Abstrak
Skabies atau nama lainnya adalah kudis merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap
Sarcoptes Scabiei varian hominis dan telurnya. Skabies ditularkan melalui kontak langsung (kontak kulit dengan kulit) dan
tidak langsung (melalui benda). Faktor yang paling dominan dalam penyebaran skabies adalah sosio-ekonomi yang rendah
serta higienitas yang buruk. Seorang pasien Nn. E (14th) datang dengan keluhan rasa gatal dimulai dari sela-sela jari tangan
kanan dan kiri terasa gatal. Semakin parah pada malam hari dan saat berkeringat sejak 1 minggu yang lalu. Rasa gatal ini
disertai bintik-bintik bulat berwarna kemerahan. Pada regio digiti manus sinistra et dextra dan regio femoralis, cruris, dan
pedis sinistra et dextra terdapat makula eritematosa, berbatas tegas, jumlah multipel, bentuk tidak teratur, ukuran miliar-
lentikular, distribusi regional. Terdapat papul, berbatas tidak tegas, jumlah multipel, bentuk bulat, ukuran miliar, distribusi
regional. Terdapat ekskoriasi, kunikulus berwarna putih keabu-abuan pada regio digiti manus sinistra et dextra. Teman
sekolah pasien memiliki keluhan serupa. Keluhan serupa terdapat pada keponakan perempuan. Pasien merupakan ketua
OSIS yang memiliki aktivitas yang padat sehingga pasien terkadang mandi hanya 1x sehari dan tidak langsung berganti
pakaian saat berkeringat. Penatalaksanaan dokter keluarga diberikan berupa permetrin 5% sebanyak 1x pemakaian jika
keluhan masih ada dapat diberikan setelah 1 minggu kemudian. Pada minggu kedua diberikan edukasi. Pada minggu ketiga,
pasien tidak mengalami keluhan lagi dan keluarga pasien telah melakukan pencegahan penyakit skabies. Penatalaksanaan
secara holistik dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku pada pasien. Selain itu, peran keluarga amat penting
dalam perawatan dan pengobatan anggota keluarga yang sakit.
Korespondensi: Glenys Yulanda, Jalan Hayam Wuruk Gg. Binamarga No 27 Kedamaian Bandar Lampung, Hp: 082176706024,
Email glenys.yulanda@yahoo.com
Pendahuluan
Skabies atau nama lainnya adalah kudis, Skabies ditularkan dengan kontak
the itch, gudig, budukan, dan er agogo langsung (kontak kulit dengan kulit) dan tidak
merupakan penyakit kulit yang disebabkan langsung (melalui benda), disebabkan
oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei betina yang sudah dibuahi
Sarcoptes Scabiei varian hominis dan telurnya. atau terkadang dalam bentuk larva. Dikenal
Sarcoptes scabiei var hominis yaitu kutu juga Sarcoptes scabiei var. Animalis yang
parasit yang mampu menggali terowongan di terkadang menulari manusia, terutama pada
kulit dan menyebabkan rasa gatal.1 mereka yang banyak memelihara hewan.
Skabies terjadi baik pada laki-laki maupun Diagnosis dini dan pengobatan segera (Early
perempuan di semua daerah, semua diagnosis and prompt treatment), Pembatasan
kelompok usia, ras, dan kelas sosial. Penderita cacat (Disability limitation) dan Rehabilitasi
tidak dapat menghindari untuk menggaruk (Rehabilitation) yang diselesaikan dengan
setiap saat akibat adanya tungau (kutu pendekatan individual, penatalaksanaan klinis
skabies) di bawah kulit. Hal ini menjadi dan pendekatan keluarga serta komunitas
penderitaan pada banyak orang dikarenakan untuk menurunkan faktor resiko.5
tidak dapat tidur dengan tenang di malam hari
disebabkan karena rasa gatal. Keseluruhan Kasus
permukaan badan menimbulkan reaksi tungau Nn. E (14th) datang ke Puskesmas
beraktifitas di permukaan kulit sehingga Gedong Tataan dengan keluhan rasa gatal
menimbulkan gatal.1,2 pada sela-sela jari sejak 1 minggu yang lalu.
Angka kejadian skabies tinggi di negara Rasa gatal awalnya dimulai dari sela-sela jari
dengan iklim panas dan tropis. Skabies di tangan kiri kemudian menyebar ke sela-sela
Indonesia menduduki urutan ketiga dari 12 jari tangan tangan hingga ke pergelangan
penyakit kulit tersering.2,3 Penyakit ini banyak tangan kemudian ke kedua kaki, rasa gatal
dijumpai pada anak dan dewasa, tetapi dapat semakin parah pada malam hari, atau pada
mengenai semua umur. Penyakit ini telah saat berkeringat. Rasa gatal ini disertai bintik-
ditemukan hampir pada semua negara di bintik bulat berwarna kemerahan pada sela
seluruh dunia dengan angka prevalensi yang jari tangan kiri yang semakin lama semakin
bervariasi, skabies diperkirakan lebih umum bertambah banyak ke sela jari kanan serta
terjadi pada anak-anak dan remaja, meskipun kedua kaki dan melebar hingga pergelangan
pada suatu penelitian menunjukkan prevalensi tangan. Pasien mengatakan bahwa teman
yang lebih tinggi pada orang dewasa.6 sekolah pasien memiliki keluhan serupa.
