Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Psikologi

Volume 44, Nomor 3, 2017: 177 . 184


DOI: 10.22146/jpsi.16929JCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

Peningkatan Kemampuan Literasi Awal Anak Prasekolah


melalui Program Stimulasi
Widyaning Hapsari, Lisnawati Ruhaena, Wiwien Dinar Pratisti
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstract. Stimulation program is a treatment by providing literacy packages containing


guidebooks literacy activities, media literacy in children and socialization for mothers.
The purpose of this study was to test the effectiveness of the stimulation program to
improve literacy skills in preschoolers. The proposed hypothesis that stimulation literacy
program effective in improving early literacy skills in preschool children. This research
method using a quasi-experimental design with non-equivalent control group. Subjects
were 30 children aged 3-5 years were divided into an experimental group and a control
group. Based on the analysis by the non-parametric statistical test Mann-Whitney U, it
was known that there were differences increase early literacy skills in the experimental
group and control group. Qualitative analysis showed an increase in the literacy skills by
observing changes in the measurement results. Results from this study is important as a
new study in finding alternative methods of stimulating preschool children.
Keywords: early literacy skills, literacy stimulation

Abstrak. Program stimulasi merupakan perlakuan dengan memberikan paket literasi


berisi buku panduan aktivitas dan satu set media literasi pada anak serta sosialisasi untuk
ibu. Tujuan penelitian untuk menguji efektivitas program stimulasi dalam meningkatkan
kemampuan literasi pada anak prasekolah. Hipotesis yang diajukan yaitu program
stimulasi literasi efektif dalam meningkatkan kemampuan literasi awal pada anak
prasekolah. Metode yang digunakan yaitu quasi experiment dengan desain non-equivalent
control group. Subjek merupakan 30 anak usia 3-5 tahun yang terbagi menjadi kelompok
eksperimen dan kontrol. Berdasarkan hasil analisis dengan uji statistik non-parametrik
Mann-Whitney U, diketahui bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan literasi
awal pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Analisis kualitatif
menunjukan peningkatan kemampuan literasi dengan mengamati perubahan hasil
pengukuran. Hasil penelitian ini penting sebagai kajian baru dalam menemukan alternatif
metode stimulasi anak prasekolah.
Kata kunci: kemampuan literasi awal, stimulasi literasi

Hasil1 survei oleh Organisasi Pengem- masyarakat Indonesia menempati posisi


bangan Kerja sama Ekonomi (OECD) terendah dari 52 negara di kawasan Asia
menunjukan bahwa budaya baca Timur. Berdasarkan laporan dari IEA
Study of Reading Literacy, kemampuan
1 Korespondensi mengenai artikel ini dapat melalui: anak-anak Sekolah Dasar di Indonesia
hapsariazhar@gmail.com, lisnawati.purtojo@ masih sangat rendah, di mana dari 31
gmail.com, wiweinpratisti@yahoo.com

JURNAL PSIKOLOGI 177


HAPSARI, DKK.

