Anda di halaman 1dari 53

ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN TIROID
(HIPERTIROID & HIPOTIROID)

Noor Diani, Ns, M.Kep, Ns.Sp.Kep.MB


Tiroid adalah kelenjar yang terletak di bagian depan leher.

Kelenjar ini memproduksi tiroksin dan triodotironin, yang


mengatur berbagai proses metabolisme vital termasuk
pertumbuhan dan pengeluaran energi.

Tiroid dapat mengalami malafungsi dan menjadi terlalu


aktif sehingga menyebabkan hipertiroid, atau tiroid yang
kurang aktif sehingga menyebabkan hipotiroidisme.
Figure 18.1 The Endocrine System

Figure 18.1
ANATOMI

https://youtu.be/UmXHhsPwGP0
Kelenjar Thyroid

Hormon yang
Fungsi Hormon Hormon Regulator
Dikeluarkan
1. Thyroxine (T4 ) Meningkatkan konsumsi O2 & Thyrotropin Releasing
& Triodotironin produksi panas. Hormon (TRH) dari
(T3) Menstimulasi, meningkatkan hipothalamus.
& mempertahankan
metabolisme

2. Calcitonin Menghambat pelepasan Konsentrasi kalsium


dari tulang, pengaturan darah
kadar kalsium darah
Definisi
Etiologi

Hipertiroidisme dapat terjadi akibat

Penyebab Utama
disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis,
atau hipotalamus. Peningkatan Penyakit grave
TSH akibat malfungsi kelenjar
tiroid akan disertai penurunan TSH Toxic multinodular
dan TRF karena umpan balik goiter

(Sholeh S Naga, 2013)


negative hipertiroid terhadap Solitary toxic
pelepasan keduanya. adenoma
Etiologi
Tiroiditis
Penyebab Lain
Penyakit troboblastis

Ambilan hormone tiroid secara berlebihan

Pemakaian yodium yang berlebihan

(Sholeh S Naga, 2013)


Abnormalitas pengeluaran TSH (Kanker pitiutari)

Obat-obatan seperti Amiodarone


Manifestasi Klinis
Kelebihan hormone tiroid menyebabkan proses metabolik dalam
tubuh berlangsung lebih cepat

Susunan saraf: Labil/emosional, iritabel, psikosis, tremor, insomnia, dan sulit konsentrasi
Mata: Pandangan ganda dan melotot (exoptalmus)
Kelenjar Tiroid: Pembesaran
Jantung dan Paru: dipsnea, hipertensi, aritmia, berdebar-debar, takikardi
Saluran cerna: Sering BAB, peningkatan rasa lapar, banyak makan, haus, muntah,
penurunan berat badan
Sistem reproduksi: Haid sedikit dan tidak tetap, libido menurun
Darah-Limfatik: Anemia, limfositosis, Pembesaran limfe leher

(Semiardji, 2008
Tulang: Osteoporosis, epifisis cepat menutup, nyeri tulang
Otot: Paralisis, Peningkatan tonus otot dan tremor
Kulit: Peningkatran laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas dan
keringat berlebihan
Pemeriksaan
Diagnostik
Pemeriksaan Lab Pemeriksaan Radiologi
• T3, T4 FT4I • Jika pada neonatus
(biasanya terjadi maturasi tulang
meningkat) yang cepat dan
adanya penutupan
• Uptake
satura kranialis sebelum
Radioactive Iodine
waktunya.
Uptake (RAI) naik
antar 35-40% • Serta dilakukan Thyroid
scan test, thyroid
• adanya thyroid
ultrasound, MRI scan
stimulating Ig
(untuk mendeteksi
adanya tumor)

(Ann Alpers, et al, 2007)


Pathways
(Nanda NIC
NOC, 2013)
Discharge Planning
Olahraga teratur

Jaga agar kalsium tetap


tercukupi

Berhenti merokok

Jika mengalami penurunan berat badan, berikan


tambahan atau ekstra kalori atau protein ke dalam
diet untuk meningkatkan kembali BB

