Anda di halaman 1dari 7

NAMA : SEPTIANA SUHARYANTI

NIM : P07125220008

JURUSAN : KEPERAWATAN GIGI

PRODI : D4 TERAPI GIGI

1.) MATERI 1
Kebijakan Penanggulangan Pandemi COVID-19 di Indonesia
Oleh Bpk. Biwara Yuswantana, M.Si

Kondisi perjalanan penanganan COVID-19 secara makro di Daerah Istimewa


Yogyakarta ditangani oleh gugus tugas yang ditetapkan oleh gurbenur. Jika dibagi
periode pandemic COVID-19 saat ini ada 3 periode yaitu :
1. Tanggap darurat tahap 1 menurut Kep. Gub. DIY No:65/KEP/2020 yaitu pada
tanggal 20 Maret – 29 Mei 2020 .
2. Tanggap darurat tahap 2 menurut Kep. Gub. DIY No.121/KEP/2020 yaitu pada
tanggal 29 Mei - 30 Juni 2020.
3. Tanggap darurat tahap 3 menurut Kep. Gub. DIY yaitu pada tanggal 30 Juni -
31 Juli 2020.

Pada tahap periode – periode COVID-19 ini banya karakteristik disetiap periodenya.
Pada periode pertama menanggani penanganan COVID-19 di DIY, daerah langsung
mengambil kebijakan oleh gurbernur menyatakan DIY bestatus tanggap darurat
COVID-19 yang ditetapkan pada tanggal 20 Maret 2020. Covid-19 merupakan
bencana baru bagi dunia dan juga bagi negara Indonesia termasuk DIY. Kemudian
DIY mencoba memahami seperti apa ancamannya, seperti apa potensinya,dan seperti
apa penanganannya yg akan terjadi oleh virus corona tersebut dengan menetapkan
tanggap darurat ini. Bencana oleh virus corona ini sangat berbeda dari bencana –
bencana lainnya yang pernah terjadi di DIY. Karena jika bencana lainnya itu dapat
diperkirakan kapan berakhirnya, namun beda halnya dengan pandemic ini kita tidak
akan mengetahui kapan akan berakhirnya virus ini. Karena banyak faktor yang terkait
disitu. Upaya penanganan dampak atau korban di DIY juga terkait pada upaya-upaya
pencegahan. Pencegahan akan menentukkan kapasitas rumah sakit di dalam
menangani COVID-19 ini. Sebaliknya penangganan pasien kasus pandemic ini akan
mempengaruhi kasus-kasus baru yang muncul dan juga dampak sosial ekonominya
seberapa luas. Ini mungkin tanggap darurat terpanjang dalam menangani bencana di
DIY. DIY sendiri mengalami berbagi kendala karena semua daerah membutuhkan
APD, semua daerah membutuhkan peralatan rumah sakit rujukan, semua daerah
membutuhkan hand sanitizer, dan semua daerah membutuhkan masker akhirnya
menyebebabkan kelangkaaan pada masa awal penanganan pandemic ini. Mengalihkan
anggaran dana yang seharusnya digunakan untuk program – program regular itu
kemudian dialihkan untuk penangganan COVID-19 di DIY.

Adapun strategi percepatan penanganan COVID-19 di DIY :

1. Meningkatkan upaya pencegahan penularan infeksi COVID-19.


2. Meningkatkan ketersediaan dan kesiapan sumberdaya.
3. Meningkatkan kesiap siagaan penanganan korban secara tuntas.
4. Menciptakan situasi lebih kondusif.
5. Menangani dampak baik sosial maupun ekonomi.
6. Meningkatkan keterpaduan, keterbukaan informasi, koordinasi, monitoring, dan
evaluasi penanganan COVID-19.

Contoh kebijakan – kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah DIY:

1. Menetapkan status keadaan darurat sesuai dengan situasi yang berkembang.


2. Melakukan tindakan pencegahan yang lebih tegas dan insentif.
3. Menyiapkan sumberdaya(personil/relawan/tenaga Kesehatan, peralatan, dan
anggaran).
4. Memastikan segala kebutuhan tersedia untuk menghadapi situasi yang terjadi
akibat COVID-19.
5. Melakukan penanganan korban dengan cepat, akurat, dan tuntas.dll

Jika di daerah lain menggunakan isitilah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar)
sedangkan di DIY melakukan PSBK (Pembatasan Sosial Berskala Kampung).

