Anda di halaman 1dari 15

PRODUKSI BEBERAPA TANAMAN SAYURAN DENGAN SISTEM

VERTIKULTUR DI LAHAN PEKARANGAN

Putu Eka Pasmidi Ariati


Program Study Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas
Mahasaraswati Denpasar
Corresponding Outhor : eka_pasmidi@yahoo.co.id

Abstract

The purpose of this study is to know the type of vegetable crops suitable to be cultivated
with vertikultur system in the yard. The study was conducted in Medahan Village, Gianyar
District, involving 20 peasants. Plants are cultivated in polybags with 60% cropping medium soil
mixed with 30% organic fertilizer, do not use chemical fertilizers. Placed in such a way, so that the
position is vertical or storied. The results of the study found (1) Spinach and local chillies were
very good choice of plants for the land of small garden with vertikultur system, (2) Eggplant and
Kangkung can be selected after Spinach and Chilli with vertikultur system in yard area, (3) Tomato
better Cultivated on a garden plot, rather than cultivated on polybags in the yard

Keywords: vertikultur, organic, yard, polybag


I. PENDAHULUAN nasional pada tahun 2009 baru bisa mencapai 75,7%
dari sasaran yang dicanangkan 95% pada tahun 2014.
Indonesia memiliki potensi Luas lahan pekarangan secara nasional sekitar 10,3
sumber daya hayati spesifik lokasi yang juta ha atau 14 % dari keseluruhan luas lahan pertanian dan
sangat kaya dengan berbagai jenis merupakan salah satu sumber potensial penyedia bahan
tanaman pangan, seperti padi-padian, pangan yang bernilai gizi dan memiliki nilai ekonomi
umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur, tinggi. Lahan pekarangan tersebut sebagian besar masih
buah dan sumber pangan hewani. belum dimanfaatkan sebagai areal pertanaman aneka
Demikian pula berbagai jenis tanaman komoditas pertanian, khususnya komoditas pangan.
rempah dan obat-obatan dapat tumbuh Pemanfaatan lahan pekarangan untuk tanaman obat-
dan berkembang dengan mudah di obatan, tanaman pangan, tanaman hortikultura, ternak,
wilayah nusantara ini. Namun potensi ikan dan lainnya, selain dapat memenuhi kebutuhan
yang besar tersebut bertolak belakang keluarga sendiri, juga berpeluang memperbanyak
dengan realisasi konsumsi masyarakat sumber penghasilan
yang masih dibawah anjuran pemenuhan
gizi dan upaya program diversifikasi
yang digalakkan pemerintah sejak orda
lama. Hal ini ditunjukkan dengan
indicator skor Pola Pangan Harapan
(PPH) nasional yang relative masih
rendah. Hal ini didukung oleh Balai
Besar Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian (2011) bahwa PPH
AGRIMETA Vol.7 No. 13 April 2017 ISBN : 2088- 1
2521
rumah tangga, apabila memberi kontribusi pendapatan keluarga.
dirancang dan Sedangkan kajian yang dilakukan oleh
direncanakan dengan baik Rahayu (2010) bahwa dengan
Lahan pekarangan memanfaatkan pekarangan pendapatan
sudah lama dikenal dan yang diperoleh di Desa Sambirejo,
memiliki fungsi multiguna, Kecamatan Ngawen, Kabupaten
yaitu untuk menghasilkan Gunungkidul tiap bulannya berkisar
bahan makan sebagai antara Rp. 335.000 - Rp.
tambahan hasil sawah dan 2.246.428 Namun demikian, dengan
tegalnya, sayur dan buah- penataan pekarangan yang lebih baik
buahan, unggas, ternak dapat memberikan pendapatan hingga Rp
kecil dan ikan, rempah, 3.236.821 per bulan atau Rp 38.841.848
bumbu- bumbu dan per tahun (Mardiyanto, 2009). Hasil