( Nanda NIC NOC, 2013)


Penatalaksanaan

Pengobatan tirotoksikosis harus diarahkan iodium


pada penurunan kecepatan sekresi radioaktif
hormone tiroid dan jika memungkinkan
mengumpulkan efek toksik yang
dihasilkan oleh kadar yang tinggi dalam 3 metode
dasar
sirkulasi.

untuk
menguran
gi sekresi
penyekatan
biosintesis hormone tiroidektomi
bedah
hormone tiroid
dengan obat tiroid subtotal,

(Ann Alpers, et al, 2007) https://youtu.be/inP686H0_fY


Komplikasi
Krisis Tirotoksik dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang mengalami
terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak
terdiagnosis.
Akibatnya adalah pelepasan HT (hormon tiroid?)dalam jumlah yang sangat besar yang
menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 41oF), dan, apabila tidak diobati
dapat menyebabkan kematian

(Sholeh S Naga, 2013)


Definisi

(Nanda NIC
NOC, 2015)

keadaan hipometabolik
akibat defisiensi hormone
tiroid yang dapat terjadi
pada setiap umur
Etiologi
Hipotiroid Tertier/ Pusat
Hipotiroid Primer

Hipotiroid Sekunder

• dapat berkembang jika hipotalamus


• congenital dari tyroid gagal untuk memperoduksi tiroid
(kretinism) • berkembang ketika adanya releasing hormone (TRH) dan
• sintesis hormone yang stimulasi yang tidak akibatnya tidak dapat distimulusi
kurang baik memadai dari kelenjar tiroid pituitary untuk mengeluarkan TSH.
normal, konsekuensinya • Ini mungkin berhubungan dengan
• defisiensi iodine (prenatal jumlah tiroid stimulating suatu tumor/ lesi destruktif lainya di
dan postnatal) hormone (TSH) meningkat. hipotalamus.
• obat anti tiroid • Ini mungkin awal dari suatu • Ada dua bentuk utama dari goiter
• pembedahan atau terapi sederhana yaitu endemic dan
malfungsi dari pituitary atau sporadic.
radioaktif untuk hipotalamus.
hipotiroidisme • Goiter endemic prinsipnya
• Ini dapat juga disebabkan disebabkan oleh nutrisi, defesiensi
• penyakit inflamasi kronik oleh resistensi perifer iodine.
seperti penyakit hasimoto, terhadap hormone tiroid • Ini mengalah pada “goiter belt”
amyloidosis dan sarcoidosis dengan karakteristik area geografis
oleh minyak dan air yang berkurang
Etiologi
Kelainan genetic yang dihasilkan karena
metabolisme iodine yang salah.
Ingesti dari jumlah besar nutrisi
goiterogen (agen produksi
goiter yang menghambat
produksi T4) seperti kobis,
kacang, kedelai, buah persik,
bayam, kacang, stroebery, dan
lobak. Semuanya
mengaandung goitogenik
Sporadik goiter
glikosida.
tidak
menyempit ke
Ingesti dari obat goitrogen seperti
area geografik
thioureas (Propylthiracil)
thocarbomen, (Aminothiazole,
lain
tolbutamid)

(Nanda NIC NOC, 2015)


Ginjal :
fungsi ginjal
menurun,
retensi cairan
Saluran cerna
: kostipasi,
berat badan
naik / gemuk
Jantung dan
pembuluh
darah :

