Anda di halaman 1dari 30

PERUBAHAN SIFAT FISIK DAN UJI AKSEPTABILITAS

WAFER PAKAN KOMPLIT TERNAK DOMBA DENGAN


LAMA PENYIMPANAN YANG BERBEDA

NASI’IN NUR KHASANAH

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perubahan Sifat Fisik
dan Uji Akseptabilitas Wafer Pakan Komplit Ternak Domba dengan Lama
Penyimpanan yang Berbeda adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013

Nasi’in Nur Khasanah


NIM D24090047
ABSTRAK
NASI’IN NUR KHASANAH. Perubahan Sifat Fisik dan Uji Akseptabilitas Wafer
Pakan Komplit Ternak Domba dengan Lama Penyimpanan yang Berbeda.
Dibimbing oleh KUKUH BUDI SATOTO dan YULI RETNANI.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji lama simpan wafer terhadap
sifat fisik dan penambahan air untuk meningkatkan akseptabilitas domba ekor
tipis. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak
lengkap (RAL) untuk uji sifat fisik dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan dengan R1:
penyimpanan 0 minggu, R2: penyimpanan 3 minggu, R3: penyimpanan 6 minggu
dan rancangan acak kelompok (RAK) untuk uji akseptabilitas dengan 4 perlakuan
dan 3 ulangan dengan bobot badan sebagai kelompok, dengan P1: penyajian wafer
tanpa penambahan air, P2: penyajian wafer dengan penambahan air 25% dari
berat pakan yang diberikan, P3: penyajian wafer dengan penambahan air 50% dari
berat pakan yang diberikan, P4: penyajian wafer dengan penambahan air 75% dari
berat pakan yang diberikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lama
penyimpanan mempengaruhi (P<0.05) nilai kadar air, aktivitas air, dan daya serap
air. Serangan serangga meningkat selama penyimpanan 6 minggu. Penambahan
air mempengaruhi (P<0.05) nilai akseptabilitas domba pada lama penyimpanan 3
dan 6 minggu. Berdasarkan hasil penelitian lama penyimpanan 6 minggu dapat
meningkatkan kadar air, menurunkan daya serap air wafer pakan komplit dan
meningkatkan akseptabilitas domba dengan penambahan air 75%.

Kata kunci: akseptabilitas, limbah pasar, sifat fisik, wafer

ABSTRACT
NASI’IN NUR KHASANAH. Physical Characteristic and Acceptability Test
Wafer Complete Feed for Sheep with Length of Storage Different. Supervised by
KUKUH BUDI SATOTO and YULI RETNANI.

The objective of this experiment was to evaluate storage wafer on physical


characteristic and added water to increase acceptability of thin-tailed sheep. The
experimental design used in this research was Completely Randomized Design for
testing physical characteristic with 3 treatments and 3 replications with R1: 0
week storage, R2: 3 weeks of storage, R3: 6 weeks of storage and Block
Randomized Design to test acceptability with 4 treatments and 3 replications with
body weight as a block with P1: offering wafer without the addition of water, P2:
offering wafer with the addition of water 25% of the feed given, P3: offering
wafer with the addition of water 50% of the feed given, P4: offering wafer with
the addition of water 75% of the feed given. The results of this research showed
that the storage time significantly different (P<0.05) on moisture, water activity,
water absorption. Insect attack can be increase with storage during six weeks. The
Addition of water on wafer significantly different (P<0.05) on acceptability of
sheep at length storage on 3 and 6 weeks. Based on the results length storage on 6
weeks increase on moisture, decrease on water absorption and increase on
acceptability of sheep with the addition of water 75%.
Keyword: acceptability, physical characteristic, vegetable waste, wafer
PERUBAHAN SIFAT FISIK DAN UJI AKSEPTABILITAS
WAFER PAKAN KOMPLIT TERNAK DOMBA DENGAN
LAMA PENYIMPANAN YANG BERBEDA

NASI’IN NUR KHASANAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi : Perubahan Sifat Fisik dan Uji Akseptabilitas Wafer Pakan Komplit
Ternak Domba dengan Lama Penyimpanan yang Berbeda
Nama : Nasi’in Nur Khasanah
NIM : D24090047

Disetujui oleh

Ir Kukuh Budi Satoto, MS Prof Dr Ir Yuli Retnani, MSc


Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Idat Galih Permana, MSc Agr


Ketua Departemen

Tanggal Lulus:
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan September-November
2012 ini ialah pengolahan pakan, dengan judul Perubahan Sifat Fisik dan Uji
Akseptabilitas Wafer Pakan Komplit Ternak Domba dengan Lama Penyimpanan
yang Berbeda.
Limbah sayuran pasar dipilih sebagai bahan utama perlakuan karena limbah
sayuran pasar ketersediaannya melimpah, tidak bersaing dengan manusia, mudah
didapat dan murah. Pengolahan limbah sayuran pasar diantaranya adalah wafer.
Wafer pakan komplit merupakan pengolahan pakan dengan berbagai campuran
bahan pakan melalui pengepresan dengan suhu dan tekanan yang tinggi.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skipsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Kritik, saran, dan masukan yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan di masa mendatang. Penulis berharap semoga skripsi
ini dapat memberikan informasi baru dalam dunia peternakan dan dapat bermanfaat
bagi pembaca dan penulis khususnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2013

Nasi’in Nur Khasanah


DAFTAR ISI

JUDUL i
PERNYATAAN SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI iii
ABSTRAK iv
LEMBAR PENGESAHAN v
PRAKATA ix
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR LAMPIRAN xi
PENDAHULUAN 1
METODE 2
Bahan 2
Alat 2
Lokasi dan waktu penelitian 2
Prosedur percobaan 3
Wafer limbah sayuran pasar 3
Analisis Data 4
Perlakuan 4
Perlakuan rancangan percobaan 4
Kadar air 4
Aktivitas air 5
Daya serap 5
Kerapatan 5
Ukuran partikel 5
Serangan serangga 6
Akseptabilitas 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 6
Keadaan umum wafer 6
Sifat fisik wafer 8
Kadar air 8
Aktivitas air 9
Kerapatan 10
Daya serap 10
Ukuran partikel 10
Serangan Serangga 11
Akseptabilitas 11
SIMPULAN DAN SARAN 13
Simpulan 13
Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 13
LAMPIRAN 15
RIWAYAT HIDUP 18
DAFTAR TABEL
1 Potensi limbah sayuran pasar di pasar kramat jati, DKI Jakarta 3
2 Keadaan umum wafer pakan komplit 7
3 Analisis kimia wafer pakan komplit ( % BK) 8
4 Sifat fisik wafer pakan komplit 9
5 Rataan suhu dan kelembaban ruang penyimpanan 11
6 Akseptabilitas domba terhadap wafer pakan komplit pada lama
penyimpanan 0, 3, dan 6 minggu (%BK) 12

