Anda di halaman 1dari 15

EFUSI PLEURA

ASKEP EFUSI PLEURA

A.    PENGERTIAN
Efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara
permukaan viceralis dan parietalis. Proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya
merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. (Amin Huda Nurarif & Hardhi
Kusuma:2015:212)
Efusi pleura adalah kondisi dimana udara atau cairan berkumpul dirongga pleura yang
dapat menyebabkan paru kolaps sebagian atau seluruhnya. (muralitharan nair & ian
peate:2015:249)

B.     KLASIFIKASI
Efusi pleura di bagi menjadi 2 yaitu :
1.      Efusi pleura transudat
Merupakan ultrafiltrat plasma, yang menandakan bahwa membran pleura tidak terkena
penyakit. Akumulasi cairan di sebabkan oleh faktor sistemik yang mempengaruhi produksi
dan absorbsi cairan pleura.
2.      Efusi pleura eksudat
Efusi pleura ini terjadi akibat kebocoran cairan melewati pembuluh kapiler yang rusak dan
masuk kedalam paru terdekat.(Morton,2012)

C.     ETIOLOGI
Efusi pleura disebabkan oleh :
1.      Peningkatan tekanan pada kapiler subpleura atau limfatik
2.      Peningakatan permeabilitas kapiler
3.      Penurunan tekanan osmotic koloid darah
4.      Peningkatan tekanan negative intrapleura
5.      Kerusakan drainase limfatik ruang pleura
Ada juga yang disebabkan oleh
1.   Infeksi(eksudat)
-          Tubercolosis
-          Pneumonitis
-          Emboli paru
-          kanker
-          Infeksi virus,jamur,dan parasit.
2.   Non infeksi (transudat)
-          Gagal jantung kongesif (90% kasus)
-          Sindroma nefrotik
-          Gagal hati
-          Gagal ginjal
-          Emboli par

D.    PATOFISIOLOGI
Dalam keadaan normal tidak ada rongga kosong antara pleura parietalis dan pleura
viceralis, karena di antara pleura tersebut terdapat cairan antara 1 – 20 cc yang merupakan
lapisan tipis serosa dan selalu bergerak teratur.Cairan yang sedikit ini merupakan pelumas
antara kedua pleura, sehingga pleura tersebut mudah bergeser satu sama lain. Di ketahui
bahwa cairan di produksi oleh pleura parietalis dan selanjutnya di absorbsi tersebut dapat
terjadi karena adanya tekanan hidrostatik pada pleura parietalis dan tekanan osmotic koloid
pada pleura viceralis. Cairan kebanyakan diabsorbsi oleh system limfatik dan hanya sebagian
kecil diabsorbsi oleh system kapiler pulmonal. Hal yang memudahkan penyerapan cairan
yang pada pleura viscelaris adalah terdapatnya banyak mikrovili disekitar sel – sel mesofelial.
Jumlah cairan dalam rongga pleura tetap. Karena adanya keseimbangan antara produksi dan
absorbsi. Keadaan ini bisa terjadi karena adanya tekanan hidrostatik sebesar 9 cm H2o dan
tekanan osmotic koloid sebesar 10 cm H2o. Keseimbangan tersebut dapat terganggu oleh
beberapa hal, salah satunya adalah infeksi tuberkulosa paru . 
Terjadi infeksi tuberkulosa paru , yang pertama basil Mikobakterium tuberkulosa masuk
melalui saluran nafas menuju alveoli,terjadilah infeksi primer. Dari infeksi primer ini akan
timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus (Limfangitis local) dan juga diikuti
dengan pembesaran kelenjar getah bening hilus (limphadinitis regional). Peradangan pada
saluran getah bening akan mempengaruhi permebilitas membran. Permebilitas membran akan
meningkat yang akhirnya dapat menimbulkan akumulasi cairan dalam rongga pleura.
Kebanyakan terjadinya effusi pleura akibat dari tuberkulosa paru melalui focus subpleura
yang robek atau melalui aliran getah bening. Sebab lain dapat juga dari robeknya pengkejuan
kearah saluran getah bening yang menuju rongga pleura, iga atau columna vetebralis.
Adapun bentuk cairan efusi akibat tuberkolusa paru adalah merupakan eksudat, yaitu
berisi protein yang terdapat pada cairan pleura tersebut karena kegagalan aliran protein getah
bening. Cairan ini biasanya serous, kadang – kadang bisa juga hemarogik. Dalam setiap ml
cairan pleura bias mengandung leukosit antara 500 – 2000. Mula – mula yang dominan
adalah sel – sel polimorfonuklear, tapi kemudian sel limfosit, Cairan efusi sangat sedikit
mengandung kuman tubukolusa. Timbulnya cairan effusi bukanlah karena adanya bakteri
tubukolosis, tapi karena akibat adanya effusi pleura dapat menimbulkan beberapa perubahan
fisik antara lain : Irama pernapasan tidak teratur, frekuensi pernapasan meningkat ,
pergerakan dada asimetris, dada yanbg lebih cembung, fremitus raba melemah, perkusi
redup. Selain hal – hal diatas ada perubahan lain yang ditimbulkan oleh efusi pleura yang
diakibatkan infeksi tuberkolosa paru yaitu peningkatan suhu, batuk dan berat badan menurun.
Radang paru
INFEKSI
Non-infeksi
Pathway :
Ketidakefektifan pola nafas
Penekanan pada abdomen
dispneu
Ekspansi paru ↓
Penumpukan cairan pada rongga pleura
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
anoreksia
TRANSUDAT
Energi berkurang
Gangguan metabolisme O2
Insufisiensi oksigenasi
Intoleransi  aktivitas
Gangguan rasa nyaman
Suplai O2  ↓
drainase
Resiko infeksi
Nyeri : terhadap tindakan drainase
Resiko tinggi terhadap tindakan drainase dada
EKSUDAT
EFUSI PLEURA
mual muntah
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Merangsang hipotalamus
 Respon tubuh terhadap inflamasi
febris
Hypertermi
 
