Anda di halaman 1dari 20

KEPEMIMPINAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Manajemen

Dosen Pengampu:

Asna Jazillatul Chusna, S,HI., M.S.I

Disusun Oleh:

1. Miftahul Rahmah (18210091)

2. Nur Nasuha Rizki Megita (18210074)

3. Muhammad Sulthon Zulkarnain (18210061)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS NEGERI ISLAM MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2021

1
KATA PENGANTAR
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, atas
berkah, rahmat, karunia dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah dengan tema “Kepemimpinan dan Pengambilan Keputusan”.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ilmu Manajemen. Adapun yang kami bahas dalam makalah ini mengenai pengertian
kepemimpinan, fungsi dan tugasnya, pengambilan keputusan dalam teori manajemen
konvensional dan Islam, serta pendekatan dalam manajemen. Dalam penulisan makalah
ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan terbatasnya ilmu pengetahuan
kami mengenai hal yang berkenaan dengan penulisan makalah ini. Oleh karena itu, sudah
sepatutnya kami berterima kasih kepada dosen pengampu yakni Ibu Asna Jazillatul
Chusna, S,HI, M.S.I. yang telah memberikan limpahan ilmu yang berguna kepada kami.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah ini kami
sudah berusaha untuk dapat menyusunnya dengan baik. Tapi kami yakin makalah ini
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan juga kritik
untuk menyempurnakan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi dan berguna bagi kami dan
siapapun yang membacanya. Akhir kata, kami sebagai penulis menyampaikan terima
kasih.

Malang, 13 Februari 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
A. Pengertian Kepemimpinan...........................................................................................................3
B. Tugas-Tugas Pemimpin.................................................................................................................5
C. Pendekatan Dalam Manajemen....................................................................................................6
D. Keterampilan Manajemen............................................................................................................8
E. Jenis- Jenis Keterampilan Manajemen........................................................................................8
F. Pengertian Pengambilan Keputusan..........................................................................................10
G. Macam-Macam Keputusan.........................................................................................................10
H. Basis Pengambilan Keputusan....................................................................................................11
I. Manajemen Konvensional...........................................................................................................12
J. Manajemen Islam........................................................................................................................12
K. Perbandingan Manajemen Islam dengan Manajemen Konvensional......................................13
L. Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Islam dan Konvensional...................................14
BAB III......................................................................................................................................................16
PENUTUP.................................................................................................................................................16
A. Kesimpulan..................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep Dasar Manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan
manusia, mengapa demikian karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan
sehari-harinya tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip Manajemen, baik langsung
maupun tidak langsung. Baik di sadari ataupun tidak disadari. Manajemen adalah
suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian
upaya dari anggota organsasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada
organisasi untuk mencapai tujaun organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya
Berbicara mengenai manajemen, tentunya tidak terlepas dari kepala yang
mengendarai memimpin suatu organisasi yang disebut sebagai pemimpin. Peran
pemimpin sangat dibutuhkan dalam memanage anggota-anggotanya dan segala
hal yang berkaitan dengan tujuan organisasi, sehingga kepemimpinan adalah
kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai
pimpinan satuan kerja untuk mempengaruhi orang lain, terutama bawahannya,
untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang
positif ia memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi.
Kemudian timbul pertanyaan apa saja peran seorang pemimpin, bagaiamana
tahap pengambilan keputusannya, dan pendekatan apa saja yang dilakukan dalam
manajemen. Maka dari itu perlu bagi kita untuk mempelajari pengertian dasar dari
kepemimpinan dan pengambilan keputusannya dalam teori manajemen
konvensional dan Islam serta menambah wawasan yang dapat bermanfaat baik
untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian, dan tujuan dari Kepemimpinan?
2. Bagaimanakah Pendekatan Manajemen Menurut Harold Koontz?
3. Apakah Perbedaan Antara Manajemen Konvensional dan Islam?
4. Bagaimanakah Pengambilan Keputusan Dalam Teori Manajemen
Konvensional dan Islam?