DAFTAR LAMPIRAN
1 Lampiran 1 Anova hasil sidik ragam kadar air 15
2 Lampiran 2 Uji Lanjut Duncan kadar air 15
3 Lampiran 3 Anova hasil sidik ragam aktivitas air 15
4 Lampiran 4 Uji Lanjut Duncan aktivitas air 15
5 Lampiran 5 Anova hasil sidik ragam kerapatan 16
6 Lampiran 6 Anova hasil sidik ragam daya serap 16
7 Lampiran 7 Uji Lanjut Duncan daya serap 16
8 Lampiran 8 Anova hasil sidik ragam ukuran partikel 16
9 Lampiran 9 Anova hasil sidik ragam akseptabilitas pada penyimpanan 0
minggu 16
10 Lampiran 10 Anova hasil sidik ragam akseptabilitas pada penyimpanan
3 minggu 17
11 Lampiran 11 Uji Lanjut Duncan akseptabilitas pada penyimpanan 3
minggu 17
12 Lampiran 12 Anova hasil sidik ragam akseptabilitas pada penyimpanan
6 minggu 17
13 Lampiran 13 Uji lanjut Duncan akseptabilitas pada penyimpanan 6
minggu 17
1

PENDAHULUAN

Populasi domba di daerah Jakarta Timur sebanyak 1744 ekor menyebabkan


meningkatnya kebutuhan pakan (BPS Daerah Jakarta Timur 2012). Hal ini
menyebabkan banyak peternak memanfaatkan limbah sayuran pasar sebagai
pakan dikarenakan hijauan di daerah tersebut sudah semakin berkurang. Salah
satu bangsa domba yang ada di Jakarta Timur adalah domba ekor tipis. Domba ini
mempunyai ciri-ciri ekor pendek dan kecil, warna rambut pada umumnya putih,
kasar dan tersebar tidak teratur pada bagian tubuhnya (Arifin et al. 2007). Domba
ini sangat adaptif terhadap pakan yang diberikan.
Potensi limbah sayuran pasar (Tabel 1) di Pasar Induk Kramat Jati
menyebabkan beberapa masalah diantaranya adalah pencemaran lingkungan. Data
Badan Pusat Statistik DKI Jakarta (2012) menyatakan bahwa limbah sayuran
pasar di DKI Jakarta dapat mencapai 4500 ton per harinya yang terdiri dari
sayuran dan buah-buahan. Limbah sayuran pasar yang banyak digunakan untuk
pembuatan wafer adalah klobot jagung, limbah kacang hijau, dan daun kembang
kol, meskipun potensi limbah sayuran pasar tersebut sedikit (Tabel 1). Hal ini
disebabkan karena limbah kacang hijau mempunyai kandungan energi metabolis
tinggi yaitu 3737 kkal kg-1, daun kembang kol mempunyai kandungan protein dan
energi metabolis tinggi yaitu masing-masing 25.18 g 100g-1 dan 3523 kkal kg-1,
dan klobot jagung mempunyai kandungan serat kasar yang tinggi yaitu 34.15 g
100g-1 (Saenab dan Retnani 2011).
Limbah sayuran pasar selain mempunyai beberapa kelebihan juga
mempunyai beberapa kelemahan diantaranya adalah mudah busuk, voluminus
(bulky), dan ketersediaannya fluktuatif sehingga limbah sayuran pasar tidak dapat
langsung diberikan ke ternak (Retnani et al. 2010a). Oleh karena itu perlu adanya
teknologi pengolahan dan pengawetan pakan agar limbah sayuran pasar tahan
lama, mudah disimpan, dan mudah diberikan ke ternak. Ada beberapa pengolahan
pakan diantaranya adalah pengolahan secara fisik, biologis dan kimiawi (Yusmadi
et al. 2008). Salah satu teknologi pengolahan dan pengawetan pakan adalah pakan
wafer yang terbuat dari limbah sayuran pasar yang dikeringkan, kemudian
dicampur dengan bahan pakan lain lalu dilanjutkan dengan pengepresan
menggunakan mesin kempa melalui pemanasan dengan suhu tinggi, sehingga
wafer ini dapat disimpan, suatu saat dapat digunakan untuk mengatasi kelangkaan
hijauan, dan disukai oleh ternak. Pengolahan limbah sayuran pasar ini dapat
menekan biaya produksi pakan yang umumnya mencapai 70 % (Saenab dan
Retnani 2011). Wafer yang mempunyai komposisi dari tiga jenis limbah sayuran
pasar (klobot jagung, limbah kacang hijau, dan daun kembang kol) dapat
menghasilkan pertambahan bobot badan domba sebesar 137.30 g hari-1 (Retnani et
al. 2010a). Perbandingan klobot jagung, daun kembang kol, dan limbah kacang
hijau 1:2:1 menghasilkan wafer yang mempunyai palatabilitas yang paling baik
(Retnani et al. 2010a). Pengolahan pakan wafer yang menggunakan pemanasan
dengan suhu tinggi menyebabkan pakan wafer ini mempunyai tekstur yang keras,
sehingga pada pemberian ke ternak perlu ditambahkan air agar tekstur wafer
menjadi lunak dan mudah untuk dikonsumsi.
Penyimpanan pakan seperti halnya wafer sangat diperlukan karena pakan
harus selalu tersedia dan selalu siap digunakan sehingga kontinuitas produksi
2

dapat terus berlangsung (Retnani et al. 2010b). Penyimpanan pakan harus


memperhatikan kondisi ruang penyimpanan. Kondisi ruang penyimpanan yang
baik di antaranya adalah mempunyai suhu 18-240C, bersih dan terang, bebas dari
serangan serangga dan tikus yang merusak (Krisnan 2008).
Penelitian ini bertujuan untuk menguji lama simpan wafer pakan komplit
terhadap sifat fisik dan penambahan air untuk meningkatkan akseptabilitas domba
ekor tipis.

METODE

Bahan

Bahan yang digunakan selama penelitian adalah ternak domba ekor tipis
jantan berjumlah 12 ekor dengan rata-rata bobot badan 27.43±5.43 kg. Pakan
berbentuk wafer yang terbuat dari limbah sayuran pasar (klobot jagung, daun
kembang kol, dan limbah kacang hijau) dengan perbandingan 1:2:1, bungkil
kelapa, urea, molases, premix, dan CaCO 3 . Potensi limbah sayuran pasar dapat
dilihat pada Tabel 1.

Alat

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini meliputi peralatan untuk


pembuatan wafer yang terdiri dari mesin chopper (kapasitas 500 kg jam-1, power 1
hp, phase 2 dan komponen utama pisau pemotong), mesin kempa, dan timbangan.
Peralatan untuk uji sifat fisik terdiri dari a w meter, jangka sorong, timbangan
ohaus, tyler sieve, mistar, dan gergaji. Peralatan untuk penyimpanan wafer hanya
menggunakan karung plastik. Peralatan untuk uji akseptabilitas terdiri dari
timbangan kapasitas 500 g, tempat pakan, dan stopwatch. Peralatan untuk analisis
kadar air terdiri dari cawan porselen, oven 1050C, gegep, nampan dan eksikator.

