SKRIPSI
Disusun Oleh :
JUJU JUARIAH
05/190395/EKU/00167
1
2
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
JUJU JUARIAH
05/190395/EKU/00167
Ketua
Anggota
Anggota
Mengetahui
a.n. Dekan
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sisa Makanan Biasa pada Pasien Kelas III
Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soedarso Pontianak
INTISARI
Hasil Penelitian:. Rata-rata jumlah sisa makanan biasa terbanyak ada pada
jenis makanan pokok (32 %), lauk nabati ( 46%) dan sayur ( 47%) terbanyak
pada waktu makan pagi dengan sisa makanan pokok (64,2 %) dan terbanyak
sisa sayur
( 90,4 %) papa waktu makan sore. Ada perbedaan jumlah sisa lauk nabati
menurut jenis kelamin dimana sisa lauk nabati lebih banyak pada pasien
perempuan ( p < 0,05 ).Tidak ada perbedaan jumlah sisa makanan menurut
kelompok umur ( p > 0,05).Ada perbedaan sisa buah menurut tingkat pendidikan
dimana sisa buah lebih banyak pada kelompok pendidikan rendah ( < SMA )
( p < 0,05.Ada perbedaan sisa lauk nabati dan buah menurut cita rasa makanan
dimana lauk nabati dengan cita rasa memuaskan tetapi bersisa banyak (97,7%)
sedangkan buah juga bersisa banyak ( 53,5 % ) dengan cita rasa yang
memuaskan ( p < 0,05 ).
KATA PENGANTAR
1. Prof. Dr. dr. Hardyanto Soebono, Sp. KK, selaku Dekan Fakultas
2. Prof. dr. Hamam Hadi, MS, Sc.D, selaku Ketua Program Studi S1 Gizi
6. Dosen dan staf Program Studi S1 Gizi Kesehatan FK UGM yang turut
7. Direktur dan Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
8. Pasien dan Keluarga pasien, Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soedarso
9. Bapak Drs. Djuri Soemidjan dan Ibu Marsiti orang tua tersayang, juga
Kakakku dan Adik-adikku yang selalu memberikan doa dan dorongan yang
10. Suami tercinta, Mohammad Nasir,SH dan kedua anakku Irfan dan Ilham
yang telah sabar dan selalu memberikan dukungan moril, materiil serta doa
UGM, v3, biak Ponti (nur, yandi, ita, ida, syamsi, deni), seluruh kru
G-56, teman setiaku b’ heni, m’ika dan m’sum semoga kekompakan kita
tetap terjalin.
12. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
Penulis
6
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii
INTISARI ..................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................
A. Hasil ...................................................................... 28
1. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Soedarso Pontianak ............................................... 28
A. Kesimpulan ...................................................................... 46
B. Saran ...................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 48
LAMPIRAN
8
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Pontianak
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui
penduduk yang hidup dalam lingkungan dengan prilaku yang sehat, memiliki
Dimana menurut Hayes dan Gibson (2003) bahwa salah satu yang
paling umum diberikan kepada orang sakit yang dirawat di rumah sakit
adalah makanan biasa dimana susunan makanan yang dipilih tidak berbeda
dengan makanan orang sehat. Modifikasi yang paling ringan hanya dalam hal
boleh makan makanan yang rasanya pedas atau zat-zat yang merangsang
diri, faktor agama serta psikologis dan yang paling akhir dan sering tidak
yang dikonsumsi .
biasa yang disajikan, padahal bila makanan yang disajikan tidak dihabiskan,
13
mengalami defisiensi zat-zat gizi dan ini berarti pelayanan gizi tidak
Zainoel Abidin Banda Aceh menyatakan pasien dengan intake makanan yang
makanannya cukup.
rumah sakit tipe B dengan kapasitas 298 tempat tidur, memiliki 16 kelas
makanan diit dan makanan kelas utama, kelas I dan kelas II dan
Instalasi gizi (1998) menyatakan bahwa sisa makanan terbanyak adalah jenis
sayuran 41,38%, kemudian bubur 32%. Hal ini disebabkan sayuran yang
disajikan sudah dingin, dan bubur yang rasanya hambar. Menurut Almatsier
14
pembiayaan di rumah sakit sehingga perlu dikelola secara efektif dan efisien.
