Anda di halaman 1dari 24

METODEPEMBELAJAANRAN MATERIPAI

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Metode Pembelajaran Materi
PAI
Semester IV

Dosen Pengampu :
Hj. Adliyah Ali M.D., Dra., M.Pd.I.
Helmi Aziz, M.Pd.I.

Disusun Oleh :
Hasna Atiyah 10030114038
Imam M Ghani 10039114037
Tiara Lidia Kani 10039114007
Aprista Nurmalasari 10039114012
Abdul Fatah Atho’Ulloh 10039114011

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN–PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................i
BAB I.............................................................................................................................2
PENDAHULUAN.........................................................................................................2
A. Latar Belakang....................................................................................................2
B. Rumusan Masalah...............................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN............................................................................................................4
A. Pengertian Model/ Metode Role Playing............................................................4
B. Kekurangan Dan Kelebihan Model/ Metode Role Playing................................4
C. Langkah-Langkah Bermain Peran (Role Playing)..............................................5
A. Persiapan Dan Instruksi..................................................................................5
B. Tindakan Dramatik Dan Diskusi....................................................................6
C. Evaluasi Bermain Peran..................................................................................6
D. Penerapan Model/ Metode Role Playing dalam Mata Pelajaran PAI dengan
Dibuatkan RPP nya....................................................................................................7
BAB III........................................................................................................................22
KESIMPULAN...........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Strategi tepadu dalam angka mengatasi permasalahan pembelajaran
khususnya dan pendidikan pada umumnya, pemerintah telah melakukan perubahan
kurikulum 2013 dengan menekankan pada konsep pendekatan scientifik dalam
pembelajaran sebagaimana dimaksud, yang meliputi: mengamati, menanya, menalar,
mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran. Proses pembelajaran
dalam kurikulum 2013 menyentuh tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sehingga menghasilkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif
dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi.
Dalam konteks pengajaran pada dasarnya telah memuat konsep belajar dan
mengajar serta interaksi belajar dan mengajar. Proses belajar dikatakan efektif apabila
terjadi transfer belajar yaitu materi pelajaran yang disajikan oleh guru dapat diserap
ke dalam struktur kognitif siswa. Dalam pembelajaran, guru hendaklah memilih dan
menggunakan strategi pendekatan, metode dan tehnik yang banyak melibatkan siswa
aktif dalam belajar, baik mental, fisik maupun sosial.
Pembelajaran yang baik adalah suatu proses belajar mengajar dimana kegiatan
tersebut berpusat pada siswa. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa
yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada
penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tapi
gagal dalam membekali siswa memecahkan masalah atau persoalan dalam kehidupan
jangka panjang. Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih
merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap
demi tahap tentang apa yang dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik
yang akan dipelajarinya.
Dalam makalah ini akan membahas tentang model pembelajaran role playing
(bermain perang).
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa pengertian model/metode pembelajaran role playing?
2. Apa kelebihan dan kekurangan model/metode pembelajaran role
playing?
3. Bagaimana langkah-langkah penggunaan model/metode pembelajaran role
playing?
4. Bagaimana penerapan model/metode pembelajaran role playing dalam mata
pelajaran PAI dengan RPP?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model/ Metode Role Playing


Menurut Djumungin (2011: 121), model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang sistematik untuk mengorganisasikan pembelajaran. Model dapat
diartikan sebagai perangkat rencana atau pola yang digunakan oleh guru untuk
merancang bahan- bahan pembelajaran. Model dapat juga diartikan sebagai perangkat
rencana atau pola yang digunakan oleh guru untuk merancang bahan- bahan
pembelajaran. Beliau menambahkan bahwa tidak satu pun model yang mempunyai
kedudukan yang lebih tinggi dari pada model lainnya. Begitu pula tidak ada satu pun
model yang paling ampuh untuk segala situasi. Role Playing atau bermain peran
adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus
melibatkan unsur senang (Jill Hadfield, 1986). Dalam role playing murid
dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran
terjadi di dalam kelas. Selain itu, role playing sering kali dimaksudkan sebagai suatu
bentukaktivitas dimana pembelajar membayangkan dirinya seolah- olah berada di
luar kelas dan memainkan peran orang lain (Basri Syamsu, 2000).

Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan- bahan pelajaran
melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi
dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau
benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang. Hal ini
bergantung kepada apa yang diperankan.

B. Kekurangan Dan Kelebihan Model/ Metode Role Playing


Kelebihan metode Role Playing melibatkan seluruh siswa berparisipasi,
mempunyai kesempatan untuk menunjukan kemampuannya dalam bekerja sama,
siswa juga dapat belajar menggunakan bahasa dengan baik dan benar, selain itu
kelebihan dari metode ini adalah sebagai berikut:

1. Siswa bebas mengambil keputusan danberekspresi secara utuh


2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi
dan waktu yang berbeda
3. Guru dapat mengevaluasi pengalaman siswa melalui pengamatan pada waktu
melakukan permainan
4. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping
merupakan pengalaman yang menyenangkan yang sulit untuk dilupakan
5. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan
penuh antusias
6. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta
menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi
7. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah dan dapat memetik
butir- butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa
sendiri
8. Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat
menumbuhkan/ membuka kesempatan bagi lapangan kerja