4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian dari kepemimpinan dan tujuan seorang
pemimpin
2. Untuk memahami pendekatan apa yang digunakan menurut Harold Koontz
dalam manajemen
3. Untuk mengetahui perbedaan dasar antara manajemen Konvensional dan
Islam
4. Untuk memahami perbedaan cara pengambilan keputusan dalam teori
manajemen Konvensional dan Islam

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah
kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan (Stogdill, 1948). Dalam
pengertian lain kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan seseorang yang
menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk mempengaruhi orang lain,

5
terutama bawahannya, untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui
perilaku yang positif ia memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan
organisasi. Sedangkan pengertian manajemen adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya dari anggota organsasi serta
penggunaan semua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujaun
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya (James A.F. Stoner).
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kepemimpinan adalah perihal memimpin;
cara memimpin. Kepemimpinan bisa dirumuskan sebagai kiat mempengaruhi orang
banyak agar mau bekerjasama memperjuangkan tujuan-tujuan yang ingin mereka capai.1
Rebecca kemudian menambahkan bahwa seoarng pemimpin adalah penggerak ke arah
usaha bersama yang terorganisasi. Ia merupakan agen atau pelaksana dari suatu
kekuasaan yang menggunakan dirinya.
Terdapat beberapa pendapat lain dari para ahli tentang definisi Kepemimpinan:
1. Kusnadi mengemukakan bahwa kepemimpinan tidak saja berarti pemimpin dan
mempengaruhi orang-orang, tetapi juga pemimpin terhadap perubahan dan
sumber aspirasi serta motivasi bawahan.2
2. Winardi mengartikan bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang
melekat pada diri seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-
macam, faktor-faktor intern maupun ekstern, diantaranya meliputi orang-orang;
bekerja dari sebuah posisi organisatoris; dan timbul dalam sebuah situasi yang
spesifik. Sehingga kepemimpinan timbul, apabila ketiga faktor tersebut saling
mempengaruhi satu sama lain yaitu situasi dan posisi ada, orang-orangnya juga
ada3.
3. Gitosudarmo dan Sudita mengartikan bahwa kepemimpinan merupakan faktor
yang sangat penting dalam mempengaruhi prestasi organisasi, karena
kepemimpinan merupakan aktivitas yang utama, untuk dicapainya tujuan
organisasi.4 Dari pengertian ini kepemimpinan didefinisikan sebagai salah satu

1 Rebecca, “Analisis Perencanaan Implementasi dan Kontrol”, http://vianney-jkt.sch.id/a185m23s/kepemimpinan-yang-efektif.html

2 Kusnadi, “Pengantar Manajemen (Konsepsual & Perilaku)”, 2005, h. 352

3 Winardi, “Kepemimipinan dalam Manajemen”, 2000, h. 47

4 Gitosudarmo dan Sudita, “Perilaku Keorganisasian”, 2000, h. 127

6
proses mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai
tujuan dalam situasi tertentu.
Dari definisi ini, nampak bahwa kepemimpinan adalah suatu proses, bahwa orang
yang meliputi faktor pemimpin pengikut dan faktor situasi untuk menghasilkan prestasi
dan kepuasan. Maka kepemimpinan adalah sebagai tindakan atau upaya untuk
memotivasi atau mempengaruhi orang lain agar mau bekerja atau bertindak ke arah
pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan atau kepemimpinan merupakan
tindakan membuat sesuatu menjadi kenyataan.5
Idealnya seorang pemimpin itu memegang kekuasaan sesuai dengan bidang dan
keahlian dan bakatnya. Sebab tanpa hal tersebut, seorang pemimpin akan menemui
kesulitan dalam melakukan koreksi terhadap dirinya sendiri, kesulitan mawas diri dan
kesulitan membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Sehingga secara rasional
pemimpin dituntut kepandaiannya untuk memimpin jalannya perkumpulan yang berada
dalam wewenangnya sesuai dengan misi perkumpulan itu dibentuk secara bersama,
misalnya sebuah desa idealnya dipimpin oleh kepala desa.6
Sedangkan Pemimpin sendiri mempunyai pengertian ialah inti dari manajemen. Ini
berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan
hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang
yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi
pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya.
Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana,
mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan
bersama-sama.7
B. Tugas-Tugas Pemimpin
Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1. Pemimpin bekerja dengan orang lain.
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu
dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang
diluar organisasi.
5 Kusnadi dkk, “Pengantar Manajemen (Konsepsual & Perilaku)”, 2005, h. 354