B. Rumusan Masalah
berikut :
Pontianak?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui sisa makanan biasa pasien rawat inap pada RSUD dr.
Soedarso Pontianak.
2. Tujuan Khusus
kelamin.
pendidikan.
rasa makanan
15
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi mahasiswa
E. Keaslian Penelitian
sisa makanan pada pasien yang dirawat inap di RS Dr. Ahmad Mochtar
Bukit Tinggi.
(45%), hal ini disebabkan karena perubahan bentuk makanan yang biasa
Hasil yang didapatkan adalah tidak ada perbedaan yang bermakna antara
3. Djamaluddin (2002), berjudul Analisis Zat Gizi dan Biaya Sisa Makanan
dijumpai pada waktu makan pagi terdapat pada sayuran sebesar 25,33%,
nasi 23,1% dan lauk nabati 21,8%. Penelitian ini sama-sama mengamati
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Telaah Pustaka
rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat rumah sakit baik
RI, 2003).
gizi di rumah sakit. Pelayanan gizi rumah sakit (PGRS) dilihat dari sistem
sakit (pasien, pengunjung dan petugas rumah sakit) untuk memilih dan
mencapai status gizi yang optimal. Pengertian tentang tujuan ini bukan
sakit atau petugas; pelayanan gizi di ruang rawat inap; penyuluhan atau
gizi terapan. Kegiatan ini berbeda untuk setiap kelas rumah sakit
tergantung dari besar instalasi gizi serta luas pelayanan kesehatan yang
memberikan terapi diit yang sesuai dengan kondisi pasien dalam upaya
unsur gizi.
b. Makanan Biasa
karena dalam keadaan sakit, orang sakit tidak boleh makan makanan
c. Makanan Lunak
mengandung lemak.
d. Makanan Saring
e. Makanan Cair
Makanan cair biasanya diberikan kepada orang sakit yang baru saja
tetapi makanan cair sukar sekali memenuhi kebutuhan gizi bagi orang
3. Sisa Makanan
hilang karena tidak dapat diolah atau tercecer dan berarti plate waste
yang tidak digunakan, tidak dipakai , tidak disenangi atau harus dibuang
faktor agama serta psikologis dan yang paling tidak dianggap penting,
pada sayur, lauk nabati dan nasi. Prosentase zat gizi terbanyak pada
asing baginya. Perubahan juga terjadi dalam hal makanan. Bukan saja
dirumah, akan tetapi juga cara makanan itu dihidangkan, tempat makan,
waktu makan dan ini sering merupakan beban mental pasien (Moehyi,
1999).
kondisi pasien. Pada umumnya, bagi pasien yang berada dalam keadaan
keadaan sehat dan senang biasanya mempunyai nafsu makan yang lebih
sesuai dengan makanan yang disajikan baik dalam hal susunan menu
yang tepat dengan jam makan pasien serta jarak waktu makan yang
(Mukrie,1990).
karena itu variasi rasa dan variasi penampilan makanan apapun jenis
daya terima makanan di rumah sakit. Semakin besar daya terima pasien
pada makanan yang disajikan semakin sedikit sisa makanan yang ada.
memiliki cita rasa yang tinggi adalah makanan yang disajukan dengan
menarik, menyebarkan bau yang sedap dan memberikan rasa yang lezat
(Moehyi, 1992).
berikut:
a. Penampilan makanan
1) Warna Makanan
disajikan (West dan Wood, 1988). Kombinasi warna adalah hal yang
(Khan, 1987).