 

E.     MANIFESTASI KLINIS
1.      Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena pergesekan, setelah cairan
cukup banyak rasa sakit hilang. Bila cairan banyak, penderita akan sesak napas.
2.      Adanya gejala-gejala penyakit penyebab seperti demam, menggigil dan  nyeri dada pleuritis
(pneumonia), panas tinggi (kokus), subfebril (tuberkulosisi), banyak keringat, batuk.
3.      Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi penumpukan cairan
pleural yang signifikan.
4.      Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan, karena cairan akan
berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang bergerak dalam pernapasan, fremitus
melemah (raba dan vocal), pada perkusi didapati daerah pekak, dalam keadaan duduk
permukaan cairan membentuk garis melengkung (garis Ellis Damoiseu).
5.      Didapati segitiga Garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup timpani dibagian atas garis
Ellis Domiseu. Segitiga Grocco-Rochfusz, yaitu daerah pekak karena cairan mendorong
mediastinum kesisi lain, pada auskultasi daerah ini didapati vesikuler melemah dengan ronki.
6.      Pada permulaan dan akhir penyakit terdengar krepitasi pleura.

F.      KOMPLIKASI
1.      Fibrotoraks
Efusi pleura yang berupa eksudat yang tidak ditangani dengan drainase yang baik
akan terjadi perlekatan fibrosa antara pleura parietalis dan pleura viseralis. Keadaan ini
disebut dengan fibrotoraks. Jika fibrotoraks meluas dapat menimbulkan hambatan mekanis
yang berat pada jaringan-jaringan yang berada dibawahnya. Pembedahan
pengupasan(dekortikasi) perlu dilakukan untuk memisahkan membrane-membran pleura
tersebut.
2.      Atalektasis
Atalektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna yang disebabkan oleh
penekanan akibat efusi pleura.
3.      Fibrosis paru
Fibrosis paru merupakan keadaan patologis dimana terdapat jaringan ikat paru dalam
jumlah yang berlebihan. Fibrosis timbul akibat cara perbaikan jaringan sebagai kelanjutan
suatu proses penyakit paru yang menimbulkan peradangan. Pada efusi pleura, atalektasis
yang berkepanjangan dapat menyebabkan penggantian jaringan paru yang terserang dengan
jaringan fibrosis.
4.      Kolaps Paru
Pada efusi pleura, atalektasis tekanan yang diakibatkan oleh tekanan ektrinsik pada
sebagian / semua bagian paru akan mendorong udara keluar dan mengakibatkan kolaps paru.
5.      Empiema
 Kumpulan nanah dalam rongga antara paru-paru dan membran yang mengelilinginya
(rongga pleura). Empiema disebabkan oleh infeksi yang menyebar dari paru-paru dan
menyebabkan akumulasi nanah dalam rongga pleura. Cairan yang terinfeksi dapat mencapai
satu gelas bir atau lebih, yang menyebabkan tekanan pada paru-paru, sesak napas dan rasa
sakit.

