Anda di halaman 1dari 9

Hidrologi dan Oceanografi

Secara umum hidrologi dimaksudkan sebagai ilmu yang menyangkut masalah


air. Akan tetapi dengan alasan-alasan praktis hanya dibatasi pada beberapa aspek saja.
Konsep pokok untuk ilmu hidrologi adalah siklus hidrologi yang didefinisikan sebagai
berikut: " Hidrologi adalah ilmu tentang seluk beluk air di bumi, kejadiannya,
peredarannya dan distribusinya, sifat alam dan kimianya, serta reaksinya terhadap
lingkungan dan hubungan dengan kehidupan" (Federal Council for Science and
Technology, USA, 1959 dalam Varshney, 1977). Lebih jauh Ray K. Linsley dalam
Yandi Hermawan (1986), menyatakan pula bahwa:" Hidrologi ialah ilmu yang
membicarakan tentang air yang ada di bumi, yaitu mengenai kejadian, perputaran dan
pembagiannya, sifat kimia dan fisika air, serta reaksinya terhadap lingkungan termasuk
hubungannya dengan kehidupan"
Singh, 1992 menyatakan bahwa hidrologi adalah ilmu yang membahas
karakteristik menurut waktu dan ruang tentang kuantitas dan kualitas air bumi,
termasuk di dalamnya proses hidrologi, pergerakan, penyebaran, sirkulasi tampungan,
eksplorasi, pengembangan dan manajemen.
Dari beberapa pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa hidrologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang air, baik di atmosfer, di bumi, dan di dalam bumi, tentang
perputarannya, kejadiannya, distribusinya serta pengaruhnya terhadap kehidupan yang
ada di alam ini. Studi tentang air dirasakan semakin penting, terutama di negara-negara
berkembang yang masih masalah budaya dan teknologi
Dalam pengelolaan air yang sesuai dengan lingkungannya. Cabang ilmu yang
mempelajari tentang air tersebut adalah Hidrologi. Secara etimologi, berasal dari dua
kata, yaitu hidro = air, dan logos = ilmu. Dengan demikian secara umum hidrologi
dapat berarti ilmu yang mempelajari tentang air.
Hidrologi berasal dari bahasa Yunani, Hydrologia, yang berarti "ilmu air".
Hidrologi adalah cabang ilmu teknik sipil yang mempelajari pergerakan, distribusi, dan
kualitas air di seluruh Bumi, termasuk siklus hidrologi dan sumber daya air. Orang
yang ahli dalam bidang hidrologi disebut hidrolog, bekerja dalam bidang ilmu bumi
dan ilmu lingkungan, serta teknik sipil dan teknik lingkungan.
Penelitian Hidrologi juga memiliki kegunaan lebih lanjut bagi para ilmuan
teknik lingkungan, kebijakan lingkungan, serta perencanaan. Hidrologi juga
mempelajari perilaku hujan terutama meliputi periode ulang curah hujan karena
berkaitan dengan perhitungan debit air banjir serta rencana untuk setiap bangunan
teknik sipil antara lain bendung, bendungan dan jembatan.
Konsep yang umum itu, kini telah berkembang sehingga cakupan obyek
hidrologi menjadi lebih jelas. Menurut Marta dan Adidarma (1983), bahwa hidrologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang terjadinya, pergerakan dan distribusi air di bumi,
baik di atas maupun dibawah permukaan bumi, tentang sifat kimia dan fisika air serta
reaksinya terhadap lingkungan dan hubunganya dengan kehidupan. Kebearadaan air
dalam kehidupan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting, sebab semua
mahkluk hidup di bumi membutuhkan air sebagai salah satu sumber kehidupan.
Berdasarkan konsep tersebut, hidrologi memiliki ruang lingkup atau cakupan
yang luas. Secara substansial, cakupan bidang ilmu itu meliputi:
 Asal mula dan proses terjadinya air
 Pergerakan dan penyebaran air
 Sifat-sifat air
 Keterkaitan air dengan lingkungan dan kehidupan
Hidrologi merupakan suatu ilmu yang mengkaji tentang kehadiran dan gerakan
air di alam. Studi hidrologi meliputi berbagai bentuk air serta menyangkut perubahan-
perubahannya, antara lain dalam keadaan cair, padat, gas, dalam atmosfer, di atas dan
di bawah permukaan tanah (air tanah), distribusinya, penyebarannya, gerakannya dan
lain sebagainya, temasuk di dalamnya mengkaji asal usul air tanah.
Secara meteorologis, air merupakan unsur pokok paling penting dalam atmofer
bumi. Air terdapat sampai pada ketinggian 12.000 hingga 14.000 meter, dalam jumlah
yang kisarannya mulai dari nol di atas beberapa gunung serta gurun sampai empat
persen di atas samudera dan laut. Bila seluruh uap air berkondensasi (mengembun)
menjadi cairan, maka seluruh permukaan bumi akan tertutup dengan curah hujan kira-
kira sebanyak 2,5 cm.
Keberadaan akan air saat ini tidak saja sebagai kebutuhan konsumsi semata
namun air juga memiliki berbagai kegunaan dalam aplikasinya bagi manusia seperti;
kajian air dalam sains, air dan seni, air dan kesehatan, udara dan air serta air dan
tanaman. Air jika tidak dikelola secara baik dan bijak sana juga akan memberikan
dampak yang buruk bagi mahkluk hidup di bumi, hal ini terjadi bilamana bumi
kehilangan atau semakin berkurangnya sumberdaya air, dan dampak buruk tersebut
dapat pula terjadi akibat dari adanya proses pencemaran sehingga rusaknya kualitas air
sehinga mahkluk hidup tidak dapat lagi mengambil manfaat air bersih dan sehat sebagai
kebutuhan hidup.
Hutan merupakan unsur terpenting dalam menjaga dan memproduksi air, dengan
terjaganya hutan maka akan menjamin ketersediaan air di dalam bumi. Agroforestry
merupakan bagian terpenting yang tak terpisahkan dengan hutan. Sebagai salah satu
bagian dari kawasan hutan peranan agroforestry terhadap air adalah pengontrolan aliran
permukaan harian pada skala plot dapat dievaluasi dengan menggunakan model
WaNuLCAS. Dampak alih guna lahan terhadap neraca air harian pada skala bentang
lahan dapat dipelajari dengan menggunakan model GenRiver dan model FALLOW
memprediksi dampak alih guna lahan terhadap neraca air tahunan. Mungkin selama ini
kita tidak pernah mengetahui jika air yang selalu kita hadapi ternyata menyimpan
berbagai keajaiban air sebagaimana yang pernah dikaji dan diteliti oleh ilmuan jepang.