2) Konsistensi Makanan
3) Bentuk Makanan
4) Besar Porsi
5) Penyajian Makanan
b. Rasa Makanan
(Khan,1987)
1) Aroma Makanan
3) Bumbu Masakan
pemasakan (Khan,1987 )
2) Tekstur Makanan
1984 ).
3) Tingkat Kematangan
4) Suhu Makanan
cita rasa makanan. Namun makanan yang terlalu panas atau terlalu
pengukuran.
4 : Jika tersisa hampir mendekati utuh ( hanya dikonsumsi sedikit atau 5%)
5 : Jika makanan tidak dikonsumsi sama sekali (utuh)
korelasi yang kuat antara taksiran visual dengan persentasi sisa makanan
(Comstock,1981).
Kelebihan dari metode taksiran visual antara lain: waktu yang diperlukan
relatif cepat dan singkat, tidak memerlukan alat yang banyak dan rumit,
f. Kerangka teoritis
Sistem Penampilan
penyelenggaraan - warna
makanan - bentuk
- besar porsi
Menu Mutu - cara
Produksi makanan menata Persepsi
Distribusi Palatibilitas tentang
Sarana Akseptabilitas Rasa makanan
Tenaga - Suhu
Kontrol mutu - Bumbu
Kontrol harga - Tekstur
- Bau
Demografi
- Umur
- Gender
- Pendidikan
Lingkungan
- Jenis RS
- Kelas
perawatan
- Lama
perawatan
- Jenis diit
Selera makan
- Penyakit
- Pengobatan
- Psikis
(Almatsier,1992)
29
g. Kerangka Konseptual
Jenis Kelamin
Umur
Sisa makanan
biasa
Pendidikan
Ket :
h. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
tertentu
(Sastroasmoro, 1995)
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pasien kelas III yang dirawat inap
di RSUD Dr. Soedarso Pontianak di Ruang Penyakit Dalam Pria (Ruang E),
ruang Penyakit Dalam Wanita (Ruang C), Ruang Bedah (Ruang D), Ruang
Subjek yang diteliti adalah pasien rawat inap dengan kriteria sebagai berikut:
3. Mampu berkomunikasi
31
Besar sampel dalam penelitian ini adalah sesuai kriteria subjek penelitian
D. Alat Penelitian
pendidikan).
2. Form skala Comstock 6 poin untuk menaksir sisa makanan biasa pasien.
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian
1. Variabel bebas : karakteristik pasien (jenis kelamin, umur,
2. Umur adalah lama waktu hidup sejak lahir hingga penelitian belangsung
dalam tahun dan dikelompokkan menurut kelompok umur <35 tahun dan
>35 tahun.
4. Cita rasa makanan adalah total skor penilaian sampel terhadap makanan
yang disajikan rumah sakit terdiri dari besar porsi, warna makanan,
penyajian, aroma, rasa bumbu dan kematangan dilihat pada setiap waktu
memuaskan (3), tidak memuaskan (2) dan sangat tidak memuaskan (1).
Pencapaian skor nilai dibagi skor hasil, dikatakan sangat memuaskan bila
5. Sisa makanan adalah jumlah makanan yang diberikan oleh Rumah Sakit
(makanan pokok, lauk hewani, sayur, buah) yang tidak dikonsumsi oleh
makanan banyak) dan lebih kecil dan sama dengan 25% (sisa makanan
sedikit)
formulir.
skala Comstock 6 poin untuk setiap makan pagi, makan siang, dan
makan sore selama tiga hari berturut-turut sejak hari pertama dirawat
agar tidak terjadi kekeliruan pada alat makan pasien diberi label yang
diperoleh dari buku laporan tahunan Instalasi Gizi RSUD Dr. Soedarso
Pontianak.