Masyarakat DIY sekarang sudah banyak yang sadar akan bahayanya virus corona
dulu yang menggunakan masker dapat dihitung namun sekarang kebalikannya yang
tidak menggunakan masker dapat dihitung. Dan ada anak SMP yang memiliki jiwa
sosial yang tinggi ia memberikan tabungannya senilai 5 jutaan untuk di sumbangkan
untuk dampak COVID-19.

Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Pelayanan Masyarakat Produktif dan Aman:

1. Kesiapan kapasitas layanan Kesehatan


2. Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan pemerintah yang mudah diakses
masyarakat
3. Kesiapan kapasitas pengelolaan sosial politik dan komunikasi public pemerintah
daerah
4. Mendorong kesiapan pemerintah desa dalam menghadapi pandemic COVID-19
5. Pesiapan Dunia Usaha

Dapat disimpulkan bahwa pada pandemic ini masyarakat menjadi subyek bukan lagi menjadi
obyek sehingga masyarakat bersama dengan seluruh unsur yang ada di dalam masyarakat
harus bekerja sama berperan menanggulanggi pandemic ini.
2.) MATERI 2
Pendidikan Budaya Anti Korupsi Pada Pendidikan Tinggi
Oleh Bpk. Zhulfadli Nasution, MA

Korupsi sekarang ini banyak dilakukan oleh orang muda dan berpendidikan tinggi.
86% pelaku tindak pidana korupsi adalah lulusan perguruan tinggi.
UU No. 31/1999 Jo. UU No. 20/2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
1. Kerugian keuangan negara
2. Suap menyuap
3. Penggelapan dalam jabatan
4. Pemerasan
5. Konflik kepentingan dalam pengadaan
6. Gratifikasi

Tindak pidana lain yang berkaitan dengan korupsi :

 Merintangi proses
 Keterangan kekayaan
 Keterangan rekening
 Keterangan palsu
 Identitas pelapor

Korupsi itu bukan budaya karena merusak bukan malah memberi nilai keindahan/
mendatangkan manfaat. Korupsi itu seperti virus biasanya terorganisir dilakukan
dengan sengaja. Misalnya korupsi E-ktp orang yang melakukan korupsi sedikit tetapi
korbannya banyak yaitu seluruh warga Indonesia.

Perilaku Koruptif (Korupsi Versi Mahasiswa):

1. Mencontek
2. Titip absen
3. Terlambat
4. Plagiat
5. Proposal palsu
6. Gratifikasi ke dosen
7. Mark up anggaran
8. Penyalahgunaan dana beasiswa

Integritas adalah keselarasan pikiran, perkataan, dan perbusatan dengan standar


normal/hukum/nilai yang berlaku.

9 Nilai Anti Korupsi:

1. JUJUR
2. PEDULI
3. MANDIRI
4. DISIPLIN
5. TANGGUNG JAWAB
6. ADIL
7. BERANI
8. SEDERHANA
9. KERJA KERAS

Dapat disimpulkan bahwa perilaku koruptif itu ada dimana-mana dapat mengenai siapa saja
dan kapan saja maka integritas adalah harga mati.
3.) MATERI 3
Kebijakan Merdeka Belajar : Kampus Merdeka
Oleh Bpk. Prof. Didi Achari

Terminologi kebijakan kampus merdeka : merdeka belajar. Merdeka Belajar di


perguruan tinggi yang lebih otonom. Prinsipnya, perubahan pradigma Pendidikan agar
menjadi lebih otonom dengan kultur pembelajaran yang inovatif.
Pokok Kebijakan dan Basis Hukum Kebijakan Kampus Merdeka :
1. Pembukaan program studi baru
2. System akreditasi perguruan tinggi
3. Perguruan tinggi negeri badan hukum
4. Hak belajar 3 semester di luar program studi.