Kelemahan metode Role Playing antara lain adalah sebagai berikut:

1. Metode bermain peran memerlukan waktu yang relatif panjang/ banyak


2. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yangtinggi dari pihak guru maupun
murid. Dan dalam hal ini tidak semua guru memilikinya
3. Kebanyakan siswa yang ditunjukan sebagai pemeranmerasa malu untuk
memerlukan suatu adegan tertentu
4. Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain peran mengalami kegagalan,
bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan
pengajaran tidak tercapai
5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini

C. Langkah-Langkah Bermain Peran (Role Playing)


Dalam rangka menyiapkan suatu situasi bermain peran didalam kelas, guru
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

A. Persiapan Dan Instruksi


a. Guru memiliki situasi bermain peran, situasi yang dipilih harus menitik beratkan
pada jenis peran, masalah dan situasi yang familiar, serta pentingnya bagi siswa
tentang hal tersebut.Keseluruhah situasi harus dijelaskan, termasuk deskripsi
peristiwa, individu yang dilibatkan dan posisi yag diambil oleh pelaku. Para
pemeran harus tidak didasarkan kepada individu nyata dalam kelas supaya tidak
terjadi gangguan psikologis bagi pemeran.

b. Sebelum melaksanakan bermain peran siswa harus mengikuti latihan, baik bagi
peserta aktif maupun pengamat, latihan ini berguna untuk merangsang imajinasi dan
membentuk kekompakan kelompok interaksi.
c. Guru memberikan instruksi khusus kepada peserta, setelah memberikan
pendahuluan kepada seluruh peserta dan pengamat. Penjelasan tersebut meliputi
latar belakang dan karakter lain melalui penjelasan. Para peserta dipilih secara
sukarela dan diberikan kebebasan dalam pendalaman perannya masing-masing dan
diberikan gambaran secara rinci tentang karakter yang akan diperankan supaya
mudah dalam merancang tempat yangn diperlukan.

d. Guru memberitahukan peran-peran yang akan dimainkan serta instruksi-instruksi


yang berkaitan dengan peran dan pengamat, dalam pelaksanaannya dibagi menjadi
dua kelompok,yakni kelompok pengamat dan kelompok spekulator,masing-masing
melaksanakan fungsinya sebagai berikut : kelompok satu bertindak sebagai
pengamat yang bertugas mengamati : (1) perasaan individu karakter (2) karakter-
karakter khusus yang diinginkan dalam situasi (3) mengpa karakter merespon cara
yang mereka lakukan. Kelompok dua bertindak sebagai spekulator yang berupaya
menanggapi bermain peran itu dari tujuan dan analisis pendapat

B. Tindakan Dramatik Dan Diskusi


a. Para aktor terus melakukan perannya sepanjang situasi bermain peran sedangkan
para audiens berpartisifasi dalam penugasan awal kepada pemeran

b. Bermain peran harus berhenti pada titik titik penting atau apabila terdapat tingkah
laku tertentu yang menuntut di hentikannya permainan tersebut

c. Keseluruhan kelas selanjutnya berdiskusi yang terpusat pada situasi bermain


peran. Masing-masing kelompok audiens dan pemeran di berikan kesempatan untuk
menyampaikan observasi hasil penampilannya diskusi di bimbing oleh guru yang
bermaksud untuk mengembangkan pemahaman tentang pelaksanaan bermain peran
supaya bermakna dalam kehidupan sehari hari

C. Evaluasi Bermain Peran


a. Siswa memberikan keterangan baik melalui diskusi maupun tulisan tentang
keberhasilan dan komentar yang memuat evaluasi dalam bermain peran supaya
selanjutnya dapat menambah efektivitas dalam bermain peran.

b. Guru menilai efektivitas keberhasilan bermain peran sehingga guru dapat


menentukan tingkat perkembangan pribadi sosial dan akademik para siswanya

c. Guru membuat jurnal mengenai bermain peran yang telah dilaksanakan dan di
nilai, hal ini penting untuk perbaikan strategi bermain peran berikutnya.
D. Penerapan Model/ Metode Role Playing dalam Mata Pelajaran PAI
dengan Dibuatkan RPP nya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SMA/MA .............................


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : XI / 1
Waktu : 6 x 45 menit
Aspek : Akhlaq