H. Jalannya penelitian
yaitu:
% reliable = 1 - 1∑ i
(x − y )
1 1
2
× 100%
2n
2
s
Keterangan :
Yi = Gold Standar
N = jumlah sampel
penelitian, meliputi:
35
formulir.
siang, dan makan sore selama tiga hari berturut-turut sejak hari
pertama dirawat agar tidak terjadi kekeliruan pada alat makan pasien
Soedarso Pontianak.
Processor 2 (FP2)
d. Data sisa makanan dikelompokkan menjadi dua yaitu sisa sedikit jika
25% dan sisa banyak jika >25% kemudian disajikan dalam bentuk tabular
e. Data mengenai cita rasa makanan rumah sakit meliputi rasa dan
deskriptif.
J. Keterbatasan Penelitian
2. Penelitian ini tidak mengamati makanan dari luar rumah sakit yang
dikonsumsi pasien.
K. Etika Penelitian
Setelah mendapat ijin dari kepala instalasi gizi RSUD Dr. Soedarso
BAB IV
A. Hasil
Pontianak
sebagai Lembaga Teknis Daerah (LTD) dan telah lulus terakreditasi bulan
Pada bulan Desember tahun 2005 Rumah Sakit Umun Daerah Dr.
Soedarso Pontianak memiliki 296 jumlah tempat tidur dan 831 orang
Pontianak adalah :
39
atau pelanggan.
untuk ruangan yang diteliti rata-rata BOR 86,31% dan LOS 7 hari
perawatan pada ruang Penyakit Dalam Pria (Ruang E), ruang Penyakit
Dalam Wanita (Ruang C), Ruang Bedah (Ruang D), Ruang Nifas (F).
Soedarso Pontianak
Instalasi Gizi.
di InstalasiGizi.
Pendidikan
No Jabatan SMKK/ SMP/ Jumlah
S1 D III D I
SLTA SD
1 Pelaksana Gizi 1 9 19 - - 29
2 Juru Masak 11 15 26
3 Kes Ling 1 1
4 Cleaning 2 2
Service
Jumlah 1 9 20 11 17 58
Sumber: Laporan Tahunan 2005
41
Soedarso Pontianak terbagi menjadi 3 Shift untuk juru masak, dua shift
Soedarso Pontianak saat ini hanya melayani pasien yang dirawat inap
saja untuk jenis makanan biasa dan diit kelas I, II dan III menggunakan
siklus menu 7 hari (menu terlampir) dan Kelas Utama (VIP) menggunakan
siklus menu 10 hari yang berlaku selama 3 (tiga) bulan atau sesuai
sebanyak 196 orang pasien dengan makanan biasa untuk seluruh kelas
perawatan.
Standar zat gizi makanan biasa yang disajikan perhari untuk energi
2146 kkal protein 76 gram lemak 59 gram dan karbohidrat 331 gram.
Standar ini mengacu pada Buku penuntun Diit Edisi Baru yang
Setiap hari pasien mendapat tiga kali makan utama yaitu pada pagi
hari pukul 07.00 WIB, siang pukul 12.00 WIB dan sore hari pukul 17.00
biasa.
sedangkan untuk kelas III plato persegi dari stainless steel tanpa
42
menggunakan sendok dan garpu dari dapur dan piring hidang keramik
untuk kelas utama (VIP) menggunakan sendok dan garpu dari dapur.
pada saat itu. Dengan indek harga biaya makan kelas III perhari sebesar
Rp. 10.560,00.
dua orang yaitu ahli gizi ruangan dan sebagai penimbang makanan
43
penyaji makanan.