Manifestasi Klinis bradikardi,


hipertensi
diastonik,
kardiak
Kelenjar output
tiroid
berkurang
: pembesaran
tiroid/ goiter
noduler atau
difusa
Telinga hidung
tenggorokan :
suara serak
Mata : sakit
kepala,
gangguan
Otak : lemah, penglihatan
lelah, ,edema
mengantuk periorbital,
depresi,
kemampuan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pembesaran
T3 dan T4 jantung
TSH
serum rendah
meningkat Sinar X Dada
pada
TSH rendah
hiportiroid
pada
primer
Kegagalan
hipotiroid
hipofisis:
sekunder
respon TSH
PenyakitTRH
EKG
terhadap
hipotalamus:
mendatar
TSH dan
Titer TRH
meningkat sinus bradikardi, rendahnya voltase kompleks
autoantibody
tiroid tinggi QRS & gelombang T datar atau inversi
pada > 80%
Peningkatan
kolesterol
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Pengobatan
. selalu mencakup pemberian
Pengobatan hipotiroidisme antara lain tiroksin sintetik sebagai pengganti hormon
dengan pemberian tiroksin, biasanya dalam tiroid. Apabila penyebab hipotiroidism
dosis rendah sejumlah 50 pg/hari dan berkaitan dengan tumor susunan saraf
setelah beberapa hari atau minggu sedikit pusat, maka dapat diberikan kemoterapi,
demi sedikit ditingkatkan sampai akhirnya radiasi, atau pembedahan. Dalam keadaan
darurat (misalnya koma miksedem),
mencapai dosis pemeliharaan maksimal
hormon tiroid bisa diberikan secara
sejumlah 200 pg/hari. intravena.
Penatalaksanaan
Terapi Sulih Hormone
• Bila fasilitas untuk mengukur faal tiroid
 Obat pilihannya adalah sodium
tidak ada, dapat dilakukan therapeutic
levo-thyroxime. Bila fasilitas untuk
terial sampai usia 3 tahun dimulai
mengukur faal tiroid ada, diberikan
dengan dosis rendah dalam 2-3 tahun.
dosis seperti tabel berikut:
Bila ada perbaikan klinis , dosis dapat
ditingkatkan bertahap atau dengan
Umur Dosis g/kg BB/hari
dosis pemberian ± 100/m2/hari.
0-3 bulan 10-15 • Penyesuaian dosis tiroksin berdasarkan
3-6 bulan 8-10 respon klinik dari uji fungsi tiroid T3,T4
6-12 bulan 6-8 dan TSH yang dapat berbeda
1-5 tahun 5-6 tergantung dari etiologi hipotiroid.
2-12 tahun 4-5
>12 tahun 2-3
Penatalaksanaan

Pembedahan
Tiroidektomi dilaksanakan
apabila goiternya besar
https://youtu.be/MmOk3uUQFdM dan menekan jaringan
sekitar. Tekanan pada
trakea dan esophagus
dapat mengakibatkan
inspirasi stridor dan
disfagia. Tekanan pada
laring dapat
mengakibatkan suara
serak.
(Nanda NIC NOC, 2015)
Kompilkasi
adalah situasi yang
mengancam nyawa yang
ditandai oleh eksaserbasi
(perburukan) semua gejala
hipotirodisme termasuk
hipotermi tanpa menggigil,
Kematian dapat terjadi
hipotensi, hipoglikemia,
apabila tidak diberikan
hipoventilasi, dan
hormon tiroid dan stabilisasi
penurunan kesadaran
semua gejala. Dalam
hingga koma.
keadaan darurat (misalnya
koma miksedem), hormon
tiroid bisa diberikan secara
intravena
Pathways
(Nanda NIC NOC, 2015)
DAFTAR PUSTAKA
• Bare & Suzanne. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah, Volume 2, (Edisi 8), EGC: Jakarta
• Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse. 2001. Rencana
Asuhan Keperawatan, (Edisi III), EGC: Jakarta
• Irianto,Koes. 2015. Memahami Berbagai Macam Penyakit.
Alfabeta: Bandung Introduction
• Naga,S sholeh. 2013. Ilmu Penyakit Dalam. Diva Press:
Yogyakarta
• Pusat data dan informasi Kementerian Kesehatan RI. 2015.
Situasi dan Analisis Penyakit Tiroid
• Nurarif, A H dan Kusuma H. 2013. Aplikasi Asuhan
Keperawatan berdasarkan diagnose medis & Nanda Nic
Noc. Mediaction: Yogyakarta
• Nurarif, A H dan Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan
Keperawatan berdasarkan diagnose medis & Nanda Nic
Noc. Mediaction: Yogyakarta
Pengkajian