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di peternakan rakyat daerah Cilangkap-Jakarta


Timur pada bulan September-November 2012. Pembuatan wafer dan analisis sifat
fisik dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, analisis kadar air dilakukan di
Laboratorium Terpadu dan analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Ilmu
Teknologi Pakan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
3
Tabel 1 Potensi limbah sayuran pasar di pasar induk kramat jati DKI Jakarta

Komoditas sayuran Jumlah pasokan Perkiraan Potensi limbah


(ton minggu-1) Penyusutan (%) sayuran (ton
minggu-1)
Kol bulat 757.50 20 151.5
Kembang kol 29.50 25 5.90
Bawangmerah 805.25 12 161.05
Bawang putih 216.25 4 43.25
Sawi 268.25 11 53.65
Buncis 9.75 3 1.95
Wortel 269.50 8 53.90
Tomat 574.50 10 114.90
Daun bawang 86.75 6 17.35
Daun seledri 38.25 6 7.65
Kelapa 133.25 8 26.65
Jagung 216.50 20 43.30
Kacang hijau 41.75 15 8.35
Sumber: Badan Pusat Statistik Daerah Khusus Ibukota Jakarta (2012)

Prosedur Percobaan

Wafer pakan komplit


Limbah sayuran pasar yang terdiri dari klobot jagung, daun kembang kol,
dan limbah kacang hijau dengan rasio 25%, 50%, dan 25% dari total bahan
dikeringkan dengan sinar matahari selama 2-3 hari hingga kadar air bahan limbah
sayuran pasar mencapai 13% (Retnani et al. 2010a). Setelah itu limbah sayuran
pasar yang telah kering dicacah menggunakan mesin chopper. Kemudian, cacahan
limbah sayuran pasar tersebut dicampur dengan bahan lain seperti bungkil kelapa,
molasses, urea, premix, dan CaCO 3 . Setelah tercampur rata dilakukan pencetakan
dengan ukuran 5x5x5 cm dengan menggunakan mesin kempa dengan tekanan
200-300 kg cm-2 dan suhu 1500C selama 20 menit. Kemudian wafer diangkat lalu
didinginkan yang kemudian sebagian dari wafer dilakukan uji sifat fisik dan
sebagian lagi dikemas dan disimpan di peternakan Cilangkap-Jakarta Timur
selama 6 minggu. Penyimpanan ini menggunakan karung plastik ukuran 25x20
cm dengan isi per karungnya 20 buah wafer. Setiap 3 minggu sekali dilakukan
pengambilan sampel untuk uji sifat fisik dan akseptabilitas.
4

Analisa data

Perlakuan
1. Perlakuan untuk uji sifat fisik adalah:
R1 : penyimpanan 0 minggu
R2 : penyimpanan 3 minggu
R3 : penyimpanan 6 minggu
2. Perlakuan untuk uji akseptabilitas adalah:
P1 : penyajian wafer tanpa penambahan air
P2 : penyajian wafer dengan penambahan air 25% dari berat pakan
yang diberikan
P3 : penyajian wafer dengan penambahan air 50% dari berat pakan
yang diberikan
P4 : penyajian wafer dengan penambahan air 75% dari berat pakan
yang diberikan
Perlakuan Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan 2 rancangan percobaan yaitu rancangan acak
lengkap (RAL) untuk uji sifat fisik dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan, dan
Rancangan acak kelompok (RAK) untuk uji akseptabilitas dengan 4 perlakuan
dan 3 ulangan, dengan bobot badan sebagai kelompok. Dengan model matematika
sebagai berikut:
Model matematik RAL (Steel dan Torrie 1993):
Yij = µ+α i +ε ij
Keterangan:
Y ij = nilai pengamatan pada perlakuan ke-i, ulangan ke-j
µ = nilai tengah umum
α i = pengaruh perlakuan ke-i
ε ij = galat percobaan pada perlakuan ke-i, ulangan ke-j

Model matematik RAK (Steel dan Torrie 1993):


Yij = μ + τi + βj +εij
Keterangan :
Yij = nilai pengamatan perlakuan ke- i, kelompok ke-j
μ = nilai rata-rata
τi = pengaruh perlakuan ke-i
βj = pengaruh kelompok ke-j
εij = galat perlakuan ke-i, perlakuan ke-j

Analisis data untuk penelitian ini menggunakan sidik ragam (Analysis of


Variance/ANOVA) menggunakan SPSS dan jika berbeda nyata dilanjutkan
dengan uji Duncan (Steel dan Torrie 1993). Peubah yang diamati dalam penelitian
ini adalah:

Kadar air (AOAC 1988)


Kadar air diperoleh dari menimbang sampel sebanyak 3 g sebagai bobot
awal lalu dikeringkan pada oven 1050C selama 24 jam sampai beratnya konstan.
Presentase kadar air diperoleh dengan rumus:
5

berat awal(g) − berat kering oven (g)


KA (%) = x 100%
berat awal (g)

Aktivitas air (Retnani et al. 2010a)


Aktivitas air diperoleh dengan cara memasukkan sampel wafer kedalam a w
meter yang sebelumnya telah dikalibrasi menggunakan BaCl 2 selama 3 jam.
Pengukuran aktivitas air ini dilakukan selama 3 jam, kemudian dicatat suhu dan
skalanya. Nilai aktivitas air dihitung menggunakan rumus:

a w = Skala ± {|suhu ruangan - 20| x 0,002}


Keterangan :
- Jika suhu ruangan > 200C
+ Jika suhu ruangan < 200C

Daya Serap (Trisyulianti et al. 2003)


Daya serap air diperoleh dari pengukuran berat wafer sebelum dan sesudah
direndam dengan air selama 5 menit. Presentase daya serap air diperoleh dengan
rumus:
BB−BA
DSA (%) = BA x 100%

Keterangan:
DSA = daya serap air wafer (%)
BA = berat awal (g)
BB = berat akhir (g)

Kerapatan (Trisyulianti et al. 2003)


Nilai kerapatan wafer dapat dihitung dengan rumus :
W
K= x100%
(PxTxL)
Keterangan:
K = kerapatan (g cm-3)
W = berat uji contoh (g)
P = panjang contoh uji (cm)
L = lebar contoh uji (cm)
T = tebal contoh uji (cm)

Ukuran Partikel (Giger-Reverdin 2000)


Ukuran partikel diukur dengan cara menghaluskan sampel wafer hingga
mencapai ukuran 1 mm menggunakan metode dry sieving sebanyak 100 g selama
10 menit, kemudian ditimbang sisa bahan yang tertinggal pada tiap sieve (Giger-
Reverdin 2000). Modulus of Finess (MF) atau tingkat kehalusan adalah
pengukuran kekasaran atau kehalusan agregat tertentu dihitung dengan
menggunakan rumus :

∑(% bahan tiap mesh x no perjanjian)


MF =
100
6

selanjutnya bahan dikategorikan berdasarkan nilai MF dengan ketentuan sebagai


berikut (Giger-Reverdin 2000):
a Nilai MF = 3.017 ≤ x ≤ 4.17 : kategori bahan kasar
b Nilai MF = 0.9 ≤ x < 3.017 : kategori bahan sedang
c Nilai MF = x < 0.9 : kategori bahan halus
rataan ukuran partikel dihitung dengan rumus:

