Anda di halaman 1dari 11

Makalah Mata Kuliah Farmakologi

EFEKTIFITAS OBAT

Oleh : Kelompok 4 Kelas B


Nama Anggota :
Alfa Widati ( 21330863 )
Andita Suryaningtyas ( 21330864 )
Ely Hoiriyah ( 21330881 )
Elzy Khoirunnisa ( 21330882 )
Ketut Ayu Marheni ( 21330890 )
Maria Elvira Gu Wea ( 21330895 )
Maria Yustina ( 21330903 )
Mira Marlin Taka ( 21330906 )
Natalia Malo ( 21330909 )
Yosef Kebu ( 21330937 )

Dosen Pengampu :
Drg. Muslim

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI ( STIA ) MALANG


PROGRAM DIPLOMA III PEREKAM MEDIS & INFORMASI KESEHATAN
TAHUN AKADEMIK 2013 / 2014
Kata Pengantar
Puja dan puji syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
rahmat hidayah serta inayah yang setiasa dilimpahkan kepada kami semua, sehingga makalah
yang berjudul “ Efektifitas Obat “ ini, mampu kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Daftar Isi

Kata Pengantar.......................................................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................................................2
BAB I.....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..............................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................................4
D. Manfaat Penulisan..................................................................................................................4
Bab II.....................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN................................................................................................................................4
A. Pengertian...............................................................................................................................4
B. Unsur Penentu Efektifitas Obat..............................................................................................5
BAB III..................................................................................................................................................6
PENUTUP..........................................................................................................................................6
A. KESIMPULAN......................................................................................................................6
B. SARAN..................................................................................................................................6
Daftar Pustaka........................................................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya, secara umum obat dapat diartikan sebagai bahan yang dapat
mrnyebabkan perubahandalam fungsi biologis maupun proses kimia. kuliah
Farmakologi Dasar terutama mempelajari aspek obat, mekanisme aksi, target aksi,
nasib obat di dalam tubuh, interaksi obat dengan obat lain, dengan makanan, dengan
minuman dan faktor lain yang mempengaruhi hasil dan makna penggunaannya dalam
klinik. Selain itu juga mempelajari aksi farmakologi obat-obat yang termasuk dalam
berbagai penggolongan obat yang sering digunakan pada terapi, nasib obat dalam tubuh,
prinsip aksi obat, kinetika interaksi obat dengan reseptor, obat-obat yang bekerja pada
sistem syaraf otonom, obat-obat yang bekerja pada sistem syaraf pusat, obat-obat yang
bekerja pada sistem kardiovaskuler, obat-obat yang bekerja pada sistem endokrin,
kemoterapetika, analgesik, antiinflamasi, antihistamin dan obat pada terapi kanker.
Efektifitas obat merupakan bentuk dari hasil aksi reaksi obat dalam proses interaksinya
dengan tubuh, makanan yang dicerna, maupun sesama obat yang dikonsumsi secara
bersamaan di dalam tubuh.

B. Tujuan Penulisan
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang:
a. Memahami pengertian efek obat pada umumnya
b.      Memahami faktor-faktor terjadinya efek obat
c.       Memahami upaya pencegahan dan penanganan efek obat

