing Line digunakan oleh TPS untuk mendapatkan pembayaran lebih awal atas penjualan
ekspor, memiliki pagu kredit USD 300,000, berperiode 1 (satu) tahun dan tidak dikenakan bunga. Tidak ada saldo
terhutang dari fasilitas pinjaman ini pada 31 Maret 2012.

Seluruh fasilitas pinjaman jangka pendek diatas telah diperpanjang sampai dengan 5 Nopember 2012 melalui
perjanjian addendum II tanggal 4 Nopember 2011.

Sebagai tambahan dari fasilitas perbankan di atas, TPS juga memperoleh fasilitas Kredit Investasi dari Bank
Mandiri dan disajikan sebagai Hutang Bank Jangka Panjang pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

Jaminan atas fasilitas perbankan tersebut di atas adalah sebagai berikut:


¾ Tanah dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 1-4, No. 6-13, No. 19, No. 22, No. 27-28, No. 30-32, No.
36-38, seluruhnya terdaftar atas nama TPS, dan tanah dalam proses sertifikasi, seluruhnya berlokasi di Sragen –
Jawa Tengah,
¾ Seluruh bangunan pabrik dan infrastruktur yang melekat pada tanah tersebut,
¾ Seluruh mesin dan peralatan pendukungnya.
¾ Tanah dengan Sertifikat Hak Milik (SHM) No. 415 dan 450, seluruhnya terdaftar atas nama Priyo Hadi Sutanto,
Komisaris Utama, Tanah dengan SHGB No. 7, terdaftar atas nama PT Naga Mas Sakti Perkasa, pihak berelasi,
Persediaan dan piutang usaha TPS senilai minimum 120% dari saldo terhutang fasilitas Modal Kerja
Revolving,
¾ Corporate Guarantee dari Perusahaan, dan
¾ Jaminan Pribadi dari Stefanus Joko Mogoginta, Direktur Utama.

Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Modal Kerja Nomor KP-CR0/CBC-JPM/113/PK-KMK/2009 No. 25 tanggal 6
Nopember 2009 yang dibuat di hadapan Sri Ismiyati, Notaris di Jakarta, PT Poly Meditra Indonesia (PMI), entitas
anak, memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja dari Bank Mandiri yang digunakan untuk menambah modal kerja PMI

Fasilitas Kredit Modal Kerja memiliki pagu kredit sebesar Rp 20 miliar dan telah diperpanjang melalui Addendum
Perjanjian II No. KP-CRO/CBC/JPM/113/PK-KMK/2009 sampai dengan 5 Nopember 2012.

Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 saldo terhutang atas fasilitas Kredit Modal Kerja masing-masing
sebesar Rp 20 miliar dan dikenakan bunga 11%.

Sebagai tambahan dari Fasilitas Kredit Modal Kerja tersebut di atas, PMI juga memperoleh Fasilitas Kredit
Investasi dari Bank Mandiri dan disajikan sebagai Hutang Bank Jangka Panjang pada laporan posisi keuangan
konsolidasian.

30 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
Jaminan atas fasilitas perbankan tersebut di atas adalah sebagai berikut:
¾ Tanah dengan SHGB No. 2001 dan No. 2002, seluruhnya terdaftar atas nama PMI, berlokasi di Karanganyar-
Jawa Tengah,
¾ Bangunan pabrik dan infrastruktur yang melekat di atas tanah tersebut,
¾ Persediaan dan piutang usaha sebesar minimal 120% dari saldo terhutang atas fasilitas Kredit Modal Kerja

b. PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII)


Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Modal Kerja No. S.2010.033/DIRCORP BANKING tanggal 22 Oktober 2010, PT
Dunia Pangan (DP), perusahaan anak, memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja yang digunakan untuk pembelian beras
dari pemasok.

Periode fasilitas ini adalah 1 (satu) tahun mulai dari 25 Oktober 2010 untuk 25 Oktober 2011. Selain itu, berdasarkan
Amandemen Perjanjian Kredit No 430/PrbPK/COD-Thamrin/2011 tanggal 10 Oktober 2011, pinjaman periode fasilitas
diperpanjang mulai dari 25 Oktober 2011 untuk 25 Oktober 2012. Fasilitas ini dikenakan tahunan bunga sebesar 12%.

Jaminan atas fasilitas ini adalah sebagai berikut:


¾ Piutang usaha dan persediaan,
¾ Corporate Guarantee dari Perusahaan,

c. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)


Berdasarkan amandemen atas perjanjian Kredit No. BS.0079/SYR/08/2010, yang telah dilegalisasi oleh akta No. 9 tanggal
3 September 2010 oleh Yualita Widyadhari,H., Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan
Musyarakah sebesar Rp 50 miliar untuk mendukung kontrak penjualan ekspor, jangka waktu 12 bulan sejak 27 Agustus
2010.

Pinjaman ini telah diperpanjang dan dilakukan amandemen dengan Perubahan Perjanjian Modal Kerja Berdasarkan
Musyarakah No 094/AADPK/08/2011 tanggal 26 Agustus 2011, yang memperpanjang periode dari 3 September 2011
sampai 3 September 2012 dengan tingkat bunga 10% per tahun.

Jaminan atas fasilitas perbankan tersebut di atas adalah piutang usaha perusahaan anak, sebesar Rp 100 miliar.

Sebagai tambahan dari Fasilitas Kredit Modal Kerja tersebut di atas, Perusahaan juga memperoleh Fasilitas Kredit
Investasi dari LPEI dan disajikan sebagai Hutang Bank Jangka Panjang pada neraca konsolidasian.

d. Bank UOB Buana


Berdasarkan Perjanjian Kredit No 11/PMK/RK/0339 tanggal 21 Desember 2011 yang sudah diperpanjang dengan surat
perubahan perjanjian tanggal 15 Maret 2012 dimana Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja dari UOB
dengan pagu Rp 160 miliar. Jangka waktu pinjaman sampai dengan 21 Mei 2012 dan dikenakan bunga 5%+1%
per tahun. Jaminan pinjaman berupa gadai deposito berjangka yang ditempatkan di UOB sebesar Rp 160 miliar.

e. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI)


Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Modal Kerja No.R.II.367-KCK/PBI/ADK/12/2005 No.16 tanggal 15 Desember 2005
yang dibuat di hadapan Yatty Srijati Suhadiwiraatmaja, S.H., M.M, M.H, Notaris di Jakarta, PT Jatisari Srirejeki (JS)
memperoleh fasilitas pinjaman berupa Kredit Modal Kerja, tidak ada saldo terutang dari fasilitas ini pada 31 Maret 2012..