lauk nabati, sayur dan buah dengan jumlah sampel pada tahap pra
4. Tahap Penelitian
a. Karekteristik Pasien
Variabel n %
Jenis Kelamin
Laki-laki 25 48,1
Perempuan 27 51,9
Umur
< 35 tahun 25 48,1
> 35 tahun 27 51,9
Tingkat Pendidikan
Pendidikan rendah (< SMA) 36 69,2
Pendidikan tinggi ( SMA ) 16 30,8
Jumlah 52 100
laki-laki (51,9 %). Umur pasien terbanyak pada kelompok umur > 35
( > 25 % ) pada jenis makanan pokok sebesar 63,3 %, lauk nabati bersisa
100
90
80
70 69.2
60 57.7
55.8
nasi
50 hewani
44.2 nabati
42.3
sayuran
40
buah
30.8
30
20
10
0
sdkt banyak sdkt banyak sdkt banyak
menggunakan Chi Square dan untuk tabel dengan nilai sel kurang dari
dibawah ini :
46
Jenis Kelamin
Jenis Sisa Makanan Laki-Laki Perempuan p
n % n %
Makanan Pokok
Sisa sedikit ( 25 % ) 12 48 7 25,9 0,099
Sisa banyak ( > 25 % ) 13 52 20 74,1
Lauk Hewani
Sisa sedikit ( 25 %) 20 80 19 70,4 0,423
Sisa banyak ( > 25 %) 5 20 8 29,6
Lauk Nabati
Sisa sedikit ( 25 %) 6 24 0 0 0,009
Sisa banyak ( > 25 %) 19 76 27 100
Sayur
Sisa sedikit ( 25 %) 3 12 2 7,4 0,662
Sisa banyak ( > 25 %) 22 88 25 92,6
Buah
Sisa sedikit ( 25 %) 14 56 14 51,85 0,764
Sisa banyak ( > 25 %) 11 44 13 48,15
lebih banyak dari pasien perempuan (52%). Sisa Lauk hewani bersisa
(76 %). Untuk Sayur juga bersisa banyak (> 25 %) terlebih pada pasien
( 51,85 %). Hasil uji hipotesis menggunakan Chi square yang dilakukan
kelamin
(p< 0,05) dimana sisa makanan perempuan bersisa lebih banyak dari
pada laki-laki.
47
dibawah ini.
Umur (Tahun) p
Jenis Sisa Makanan < 35 > 35
n % n %
Makanan Pokok
Sisa sedikit ( 25 % ) 11 44 8 29,6 0,282
Sisa banyak ( > 25 % ) 14 56 19 70,4
Lauk Hewani
Sisa sedikit ( 25 %) 19 76 20 74,1 0,873
Sisa banyak ( > 25 %) 6 24 7 25,9
Lauk Nabati
Sisa sedikit ( 25 %) 5 20 1 3,7 0,094
Sisa banyak ( > 25 %) 20 80 26 96,3
Sayur
Sisa sedikit ( 25 %) 2 8 3 11,1 1,000
Sisa banyak ( > 25 %) 23 92 24 88,9
Buah
Sisa sedikit ( 25 %) 14 56 14 51,9 0,764
Sisa banyak ( > 25 %) 11 44 13 48,1
karena nilai p > 0,05 untuk setiap jenis makanan, walaupun untuk sisa
Pendidikan
Jenis Sisa Makanan < SMA SMA p
n % n %
Makanan Pokok
Sisa sedikit ( 25 % ) 14 38,9 5 31,25 0,598
Sisa banyak ( > 25 % ) 22 61,1 11 68,75
Lauk Hewani
Sisa sedikit ( 25 %) 26 72,2 13 81,25 0,730
Sisa banyak ( > 25 %) 10 27,8 3 18,75
Lauk Nabati
Sisa sedikit ( 25 %) 4 11,1 2 12,5 1,000
Sisa banyak ( > 25 %) 32 88,9 14 87,5
Sayur
Sisa sedikit ( 25 %) 2 5,6 3 18,75 0,163
Sisa banyak ( > 25 %) 34 94,4 13 81,25
Buah
Sisa sedikit ( 25 %) 16 44,4 12 75 0,041
Sisa banyak ( > 25 %) 20 55,6 4 25
pendidikan tinggi dan lauk nabati bersisa banyak (88,9 %) pada kelompok
( p < 0,05 ), dimana cita rasa lauk nabati memuaskan tetapi bersisa
memuaskan dan antara yang bersisa banyak dan bersisa sedikit tidak
( p < 0,05 ).