G.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Rontgen dada
Rontgen dada biasanya merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk mendiagnosis
efusi pleura, yang hasilnya menunjukkan adanya cairan.
2.      CT scan dada
CT scan dengan jelas menggambarkan paru-paru dan cairan dan bisa menunjukkan
adanya pneumonia, abses paru atau tumor
3.      USG dada
USG bisa membantu menentukan lokasi dari pengumpulan cairan yang jumlahnya
sedikit, sehingga bisa dilakukan pengeluaran cairan.
4.      Torakosentesis
Penyebab dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan terhadap contoh cairan yang diperoleh melalui torakosentesis (pengambilan
cairan melalui sebuah jarum yang dimasukkan diantara sela iga ke dalam rongga dada
dibawah pengaruh pembiusan lokal).
5.      Biopsi
Jika dengan torakosentesis tidak dapat ditentukan penyebabnya, maka dilakukan biopsi,
dimana contoh lapisan pleura sebelah luar diambil untuk dianalisa. 
Pada sekitar 20% penderita, meskipun telah dilakukan pemeriksaan menyeluruh, penyebab
dari efusi pleura tetap tidak dapat ditentukan.
6.      Bronkoskopi
Bronkoskopi kadang dilakukan untuk membantu menemukan sumber cairan yang
terkumpul.

H.    PENATALAKSANAAN
1.      Posisi ½ duduk.
2.      Oksigen (90 – 100%) sampai 12 liter/menit bila perlu dengan masker NRBM.
3.      Jika memburuk (pasien makin sesak, takipneu, ronchi bertambah, PaO2 tidak bisa
dipertahankan ≥ 60 mmHg dengan O2 konsentrasi dan aliran tinggi, retensi CO2,
hipoventilasi, atau tidak mampu mengurangi cairan edema secara adekuat), maka dilakukan
intubasi endotrakeal, suction, dan ventilator.
4.      Infus emergensi. Monitor tekanan darah, monitor EKG, oksimetri bila ada.
5.      Nitrogliserin sublingual atau intravena. Nitrogliserin peroral 0,4 – 0,6 mg tiap 5 – 10 menit.
Jika tekanan darah sistolik > 95 mmHg bisa diberikan Nitrogliserin intravena mulai dosis 3 –
5 ug/kgBB.
6.      Jika tidak memberi hasil memuaskan maka dapat diberikan Nitroprusid IV dimulai dosis 0,1
ug/kgBB/menit bila tidak memberi respon dengan nitrat, dosis dinaikkan sampai didapatkan
perbaikan klinis atau sampai tekanan darah sistolik 85 – 90 mmHg pada pasien yang tadinya
mempunyai tekanan darah normal atau selama dapat dipertahankan perfusi yang adekuat ke
organ-organ vital.
7.      Morfin sulfat 3 – 5 mg iv, dapat diulang tiap 25 menit, total dosis 15 mg (sebaiknya
dihindari).
8.      Diuretik Furosemid 40 – 80 mg IV bolus dapat diulangi atau dosis ditingkatkan tiap 4 jam
atau dilanjutkan drip continue sampai dicapai produksi urine 1 ml/kgBB/jam.
9.      Bila perlu (tekanan darah turun / tanda hipoperfusi) : Dopamin 2 – 5 ug/kgBB/menit atau
Dobutamin 2 – 10 ug/kgBB/menit untuk menstabilkan hemodinamik. Dosis dapat
ditingkatkan sesuai respon klinis atau keduanya.
10.  Trombolitik atau revaskularisasi pada pasien infark miokard.
11.  Ventilator pada pasien dengan hipoksia berat, asidosis/tidak berhasil dengan oksigen.
12.  Operasi pada komplikasi akut infark miokard, seperti regurgitasi, VSD dan ruptur dinding
ventrikel / corda tendinae.
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