31 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
16. Hutang Usaha

31 Maret 31 Desember
2012 2011
(Unaudited)
Rp Rp
Pihak Berelasi (Lihat Catatan 6) 8.893.353.531 8.601.206.921
Pihak Ketiga :
PT Solindo Garpika -- 2.840.638.455
UD Berkat Abadi 2.049.439.500 --
Ridda Manna Sejati -- 4.237.711.149
Lain-Lain (Masing-masing dibawah Rp. 2 M) 66.256.471.751 14.436.907.568
Jumlah Hutang Usaha 77.199.264.782 30.116.464.093

Rincian Hutang usaha dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut :

31 Maret 31 Desember
2012 2011
(Unaudited)
Rp Rp
Sampai dengan 1 bulan 42.687.679.982 18.988.294.747
> 1 bulan - 3 bulan 28.335.609.365 4.519.726.967
> 3 bulan - 6 bulan 269.135.629 2.834.586.112
> 6 bulan - 12 bulan 2.879.393.367 145.571.234
> 12 bulan 3.027.446.439 3.628.285.033
Jumlah Hutang Usaha 77.199.264.782 30.116.464.093

Rincian Hutang usaha berdasarkan mata uang asing adalah sebagai berikut :

31 Maret 31 Desember
2012 2011
(Unaudited)
Rp Rp
Rupiah 76.221.570.192 27.704.226.471
US Dollar 918.167.260 2.412.237.622
Singapore Dollar 59.527.330 --
Euro -- --
Jumlah Hutang Usaha 77.199.264.782 30.116.464.093

17. Beban Masih Harus dibayar

31 Maret 31 Desember
2012 2011
(Unaudited)
Rp Rp
Bunga
Pinjaman Bank Direstrukturisasi 10.850.543.157 10.850.543.157
Bunga Pinjaman Bank 4.785.081.712 4.254.673.087
Gaji dan Kesejahteraan Karyawan 4.113.276.820 8.426.892.603
Lain-lain (Masing-masing dibawah 1 Miliar) 5.908.930.062 4.043.599.272
Jumlah Beban yang harus dibayar 25.657.831.751 27.575.708.119

32 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
Bunga atas pinjaman bank direstrukturisasi merupakan bunga pinjaman dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang
diperoleh PT Jatisari Srirejeki, Entitas Anak.

18. Hutang Sewa Pembiayaan

PT Tiga Pilar Sejahtera (TPS), PT Poly Meditra Indonesia (PMI), PT Patra Power Niaga (PPN) dan PT Mitra Jaya Agro
Palm (MJAP), seluruhnya entitas anak, memperoleh beberapa fasilitas sewa pembiayaan untuk pengadaan mesin pabrik
dan kendaraan operasional dari beberapa perusahaan pembiayaan sebagai berikut:
31 Maret 31 Desember
2012 2011
(Unaudited)
Rp Rp
a. PT BCA Finance 1.300.187.055 1.742.605.335
b. Others (each below Rp 1.5 billions) 3.134.681.254 3.323.749.528
Jumlah Hutang Sewa Pembiayaan 4.434.868.309 5.066.354.863

31 Maret 31 Desember
2012 2011
(Unaudited)
Rp Rp
2011 1.515.556.333 --
2012 1.885.353.636 2.501.544.248
2013 1.405.685.307 1.375.088.570
Total 4.806.595.276 3.876.632.818
Dikurangi: Bagian Bunga (371.726.967) --
Hutang Sewa Pembiayaan - Bersih 4.434.868.309 5.066.354.863
Hutang Sewa Pembiayaan - Jatuh Tempo
Dalam Satu Tahun 2.707.138.827 2.798.799.653
Hutang Sewa Pembiayaan - Setelah
Dikurangi Jatuh tempo dalam Satu Tahun 1.727.729.482 2.267.555.210

a. PT Austindo Nusantara Jaya Finance (ANJ)


Berdasarkan Master Lease Agreement tanggal 24 Desember 2007 yang telah dilegalisasi oleh Teddy Anwar, S.H.,
Notaris di Jakarta dan Offer to Lease and Acceptance tanggal 8 Januari 2008, TPS mendapatkan fasilitas sewa
pembiayaan untuk pembelian mesin pabrik pengolahan mie kering senilai Rp 26.549.000.000 dengan periode 66 bulan
sampai dengan tanggal 15 Juli 2013. Pembiayaan ini dikenakan bunga sebesar Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR)
+ 3% per tahun.

b. PT BCA Finance (BCA)


TPS memperoleh beberapa fasilitas sewa pembiayaan dari BCA sejak tahun 2007 sampai 2009 untuk pembelian
kendaraan bermotor yang digunakan untuk mendukung kegiatan operasional TPS.

Fasilitas sewa pembiayaan memiliki masa pembayaran berkisar antara tahun 2012 – 2013 dan dikenakan bunga efektif
sebesar 10,46% – 17,20% per tahun.

33 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
19. Hutang Bank Jangka Panjang
31 Maret 31 Desember
2012 2011

Rp Rp
Rupiah
a. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 380.941.409.966 384.888.903.007
b. PT Bank Muamalat Indonesia 120.867.422.558 134.495.950.740
c. PT Rabobank International Indonesia 185.544.424.511 185.000.000.000
d Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia 90.005.648.148 93.000.000.000
e PT Bank UOB Buana 200.000.000.000 200.000.000.000
e PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 44.705.996.072 45.705.996.072
Jumlah Hutang Bank Jangka Panjang 1.022.064.901.255 1.043.090.849.819
Dikurangi : Jatuh Tempo dalam Satu Tahun
Rupiah
a. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 65.225.000.000 54.000.000.000
PT Bank UOB Buana 31.578.947.368 31.578.947.368
b. PT Bank Muamalat Indonesia 60.585.956.273 58.104.971.914
c PT Rabobank International Indonesia 29.210.526.316 38.946.796.295
d Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia 23.678.586.771 20.454.024.712
e PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 44.705.996.072 15.000.000.000
Jumlah Jatuh Tempo dalam Satu Tahun 254.985.012.800 218.084.740.289
Hutang Bank Jangka Panjang - Setelah
Dikurangi Jatuh Tempo dalam Satu Tahun 767.079.888.455 825.006.109.530

a. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri)


Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Investasi Nomor KP-CRO/CBC-JPM/014/PK-KI/2009 No. 14 tanggal 6 Nopember
2009 yang dibuat di hadapan Sri Ismiyati, Notaris di Jakarta, PT Tiga Pilar Sejahtera (TPS), Entitas Anak,
memperoleh fasilitas Kredit Investasi yang digunakan oleh TPS untuk pembiayaan kembali kompleks pabrik TPS yang
berlokasi di Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Sragen – Jawa Tengah dan mengambil alih seluruh fasilitas pinjaman
yang diberikan kepada TPS dari bank lain.
Fasilitas Kredit Investasi memiliki pagu kredit sebesar Rp 280 miliar dengan periode pinjaman 6 (enam) tahun 3 (tiga)
bulan.

Pada 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, saldo terhutang atas fasilitas ini adalah sebesar Rp 228 miliar dan Rp
238 miliar dan dikenakan bunga 11% per tahun.
Sebagai tambahan dari fasilitas Kredit Investasi, TPS juga memperoleh fasilitas perbankan lain dan disajikan sebagai
Hutang Bank Jangka Pendek pada neraca konsolidasian. Jaminan atas fasilitas Kredit Investasi yang diperoleh TPS
dari Bank Mandiri sama dengan jaminan atas fasilitas perbankan lain yang diberikan Bank Mandiri kepada TPS.

Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Investasi Nomor KP-CRO/CBC-JPM/015/PK-KI/2009 No. 24 tanggal 6 Nopember
2009 yang dibuat di hadapan Sri Ismiyati, Notaris di Jakarta, PT Poly Meditra Indonesia (PMI), entitas anak,
memperoleh fasilitas Kredit Investasi dari Bank Mandiri yang digunakan oleh PMI untuk pembiayaan kembali aset
tersedia dan aset dalam penyelesaian.

Fasilitas Kredit Investasi memiliki pagu kredit sebesar Rp 100 miliar, periode pembayaran selama 6 (enam) tahun 3
(tiga) bulan.

34 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
Pada 31 Maret 2012 31 Desember 2011, saldo terhutang atas fasilitas Kredit Investasi milik PMI sebesar Rp 73.miliar dan
Rp 76,5 miliar, dikenakan bunga sebesar 11%.

Sebagai tambahan dari fasilitas Kredit Investasi, PMI juga memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja dari Bank Mandiri dan
disajikan sebagai Hutang Bank Jangka Pendek pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Jaminan atas fasilitas
Kredit Investasi yang diperoleh PMI dari Bank Mandiri sama dengan jaminan atas fasilitas Kredit Modal Kerja yang
diberikan Bank Mandiri kepada PMI.

Selama periode fasilitas perbankan berlaku, PMI tidak diperbolehkan melakukan hal-hal sebagai berikut:
¾ Memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman dari bank lain dengan tujuan penggunaan yang sama dengan fasilitas
kredit dari Bank Mandiri;
¾ Membuat perjanjian hutang, hak tanggungan, kewajiban lain atau menjaminkan, dalam bentuk apapun, atas aset
PMI, termasuk hak atas tagihan kepada pihak lain, baik yang sudah ada ataupun yang akan ada di kemudian hari;
¾ Mengadakan merger, akuisisi, atau menjual aset yang dijadikan jaminan, mengadakan atau mengubah struktur
permodalan PMI, susunan direksi serta komposisi kepemilikan saham;
¾ Memindah-tangankan barang jaminan atau mengikatkan diri sebagai penjamin hutang atau menjaminkan aset PMI
kepada pihak lain;
¾ Membagikan dividen lebih dari 50% dari laba tahun berjalan tanpa memperoleh persetujuan dari Bank Mandiri; dan
Membuat surat perikatan, perjanjian atau dokumen lain yang akan bertentangan dengan Perjanjian Kredit.

Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Investasi Nomor KP-CRO/CBC-JPM/005/PK-KI/2008 No. 21 dan Akta Perjanjian
Kredit Investasi Nomor KP-CRO/CBC-JPM.OO6/PK-KI/2008 No. 22 tanggal 9 September 2008 dan telah dilakukan
addendum atas Perjanjian Kredit Investasi Nomor KP-CRO/CBC-JPM.OO6/PK-KI/2008 No. 22 tanggal 20 Jnuari 2012,
seluruhnya dibuat di hadapan Sri Ismiyati, S.H., Notaris di Jakarta, PT Bumiraya Investindo (BRI), entitas anak,
memperoleh fasilitas pinjaman Kredit Investasi yang terdiri dari:
¾ Kredit Investasi – Kebun I
¾ Kredit Investasi – Kebun II

Seluruh fasilitas Kredit Investasi akan digunakan untuk pembiayaan kembali atas aset kebun kelapa sawit, mengambil alih
fasilitas pinjaman yang diberikan kepada BRI dari kreditor terdahulu dan pengembangan perkebunan dengan luas tanam
1.000 hektar beserta sarananya.

Pada 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 seluruh saldo terutang atas fasilitas kredit Investasi masing-masing sebesar
Rp 62,057 miliar dan Rp 56,031 miliar dikenakan bunga 12% pertahun

Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Investasi (Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit) Nomor KP-CRO/CBC-JPM/010/PK-
KI/2009 No. 28 tanggal 8 Oktober 2009 yang dibuat di hadapan Sri Ismiyati, S.H., Notaris di Jakarta dan telah
dibuatkan addendum atas Perjanjian Kredit Investasi (Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit) Nomor KP-CRO/CBC-
JPM/010/PK-KI/2009 No. 28 tanggal 20 Januari 2012, BRI memperoleh fasilitas pinjaman berupa Kredit Investasi-
Pabrik Kelapa Sawit yang digunakan untuk pembangunan pabrik kelapa sawit.

Fasilitas Kredit Investasi-Pabrik Kelapa Sawit memiliki pagu kredit sebesar Rp 49.876.409.632 dengan periode pembayaran
(tujuh) tahun termasuk masa tenggang 2 (dua) tahun.