A. Kompetensi Inti

(KI-1) : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


(KI-2) : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama,
cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
(KI-3) : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
(KI-4)  :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
2.6 Menunujukan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru
sebagai implementasi dari pemahaman Q.s Al-Israa :23 dan Hadits
terkait
3.6 Menganalisis perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru
C. Indikator
2.6.1 Memiliki perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru
sebagai implementasi dari pemahaman Q.s Al-Israa :23 dan Hadits
terkait
3.6.1 Menjelaskan pengertian perilaku hormat dan patuh kepada orang tua
dan guru
3.6.2 Memberikan contoh penerapan perilaku hormat dan patuh kepada
orang tua dan guru
3.6.3 Menjelaskan hikmah dari penerapan perilaku hormat dan patuh
kepada orang tua dan guru
D. Tujuan pembelajaran
2.6.1 Siswa diberikan kesempatan untuk menjelaskan perilaku hormat dan
patuh kepada orangtua dan guru sebagai implementasi dari
pemahaman QS. Al- Isra (17):23 dengan benar
3.6.1 Siswa diberikan kesempatan untuk menjelaskan pengertian perilaku
hormat dan patuh kepada orangtua dan guru dengan benar
3.6.2 Siswa diberikan kesempatan untuk memberikan contoh penerapan
perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan guru dengan benar
3.6.3 Siswa diberikan kesempatan untuk menjelaskan hikmah dari
penerapan perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan guru
dengan benar
E. Materi Pokok
1. QS. Al- Isra (17): 23 berkaitan tengang Hormat dan Patuh kepada
Orang tua dan Guru
‫انًا إِ َّما يَ ْبلُ َغ َّن‬RR‫ َدي ِْن إِحْ َس‬RRِ‫ ُدوا إِال إِيَّاهُ َوبِ ْال َوال‬RRُ‫ى َرب َُّك أَال تَ ْعب‬RR‫ض‬َ َ‫َوق‬
‫ا‬RR‫ف َوال تَ ْنهَرْ هُ َم‬ ٍّ ُ‫ا أ‬RR‫لْ لَهُ َم‬RRُ‫ا فَال تَق‬RR‫ك ْال ِكبَ َر أَ َح ُدهُ َما أَ ْو ِكالهُ َم‬
َ ‫ِع ْن َد‬
‫َوقُلْ لَهُ َما قَ ْوال َك ِري ًما‬
Artinya : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

2. Hormat dan Patuh kepada Orangtua


Berbakti kepada orangtua dapat diwujudkan dengan melakukan
hal- hal berikut:
 Mematuhi berbagai perintah dan saran yang dianjurkan oleh
orangtua dengan syarat tidak bertentangan dengan syariat Islam
 Ketika berbicara kepada orangtua sampaikanlah dengan lemah
lembut
 Senantiasa meringankan beban orangtua dengan membantunya
sesuai kemampuan
 Selalu mendo’akan kepada orangtua suapaya diberikan yang
terbaik untuk keluarga
 Ketika orangtua sudah lanjut usia rawatlah dengan penuh kasih
sayang dan penghormatan
 Ketika orangtua sudah meninggal dunia berperan serta dalam
pengurusan jenazah dengan sebaik- baiknya
3. Hormat dan Patuh kepada Guru
Perilaku hormat dan patuh kepada guru diwujudkan oleh
perbuatan sebagai berikut:
 Mengucapkan salam ketika bertemu guru
 Memuliakan dan tidak menyakitinya
 Berpenampilan rapi saat menghadap guru
 Memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan
 Ketika akan mengajukan pertanyaan harus sopan dengan cara
yang baik
4. Naskah Drama Hormat dan Patuh kepada Orangtua
Suatu hari di sebuah rumah mewah, terdengar kegaduhan yang sangat
mengganggu telinga.

Viona : Mii!!! Mamii!!! (teriak dari kamar tidur)


Bu Nona : Iya kenapa sayang? Kamu kok pagi-pagi udah teriak-teriak
aja?
Viona : Sarapan aku mana? Seragam aku mana? Nanti aku telat nih!!!
Bu Nona : Duh sayang, kamu kan sudah besar harusnya siapkan semua
kebutuhan kamu sendiri.
Viona : Ih Mami nyebelin banget sih! Yaudah aku gak mau sekolah!
Titik!!!
Bu Nona : Janganlah, sayang. Yaudah tunggu sebentar ya, Mami
siapkan dulu.
Viona : Nah gitu kek dari tadi.

Setiap mengetahui perilaku anak majikannya, Bu Tuti dan Pak Opi


yang berkerja di rumah itu selalu bersyukur karena telah dikaruniai
anak yang sopan kepada mereka, tidak seperti Viona. Dan di sudut
dapur ketika Bu Nona menyiapkan sarapan untuk Viona, Atun segera
menghampiri dan menawarkan bantuan. Sebagai anak pembantu di
rumah itu, Atun selalu tidak tega melihatnya.

Atun : Sini, Bu saya bantu.


Bu Nona : Gak usah Tun, ayo kamu siap-siap berangkat sekolah
takutnya kesiangan.
Bu Tuti : Sudah Bu, biar saya yang kerjakan semuanya. Ibu istirahat
saja, ini sudah kewajiban saya di sini.
Bu Nona : Oh iya. Terimakasih ya, Mbok. Saya mau ke kamar Viona
dulu.
Bu Tuti : Iya sama-sama, Bu.

Tak lama kemudian, Atun bertanya kepada Ibunya.

Atun : Bu, Viona kenapa bersikap seperti itu ya pada Ibunya?


Bu Tuti : Sejak dulu kan kamu juga sudah tau, sikap Viona memang
seperti itu.
Atun : Tapi Bu, gak seharusnya ia bersikap seperti itu. Padahal Bu
Nona kan baik ya, Bu.
Bu Tuti : Iya betul. Oh iya kamu kan harus berangkat sekolah, Tun.
Belajar yang rajin, jangan nakal di sekolah.
Atun : Iya Bu, Atun pamit dulu ya. Assalamualaikum.
Bu Tuti : Waalaikumsalam.