A.    PENGKAJIAN
Data Pengkajian Klien
a)      Aktivitas/istirahat
Gejala : Dispnea dengan aktivitas ataupun istirahat.
b)      Sirkulasi
Tanda :
-       Takhikardia, frekuensi tidak teratur/disritmia
-       S3 atu S4/irama jantung Gallop
-       PMI berpindah oleh adanya penyimpangan mediastinal
-       Tanda Homman
-       Hipertensi/hipotensi
c)      Integritas EGO
Tanda : ketakutan, gelisah
d)     Makanan/cairan
Tanda : Adanya pemasangan IV vena sentral/infus tekanan.
e)      Nyeri/kenyamanan
Gejala (tergantung pada ukuran/area yang terlibat)
-          Nyeri dada unilateral, meningkat karena pernapasan, batuk
-          Timbul tiba-tiba gejala sementara batuk atau regangan(pneumotoraks spontan).
-          Tajam dan nyeri, menusuk yang diperberat oleh nafas dalam,kemungkinan menyebar
keleher, bahu, abdomen
Tanda :
-          Berhati-hati pada area yang sakit
-          Perilaku distraksi dan mengkerutkan wajah.
f)       Pernapasan
Gejala :
-          Kesulitan bernafas/lapar napas.
-          Batuk
-          Riwayat bedah dada/trauma.
-          Penyakit pneumothorak sebelumnya.
Tanda :
-          Takhipnea
-          Peningkatan kerja napas
-          Bunyi napas menurun atau tidak ada pada sisi yang sakit
-          Fremitus menurun pada sisi yang sakit
-          Pada palpasi gerakan dada tidak sama
-          Kulit pucat sianosis, berkeringat.
g)      Keamanan
Gejala :
-          Adanya trauma dada. Radiasi/kemoterapi untuk keganasan
h)      Penyuluhan/pembelajaran
Gejala :
-          Riwayat factor resiko keluarga.
-          Adanya bedah intratorakal/biopsy paru.
B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Ketidakefektifan pola nafas (00032) Domain 4 Aktifitas/Istirahat, Kelas 4 Respons
Kardiovaskuler/Pulmonal.
2.      Ketidakefektifan pembersihan jalan nafas (00031) Domain 11 Keamanan/perlindungan,
Kelas 2 Cedera fisik.
3.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002) Domain 2 Nutrisi, Kelas 1
Ingesti.
4.      Nyeri akut (00132) Domain 12 kenyamanan, Kelas 1 Kenyamanan Fisik
5.      Gangguan rasa nyaman (00214) Domain 12 Kenyamanan, Kelas 1 Kenyamanan Fisik
6.      Resiko infeksi (00004) Domain 11 Keamanan/Perlindungan, Kelas 1 Infeksi
7.      Intoleransi aktivitas (00092) Domain 4 aktifitas/istirahat, Kelas 4 respons
kardiovaskuler/pulmonal
8.      Hipertermi (00007) Domain 11 Keamanan/Perlindungan, Kelas 6 Termogulasi
C.     INTERVENSI
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Diagnosa Keperawatan
1 Ketidakefektifan pola nafas NOC : NIC :
(00032) -     Adherence behavior  Airway management
Domain 4 : aktivitas/istirahat -     Immune status observasi :
Kelas 4 : respons-     Risk control 1.      Identifikasi pasien perlunya
karidovaskuler/pulmonal pemasangan alat jalan nafas buatan.
Tujuan : : setelah dilakukan 2.      Monitor respirasi dan status O2
Definisi : inspirasi dan atau tindakan keperawatan diharapkan 3.      Monitor aliran oksigen
ekspirasi yang tidak memberi pola nafas klien bisa kembali 4.      Monitor tanda-tanda vital
ventilasi normal mandiri :
Kriteria hasil : 1.      Posisikan pasien untuk
Batasan karakteristik : -  Mendemonstrasikan batuk efektif memaksimalkan ventilasi
        Perubahan kedalaman dan suara nafas yang bersih, tidak 2.      Auskultasi suara nafas, catat adanya
pernafasan ada sianosis dan dispneu (mampu suara tambahan
        Bradipneu mengeluarkan sputum,mampukolaborasi :
        Penurunan kapasitas vital bernafas dengan mudah,tidak ada 1.      Konsultasi dengan para ahli terapi
        Dispneu pursed lips) pernafasan untuk memastikan
        Ortopneu -  Menunjukkan jalan nafas yang keadekuatan fungsi ventilator
patent (klien tidak merasa mekanis
Faktor yang berhubungan : tercekik,irama nafas,frekuensi
2.      Laporkan perubahan sensori, bunyi
-       Ansietas pernafasan dalam rentang nafas,pola pernafasan, nilai
-       Posisi tubuh normal,tidak ada suara nafas GDA,sputum,dsb.
-       Hiperventilasi abnormal) Healt education :
-  Tanda tanda vital dalam rentang 1.      Informasikan kepada keluarga
normal (tekanan darah,nadi dan tentang tehnik relaksasi untuk
pernafasan) memperbaiki pola pernafasan.
uraikan teknik