6 Anoraga, “Psikologi Kepemimpinan”, 2001, h. 20

7 Anoraga Panji, “Psikologi Kepemimpinan”, 2001, h. 20

7
2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas).
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas,
mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung
jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun
tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin
harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus
dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual.
Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat
menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan
lain.
5. Manajer adalah seorang mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin
harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai
seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
Sedangkan menurut Harbani Pasolong 2010:21 Tugas pemimpin dalam suatu birokrasi
sangat urgent dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tugas
pemimpin pada dasarnya meliputi dua bidang utama, yaitu pencapaian tujuan birokrasi
dan kekompakkan orang yan dipimpinnya. Tugas kepemimpinan yang berhubungan
dengan kelompok yaitu:
1. Memulai (initiang): usaha agar kelompok memulai kegiatan atau gerakan tertentu.
2. Mengatur (regulating): tindakan untuk mengatur arah dan langkah kegiatan
kelompok

8
3. Memberitahu (informating): kegiatan memberi informasi data, fakta, pendapat para
anggota dan meminta dari mereka informasi yang diperlukan
4. Mendukung (supporting): usaha untuk menerima gagasan, pendapat, usul dari bawah
dan menyempurnakannya dengan menambah atau mengurangi untuk digunakan
dalam rangka penyelesaian yugas bersama
5. Menilai (evaluating): tindakan untuk menguji gagasan yang muncul atau cara kerja
yang diambil dengan menunjukan kosekuensinya
6. Menyimpulkan (summrizing): kegiatan untuk mengumpulkan dan merumuskan
gagasan, pendapat dan usul yang muncul, menyingkat lalu menyimpulkannya
sebagai landasan untuk memikirkan lebih lanjut.
C. Pendekatan Dalam Manajemen
Berikut ini merupakan teori Pendekatan Manajemen Menurut Harold Koontz.8
1. Pendekatan berdasarkan kebiasaan
Pendekatan ini berupaya untuk mengembangkan pemahaman ulang manajemen
melalui pembelajaran pengalaman dari para manajer yang lalu, yang biasanya dicapai
melalui sejumlah kasus dan suatu transfer tentang pelajaran-pelajaran yang dapat
ditarik dari pengalaman.
2. Pendekatan berdasarkan perilaku individu
Pendekatan ini mempelajari manajemen dengan jalan memusatkan perhatian pada
hubungan-hubungan antar perorangan didalam organisasi-organisasi dengan fokus
pada para individu dan motivas mereka.
3. Pendekatan berdasarkan perilaku kelompok
Pendekatan ini memusatkan perhatian pada studi tentang pola-pola perilaku
kelompok didalam organisasi dan bukan pada hubungan-hubungan antar perorangan
mereka.
4. Pendekatan berdasarkan kerjasama sosial
Pendekatan ini gabungan antar pendekatan individu dan kelompok dengan jalan
mempelajari perilaku antarmanusia sebagai sistem-sistem sosial yang mengaitkan
dua orang atau lebih bersama-sama dalam upaya mereka mencapai tujuan-tujuan
bersama tertentunya.

8 MURASAKI, “PENDEKATAN DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN”, HTTP://MURASAKI88.BLOGSPOT.COM/?M=1, diakses pada 28 Oktober 2015.

9
5. Pendekatan sosioteknik
Pendekatan ini menekankan perlu dipertimbangkannya sistem-sistem sosial dan
sistem teknik secara simultan dalam praktik manajemen, mengingat bahwa sistem
teknik mempunyai pengaruh besar atas sistem sosial organisasi.
6. Pendekatan teori keputusan
Pendekatan ini menerapkan pengambilan keputusan sebagai sebuah tanggung
jawab utama semua manejer, dan difokuskannya perhatian pada pengembangan
pemikiran manajemen sekitar proses pengambilan keputusan.
7. Pendekatan pusat komunikasi
Pendekatan ini mempelajari bagian-bagian interdepen dan dari organisasi-
organisasi, sewaktu mereka berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan mereka.
8. Pendekatan matematis
Pendekatan ini memandang manajemen sebagai sebuah proses yang dapat melalui
model-model matematikal yang menyatakan elemen-elemen dasar suatu problem dan
yang dapat menyediakan alat-alat untuk mengevaluasi solusi problem tersebut.
9. Pendekatan situasional
Pendekatan ini mempelajari perilaku manajerial sebagai suatu reaksi terhadap
sekelompok keadaan tertentu, dalam upaya mencapai sejumlah praktik-praktik
manajemen yang dianggap paling tepat guna menghadapi situasi tertentu.
10. Pendekatan sumber daya manusia
Menurut pendekatan ini manajemen dipelajari dengan sumber daya manusia
sebagai dasar kajian atau tinjauan. Pendekatan ini mempelajari mengenai masalah
individu, kelompok dan lingkungan agar dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan
produktivitas.
11. Pendekatan kombinasi
Pendekatan ini berupaya untuk menyatukan konsep-konsep, prinsip-prinsip, teori
dan teknik-teknik, yang menjadi landasan praktik manajemen, dengan jalan
mengaitkan mereka dengan fungsi-fungsi para manejer.
D. Keterampilan Manajemen
Manajemen sebagai suatu seni yaitu sebagai suatu keahlian, kemahiran, kemampuan,
dan keterampilan dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan.