D = (0.0041) x 2 mf x 2.54 x 10 x 1000 µm

Serangan Serangga
Serangan serangga diukur dari banyaknya serangga yang keluar dari sampel
yang telah dihancurkan yang diayak menggunakan saringan vibrator ballmill no
32 yang bertujuan agar serangga dapat lolos tapi wafer tidak, kemudian dihitung
satu persatu jumlah serangga, yang lolos yang telah dialasi kertas putih. Kemudian
bahan yang diperiksa diberi kode, berikut kode pemeriksaan yang ada (Bulog
1996):
C/A : Aman, yaitu tidak terlihat dan tidak ditemukannya adanya
serangga dari sampel
C/R : Ringan, yaitu tidak terlihat adanya serangga ditumpukkan atau
kurang sebelum pemeriksaan sampel, maksimum 1-2 ekor kg-1.
C/M : Medium, yaitu serangga terlihat ditumpukkan, sekitar 3-5 ekor
kg-1.
C/B : Berat, yaitu serangga jelas banyak ditumpukkan, 6-10 ekor kg-1.
C/SB : Sangat berat, yaitu> 10 ekor kg-1.

Akseptabilitas (Stewart et al. 1998)


Akseptabilitas diperoleh dengan cara memberikan wafer sebanyak 100 gram
yang ditambah air sesuai dengan perlakuan kepada domba selama 1 jam (Stewart
et al. 1998). Nilai akseptabilitas ini diperoleh dari banyaknya ternak
mengkonsumsi wafer yang diberikan dan pengurangan antara pemberian wafer
dengan sisa wafer. Wafer yang diberikan untuk uji akseptabilitas ialah wafer yang
telah disimpan dari minggu 0 sampai minggu 6.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Wafer

Wafer pakan komplit merupakan suatu bentukan pakan yang memiliki


bentuk fisik kompak dan ringkas, memiliki kandungan nutrisi yang lengkap dan
dibuat dengan menggunakan teknologi yang sederhana sehingga mudah
diterapkan dan ekonomis (Trisyulianti et al. 2003). Wafer yang digunakan pada
penelitian ini mempunyai tekstur, kepadatan, warna dan aroma yang sama,
dikarenakan wafer ini mempunyai bahan penyusun yang sama yaitu dari klobot
jagung, limbah kacang hijau dan daun kembang kol. Keadaan umum wafer pakan
komplit dapat dilihat pada Tabel 2.
7

Tabel 2 Keadaan umum wafer pakan komplit


Peubah yang diamati Keadaan umum
Warna Coklat
Aroma Harum hijauan
Kepadatan Sangat padat
Tekstur/ukuran partikel (mm) Sedang/(1.5±0.414)

Berdasarkan Tabel 2, wafer yang dihasilkan mempunyai warna coklat dan


beraroma harum hijauan. Warna coklat disebabkan karena terjadinya reaksi
browning non enzimatis pada proses pembuatan wafer yaitu reaksi antara glukosa
dan asam amino (Herawati 2008). Aroma harum hijauan disebabkan karena pada
saat proses pembuatan tekanan dan suhunya terlalu besar. Komposisi daun
kembang kol yang banyak pada wafer dapat menghasilkan warna coklat pada
wafer tersebut (Retnani et al. 2010a).
Kepadatan wafer ini berdasarkan Tabel 2 adalah sangat padat. Hal ini
disebabkan oleh penekanan yang terlalu besar pada mesin kempa, selain itu juga
adanya perekat yang mampu mengikat partikel-partikel bahan sehingga wafer
yang dihasilkan padat dan kompak sesuai dengan densitas yang diinginkan
(Trisyulianti et al. 2003). Kepadatan wafer seperti penelitian ini akan
memudahkan wafer dalam hal penanganan pada saat transportasi dan diperkirakan
akan lebih lama dalam penyimpanan (Trisyulianti et al. 2003). Kondisi wafer
dengan kepadatan sangat padat ini kurang palatabel untuk ternak domba
(Trisyulianti et al. 2003).
Tekstur wafer limbah sayuran pasar ini sedang. Hal ini disebabkan oleh
hasil ukuran partikel sebesar (1.5±0.414), nilai tersebut menunjukkan bahwa
ukuran partikel wafer sedang (Giger-Reverdin 2000). Selain itu komposisi bahan
yang digunakan sebagian besar adalah limbah kacang hijau, karena limbah kacang
hijau mempunyai kandungan serat kasar sekitar 57.06%, klobot jagung sebesar
48.19%, sedangkan daun kembang kol mempunyai kandungan serat kasar 18.94%
(Hasil analisis Laboratorium Ilmu Teknologi Pakan 2009). Jayusmar et al. (2002)
menyatakan bahwa semakin tinggi kandungan serat pada bahan pakan maka
rongga yang dihasilkan oleh wafer semakin besar dan banyak. Tingginya rongga
yang dihasilkan oleh wafer ini menyebabkan daya serap air tinggi (91.59±3.926).
Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan ukuran partikel pada wafer. Hasil
penelitian ini tidak sesuai dengan pernyataan Retnani et al. (2010a), yang
menyatakan bahwa komposisi klobot jagung yang terkandung di dalam wafer
semakin banyak maka tekstur yang dihasilkan semakin kasar. Hasil analisis kimia
wafer pakan komplit dapat dilihat pada Tabel 3.
8
Tabel 3 Analisis proksimat wafer pakan komplit (% BK)
Kandungan zat makanan % BK
Kadar air 11.67
Abu 1.78
PK 23.08
SK 28.74
LK 1.63
BETN 44.76
GE 4221.67
TDN*) 67.70
Keterangan : Hasil Analisis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,
Institut Pertanian Bogor (2012). BK: bahan kering, PK: protein kasar, SK: serat
kasar, LK: lemak kasar, BETN: bahan ekstrak tanpa nitrogen, GE: gross
energy, TDN: total digestable nutrient; *) TDN ditung berdasarkan rumus
Wardeh (1981); %TDN rumput kering = 14.8356 + (1.3310 PK) +
(0.7923BETN) + (0.978LK) + (0.5133SK)

Tabel 3 menunjukkan bahwa kandungan zat makanan dari wafer yang


dibuat mempunyai kandungan PK sebesar 23.08% dan TDN sebesar 67.69%,
wafer yang dibuat ini menyerupai legum yang berkualitas baik yaitu legum gamal
dengan kandungan protein kasar 22-27%, serat kasar 14%, NDF 45% dan ADF
34% (Suharlina 2006) dan wafer ini dapat digunakan sebagai pengganti hijauan
karena mempunyai kandungan serat kasar yang tinggi, sehingga tidak perlu lagi
ditambahkan rumput pada saat pemberian ke ternak. Kandungan zat makanan
wafer ini mempunyai kandungan protein kasar yang tinggi dan TDN yang rendah.
Berdasarkan NRC (1985) domba dengan bobot badan ±27 kg membutuhkan
protein sebesar 13.5% dengan kebutuhan TDN sebesar 62.5%. Keseimbangan
antara protein dan TDN diperlukan, jika kelebihan protein maka akan dibuang
melalui feses maupun urin.