wangiwangian, bahan penelitian tersebut membuktikan bahwa
kerajinan tangan, serta uang pekarangan dapat dijadikan lahan usaha
tunai (Sajogyo, 1994). tani yang efektif untuk mendukung
Kelebihan pekarangan program ketahanan pangan keluarga di
dalam kehidupan petani perkotaan maupun di perdesaan.
adalah secara Menurut Anon (2011)
berkesinambungan dapat Pengembangan Kawasan Rumah Pangan
menyediakan kebutuhan Lestari di Kayen, Pacitan, Jawa Timur
sehari-hari keluarga petani hingga Agustus 2011, setiap Kepala
(Salikin, 2005). Pendapat Keluarga (KK) mampu menekan belanja
ini dipertegas oleh Arifin, pengeluaran kebutuhan rumah tangganya
(2010) bahwa tanaman dan Rp. 125.000 – Rp. 445.000 per bulan dan
ternak di pekarangan Pola Pangan Harapan (PPH)-nya naik
dari 73,5 % menjadi 87,5%. Lebih lanjut kekurangan gizi dan bahan makanan bergizi, karena
dikatakan bahwa untuk menjaga sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral.
keberlanjutannya perlu dilakukan Sejumlah penelitian menyimpulkan bahwa adanya
pembaruan rancangan pemanfaatan pekarangan yang dimanfaatkan untuk menghasilkan
pekarangan dengan memperhatikan sayuran maka gizi rumah tangga akan lebih baik. Ke
berbagai program yang telah berjalan. depan, persoalan harga bahan pangan yang cenderung
Disisi lain, komitmen pemerintah untuk fluktuatif karena bergantung pada kondisi pasar dapat
melibatkan rumah pangan berbasis teratasi. Presiden menghimbau masyarakat Indonesia
sumber daya local, dan konservasi membangun Rumah Pangan Lestari, baik di tingkat
tanaman pangan untuk masa depan perlu keluarga, ditingkat desa, ditingkat kecamatan, dan kota,
diaktualisasikan dalam menggerakkan sehingga kebutuhan pangan sehari- hari dapat
lagi budaya menanam di lahan tercukupi. Dengan memiliki rumah pangan, maka
pekarangan, baik di perkotaan maupun di warga tidak perlu panik apabila harga di pasaran tidak
perdesaan. stabil (Anonim, 2011).
Penanaman sayuran di pekarangan Akhir-akhir ini ditengarai konsumsi sayuran
merupakan satu strategi untuk mengatasi yang merupakan sumber vitamin bagi anak-anak
AGRIMETA Vol.7 No. 13 April 2017 ISBN : 2088- 2
2521
sekolah masih cukup rendah. Hal ini terdapat zat-zat pewarna yang dipakai
ditunjukkan oleh semakin senangnya untuk menarik minat anak-anak sekolah
anak-anak mengkonsumsi makanan siap untuk membeli. Menurut Baning
saji yang kemungkinan tidak sehat Prihatmoko (2011), “sayuran dan buah
apalagi sering merupakan satu dari empat pilar pangan
berimbang selain biji-bijian, protein dan
sedikit susu yang dianjurkan dalam
pemenuhan gizi keluarga. Peran sayuran
dalam gizi keluarga seringkali terabaikan
tidak saja dari segi jumlah tetapi juga
variasinya. Hal lain yang tidak kalah
penting dalam pangan (sayuran sehat)
adalah paparan pestisida yang melekat di
lebih dari 90% sayuran yang dikonsumsi
masyarakat”. Sayuran sehat adalah
sayuran yang dibudidayakan dengan
pengelolaan secara organik dimana input-
input pertumbuhan yang diberikan juga
dari sumber organik dan bebas bahan-
bahan kimiawi.
Diketahui bahwa akibat
rendahnya asupan gizi yang bersumber
dari sayuran dan buah, anak-anak sering
menderita sakit karena mengalami
defisiensi nutrisi seperti kurangnya
vitamin A, C, dan nutrisi mikro lainya
(kualitas gizi tak seimbang). Untuk
memenuhi konsumsi yang seimbang
bagi kesehatan, WHO menyarankan