negara yang diteliti, Indonesia menempati anak diberikan rangsangan yang lebih
urutan 30. Penelitian Farida (2002) terarah dari orang tuanya.
menunjukan bahwa kesulitan yang Selain stimulasi, faktor lain yang
ditemukan pada anak salah satunya menyebabkan kurangnya penguasaan
adalah kemampuan dasar bahasa di usia kemampuan baca tulis di usia dini adalah
dini. metode pembelajaran yang kurang
Menurut Snow (dalam Hoff, 2005), memperhatikan karakteristik anak. Proses
anak usia 2 sampai 5 tahun sudah dapat pembelajaran pada anak masih banyak
menunjukan kemampuan literasinya yang menggunakan metode konvensional,
dengan cukup pesat. Pada usia 0 . 3 yaitu orang tua atau guru mengajarkan
tahun, seharusnya anak mampu menge- anak untuk menghafalkan nama alfabet
nali buku melalui sampul, menuliskan secara berulang dengan media papan tulis
huruf, mendengarkan cerita, berpura-pura dan menirukan cara guru mengucap-
membaca. Kemudian, anak pada usia 3 . 4 kannya (Ruhaena, 2013). Oleh karenanya,
tahun sudah dapat mengenali tulisan hal ini harus menjadi perhatian oleh
sederhana, mengenal bunyi bahasa yang semua pihak, khususnya orang tua agar
berbeda, menghubungkan cerita di buku sedini mungkin mengenalkan kegiatan
dengan kenyataan, tertarik untuk baca tulis pada anak dengan metode yang
membaca buku. Pada usia 5 tahun anak menyenangkan.
seharusnya sudah mampu memprediksian Pengalaman literasi anak pada usia
alur cerita dalam buku, mampu menulis prasekolah diyakini akan membentuk
nama dan kata dengan dikte. fondasi yang kuat pada perkembangan
Peneliti melakukan survei pada 34 ibu membacaya (Levy, Gong & Hessel, 2005).
di empat Posyandu wilayah Surakarta Pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang memiliki anak dengan rentang usia anak prasekolah yang menjadi dasar
2-5 tahun. Posyandu tersebut yaitu membaca dan menulis disebut dengan
Posyandu Abadi Kelurahan Gonilan, kemampuan literasi awal (Whitehurst &
Posyandu Cempaka Kelurahan Lonigan, 2001).
Mendungan, Posyandu Nusa Indah Pengajaran pada anak tentunya harus
kelurahan Pabelan, dan Posyandu Melati menyenangkan, karena pembelajaran yang
Kelurahan Karangasem. Survei dilakukan tidak menggunakan media atau metode
dengan memberikan angket pada ibu yang bermain kurang dapat mengoptimalkan
berisi tentang pengalaman dan perkem- fungsi psikis, fisik dan sensoris anak yang
bangan literasi yang telah didapatkan tengah berkembang pesat. Anak membu-
anak. Hasil survei menunjukan bahwa tuhkan kesempatan untuk bereksplorasi,
sebagian besar anak belum menunjukan bergerak, serta memenuhi kebutuhan
perkembangan kemampuan literasi sesuai utamanya untuk bermain. Menurut
dengan yang diharapkan. Apabila hal Vygotsky (1978), anak akan secara aktif
tersebut dibiarkan, maka dapat menye- menyusun pengetahuan dan memberi
babkan anak kesulitan beradaptasi dengan fokus pada bagaimana pentingnya inter-
kegiatan pembelajaran di sekolah formal aksi sosial budaya terhadap perkem-
dan juga menyebabkan guru kesulitan bangan kognitif mereka. Dengan
dalam mengembangkan kemampuan lain. demikian, perkembangan kognitif anak
Oleh karenanya sangat tepat kiranya jika dipengaruhi oleh pola interaksi dengan
orang-orang terdekat anak, yaitu bagai-