Sifat Fisik Wafer

Kadar Air
Kadar air wafer adalah jumlah air yang tertinggal di dalam rongga sel,
rongga intraseluler dan antar partikel selama proses pengerasan perekat dengan
mesin kempa saat pembuatan wafer (Trisyulianti et al. 2003). Kadar air wafer
ditentukan oleh kadar air partikel sebelum kempa panas, jumlah air yang
terkandung dalam jumlah perekat serta jumlah air yang keluar dari sistem perekat
sewaktu memperoleh energi panas pada proses pengerasan berupa tekanan dan
suhu pelat kempa panas. Hasil sifat fisik wafer pakan komplit dapat dilihat pada
Tabel 4.
9
Tabel 4 Sifat fisik wafer pakan komplit selama penyimpanan
Peubah R1 R2 R3 Standart

Kadar air (%) 11.69±0.020a 14.31±0.18b 14.74±0.14c 14*)

Aktivitas air 0.81±0.006b 0.71±0.006a 0.83± 0.050b 0.82**)

Kerapatan (gr cm-3) 0.94±0.075 1.00±0.015 0.96± 0.092 0.50**)

Daya serap (%) 91.59±3.93b 46.67±23.86a 57.91± 9.54a 52**)

Ukuran partikel 1.50±0.41 1.59±0.36 2.20±0.36


(mm)

Serangan serangga 0 3-5 3-5


(ekor)
Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata tiap perlakuan dengan
P(<0.05). R1: penyimpanan 0 minggu; R2: penyimpanan 3 minggu; R3: penyimpanan 6 minggu
*)
SNI No 01-3930-1995
**)
Retnani et al. (2010b)

Berdasarkan Tabel 4 lama penyimpanan nyata meningkatkan kadar air


wafer pakan komplit (P<0.05). Nilai kadar air tertinggi yaitu sebesar
14.744±0.144 pada penyimpanan minggu ke-6 dan terendah 11.69±0.020 pada
penyimpanan minggu ke-0. Hal ini membuktikan bahwa semakin lama disimpan
kadar air wafer akan semakin meningkat. Meningkatnya kadar air ini disebabkan
oleh suhu dan kelembaban yang berubah-ubah saat penyimpanan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Trisyulianti et al. (2003) yang menyatakan bahwa kadar air
wafer bergantung pada kelembaban udara sekelilingnya karena adanya
lignoselulosa yang bersifat higroskopis yang menyerap air dari lingkungannya.
Kadar air dalam bahan makanan dapat menentukan akseptabilitas dan daya tahan
bahan. Peningkatan kadar air seiring dengan penurunan presentase daya serap air
(Trisyulianti et al. 2003).

Aktivitas Air (a w )
Aktivitas air erat kaitannya dengan kadar air. Berdasarkan Tabel 4 lama
penyimpanan nyata mempengaruhi perubahan aktivitas air wafer pakan komplit
(P<0.05). Nilai aktivitas air tertinggi yaitu sebesar 0.83±0.050 pada penyimpanan
minggu ke-6 dan terendah 0.71±0.006 pada penyimpanan minggu ke-3.
Rendahnya nilai aktivitas air pada penyimpanan minggu ke-3 disebabkan oleh
absorbsi uap air dari udara ke ransum menyebabkan perubahan kandungan air
bebas ransum, sehingga menyebabkan nilai aktivitas air juga berubah (Retnani et
al. 2010a). Aktivitas air meningkat pada penyimpanan 6 minggu. Hal ini
disebabkan oleh kelembaban ruang penyimpanan pada minggu ke-6 rendah sekitar
60% (Tabel 5) yang menyebabkan cairan permukaan bahan banyak yang menguap
(dehidrasi) sehingga pertumbuhan mikroba terhambat dan permukaan bahan
menjadi gelap (Retnani et al. 2009). Aktivitas air yang tinggi ini akan
10

berpengaruh terhadap kualitas wafer, karena pada a w sekitar 0.8-0.9 adalah a w


yang baik untuk pertumbuhan mikroba, kapang, dan khamir (Herawati 2008).

Kerapatan
Lama penyimpanan tidak nyata mempengaruhi kerapatan wafer pakan
komplit. Berdasarkan data tersebut semakin lama disimpan kerapatan dari wafer
cenderung tetap. Hal ini menunjukkan bahwa wafer tersebut mempunyai tekstur
yang padat dan keras. Tekstur yang padat dan keras ini disebabkan oleh besarnya
tekanan kempa yang diberikan selama proses pembuatan. Selain itu, tekstur yang
padat dan keras ini juga akan memudahkan dalam penanganan transportasi dan
akan lebih lama dalam penyimpanan (Trisyulianti et al. 2003). Kondisi ruang
penyimpanan seperti udara yang lembab atau kering akan dengan mudah
mempengaruhi wafer pakan yang porous dibandingkan dengan wafer pakan yang
padat. Hal ini dikarenakan sirkulasi udara pada wafer yang porous lebih lancar
dibandingkan dengan wafer yang padat (Trisyulianti et al. 2003). Wafer dengan
kerapatan 0.5-0.6 g cm-3 lebih palatabel pada ternak domba (Trisyulianti et al.
2003). Kerapatan wafer yang tidak stabil ini disebabkan juga oleh kelembaban
relatif yang rendah (Tabel 5). Rendahnya kelembaban relatif ini menyebabkan
cairan permukaan wafer banyak yang menguap (dehidrasi), sehingga kepadatan
wafer semakin padat dan keras, selain itu pertumbuhan mikroba juga dapat
terhambat (Retnani et al. 2009).

Daya Serap
Berdasarkan Tabel 4 lama penyimpanan nyata mempengaruhi nilai daya
serap air wafer pakan komplit (P<0.05). Nilai daya serap air tertinggi yaitu pada
penyimpanan minggu ke-0 sebesar 91.59±3.926 dan terendah yaitu pada
penyimpanan minggu ke-3 sebesar 46.67±23.861. Tingginya daya serap air pada
penyimpanan 0 minggu ini disebabkan oleh kandungan serat pada bahan pembuat
wafer (limbah kacang hijau) tinggi. Tingginya kandungan serat menunjukkan
bahwa wafer mampu mengikat air karena adanya ikatan OH dalam air dengan
serat pada wafer, pada penelitian (Siregar 2005) dinyatakan bahwa terdapat
hubungan positif antara daya serap air partikel dengan komposisi kimia fraksi
serat bahan. Menurut data ini semakin lama disimpan maka daya serap air wafer
semakin rendah pada penyimpanan 3 minggu, dan akan meningkat kembali pada
penyimpanan 6 minggu dengan peningkatan yang tidak terlalu tajam. Peningkatan
daya serap air wafer tersebut disebabkan pemuaian dari partikel-partikel wafer
dan melemahnya ikatan antar partikel (Trisyulianti et al. 2003). Menurut
Trisyulianti et al. (2003) kerapatan dan kadar air berbanding terbalik dengan daya
serap, semakin tinggi kerapatan dan kadar air maka kemampuan daya serap air
akan semakin rendah.