B. Pembahasan
Makan.
makanan pokok sebesar 63,3 %, lauk nabati bersisa 88,5% dan sayur
Sisa makanan pokok banyak terdapat pada waktu makan pagi hari
waktu sore hari ( 90,4%). Ini disebabkan karena waktu makan pagi hanya
disediaan bubur dan lauk hewani untuk semua pasien yang ada, tidak
menu sayur pada sore hari selalu berkuah banyak dengan alasan
pasien. Untuk jenis lauk nabati bersisa banyak pada setiap waktu makan
jenis kelamin, karena dijumpai sisa lauk nabati > 25 % pada responden
bermakna pada sisa lauk nabati dengan nilai p=0,009 yang berarti bahwa
bersisa sedikit.
Rumah Sakit.
antara sisa makanan menurut umur pasien karena nilai p > 0,05 untuk
kelompok umur > 35 tahun (76,4 %). Hal ini kemungkinan karena besar
pasien. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Almatsier (1992) yang
kelompok umur
(Moehyi,1992).
(Tu’u,2004).
53
internal yaitu nafsu makan, kebiasaan makan, rasa bosan dan adanya
makanan dari luar juga adanya faktor eksternal yaitu cita rasa makanan
( Moehyi, 1999 ).
memiliki cita rasa tinggi adalah makanan yang disajikan dengan menarik,
pasien menyatakan cita rasa lauk nabati memuaskan tetapi sisa makanan
pasien untuk jenis makanan lauk nabati bersisa banyak ( 97,7 %). Hal ini
sesuai dengan makanan yang disajikan baik dalam hal susunan menu
(Moehyi,1999).
Rumah Sakit. Hal ini disebabkan kebiasaan makan orang Padang yang
makanan biasa yang disajikan di Rumah Sakit harus tetap mengacu pada
Chi Square juga menunjukkan ada perbedaan cita rasa buah dengan sisa
karena pasien bosan dengan buah yang disajikan di Rumah Sakit. Untuk
kelas III buah yang disajikan hanya buah pisang singapore selama satu
putaran siklus menu ( selama 3 bulan ). Rasa bosan pada makanan yang
bebas memilih makanan dari luar rumah sakit. Siklus menu 7 hari
membuat pasien mudah menghapal menu yang diberikan hari ini, besok
bahkan dua hari kemudian. Akibatnya bila pasien tidak menyukai menu
55
yang diinginkannya dari luar pada siklus menu hari yang tidak di sukai.
Sakit Umum Daerah Dr. Soedarso Pontianak adalah cita rasa makanan
rumah sakit.
Sehingga perlu variasi menu yang sesuai selera pasien agar lebih
pendekatan dan pengkajian lebih dalam dari pihak rumah sakit agar dapat
hari, terlebih pada menu pagi hari dengan sisa makanan pokok 64,2 %
BAB V
A. Kesimpulan
1. Rata-rata jumlah sisa makanan biasa terbanyak ada pada jenis makanan
pokok (32 %), lauk nabati (46%) dan sayur (47%) terbanyak pada waktu
makan pagi dengan sisa makanan pokok (64,2 %) dan terbanyak sisa
2. Berdasarkan jenis kelamin ada perbedaan jumlah sisa lauk nabati dimana
3. Berdasarkan pengelompokkan umur > 35 tahun dan < 35 tahun tidak ada
tinggi (> SMA) dan pendidikan rendah (< SMA) ada perbedaan sisa buah
5. Berdasarkan cita rasa makanan ada perbedaan sisa lauk nabati dan buah
menurut cita rasa makanan dimana lauk nabati dengan cita rasa
B. Saran
anamnessa yang tepat sebelum pasien diberi makanan dari Rumah Sakit.
57
rumah sakit.