Prevalensi skabies menurut penelitian di Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami
seluruh dunia dilaporkan sekitar 300 juta keluhan seperti ini.
kasus per tahun.7 Riwayat penyakit keluarga yang
Penyebaran skabies yang semakin memiliki keluhan serupa terdapat pada
meluas disebabkan oleh banyak faktor. Faktor keponakan perempuan pasien dimana pasien
yang paling dominan adalah sosio-ekonomi dan keponakan pasien tinggal satu kamar
yang rendah, kurangnya pengetahuan tidur, yang awalnya mengalami keluhan
mengenai penyakit skabies serta hygiene yang pasien terlebih dahulu kemudian pasien
buruk. Faktor lain yang berperan antara lain menularkan kepada keponakan pasien. Pasien
salah diagnosis dan perkembangan belum mengetahui penyebab dari penyakit
dermografik serta ekologi. Oleh karena itu yang dialami serta penyebaran dari penyakit
perlu adanya dukungan tenaga kesehatan yang dialami pasien, sehingga tidak mengenali
berupa perorangan ataupun instansi yang keluhan dan pencegahan dari penyakit yang
membantu dalam rangka tidak hanya tindakan dderitannya dan adiknya. Riwayat pengobatan
kuratif, tetapi juga promotif dan preventif. sebelumnya disangkal oleh pasien. Pasien
Pelayanan kesehatan primer memegang merupakan ketua OSIS yang memiliki aktivitas
peranan penting pada penyakit skabies dalam yang padat sehingga pasien terkadang mandi
hal penegakan diagnosis pertama kali, terapi hanya 1x sehari dan tidak langsung berganti
yang tepat, dan edukasi komunitas dalam pakaian saat berkeringat. Pasien memiliki
pencegahan penyakit dan menularnya handuk terpisah. Pasien merupakan anak ke-5
penyakit kekomunitas, karena penyakit ini dari 5 bersaudara, pasien tinggal satu rumah
mudah sekali menular terutama pada dengan ibu dan keponakannya.
pemukiman yang padat.2,4 Pasien tinggal di rumah dengan ukuran
Masalah kesehatan mengenai penyakit 59 x 60 m2 dengan keadaan rumah yang rapi
skabies dilakukan berdasarkan lima tingkat dan bersih serta pencahayaan yang cukup.
pencegahan (five levels of prevention) yaitu: Sumber air yang digunakan berasal dari sumur
Promosi kesehatan (Health promotion), dengan mesin pompa listrik, dinding rumah
Perlindungan khusus (Specific protection), pasien batu bata, terdapat 3 kamar tidur dan
sirkulasi udara dan sinar matahari yang masuk pada anggota keluarga yang tinggal serumah.
ke dalam rumah cukup baik. Pemeriksaan fisik didapatkan pada regio digiti
Pada pemeriksaan fisik didapatkan manus sinistra et dextra dan regio femoralis,
keadaaan umum: Tampak sakit ringan. TD: cruris, dan pedis sinistra et dextra terdapat
110/70 mmHg, Suhu: 36,1oC, Nadi: 80x/menit, makula eritematosa, berbatas tegas, jumlah
Nafas: 20x/menit, Berat Badan: 42kg, Tinggi multipel, bentuk tidak teratur, ukuran miliar-
Badan: 150 cm. IMT 18,67 yaitu termasuk lentikular, distribusi regional disertai papul,
status gizi normal. berbatas tidak tegas, jumlah multipel, bentuk
Mata tak tampak konjungtiva anemis, bulat, ukuran miliar, distribusi regional.
sklera anikterik. Telinga dan hidung dan mulut Terdapat ekskoriasi, kunikulus berwarna putih
dalam batas normal. Leher tidak ada keabu-abuan pada regio digiti manus dextra et
pembesaran KGB. Suara paru vesikular kanan sinistra.
dan kiri. Bunyi jantung pada pemeriksaan Penegakkan diagnosis skabies dilakukan
auskultasi reguler. Abdomen dalam batas atas dasar terpenuhinya 2 dari 4 tanda
normal. Ekstremitas superior terdapat pada kardinal, yaitu pruritus nokturna, menyerang
regio digiti manus sinistra et dextra dan regio manusia secara berkelompok, ditemukannya
femoralis, cruris, dan pedis sinistra et dextra terowongan, dan ditemukannya tungau.7
terdapat makula eritematosa, papul serta Diagnosis pasti dengan ditemukannya kutu,
eskoriasi dan ekstremitas inferior dalam batas telur atau feses Sarcoptes scabiei secara
normal, tidak edema dan akral hangat. mikroskopis dengan KOH 10%, uji tinta,
Status neurologis : Reflek fisiologis tetrasiklin fluoresesi test, atau mineral
normal, Reflek patologis (-). Status minyak. Namun tungau sulit ditemukan. Dari
dermatologik: pada regio digiti manus sinistra 900 pasien skabies rata-rata hanya terdapat
et dextra dan regio femoralis, cruris, dan pedis 11 tungau pada setiap penderita dan sebagian
sinistra et dextra terdapat makula besar penderita hanya terdapat 1-5 tungau.