10
Keterampilan manjemen adalah keterampilan untuk mengatur, mengoordinasikan dan
menggerakkan para bawahan ke arah pencapaian tujuan yang telah ditentukan organisasi.
Defenisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas untuk mengatur dan mengarahkan
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
E. Jenis- Jenis Keterampilan Manajemen
Dalam suatu manajemen ada beberapa keterampilan yang harus dimiliki:9
1. Keterampilan Konseptual ( Conceptional Skill )
Keterampilan konseptual yaitu kemampuan mental untuk mengkoordinasikan
serta mengintegrasikan seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi. Hal ini
mencakup keahlian manajer untuk melihat secar holistik antara bagian yang saling
bergantung, memperoleh, menganalisa, serta menginterpretasikan seluruh informasi
yang diterima dari berbagai macam sumber. Semakin tinggi tingkatan manajemen,
maka kemampuan konseptual ini sangat dibutuhkan.
2. Keterampilan Manusiawi (Human Skill)
Keterampilan manusiawi adalah kemampuan untuk bekerja dengan anggota,
memahaminya, dan memotivasi orang lain, baik itu sebagai individu ataupun
kelompok. Manajer memerlukan keterampilan manusiawi ini untuk memperoleh
kecintaan dan partisipasi dari seluruh organisasi yang ada.
3. Keterampilan Administratif (Administrative Skill)
Keterampilan administratif adalah kemampuan yang berhubungan dengan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan juga pengawasan. Kemampuan
administratif ini harus dimiliki oleh setiap manajer agar mampu mengikuti
kebijaksanaan dan prosedur, serta mengelola dengan anggaran yang terbatas.
Keterampilan administratif ini adalah perluasan dari keterampilan konseptual dimana
manajer melakukan keputusan melalui penggunaan keterampilan administratifnya.
4. Keterampilan Tekhnis (Technical Skill)
Keterampilan tekhnis yaitu kemampuan untuk menggunakan peralatan, tekhnik,
prosedur, metode dari suatu bidang tertentu, seperti misalnya produksi, penjualan,
akuntansi, dan lain sebagainya.
Selain dari keterampialan yang diatas, ada dua keterampilan yang perlu dimiliki yaitu:10

9 Richard I. Daft, “Management”, edisi ke-6 (Salembah Empat: Jakarta, 2007). h. 7

11
1. Keterampilan Manajemen Waktu
Keterampilan manajemen waktu merupakan keterampilan yang merujuk pada
kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara
bijaksana. Dapat kita ketahui bahwa setiap menit waktu yang terbuang akan sangat
merugikan.
Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan
menyia-nyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas.
2. Keterampilan Membuat Keputusan
Keterampilan membuat keputusan merupakan kemampuan untuk
mendefenisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya.
Kemampuahn memnbuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer,
terutama bagi kelompok manajer atas (top manajer). Terdapat tiga langkah dalam
pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefenisikan masalah
dcari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua,
manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif
yang dianggap paling baik. Yang ketiga, manajer harus mengimplementasikan
alternatif yang telah ia pilih serta mengawasin dan mengevaluasinya agar tetap
berada dijalur yang benar.
F. Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat penting dalam manajemen
karena merupakan suatu permulaan dari segala aktivitas manusia yang sadar dan terarah
baik secara individual, kelompok atau institusional. Selain itu pengambilan keputusan
juga menjadi tugas utama bagi seorang manajer. Pengambilan keputusan (decision
making) diproses oleh pihak yang mengambil keputusan yang hasilnya dikatakan sebagai
keputusan (decision). Keputusan-keputusan tersebut akan menimbulkan aktivitas yang
menjadikan proses manajemen dapat terlaksana. Keputusan dapat menimbulkan aktivitas
dan menghentikan aktivitas.
Keputusan yang diambil ditujukan untuk masa yang akan datang sehingga dampak
dari keputusan tersebut akan dirasakan dan berguna pada hari-hari yang akan datang.
Setiap keputusan tidak lepas dari lahirnya masalah baru atau menyelesaikan masalah