Ukuran Partikel
Berdasarkan Tabel 4 lama penyimpanan tidak nyata mempengaruhi nilai
ukuran partikel. Nilai ukuran partikel terendah terdapat pada penyimpanan 0
minggu yaitu sekitar 1.50±0.414 dan tertinggi terdapat pada penyimpanan 6
minggu yaitu sebesar 2.20±0.365. Peningkatan ukuran partikel dikarenakan kadar
air selama penyimpanan juga meningkat yang menyebabkan inti membengkak
(Parde et al. 2003). Peningkatan ukuran partikel biasanya diikuti dengan
11

penurunan nilai kerapatan (Giger-Reverdin 2000). Ukuran partikel 1.50±0.414


menyebabkan tekstur wafer sedang, sehingga dengan tekstur wafer yang sedang
ini menyebabkan laju rata-rata wafer yang melewati saluran pencernaan lebih
banyak (Giger-Reverdin 2000).

Serangan Serangga
Serangan serangga tidak dimasukkan ke dalam rancangan percobaan
karena keseragamannya tinggi, sehingga dibahas secara deskriptif. Serangan
serangga pada penyimpanan minggu ke-3 dan minggu ke-6 sebesar 3-5 ekor,
sedangkan untuk penyimpanan mingu ke-0 belum ada serangan serangga (Tabel
4). Hal ini dikarenakan pada penyimpanan minggu ke-0 suhu dan kelembaban
ruang penyimpanan masih stabil dan belum banyak perubahan, sedangkan pada
penyimpanan minggu ke-3 dan ke-6 suhu dan kelembaban ruang penyimpanan
sudah berubah-ubah, sehingga banyak serangga yang berkembangbiak. Serangga
yang umumnya ditemukan adalah serangga Sitophilus oryzae. Serangga ini hidup
pada suhu 25–300C dengan kelembaban 70% dan kadar air bahan 10–15% siklus
hidupnya berlangsung 31–37 hari (Wigati 2009). Data suhu dan kelembaban ruang
penyimpanan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Rataan suhu dan kelembaban ruang penyimpanan


Lama Suhu (0C) RH(%) Suhu (0C)*) RH (%)*)
penyimpanan Min Max Min Max
Minggu 0 28 68 18 24 55 60
Minggu 3 27 71 18 24 55 60
Minggu 6 34 60 18 24 55 60
*)
Sumber: Krisnan (2008)

Tabel 5 menunjukkan bahwa suhu dan kelembaban selama penyimpanan


berubah-ubah dari minggu ke-0 sampai minggu ke-6. Perubahan suhu dan
kelembaban ini mempengaruhi sifat fisik wafer selama penyimpanan. Semakin
tinggi suhu ruang penyimpanan maka semakin rendah kelembabannya begitu pula
sebaliknya. Rendahnya nilai kelembaban pada minggu ke-6 menyebabkan
permukaan wafer akan banyak yang menguap (dehidrasi) sehingga wafer menjadi
kering atau kadar air wafer menjadi rendah (Retnani et al. 2010b). Kelembaban
ruang penyimpanan yang tinggi pada minggu ke-3 menyebabkan terjadinya
absorbsi uap air dari udara ke biskuit (Retnani et al. 2010b). Hal ini yang
mengakibatkan kadar air dan aktivitas air pada penyimpanan minggu tersebut
meningkat, sehingga dapat menurunkan kualitas dari wafer selama penyimpanan.

Akseptabilitas

Akseptabilitas dapat diartikan sebagai daya terima ternak terhadap suatu


pakan yang diberikan (Stewart et al. 1998). Akseptabilitas domba terhadap wafer
limbah sayuran pasar pada lama penyimpanan 0, 3, dan 6 minggu dapat dilihat
pada Tabel 6. Tabel 6 menunjukkan bahwa penambahan air pada lama
penyimpanan 0 minggu tidak mempengaruhi akseptabilitas domba pada wafer
pakan komplit. Wafer yang tidak ditambah air mempunyai nilai akseptabilitas
paling rendah yaitu 18.30±23.86 g atau 0.025% BB, dan nilai akseptabilitas
12

tertinggi yaitu dengan penambahan air sebanyak 75% dari berat pakan yang
diberikan sekitar 66.98±38.08 g atau 0.093% BB. Penambahan air secara umum
dapat meningkatkan konsumsi BK. Hal ini sesuai dengan pendapat Parakkasi
(1999) yang menyatakan bahwa penambahan air ke dalam pakan akan
meningkatkan akseptabilitas pakan.
Tabel 6 Akseptabilitas domba terhadap wafer pakan komplit pada lama
penyimpanan 0, 3, dan 6 minggu (%BK)
Ulangan Rataan
1 2 3
Penyimpanan 0 minggu -------------------------g-----------------------
P1 45.28 0.00 9.62 18.30±23.86
P2 52.64 5.66 98.49 52.27±46.42
P3 58.30 49.8 15.28 41.13±22.79
P4 44.15 110.94 45.85 66.98±38.08
Blok B1 B2 B3
50.10±6.64 41.61±51.3 42.3±40 44.67±4.71
Penyimpanan 3 minggu -------------------------g-----------------------
P1 50.95 10.19 52.64 37.93±24.03b
P2 71.89 37.93 87.17 65.66±25.21ab
P3 63.40 87.74 78.12 76.42±12.26ab
P4 111.51 96.23 90.57 99.44±10.83a
Blok B1 B2 B3
74.4±26.1 58±40.97 77±17.15 69.86±10.34
Penyimpanan 6 minggu -------------------------g-----------------------
P1 57.74 3.96 57.17 39.62±30.88c
P2 71.89 45.28 92.27 69.81±23.56bc
P3 91.70 94.53 87.17 91.14±3.71ab
P4 113.78 109.82 109.82 111.14±14a
Blok B1 B2 B3
83.8±24.3 63.4±48.2 86.6±21 77.93±12.66
Huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata tiap perlakuan dengan
P(<0.05). P1: penyajian wafer tanpa penambahan air, P2: penyajian wafer dengan penambahan
air 25 % dari berat pakan yang diberikan, P3: penyajian wafer dengan penambahan air 50 %
dari berat pakan yang diberikan, P4: penyajian wafer dengan penambahan air 75 % dari berat
pakan yang diberikan. B1: akseptabilitas domba dengan bobot badan besar, B2: akseptabilitas
domba dengan bobot badan kecil, B3: akseptabilitas domba dengan bobot badan sedang