konsumsi sayuran dan buah minimal 400
gr per hari untuk diet. Unsur-unsur
nutrisi tersebut terdapat dalam sayuran
dan buah sehingga konsumsi sayuran dan
buah ini menjadi sangat penting. Sejalan
dengan hal itu, maka introduksi budidaya
sayuran dan buah (“organic / bebas
bahan-bahan kimiawi”) di tingkat anak-
anak sekolah menjadi sangat menarik
manakala setelah anak-anak sekolah
memahami cara budidaya sayuran
diharapkan akan tumbuh keinginannya
untuk menyukai sayuran sebagai bagian dari menu makanan.
AGRIMETA Vol.7 No. 13 April 2017 ISBN : 2088- 3
2521
Akhir-akhir ini permintaan (2010), vertikultur adalah cara pertanian
sayuran sehat (organik) semakin baik indoor maupun outdoor, karena
meningkat karena adanya pola hidup kepemilikan lahan terbatas yang
sehat di masyarakat perkotaan/pariwisata dirancang sedemikian rupa sehingga
di Bali. Dengan semakin meningkatnya berposisi vertikal atau
kebutuhan terhadap komoditas sayuran bertingkat. Tanaman yang dibudidayakan
maka diperlukan upaya-upaya kearah diusahakan tanaman yang memiliki nilai
peningkatan produksi dan peningkatan ekonomis tinggi, berumur pendek, atau
pendapatan petani. Dari jenis sayuran tanaman semusim. Setidaknya, tanaman
maka tanaman sawi, kangkung, tomat, tersebut berakar pendek, seperti selada,
bayam dan sayuran cepat panen lainnya kangkung, bayam, pokcoy, caisim, katuk,
memiliki peluang baik untuk kemangi, tomat, pare, kacang panjang,
dikembangkan dalam areal lahan terbatas mentimun, ataupun bunga-bungaan.
termasuk mudah dibudidayakan dalam Tujuan penelitian ini adalah untuk
polibag. Untuk budidaya ini diperlukan mengetahui jenis tanaman sayuran yang
tanah yang gembur dan subur dengan cocok dibudidayakan dengan sistem
kisaran netral(Sunarjono, Hendro;1980). vertikultur di lahan pekarangan. Manfaat
Sementara itu, sebagian besar penelitian ini diharapkan menjadi pilihan
tanaman membutuhkan komposisi hara bagi petani untuk menentukan jenis
yang lengkap dan seimbang untuk tanaman yang mempunyai produksi
pertumbuhannya yang optimal. Karena tinggi, jika ditanam dengan
itu dalam budidaya sayuran diperlukan menggunakan sistem vertikultur di lahan
unsur hara makro dan mikro yang pekarangan.
seimbang. Dari beberapa hasil kajian
BPTP Bali terdapat beberapa jenis pupuk
organik yang cocok dikembangkan pada II. METODE PENELITIAN
sayuran dan dapat dikelola oleh
Penelitian ini dilakukan di
masyarakat dengan teknologi sederhana,
Kabupaten Gianyar, yaitu di Desa
misalnya pupuk organik yang
Medahan, Kecamatan Gianyar dengan
dikomposkan dengan MOL (mikro
dasar pertimbangan di Desa tersebut
organisme lokal), cacing tanah (kascing),
mempunyai sasaran program ketahanan
slurry biogas (olahan dari digester
pangan, dengan memanfaatkan lahan
biogas), bio urine (fermentasi urine sapi
pekarangan. Penelitian ini melibatkan
dengan MOL) maupun pengomposan
petani peserta program ketahanan
secara tradisional seperti pukan sapi
pangan, sebanyak 20 orang. Pelaksanaan
(Kariada, et.al. 2011).
penelitian dilakukan oleh kelompok
Salah satu inovasi yang dapat
dengan pengawalan teknologi oleh
dikembangkan untuk penanaman sayuran
peneliti dan pendampingan antara lain
di lahan pekarangan adalah dengan
oleh Penyuluh dan Petani andalan.
sistem vertikultur. Menurut Jatnika
Untuk budidaya tanaman disesuaikan
dengan kondisi lahan pekarangan warga,