C. Manfaat Penulisan
a. Agar mampu mengetahui dan memahami efek obat secara umum
b. Dapat memahami faktor – faktor terjadinya efek pada obat
c. Dapat memahami upaya pencegahan dan penanganan efek obat
Bab II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Pengertian farmakokinetik
Farmakokinetik adalah sebuah proses atau perjalanan suatu obat di dalam tubuh organisme
berupa absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Dalam terapeutik praktis , obat
sebaiknya dapat mencapai titik tangkap kerja yang diinginkan setelah diberikan melalui rute
tertentu yang nyaman. Hanya dalam beberapa kondisi tertentu penggunaan obat secara
langsung pada jaringan sasaran dimungkinkan dengan tujuan dapat menimbulkan efek yang
bermanfaat.
2. Pengertian Efek
efek ialah perubahan fungsi struktur atau proses sebagai akibat dari kerja obat. Ada 2 macam
efek, yaitu efek normal dan efek abnormal.
a. Efek normal ialah efek yang timbul pada sebagian besar individu. Obat dalam
dosis terapi dapat menimbulkan lebih dari 1 macam efek. Yang dibedakan
menjadi :
i. Efek Primer. Ialah efek yang sesuai dengan tujuan pengobatan.
ii. Efek Samping. Ialah efek yang tidak menjadi tujuan utama pengobatan. Efek
ini dapat menguntungkan dan merugikan, tergantung pada kondisi dan situasi
pasien.
b. Efek Abnormal ialah efek yang timbul pada sebagian kecil individu / kelompok
tertentu. Kedua macam efek tersebut, dapat terjadi pada dosis lazim yang
dipergunakan pada terapi. Efek abnormal dapat berupa toleransi dan intoleransi.
i. Toleransi. Ialah peristiwa yang terjadi jika dibutuhkan dosis yang lebih tinggi
untuk menimbulkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh dosis
normal.
ii. intoleransi. Ialah suatu penyimpangan respon terhadap dosis obat tertentu.
3 .Pengertian Obat
Obat adalah benda atau zat yang digunakan untuk merawat penyakit,membebaskan gejala atau
mencegah proses kimia dalam tubuh.
Pada dasarnya efek obat memiliki 2 macam yaitu Efek Terapeutik dan Efek Toksik. Efek
Terapeutik adalah efek obat yang bersifat sebagai terapi penyembuhan. Efek Toksik adalah
efek obat yang bersifat toksik / racun,yang timbul jika obat digunakan berulang-ulang dan
dalam dosis tinggi.
A. PEMBAGIAN EFEK SAMPING OBAT
Efek samping obat dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1.1. Efek samping ang dapat diperkirakan
1.1.a. Efek farmakologik yang berlebihan
Terjadinya efek farmakologik yang berlebihan (disebut juga efek toksik) dapat
disebabkan karena dosis relative yang terlalu besar bagi pasien yang
bersangkutan. Keadaan ini dapat terjadi karena dosis yang diberikan memang
besar, atau karena adanya perbedaan respons kinetic atau dinamik pada
kelompok-kelompok tertentu, contoh pada pasien dengan gangguan faal ginjal,
gangguan faal jantung, perubahan sirkulasi darah, usia, genetic dsb., sehingga
dosis yang diberikan dalam takaran lazim, menjadi relative terlalu besar pada
pasien-pasien tertentu. Selain itu efek ini juga bias terjadi karena interaksi
farmakokinetik maupun farmakodinamik antar obat yang diberikan bersamaan,
sehingga efek menjadi lebih besar. Efek samping jenis ini umunya dijumpai
pada pengobatan dan depresansia susunan saraf pusat.
1.1.b. Gejala Penghentian Obat
Gejala penghentian obat adalah munculnya kembali gejala penyakit semula
atau reaksi pembalikan terhadap efek farmakologik obat, karena penghentian
pengobatan. Contoh :
a. Agitasi ekstrim,takikardi, rasa bingung, delirium dan konvulasi ang
mungkin terjadi pada penghentian pengobatan dengan depresansia
susunan saraf pusat seperti barbitrat, benzodiazepine dan alkohol.
b. krisis Addison akut yang muncul karena penghentian terapi
kortikosteroid,hipertensi berat dan gejala aktivitas simpatetik yang
berlebihan karena penghentian terapi klonidin,gejala putus obat
karena narkotika.

Reaksi putus obat ini terjadi karena selama pengobatan telah


berlangsung adaptasi pada tingkat reseptor. Adaptasi ini menyebabkan
toleransi terhadap efek farmakologik obat,sehingga umumnya pasien
memerlukan dosis yang makin lama makin besar (sebagai contoh
berkurangnya respons penderita epilepsy terhadap
fenobarbital/fenitoin,sehingga dosis perlu diperbesar agar serangan tetap
terkontrol). Reaksi putus obat dapat dikurangi dengan cara menghentikan
pengobatan secara bertahap misalnya dengan penurunan dosis secara
berangsur-angsur, atau dengan menggantikan dengan obat sejenis ang
mempunyai aksi lebih panjang atau kurang poten,dengan gejala putus obat
yang lebih ringan.