10 Ibid., h. 8.

12
yang ada. Sehingga dalam mengambil keputusan terdapat etika yang harus diterapkan
bagi para manajer, yaitu harus bertanggung jawab terhadap risiko dari keputusan yang
telah diambil.
Beberapa pengertian tentang pengambilan keputusan adalah sama, diantaranya
menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel pengambilan keputusan adalah suatu proses
penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternatif untuk melakukan aktivitas-
aktivitas pada masa yang akan datang. Kemudian menurut Chester I. Barnard keputusan
adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran proses
keputusan ini secara relatif dapat dikatakan bahwa pegertian tingkah laku organisasi lebih
penting daripada kepentingan perorangan.
Sehingga dari berbagai pengertian diatas, dapat difahami bahwa pengambilan
keputusan adalah sebuah proses dalam menetapkan suatu keputusan yang terbaik, masuk
akal, dan sesuai dengan fakta, data dan informasi dari sejumlah elternatif untuk mencapai
sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dengan resiko yang kecil, efekif, efisien untuk
dilaksanakan pada masa yang akan datang.11
G. Macam-Macam Keputusan
Sebuah keputusan jika dikaji melalui proses pengambilannya dibagi menjadi dua macam,
yaitu:
1. Keputusan auto generated
Keputusan ini diambil dengan cepat dan kurang melakukan pertimbangan data,
informasi, dan fakta dana lapangan keputusannya. Keputusan auto generated ini
seringkali diambil dalam kondisi gawat, seperti seseorang yang sedang dalam bahaya
sehingga ia harus secepatnya mengambil keputusan sebelum terlambat dan terkena
bahaya tersebut.
2. Keputusan Induced
Keputusan ini diambil melalui menajemen ilmiah, sehingga keputusan yang
diambil itu logis, ideal, dan rasional untuk dilaksanakan dan risikonya cenderung
kecil.12
11 Hasibuan Malayu S.P, “Manajemen Dasar Pengertian Dan Masalah” (Bumi Aksara: Jakarta, 2006), h. 53

12 Anonym, “Pengantar manajemen: PENGAMBILAN KEPUTUSAN”, Manajemen: pengantar manajemen "PENGAMBILAN KEPUTUSAN" (addmanajemen.blogspot.com), diterbitkan pada hari

selasa, 14 Juni 2016

13
H. Basis Pengambilan Keputusan
Dalam mengambil keputusan tentunya seorang manajer harus faham betul dengan
basis atau dasar sebelum mengambil keputusan. Basis pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh manajer biasanya didasarkan atas lima tahap yaitu:
1. Keyakinan
Seorang manajer harus memiliki dasar keyakinan bahwa keputusan yang diambil
itulah yang terbaik setelah diperhitungkan dan dianalisis faktor-faktor internal dan
external serta dampak positif dan negatif dari keputusan tersebut
2. Intuisi (suara hati)
Seorang manajer harus mampu mengambil keputusan berdasarkan intuisi yang
bersifat ilham dan perasaan-perasaannya.
3. Fakta-fakta
Pengambilan keputusan didasarkan atas analisis data, informasi, dan fakta-fakta
serta didukung dengan kemauan imajinasi, pengalaman, prespektif yang tepat dan
daya pikir untuk mengimplementasikan situasi dan kondisi masa depan.
4. Pengalaman
Manajer dapat mengambil keputusan berdasarkan pengalamannya dan pengalaman
pihak yang lain.
5. Kekuasaan
Dalam mengambil sebuah keputusan, manajer juga harus berpedoman atas
kekuasaan yang dimiliknya, agar keputusan yang diambil itu sah dan legal untuk
diberlakukan.13