178 JURNAL PSIKOLOGI


LITERASI AWAL ANAK PRASEKOLAH, PROGRAM STIMULASI

mana orang tua memberikan stimulasi sosialisasi bagi ibu. Paket literasi berisi
kemampuan literasi pada anak. Bagi anak, buku panduan aktivitas dan media literasi
rumah adalah sekolah pertama, dengan diantaranya buku cerita anak, boneka,
orang tua sebagai guru dan membaca permainan edukatif, dan alat tulis.
adalah pelajaran pertamanya. Maka Sedangkan sosialisasi merupakan pan-
apabila distimulasi sejak dini anak akan duan verbal bagi ibu agar dapat memfa-
mampu menguasai kemampuan literasi silitasi anak selama program berlangsung.
selanjutnya dengan lebih mudah. Oleh Program berlangsung selama satu bulan
sebab itu, diperlukan suatu kegiatan dengan bantuan ibu sebagai subjek
terstruktur dalam suatu program stimulasi sekunder untuk mencatat aktivitas yang
literasi pada anak di rumah secara dilakukan anak selama masa tersebut.
konsisten, terarah, dan tepat. Kemampuan literasi awal adalah
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat pengetahuan, sikap dan keterampilan
diketahui bahwa dalam memberikan seorang anak usia dini yang berkaitan
stimulasi pada anak harus sesuai dengan dengan membaca dan menulis sebelum
karakteristik anak yang berorientasi pada menguasai kemampuan formal pada usia
kegiatan menyenangkan. Metode dan sekolah. Kemampuan tersebut diukur
media yang digunakan merupakan faktor menggunakan alat ukur kemampuan
penting dalam memenuhi kegiatan literasi literasi awal dari Ruhaena (2013) yang
yang menyenangkan. Oleh karena itu, berisi komponen-komponen literasi awal,
penelitian ini mencoba untuk menerapkan yaitu minat membaca, kemampuan
suatu program stimulasi bagi anak di bahasa, kesadaran fonologis, kemampuan
rumah dengan metode dan media yang membaca, dan kemampuan menulis.
sesuai karakteristik anak. Program yang Semakin tinggi skor yang diperoleh
dimaksudkan berupa pemberian paket subjek, maka semakin tinggi pula
literasi terdiri dari panduan aktivitas kemampuan literasinya. Semakin rendah
literasi dan media literasi, serta sosialisasi skor yang didapatkan, menunjukan
bagi orang tua. semakin rendah pula kemampuan literasi
Penelitian ini bertujuan untuk subjek.
menguji efektivitas program stimulasi Penelitian ini menggunakan metode
dalam meningkatkan kemampuan literasi quasi experiment yang memiliki perlakuan,
awal pada anak prasekolah. Hipotesis pengukuran dampak, dan mempunyai
yang diajukan adalah program stimulasi kelompok kontrol dengan rancangan non-
efektif dalam meningkatkan kemampuan equivalent control group design. Perlakuan
literasi awal pada anak prasekolah. yang diberikan pada kelompok eksperi-
men berupa pemberian paket literasi.
Sedangkan kelompok kontrol tidak diberi-
Metode
kan perlakuan apapun. Jumlah keselu-
Variabel yang diteliti pada penelitian ini ruhan subjek dalam penelitian ini adalah
yaitu program stimulasi sebagai variabel 30 anak berusia 3-5 tahun yang terbagi
bebas atau tritmen, serta kemampuan menjadi kelompok eksperimen dan
literasi awal sebagai variabel terikat. kontrol
Program stimulasi merupakan dukungan Analisis data pada penelitian ini
instrumental dengan memberikan paket menggunakan strategi embedded konruen
literasi untuk anak yang disertai dengan yang menerapkan satu tahap pengum-

JURNAL PSIKOLOGI 179


HAPSARI, DKK.

pulan data kuantitatif dan kualitatif dalam ini dapat digunakan untuk menjelaskan
satu waktu. Metode sekunder yang perubahan skor yang terjadi sebelum dan
kurang diprioritaskan ditambahkan pada setelah treatment pada subjek.
metode yang lebih dominan, artinya
metode sekunder berfungsi untuk
Hasil
menjabarkan rumusan masalah berbeda
dari metode primer. Analisis kuantitatif
Data deskriptif
dilakukan dengan mengolah skor skala
kemampuan literasi awal menggunakan Hasil pengukuran dalam penelitian ini
Mann-Whitney U Test yang merupakan terdiri dari skor kemampuan literasi awal.
pengukuran statistik non parametrik. Data deskriptif perolehan skor dapat
Perhitungan selengkapnya dilakukan dilihat pada Tabel 1. Sedangkan
dengan bantuan komputer program perubahan skor dapat dilihat melalui
statistik SPSS for MS Windows version 16. grafik di Gambar 1.
Skor subjek diperoleh dari pengukuran
pretest, postest dan follow up. Berdasar- Analisis kuantitatif
kan skor-skor tersebut, didapatkan selisih Skor kemampuan literasi awal dianalisis
skor (gained score) antara postest dengan menggunakan Mann-Whitney U
pretest serta follow up dengan posttest. dikarenakan sampel dalam penelitian ini
Selisih skor tersebutlah yang kemudian berukuran kecil. Mann-Whitney U Test
dianalisis menggunakan SPSS untuk bertujuan untuk mengetahui ada atau
mengetahui perbedaaanya antar kelompok tidak perbedaan peningkatan kemampuan
subjek. literasi awal pada kedua kelompok.
Data kualitatif diperoleh melalui Pengujian tersebut dilakukan dengan
pencermatan terhadap perubahan skor membandingkan perubahan skor yang
kemampuan literasi awal pada pretest dan terjadi pada masing-masing kelompok.
posttest hingga follow up. Pencermatan juga Sedangkan hasil uji hipotesis dapat dilihat
didukung dengan analisis terhadap pada Tabel 2.
catatan aktivitas anak yang ditulis oleh ibu
sebagai tutor anak. Data dari pencatatan