2 Ketidakefektifan bersihan jalan NOC NIC


nafas (00031)          Respiratory status : ventilation Airway Suction
Domain 11 :  Keamanan          Respiratory status : patency Observasi :
/perlindungan Tujuan : : setelah dilakukan 1.      Monitor status respirasi dan O2
Kelas 2 : Cedera fisik tindakan keperawatan diharapkan 2.      Pastikan kebutuhan oral/trachea
pola nafas klien bisa kembali suctioning
Definisi : ketidakmampuan normal 3.      Auskultasi sura nafas,catat bila ada
untuk membersihkan sekresi suara tambahan
atau obstruksi dari saluran Kriteria Hasil : 4.      Identifikasi pasien perlunya
pernafasan untuk        Mendemonstrasikan batuk efektif pemasangan alat jalan nafas buatan
mempertahankan kebersihan dan suara nafas yang bersih, tidak Mandiri :
jalan nafas ada sianosis dan dispneu(mampu 1.      Berikan O2 dengan menggunakan
Batasan karakteristik : mengeluarkan sputum,mampu nassal untuk memfasilitasi suction
-     Perubahan frekuensi nafas bernafas dengan mudah,tidak ada naso tracheal
-     Dispneu pursadlips) 2.      Buka jalan nafas, gunakan tehnik
-     Batuk yang tidak efektif         Menunjukan jalan nafas yang chinlift atau jawthrust bila perlu
-     Kesulitan berbicara atau paten(klien tidak 3.      Posisikan
merasa pasien untuk
mengeluarkan suara tercekik,irama nafas,frekuensi memaksimalkan ventilasi
-     Sputum dalam jumlah yang pernafasan dalam rentang
4.      Keluarkan secret dengan batuk atau
berlebihan normal,tidak ada suara nafas suction
Faktor yang berhubungan : abnormal) Healt Education :
-     Spasme jalan nafas         Mamou mengidentifikasikan dan 1.      Informasikan kepada keluarga
-     Eksudat dalam jalan alveoli mencegah faktor yang dapat tentang suctioning
-     Sekresi bertahan/sisa sekresi menghambat jalan nafas 2.      Ajarkan keluarga bagaimana
-     Infeksi melakukan suction
-     Sekresi dalam bronki Kolaborasi :
1.      Konsultasikan dengan dokter
tentang kebutuhan untuk perkusi
atau peralatan pendukung
3 Nutrisi kurang dari kebutuhan NOC NIC
tubuh(00002) -       Nutritional status : Nutritional management
Domain 2 :  Nutrisi -       Nutritional status : food and Observasi :
kelas 1: ingesti fluid 1.      Tentukan motivasi pasien utnuk
-       Intake mengubah kebiasaan makan
definisi : -       Nutritional status : nutrient 2.      Monitor jumlah nutrisi dan
asupan nutrisi tidak mencukupi intake kandungan kalori
untuk memenuhi kebutuhan -       Weight control Mandiri :
metabolik. Tujuan : setelah dilakukan1.      Berikan makanan yang terpilih
tindakan keperawatan diharapkan (sudah dikonsultasikan dengan ahli
batasan karakteristik : kebutuhan nutrisi dalam tubuh gizi)
-       Berat badan kurang drai 20% cukup. 2.      Anjurkan pasien untuk
atau lebih dibawah berat badan Kriteria hasil : meningkatkan protein dan vitamin
ideal untuk tinggi badan dan -  Keinginan pasien untuk makan C
rangka tubuh. ketika dalam keadaan sakit atau Healt education :
-       Kehilangan berat badan dengan sedang menjadi pengobatan 1.      Ajarkan pasien bagaimana
