Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI

Judul Praktikum : Pewarnaan Sederhana

Hari /Tanggal praktikum : Kamis, 18 Februari 2021

Nama : Mulyana

Nim : PO714203191057

Kelompok : B2

LABORATORIUM BAKTERIOLOGI
ANALIS KESEHATAN POLKESMAS
PRODI D4 TLM
2021

Nilai TTD

70
PEWARNAAN SEDERHANA

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui ukuran, bentuk, dan struktur-struktur tertentu
dari bakteri engan menggunakan satu macam zat pewarna.

II. PRINSIP
Adanya ikatan ion antara komponen selular bakteri dengan
senyawa aktiff pada zat warna. Pada bakteri kondisi mendekati netral,
pH dinding bakteri cenderung bersifat asam. Sehingga mengikat zat
warna yang bersifat basa.

III. DASAR TEORI


Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi,
struktur dan sifat-sifat yang khas begitu pula dengan bakteri. Bakteri
yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana
sel-sel bakteri yang ada di suspensikan. Salah satu cara unutk
mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah di identifikasi adalah
dengan cara metode pengenceran atau pewarnaan. Hal tersebut
berfungsi untuk mengetahuisifat fisiologisnya yaitu mengetahui
reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecetan atau
pewarnaan (Dwidjoseputro, 2005)
Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan
sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna
sederhana. Istilah ”pewarna sederhana” dapat diartikan dalam
mewarnai sel - sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna
saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna
sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa)
sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan
sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya
bermuatan positif) ( Pelczar, 2007 ).
Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan
sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna
sederhana. Istilah ”pewarna sederhana” dapat diartikan dalam
mewarnai sel - sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna
saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna
sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa)
sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan
sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya
bermuatan positif) ( Pelczar, 2007 ).
Pewarnaan bakteri bertujuan untuk memudahkan melihat bakteri
dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk
melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan
vakuola, menghasilkan sifat- sifat fisik dan kimia yang khas dari pada
bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras
mikroorganisme dengan sekitarnya ( Pelczar, 2007)
Prinsip dasar dari pewarnaan adalah adanya ikatan ion antara
komponen selular dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna
yang disebut kromogen. Ikatan ion dapat terjadi karena adanya
muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarna.
Terdapat tiga mcam metode pewarnaan yaitu pewarnaan sederhana,
pewarnaan diferensial dan pewarnaan gram. Pewarnaan sederhana
menggunakan pewarna tunggal, pewarnaan diferensial memakai
serangkaian larutan pewarna atau reagen. Pewarnaan gram
merupakan metode pewarnaan yang paling umum digunakan untuk
mewarnai sel bakteri ( Volk & Wheeler, 1984 ).
Pengenalan bentuk mikroba (morfologi), kecuali mikroalgae harus
dilakukan pewarnaan terlebih dahulu agar dapat diamati dengan
jelas. Pada umumnya bakteri bersifat tembus cahaya, hal ini
disebabkan karena banyak bakteri yang tidak mempunyai zat warna.
Tujuan dari pewarnaan adalah untuk mempermudah pengamatan
bentuk sel bakteri, memperluas ukuran jazad, mengamati struktur
dalam dan luar sel bakteri, dan melihat reaksi jazad terhadap
pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik atau kimia jazad dapat
diketahui (Waluyo, 2004).

Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam zat


warna untuk meningkatkan kontras antara mikroorganisme dan
sekelilingnya. Lazim, prosedur pewarnaan ini menggunakan zat
warna basa seperti seperti crystal violet, biru metilen, karbol fuchsin
basa, safranin atau hijau malakit. Kadang kala digunakan zat warna
negatif untuk pewarnaan sederhana : zat warna asam yang sering
digunakan adalah nigrosin dan merah kongo (Lay.1994).