Antara Atun dan Viona, terlihat perbedaan yang sangat kontras. Atun
yang sangat sopan, sedangkan Viona yang sama sekali tidak
berperilaku wajar terhadap Ibunya. Namun sesuatu yang tidak
disangka-sangka terjadi. Bu Tuti jatuh sakit tak sadarkan diri dan harus
dirawat di rumah sakit.

Pa Opi : Bu, istirahat yang cukup. Jangan memikirkan hal-hal lain


dulu. Utamakan kesehatan Ibu.
Atun : Iya, Bu. Atun sedih lihat kondisi Ibu sekarang. (sambil
menangis di sebelah Ibunya)
Bu Nona : Pak Opi, Atun… Kita hanya bisa berdoa dan berusaha demi
kesembuhan Bu Tuti. Harus tawakal dan berserah pada Allah.
Pa Opi : Iya Bu, terimakasih atas bantuan Ibu selama ini. Saya sangat
berhutang budi.
Bu Nona : Sudahlah Pak, saya menganggap kita sudah seperti saudara.
Tidak usah berpikiran seperti itu.
Atun : Terimakasih banyak Bu, saya janji akan lakukan semua kerjaan
rumah selama Ibu saya sakit.
Bu Nona : Tenang saja, Atun. Tapi sekolah kamu jangan sampai
terganggu ya.
Atun : Iya, Bu. Terimakasih.
Bu Nona : Iya sama-sama. Kamu sudah Ibu anggap sama seperti
Viona, seperti anak Ibu sendiri.

Dalam hati, Bu Nona selalu berharap bahwa Viona menjadi anak yang
sopan dan baik seperti Atun. Meski selalu diperlakukan dengan tidak
layak oleh anak satu-satunya, Bu Nona tak pernah berhenti untuk
mendoakan hal yang terbaik untuk Viona. Selama Bu Tuti sakit, Atun
selalu mengerjakan semua pekerjaan Ibunya di rumah tersebut dengan
sangat baik. Setelah selesai merapihkan rumah, Atun pergi ke rumah
sakit untuk bermalam menemani Ibunya. Padahal esok hari, Atun
harus kembali ke sekolah. Tanpa disadari Atun, Viona selalu
membuntuti kegiatannya dari belakang.

Viona : Tun! Tunggu Tun!


Atun : Mba Vio, kok ada di sini? Mau ke mana? Ini kan sudah malam.
Viona : Kamu mau bantuin aku gak?
Atun : Bantu apa? Selama aku bisa, insyaallah aku pasti bantuin kamu.
Viona : Sebelumnya aku mau tanya, apa kamu pernah bentak-bentak
ibu atau bapak kamu?
Atun : Bukannya mau sombong atau membanggakan diri, tapi aku gak
pernah berani untuk bersikap seperti itu, Viona. Bagi aku, Ibu dan
Bapak adalah sosok yang sangat berarti, aku gak mungkin melawan
apalagi sampai membentak mereka. Kok kamu tiba-tiba tanya seperti
itu?
Viona : Jadi gini, aku sadar kalo sikap aku selalu gak sopan sama
Mami. Aku nyesel, aku pengen kayak kamu. Sayang sama orang tua,
sopan, patuh dan aku salut sama kamu. Kamu mau kan bantu aku buat
berubah?
Atun : Ya tentu, aku senang dengarnya.
Viona : Oke, rencananya aku mau minta maaf dulu sama Mami. Kamu
tau gak toko bunga yang bagus di mana? Besok temenin aku ya,
supaya surprise jadinya.
Atun : Iya, aku tau. Nanti aku temenin kamu.
Viona : Makasih ya Tun, kamu memang baik. Bi Tuti dan Mang Opi
kamu pasti bangga punya anak seperti kamu.
Atun : Iya sama-sama Vi, kamu bisa aja.

Sejak hari itu, doa Bu Nona seolah-olah terjawab. Kini Viona menjadi
anak yang patuh dan sangat menyayanginya. Tak lama beberapa hari
berlalu, Bu Tutipun siuman dan sembuh dari sakitnya. Atun dan Pak
Opi merasa bahagia dan bisa kembali menjalani hidup yang lebih
membahagiakan bersama-sama.
5. Naskah Drama Hormat kepada Guru
Dalang:
-   Ervan

