NIM : P07125220008
1.) MATERI 1
Kebijakan Penanggulangan Pandemi COVID-19 di Indonesia
Oleh Bpk. Biwara Yuswantana, M.Si
Pada tahap periode – periode COVID-19 ini banya karakteristik disetiap periodenya.
Pada periode pertama menanggani penanganan COVID-19 di DIY, daerah langsung
mengambil kebijakan oleh gurbernur menyatakan DIY bestatus tanggap darurat
COVID-19 yang ditetapkan pada tanggal 20 Maret 2020. Covid-19 merupakan
bencana baru bagi dunia dan juga bagi negara Indonesia termasuk DIY. Kemudian
DIY mencoba memahami seperti apa ancamannya, seperti apa potensinya,dan seperti
apa penanganannya yg akan terjadi oleh virus corona tersebut dengan menetapkan
tanggap darurat ini. Bencana oleh virus corona ini sangat berbeda dari bencana –
bencana lainnya yang pernah terjadi di DIY. Karena jika bencana lainnya itu dapat
diperkirakan kapan berakhirnya, namun beda halnya dengan pandemic ini kita tidak
akan mengetahui kapan akan berakhirnya virus ini. Karena banyak faktor yang terkait
disitu. Upaya penanganan dampak atau korban di DIY juga terkait pada upaya-upaya
pencegahan. Pencegahan akan menentukkan kapasitas rumah sakit di dalam
menangani COVID-19 ini. Sebaliknya penangganan pasien kasus pandemic ini akan
mempengaruhi kasus-kasus baru yang muncul dan juga dampak sosial ekonominya
seberapa luas. Ini mungkin tanggap darurat terpanjang dalam menangani bencana di
DIY. DIY sendiri mengalami berbagi kendala karena semua daerah membutuhkan
APD, semua daerah membutuhkan peralatan rumah sakit rujukan, semua daerah
membutuhkan hand sanitizer, dan semua daerah membutuhkan masker akhirnya
menyebebabkan kelangkaaan pada masa awal penanganan pandemic ini. Mengalihkan
anggaran dana yang seharusnya digunakan untuk program – program regular itu
kemudian dialihkan untuk penangganan COVID-19 di DIY.
Jika di daerah lain menggunakan isitilah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar)
sedangkan di DIY melakukan PSBK (Pembatasan Sosial Berskala Kampung).
Masyarakat DIY sekarang sudah banyak yang sadar akan bahayanya virus corona
dulu yang menggunakan masker dapat dihitung namun sekarang kebalikannya yang
tidak menggunakan masker dapat dihitung. Dan ada anak SMP yang memiliki jiwa
sosial yang tinggi ia memberikan tabungannya senilai 5 jutaan untuk di sumbangkan
untuk dampak COVID-19.
Dapat disimpulkan bahwa pada pandemic ini masyarakat menjadi subyek bukan lagi menjadi
obyek sehingga masyarakat bersama dengan seluruh unsur yang ada di dalam masyarakat
harus bekerja sama berperan menanggulanggi pandemic ini.
2.) MATERI 2
Pendidikan Budaya Anti Korupsi Pada Pendidikan Tinggi
Oleh Bpk. Zhulfadli Nasution, MA
Korupsi sekarang ini banyak dilakukan oleh orang muda dan berpendidikan tinggi.
86% pelaku tindak pidana korupsi adalah lulusan perguruan tinggi.
UU No. 31/1999 Jo. UU No. 20/2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
1. Kerugian keuangan negara
2. Suap menyuap
3. Penggelapan dalam jabatan
4. Pemerasan
5. Konflik kepentingan dalam pengadaan
6. Gratifikasi
Merintangi proses
Keterangan kekayaan
Keterangan rekening
Keterangan palsu
Identitas pelapor
Korupsi itu bukan budaya karena merusak bukan malah memberi nilai keindahan/
mendatangkan manfaat. Korupsi itu seperti virus biasanya terorganisir dilakukan
dengan sengaja. Misalnya korupsi E-ktp orang yang melakukan korupsi sedikit tetapi
korbannya banyak yaitu seluruh warga Indonesia.
1. Mencontek
2. Titip absen
3. Terlambat
4. Plagiat
5. Proposal palsu
6. Gratifikasi ke dosen
7. Mark up anggaran
8. Penyalahgunaan dana beasiswa
1. JUJUR
2. PEDULI
3. MANDIRI
4. DISIPLIN
5. TANGGUNG JAWAB
6. ADIL
7. BERANI
8. SEDERHANA
9. KERJA KERAS
Dapat disimpulkan bahwa perilaku koruptif itu ada dimana-mana dapat mengenai siapa saja
dan kapan saja maka integritas adalah harga mati.
3.) MATERI 3
Kebijakan Merdeka Belajar : Kampus Merdeka
Oleh Bpk. Prof. Didi Achari
Dalam system Merdeka Belajar Perguruan Tinggi wajib memberikan hak bagi
mahasiswa untuk secara sukarela (dapat diambil atau tidak):
1. Memperoleh pilihan jurusan studi yang lebih mutakhir dan sesuai dengan
kebutuhan pengetahuan dan keterampilan
2. Kebebasan untuk memilih mata kuliah yang sesuai dengan pengembangan
kapasitasnya.
3. Memperoleh materi dan proses pembelajaran yang lebih berkualitas dengan
berkurangnya badan administrasi dosen.
Alumni sangat berharga disini , alumni harus mau memberitahu kepada kampus jika
dia sudah di serap berkerja.
Dapat disimpulkan bahwa tracer study nampaknya tidak dapat ditawar tawar lagi
untuk menjunjung martabat Institusi. Dan ini juga untuk demi masa depan. Rekam
jejak alumni merupakan data yang tidak bisa ditawar-tawar lagi untuk melaporkan
bahwa yang bersangkutan sudah ketrima bekerja di suatu tempat.