Pada 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 seluruh saldo terutang atas fasilitas kredit Investasi – Pabrik Kelapa Sawit
masing-masing sebesar Rp 17,884 miliar dan Rp 14,3 miliar dikenakan bunga 12% pertahun

Jaminan atas fasilitas pinjaman tersebut di atas adalah sebagai berikut:

35 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
¾ Mesin, peralatan, alat berat dan sarana pendukung lainnya atas Pabrik Kelapa Sawit yang baru akan dibangun
¾ Kendaraan yang sudah ada dan yang akan ada milik BRI.
¾ Keseluruhan proyek berupa kebun seluas 3.300 Hektar (lihat Catatan 12), yang terdiri dari:
– Lahan seluas kurang lebih 1.041 hektar dengan Sertifikat Hak Guna Usaha (SHGU) No. 30, terdaftar atas
nama BI dan berlokasi di Desa Sebanti, Gemuruh, Lontar Timur dan Selatan, Tata Mekar, Kampung Baru
dan Tanjung Pelayar, Kecamatan Pulau Laut Barat, Kotabaru – Kalimantan Selatan,
– Lahan seluas kurang lebih 823 Hektar dengan SHGU No. 68 yang berlokasi di Desa Sebanti dan Sumbersari,
Kecamatan Pulau Laut Barat, Kotabaru – Kalimantan Selatan,
– Lahan seluas kurang lebih 939 Hektar dengan SHGU No. 69 dan No. 70 yang berlokasi di Desa Teluk Sirih,
Sei Bulan, Sei Bahrim dan Tanjung Serudung, Kecamatan Pulau Laut Selatan, Kotabaru – Kalimantan
Selatan,
– Lahan seluas kurang lebih 200 hektar yang sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan
konsolidasian ini masih dalam pengurusan sertifikat,
– Bukti kepemilikan atas lahan yang masih berstatus ijin lokasi yang akan diproses kemudian menjadi SHGU,
¾ Corporate Guarantee dari PT Permata Handrawina Sakti, pemegang saham,
¾ Corporate Guarantee dari Perusahaan,
¾ Gadai Saham pemegang saham atas nama Aunur Rofiq,
¾ Seluruh persediaan BRI (lihat Catatan 7), dan Seluruh piutang usaha BRI kepada pihak ketiga (lihat Catatan 5).

Selama periode fasilitas pinjaman berlaku, BRI tidak diperbolehkan melakukan hal-hal sebagai berikut:
¾ Memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman lain, kecuali dalam transaksi usaha yang wajar,
¾ Memberikan pinjaman baru kepada pihak ketiga dan pihak-pihak berelasi, kecuali dalam transaksi usaha yang
wajar,
¾ Mengadakan penyertaan baru atau membiayai perusahaan lain,
¾ Mengikat diri sebagai penjamin hutang atau menjaminkan aset kepada pihak lain,
¾ Memindahtangankan barang jaminan kecuali persediaan yang diperdagangkan,
¾ Melunasi hutang kepada Perusahaan,
¾ Menjual, memindahtangankan atau melepaskan sebagian atau seluruh aset yang dapat mempengaruhi
kemampuan pelunasan hutang,
¾ Mengubah susunan pengurus dan pemegang saham,
¾ Melakukan merger, akuisisi, konsolidasi atau membeli atau memperoleh saham perusahaan lain,
¾ Mengajukan permohonan dan/atau menyuruh pihak lain mengajukan permohonan kepada Pengadilan untuk
dinyatakan pailit atau meminta penundaan pembayaran hutang,
¾ Melakukan pembayaran bunga atas pinjaman dan/atau melunasi pinjaman kepada pemegang saham atau pihak-
pihak berelasi,
¾ Memberikan hak preferen kepada Perusahaan dalam hal penyelesaian hutang, dan
¾ Mengambil bagian keuntungan atau modal untuk kepentingan di luar usaha dan pribadi.

f. PT Bank UOB Indonesia Tbk (UOB)


Berdasarkan Perjanjian Kredit dan Pemberian Jaminan tanggal 22 Juli 2011 yang dibuat dihadapan Veronica
Nataadmadja,S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank UOB Indonesia
berupa Fasilitas Kredit Term Loan (TL) sejumlah Rp 200 miliar yang diberikan bersama-sama dengan Fasilitas Bank
Garansi (BG) dan SBLC dengan jumlah pokok tidak melebihi Rp 250 miliar. Tujuan penggunaan fasilitas kredit adalah
untuk membiayai pembelian aset termasuk tanah, bangunan dan mesin-mesin yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat dan di
Medan yang dimiliki oleh PT Unilever Indonesia Tbk.

Fasilitas pinjaman TL dikenakan bunga sebesar Jakarta Inter Bank Offered Rate (JIBOR) + 4% per tahun dan
dijamin dengan aset yang akan diakuisisi dari PT Unilever Indonesia Tbk.

36 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
g. PT Bank Rabobank International Indonesia (Rabobank)
Berdasarkan Perjanjian Fasilitas No. LA/CA/1829/2011 tanggal 22 Agustus 2011, PT Indo Beras Unggul (IBU),
entitas anak, memperoleh fasilitas Term Loan dari Rabobank sebesar Rp 185 miliar dengan jangka waktu selama
60 bulan dengan masa grace period selama 6 bulan. Fasilitas pinjaman ini dikenakan tingkat bunga sebesar Cost
of Fund (CoF) ditambah 3% per tahun. Jaminan atas fasilitas ini adalah tanah dan bangunan fasilitas pabrik beras yang
berlokasi di Cikarang, mesin dan peralatan, persediaan, piutang di masa datang yang akan dimiliki IBU, serta Jaminan
Korporasi oleh Perusahaan dan PT Dunia Pangan. Fasilitas pinjaman ini digunakan untuk akuisisi aset pabrik beras.
h. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)
Berdasarkan Akta Wa’d Pembiayaan Murabahah No. 42 tanggal 25 Mei 2009 yang dibuat di hadapan Yualita
Widyadhari, S.H, Notaris di Jakarta, PT Tiga Pilar Sejahtera (TPS), entitas anak, memperoleh fasilitas pinjaman
dari BMI yang digunakan untuk menambah modal kerja TPS, memiliki pagu kredit Rp 100 miliar dengan periode
pembayaran 60 bulan.