Air
Air adalah suatu sarana utama dalam kehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya. Hampir semua kegiatan yang dilakukan manusia membutuhkan air. Air
digunakan sebagai air minum, untuk menyiapkan makanan, membersihkan diri
(mandi), membersihkan peralatan rumah tangga, sebagai irigasi, dan
pembangkit tenaga listrik (Sitepoe, 1997).
Ketersediaan airyang memenuhi syarat bagi keperluan manusia relatif sedikit
karena dibatasi oleh berbagai faktor karena lebih dari 97% air di muka bumi ini
merupakan air laut yang tidak dapat digunakan oleh manusia secara langsung.
Dari 3% yang tersisa, 2% di antaranya tersimpan sebagai gunung es (glacier) di
kutub dan uap air, yang juga tidak dapat dimanfaatkan secara langsung. Air
yang benar–benar tersedia bagi keperluan manusia hanya 0,62%, meliputi air yang
terdapat di danau, sungai, dan air tanah. Jika ditinjau dari segi kualitas, air yang
memadai bagi konsumsi manusia hanya 0,003% dari seluruh yang ada (Effendy,
2003).
Pengelolaan sumber daya air sangat penting, agar dapat dimanfaatkan
secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan. Salah satu pengelolaan
yang dilakukan adalah pemantauan dan interpretasi data kualitas air, mencakup
kualitas fisika, kimia, dan biologi (Effendy, 2003).