Penambahan air pada lama penyimpanan 3 dan 6 minggu nyata


mempengaruhi akseptabilitas domba terhadap wafer pakan komplit (P<0.05).
Wafer yang tidak ditambah air mempunyai nilai akseptabilitas terendah pada lama
penyimpanan 3 dan 6 minggu yaitu sekitar 37.93-39.62 g atau 0.05-0.55%BB dan
nilai akseptabilitas tertinggi yaitu dengan penambahan air sampai dengan 75%
sekitar 99.44-111.14 g atau 0.138-0.154%BB. Nilai tersebut lebih tinggi
dibandingkan dengan akseptabilitas domba pada lama penyimpanan 0 minggu.
Hal ini disebabkan karena pada penyimpanan minggu ke-0 belum terjadi
perubahan sifat fisik sehingga wafer yang dihasilkan masih mempunyai tekstur
yang padat sehingga sulit untuk dikonsumsi, dengan kata lain bahwa lama
penyimpanan dapat meningkatkan akseptabilitas wafer pakan komplit. Hal ini
13

disebabkan oleh adanya perubahan sifat fisik dari wafer yaitu meningkatnya kadar
air selama penyimpanan, yang menyebabkan wafer 3 dan 6 minggu mempunyai
tekstur yang lebih lunak.
Akseptabilitas wafer limbah pakan komplit kurang dari konsumsi bahan
kering normal yang berkisar antara ±3% BB (Sutardi 1980). Akseptabilitas domba
pada wafer pakan komplit hanya mencapai 0.025-0.154% dari konsumsi bahan
kering normal. Rendahnya nilai akseptabilitas domba pada wafer ini dikarenakan
wafer hanya diberikan dalam waktu yang singkat sehingga konsumsi ternak
terhadap wafer pakan komplit menjadi rendah.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan

Lama penyimpanan 6 minggu dapat meningkatkan nilai kadar air dan


menurunkan daya serap air. Penambahan air sampai dengan 75% dengan lama
penyimpanan 6 minggu dapat meningkatkan akseptabilitas domba terhadap wafer
pakan komplit.

Saran

Penelitian lebih lanjut disarankan untuk memperhatikan kondisi ruang


penyimpanan yang baik karena pada penelitian ini penyimpanan dilakukan di
peternakan rakyat yang kurang memperhatikan kondisi ruang penyimpanan.

DAFTAR PUSTAKA
[AOAC] Association of Analytical Chemist. 1988. Official Methods of Analysis.
13th Ed. Washington (US): Association of Official Analytical Chemist.
Arifin A, Isminursiti A, Rianto E. 2007. Deposisi protein pada domba ekor tipis
jantan yang diberi pakan hijauan dan konsentrat dengan metode penyajian yang
berbeda. Seminar nasional peternakan dan veteriner [internet]. [Waktu dan
tempat pertemuan tidak diketahui]. Semarang (ID); [diunduh 2013 juni 25].
Tersedia pada: http://www.peternakan.lit-bang.dep-tan.go.id/full-teks/loka-
karya/prork16-17.pdf.
[BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. 2012. Jakarta dalam Angka
2012. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta.
[Bulog] Badan Urusan Logistik. 1996. Buku Panduan Perawatan Kualitas
Komoditas Milik Bulog. Jakarta (ID): Badan Urusan Logistik.
Giger-Reverdin S. 2000. Characterisation of feedstuff for ruminans using some
physical parameter. J Anim Sci. 86: 53-89.
Herawati H. 2008. Penentuan umur simpan pada produk pangan. J Litbang
Pertanian. 27(4):124-130.
Jayusmar, Trisyulianti E, Jacja J. 2002. Pengaruh suhu dan tekanan pengempaan
terhadap sifat fisik wafer ransum komplit dari limbah pertanian sumber serat
dan leguminosa untuk ternak ruminansia. Med Pet. 24(3):76-80.
14

Krisnan R. 2008. Perubahan karakteristik fisik konsentrat domba selama


penyimpanan. Seminar nasional peternakan dan veteriner [internet]. [Waktu
dan tempat pertemuan tidak diketahui]; [diunduh 2013 juni 25]. Tersedia pada:
http://www.peternakan.litbang.deptan.go.id/fullteks/lokakarya/prork14-15.pdf.
[NRC] National Research Council. 1985. Nutrient Requirement Sheep. 6th Ed.
Washington (US): National Academy Pr.
Parakkasi A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. Jakarta (ID):
Universitas Indonesia Pr.
Parde S, Johal RA, Jayas DS, White NDG. 2003. Physical properties of
buckwheat cultivars. Can Bio Engin. 45(3):19-22.
Retnani Y, Widiarti, Amiroh, Herawati, Satoto KB. 2009. Daya Simpan dan
Palatabilitas Wafer Ransum Komplit Pucuk dan Ampas Tebu untuk Sapi Pedet.
Med Pet. 32(2):130-136.
Retnani Y, Syananta FP, Herawati L, Widiarti W, Saenab A. 2010a. Physical
Characteristic and Palatability of Market Vegetable Waste Wafer for Sheep. J
Anim Production. 12(1):29-33.
Retnani Y, Aisyah SA, Herawati L, Saenab A. 2010b. Uji Kadar Air dan Daya
Serap Air Biskuit Limbah Tanaman Jagung dan Rumput Lapang selama
Penyimpanan. Seminar nasional teknologi peternakan dan veteriner [internet].
[Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui]. Jakarta (ID); [diunduh 2013
juni 25]. Tersedia pada: http://www.peternakan.lit-bang.dep-tan.go.id/full-
teks/loka-karya/prork18-19.pdf.
Saenab A, Retnani Y. 2011. Beberapa model teknologi pengolahan limbah
sayuran pasar sebagai pakan alternatif pada ternak (kambing/domba) di
perkotaan. Workshop nasional diversifikasi pangan daging ruminansia kecil
[internet]. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui]. Jakarta (ID);
[diunduh 2013 juni 25]. Tersedia pada: http://www.peternakan.lit-bang.dep-
tan.go.id/full-teks/loka-karya/prork11-12.pdf.
[SNI] Standar Nasional Indonesia. 1995. Kumpulan SNI ransum No 01-3930-1995.
Jakarta (ID): Departemen Pertanian Jakarta.
Steel RGD, Torrie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Terjemahan. Edisi
kedua. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.
Siregar Z. 2005. Evaluasi keambaan, daya serap air, dan kelarutan dari daun sawit,
lumpur sawit, bungkil sawit, dan kulit buah coklat sebagai pakan domba. J
Agripet. 1(1):1-6.
Suharlina. 2006. Kelaruatan mineral kalsium (Ca) dan fosfor (P) beberapa jenis
legum pohon secara in vitro. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sutardi T. 1980. Sapi Perah dan Pemberian Makanannya. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor Pr.
Stewart JL, Dunsdon AJ, Kass M, Lopez Ortiz S, Larbi A, Premaratne S.,
Tangendjaja B, Wina E, Vargas JE. 1998. Genetic variation in the nutritive
value of Gliricidia sepium: acceptability, intake, digestibility, and live weight
gain in small ruminants. J Anim Sci. 75:111-124.
Trisyulianti E, Suryahadi, Rakhma VN. 2003. Pengaruh Penggunaan Molases dan
Tepung Gaplek sebagai Bahan Perekat terhadap Sifat Fisik Wafer Ransum
Komplit. Med Pet. 26(2):35-39.
Wardeh MF. 1981. Models for estimating enrgy and protein utilization for feeds.
Phd. [Disertation]. USA (US): Utah State University.
15

Wigati D. 2009. Pengaruh jenis kemasan dan lama penyimpanan terhadap


serangan serangga dan sifat fisik ransum broiler starter berbentuk crumble.
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Yusmadi, Nahrowi, Ridla M. 2008. Kajian Mutu dan Palatabilitas Silase dan Hay
Ransum Komplit Berbasis Sampah Organik Primer pada Kambing Peranakan
Etawah. J Agripet. 8(1):31-38.