Jaminan atas fasilitas pinjaman tersebut di atas adalah sebagai berikut:


¾ Tanah dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 14 – 18, No. 20 – 26, No. 29, dan No. 33 – 35,
seluruhnya terdaftar atas nama TPS, yang berlokasi di Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Sragen – Jawa Tengah,
¾ Tanah seluas 15.750 hektar, bangunan kantor dan tanaman kelapa sawit seluas 4.533 hektar yang berlokasi di
Desa Bambulung & Ketab, Kecamatan Pematang, Barito Timur – Kalimantan Tengah milik PT Mitra Jaya Agro Palma,
entitas anak,
¾ Saham PT Mitra Jaya Agro Palma, entitas anak, sebanyak 24.222 lembar, dan  Corporate Guarantee dari
Perusahaan.

Berdasarkan atas perjanjian Kredit No. 217/OL/BMI/301/VIII/2010 tanggal 27 Agustus 2010 yang telah dilegalisasi oleh
akta No 21 tanggal 8 September 2010 oleh Yualita Widyadhari, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh
fasilitas pinjaman Wa’d Al Murabahah dari BMI yang digunakan untuk menambah modal kerja Perusahaan, memiliki
pagu kredit Rp 75.000.000.000 dengan periode pembayaran 60 bulan.

Jaminan atas fasilitas pinjaman tersebut di atas adalah


sebagai berikut:
¾ Tanah seluas 10.200 hektar, tanaman kelapa sawit seluas 4.533 Ha, Bangunan terletak di Desa Balumbung &
Ketab, Kecamatan Pematang Karau, kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah atas nama PT Mitra Jaya Agro
Palm, entitas anak;
¾ Tanah dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No 14 – 18, No. 20 – 26, No. 29, dan No. 33 – 35,
seluruhnya terdaftar atas nama PT Tiga Pilar Sejahtera, entitas anak, yang berlokasi di Desa Sepat,
Kecamatan Masaran, Sragen – Jawa Tengah;
¾ Satu hamparan tanah dengan bukti kepemilikan SHGB No 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 29, 33,
34 dan 35 yang terletak di Palur, Desa Sepat, Kabupaten Sukoharjo atas nama PT Tiga Pilar Sejahtera, entitas
anak;
¾ Saham PT Mitra Jaya Agro Palm, entitas anak, atas nama PT Permata Handrawina Sakti sebanyak 24.222 lembar
@ Rp 1.000.000, pemegang saham;
¾ Tanah seluas 13.370 m2 dengan bukti kepemilikan berupa SHGB No. 53 atas nama Perusahaan di Jl. Sinar
Matahari desa Curug Kecamatan Cimanggis Kabupaten Bogor dengan bangunan diatasnya;
¾ Tanah seluas 1.852 m2 beserta bangunan diatasnya di Jl Raya Solo-Sragen Desa Ngringo Kecamatan Jaten
kab. Karanganyar Jawa Tengah, atas nama PT Sarana Indoboga Pratama, pihak-pihak berelasi, dan;
¾ Setoran jaminan atas L/C yang diterbitkan minimal 10% dari nilai L/C.

Berdasarkan Akta Pembiayaan No. 34 tanggal 22 Juni 2011 yang dibuat di hadapan Yualita Widyadhari, S.H, Notaris di
Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas  pembiayaan Wa’d Al Murabahah dari BMI yang digunakan untuk

37 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
menambah modal kerja TPS, entitas anak.

Fasilitas ini memiliki pagu kredit sebesar Rp 23,5 miliar periode pembayaran 60 bulan termasuk grace period 6
bulan.

Jaminan atas fasilitas pinjaman tersebut di atas adalah sebagai berikut:


¾ Tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 12/Cibadak, seluas 2.250 m2, yang terdaftar atas nama Stefanus Joko
Mogoginta, yang berlokasi di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cikupa, Tangerang - Banten;
¾ Tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 13/Cibadak seluas 1.970 m2, yang terdaftar atas nama Stefanus Joko
Mogoginta, yang berlokasi di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cikupa, Tangerang - Banten;
¾ Tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 14/Cibadak seluas 1.290 m2, yang terdaftar atas nama Stefanus Joko
Mogoginta, yang berlokasi di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cikupa, Tangerang - Banten;
¾ Tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 15/Cibadak seluas 1.755 m2, yang terdaftar atas nama Stefanus Joko
Mogoginta, yang berlokasi di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cikupa, Tangerang - Banten;
¾ Tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 16/Cibadak seluas 1.350 m2, yang terdaftar atas nama Stefanus Joko
Mogoginta, yang berlokasi di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cikupa, Tangerang - Banten;
¾ Tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 17/Cibadak seluas 1.560 m2, yang terdaftar atas nama Stefanus Joko
Mogoginta, yang berlokasi di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cikupa, Tangerang - Banten;
¾ ‘Tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 18/Cibadak seluas 1.800 m2, yang terdaftar atas nama Stefanus Joko
Mogoginta, yang berlokasi di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cikupa, Tangerang - Banten;
¾ Tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 19/Cibadak seluas 3.700 m2, yang terdaftar atas nama Stefanus Joko
Mogoginta, yang berlokasi di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cikupa, Tangerang - Banten;
¾ Tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 21/Cibadak seluas 1.380 m2, yang terdaftar atas nama Stefanus Joko
Mogoginta, yang berlokasi di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cikupa, Tangerang - Banten; 
¾ Tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 22/Cibadak seluas 660 m2, yang terdaftar atas nama Stefanus Joko
Mogoginta, yang berlokasi di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cikupa, Tangerang - Banten; dan
¾ Mesin dan Peralatan sebesar Rp 16,8 miliar.

i. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)


Berdasarkan Perjanjian Pembiayaan Investasi Berdasarkan Prinsip Murabahah No. 83 tanggal 26 Mei 2010 yang telah
dilegalisasi oleh Yualita Widyadhari, SH, Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan kembali
(refinancing) qardh wal murabahah sebesar Rp 100.000.000.000 untuk jangka waktu 5 tahun 6 bulan.