I. Manajemen Konvensional
Manajemen konvensional adalah suatu manajemen yang dimiliki para pekerja berasal
dari warisan dari nenek moyang yang disebarkan melalui mulut ke mulut dan selalu
diwariskan kepada generasi selanjutnya kemudian berkembang karena gagasan yang
pernah ada.
Dalam manajemen konvensional tidak pernah ditemukan suatu prinsip. Maka dari itu
manajemen konvensional sering disebut manajemen yang tradisional. Manajemen
tradisional adalah suatu masalah yang dipecahkan erdasarkan tindakan-tindakan yang

13 Hasibuan Malayu S.P, “Manajemen Dasar Pengertian Dan Masalah” (Bumi Aksara: Jakarta, 2006), h. 56

14
diambil pada masa lalu, dengan kata lain didasarkan pada tradisi atau mengikuti tradisi
yang sudah berjalan sebelumnya. Manajemen tradisional menggunakan functional-based
sesuai dengan ajaran Adam Smith yaitu division of labour, yang cocok dengan
lingkungan yang padat tenaga kerja.14

J. Manajemen Islam
1. Pengertian Manajemen Islam
Manajemen dalam konteks Islam disebut juga dengan (‫دريس‬ZZ‫ ت‬,‫ إدارة‬,‫ )سياسة‬yang
berasal dari lafadz ( ‫ ) سأس – إدار – دبر‬Menurut S. Mahmud Al-Hawary manajemen (al-
Idarah) adalah mengetahui kemana yang dituju, kesukaran apa yang harus dihindari,
kekuatan-kekuatan apa yang dijalankan, dan bagaimana mengemudikan kapal andaa
serta anggota dengan sebaik-baiknya tanpa pemborosan waktu dalam proses
mengerjakannya.
Manajemen Islam adalah suatu pengelolaan untuk memperoleh hasil optimal yang
bermuara pada pencarian keridhaan Allah. Maka dari itu segala langkah yang diambil
dalam menjalankan manajemen haruslah berdasarkan aturan-aturan Allah. Dimana
aturan-aturan Allah seluruhnya dituangkan dalam Al-Qur’an, hadits dan beberapa
contoh yang dilakukan oleh para sahabat. Berdasarkan hal tersebut, maka kandungan
dari manajemen Islam adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu
manajemen konvensional yang diwarnai dengan aturan Al-Qur’an, hadits dan
beberapa contoh perilaku para sahabat.
Dari pengertian diatas, dapat ditangkap bahwa lingkup manajemen Islam
sangatlah luas, diantaranya mencakup tentang pemasaran, produksi, mutu, keuangan,
sumber daya alam, sumber daya manusia, dan masih banyak lagi. Menurut Didin dan
Hendri dalam buku Manajemen Syariah dalam praktik, terpenuhnya syarat manajemen
dapat terjadi jika manajemen tersebut mementingkan perilaku yang terkait dengan
nilai-nilai keimanan dan ketauhidan. Disamping itu manajemen syariah juga
mementingkan adanya struktur organisasi.
Terdapat empat landasan untuk mengembangkan manajemen menurut pandangan
Islam, yaitu kebenaran, kejujuran, keterbukaan dan keahlian. Hal yang paling penting

14 Abdul Hadi, “Makalah Manajemen Konvensional Dengan Manajemen Islam Dan Konvensional Administrasi Islam Serta Perbandingannya”, Abdul Hadi : MAKALAH Manajemen konvensional

Dengan Manajemen Islam Dan Konvensional Administrasi Islam Serta Perbandingannya (cahya-hadi1804.blogspot.com), diterbitkan pada hari Ahad, 19 Agustus, 2019

15
dalam manajemen berdasarkan pandangan Islam adalah harus ada sifat ri’ayah atau
jiwa kepemimpinan. Karena kepemimpinan menurut Islam merupakan faktor utama
dalam konsep manajemen.15