Ervan                 : “Pada pagi hari yang cerah, Pak Guru masuk ke ruangan
kelas. Seperti biasa dia mengajar IPA. Pak Guru pun lalu memasuki ruang
kelas.”
Abdul Malik      : “Assalamu’alaikum wrwb anak-anak.”
(Memasuki kelas)
Murid-murid     : “Wa’alaikumsalam wrwb Pak Guru.”
Abdul Malik      : “Ayo kita mulai pelajaran kita. Anak-anak sudah sampai
mana pelajaran kita?”
Murid-murid     : “Gatau Pak, kami lupa.”
Abdul Malik      : “Oh ya, kemarin seingat Bapak, Bapak memberikan
kalian PR, sudah dikerjakan nak?”
Dwi Ayu           : “PR opo pak?PR yang mana?”
Adinda              : “Iya Pak, saya juga nda ingat pak.”
Abdul Malik      : “Tapi Bapak ingat Nak. Masak sih ndak ada?”
Dwi Ayu           : “Ish. Mboten enten bapak. Kita nggak ada PR kan Wi?”
Siti Halimah      : “Tau ah, gelap. Takono sama Ningsih.”
Suvi                   : “Ada Pak halaman 27.”
Adinda              : “Ish. Ningsih.Bilang aja ndak ada.”
Iqbal                  : “iya ni Ningsih, dah tau aku belum ngerjain,pakai bilang
ada PR.”
Andre                : “Tau tuh.”
Suvi                   : “Suka-suka aku lah mau ngomong apa.”
Abdul Malik      : “Ya sudah, wis-uwis, kalau dah siap kumpulkan ke
depan kalau belum cepat kerjakan.”
Iqbal                  : “Kapan Pak dikerjainnya?”
Abdul Malik      : “Minggu ngesuk Nak?! Yo saiki lah. Kamu ini ono-ono
wae.”
Iqbal                  : “Bapak yang ono-ono wae, masak ngerjainnya minggu
ngenjang? Yo saiki Pak.”
Abdul Malik      : “Ya sudah itu yang saya bilang, legowo, sabar
(Mengelus dada) Ya sudah, ayo cepat kerjakan.”
Ervan                 : “Tidak lama kemudian kepala sekolah datang ke ruang
kelas bersama seorang murid baru.”
Fadhila              : “(Mengetuk pintu) Permisi sebentar Pak mengganggu
pelajaran.”
Abdul Malik      : “Iya Bu, lama-lama juga ndak apa-apa Bu.”
Fadhila              : “Ini Pak, ada murid baru mau bersekolah disini.
Dimohon bimbingannya ya Pak.”
Abdul Malik      : “Njeh Bu.”
Fadhila              : “Matur suwun Pak, saya permisi dulu.”
Ervan                 : “Setelah kepala sekolah pergi, Pak Guru pun menyuruh
si murid baru untuk memperkenalkan dirinya di depan kelas.”
Abdul Malik      : “Ayo Nak silahkan perkenalkan diri kamu di depan
kelas.”
Dina                  : “Baik Pak. Teman-teman, perkenalkan nama saya Siti
Hajar. Mohon bantuannya ya Pak Guru dan teman-teman.”
Iqbal                  : “Alamat rumahnya neng ndi?”
Andre                : “Oh iyo, pine piro?wa,line,twitter,fb mu opo?”
Dwi Ayu           : “Is, kalian ini so akrab banget. Ndak bisa sekali nengok
cewek cantik.”
Iqbal                  : “Masalah buat loe?, orang aku yang nanya. Hajar aja
ndak popo.Iyo to Jar?”
Abdul Malik      : “Sudahlah sudah. Ayo, hajar silahkan pilih bangku yang
kosong.”
Dina                  : “Tapi Pak, ndak ada bangku yang kosong. Gimana saya
mau duduk?”
Abdul Malik      : “Yo wis, kamu duduk di hati Bapak piye?, hati Bapak
lagi kosong.”
Adinda              : “Ish. Bapak ini udah tua,tetep wae modus gombal
gaweane. Murid bae digombali.”
Abdul Malik      : “Koe iki! Ngomong sama Guru ndak sopan banget!Arep
dadi opo koe nek wis gede ngono wae?!” (Terlihat kesal)
Adinda              : “Saya mau jadi dokter Pak.”
Murid-murid     : (Tertawa)
Abdul Malik      : “(Mengelus dada) Sudah sudah.
Ervan                 : “Hajar pun lalu duduk, dan murid-murid kembali
mengerjakan tugas mereka. Tak berapa lama, murid-murid kembali
berulah.”
Suvi                   : “(Melirik Tiwi yang sedang main hp)  Pak…? Tiwi main
hp.”
Abdul Malik      : “Benar itu Tiwi? (sambil melihat kearah tiwi)”
Siti Halimah      : “Nggak ah Pak,Ningsih cepu.”
Abdul Malik      : “Hem… Ya sudah kerjakan kembali tugas kalian.”
Murid-murid     : “Baik Pak.”
Andre                :  “(berbisik) Eh Ry, minta dong gorengannya. Pelit
banget.”
Iqbal                  : “(berbisik) Beli sendiri.”
Andre dan Iqbal          : “(makan gorengan)”
Suvi                   : “(Melirik Nofrizal dan Ary yang sedang makan
gorengan) Pak…? Nofrizal sama Ary makan gorengan.”
Abdul Malik      : “(menghampiri meja Nofrizal dan Ary lalu mengambil
gorengan mereka) Ini yang kalian kerjakan dari tadi! Bukannya ngerjakan
tugas malah makan gorengan.”
Iqbal                  : “Waduh… bayar sini seribu.”
Andre                : “Tadi kan aku minta sama kau ry.”
Abdul Malik      : “(batinnya) Dasar anak-anak ini tingkahe ono-ono wae.
Murid-murid     : “Ealah… Terserah Bapak.”
Andre dan Iqbal                                                                  : (Melempar-
lempar kertas ke arah Hajar dan Fika)
Suvi                   : “Pak…? Ary sama Nofrizal ngelempar-lempar kertas.”
Dina                  : “Iya Pak, orang ini dari tadi gangguin kita. Kalo suka
bilang!”
Abdul Malik      : “Nofri! Ary! Dari tadi kalian bertingkah. Bapak sudah
capek menasihati kalian. (datang ke meja Ary dan Nofrizal sambil
mencubit mereka)”
Andre                : “Bapak, kalau capek istirahat Pak.”
Iqbal                  : “Mendingan Bapak duduk ndak usah hukum kami, nanti
Bapak tambah capek.”
Abdul Malik      : “Ya sudah, tapi jangan gangguin mereka lagi. Kerjakan
tugas kalian dewek-dewek.”
Andre dan Iqbal                       : “Njeh Pak.”