asupan makanan yang adekuat -  Tingkat ketersediaan zat gizi membuat catatan makanan harian
-       Kram abdomen untuk memenuhi kebutuhan 2.      Berikan informasi tentang
-       Nyeri abdomen metabolik. kebutuhan nutrisi
-  Tingkat kesesuaian berat badan, Kolaborasi :
faktor yang berhubungan : otot dan lemak dengan tinggi 1.      Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
-       Intolenrasi makanan badan, rangka tubuh jenis kelamin menentukan jumlah kalori dan
-       Kebutuhan metabolik tinggi dan usia. nutrisi yang dibutuhkan pasien.
-       Hilang nafsu makan
-       Kurang pengetahuan dasar
terhadap nutrisi
4 Nyeri akut(00132) NOC NIC
Domain 12 : Kenyamanan -  pain control -       pain management
Kelas 4 : Kenyamanan Fisik -  comfort level -       analgesic administration
Definisi :
Pengalaman emosional dan tujuan : setelah dilakukan observasi :
sensori yang tidak akibat tindakan keperawatan diharapkan 1.      observasi reaksi nonverbal dari
adanya kerusakan jaringan yang terjadi penurunan tingkatan nyeri. ketidaknyamanan
aktual dan potensial atau 2.      lakukan pengkajian nyeri secara
digambarkan dengan istilahkriteria hasil : komprehensif termasuk lokasi,
seperti (international -  klien mampu mengontrol karakteristik, durasi, frekuensi,
assosiation for the study of nyeri(tahu penyebab nyeri, mampu kualitas dan faktor presipitasi.
pain) awitan yang tiba-tiba atau menggunakan tehnik non
3.      Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
perlahan dengan intesitas farmakologi untuk mengurangi menentukan intervensi
ringan sampai berat dengan nyeri,mencari bantuan) mandiri :
akhir yang dapat di antisipasi -  klien dapat melaporkan bahwa 1.      Pilih dan lakukan penanganan nyeri
atau dapat diramalkan dan nyeri berkurang dengan
2.      Tentukan
durasinya kurang dari enam menggunakan manajemen nyeri karakteristik,lokasi,kualitas dan
bulan. -  klien mampu mengenali nyeri derajat nyeri sebelum pemberian
(skala, intensitas, frekuensi dan obat
Batasan karakteristik : tanda nyeri) 3.      Berikan posisi yang nyaman sesuai
-     mengungkapkan secara verbal -  klien dapat menyatakan rasa keinginan pasien
atau melaporkan (nyeri) dengan nyaman setelah nyeri berkurang healt education :
isyarat -  klien menunjukkan tanda vital 1.      Ajarkan tentang tehnik non
-     posisi untuk menghindari nyeri dalam rentang normal farmakologi
-     perilaku ekspresif 2.      Ajarkan tehnik relaksasi setiap kali
-     gangguan tidur timbul nyeri
-     perubahan selera makan kolaborasi :
1.      Berikan analgesik tepat waktu
Faktor yang berhubungan : terutama saat nyeri hebat
Agen-agen penyebab cedera : 2.      Kolaborasi dengan dokter jika ada
-       biologis keluhan dan tindakan nyeri tidak
-       kimia tidak berhasil
-       fisik
-       psikologis
5 Gangguan rasa nyaman (00214) NOC NIC :
Domain 12 Kenyamanan -       Sleep deprivation Anxiety reduction (penurunan
 Kelas 1 Kenyamanan Fisik kecemasan)
-       Fear level observasi :
definisi : Tujuan : setelah 1.
dilakukan          Identifikasi tingkat kecemasan