Tabel 1
Data Deskriptif Skor Kemampuan Literasi Awal

Kelompok N Tahap Range Minimum Maximum Mean SD


eksperimen 15 Pretest 28 3 31 14.27 7.759
Postest 23 13 36 22.07 6.307
Follow up 24 16 40 24.60 7.434
kontrol 15 Pretest 29 7 36 17.07 7.968
Postest 30 6 36 16.60 7.980
Follow up 29 6 35 14.40 7.109

180 JURNAL PSIKOLOGI


LITERASI AWAL ANAK PRASEKOLAH, PROGRAM STIMULASI

ditunjukan dengan respon anak yang


menceritakan isi buku yang dilihatnya saat
menerima buku bacaan. Peningkatan
aspek bahasa ditunjukkan dengan kemam-
eksperimen
puan anak dalam mengkomunikasikan
jawaban di setiap pertanyaan, khususnya
persoalan dalam aspek bahasa. Kemudian,
kontrol kesadaran fonologis ditunjukan dengan
kemampuan anak dalam mengeja suku
kata sederhana. Saat pengukuran awal
subjek hanya mengulang kata yang
Gambar 1. Grafik perubahan skor rerata disebutkan, namun beberapa subjek
kemampuan literasi mampu menyebutkannya dengan mengeja
suku kata ketika pengukuran kedua.
Tabel 2. Kemampuan membaca subjek ditunjukan
Hasil Analisis Statistik Mann-Whitney U Test dengan pemahamannya dalam aturan
kemampuan
membaca, terkait arah baca dan mengenali
literasi sampul buku. Akan tetapi untuk membaca
kata sederhana dan menyebutkan alfabet
Z -4.679
dengan urut masih banyak anak yang
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 belum menguasainya. Sedangkan dalam
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000a aspek menulis, peningkatan subjek
ditunjukan dengan kemampuannya dalam
menarik garis serta menebalkan kata.
Tabel 2 menunjukan adanya perbe-
daan peningkatan kemampuan literasi Berdasarkan buku catatan aktivitas,
awal pada kelompok eksperimen dan dapat diketahui bahwa aktivitas yang
kelompok kontrol (p=0,000; p<0,05). gemar dilakukan anak bersama orang tua
Perbedaan tersebut juga ditunjukan di rumah adalah bemain. Plastisin yang
melalui perbedaan mean pada masing- menjadi salah satu media dalam paket
masing kelompok. Kemampuan literasi menjadi permainan yang cukup digemari
awal pada kelompok eksperimen memiliki subjek. Beberapa subjek yang mengalami
mean lebih tinggi dibandingkan kelompok peningkatan signifikan kemampuan
kontrol. Hal tersebut menunjukan bahwa literasi awal, mendapatkan dukungan baik
kelompok yang diberikan paket literasi dari keluarga khususnya ibu. Dukungan
mengalami peningkatan kemampuan tersebut berupa pendampingan dan
literasi lebih baik dibandingkan kelompok motivasi agar subjek secara konsisten
yang tidak mendapat perlakuan. tertarik untuk melakukan aktivitas literasi
di rumah. Oleh karena itu, orang tua
Analisis kualitatif terlebih dahulu perlu menyadari tentang
pentingnya memberikan stimulasi diri dan
Analisis kualitatif dilakukan dengan memiliki pemahaman tentang cara-cara
mengamati perubahan skor kemampuan
yang efektif untuk melakukannya.
literasi awal serta buku catatan aktivitas.
Aspek kemampuan literasi awal yang
mengalami peningkatan pada masing-
masing anak berbeda. Minat membaca

JURNAL PSIKOLOGI 181


HAPSARI, DKK.