AGRIMETA Vol.7 No. 13 April 2017 ISBN : 2088- 4


2521
yaitu lahan pekarangan sempit dengan sembarangan dalam menanam sawi hijau,
menggunanakan sistem vertikultur. karena akan memberikan hasil yang
Tanaman ditanam dalam polibag dengan kurang maksimal. Pada umur 40-50 hari
media tanam 60 % tanah dicampur dari umur semai, tanaman sawi sudah
dengan 30 % pupuk organik, tidak dapat dipanen untuk tanaman yang
menggunakan pupuk kimia kemudiaan pertumbuhannya baik, di setiap 1 hektar
ditempatkan sedemikian rupa, sehingga lahan dapat menghasilkan 1-2 ton sawi
berposisi vertikal atau bertingkat. Untuk hijau. Cara untuk memanen sawi ada
mengetahui tanaman yang mempunyai beberapa macam yakni memotong
potensi tinggi ditanaman pada polibag pangkal batang, mencabut seluruh
dengan sistem vertikultur, dibandingkan tanaman, atau memetik daunnya satu per
dengan tanaman yang sama yang ditanam satu.
dalam petak 1 x 3 m. Jenis tanaman yang Hasil penelitian menemukan
dibudidayakan, yakni sawi hijau, bayam, rataan produksi Sawi Hijau yang
tomat, kangkung, terong dan cabe lokal. ditanaman pada polibag mencapai 99
gram, dan sawi hijau hanya dipanen satu
III. HASIL DAN PEMBAHASAN kali dengan cara dipotong. Sedangkan
yang ditanam pada kebun per petaknya
Produksi Tanaman Pada Polibag
rataan produksinya mencapai 74 gram.
dengan Sistem Vertikultur
Hal ini berarti produksi sawi dalam
Sawi hijau atau caisin (Brassica polibag lebih tinggi, ini disebabkan unsur
sinensis L) dipilih sebagai tanaman hara dalam polibag tidak ada yang
vertikultur karena sawi dapat ditanam hanyut, kelembaban tanah tetap terjaga,
sepanjang tahun. Sawi juga dapat hidup sedangkan tanaman dalam petak kebun
diberbagai tempat, baik di dataran tinggi disamping tanaman agak rapat (200
maupun di dataran rendah, namun sawi batang/1x3m), sehingga terjadi
kebanyakan dibudidayakan di dataran persaingan dalam memperoleh unsur
rendah dengan ketinggian antara 5 hara, juga unsur hara dan kelembaban
sampai 1200 mdpl, baik di sawah, tanahnya tidak stabil.
ladang, maupun pekarangan rumah. Sawi Bayam (Amaranthus Spt.) dipilih
termasuk tanaman tahan terhadap cuaca, karena memiliki perakaran pendek, dan
pada musim hujan tahan terhadap, mudah ditanam, bayam adalah tanaman
terpaan air hujan, sedangkan pada musim semusim yang menyukai iklim hangat
kemarau juga tahan terhadap panasnya dan cahaya kuat. Bayam relatif tahan
cuaca yang menyengat, asalkan dibarengi terhadap pencahayaan langsung karena
juga dengan penyiraman secara rutin. merupakan tumbuhan C4. Batang berair
Budidaya sawi tidak terlalu sulit, karena dan kurang berkayu daun bertangkai
prosesnya hampir sama dengan proses berbentuk bulat telur, lemas, berwarna
budidaya tanaman lain yang masih dalam hijau, merah atau hijau keputihan. Bunga
satu keluarga dengan sawi, yakni tersusun majemuk tipe tukal yang rapat
broccoli, lobak, kubis, kubis bunga, serta bagian bawah duduk di ketiak bagian atas
kubis krop. Namun tidak boleh berkumpul menjadi karangan bunga di
AGRIMETA Vol.7 No. 13 April 2017 ISBN : 2088- 80
2521
ujung tangkai dan ketiak percabangan.
Biji berwarna hitam, kecil dan keras.
Bayam merupakan tumbuhan yang biasa
ditanam untuk di konsumsi daunnya
sebagai sayuran hijau. Bayam pada
polibag dipanen sebanyak empat kali
dengan cara dipetik dengan rataan
produksi mencapai 85,25 gram
sedangkan pada petak kebun rataan
Gambar 1 Tomat pada polibag
produksi hanya mencapai 26,5 gram, jauh
dengan sistem vertikultur
lebih rendah dengan produksi pada
polibag. Sehingga bayam sangat cocok Tomat pada polibag dipanen
dibudidayakan pada polibag dengan sebanyak empat kali dengan rataan
sistem vertikultur di lahan pekarangan produksi mencapai 67,00 gram,
sangat sempit sedangkan yang ditanam pada petak
Tomat (Solanum Lycopersicum kebun rataan produksinya jauh lebih
Syn.) adalah tumbuhan dari keluarga tinggi yaitu mencapai 295,70 gram. Hal
solanaceae, tumbuhan asli Amerika ini disebabkan tomat memiliki perakaran
Tengah dan Selatan, Meksiko sampai yang lebih dalam dan banyak/kuat,
Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus sehingga dalam petak kebun dapat
hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1-3 menyerap unsur hara lebih banyak,
m. Tumbuhan ini memiliki buah sedangkan dalam polibag sangat
berwarna hijau, kuning dan merah yang terbatas. Namun demikian, jika lahan
biasa dipakai sebagai sayur dalam sangat sempit masih dapat ditanam pada
masakan atau dimakan secara langsung polibag dengan sistem vertikultur.
tanpa diproses. tomat memiliki batang Kangkung (Ipomoea Aquacica
dan daun yang tidak dapat dikonsumsi Forsk) adalah tumbuhan yang termasuk
karena masih sekeluarga dengan kentang jenis sayur-sayuran dan ditanam sebagai
dan terong yang mengandung alkaloid. makanan. Ada 2 jenis penanaman
Hasil penelitian menunjukkan tanaman diusahakan : kering dan basah dalam
tomat pada polibag, Gambar 1 sangat keduanya, sejumlah besar bahan organik
subur, dengan buah yang dihasilkan dan air diperlukan agar tanaman ini dapat
sangat menarik berwarna hijau karena tumbuh dengan subur. Dalam penanaman
masih muda, sehingga tomat sangat kering, kangkung ditanam pada jarak 5
cocok ditanam di lahan pekarangan inci pada batas dan ditunjang dengan
disamping memiliki nilai estetika juga kayu sangga. Kangkung dapat ditanam
sangat cocok dikonsumsi untuk dari biji benih atau keratan akar sering
memenuhi kebutuhan gizi anggota ditanam pada semaian sebelum
keluarga. dipindahkan di kebun.
Pada penelitian ini kangkung
yang dibudidayakan adalah jenis
kangkung darat, ditanam dari biji.
AGRIMETA Vol.7 No. 13 April 2017 ISBN : 2088- 81
2521
Dipanen tumbuhan Terun
sebanyak penghasil buah g dipanen
empat kali, yang dijadikan sebanyak
rataan sayur-sayuran. empat kali,
produksi pada Dapat tumbuh di pada polibag
polibag dataran rendah dan rataan
mencapai tinggi, Suhu udara produksi
21,30 gram, 22 - 30o C, jenis mencapai
sedangkan tanah yang paling 131,5 gram,
rataan baik, jenis lempung Gambar 2. Terung sedangkan
produksi pada berpasir, subur, ditanam pada petak
petak kebun kaya bahan pada kebun lebih
lebih tinggi, organik, aerasi dan polibag tinggi, yaitu
yaitu drainase baik dan di lahan rataan
mencapai pH antara 6,8- pekaran produksinya
24,83 gram, 7,3Sinar matahari gan mencapai
berarti harus cukup, cocok 139,4 gram,
kankung yang ditanam musim hal ini
ditanam pada kemarau. Prospek disebabkan
polibag, budidaya tanaman terung
maupun petak terong makin baik memiliki
kebun tidak untuk dikelola perakaran
menunujukka secara intensif dan yang lebih
n selisih komersial dalam dalam dan
produksi yang skala agribisnis, banyak/kuat,
ektrims, karena permintaan sehingga
sehingga terong sangat dalam petak
cocok untuk tinggi. Hasil kebun dapat
dibudidayaka penelitian menyerap
n di lahan menunjukkan, unsur hara
pekarangan tanaman terung lebih banyak,
baik pada yang ditanaman di sedangkan
polibag lahan pekararangan dalam
maupun pada pada polibag sangat polibag
petak kebun. subur. seperti sangat
Terun nampak pada terbatas.
g (Solanum Gambar 2, buahnya Namun
Melongena ) besar-besar. demikian,
dipulau jawa jika lahan
lebih dikenal sangat sempit
sebagai terong masih dapat
adalah ditanam pada
AGRIMETA Vol.7 No. 13 April 2017 ISBN : 2088- 82
2521
p perbe hariny bukan hanya
o daan a untuk pasar
l produ permi lokal saja
i ksiny ntaan namun juga
b a akan berpeluang
a tidak cabe, untuk
g terlal semak memenuhi
u in pasar ekspor.
d ekstri berta Potensi bisnis
e m. mbah cabe yang
n C seirin cukup
g abe g menguntungk
a lokal, denga an, menarik
n saat n minat para
ini menin petani di
s cabe gkatn daerah
i menja ya dataran
s di jumla tinggi,
t salah h dataran
e satu pendu rendah,
m komo duk di hingga
ditas berba daerah pesisir
v sayur gai pantai untuk
e an negar membudiday
r yang a. akan sayuran
t banya Sehin ini. Beberapa
i k gga daerah
k dibut budid penghasil
u uhkan aya cabe di
l masy sayur Indonesia
t arakat ini antara lain
u , baik menja Banten,
r masy di Cianjur,
, arakat pelua Tasik,
lokal ng Brebes,
k maup usaha Medan,
a un yang Padang,
r intern masih Tapanuli
e asion sangat Utara,
n al. menja Lombok,
a Setia njikan serta
p , beberapa