4. Pada menu pagi sebaiknya bubur diubah menjadi nasi untuk menghindari
sisa makanan pokok (bubur) yang berlebih pada menu pagi hari.
58
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S., (1992). Persepsi pasien Terhadap makanan di Rumah Sakit. Gizi
Indonesia, Vol 17 hal 87 – 96 Jakarta.
Comstock, E.M, Pierre, R.G., and Mackieman, Y.D., (1981). Measuring Individual
Plate Waste in School Lunches, J.Am.Diet.Assoc., 94, 290-297.
Connor P, Rozell S, (2004), Using a Visual Plate Waste Study to Monitor Menu
Performance. J. Am. Diet Assoc, 104:94:96.
Departemen Kesehatan RI, (2003). Buku Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit,
Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.
Djamaluddin, M., (2002). Analisis Zat Gizi dan Biaya Sisa Makanan pada Pasien
dengan Makanan Biasa di RS. Dr. Sardjito Yogyakarta, Tesis Program
Pascasarjana UGM, Yogyakarta.
Hayes, P.C, A.E.S Gumson, & W. Davis. 2003. Segi Praktis Gastroenterogi &
Hepatologi, Binarupa Aksara, Jakarta
59
Instalasi Gizi RSUD Dr. Soedarso Pontianak (2005), Laporan tahunan Instalasi
Gizi RSUD Dr. Soedarso Pontianak.
Moehyi, S., (1992). Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga, Bharata,
Jakarta.
Moehyi, S., (1999). Pengaruh Makanan dan Diit Untuk Penyembuhan Penyakit,
Gramedia, Jakarta.
Murwani, R., (2001). Penentuan Sisa Makanan Pasien Rawat Inap dengan
Metode Taksiran Visual Comstock di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta,
Tesis, Program Pascasarjana UGM, Yogyakarta.
Rumah Sakit umum Daerah Dr. Soedarso (2005), Profil Perjalanan Singkat
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soedarso Pontianak.
Sediaoetama, Achmad Djaeni (1999) Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid
II, PT Dian Rakyat, Jakarta
Spear, Mariam C dan Allen, G Vaden (1984) Food Service Organization. New
York : Macmivan.
Tu’u Tulus, (2004) Peran Disiplin pada Perilaku dan prestasi Siswa. PT.
Grasindo, Anggota IKapi, Jakarta.
West dan Wood.(1988) Food Service in Institution Sixth Education New York.
Mac Milan Publising Company.
Winarno, F.G., (1997), Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit Gramedia, Jakarta.
60
Lampiran 1
1. No. ID
2. Ruang perawatan _______________
3. Kelas perawatan _______________
4. Tanggal masuk RS __/ ___/ 2006
5. Nama pasien _______________
6. Alamat __________________________________
__________________________________
7. Jenis kelamin 1. [ ] Laki-laki
2. [ ] Perempuan
8. Umur (tahun)
9. Pendidikan 1. [ ] Tidak sekolah / tidak tamat SD
2. [ ] SD
3. [ ] SLTP
4. [ ] SLTA
5. [ ] Sarjana
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA MAKANAN BIASA
PADA PASIEN KELAS III RAWAT INAP DI RSUD DR. SOEDARSO
PONTIANAK
Nomor ID :
Lampiran 3
FORMULIR TAKSIRAN SISA MAKANAN
SKALA PENGUKURAN
0 1 2 3 4 5
WAKTU JENIS MAKANAN (0%) (25%) (50%) (75%) (95%) (100%)
MAKAN
PAGI NASI
LAUK HEWANi
LAUK NABATI
SAYUR
BUAH
SIANG NASI
LAUK HEWANI
LAUK NABATI
SAYUR
BUAH
SORE NASI
LAUK HEWANI
LAUKNABATI
SAYUR
BUAH
65
Lampiran 4
Mengetahui
Peneliti Observer
Lampiran 5
Mengetahui
Peneliti Responden