1. Data Demografi (usia & jenis kelamin)


2. Riwayat Kesehatan :
a.Rwyt Keluarga (faktor genetik, pykt thyroid, kanker)
b.Rwyt Kes. Skrg (rwyt pykt thyroid, adanya tumor, rwyt
trauma kepala, infeksi, rwyt gunakan obat2an
[thionamide, lithium, amiodarone, interferon alpha])
c.RwytSosek (kemampuan pelihara kes., konsumsi &
pola makan, porsi makanan)
Pengkajian

3. Keluhan Utama :
Kelelahan, paralisis; Peningkatan wkt tidur jd 14-16
jam/hr; Peningkatan BB; Wajah bengkak; Tdk toleran
thd cuaca dingin; Nyeri sendi & otot; Konstipasi; Kulit
kering, rambut yg mulai menipis; Penurunan
berkeringat; Mens tdk teratur periodenya, infertil,
penurunan libido, impoten; depresi, paranoid, apatis,
bingung; denyut jantung melambat
Pengkajian

4. Pemeriksaan Fisik :
a. Inspeksi : penampilan umum, BB & TB, kadar & distribusi
lemak, massa otot; wajah (ekspresi wajah, posisi mata,
dahi, rahang); leher (kesimetrisan, pembesaran, distensi
vena jugularis); kulit (hip/ hiperpigmentasi, petechiae,
distribusi rambut, perubahan texture, krontokan); jari &
kuku (malformasi, thicknes); dada (btk, retraksi
intercostae).
b. Palpasi : keadaan trachea; keljr. Thyroid → pembesaran
c. Auskultasi : bunyi jantung (kelainan); paru2 (ronchi, rales);
bising usus (penurunan jumlah & intensitas)
Diagnosa Keperawatan : utama

1. Penurunan curah jantung b.d penurunan vol.


sekuncup akibat bradikardi & arteriosklerosis
arteri koronaria
2. Pola nafas inefektif b.d penurunan tenaga/
kelelahan, ekspansi paru yg menurun, obesitas &
inaktivitas
3. Ggg proses berfikir b.d edema jar. serebral &
retensi air
Diagnosa Keperawatan :
tambahan
a.Perubahan nutrisi: ≤ kebutuhan tubuh b.d menurunnya
metabolisme rate, nafsu makan menurun
b.Hipotermi b.d BMR menurun
c.Konstipasi b.d penurunan motilitas usus
d.Ggg integritas kulit b.d nutrisi yg buruk & hipotermia
e.Disfungsi seksual b.d depresi
f. Ggg pola seksual b.d efek pykt, kelelahan, & obesitas
g.Ggg mobilitas fisik b.d kelelahan, penurunan kekuatan
mototrik, depresi, obesitas, & nyeri otot
h.Perubahan citra diri b.d perubahan penampilan fisik
Rencana Tindakan Keperawatan :
1
1. Dx : Penurunan curah jantung b.d penurunan vol. sekuncup
akibat bradikardi & arteriosklerosis arteri koronaria
2. NOC : optimalisasi fungsi kardiovaskular d.d normalnya : TD &
Irama Jantung
3. NIC :
1. Pantau TD, denyut & irama jantung per 2 jam
2. Anjurkan klien hub. Perawat jika alami nyeri dada
3. Kolab. berikan medikasi utk kurangi gejala
4. Anjurkan klien & keluarga cara penggunaan obat serta tanda2
waspada jk tjd hiperthyroidsme (gunakan obat berlebihan)
Rencana Tindakan Keperawatan :
2
1. Dx : Pola nafas inefektif b.d penurunan tenaga/ kelelahan,
ekspansi paru yg menurun, obesitas & inaktivitas
2. NOC : klien dpt pertahankan pola nafas efektif
3. NIC :
1. Amati & catat irama serta kedalaman pernafasan
2. Auskultasi bunyi nafas & catat dg seksama
3. Bila klien alami sulit nafas yg berat → bantu ventilator
4. Hindari gunakan obat sedatif
5. Bantu klien eraktivitas
6. Penuhi ADL klien sesuai kebutuhan
Rencana Tindakan Keperawatan :
3
1. Dx : Ggg proses berfikir b.d edema jar. serebral & retensi air
2. NOC : proses berfikir klien kembali ketingkat yg optimal
3. NIC :
a. Observasi & catat ggg proses berfikir yg berat
b. Orientasikan klien kembali dg lingkungannya thdp waktu-tempat-orang
c. Beri dorongan pd keluarga utk menerima perubahan perilaku klien &
mengadaptasinya
d. Penyuluhan kesehatan, penjelasan ttg :
1) Cara, dosis, & waktu pemberian obat
2) Tanda & gjl jk kelebihan obat atau sebaliknya
3) Gunakan selimut tambahan saat tidur, baju hangat jika suhu udara dingin
4) Tingkatkan asupan makanan bergizi, cairan cukup & makanan tinggi serat
5) Periksakan diri teratur di yan kes terdekat
Pengkajian