Jaminan atas fasilitas pinjaman tersebut di atas adalah sebagai berikut:


¾ Tanah perkebunan seluas 3.621 hektar berikut sarana dan prasarana yang berada diatasnya di Kecamatan Air
Besar dan Kualabehe, Kalimantan Barat, atas nama PT Charindo Palma Oetama, entitas anak;
¾ Tanah perkebunan seluas 4.037 hektar berikut sarana dan prasarana yang berada diatasnya di Kecamatan Air
Besar dan Kualabehe, Kalimantan Barat, atas nama PT Airlangga Sawit Jaya, entitas anak;
¾ Hak Tanggungan Peringkat I atas tanah seluas 3.135 m2 berikut sarana dan prasarana yang berada diatasnya
di Jalan Raya Palur, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, atas nama Iie Dewi Koestanto, pihak-pihak berelasi;
¾ Hak Tanggungan Peringkat I atas tanah seluas 3.200 m2 berikut sarana dan prasarana yang berada diatasnya
di Jalan Raya Palur, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, atas nama Stefanus Joko Mogoginta, pihak-pihak
berelasi;
¾ Hak Tanggungan Peringkat I atas tanah seluas 3.710 m2 berikut sarana dan prasarana yang berada diatasnya
di Jalan Raya Palur, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, atas nama Hengky Koestanto, pihak-pihak berelasi;
¾ Hak Tanggungan Peringkat I atas tanah seluas 3.132 m2 berikut sarana dan prasarana yang berada diatasnya
di Jalan Raya Palur, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, atas nama Budi Istanto Suwito, pihak-pihak berelasi;
¾ Hak Tanggungan Peringkat I atas tanah seluas 2.519 m2 berikut sarana dan prasarana yang berada diatasnya

38 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
di Jalan Raya Palur, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, atas nama PT Sarana Indoboga Pratama, pihak-pihak
berelasi;
¾ Hak Tanggungan Peringkat I atas tanah seluas 955 m2 berikut sarana dan prasarana yang berada diatasnya di
Jalan Alor 13, Surakarta, Jawa Tengah, atas nama Stefanus Joko Mogoginta, pihak-pihak berelasi yang sudah
mendapat persetujuan dari Bank Penjamin untuk dinovasi pinjaman ke CPO dan ASJ.

j. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI)


Berdasarkan Akta Perjanjian Persetujuan Membuka Kredit Investasi No. 15 tanggal 15 Desember 2005 yang dibuat
di hadapan Yatty Srijati Suhadiwiraatmaja, S.H., M.M, M.H, Notaris di Jakarta, PT Jatisari Srirejeki (JS), entitas anak,
memperoleh fasilitas kredit investasi dengan pagu kredit sebesar Rp 68 miliar dan dikenakan bunga sebesar 7,5% per
tahun.

Kemudian, berdasarkan Surat dari BRI No. R.II.487.ADK/DKR/11/2007 tanggal 12 Nopember 2007 tentang Keputusan
Restrukturisasi Kredit JS, diubah jadwal pengembalian pinjaman, yang semula jangka waktu kredit berlaku sampai
dengan 15 Juni 2011, diperpanjang menjadi sampai dengan dengan 15 Juni 2014.

Jaminan atas fasilitas pinjaman ini adalah sebagai berikut:


¾ Tanah seluas 76.539 m2;
¾ Bangunan pabrik dan prasarana;
¾ Mesin-mesin pabrik;
¾ Persediaan barang dagangan.

Selama periode fasilitas perbankan berlaku, JS tidak diperbolehkan melakukan hal-hal sebagai berikut:
¾ Melakukan tindakan merger, akuisisi, dan penjualan aset perusahaan;
¾ Mengikatkan diri sebagai penjamin hutang atau menjaminkan aset kepada pihak lain;
¾ Melakukan perubahan anggaran dasar, mengubah manajemen, perubahan pemilikan saham diluar saham publik;
¾ Memperoleh pinjaman/kredit baru dari bank;
¾ Melakukan penyertaan ke perusahaan lain;
¾ Melakukan pembagian dividen kepada para pemegang saham kecuali yang telah dinyatakan dalam prospektus;
¾ Melakukan pembayaran hutang pemegang saham sebelum hutang ke bank dilunasi atau kondisi keuangan dinilai
sehat oleh bank;
¾ Memberikan piutang kepada pemegang saham, dengan alasan apapun; dan
¾ Mengadakan transaksi dengan seseorang atau sesuatu pihak, termasuk tetapi tidak terbatas pada perusahaan
afiliasi, dengan cara-cara yang berada diluar praktik-praktik dan kebiasaan yang wajar dan melakukan pembelian
yang lebih mahal dan melakukan penjualan lebih murah dari harga pasar

20. Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan

Perusahaan dan entitas anak mengakui liabilitas manfaat karyawan sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang
berlaku. Liabilitas diestimasi atas imbalan kerja Perusahaan dan entitas anak pada 31 Maret 2012 belum di lakukan
perhitungan oleh Aktuaris Independen sehingga belum dibebankan, pada 31 Desember 2011 dan 01 Januari 20111 dihitung
oleh Aktuaris Independen PT Dian Artha Tama dengan tanggal laporan masing-masing 9 April 2012 dan 14 Maret 2010.
Asumsi perhitungan yang berdasarkan perhitungan Aktuaria dalam menghitung estimasi Imbalan Kerja karyawan yang
dibebankan diperiode 31 Desember 2011 dan 01 Januari 2011 adalah sebagai berikut:

39 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
Umur Pensiun Normal 55 Tahun
Estimasi Kenaikan Gaji 8%
Tarif Discount 8% ( 31 Desember 2010; 8%)
Tarif Mortality Commissioners Standard Ordinary (CSO)-1980
Tarif Resignation Umur 18-44 : 5% Pertahun
Umur 45-54 : 0% Pertahun
Metode Projected Unit Credit

21. Modal Saham


31 Maret 2012
Nama Pemegang Saham Jumlah Saham Persentase Ditempatkan dan
Kepemilikan Disetor Penuh

(Lembar) (%) (Rp)


Saham Seri A
Masyarakat (Masing-masing dibawah 5% ) 135.000.000 4,61 67.500.000.000
Saham Seri B
PT Tiga Pilar Corpora 815.100.000 27,86 163.020.000.000
Primanex Pte. Ltd. 307.168.050 10,50 61.433.610.000
PT Permata Handrawira Sakti 296.189.000 10,12 59.237.800.000
Pandawa Treasures Pte. Ltd. 167.412.011 5,72 33.482.402.200
Masyarakat (Masing-masing dibawah 5% ) 1.205.130.939 41,19 241.026.187.800
Sub Jumlah 2.791.000.000 95,39 558.200.000.000
Jumlah Modal Saham 2.926.000.000 100,00 625.700.000.000