Ervan                 : “Pak Guru kembali duduk di kursinya. Tak berapa lama
Pak Guru,keluar untuk mengisi spidol sebentar dan anak-anak kembali
berulah.”
Iqbal                  : "Haii???" (Menatap ke arah Hajar)
Dina                  : "Iya???"
Iqbal                  : "Jeneng mu hajar yo?"
Dina                  : "Iyo, neng ngopo?"
Iqbal                  : "Soalnya kamu udah menghajar aku hingga jatuh ke
hatimu." #eaaa
Andre                : "Hajar??? Boleh pinjem lem ndak?"
Dina                  : "Boleh, buat apa?"
Andre                : "Buat nempelin hati aku ke hati kamu" #eaaa
Iqbal                  : "Hajar??? Bapak kamu tukang parfum ya?"
Dina                  : "Kok tau?"
Iqbal                  : "Pantes, semalam aku ketemu di pasar" #GombalGagal
Andre                : "Hajar??? Kamu kayak kupu kupu deh"
Dina                  : "Kok gitu?"
Andre                : "Soalnya kamu selalu hinggap di hatiku" #eaaa 
Iqbal                  : (Melirik ke arah Nofrizal) "Eh kau melu-melu bae!"
Andre                : "Suka suka akulah! Jadi apa nih? Ra senang critane?"
Iqbal                  : "Ayok geluten ngene!”
Dina                  : "Ehhh jangan......"
Iqbal                  : "Udah jar, tenang wae, ki urusan wong lanang"
Dina                  : "Maksudnya jangan sampai gak jadi" 
Ervan                 : “Nofrizal dan Ary pun maju ke depan kelas dan mulai
berkelahi, murid-murid pun bersorak sorai. Tiba-tiba Pak Guru pun masuk
ke dalam kelas.”
Abdul Malik      : "Hei hei ada apa ini" (Melerai Nofrizal dan Ary)
Iqbal                  : "Ini Pak Nofrizal, masa saya gombali Hajar dia juga
ikutan."
Andre                : "Kan gombalan saya beda sama punya dia Pak"
Abdul Malik      : "Hadehhh -_- Sudah-sudah ayo saling minta maaf dan
berjabat tangan."
Iqbal                  : "Bapak gak minta maaf sama kami?"
Abdul Malik      : "Ya sudah Bapak minta maaf juga ya."
Andre                : "Gitu dong Pak"
Ervan                 : “Pak Guru pun kembali ke mejanya.” 
Adinda              : “(berbisik) Eh, tau nggak (geregetan)”
Dwi Ayu           : “(berbisik) Ah. Biasa itu biasa.”
Siti Halimah      : “(berbisik) Entah ni Fika berisik banget.”
Dwi Ayu           : “(berbisik) Aku aja bosen dengarnya.”
Adinda              : “(berbisik) Alah, gaya banget.”
Dwi Ayu           : “(berbisik) Ah, biasa-biasa.”
Abdul Malik      : “Hei!!! Para wanita! Jangan kalian bergosip
disini.Contoh itu si Siti Hajar, dari tadi diam aja.Tidak seperti kalian!”
Adinda              : “Namanya dia anak baru Pak, maklum, dia kan belum
bisa beradaptasi dengan kelas ini.”
Abdul Malik      : “(memukul meja) Hei!!! Kalian ini dari tadi asal saya
ngomong ga didengerin!!! Mau jadi apa kalian? Dokter?! Kerjanya
melawan saja! Nggak mungkin kalian jadi dokter.”
Siti Halimah      : “(berbisik) Eh, tumben Bapak ini kayak gini, jadi takut
aku.”
Dwi Ayu           : “(berbisik) Iya Wi, podo wae?”
Ervan                 : “Pada saat itu suasana kelas yang tadinya ribut tak
menentu seketika berubah menjadi hening.”
Abdul Malik      : “Sudahlah! Saya malas mengajar disini. Murid-
muridnya pada nggak beres, lebih baik saya memilih mengajar di kelas
lain dari pada disini. (memukul meja kemudian membereskan buku-
bukunya)”
Adinda              : “Ish. Janganlah Pak. Nanti yang ngajarin kami siapa?
(tampak sedih)”
Abdul Malik      : (hanya diam sambil bergegas pergi)
Murid-murid     : “Pak… Jangan pergi…”
Ervan                 : “Suasana kelas pada saat itu tampak menjadi sunyi.
Murid-murid tampak sedih dan mereka hanya bisa diam dan memohon
agar Pak Guru tidak meninggalkan kelas mereka. Namun, usaha mereka
sia-sia, Pak Guru sudah terlanjur sangat marah kepada mereka karena
kelakuan mereka yang sangat kurang ajar. Dan akhirnya…”
Fadhila              : “(memasuki kelas) Kemana Guru kalian?”
Murid-murid     : “Keluar Bu.”
Fadhila              : “Kenapa bisa keluar?”
Murid-murid     : (Hening)
Fadhila              : “Loh? Kenapa kalian diam?Tadi ribut?”
Abdul Malik      : “(tiba-tiba memasuki kelas) Maaf Bu, saya mau
mengambil berkas saya ketinggalan.”
Fadhila              : “Kenapa Bapak tidak masuk kelas dan mengajar?”
Abdul Malik      : “Buat apa Bu saya mengajari anak-anak yang tidak bisa
diatur. Hanya menghabiskan tenaga saya Bu. Lebih baik saya pindah ke
kelas lain saja Bu.”
Murid-murid     : “(tiba-tiba bangkit dari bangku mereka kemudian
mendekati Pak Guru) Maafkan kami Pak Guru. Jangan pergi Pak.”
Abdul Malik      : “Untuk apa saya di sini? Sedangkan kalian saja tidak
menghargai saya.”
Iqbal                  : “Maafkan kami Pak, kami tau kami salah. Kami berjanji
untuk merubah sikap kami Pak.”
Adinda              : “Iya Pak, kami berjanji. Tolong maafkan kami Pak?
Cuma Bapak lah Guru yang bisa mengerti kami.”
Murid-murid     : “Iya Pak.”
Fadhila              : “Bagaimana Pak Guru?”
Abdul Malik      : “Anak-anak, mengucapkan janji itu memang mudah,
tetapi tidak semudah menepatinya nak.”
Dwi Ayu           : “Iya Pak kami tau, kami akan berusaha mengubah sifat
kami. Bapak maafkan kami kan?”
Abdul Malik      : “Iya anak-anak. Bagaimana Bapak tidak memaafkan
kalian?Bapak menyayangi murid-murid Bapak.”
Murid-murid     : “Terima kasih Pak Guru.”
Abdul Malik      : “Iya nak.”