1. Data Demografi (usia & jenis kelamin)


2. Riwayat Kesehatan :
a. Rwyt Keluarga (faktor genetik, pykt thyroid, kanker)
b. Rwyt Kes. Skrg (rwyt pykt thyroid, adanya tumor, rwyt
trauma kepala, infeksi, rwyt gunakan obat2an
[thionamide, lithium, amiodarone, interferon alpha], rwyt
terapi radiasi di leher)
c. Rwyt Sosek (kemampuan pelihara kes., konsumsi & pola
makan, porsi makanan)
Pengkajian
3. Keluhan Utama : Kaji b.d ....
a. Hipermetabolisme [Makanan/ Cairan] (Gejala : hilang nafsu makan, mual
atau muntah. Tidak mengikuti diet : peningkatan masukan glukosa atau
karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa
hari/minggu, haus, penggunaan diuretik (tiazid), peningkatan Temp.,
kelelahan, makan dg porsi byk atau sering; Tanda : Kulit kering atau bersisik,
muntah, Pembesaran Thyroid (peningkatan kebutuhan metabolisme dengan
pengingkatan gula darah), bau halitosis atau manis, bau buah (napas
aseton))
b. aktivitas & Istirahat (Gejala : insomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah,
gangguan koordinasi, kelelahan berat/ cepat lelah, intoleran aktivitas,
tremor; Tanda : atrofi otot)
c. ggg persyarafan/ neurosensori (Gejala : pusing atau pening, sakit kepala,
kesemutan, kebas, kelemahan pada otot parasetia, iritabilitas, emosi tak
stabil [cemas, mudah tersinggung]; Tanda : disorientasi, mengantuk, lethargi,
stupor atau koma (tahap lanjut), gangguan memori (baru masa lalu) kacau
mental, refleks tendon dalam (RTD menurun; koma), aktivitas kejang (tahap
lanjut dari DKA))
Pengkajian
3. Keluhan Utama : Kaji b.d ....
d. ggg penglihatan/ neurosensori (ggg tajam penglihatan,
pandangan ganda)
e. ggg seksual (Gejala : Rabas wanita (cenderung infeksi),
masalah impotent pada pria; kesulitan orgasme pada
wanita amenorrhea, mens tdk teratur; menurunnya fertiliti,
resiko aborsi spontan; menurunnya libido; menurunnya
perkembangan fungsi seksual; Tanda : Glukosa darah :
meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih. Aseton plasma : positif
secara menjolok. Asam lemak bebas : kadar lipid dengan
kolosterol meningkat)
f. pykt graves (exophtalmus, pembesaran keljr. Thyroid)
Pengkajian
3. Keluhan Utama : Kaji b.d ....
g. Ggg Sirkulasi (Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina); Tanda :
Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, Peningkatan
tekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia
saat istirahat. Sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis))
h. Ggg Eliminasi (Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria,
nocturia), Rasa nyeri/ terbakar, kesulitan berkemih (infeksi),
Infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan abdomen, Diare;
Tanda: Urine encer, pucat, kuning, poliuria (dapat berkembang
menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine
berkabut, bau busuk (infeksi), Bising usus lemah dan menurun,
hiperaktif (diare))
i. Ggg Integritas/ Ego (Gejala : Stress, tergantung pada orang lain,
Masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi; Tanda :
Ansietas peka rangsang))
Pengkajian
3. Keluhan Utama : Kaji b.d ....
j. Ggg Kenyamanan/ Nyeri (Gejala : Abdomen yang tegang atau
nyeri (sedang / berat); Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi,
tampak sangat berhati-hati)
k. Ggg Pernapasan (Gejala: Merasa kekurangan oksigen, batuk
dengan/ tanpa sputum purulen (tergantung adanya infeksi atau
tidak); Tanda : Sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum
purulen (infeksi), frekuensi pernapasan meningkat)
l. Ggg Keamanan (Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit; Tanda :
Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya
kekuatan umum / rentang gerak, parastesia atau paralysis otot
termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan
cukup tajam))
Penurunan curah jantung b.d Perubahan frekuensi jantung