31 Desember 2011
Nama Pemegang Saham Jumlah Saham Persentase Ditempatkan dan
Kepemilikan Disetor Penuh

(Lembar) (%) (Rp)


Saham Seri A
Masyarakat (Masing-masing dibawah 5% ) 135.000.000 4,61 67.500.000.000
Saham Seri B
PT Tiga Pilar Corpora 815.100.000 27,86 163.020.000.000
Primanex Pte. Ltd. 307.168.050 10,50 61.433.610.000
PT Permata Handrawira Sakti 296.189.000 10,12 59.237.800.000
Pandawa Treasures Pte. Ltd. 167.412.011 5,72 33.482.402.200
PT Tiga Pilar Sekuritas 152.107.000 5,20 30.421.400.000
Masyarakat (Masing-masing dibawah 5% ) 1.053.023.939 35,99 210.604.787.800
Sub Jumlah 2.791.000.000 95,39 558.200.000.000
Jumlah Modal Saham 2.926.000.000 100,00 625.700.000.000

40 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
22. Penjualan Bersih
31 Maret 31 Maret
2012 2011
Rp Rp
Penjualan 598.870.795.757 373.919.546.054
Dikurangi : Diskon Penjualan (21.631.768.674) (8.708.404.962)
Penjualan - Bersih 577.239.027.083 365.211.141.092

Rincian penjualan berdasarkan kelompok produk utama sebagai berikut :


31 Maret 31 Maret
2012 2011
Rp Rp
Manufaktur Makanan
Makanan Pokok
Mie Kering 69.045.344.761 45.460.940.936
Bihun 37.344.141.516 26.893.331.601
Sub Jumlah Makan Pokok 106.389.486.277 72.354.272.537
Makanan Konsumsi
Biskuit 116.432.388.259 84.430.923.698
Mie Instan 33.432.141.042 54.736.014.549
Wafer Stick dan Snack Ekstrusi 1.168.155.014 17.878.940.292
Permen 6.537.518.678 4.493.727.545
Lainnya 4.490.594.888 6.723.033.458
Sub Jumlah Makanan Konsumsi 162.060.797.881 168.262.639.542
Sub Jumlah Manufaktur Makanan 268.450.284.158 240.616.912.079
Produk Beras
Beras' 323.632.690.343 109.061.217.610
Agribisnis
Tandan Buah Segar 6.787.821.255 24.241.416.366
Sub Jumlah Penjualan 598.870.795.757 373.919.546.055
Dikurangi : Diskon Penjualan (21.631.768.674) (8.708.404.962)
Penjualan - Bersih 577.239.027.082 365.211.141.093

41 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
23. Beban Pokok Penjualan
31 Maret
2012 2011

Rp Rp
Produk Konsumen
Bahan Baku Digunakan
Saldo Awal 157.943.505.028 320.739.499.201
Pembelian 103.433.347.427 212.902.898.665
Saldo Akhir (159.421.339.127) (295.983.635.936)
Jumlah Bahan Baku Digunakan 101.955.513.329 237.658.761.930
Tenaga Kerja Langsung 4.769.780.621 6.329.656.449
Biaya Produksi Tidak Langsung 26.541.748.456 19.690.225.558
Biaya Pokok Produksi 133.267.042.406 263.678.643.937
Persediaan Barang Jadi
Awal Tahun 10.335.825.295 28.715.894.752
Pembelian 36.656.394.366 --
Akhir Tahun (14.909.395.065) (29.613.185.655)
Jumlah Beban Pokok Penjualan - Produk Konsumen 165.349.867.001 262.781.353.034
Produk Beras
Bahan Baku Digunakan
Saldo Awal 78.902.771.627 --
Pembelian 336.403.093.890 --
Saldo Akhir (128.834.130.335) --
Jumlah Bahan Baku Digunakan 286.471.735.182 --
Tenaga Kerja Langsung 723.910.511 --
Biaya Produksi Tidak Langsung 6.093.134.648 --
Biaya Pokok Produksi 293.288.780.341 --
Persediaan Barang Jadi
Awal Tahun 6.867.594.356 --
Pembelian 783.235.180 --
Saldo Akhir (23.691.205.930) --
Jumlah Beban Pokok Penjualan - Produk Beras 277.248.403.947 --
Plantations Product
Beban Produksi Langsung
Upah Langsung 2.137.503.552 6.334.250.579
Pemeliharaan dan Perbaikan 3.676.511.056 1.299.710.411
Penyusutan Tanaman Perkebunan Menghasilkan 1.178.150.524 1.010.549.665
Pengangkutan dan Panen 1.870.915.510 6.628.047.517
Insentif Petani Plasma 757.916.939 176.575.349
Sub Jumlah Beban Produksi Langsung 9.620.997.581 15.449.133.521
Beban Produksi Tidak Langsung 1.889.975.265 1.821.982.679
Jumlah Beban Pokok Penjualan - Produk Perkebunan 11.510.972.846 17.271.116.200

Jumlah Beban Pokok Penjualan 454.109.243.795 280.052.469.234

42 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
24. Beban Pemasaran dan penjualan

31 Maret
2012 2011
Rp Rp
Beban Pemasaran dan Penjualan
Pengangkutan 7.191.070.785 3.775.423.788
Gaji dan Kesejahteraan Karyawan 2.016.880.348 1.386.164.382
Promosi 2.172.524.561 6.273.961.523
Transportasi dan Akomodasi 87.677.188 63.492.386
Utilitas 58.075.232 40.015.188
Penyusutan 199.776.384 156.628.185
Sewa 255.523.651 161.775.874
Lain-lain (Masing-masing dibawah Rp. 500 Juta) 1.877.120.141 652.684.706
Jumlah Pemasaran dan Penjualan 13.858.648.290 12.510.146.032