Ervan                 : “Akhirnya Pak Guru pun memaafkan kesalahan-


kesalahan anak muridnya dan murid-murid pun bertekad untuk mengubah
sifat-sifat buruk mereka. Kelas mereka pun kini menjadi aman, damai, dan
tenang tanpa ada lagi keributan.

F. Pendekatan/metode pembelajaran
Bermain peran (role playing)

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media Pembelajaran :Naskah drama
2. Alat Pembelajaran : Laptop, speaker, property drama

H. SumberBelajar
1. Al-Qur’an dan buku-buku hadits
2. Buku pegangan siswa PAI dan Budi Pekerti SMA/SMK kelas XI
I. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke 1

No Kegiatan Waktu

1. Pendahuluan
1. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan
mengucapkan basmalah dan kemudian berdoa bersama. 15
2. Peserta didik menyiapkan kitab suci al-Qur’an menit
3. Secara bersama bertadarus al-Qur’an  (selama 5-10 menit)
4. Menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan
dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar serta
indikator yang akan dicapai.
5. Menanyakan materi yang pernah diajarkan (Appersepsi).

2. Kegiatan Inti

a. Mengamati 100
 Menyimak bacaan Q.S. Al- Isra(17): 23, dan hadits menit
terkait yang dibacakan
 Menyimak penjelasan hormat dan patuh kepada orang tua
 Menyimak penjelasan hormat dan patuh kepada guru
b. Menanya
 Menanyakan tentang cara menghafal Q.S. Al-Isra (17):23
 Menanyakan isi kandungan Q.s Al-Isra:23 terkait patuh
pada orang tua dan guru
 Menanyakan penjelasan hormat dan patuh kepada orang
tua
 Menanyakan penjelasan hormat dan patuh kepada guru
c. Mengeksperimen/Mengexplorasi
 Mendemonstrasikan isi kandungan Q.S. Al- Isra(17): 23
 Menganalisis perbuatan- perbuatan ormat dan patuh
kepada orang tua
 Menganalisis perbuatan- perbuatan hormat dan patuh
kepada guru
d. Asosiasi
 Membuat kesimpulan mengenai isi kandungan Q.S. Al-
Isra(17): 23

e. Komunikasi.
 Guru menunjuk beberapa siswa untuk memainkan peran
yang sudah disiapkan oleh guru berkaitandengan hormat
No Kegiatan Waktu

dan patuh kepada orang tua dan guru sesuai dengan Q.S.
Al- Isra(17): 23

3. Penutup
 Pendidik meminta agar para peserta didik sekali lagi
membaca Q.S. Al- Isra(17): 23sebagai penutup materi 20
pembelajaran; menit
 Pendidik meminta agar para peserta didik membiasakan
perilaku hormat dan patuh pada orang tua dan guru
 Pendidik menutup/mengakhiri pelajaran tersebut dengan
membaca hamdalah/doa;
 Pendidik mengucapkan salam kepada para peserta didik
sebelum keluar kelas dan peserta didik menjawab salam.

A. Penilaian Hasil Belajar

1. Tes (tulis)

NO Soal Kunci Jawaban


.