1.1.c. Efek samping yang tidak berupa efek farmakologik utama


Efek-efek samping yang berbeda dari efek farmakologik utamnya,untuk
sebagian besar obat umumnya telah dapat diperkirakan berdasarkan penelitian-
penelitian ang telah dilakukan secara sistematik sebelum obat mulai digunakan
untuk pasien. Efek-efek ini umumna dalam derajad ringan namun angka
kejadiannya bias cukup tinggi. Sedangkan efek samping yang lebih jarang
dapat diperoleh dari laporan-laporan setelah obat dipakai dalam populasi yang
lebih luas (lihat bagian IV). Data efek samping berbagai obat dapat ditemukan
dalam buku-buku standard,umumnya lengkap dengan perkiraan angka
kejadiannya. Sebagai contoh misalnya:
a. Iritasi lambung yang menyebabkan keluhan pedih, mual dan muntah
pada obat-obat kortikosteroid oral, analgetika-antipiretika, teofilin,
eritromisin, rifampisin, dll.
b. Rasa ngantuk (drowsiness) setelah pemakaian antihistaminika untuk
anti mabok perjalanan (motion sickness).
c. Kenaikan enzim-enzim transferase hepar karena pemberian rifampisin.
d. Efek teratogenik obat-obat tertentu sehingga obat tersebut tidak boleh
diberikan pada wanita hamil.
e. Penghambatan agregasi trombosit oleh aspirin ,sehingga
memperpanjang waktu pendarahan.
f. Ototoksisitas karena kinin/kinidin,dsb.

1.2. Efek samping yang tidak dapat diperkirakan

1.2.a. Reaksi alergi


Alergi obat atau reaksi hipersensitivitas merupakan efek samping ang terjadi,
dan terjadi akibat reaksi imunologik. Reaksi ini tidak dapat diperkirakan
sebelumnya ,seringkali sama sekali tidak tergantung dosis dan terjadi pada
sebagian kecil dari populasi yang menggunakan suatu obat. Reaksinya dapat
bervariasi dari bentuk yang ringan seperti reaksi kulit eritama sampai yang
paling berat berupa sok anafilaksi yang bias fatal.

Reaksi alergi dapat dikenali berdasarkan sifat-sifat khasna, yaitu:

a. Gejalana sama sekali tidak sama dengan efek farmakologinya,


b. Seringkali terdapat tenggang waktu antara kontak pertama terhadap obat
dengan timbulnya efek
c. Reaksi dapat terjadi pada kontak ulangan, walaupun hana dengan sejumlah
sangat kecil obat
d. Reaksi obat hilang bila obat dihentikan
e. Keluhan/gejala ang terjadi dapat ditandai sebagai reaksi imunologik,
misalna rash (=ruam) di kulit
f. Serum sickness, anafilaksis, asma, urtikaria, angio-edema, dll.

I.2.b. Reaksi karena faktor genetic

Pada orang-orang tertentu dengan variasi atau kelainan genetic, suatu obat
mungkin member efek
Farmakologik ang berlebihan. Efek obatnya sendiri dapat diperkirakan, namun
subjek yang mempunyai kelainan genetik seperti ini yang mungkin sulit
dikenali tanpa pemeriksaan spesifik (yang juga tidak mungkin dilakukan pada
pelayanan kesehatan rutin) sebagai contoh misalnya:
a. Pasien ang menderita kekurangan pseudokolinesterase herediter tidak dapat
memetabolasime uksinilkolin (suatu pelemas otot), sehingga bila diberikan
obat ini mungkin akan menderita paralisis dan apnea yang berkepanjangan.
b. Pasien yang mempunyai kekurangan enzim G6PD (glukosa-6-fosfat
dehidrogenase) mempunyai potensi untuk menderita anemia hemolitika
akut pada pengobatan dengan primakuin, sulfonamide dan kinidin.
Kemampuan metabolism obat suatu individu juga dapat dipengaruhi oleh
faktor genetik . Contoh yang paling popular adalah perbedaan metabolism
isoniazid, hidralazin dan prokainamid karena adana peristiwa polimorfisme
dalam proses asetilasi obat-obat tersebut. Berdasarkan sifat genetik yang
dimiliki, populasi terbagi menjadi 2 kelompok akni individu-individu yang
mampu mengasetilasi secara cepat (aselitator cepat) dan individu-individu
yang mengasetilasi secara lambat (aselitator lambat). Di Indonesia, 65% dari
populasi adalah asetilator cepat, sedangkan 35% adalah asetilator cepat,
sedangkan 35% adalah asetilator lambat. Pada kelompok-kelompok etnik/sub-
etnik lain, proporsi distribusi ini berbeda-beda. Efek samping umumnya lebih
banyak dijumpai pada asetilator lambat dari pada asetilator cepat. Sebagai
contoh misalnya:
a. Neuropati perifer karena isoniazid lebih banyak dijumpai pada
asetilator lambat.
b. Sindroma lupus karena hidralazin atau prokainamid lebih sering terjadi
pada asetilator lambat.
Pemeriksaan untuk menentukan apakah seseorang termasuk dalam kelompok
asetilator cepat atau lambat
Sampai saat ini belum dilakukan sebagai kebutuhan rutin dalam pelayanan
kesehatan, namun sebenarnya prosedur pemeriksaanya tidak sulit.dan dapat
dilakukan di laboratorium Farmakologi.