Diskusi literasi baru pada subjek. Pengalaman


literasi tersebut dilakukan dengan mem-
Kemampuan literasi awal diketahui berikan rangsangan melalui media-media
mengalami peningkatan pada semua literasi yang dapat menumbuhkan minat
subjek selama berlangsungnya program. subjek untuk melakukan aktivitas baru
Aspek-aspek kemampuan literasi mening- dalam literasi. Berdasarkan hasil peneli-
kat secara merata pada semua subjek. tian ini, diketahui bahwa pemberian
Meningkatnya kemampuan literasi sangat pengalaman baru dalam bentuk stimulasi
dipengaruhi oleh pengalaman yang telah telah dapat meningkatkan kemampuan
didapatkan subjek. Pengalaman tersebut literasi awal pada subjek.
telah didapatkan subjek selama proses
Scaffolding adalah pemberian bantuan
penelitian ini yaitu diberikannya media-
atau bimbingan yang diberikan orang
media literasi yang bertujuan untuk
dewasa pada anak di tahap awal
meningkatkan berbagai aspek kemam-
pembelajaran hingga anak dapat lebih
puan literasi.
mandiri dalam memecahkan berbagai
Pada analisis kualitatif, dapat dikata- persoalan. Sangat diperlukan peran Ibu
kan bahwa kemampuan literasi awal sebagai sosok terdekat, untuk membantu
dapat ditingkatkan dengan memberikan subjek menggunakan paket literasi. Peran
stimulasi berupa media literasi yang yang diberikan ibu subjek dalam pene-
menarik bagi anak. Selain media yang litian ini adalah pendampingan saat subjek
menarik, peran lingkungan keluarga ingin melakukan aktivitas literasi. Misal-
sangatlah penting. Hal tersebut dikarena- nya membacakan buku cerita, mengenal-
kan anak membutuhkan adanya bim- kan huruf-huruf, mengajarkan cara-cara
bingan atau pendampingan dari orang tua menulis. Diketahui dari hasil penelitian
sebagai tutor bagi anak. Ibu yang mampu bahwa peran yang diberikan ibu dalam
memberikan motivasi pada anak haruslah membimbing dan memotivasi subjek,
memiliki kesadaran tentang pentingnya mampu meningkatkan kemampuan
memberikan stimulasi pada anak sedini literasi awal pada subjek.
mungkin.
Pada penelitian ini salah satu
Hasil penelitian ini sesuai dengan stimulasi yang diberikan dalam program
konsep teori Vygotsky (1978) yang adalah memberikan buku cerita yang
menekankan hakekat sosiokultural dalam menarik bagi subjek. Peningkatan aspek-
proses belajar. Kecerdasan pada anak aspek kemampuan literasi dapat terjadi
tumbuh bersama interaksinya dengan dengan membacakan buku cerita. Hal
lingkungan. Pengaruh dari lingkungan tersebut sesuai dengan hasil penelitian
tersebut berupa pemberian rangsangan yang dilakukan oleh Aram, Most &
yang tepat yaitu stimulasi literasi. Mayafit (2006), Stephenson, Parilla,
Vygotsky mengemukakan tentang konsep Georgiou, & Kirby (2008), Raikes, Brooks-
Zona Proximal Development (ZPD), Gunn, Raikes, Pan, & Tamis La-Monde
scaffolding, dan pembelajaran kooperatif. (2006) yang menyebutkan bahwa
ZPD merupakan proses seorang anak rangsangan pada anak dalam bentuk
mempelajari hal baru yang masih berada membacakan buku cerita berkorelasi
dalam area potensial kemampuan anak. dengan kesadaran fonologis, pengetahuan
Pada penelitian ini, pemberian stimulasi umum, dan bahasa reseptif. Kemudian,
dimaksudkan untuk memberi pengalaman penelitian yang dilakukan oleh Senechal

