Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Meyling Abubakar

NIM : 751440119046

KELAS : IIB KEPERAWATAN

TUGAS : MANAJEMEN TB PARU

Pengobatan Tuberculosis pada Keadaan Khusus

Catatan:
H (isoniazid), R (Rifampisin), Z (Pirazinamid), S (Streptomisin), E (Ethambutol)

Pengobatan Tuberculosis (TB) pada keadaan:

1. Kehamilan

 Prinsip pengobatan tidak berbeda dengan pengobatan TB pada umumnya

 (WHO) hampir semua OAT bisa digunakan kecuali S karena bersifat permanent
ototoxic dan menembus barrier placenta à gangguan pendengaran dan keseimbangan
permanen pada bayi

 Perlu keberhasilan pengobatan sehingga proses kelahiran berjalan lancar dan bayi
terhindar TB

2. Ibu menyusui dan bayinya

 Prinsip pengobatan tidak berbeda dengan pengobatan TB pada umumnya

 Semua jenis OAT aman digunakan

 Ibu dan bayi tidak perlu dipisah dan bisa disusui langsung

 Ibu harus mendapat OAT secara adekuat sehingga bayi tidak tertular

 Pengobatan pencegahan dengan H diberikan pada bayi sesuai BB-nya

3. Pasien TB pengguna kontrasepsi

 R berinteraksi dengan kontrasepsi hormonal (pil KB, suntikan KB, susuk KB) à
menurunkan efekvitas kontrasepsi

 Pasien TB sebaiknya menggunakan kontrsepsi non-hormonal atau kontrasepsi yang


mengandung estrogen dosis tinggi (50 mg)

4. Pasien TB dengan kelainan Hepar kronik


 Bila curiga ada kerusakan faal hepar, dianjurkan pemeriksaan faal hepar sebelum
pengobatan TB

 Bila SGOT/SGPT meningkat >3x normal, OAT tidak boleh diberikan dan bila telah
dalam pengobatan, harus dihentikan

 Kalau peningkatannya <3x normal, pengobatan dapat diteruskan dan dalam


pengawasan ketat

 P tidak boleh dipakai bila terdapat kelainan hati

 Paduan OAT: 2HRES/6HR atau 2HES/10HE

5. Pasien TB dengan Gagal Ginjal

 H,R,Z dapat dipakai dalam dosis standar pada pasien gangguan ginjal karena
diekskresi melalui empedu dan dapat dicerna menjadi senyawa tidak toksik

 S dan E diekskresi melalui ginjal, sehingga harus dihindari apabila ada kelainan
ginjal. Bila ada fasilitas pemantauan faal ginjal, S dan E dapat diberikan dengan dosis
sesuai faal ginjal.

 Paduan OAT: 2HRZ/4HR

6. Pasien TB dengan DM

 Penggunaan R mengurangi efektivitas obat oral anti diabetes (sulfonil urea) sehingga
perlu penambahan obat anti diabetes

 Insulin dapat digunakan untuk mengontrol gula darah setelah selesai pengobatan TB,
dilanjutkan dengan anti diabetes oral.

 Hati-hati penggunaan E karena mempengaruhi retinopati diabetika (komplikasi DM)

Anda mungkin juga menyukai