AGRIMETA Vol.7 No. 13 April 2017 ISBN : 2088- 83


2521
d lahan kebun
a pekar tidak
e angan menunujukkan
r , selisih
a dihar produksi
h apkan yang
disam ektrims,
l ping sehingga Gambar 3 Rataan
a untuk cocok produksi
i meme untuk Bayam di
n nuhi dibudidayakan di lahan
n kebut lahan pekarangan pekarangan
y uhan baik pada polibag
a kelua maupun pada petak Pada Gambar 3
. rga kebun. nampak rataan produksi
B juga Perbandingan tanaman Bayam pada
u bisa Rataan empat kali periode panen
d menja Produksi pada polibag lebih tinggi
i di Tanaman. dibandingkan dengan
d usaha Perbandinga rataan produksi pada petak
a agribi n rataan produksi kebun, hal ini berarti
y snis tanaman pada bayam yang dibudidayakan
a untuk penelitian ini pada polibag dengan sistem
mena dilakukan untuk vertikultur sangat baik
c mbah mengetahui dijadikan pilihan tanaman
a penda perbedaan produksi untuk lahan
b patan tanaman yang
e kelua dibudidayakan pada
rga. polibag dengan
d Hasil tanaman yang
i dibudidayakan pada
penelitian 51,5 petak kebun. Panen
menunjukan gram, dilakukan sebanyak
rataan sedangkan rataan empat kali, kecuali
produksi cabe produksi pada petak tanaman sawi hijau,
lokal pada kebun mencapai hanya satu kali
polibag 45,67 tanam. Pada
dengan sistem gram. Hal ini Gambar 3
vertikultur berarti cabe lokal ditampilkan
yang ditanam pada perbandingan rataan
mencapai polibag, maupun produksi tanaman
petak bayam