K. Perbandingan Manajemen Islam dengan Manajemen Konvensional


Perbandingan manajemen Islam dengan manajemen konvensional dapat dilihat dari
beberapa segi, diantaranya:
1. Konsep dan filosofi dasar
Perbandingan yang mendasar antara manajemen Islam dan Konvensional adalah
dari filosofi yang mendasarinya. Manajemen konvensional adalah manajemen yang
bebas dari nilai dan tidak mendasarkan ke-Tuhanan dalam setiap aktivitas
manajemennya. Sedangkan manajemen Islam berdasarkan apa yang telah menjadi
tuntunan umat Islam yaitu tuntunan yang terdapat dalam al-Qur’an dan Hadits.
2. Pendekatan terhadap Konsumen
Konsumen dalam manajemen syari’ah diletakkan sebagai mitra sejajar, dimana
baik perusahaan sebagai penjual produk maupun konsumen sebagai pembeli berada
pada posisi yang sama. Perusahaan menjadikan konsumen sebagai mitra dalam
pengembangan perusahaan bukan sebagai sapi perah untuk membeli produknya.
Berbeda dengan manajemen konvensional, dimana konsumen diletakkan sebagai
obyek untuk mencapai target penjualan semata. Konsumen dapat dirugikan karena
antara janji dan kenyataannya sering berbeda. Setelah perusahaan mendapatkan
target penjualan, mereka tidak akan memperdulikan lagi konsumen yang telah
membeli produknya dan tidak akan memikirkan kekecewaan atas janji produk yang
diumbar kepada konsumen.
3. Budaya Kerja dalam Manajemen Syari’ah
Manajemen syari’ah harus memiliki budaya kerja yang berbeda dari manajemen
konvensional, sehingga mampu menjadi suatu keunggulan dan nilai tambah dimata
masyarakat. Budaya kerja yang harus dikembangkan adalah sebagaimana budaya
kerja yang diteladani Rasulullah SAW, yaitu siddiq, amanah, tabligh dan fathanah.16

15 Zainul Arifin, “Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah” (Pustaka Alvabet IKAPI: Jakarta, 2006) Cet-4

16 Abdul Hadi, “Makalah Manajemen Konvensional Dengan Manajemen Islam Dan Konvensional Administrasi Islam Serta Perbandingannya”, Abdul Hadi : MAKALAH Manajemen konvensional

Dengan Manajemen Islam Dan Konvensional Administrasi Islam Serta Perbandingannya (cahya-hadi1804.blogspot.com), diterbitkan pada hari Ahad, 19 Agustus, 2019

16
L. Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Islam dan Konvensional
John Robert Beishline mengemukakan bahwa pemecahan masalah dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1. Manajemen Konvensional (tradisional) masalah yang dihadapi manajer dapat
diselesaikan berdasarkan tindakan-tindakan yang diambilnya pada masa lalu.
2. Manajemen Sistematis, manajer memecahkan masalah berdasarkan pengalaman
pribadinya dan pengalaman orang lain yang menghadapi masalah yang sama.
3. Manajemen Ilmiah, manajer memecahkan masalah yang dihadapinya terlebih
dahulu mempelajarinya dengan seksama. Manajemen ilmiah adalah suatu cara
yang berupa pemeriksaan dan analisis yang logis, yang mengarah kepada
keputusan yang efektif17
Manajemen strategik menurut teori adalah suatu proses dan rangkaian kegiatan yang
ditujukan untuk mengambil keputusan dengan sifat yang menyeluruh dan mendasar yang
telah dirancang sebelumnya, sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan oleh suatu
organisasi, sedangkan manajemen strategik syariah adalah sebuah proses manajemen
yang terdiri atas ahdaf (perencanaan), tatbiq (pelaksanaan), muhasabah (pengevaluasian),
dan ar riqobah (pengawasan) dengan pelaksanaan sesuai dengan ketentuan syariat. Selain
bertujuan untuk kemaslahatan umat, manajemen strategik syariah juga ditujukan untuk
memperoleh falah dunia akhirat. Sedangkan manajemen strategik konvensional hanya
ditujukan untuk mencapai tujuan duniawi saja.
Perbedaan manajemen syariah dan konvensional ada pada cara pengambilan keputusan
manajer, di manajemen konvensional manajer menghadapi masalah dan memecahkannya
dengan tindakan-tindakan yang diambil pada masa lalu, jadi selalu mendasar pada tradisi.
Sedangkan manajer syariah langkah yang diambil dalam membuat keputusan atas suatu
masalah harus berdasarkan aturan Allah yang terkandung pada al-Qur’an dan Hadits serta
contoh perilaku para sahabat.18