1 Lanjutkanlah penggalan
Q.S. Al- Isra(17): 23
ُ‫ ُدوا إِال إِيَّاه‬RRRُ‫ى َرب َُّك أَال تَ ْعب‬RRR‫ض‬ َ َ‫َوق‬
‫ك‬َ ‫َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن إِحْ َسانًا إِ َّما يَ ْبلُ َغ َّن ِع ْن َد‬
ْ‫ل‬RRُ‫ا فَال تَق‬RR‫ ُدهُ َما أَ ْو ِكالهُ َم‬R‫ْال ِكبَ َر أَ َح‬
‫ا‬RR‫لْ لَهُ َم‬RRُ‫ا َوق‬RR‫ف َوال تَ ْنهَرْ هُ َم‬ ٍّ ُ‫ا أ‬RR‫لَهُ َم‬
‫قَ ْوال َك ِري ًما‬
2 Jelaskan isi kandungan yang 1) Isi Kandungan Qs. Al-Isra :23
terdapat dalam Q.s Al- berisi perintah untuk hijrah dan
Isra:23 berjihad.
2) Isi Kandungan Qs. Al-Isra: 23
berisi perintah untuk patuh dan
hormat pada orang tua dan guru
3 Sebutkan contoh- contoh Berbakti kepada orangtua dapat
perbuatan hormat dan patuh
kepada orangtua diwujudkan dengan melakukan hal-
hal berikut:
 Mematuhi berbagai perintah dan
saran yang dianjurkan oleh
orangtua dengan syarat tidak
bertentangan dengan syariat
Islam
 Ketika berbicara kepada orangtua
sampaikanlah dengan lemah
lembut
 Senantiasa meringankan beban
orangtua dengan membantunya
sesuai kemampuan
 Selalu mendo’akan kepada
orangtua suapaya diberikan yang
terbaik untuk keluarga
 Ketika orangtua sudah lanjut usia
rawatlah dengan penuh kasih
sayang dan penghormatan
 Ketika orangtua sudah meninggal
dunia berperan serta dalam
pengurusan jenazah dengan
sebaik- baiknya

4 Sebutkan contoh- contoh Perilaku hormat dan patuh kepada


perbuatan hormat dan patuh guru diwujudkan oleh perbuatan
kepada guru sebagai berikut:
 Mengucapkan salam ketika
bertemu guru
 Memuliakan dan tidak
menyakitinya
 Berpenampilan rapi saat
menghadap guru
 Memperhatikan ketika guru
sedang menjelaskan
 Ketika akan mengajukan
pertanyaan harus sopan dengan
cara yang baik
.

5 Sebutkan hikmah dan  Manfaat hormat dan patuh


manfaat hormat dan patuh pada orang tua
kepada orangtua dan guru - Terhindar dari murka Allah SWT
- Kelak anaknya akan hormat dan
patuh kepadanya
- Mendoakan kedua orang tua
menjadi bagian tanda anak sholeh
 Manfaat hormat dan patuh
kepada guru
- Disayang dan dicintai guru
- Diberi kemudahan dalam menerima
ilmu
- Menjadikan ilmu bermanfaat 

Kudus, 3 Desember 2013

Mengetahui, Guru Mapel


Kepala Sekolah
BAB III
KESIMPULAN

Metode Role Playing yaitu suatu cara penguasaan bahan- bahan pelajaran
melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi
dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau
benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang. Hal ini
bergantung kepada apa yang diperankan.
Role Playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang di
dalamnya ada tujuan, aturan, dan sekaligus melibatkan unsur senang. Dalam role
playing murid dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu
terjadi pembelajaran di dalam kelas. Selain itu role playing seringkali dimaksudkan
sebagai suatu bentuk aktivitas dimana murid membayangkan dirinya seolah-olah
berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain.
Pada metode bermain peran, titik tekannya terletak pada keterlibatan
emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata
dihadapi. Murid diperlakukan sebagai subyek pembelajaran, secara aktif melakukan
praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada
situasi tertentu.
Jadi, dalam pembelajaran murid harus aktif, karena tanpa adanya aktivitas,
maka proses pembelajaran tidak mungkin terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Siberman, Melvin.(2014)Active learning. Bandung :Nuansa Cendekia.

Hamalik, Oemar. (2001).Proses Belajar Mengajar.Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Sardiman A. M. (2007). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada.

http://zakwaan-priaji.blogspot.co.id/2013/07/model-pembelajaran-role-playing.html
(diakses pada 3 Mei 2016 pkl 10.27 WIB)

https://sharingkuliahku.wordpress.com/2011/11/21/pengertian-model-pembelajaran-
role-playing/ (diakses pada 3 Mei 2016 pkl 10.25 WIB)

http://yayuhandayasari92.blogspot.co.id/2013/05/makalah-role-playing.html (diakses
pada 3 Mei 2016 pkl 10.30 WIB)

http://s1pgsd.blogspot.co.id/2012/11/model-pembelajaran-role-playing.html (diakses
pada 3 Mei 2016 pkl 11.04 WIB)

https://pojokpakdani.wordpress.com/2013/01/14/role-playing-sebagai-salah-satu-
model-pembelajaran-inovatif-bahasa-dan-sastra/ (diakses pada 3 Mei 2016 pkl 11.15
WIB)

Anda mungkin juga menyukai