AGRIMETA Vol.7 No. 13 April 2017 ISBN : 2088- 84


2521
pekaranga a n p
n sangan n rataan e
sempit p produ k
dengan e ksi a
sistem k pada r
vertikultur a petak a
. r kebun n
a , hal g
n ini a
g berarti n
a Toma Pada
n t lebih Gambar 5
cocok
P nampak
dibudi
Gambar 4 ada rataan
dayak
R Gamb produksi
an
a ar 4 tanaman
dalam
t namp Kangkung
petak
a ak pada empat
kebun
a rataan kali periode
daripa
n produ panen
da
ksi menunjukan
dalam
p tanam pola produksi
poliba
r an yang sama,
g di
o Toma jika
lahan
d t dibandingkan
pekar
u pada dengan rataan
angan
k empat produksi
s kali pada petak
i perio kebun, hal ini
de berarti
T panen Kangkung
o pada cocok
m polib dibudidayaka
Gambar 5.
a ag n baik pada
Rataa
t jauh petak kebun
n
lebih maupun pada
prod
d renda polibag di
uksi
i h lahan
Kank
diban pekarangan
ung
l dingk
di
a an
lahan
h denga
AGRIMETA Vol.7 No. 13 April 2017 ISBN : 2088- 85
2521
AGRIMETA Vol.7 No. 13 April 2017 ISBN : 2088- 86
2521
Gambar 6. Rataan produksi Terung di baik dijadikan pilihan tanaman
lahan pekarangan untuk lahan pekarangan sangan
sempit dengan sistem vertikultur.
Pada Gambar 6 nampak rataan
produksi tanaman Terung pada empat 2. Terung dan Kangkung dapat
dijadikan pilihan setelah Bayam
kali periode panen menunjukan pola
produksi yang sama, jika dibandingkan dan Cabe lokal dibudidayakan
pada polibag dengan sistem
dengan rataan produksi pada petak
kebun, hal ini berarti Terung cocok vertikultur di lahan pekarangan.
3. Tomat lebih baik dibudidayakan
dibudidayakan baik pada petak kebun
maupun pada polibag dengan sistem pada petak kebun, daripada
dibudidayakan pada polibag di
vertikultur di lahan pekarangan.
lahan pekarangan

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Menteri Pertanian
Launching MKRPL Sumbar di
Gambar 7. Rataan produksi Cabe lokal Tarantang, Kota Padang.
di lahan pekarangan Kunjungan Kerja Menteri
Pertanian di Sumbar pada 17
Pada Gambar 7 nampak rataan
Desember 2011.
produksi Cabel lokal pada empat kali
Anonim. 2011. SBY: Jadikan KRPL
periode panen pada polibag lebih tinggi
Program Nasional untuk Perkuat
dibandingkan dengan rataan produksi
Ketahanan Pangan. Kunjungan
pada petak kebun, hal ini berarti Cabe
Kerja Presiden ke Desa Kayen,
lokal yang dibudidayakan pada polibag
Kecamatan Pacitan, Jumat
dengan sistem vertikultur sangat baik
(13/1/2012) siang.
dijadikan pilihan tanaman untuk lahan
Asriani dan Mustika.2008. Faktor-Faktor
pekarangan sangan sempit dengan sistem
Yang Berhubungan Dengan
vertikultur.
Pola Pangan Harapan (Pph) Di
Kecamatan
IV. PENUTUP
Sukoharjo
SIMPULAN Kabupaten Sukoharjo.
Berdasarkan hasil penelitian dan Diunggah dari
pembahasan dapat disimpulkan sebagai http://www.google.co.id/. ( 8
berikut: Oktober 2012)