merasa kurang senang, lega, tindakan keperawatan diharapkan 2.         Dengarkan dengan penuh perhatian
sempurna, dalam dimensi fisik, pasien tidak mengalami gangguan 3.         Temani pasien untuk memberikan
psikospiritual, lingkungan dan nafas lagi keamanan dan mengurangi takut
sosial Kriteria hasil : mandiri :
-       Status lingkungan yang nyaman 1.      Berikan obat untuk mengurangi
batasan karakteristik : -  Kualitas tidur dan istirahat adekuat kecemasan
        Gangguan pola tidur 2.      Instruksikan untuk menggunakan
        Gelisah teknik relaksasi
-       Ketidakmampuan untuk rileks 3.      Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
faktor yang berhubungan : ketakutan, persepsi.
-       Gejala terkait penyakit kolaborasi :
-       Sumber yang tidak adekuat 1.      Konsultasi dengan para ahli terapi
pernafasan untuk memastikan
keadekuatan fungsi ventilator
mekanis
3.      Laporkan perubahan sensori, bunyi
nafas,pola pernafasan, nilai
GDA,sputum,dsb.
Healt education :
1.      Informasikan kepada keluarga
tentang tehnik relaksasi untuk
memperbaiki pola pernafasan.
uraikan teknik

6 Intoleransi aktivitas (00092) NOC NIC


Domain 4 : aktivitas/istirahat         Enegry conservation Activity therapy
Kelas 4 : respons        Activity tolerance Observasi :
kardiovaskuler /pulmonal         Self care : ADLS 1.      Monitor respon fisik, emosi, social
dan spiritual
Definisi : ketidakcukupan Tujuan : setelah dilakukan
2.      Sediakan penguatan positif bagi
energi psikologis atau fisiologis tindakan keperawatan diharapkan yang aktif beraktivitas.
untuk melanjutkan atau pasien dapat melakukan Mandiri :
menyelesaikan aktivitas aktivitasnya dengan baik. 1.      Bantu klien untuk mengidentifikasi
kehidupan sehari-hari yang Kriteria hasil : aktivitas yang mampu dilakukan
harus atau yang ingin dilakukan         Berpartisipasi dalam aktivitas 2.      Bantu untuk memilih aktivitas
Batasan karakteristik : fisik tanpa disertai penignkatan konsisten yang sesuai dengan
        Ketidaknyamanan setelah tekanan darah,nadi dan RR kemampuan fisik, psikologis dan
beraktivitas         Mampu melakukan aktivitas sosial.
        Dipsnea setelah beraktivitas sehari-hari secara mandiri 3.      Bantu untuk mengidentifikasi
        Menyatakan merasa letih         Tanda-tanda vital normal aktivitas yang disukai
        Menyatakan merasa lemah         Level kelemahan 4.      Bantu pasien untuk
Faktor yang berhubungan :         Status kardiopulmonary adekuat mengembangkan motivasi diri dan
        Tirah baring atau imobilisasi         Status respirasi : pertukaran gas penguatan.
        Kelemahan umum dan ventilasi adekuat Healt education :
        Ketidakseimbangan antara 1.      Ajarkan untuk penggunaan teknik
suplai dan kebutuhan oksigen relaksasi
2.      Ajarkan Tindakan untuk
mengehemat energi.
Kolaborasi :
1.      Kolaborasikan dengan tenaga
rehabilitasi medik dalam
merencanakan program terapi yang
tepat
2.      Rujuk pasien ke pusat rehabilitasi
jantung jika keletihan berhubungan
dengan penyakit jantung.
7 Resiko infeksi(00004) NOC NIC
Domain 11 : keamanan/         Pengendalian resiko komunitas Observasi
perlindungan penyakit menular 1.      Pantau tanda dan gejala ifeksi
Kelas 1 : infeksi         Status imun (misalnya, suhu tubuh, denyut
Faktor resiko :         Keparahan infeksi jantung, drainase, penampilan luka,
        Diabetes melitus         Pengendalian resiko: penyakit sekresi, penampilan urin, suhu kulit,
        Pertahanan tubuh primer yang menular seksual (PMS) lesi kulit, keletihan, dan malise)
tidak adekuat         Penyembuhan luka: primer 2.      Kaji fektor yang dapat
        Kerusakan integritas kulit         Penyembuhan luka: sukunder meningkatkan kerentanan terhadap
(pemasangan kateter itravena, Tujuan : setelah dilakukan infeksi (misalnya, usia lanjut, usia
prosedur invasi) tindakan keperawatan diharapan kurang dari 1 tahun, luluh imun, dan
        Perubahan sekresi ph klien bisa tehindar dari resiko mal nutrisi )
        Taruma jaringan (mis, trauma infeksi. 3.      Pantau hasil laboratorium (hitung
destruksi jaringan Kriteria hasil : darah lengkap, hitung granulosit,
        Penurunan hemoglobin         Faktor resiko infeksi akan hilang, absolut, hitung jenis, protein serum,
        Vaksinasi tidak adekuat di buktikan dengan pengendalian dan algumin)
        Pemajanan terhadap patogen resiko komunitas: penyakit
4.      Amati penampilan praktik higiene
lingkungan meningkat (wabah) menular; status imun;keparahan Personal untuk perlindungan
infeksi; keparahan infeksi : bayi terhadap infeksi
baru lahir: pengendalian resiko:
PMS; dan penyembuhan luka: Mandiri
primer dan sekunder. 1.      Lindungi pasien terhadap
        Pasien akan memperlihatkan kontaminasi silang dengan tidak
pengendalian resiko. menugaskan perawat yang sama
untuk pasien lain yang mengalami
infeksi dan memisahkan ruang
perawatan pasien dengan pasien
yang terinfeksi
2.      Bersihkan lingkungan dengan benar
setelah dipergunakan masing-
masing pasien