182 JURNAL PSIKOLOGI


LITERASI AWAL ANAK PRASEKOLAH, PROGRAM STIMULASI

(2008) juga menyebutkan bahwa shared meningkatkan kemampuan literasinya.


book reading yang dilakukan oleh anak dan Hal tersebut diketahui dari perolehan skor
orang tua mampu meningkatkan kosakata subjek, wawancara dengan ibu, dan
ekspresif dan pengetahuan morfologi. Hal pengamatan pada perubahan perilaku
tersebut juga dibuktikan pada penelitian subjek. Berdasarkan wawancara, diketahui
ini dimana perkembangan bahasa dan bahwa ibu merasa terbantu dengan
kesadaran fonologis subjek menunjukan diberikannya paket literasi yang sangat
kemajuan lebih baik setelah diberikan bermanfaat dalam merangsang kemam-
buku cerita anak dan menggunakannya puan literasi subjek.
bersama orang tua. Kesadaran dan pemahaman orang tua
Menurut Justice & Kaderavek (2002), terhadap pentingnya stimulasi literasi
anak-anak mengumpulkan pengetahuan- menjadi dasar dalam mengembangkan
nya akan pemahaman bahasa dimulai kemampuan literasi anak. Pemahaman
sejak kelahiran hingga usia 6 tahun. orang tua berkaitan dengan cara atau
Pengetahuan tersebut tidak didapatkan teknik yang tepat digunakan dalam
melalui pengajaran, namun melalui perila- melakukan aktivitas literasi dengan anak.
ku sederhana dengan cara berpartisipasi Kebanyakan orang tua dalam penelitian
pada aktivitas literasi. Aktivitas literasi ini kurang mampu mengembangkan
mendukung pencapaian kemampuan kreativitas untuk membuat variasi akti-
literasi anak (Burgess, 2002; Lynch, 2008). vitas pada anak, sehingga anak mengalami
Sejalan dengan hasil dalam penelitian ini, kebosanan setelah program berakhir. Hal
subjek yang mendapatkan perlakuan tersebut menunjukan bahwa di Indonesia,
program stimulasi menunjukan kemam- orang tua cenderung pasif dalam mendo-
puan literasi lebih baik daripada subjek rong anak agar aktif dalam aktivitas
yang tidak diberikan program. literasi.
Namun demikian, berbeda dari
penelitian sebelumnya yang memberikan Kesimpulan
perlakuan melalui pelatihan pada ibu atau
anak, penelitian ini mencoba memberikan Hasil penelitian menunjukan bahwa
stimulasi berupa paket literasi yang dapat program stimulasi efektif dalam mening-
digunakan oleh anak dan orang tuanya di katkan kemampuan literasi. Temuan
rumah. Selain itu, beberapa penelitian selanjutnya adalah kesadaran dan
sebelumnya hanya menggunakan satu pemahaman orang tua terhadap penting-
jenis metode untuk meningkatkan salah nya stimulasi literasi menjadi dasar dalam
satu aspek literasi. Sementara itu, salah mengembangkan kemampuan literasi
satu isi dalam paket literasi dari penelitian anak.
ini adalah panduan aktivitas literasi yang Hal tersebut membuktikan bahwa
menggunakan multimetode untuk dengan memberikan rangsangan berupa
meningkatkan kemampuan literasi awal media literasi yang tepat bagi anak dapat
meliputi minat baca, kemampuan berba- menumbuhkan minat anak untuk
hasa, kesadaran fonologis, keterampilan melakukan kegiatan literasi sehingga
membaca dan keterampilan menulis. meningkatkan kemampuan literasinya.
Stimulasi yang diberikan dalam
bentuk program selama satu bulan pada
subjek mampu membantu subjek dalam

JURNAL PSIKOLOGI 183


HAPSARI, DKK.