Sumber–Sumber Air
Menurut Sutrisno (1991), sumber-sumber air meliputi:
1. Air laut
2. Air atmosfir
3. Air permukaan
4. Air tanah
1 Air Laut
Air laut merupakan bagian terbesar dari muka bumi, sebagai terminal dari
sungai, dan memiliki kadar garam yang tinggi dibandingkan dengan air daratan.
Selain itu makhluk hidup juga sangat bergantung pada air (Sitepoe, 1997).
Air laut mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar
garam NaCl dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini, maka air laut tidak memenuhi
syarat untuk air minum (Sutrisno, 1991).
Air laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan garam mineral
yang terdapat di dalam batu-batuan dan tanah. Contohnya natrium, kalium, kalsium,
dll. Apabila air sungai mengalir ke lautan, air tersebut membawa garam. Ombak laut
yang memukul pantai juga dapat menghasilkan garam yang terdapat pada batu-batuan.
Lama-kelamaan air laut menjdai asin karena banyak mengandung garam.
2 Air Atmosfer
Air hujan dalam keadaan murni sangat bersih, tetapi karena adanya
pengotoran yang disebabkan oleh asap industri dan debu, sehingga air hujan dapat
bersifat korosif atau karat (Riyadi, 1984).
Air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur
maupun bak-bak reservoir, sehingga akan mempercepat terjadinya korosi. Air
hujan juga mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian
sabun (Sutrisno, 1991).
3 Air permukaan
Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air
permukaan akan dapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur,
batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan sebagainya (Sutrisno,
1990).
Beberapa pengotoran ini, untuk masing–masing air permukaan berbeda-
beda, tergantung pada daerah pengaliran air permukaan ini. Jenis pengotorannya
adalah merupakan kotoran fisik, kimia, dan bakteri (Sutrisno, 1991).
Air permukaan ada 2 macam yakni:
3.1 Air sungai
Air sungai merupakan aliran yang bersal dari mata air yang kadang-
kadang bercampur dengan limbah manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan,
termasuk campuran dari air hujan (Sitepoe, 1997).
Dalam penggunaannya sebagai air minum, haruslah mengalami suatu
pengolahan yang sempur na, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya
mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali. (Sutrisno, 1991).
3.2 Air danau
Air permukaan yang tertampung di danau-danau dapat ditumbuhi berbagai
macam algae, tumbuhan air seperti eceng gondok, dan berbagai ikan, terutama
apabila air tersebut mengandung banyak nutrien bagi pertumbuhannya.
Kesemuanya ini sangat mempengaruhi kualitas air tersebut. Kualitas air di danau
juga terpengaruh oleh cuaca, dan tergantung kedalamannya (Slamet, 1994).
Dengan adanya pembusukan kadar zat organis tinggi, maka umumnya
kadar Fe dan Mn akan tinggi pula dan dalam keadaan kelarutan O2 kurang sekali
(anaerob), maka unsur-unsur Fe dan Mn akan larut. Pada permukaan air akan
tumbuh algae (lumut) karena adanya sinar matahari dan O2 (Effendy, 2003).
Jadi untuk pengambilan air, sebaiknya pada kedalaman tertentu di tengah-
tengah agar endapan-endapan Fe dan Mn tak terbawa, demikian pula dengan
lumut yang ada di permukaan air (Sutrisno, 1991).
4 Air Tanah
Menurut Sutrisno (1991) , air tanah terbagi atas:
1. Air tanah dangkal
2. Air tanah dalam
3. Mata air
4.1 Air tanah dangkal
Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan
tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air
tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang
terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu
untuk masing- masing lapisan tanah (Sutrisno, 1991).
Air tanah dangkal dapat berkualitas baik jika tanah disekitarnya tidak
tercemar, oleh karenanya air tanah dangkal sangat bervariasi kualitasnya. Karena
banyak zat yang terlarut ataupun tersuspensi di dalamnya selama perjalanannya
menuju ke laut (Slamet,1994).
4.2 Air tanah dalam
Air tanah dalam pada umumnya tergolong bersih dilihat dari segi
mikrobiologi, karena sewaktu proses pengaliran ia mengalami penyaringan
alamiah dan dengan demikian kebanyakan mikroba sudah tidak lagi terdapat di
dalamnya. Namun, kadar kimia air tanah dalam tergantung dari cara atau
pengaliran air tersebut. Pada proses ini, mineral-mineral yang dilaluinya dapat
larut dan terbawa, sehingga mengubah kualitas air tersebut (Slamet, 1994).
4.3 Mata air
Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air
yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak berpengaruh oleh musim dan
kualitasnya sama dengan keadaan air tanah dalam (Sutrisno, 1991).
Asal-usul air laut
Permukaan bumi sebagian besar tertutup oleh lautan. Penelitian baru menduga,
laut datang dari luar bumi.Ilmuwan sejak lama telah memperkirakan, bumi dan planet
tetangganya saat awal terbentuknya mengalami puluhan ribu tabrakan benda angkasa.
Adanya jurang di bulan menunjukkan hujan komet itu.Studi terbaru mendapati, komet
adalah yang membawa lautan ke bumi sekitar 3,85 miliar tahun lalu. Kesimpulan itu
berdasarkan tingkatan logam yang ada di bebatuan bumi kuno yang dilakukan tim
dipimpin oleh Uffe Jorgensen dari Niels Bohr Institute di Denmark. "Apakah bumi
telah memiliki lautan sebelum hujan komet menjadi perdebatan sengit," kata Jorgensen.
Beberapa pakar mengatakan sudah tersedia cukup air saat bumi terbentuk. Namun
sebagian ilmuwan lain menyatakan panas pada planet muda akan menguapkan semua
air yang ada.
Tim yang dipimpin Jorgensen menyimpulkan bumi muda terlalu panas untuk
mempertahankan air yang ada. Namun di masa hujan komet, suhu bumi menjadi turun
dan air yang meleleh dari komet menjadi lautan pertama. "Kita mungkin merasakan
rasa bekas komet itu tiap kali minum air,” kata peneliti studi yang akan dipublikasikan
di journal Icarus. Jorgensen dan koleganya mencapai kesimpulan itu dengan mengukur
tingkat iridium di pegunungan Greenland. Bebatuan itu merupakan salah satu yang
tertua di dunia dari masa hujan komet
Menurut perkiraan ilmuwan lainnya, terbentuknya air di bumi terjadi sekitar 2
miliar tahun lalu ketika bumi mulai mengalami proses pendinginan. Sebelumnya bumi
berbentuk gas yang kemudian memadat menjadi bentuk cair lalu mulai mengeras dan
mendingin. Proses pendinginan secara bertahap telah menyelimuti bumi dengan lapisan
awan yang padat, yang mengandung sebagian besar air di planet ini. Untuk jangka
waktu yang lama, permukaan bumi masih sangat panas sehingga tetesan air yang jatuh
akan segera kembali menjadi uap air. Hal ini membuat tingkat kepadatan awan semakin
tinggi sehingga tidak ada sinar matahari yang mampu menembus sampai permukaan
bumi. Segera setelah bumi mendingin, hujan mulai turun. Hujan ini adalah hujan yang
pertama dan terjadi secara terus-menerus dari siang ke malam, hari ke bulan, bulan ke
tahun dan tahun ke abad. Air ini kemudian mengisi basin dan tempat-tempat yang
rendah di permukaan bumi hingga akhirnya menjadi lautan.
Hipotesis tentang asinya air laut
Ada dua hipotesis tentang asinnya air laut yaitu:
1. Garam-garaman yang sekarang larut dalam air laut, telah terjadi sejak
permulaan terbentuknya lautan. Salinitas dahulu hamper sama dengan
salinitas sekarang. Itu terbukti dari fosil organism marine yang
menunjukkan salinitas air laut tidak banyak berubah setelah mengalami
geologi yang lama.
2. Salinitas air laut bertambah secara berangsur-angsur, yaitu hasil pencucian
dari batu-batuan dikulit bumi dan dari pengangkutan mineral-mineral yang
terbawa ke laut oleh sungai atau oleh air hujan yang mengalir diatas
permukaanbumi. Jadi menurut hipotesis ini air laut yang mula-mula tawar.
Argumentasi dari kedua hipotesis tersebut
Hipotesis yang pertama, bila garam-garaman dilaut berasal dari sungai, tentunya
komposisi garam-garaman yang ada dilaut sama dengan yang ada pada air sungai (lihat
table berikut ini)
Komposisi garam-garaman air laut dan air sungai
Bahan-bahan Air laut Air sungai
Chloride 88,7 5,2
Sulfat 10,8 9,9
Carbonat 0,3 60,1
Bahan-bahan lainnya 0,2 24,8
jumlah 100 100