1. Bayam dan Cabe lokal yang Ariani, M dan Ashari.2003.


dibudidayakan pada polibag Arah,Kendala dan Pentingnya
diIndonesia.ForumAgro
dengan sistem vertikultur sangat Diversifikasi Konsumsi Pangan
AGRIMETA Vol.7 No. 13 April 2017 ISBN : 2088- 84
2521
Ekonomi. Vo.21, No. 2 Oktober 2012)
desember, Bogor

Arifin, H. S. 2010. Optimalisasi


pemanfaatan pekarangan untuk
mendukung ketahanan pangan
rumah tangga. Makalah
disajikan pada diskusi tematik
memperkuat basis ketahanan
pangan rumah tangga. Dramaga,
Bogor. 03 April 2010
Jatnika, A. 2010. Vertikultur Konsep
Praktis Pertanian Masyarakat
Urban.

http://www2.bbpp-
lembang.info/index.php?
option= com_content&view
=article&id=395&Itemid=304
Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi
Pertanian.2011. Buku Pedoman
Umum Pelaksanaan M-KRPL.
Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi
Pertanianm Bogor.
BBKP.2003. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 68
Tahun 2002 Tentang Ketahanan
Pangan. Departemen Pertanian.
Jakarta
Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi
Pertanian.2011. Buku Pedoman
Umum Pelaksanaan M-KRPL.
Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi
Pertanianm Bogor
Hardiansyah.2004. Pengembangan pola
Konsumsi Pangan Tingkat
Masyarakat dan Regional.
http://iptek2pih.or.id/. ( 8

AGRIMETA Vol.7 No. 13 April 2017 ISBN : 2088- 85


2521
Ika Meilaty. 2011. Analisis Skripsi. Fakultas Pertanian
Pola Pangan Universitas Sebelas Maret.
Harapan (PPH). Surakarta. 186 hal.
Laporan Analisis .Made Astawan. Pangan Unggulan local
Data Pangan dan untuk Diversivikasi Pangan
Gizi.Departemen Gizi (kompas. Com. 9 Mei 2012)
Masyarakat Rahayu, E. S. 2010. Pemberdayaan
Fakultas Ekologi Masyarakat Petani Dalam
Manusia, Institut Program Pekarangan Terpadu di
Pertanian Bogor Desa Sambirejo Kecamatan
Mewa Ariani. Diversifikasi Ngawen Kabupaten
Konsumsi Pangan Gunungkidul. Skripsi. Fakultas
di Indonesia : Pertanian Universitas Sebelas
Antara Harapan Maret. Surakarta. 186 hal.
dan Kenyataan. Sajogyo, Pudjiwati. 1994. Menuju Gizi
Diunggah dari Baik Yang Merata di Pedesaan
http://www.google.co.id/. ( 8
Oktober 2012)
Mardiyanto, A. 2009.
Perencanaan
Lanskap
Pekarangan
Dengan Sistem
Pertanian
Terpadu. Skripsi.
Departemen
Arsitektur
Lanskap Fakultas
Pertanian Institut
Pertanian Bogor.
145 hal.
Rahayu, E. S. 2010.
Pemberdayaan
Masyarakat
Petani Dalam
Program
Pekarangan
Terpadu di Desa
Sambirejo
Kecamatan
Ngawen Kabupaten
Gunungkidul.
AGRIMETA Vol.7 No. 13 April 2017 ISBN : 2088- 86
2521
dan Di Kota. Gajah Mada Press.
Yogyakarta.
Salikin, Karwan. 2005. Sistem Pertanian
Berkelanjutan. Kanisius.
Yogyakarta.
Suhariyanto, suprio Guntoro dan Jemmy
Rinaldi.2009. Kelayakan
Ekonomi Model Integrasi
Usahatani Kopi-Kambing di
Kabupaten Buleleng. Prosiding
Seminar Nasional Inovasi Untuk
Petani dan Peningkatan Daya
Saing Produk Pertanian. Balai
Pengkajian Pertanian, Jawa
Timur. Malang

Anda mungkin juga menyukai