Namun sekolah Kesehatan belum bisa melakukan Kampus Merdeka.

Dosen harus memfasilitasi pembelajaran mahasiswanya secara independen. Dengan


menggunakan bentuk – bentuk non kuliah ( KKN, magang, menghadirkan praktisi)
mendatangkan dosen dari industry, project melibatkan mahasiswa.

Dalam system Merdeka Belajar Perguruan Tinggi wajib memberikan hak bagi
mahasiswa untuk secara sukarela (dapat diambil atau tidak):

 Dapat mengambil sks diluar perguruan tinggi sebanyak 2 semester


(setara 40sks)
 Ditambah lagi, dapat mengambil sks di prodi yang berbeda di PT
yang sama sebanyak 1 semester (setara 20 sks)
 Dengan kata lain sks yang wajib diambil di prodi asal adalah 5
semester dari total semester yang haris dijalankan. (tidak berlaku
untuk prodi Kesehatan)

Manfaat perubahan kebijakan :

1. Memperoleh pilihan jurusan studi yang lebih mutakhir dan sesuai dengan
kebutuhan pengetahuan dan keterampilan
2. Kebebasan untuk memilih mata kuliah yang sesuai dengan pengembangan
kapasitasnya.
3. Memperoleh materi dan proses pembelajaran yang lebih berkualitas dengan
berkurangnya badan administrasi dosen.

Peran perguruan tinggi:

Peran perguruan tinggi dalam menyukseskan implementasi jam kegiatan sebagai


definisi baru sks yaitu Perguruan Tinggi harus terbuka untuk kolaborasi dan interaksi
dengan sesama penyelenggara Pendidikan maupun pihak ketiga untuk memperluas
konten pembelajaran. Ciptakan dan gunakan platform Bersama untuk
pendokumentasian proses tersebut. Perubahan sks tidak berlaku untuk bidang ilmu S1
kesehatan. Untuk saat ini, kebijakan tersebut baru berlaku untuk S1 dan politenik.

Alumni sangat berharga disini , alumni harus mau memberitahu kepada kampus jika
dia sudah di serap berkerja.

Dapat disimpulkan bahwa tracer study nampaknya tidak dapat ditawar tawar lagi
untuk menjunjung martabat Institusi. Dan ini juga untuk demi masa depan. Rekam
jejak alumni merupakan data yang tidak bisa ditawar-tawar lagi untuk melaporkan
bahwa yang bersangkutan sudah ketrima bekerja di suatu tempat.

Anda mungkin juga menyukai

  • Modul Pembelajaran
    Modul Pembelajaran
    Dokumen53 halaman
    Modul Pembelajaran
    Septiana Suharyanti
    Belum ada peringkat
  • Ande-Ande Lumut
    Ande-Ande Lumut
    Dokumen2 halaman
    Ande-Ande Lumut
    Septiana Suharyanti
    Belum ada peringkat
  • Kisi Kisi Uts
    Kisi Kisi Uts
    Dokumen15 halaman
    Kisi Kisi Uts
    Septiana Suharyanti
    Belum ada peringkat
  • Humas Campus Expo
    Humas Campus Expo
    Dokumen1 halaman
    Humas Campus Expo
    Septiana Suharyanti
    Belum ada peringkat
  • Pergerakan Nasional
    Pergerakan Nasional
    Dokumen52 halaman
    Pergerakan Nasional
    Septiana Suharyanti
    Belum ada peringkat
  • PAI
    PAI
    Dokumen4 halaman
    PAI
    Septiana Suharyanti
    Belum ada peringkat
  • Lyric Mars Forkompi
    Lyric Mars Forkompi
    Dokumen1 halaman
    Lyric Mars Forkompi
    Septiana Suharyanti
    Belum ada peringkat
  • Kelompok
    Kelompok
    Dokumen15 halaman
    Kelompok
    Septiana Suharyanti
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Senbud
    Presentasi Senbud
    Dokumen19 halaman
    Presentasi Senbud
    Septiana Suharyanti
    Belum ada peringkat