Dari table diatas, terdapat perbedaan komposisi garam-garaman antara air laut
dengan air sungai, terutama chloride dan carbonat. Oleh karena itu, hipotesis pertama
menyangkal bahwa asinnya air laut bukan dari kosentrasi garam-garaman yang dibawa
air sungai.

lima pertujuh bagian dari permukaan bumi ini merupakan samudera luas yang
penuh air dengan rasanya yang asin. Setiap saat siang malam non stop berjuta – juta
sungai yang besar dan kecil menumpahkan dan melemparkan berjuta juta ton kotoran
kelaut yang asin itu. Kalau sekiranya air laut itu tidak asin, kotoran kotoran itu akan
mengeluarkan bau yang sangat busuk, sehingga dalam waktu beberapa bulan saja
seluruh air laut itu akan akan berbau busuk sebusuk-busuknya. Dan setiap ruang
dipermukaan bumi ini akan penuh dengan bau itu, sehingga bukan saja akan merusak
kesehatan tetapi bahkan dapat memusnakan kehidupan di permukaan bumi ini.
Dengan air laut yang asin itu Allah telah melindungi segala kehidupan dimuka
bumi ini. Satu perlindungan yang tak kurang penting dan hebatnya terjadinya siang dan
malam. “Dan ia (Allah) lah yang mencampurkan 2 lautan , laut yang sangat tawar dan
laut yang sangat asin. Dan Ia jadikan antara keduanya batas dan halangan yang tak
dapat ditembus” (al-Furqan:53)
Laut tawar dalam ayat ini dimaksudkan ialah sungai-sungai, telaga-telaga dan
danau-danau yang besar tampaknya juga seperti laut. Keasinan laut pun harus kita
pikirkan dan kita pelajari untukmelihat perlindungan Allah bagi kehidupan dan
keselamatan manusia, sehingga manusia akan bertambah beriman dengan Allah dan
terhindar dari kekufuran yang menjadi cacat terbesar dari peradaban manusia dari dulu
sampai sekarang.

Anda mungkin juga menyukai