Batasan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x60 menit klien menunjukan
Karakteristik : dengan kriteria hasil:
Takikardi • Tekanan darah sistol dari deviasi berat (1) berkurang menjadi deviasi sedang (3)
• Tekanan darah diastol dari deviasi berat (1) berkurang menjadi deviasi sedang (3)
NOC : • Denyut jantung apikal dari deviasi berat (1) berkurang menjadi deviasi sedang (3)
• Keefektifan • Denyut nadi perifer dari deviasi berat (1) berkurang menjadi deviasi sedang (3)
pompa • Disritmia dari deviasi berat (1) berkurang menjadi deviasi sedang (3)
jantung • Angina dari deviasi berat (1) berkurang menjadi deviasi sedang (3)
• Status • Saturasi oksigen dari deviasi sedang (3) berkurang menjadi normal (5)
sirkulasi
NIC Manajemen Asam Basa Monitor Tanda-Tanda Vital
• Pertahankan Kepatenan jalan nafas • Monitor TD, Nadi, Suhu dan status
• Posisikan klien untuk mendapatkan pernafasan
ventilasi yang adekuat (misalnya, • Monitor irama dan tekanan jantung
membuka jalan nafas dan menaikkan • Monitor sianosis sentral dan perifer
posisi kepala di tempat tidur) • Monitor terkait dengan adanya tiga
• Pertahankan kepatenan akses selang IV tanda cushing reflex
• Monitor gas darah arteri
• Monitor intake dan output
Keletihan b.d Peningkatan kelelahan fisik

Batasan Karakteristik : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x60 menit klien
• Kurang energy menunjukan toleransi terhadap aktivitas dengan kriteria hasil:
• Pola tidur tidak memuaskan • Malaise, di tingkatkan dari Berat (1) ke sedang (3)
• penurunan energy di tingkatkan dari Berat (1) ke sedang (3)
NOC : • Gangguan dalam aktivitas sehari-hari di tingkatkan dari Berat (1)
• Kelelahan: efek yang ke sedang (3)
mengganggu
• Tingkat kelelahan