LAMPIRAN

Lampiran 1 Anova hasil sidik ragam kadar air


SK JK db KT F Sig
Perlakuan 14.889 2 7.444 67.000 0.000
Galat 0.667 6 0.111
Total 15.556 8
Keterangan: JK: jarak kuadran, db: derajat bebas, KT: kuadran tengah, sig: signifikan, P1:
Penyimpanan 0 minggu, P2: Penyimpanan 3 minggu, P3: Penyimpanan 6 minggu
Lampiran 2 Uji lanjut Duncan kadar air
Perlakuan N Subset for alpha = .05
1 2 3
1.00 3 11.6900
2.00 3 14.3120
3.00 3 14.7440
Sig 1.000 1.000 1.000
Lampiran 3 Anova hasil sidik ragam aktivitas air
SK JK db KT F Sig
Perlakuan 0.026 2 0.013 15.052 0.005
Galat 0.005 6 0.001
Total 0.031 8
Lampiran 4 Uji lanjut Duncan aktivitas air
Perlakuan N Subset for alpha = .05
1 2
2.00 3 0.7067
1.00 3 0.8067
3.00 3 0.8300
Sig 1.000 .366
16

Lampiran 5 Anova hasil sidik ragam kerapatan


SK JK db KT F Sig
Perlakuan 0.005 2 0.003 0.674 0.544
Galat 0.023 6 0.004
Total 0.028 8
Lampiran 6 Anova hasil sidik ragam daya serap
SK JK Db KT F Sig
Perlakuan 3278.711 2 1639.356 7.279 0.025
Galat 1351.376 6 225.229
Total 4630.087 8
Lampiran 7 Uji lanjut Duncan daya serap
Perlakuan N Subset for alpha = .05
1 2
2.00 3 46.6667
3.00 3 57.9133
1.00 3 91.5900
Sig .394 1.000
Lampiran 8 Anova hasil sidik ragam ukuran partikel
SK JK db KT F Sig
Perlakuan 0.866 2 0.433 3.560 0.096
Galat 0.730 6 0.122
Total 1.596 8
Lampiran 9 Anova hasil sidik ragam akseptabilitas pada lama penyimpanan 0
minggu
SK JK db KT F Sig
Perlakuan 3790.356 3 1263.452 0.823 0.527
Blok 177.469 2 88.735 0.058 0.944
Galat 9209.021 6 1534.837
Total 13176.847 11
Keterangan: P1: Penyajian wafer tanpa penambahan air, P2: Penyajian wafer dengan penambahan
air 25% dari berat bahan yang diberikan, P3: penyajian wafer dengan penambahan
air 50 % dari berat pakan yang diberikan, P4: penyajian wafer dengan penambahan
air 75 % dari berat pakan yang diberikan.
17

Lampiran 10 Anova hasil sidik ragam akseptabilitas pada lama penyimpanan 3


minggu
SK JK Db KT F Sig
Perlakuan 5865.488 3 1955.163 5.571 0.036
Blok 855.441 2 427.720 1.219 0.360
Galat 2105.636 6 350.939
Total 8826.564 11
Lampiran 11 Uji lanjut Duncan akseptabilitas pada lama penyimpanan 3 minggu
Perlakuan N Subset for alpha = .05
1 2
1.00 3 37.9267
2.00 3 65.6633 65.6633
3.00 3 76.4200 76.4200
4.00 3 99.4367
Sig 0.051 0.077
Lampiran 12 Anova hasil sidik ragam akseptabilitas pada lama penyimpanan 6
minggu
SK JK db KT F Sig
Perlakuan 8431.539 3 2810.513 9.507 0.011
Blok 1282.743 2 641.372 2.170 0.195
Galat 1773.749 6 295.625
Total 11488.031 11
Lampiran 13 Uji lanjut Duncan akseptabilitas pada lama penyimpanan 6 minggu
Perlakuan N Subset for alpha = .05
1 2 3
1.00 3 39.6233
2.00 3 69.8133 69.8133
3.00 3 91.1333 91.1333
4.00 3 111.14
Sig 0.075 0.180 0.204
18

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 21 Agustus 1991 di


Madiun Jawa Timur. Penulis adalah anak pertama dari
tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sumarsono dan Ibu
Sumiatun. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Jombang tahun 2006 dan
diselesaikan tahun 2009. Penulis diterima di Institut
Pertanian Bogor pada tahun 2009 melalui jalur USMI
(Undangan Seleksi Masuk IPB) dan diterima di
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penulis aktif
sebagai sekretaris Biro PWI HIMASITER (Himpunan Mahasiswa Nutrisi Ternak)
pada tahun 2010-2011. Penulis pernah menjadi guru privat SD selama 2 tahun
pada tahun 2010 sampai 2012. Penulis mendapatkan beasiswa Peningkatan
Prestasi Akademik pada tahun 2009 sampai tahun 2010, kemudian penulis
mendapatkan beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa pada tahun 2011 sampai tahun
2012 dan pada tahun 2012 sampai 2013 penulis mendapatkan beasiswa KSE
(Karya Salemba Empat). Penulis pernah berternak kelinci bersama ke-3 temannya
di kandang B Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2010
sampai tahun 2012. Penulis pernah mengikuti magang di Laboratorium Ternak
Terpadu, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor selama 2 minggu pada
tahun 2010 dan magang di BBIB (Balai Besar Inseminasi Buatan) Singosari,
Malang selama 3 minggu pada tahun 2011.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih penulis ucapkan kepada Deptan-KKP 3 T yang telah mendanai
penelitian ini yang diketuai oleh Prof Dr Ir Yuli Retnani MSc. Terima kasih juga
penulis ucapkan kepada Bapak Ir Kukuh Budi Satoto MS dan Ibu Prof Dr Ir Yuli
Retnani MSc selaku pembimbing skripsi. Bapak Dr Anuraga Jayanegara SPt MSc
selaku dosen pembahas seminar pada tanggal 18 april 2013, Ibu Ir Anita S
Tjakradijaja MRurSc dan Ibu Ir Lucia Cyrilla ENSD MS selaku dosen penguji sidang
pada tanggal 16 juli 2013 dan Bapak Dr Iwan Prihantoro SPt MSi selaku panitia
seminar dan panitia sidang. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada
Bapak Amir pemilik peternakan domba di Cilangkap Jakarta Timur, Bapak Hadi
beserta staf Laboratorium Industri Pakan, Ibu Dian beserta staf Laboratorium
Teknologi Ternak Perah, serta Mbak yati yang telah membantu selama
pengumpulan data, teman-teman sepenelitian saya (nuke dan ajeng) dan teman
terdekat saya mucha, tantri, dan jubed atas dukungannya. Ungkapan terima kasih
juga disampaikan kepada ayah (sumarsono), ibu (sumiatun), adik (rozi dan trio),
serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.

Anda mungkin juga menyukai