eritematosa, berbatas tegas, jumlah multipel, Metode lain dengan epiluminescence light
bentuk tidak teratur, ukuran miliar-lentikular, microscopy dan Sarcoptes scabiei DNA. 5
distribusi regional disertai papul, berbatas Sebelum ke puskesmas, pasien membeli obat
tidak tegas, jumlah multipel, bentuk bulat, berupa salep di apotik namun keluhan tetap
ukuran miliar, distribusi regional. Terdapat dirasakan pasien. Kemudian pasien
ekskoriasi, kunikulus berwarna putih keabu- memutuskan untuk pergi berobat ke
abuan pada regio digiti manus sinistra et puskesmas. Di puskesmas gedong tataan
dextra. pasien mendapatkan Permetrin 5% salep yang
dioleskan pada seluruh tubuh kecuali bagian
Pembahasan wajah dan lubang kemaluan, dan di
Dilakukan identifikasi masalah pada aplikasikan 1x dalam waktu 10 jam lalu
pasien dengan anamnesa berupa adanya dibersihkan. Apabila keluhan tetap dirasakan
keluhan gatal dimulai dari sela –sela jari kiri penggunaan Permetrin 5% dapat diulang
kemudian menyebar ke sela-sela jari kanan setelah seminggu kemudian. Pengobatan
hingga pergelangan tangan kemudian ke skabies yang dianjurkan adalah menggunakan
kedua kaki dan semakin parah saat malam hari krim Permetrin 5%. Permetrin sebagai anti
dan berkeringat. Pemeriksaan fisik dan skabies lebih poten jika dibandingkan dengan
didapatkan adanya macula eritematosa lindan (gameksan) atau preparat sulfur, juga
disertai papul dan eskoriasi. Sehingga dapat lebih potendan aman pada bayi dan anak .8
ditegakkan diagnosa skabies pada pasien. Wandel dan Rampalo, 2002 melakukan
Pada kunjungan pertama pasien diperoleh tinjauan tingkat kesembuhan penderita
diagnosa penyakit pada pasien ini adalah skabies dengan berbagai macam obat (Tabel
skabies. Ini berdasarkan pada anamnesis 1). Kombinasi antara bensil benzoat dan
berupa gatal terutama pada sela jari tangan, ivermectin keberhasilan terapinya mencapai
gatal dirasakan terutama pada malam hari 100% namun dikarenakan kurangnya
sejak lebih kurang satu minggu yang lalu ketersediaan kombinasi bensil benzoat dan
disertai ditemukannya gejala gatal serupa ivermectin di fasilitas kesehatan primer maka
yang dipilih krim Permetrin 5% yang memiliki memegang peranan penting.10 Penularan
tingkat keberhasilan yang juga cukup tinggi pasien dengan skabies dengan kontak secara
yaitu 98%.12 langsung kurang lebih 10-20 menit sangatlah
penting diperhatikan. Penularan dapat melalui
Tabel 1. Tingkat kesembuhan penderita skabies kontak langsung seperti penggunaan kasur,
12
setelah pengobatan. handuk atau pun pakaian secara bersamaan.
Tingkat Pengobatan kepada keluarga yang terkena
Jenis Obat Skabies
Kesembuhan (%) juga menjadi bagian penting dalam mencegah
Permetrin secara topikal 98 penyebaran penyakit skabies hingga tuntas.1
Ivermectin secara oral (dua 96
kali dosis)
Lindan 96
Daftar Pustaka
1. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia; 2014.
2. Aisah BS, Handoko R. Ilmu Kesehatan
Kulit Kelamin. Edisi ke-7. Balai Penerbit FK
UI. Jakarta: 2015; hlm. 137-40.
3. Siregar RS, Wijaya C dan Anugerah P.
Saripati penyakit kulit dan kelamin. Edisi
ke-3. Jakarta: EGC; 1996. hlm. 191-5.
4. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan
RI. No.829/MENKES/SK/VII/1999 Tentang
Persyaratan Rumah Sehat. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI; 1999.
5. Dinas Kesehatan Kabupaten lima Puluh
Kota. Laporan Tahunan Dinas Kesehatan
Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2014.
Kabupaten Lima Puluh kota: Dinas
Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota;
2015.
6. Heukelbach J, Wilcke T, Winter B dan
Feldmeier, et al., editors. Epidemiology