NIC Manajemen energy Terapi latihan: ambulasi


• Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan • Sediakan tempat tidur yang
kelelahan sesuai dengan konteks usia dan berketinggian rendah
perkembangan • Dorong untuk duduk ditempat
• Monitor waktu dan lama istirahat/tidur pasien tidur,disamping (menjuntai) atau dikursi
• Anjurkan pasien untuk memilih aktivitas-aktivitas sebagaimana yang ditoleransi
yang akan dilakukan • Intruksikan pasien mengenai
• Lakukan Rom aktif/pasif untuk menghilangkan pemindahan atau teknik ambulasi yang
ketegangan otot aman
Risiko gangguan integritas kulit b.d gangguan metabolisme

NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x60 menit menunjukan dengan
• Integritas kriteria hasil:
jaringan: • Suhu kulit di tingkatkan dari sedikit terganggu (4) ke tidak terganggu (5)
kulit dan • Elastisitas di tingkatkan dari sedikit terganggu (4) ke tidak terganggu (5)
membrane • Hidrasi di tingkatkan dari sedikit terganggu (4) ke tidak terganggu (5)
mukosa • Tekstur di tingkatkan dari sedikit terganggu (4) ke tidak terganggu (5)
• Integritas kulit di tingkatkan dari sedikit terganggu (4) ke tidak terganggu (5)

NIC Pengaturan posisi Pengecekan kulit


• Tempatkan pasien di atas matras /tempat tidur • Periksa kulit dan selaput lender terkait
terapeutik dengan adanya kemerahan,
• Monitor status oksigenasi(pasien sebelum dan kehangatan ekstrim, edema atau
sesudah perubahan posisi) drainase
• Tinggikan anggota badan yang terkena • Monitor warna dan suhu kulit
dampak setinggi20 derajat atau lebih dari • Monitor kulit adanya kekeringan yang
jantung untuk meningkatkan aliran balik vena berlebihan dan kelembaban
• Tinggikan kepala tempat tidur • Monitor infeksi terutama daerah edema
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
obstruksi jalan nafas; mucus dalam jumlah berlebihan
NOC : Setelah • Pola pernafasan normal: frekuensi, • Tidak ada cemas (…)
dilakukan tindakan kedalaman, irama (…) • Tidak ada tercekik (…)
keperawatan 3 x 24 • Suara nafas bersih (…) • Frekuensi nafas sesuai yang diharapkan (…)
jam, klien dapat • Tidak ada sianosis (…) • Irama nafas sesuai yang diharapkan (…)
mencapai status jalan • Perubahan sputum: warna, jumlah, • Pengeluaran sputum pada jalan nafas (…)
nafas paten dengan karakter, bau (…)
indikator: • Tidak ada demam (…)

NIC Airway management Fisioterapi dada


• Pertahankan posisi semi fowler. • Kaji adanya kontraindikasi
• Monitor tanda-tanda ketidak efektifan pola nafas. • Posisikan segmen yang akan dibersihkan dengan
• Ajarkan cara batuk efektif. permukaan tubuh lebih tinggi.
• Berikan bronkodilator sesuai terapi. • Gunakan pengalas atau bantal untuk pengaturan
• Monitor respirasi dan status oksigenasi. posisi.
• Anjurkan untuk istirahat dan mengurangi aktivitas berlebih. • Lakukan perkusi dengan tangan telungkup.
• Berikan posisi yang dapat memaksimalkan ventilasi. • Lakukan vibrasi dada selama fase ekspirasi.
• Lakukan fisioterapi dada. • Monitor toleransi melalui irama dan respirasi rate,
• Bersihkan sekresi dengan suction (jika klien tidak sadar). jantung dan tingkat kenyamanan.
• Auskultasi suara nafas. • Kolaborasi fisioterapis
• Kolaborasi pemberian nebulizer.
• Atur kelembaban udara dengan mengatur suhu ruangan.
• Mengatur intake cairan.
• Atur posisi klien untuk mengurangi dyspnea
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membrane alveolar-kapiler atau ventilasi-perfusi
NOC : Setelah Keterangan skala: • Status mental yang diharapkan (…) • Tidak ada somnolen (…)
diberikan tindakan 1: Tidak pernah • Kemudahan bernafas (…) • PaO2 dalam batas normal (…)
keperawatan, klien menunjukkan • Tidak ada dispnea pada saat istirahat • PaCO2 dalam batas normal (…)
menunjukkan status 2: Jarang menunjukkan (…) • pH arteri dalam batas normal (…)
respirasi: pertukaran 3: kadang-kadang • Tidak ada dispnea pada saat aktivitas • Saturasi O2 dalam batas normal (…)
gas yang adekuat menunjukkan (…) • Rontgen dada sesuai yang
dengan indikator: 4: Sering menunjukkan • Tidak ada kelelahan (…) diharapkan (…)
5: Selalu menunjukkan • Tidak ada sianosis (…)
Manajemen jalan nafas Monitor respirasi Terapi oksigen
NIC