I.2.c. Reaksi idiosinkratik

Istilah idiosinkratik digunakan untuk menunjukan suatu kejadian efek samping


yang tidak lazim,tidak di harapkan atau aneh,yang tidak dapat diterangkan atau
di perkirakan mengapa biasa terjadi.untungna reaksi idiosinkratik ini relatif
sangat jarang terjadi.beberapa contoh misalnya :
a. kanker pelvis ginjal yang dapat diakibatkan pemakaian analgetika secara
serampangan
b. kanker uterus yang dapat terjadi karena pemakaian estrogen jangka lama
tanpa pemberian progestin sama sekali
c. obat-obat imunosupresi dapat memacu terjadinya tumor limfoid
d. preparat-preparat besi intramuskuler dapat menyebabkan sarcomata pada
tempat penyuntikan
kanker tiroid yang mungkin dapat timbul pada pasien-pasien yang pernah menjalani
perawatan iodium-radioaktif sebelumnya
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil penulisan makalah ini,dapat kita tarik kesimpulan bahwa efek adalah perubahan
fungsi struktur atau proses akibat dari kerja obat baik secara norma dan abnormal. Sedangkan
obat merupakan suatu zat yang digunakan untuk merawatpenyakit atau mencegah proses
kimia dalam tubuh. Terdapat 2 macam efek obat yaitu efek terapeutik dan efek toksik.Unsur
penentu efektifitas obat secara keseluruhan tergantung pada sifat dasar penyusun obat itu
sendiri, yang didukung oleh komposisi khusus yang tepat dari sifat dasar fisik obat,ukuran
obat, reaktifitas obat dan ikatan obat reseptor, bentuk obat, dan rancangan obat rasional dalam
pembuatan suatu obat.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penulisan makalah ini, maka dapat kita ketahui bahwa dalam menentukan
komposisi suatu obat diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai efek reaksi obat yang
kemungkinan terjadi.
Daftar Pustaka

1. www.slideshare.net/vianasofieana/pengantar-farmakologi .
2. Syamsudin.2011.Buku Ajar Farmakologi Efek Samping Obat.Jakarta.penerbit Salemba
Medika.
3. Wibowo,Samekto dan Gofir,Abdul.2001.farmakoterapi dalam Neurologi.Jakarta.penerbit
Salemba Medika.
4. Katzung,Bartram G.2001.Farmakologi Dasar dan Klinik.Jakarta.penerbit Salemba
Medika.
5. Katzung,Bartram G.2002.Farmakologi Dasar dan Klinik.Jakarta.penerbit Salemba
Medika.
Efek terapeutik adalah hasil penanganan medis yang sesuai dengan apa yang diinginkan, setakar
dengan tujuan pemberian penanganan, baik yang telah diperkirakan maupun yang
tidak diperkirakan. Lawan dari efek terapeutik adalah efek merugikan/non terapeutik,
yaitu efek lain dari obat yang tidak sesuai dengan efek terapi yang diinginkan.
Analgesik ialah istilah yang digunakan untuk mewakili sekelompok obat yang digunakan sebagai
penahan sakit. Obat analgesik termasuk obat antiradang non-steroid

Anda mungkin juga menyukai