25. Beban Umum dan Administrasi

31 Maret
2012 2011
Rp Rp
Beban Umum dan administrasi
Gaji dan Kesejahteraan Karyawan 4.216.996.929 3.216.189.399
Transportasi dan Akomodasi 916.976.881 726.660.986
Perijinan, Profesional dan Akuntan 1.018.677.427 548.196.970
Penyusutan 1.418.033.624 3.569.963.288
Pajak 1.210.217.932 285.208.977
Perlengkapan Kantor 67.362.931 292.386.777
Utilitas 310.023.516 193.592.733
Sewa 454.898.206 306.101.051
Representasi dan Jamuan 180.822.817 131.667.585
Biaya Community Development 255.372.430 467.124.835
Pemeliharaan Bangunan dan Kebersihan 350.968.165 164.688.679
Lain-lain (Masing-masing dibawah Rp. 500 Juta) 676.450.222 488.615.398
Jumlah Beban Umum dan Administrasi 11.076.801.080 10.390.396.678

26. Laba Per Saham


3 Bulan
2012 2011
(Unaudited)
Rp Rp
Laba Bersih 53.937.957.360 23.147.460.248
Rata -rata Tertimbang jumlah saham biasa yang
Beredar (Lembar Saham) 2.926.000.000 1.672.000.000
Laba per Saham Dasar 18,43 13,84

43 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 
27. Instrumen Keuangan dan Managemen Resiko Keuangan

Faktor dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan


Dalam menjalankan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, Perusahaan menghadapi risiko keuangan yaitu risiko
kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar dan mendefinisikan risiko-risiko tersebut sebagai berikut:
¾ Risiko kredit: kemungkinan bahwa pelanggan tidak membayar semua atau sebagian piutang atau tidak membayar
secara tepat waktu dan akan menyebabkan kerugian Perusahaan.
¾ Risiko likuiditas: Perusahaan menetapkan risiko kolektibilitas dari piutang usaha sehingga perusahaan dapat
mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban yang terkait dengan kewajiban keuangan.
¾ Risiko pasar: pada saat ini tidak terdapat risiko pasar, selain risiko suku bunga dan risiko nilai tukar karena Perusahaan
tidak berinvestasi di instrumen keuangan dalam aktivitas normal.

Dalam rangka untuk mengelola risiko tersebut secara efektif, Direksi telah menyetujui beberapa strategi untuk pengelolaan
risiko keuangan, yang sejalan dengan tujuan perusahaan. Pedoman ini menetapkan tujuan dan tindakan yang harus
diambil dalam rangka mengelolarisiko keuangan yang dihadapi Perusahaan.
Kebijakan manajemen Perusahaan untuk mengelola risiko diatas adalah sebagai berikut:
¾ Pemberian jaminan kredit dari pelanggan untuk meminimalkan risiko piutang yang tidak tertagih;
¾ Meminimalkan tingkat suku bunga dan beban keuangan
¾ Membuat perencanaan keuangan yang berimbang, sehingga dapat memenuhi kewajiban keuangan.
¾ Kegiatan manajemen risiko keuangan dilakukan dan dikelola di pusatPerusahaan tidak memiliki instrumen derivatif
untukmengantisipasi risiko yang terjadi.

Risiko Kredit
Perusahaan mengendalikan risiko kredit dengan menetapkan kebijakan jaminan pembayaran berupabank garansi dan
aset tetap, dimana setiap pelanggan baru harus melalui persetujuan Direksi. Sebagai bagian dari proses dalam persetujuan
atau penolakan tersebut, reputasi dan jejak rekam pelanggan menjadi bahan pertimbangan. Saat ini, tidak terdapat risiko
kredit yang terkonsentrasi secara signifikan.

Resiko Likuiditas
Pada saat ini Perusahaan berharap dapat membayar semua kewajiban pada saat jatuh tempo. Untuk memenuhi
komitmen kas, Perusahaan berharap kegiatan operasinya dapat menghasilkan arus kas masuk yang cukup.
Perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan pengawasan proyeksi dari arus kas aktual secara terus menerus serta
pengawasan tanggal jatuh tempo dari kewajiban keuangan.

Resiko Suku Bunga


Perusahaan terekspos risiko suku bunga terutama menyangkut kewajiban keuangan. Perusahaan memiliki pinjaman
yang bersifat jangka panjang kepada bank yang menggunakan tingkat bunga pasar. Pada saat ini, Perusahaan tidak
memiliki kebijakan atau pengaturan tertentu untuk mengelola risiko tingkat bunga dengan mengurangi pinjaman dengan
tingkat bunga yang lebih
tinggi ke pinjaman dengan tingkat bunga yang lebih rendah. Tidak terdapat aktivitas lindung nilai tingkat bunga pada
tanggal 31 Desember 2010.

Resiko Nilai Tukar


Perusahaan tidak memiliki risiko yang signifikan atas risiko nilai tukar mata uang asing khususnya US Dollar, karena
sebagian kewajiban dalam mata uang asing telah banyak berkurang.
Untuk meminimalkan risiko ini perusahaan akan selalu berhati-hati dalam melakukan transaksi mata uang asing dan
menyediakan kas yang cukup untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan nilai
tukar.

44 
 
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
 

Nilai Wajar Instrumen Keuangan


Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan kewajiban keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan
diamortisasi dalam laporan keuangan konsolidasi mendekati nilai wajarnya baik yang jatuh tempo dalam jangka pendek
atau yang dibawa berdasarkan tingkat suku bunga pasar.
Nilai wajar instrumen keuangan ditentukan melalui analisis arus kas yang didiskonto dengan menggunakan tingkat
diskonto yang setara dengan tingkat pengembalian yang berlaku bagi instrumen keuanganyang memiliki syarat dan
periode jatuh tempo yang sama.

28. Perikatan dan Perjanjian Penting

a. Berdasarkan Perjanjian Kontrak No. 001/MINDO-TECH/VI/2009 tanggal 10 Juni 2009, PT Bumiraya Investindo (BI),
Entitas Anak, menunjuk PT Mindo Tech sebagai kontraktor untuk pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit dengan
nilai kontrak sebesar USD 5,448,335 dan Rp 20.699.390.000.
b. Berdasarkan “Purchase Contract” No.IDN/2011/4500037748 tanggal 7 Juni 2011, PT Tiga Pilar Sejahatera (TPS),
entitas anak, menandatangani kontrak penjualan dengan World Food Programme Indonesia (WFP). Perjanjian ini
mengikat TPS untuk memproduksi Fortified Biscuits (Biskuit yang diperkaya vitamin dan mineral).

29. Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan Konsolidasian

Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang diselesaikan pada tanggal
15 Mei 2012.

45 
 

Anda mungkin juga menyukai