17 Anonym, “Pengantar manajemen: PENGAMBILAN KEPUTUSAN”, Manajemen: pengantar manajemen "PENGAMBILAN KEPUTUSAN" (addmanajemen.blogspot.com), diterbitkan pada hari

selasa, 14 Juni 2016

18 Alda Octaviani Siregar, “Pengertian Manajemen Konvensional dan Syariah”, Pengertian Manajemen Konvensional dan Syariah oleh Alda Octaviani Siregar Halaman 2 - Kompasiana.com,

diterbitkan pada tanggal 4 November 2018 pukul 05-36

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepemimpinan adalah adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah
kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan (Stogdill, 1948). Tujuan seorang
pemimpin untuk bekerja dengan orang lain. Pemimpin adalah tanggung jawab dan
mempertanggungjawabkan (akontabilitas), menyeimbangkan pencapaian tujuan dan
prioritas, dan harus berpikir secara analitis dan konseptual.
Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat penting dalam manajemen
karena merupakan suatu permulaan dari segala aktivitas manusia yang sadar dan terarah
baik secara individual, kelompok atau institusional. Selain itu pengambilan keputusan
juga menjadi tugas utama bagi seorang manajer.
Perbedaan manajemen syariah dan konvensional ada pada cara pengambilan
keputusan manajer, di manajemen konvensional manajer menghadapi masalah dan
memecahkannya dengan tindakan-tindakan yang diambil pada masa lalu, jadi selalu
mendasar pada tradisi. Sedangkan manajer syariah langkah yang diambil dalam membuat
keputusan atas suatu masalah harus berdasarkan aturan Allah yang terkandung pada al-
Qur’an dan Hadits serta contoh perilaku para sahabat.
Berdasarkan peran seorang pemimpin, tugas dan sikap yang harus dilakukan dalam
mengambil keputusan dalam manajemen kelompoknya atau anggota-anggotanya,
menjadikan seorang pemimpin sebagai sosok yang harus hadir, bijaksana dan adil dalam
mengmbil keputusan, mengetahui waktu-waktu terbaik dan memikirkan masa depan
ketika hendak melakukan suatu putusan dalam permasalahan yang terjadi pada
organisasinya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainul. “Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah”. Pustaka Alvabet IKAPI:


Jakarta, 2006, Cet ke-4
Daft, Richard I. “Management”. Edisi ke-6. Salembah Empat: Jakarta, 2007
Melayu S.P, Hasibuan, “Manajemen Dasar Pengertian Dan Masalah”. Bumi Aksara:
Jakarta, 2006
Gitosudarmo dan Sudita. “Perilaku Keorganisasian”. 2000
Kusnadi. “Pengantar Manajemen (Konsepsual & Perilaku)”. 2005
Panji, Anoraga. “Psikologi Kepemimpinan”. 2001
Winardi. “Kepemimpinan Dalam Manajemen”. 2000
Anonym. “Pengantar Manajemen: PENGAMBILAN KEPUTUSAN”. Manajemen:
pengantar manajemen "PENGAMBILAN KEPUTUSAN"
(addmanajemen.blogspot.com), diakses pada hari selasa, 14 Juni 2016
Hadi, Abdul. “Makalah Manajemen Konvensional Dengan Manajemen Islam dan
Konvensional Adiministrasi Islam Serta Perbandingannya”. Abdul Hadi :
MAKALAH Manajemen konvensional Dengan Manajemen Islam Dan Konvensional
Administrasi Islam Serta Perbandingannya (cahya-hadi1804.blogspot.com), diakses
pada hari Ahad, 19 Agustus 2019
Murasaki. “Pendekatan Dalam Manajemen Pendidikan”.
HTTP://MURASAKI88BLOGSPOT.COM/?M=1. Diakses pada tanggal 28 Oktober
2015
Rebecca. “Analisis Perencanaan Implementasi dan Kontrol”. http://vianney-
jkt.sch.id/a185m23s/kepemimpinan-yang-efektif.html

19
Siregar, Alda Octaviani. “Pengertian Manajemen Konvensional dan Syariah”.
Pengertian Manajemen Konvensional dan Syariah oleh Alda Octaviani Siregar
Halaman 2 - Kompasiana.com, diakses pada tanggal 4 November 2018 Pukul 05-36

20

Anda mungkin juga menyukai