UJIAN AKHIR ADAPTIF Gumelar Restu Aji
UJIAN AKHIR ADAPTIF Gumelar Restu Aji
NIM : 18602241041
Kelas : PKO A 2018
UJIAN AKHIR
MATA KULIAH PELATIHAN ADAPTIF
PRODI PKO FIK UNY
Hari kamis, 7 januari 2021 Pukul 09.20 – 11.00 wib
1. Apakah perbedaan antara konsep pendidikan jasmani adaptif dan pelatihan adaptif
?
Jawab :
Pendidikan jasmani adaptif, merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang
disesuaikan atau dimodifikasi yang memungkinkan individu dengan kebutuhan khusus
(kurang mampu) dapat berpartisipasi atau memperoleh kesempatan beraktivitas dengan
aman dan berhasil dengan baik (sesuai dengan keterbatasannya) serta memperoleh
kepuasan.
Pelatihan Adaptif adalah Program latihan yang disesuaikan dengan kebutuhan
perorangan yang dikarenakan ketidak mampuan fisik, baik sifatnya sementara maupun yang
permanen dan ketidak mampuan untuk meningkatkan melalui aktivitas fisik.
b) Tunanetra setelah lahir atau pada usia kecil, yaitu mereka yang telah memiliki kesan-kesan
serta pengalaman visual, tetapi belum kuat dan mudah terlupakan.
c) Tunanetra pada usia sekolah atau pada masa remaja, yaitu mereka yang yang telah memiliki
kesan-kesan visual dan meninggalkan pengaruh yang mendalam terhadap proses perkembangan
pribadi.
d) Tunanetra pada usia dewasa, yaitu pada umumnya mereka yang dengan segala kesadaran
mampu melakukan latihan-latihan penyesuaian diri.
e) Tunanetra dalam usia lanjut, yaitu sebagian besar sudah sulit mengikuti latihan-latihan
penyesuaian diri.
a) Tunanetra ringan (defective vision/low vision), yakni mereka yang memiliki hambatan dalam
penglihatan, tetapi mereka yang mengikuti program-program pendidikan dan mampu melakukan
pekerjaan/kegiatan yang menggunakan fungsi penglihatan.
b) Tunanetra setengah berat (partially sighted), yakni mereka yang kehilangan sebagian daya
penglihatan, hanya dengan menggunakan kaca pembesar mampu mengikuti pendidikan biasa
atau mampu membaca tulisan yang bercetak tebal.
c) Tunanetra berat (totally blind), yakni mereka yang sama sekali tidak bisa melihat (Hartono,
2010: 195).
b) Tunanetra yang masih memiliki ketajaman penglihatan antara 20/70 sampai dengan 20/200
yang dapat lebih baik melalui perbaikan.
a) Myopia, yaitu penglihatan jarak dekat, bayangan tidak terfokus dan jatuh di belakang retina.
Penglihatan akan menjadi jelas kalau objek didekatkan. Untuk membantu proses penglihatan
pada penderita myopia digunakan kacamata proyeksi dengan lensa negatif.
b) Hyperopia, yaitu penglihatan jarak jauh, bayangan tidak terfokus, dan jatuh tepat di retina.
Penglihatan akan menjadi jelas jika objek dijauhkan. Untuk membantu proses penglihatan pada
penderita hyperopia digunakan kacamata koreksi dengan lensa positif.
6. Jelaskan dasar hukum apa saja yang ada di Indonesia yang terkait dengan
Pembinaan dan pengembangan olahraga penyandang cacat /berkebutuhan khusus !
Jawab :
UU 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas disebutkan bahwa Penyandang
Disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental,
dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan
dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif
dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak.
UU 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional memetakan masalah keolahragaan
nasional yang semakin kompleks dan berkaitan dengan dinamika sosial, ekonomi, budaya
masyarakat dan bangsa serta tuntutan perubahan global sehingga Indonesia sudah saatnya
memiliki suatu undang-undang yang mengatur keolahragaan secara menyeluruh dengan
memperhatikan semua aspek terkait, adaptif terhadap perkembangan olahraga dan
masyarakat.
Periode V
8. Buatlah program latihan untuk meningkatkan kekuatan pada salah satu cabang
olahraga adaptif !
Jawab :
Seated Knee Lift
Duduk tegap di ujung kursi, tekuk kedua lutut Anda sambil menjaga agar kedua kaki menempel
satu sama lain dan telapak kaki mantap menjajak lantai. Posisikan tangan berpegangan pada
kedua sisi kursi (bukan pada sandaran tangan) dan bersender sedikit ke belakang.
Mulai dengan menghembuskan napas, tarik kedua lutut ke arah dada sambil mendorong tubuh
bagian atas Anda ke depan menggunakan kontraksi otot perut, bukan menarik tubuh ke depan
dengan bantuan kedua tangan. Kemudian turunkan posisi kaki hampir menyentuh lantai sambil
menarik napas. Jaga agar telapak kaki tidak menyentuh lantai sampai satu set latihan selesai.
Ulangi sebanyak lima kali dan Anda bisa tingkatkan jumlah set secara bertahap.
Latihan ini harus dilakukan secara perlahan dan dikendalikan dengan baik. Jangan biarkan
momentum kaki Anda mengendalikan Anda, dan lawan gaya gravitasi yang bisa membawa kaki
Anda kembali menginjak lantai saat Anda berusaha kembali ke posisi awal.
Duduk tegap sambil memegang dumbbell di masing-masing tangan, dan kedua kaki sedikit
berjarak. Saat membuang napas, condongkan tubuh bagian atas ke kiri sampai di posisi yang
menurut Anda nyaman. Tahan posisi selama 2-3 detik. Tarik napas sambil kembali ke posisi
awal. Ulangi set untuk tubuh sebelah kanan. Namun, jangan biarkan berat tubuh Anda yang
menarik Anda ke depan atau belakang.
Dengan posisi duduk tegap, injak satu ujung handung panjang dengan kaki kanan Anda,
genggam ujung berlainan dengan tangan kanan Anda (telapak tangan menghadap tubuh Anda)
dan rentangkan handuk. Jaga agar kedua kaki sedikit berjarak.
Tegangkan otot lengan sambil menarik handuk mengarah dada Anda hingga Anda bisa
merasakan cukup ketegangan. Tahan (masih dengan kontraksi otot lengan) di posisi 90 derajat
selama 30 detik.
Langkahkan kaki kanan menjauhi kursi dan tahan posisi di 45 derajat selama 30 detik. Tukar sisi
kaki dan ulangi untuk memenuhi satu set. Sesuaikan perlawanan dengan melangkah lebih dekat
(lebih sulit) atau jauh (lebih mudah) dari ujung handuk di tangan Anda. Anda harus merasa
cukup ketegangan selama setiap set dari latihan (mungkin perlu untuk menyesuaikan dengan
melangkah lebih jauh dari tangan untuk setiap sudut yang berbeda). Pastikan untuk tidak
menahan napas.