Kolaborasi
1.      Ikuti protokol institusi untuk
melaporkan suspek infeksi atau
kultur positif
2.      Berikan terapi antibiotik, bila di
perlukan
Healt education
1.      Jelaskan kepada pasien dan
keluarga mengapa sakit atau terapi
meningkatkan resiko terhadap
infeksi
2.      Instruksikan untuk menjaga higiene
personal untuk melindungi tubuh
terhadap infeksi (misalnya, mencuci
tangan)
8 Hipertermi NOC : NIC :
Domain 4 : aktivitas/istirahat Termoregulation Mandiri :
Kelas 4 : respon 1.   Gunakan pendekatan yang
kardiovaskuler/pumonal Tujuan : setelah dilakukan menenangkan
tindakan keperawatan diharapkan2.      Jelskan semua prosedur dan apa
Definisi : peningkatan suhu suhu tubuh klien bisa normal yang dirasakan selama prosedur
tubuh diatas kisaran normal kembali. 3.      Dorong pasien untuk
Kriteria hasil : mengungkakan perasaan ketakutan
Batasan karateristik : 1.      Suhu tubuh dalam rentan normal persepsi
        Peningkaan suhu tubuh diatas 2.      Nadi dan RR dalam rentan normal Healt education :
batas normal 3.      Tidak ada perubahan warna kulit1.      Ajarkan pasien untuk menggunakan
        Kejang dan tidak pusing teknik relaksasi
        Takikardi
Fktor yang berhubungan :
        Penyakit

        Dehidrasi

        Penurunan respirasi

        Pemakaian pakaian yang tidak

sesuai lingkungan
        Trauma
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara
permukaan viceralis dan parietalis. Proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya
merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. (Amin Huda Nurarif & Hardhi
Kusuma:2015:212)
B.     Saran
          Dengan disusun makala ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat menelan
an memahami apa yang telah tertulis dalam makalah ini sehingga sedikit banyak bisa
menambahkan pengetahuan pembaca. Disamping itu kami juga mengharapkan saran dan
kritik dari para pembaca sehingga kami bisa berorientasi lebih baik pada makala kami
selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

 
Judith M. Wilkinson, P. A. (2009). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.
Kusumo, A. H. (2015). NANDA NIC-NOC edisi revisi jilid 1 2015. Jogjakatra: MediAction Publishing.
Morton, G. (2012). Kapita Selekta Kedokteran jilid 1 dan 2. Jakarta: Media Aesculapius.
Peate, M. N. (2015). Dasar-dasar Patofisiologi Terapan edisi 2. Jakarta: Bumi Medika

Anda mungkin juga menyukai