Saran Levy, B. A., Gong, Z., & Hessel, S. (2005).


Understanding print: Early reading
Pentingnya jenis media dan metode
development and the contribution of
literasi yang dipilih menjadi tantangan
home literations of home literacy
sendiri bagi orang tua untuk selalu
experiences. Experimental Child
berkreasi agar anak dengan senang hati
Psycology, 93, 63-93.
melakukan aktivitas literasi. Oleh karena-
Raikes, H., Luze, G., Brooks-Gunn, J.,
nya diharapkan orang tua aktif dalam
Raikes, H. A., Pan, B. A., & Tamis-
mengembangkan pengetahuan serta
LeMonda, C.S., (2006). Mother Child
keterampilannya untuk membimbing anak
book reading in low income families:
dalam aktivitas literasi.
Correlates and outcomes during the
first three years of life. Child
Kepustakaan Development, 77(4), 924-953.

Aram, D., Most, T., Mayafit, H. (2006). Ruhaena, L. (2013). Proses pencapaian
Contribution of mother-child story- kemampuan literasi dasar anak prasekolah
book telling and joint writing to dan dukungan faktor-faktor dalam
literacy development in kinder- keluarga. Universitas Muhammadiyah
garteners with hearing loss. Language, Surakarta
Speech, and Hearing Services in School, Senechal, M., & Young, L. (2008). The
37(1), 209-223. effect of family literacy intervention on
Burgess, S. R, Hecht A. S., & Lonigan, C. J. Œ‘’••›Ž— œ1 ŠŒšž’œ’•’˜—1 ˜•1 ›ŽŠ•’—•1 •›˜–1
(2002). Relation of the home literacy kindergarten to grade 3: A meta
environtment (HLE) to the analytic review. Review of Educational
development of reading-related Research, 78(4), 880-907
abilities: a one-year longitudinal Stephenson, K. A., Parilla. R. K., Georgiou,
study. Reading Research Quarterly, G. K., & Kirby, J. R. (2008) Effects of
37(4), 408-426. ‘˜–Ž1 •’•Ž›ŠŒ¢ð1 ™Š›Ž—• œ1 ‹Ž•’Ž•œ1 Š—•1
Farida, E. (2002). Kemampuan bahasa Œ‘’••›Ž— œ1 •Šœ”-focused behaviour on
Taman Kanak-Kanak. Jurnal Psikologi emergent literacy and word reading
Pendidikan. Bandung : FIP UPI skills. Scientific Studies of Reading, 12(1),
24-50. doi: 10.1080/10888430701746864
Hoff, E. (2005). Language development.
Belmont, CA : Wodswooth Learning. Vygotsky, L.S. (1978). Mind in society.
Cambridge, MA: Harvard University
Justice L.,M., & Kaderavek, J. (2002). Using
shared storybook reading to promote Press.
emergent literacy, Teaching Exceptional Whitehurst, G. J. & Lonigan, C. J. (2001).
Children, 34(4), 8-13 Emergent literacy: Development from
Lynch, J., Anderson, J., Anderson A., & prereaders to reader. Dalam S. B. Neuman
‘Š™’›˜1 ï1ûXVV\üï1 Š›Ž—• œ1‹Ž•’Ž•œ1Š‹˜ž•1 & Dickinson (eds), Handbook of early
¢˜ž—•1Œ‘’••›Ž— œ1•’•Ž›ŠŒ¢1•ŽŸŽ•˜™–Ž—•1 literacy research (pp. 11-28). New York:
Š—•1 ™Š›Ž—• œ1 •’•Ž›ŠŒ¢1 ‹Ž‘ŠŸ’˜›œï1 Guilford Press
Reading Psychology, 27, 1-20.
doi:10.1080/02702710500468708.

184 JURNAL PSIKOLOGI

Anda mungkin juga menyukai