Prosedur Pewarnaan sederhana mudah dan cepat, sehingga


pewarnaan ini sering digunakan untuk melihat bentuk ukuran dan
penataan pada mikoorganisme bakteri pada bakteri dikenal bentuk
yang bulat (coccus), batang (basil), dan spiral. Dengan pewarnaan
sederhana dapat juga terlihat penataan bakteri. Pada coccus dapat
terlihat pewarnaan seperti rantai (streptococcus), buah anggur (
stafilococcus), pasangan (diplococcus), bentuk kubus yang terdiri dari
4 atau 8 (saranae) (Lay.1994).

IV. ALAT DAN BAHAN


 Alat :
 Object Glass
 Pipet tetes
 Lampu spirtus
 Mikroskop
 Cooton bud
 Korek api
 Bak pewarnaan

 Bahan :
 Sampel kotoran mulut (kotoran gigi)
 Methylene blue
 Aquadest
 Oil imersi
 Tissue

V. PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan objek glass bersih dan bebas lemak.
2. Mengambil sampel dari kotoran gigi dengan menggunakan cotton
budh dan letakkan di atas objek glass. Kemudian dikeringkan
bebearpa menit.
3. Melakukan fiksasi dengan menggunakan Bunsen.
4. Menyimpan diatas dua batng kaawat horizontal atau menggunakan
bak pewarnaan.
5. Sediaan digenangi methylene blue selama 1-2 menit.
6. Membuang zat warna kemudian dicuci dengan air mengair, sapai
tidak ada lagi tetesan warna biru.
7. Mengeringkan preparat dengan cara dimiringkan.
8. Mengamati dibawah mikroskop dengan lensa objektif 100X
menggunakan oil imersi
9. Mendokumentasikakn pengamatan yang telah dilakukan.

VI. HASIL PENGAMATAN

Bakteri berbentuk
coccus berwarna
biru.
VII. PEMBAHASAN
Pewarnaan sederhana merupakan pewarnaan yang paling umum
digunakan. Berbagai macan tipe morfologi bakteri
(coccus,       bacillus, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan
dengan menggunakan pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel
bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja.
Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan-
pewarnaan sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka
akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk
pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen
kromotofiknya bermuatan positif).
Pada pewarnaan sederhana, bakteri diwarnai oleh reagen tunggal.
Pewarnaan dasar dengan kromogen (zat warna) muatan positif
disarankan selama asam nukleat bakteri dan komponen dinding sel
membawa muatan negatif yang menyerap dengan kuat dan mengikat
kation kromogen perlu diperhatikan lamanya waktu pewarnaan
tergantung pada jenis pewarnaan yang digunakan. Misalnya metilen
blue terserap selama 2-3 menit, dengan demikian bakteri yang
terdapat pada sampel akan menyerap zat warna yang diberikan.
Pengecetan sederhana digunakan untuk memperlihatkan atau
memperjelas kontras antara sel dan latar belakangnya sehingga dapat
mempertajam bentuk dari sel-sel mikroba itu sendiri, dengan cara
mewarnai sel-sel mikroba dengan zat warna khususnya warna Kristal
Violet.
Fiksasi adalah suatu metode persiapan untuk menyiapkan suatu
sampel agar tampak realistik dengan menggunakan grutaldehid
dengan proses pembakaran. Fiksasi bertujuan untuk mematikan
bakteri dan melekatkan sel bakteri pada objek glass tanpa merusak
struktur selnya

VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan di bawah mikroskop, maka dapat
disimpulkan bahwa pada sampel tersebut ditemukan bakteri bentuk
cocus, berwarna biru.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D.2005.Dasar - Dasar Mikrobiologi.Malang: Penerbit


Djambatan.

Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Lay, Bibiana.W.1994.Analisis Mikroba di Laboratorium.Jakarta

: Rajawali.

Pelczar, M.J.2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI


Press.

Volk & Wheeler. 1984. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid


I. Jakarta : Erlangga

Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press.

Anda mungkin juga menyukai