• Dukung nafas dalam dan lambat, ganti posisi dan batuk. • Monitor ritme, irama, kedalaman • Bersihkan secret pada
• Auskultasi bunyi nafas, catat adanya daerah yang dan usaha respirasi. hidung, oral dan trakea.
menurun atau tidak ada ventilasi dan adanya suara paru • Catat pergerakan dada, • Menjaga jalan nafas tetap
abnormal. penggunaan otot respirasi, terbuka.
• Kolaborasi untuk terapi nebulasi ultrasonic. retraksi otot interkostal dan • Pasang peralatan oksigen
• Atur posisi untuk mengurangi dispnea. supraklavikula. dan beri humidifier.
• Posisikan klien untuk ventilasi yang maksimum. • Monitor bunyi gaduh saat • Berikan suplai oksigen pada
• Lakukan fisioterapi dada. bernafas (crackles, ronki) klien.
• Beri humidifikasi udara atau O2. • Monitor pola nafas: takipnea, • Monitor aliran oksigen.
• Monitor status respirasi dan oksigenasi. apnea • Monitor posisi peralatan
• Identifikasi klien: membutuhkan insersi jalan nafas • Palpasi kemungkinan adanya oksigen.
(actual/potensial) pembesaran paru. • Observasi tanda
• Beri bronkodilator (sesuai program terapi) • Kaji kebutuhan suction bila pada hipoventilasi.
• Atur intake cairan untuk optimalisasi keseimbangan asukultasi terdengar bunyi • Monitor tanda keracunan
cairan. crackles dan ronki. oksigen dan absorbs
• Gunakan resusitasi jika perlu atelektasis.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
hipermetabolik
NOC : Setelah dilakukan Keterangan skala: • Berat badan dalam rentang normal (…)
tindakan keperawatan, klien 1: Sangat berat • Tidak ada tanda-tanda malnutrisi (…)
dapat mencapai status nutrisi 2: Berat • Intake nutrisi adekuat (…)
yang adekuat dengan 3: Sedang • Intake cairan adekuat (…)
indikator: 4: Ringan
5: Tidak ada

NIC Manajemen Nutrisi Monitoring Nutrisi


• Kaji adanya alergi makanan • Monitor adanya penurunan berat badan.
• Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan • Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan.
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan klien. • Monitor lingkungan selama makan.
• Berikan makanan yang terpilih (sudah • Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
dikonsultasikan dengan ahli gizi) makan.
• Ajarkan klien bagaimana membuat catatan • Monitor turgor kulit.
makanan harian. • Monitor mual dan muntah.
• Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori. • Monitor kadar albumin, total protein, Hb dan kadar
• Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi. hematokrit.
• Kaji kemampuan klien untuk mendapatkan • Kaji makanan kesukaan.
nutrisi yang dibutuhkan • Monitor adanya pucat, kemerahan dan kekeringan
jaringan konjungtiva.
• Monitor kalori dan intake nutrisi.
Wassalamu’alaikum wabarakatuh
warahmatullahi
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai