Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENEGAKAN HAM DI INDONESIA

Dosen : Dr. Mardenis, S.H., M.Si.

Kelompok

1711412019 - Dini Anita Marlin

1711411020 - Fani Anjela

1711411006 - Hasya Prana Dewi

1711412010 - Kennisa Shabilla Risendy

1711411004 - Mia Rizki Anggini

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ANDALAS

2017
I. PENDAHULUAN

Permasalahan tentang HAM adalah hal yang sering dibahas dan dibicarakan
terutama pada era reformasi. Pada era reformasi ini, HAM lebih diperhatikan dan juga
lebih dijunjung tinggi. Kita sebagai makhluk sosial, kita tidak bisa hidup sendiri dan
harus bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai dalam kehidupan kita
melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain baik disengaja maupun tidak
sengaja.

Saat sekarang ini pelanggaran HAM di Indonesia semakin banyak terjadi. Bahkan
masih banyak juga kasus pelanggaran HAM yang belum terselesaikan dengan baik
karena banyak pihak yang masih ragu ragu akan penegakan hak asasi manusia. Selain itu,
juga ada faktor faktor yang mempengaruhi penegakan HAM di Indonesia dan menjadi
penyebab kurang ditegakannya HAM di Indonesia. Maka, penegakan HAM merupakan
salah satu isu penting dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat terutama di
Indonesia.

Setiap manusia wajib mengakui dan menjunjung tinggi HAM. Penindasan atau
pelanggaran terhadap HAM adalah hal yang bertentangan dengan keadilan dan
kemanusiaan. Jika telah terjadi pelanggaran terhadap HAM dibutuhkan penegakannya.
Penegakan HAM membuat manusia yang haknya dilanggar akan mendapatkan keadilan.
Tidak semua orang juga menyadari akan martabat kemanusiaan baik pengakuan maupun
perlakuannya. Kenyataannya, pengakuan akan martabat kemanusiaan lebih mudah
daripada perlakuannya. Jadi, masalah yang akan dipecahkan adalah bagaimana
memperlakukan hak-hak asasi manusia itu di kehidupan nyata sesuai dengan martabat
kemanusiaannya.
II. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)

2. Macam macam Hak Asasi Manusia (HAM)

3. Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia

4. Apa saja program penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM)

5. Apa saja contoh-contoh pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)

6. Bagaimana Cara penegakan Hak Asasi Manusia (HAM)

7. Bagaimana Upaya pencegahan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)


diIndonesia

III. PEMBAHASAN

1. Pengertian HAM

Hak Asasi Manusia (HAM) diartikan dengan hak hak dasar yang dimiliki
setiap manusia dan dibawa sejak lahir serta merupakan pemberian Tuhan Maha
Pencipta.

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh maunusia, sesuai dengan
kodratnya (kaelan: 2002).John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak
yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang
kodrati. (Mansyur Effendi, 1994)

Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak lahir sebagai
anugerah Tuhan yang Maha Esa, bukan pemberian dari manusia atau pengusaha.
Hak asasi manusia sifatnya sangat mendasar bagi hidup dan kehidupan manusia
yang bersifat kodrati yakni tidak bisa terlepas dari dan dalam kehidupan manusia.
 Pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan
bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerag-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh nagara,
hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia”. Selanjutnya dalam Pasal 1 Deklarasi Universal Hak-hak
Asasi Manusia (DUHAM) dinyatakan bahwa : “Semua manusia dilahirkan bebas
dan sama dalam martabat dan hak. Mereka dikarunia akal dan budi nurani dan
harus bertindak terhadap sesama manusia dalam semangat persaudaraan”

HAM mengandung unsur penting sebagai berikut :

a) Hak dasar (pokok), berikut HAM berkaitan dengan hak yang pokok dan
penting bagi kesempurnaan eksistensi manusia ciptaan Tuhan,sebaliknya
hak-hak yang tidak begitu penting, tidak termasuk HAM.

b) Dimiliki setiap manusia. Ini berarti bahwa nilai dasar HAM itu bersifat
universal (berlaku sama dimana saja dan kapan saja). Pelaksanaan HAM
tidak selalu sama disemua negara disebut nilai partikulan HAM. Karena
perbedaan ideologi di antara berbagai negara/bangsa

c) Dibawa ssejak lahir. Hal ini mengandung konsekuensi bahwa perlindungan


HAM merupakan kewajiban setiap pemerintah yang sedang berkuasa dimana
saja.

d) Anugerah tuhan. Konsekuensinya adalah penggunaan HAM harus


disesuaikan dengan keinginan (aturan) Tuhan/agama.

2. Macam-Macam Hak Asasi Manusia (HAM)

Menurut the International Bill of Human Rights, HAM dapat dibedakan


menjadi :

a) Personal Rights (Hak Asasi Pribadi)

Meliputi :

i. Hak mengemukakan pendapat


ii. Hak memeluk agama

iii. Hak beribadah

iv. Hak kebebasan berorganisasi/berserikat

b) Property Rights (Hak Asasi Bidang Ekonomi)

Meliputi :

i. Hak memiliki sesuatu

ii. Hak membeli dan menjual

iii. Hak mengadakan suatu perjanjian/kontrak Hak memilih pekerjaan

c) Rights of Legal Equality (Hak Asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama
dalam hukum dan pemerintahan)

Meliputi :

i. Hak persamaan hukum

ii. Hak asas praduga tak bersalah

iii. Hak untuk diakui sebagai WNI

iv. Hak ikut serta dalam pemerintahan

v. Hak untuk dipilih dan memilih dalam pemilu Hak mendirikan partai politik

d) Political Rights (Hak asasi bidang politik)

Meliputi :

i. Hak untuk diakui sebagai WNI

ii. Hak ikut serta dalam pemerintahan

iii. Hak untuk dipilih dan memilih dalam pemilu Hak mendirikan partai politik
e) Social dan Culture Righrs (Hak Asasi bidang sosial dan kebudayaan)

Meliputi :

i. Hak untuk memilih pendidikan

ii. Hak mendapat pelayana kesehatan Hak mengembangkan kebudayaan

f) Procedural Rights (Hak Asasi Bidang prosedur peradilan

Meliputi : Hak untuk mendapatkan surat perintah perlengkapan /


penggeledehan, hak didampingi pembela dan lain lain.

3. Permasalahan dan Penegakkan HAM di Indonesia

Penegakan hukum dan ketertiban adalah syarat absolut bagi upaya- upaya
penciptaan Indonesia yang damai dan sejahtera. Apabila hukum ditegakkan dan
ketertiban diwujudkan, maka kepastian, rasa aman, tenteram, ataupun kehidupan
yang rukun akan dapat terwujud. Namun ketiadaan penegakan hukum dan
ketertiban akan mengHAMbat pencapaian masyarakat yang berusaha dan bekerja
dengan baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal itu menunjukkan adanya
keterkaitan yang erat antara damai, adil dan sejahtera. Untuk itu perbaikan pada
aspek keadilan akan memudahkan pencapaian kesejahteraan dan kedamaian.

Setiap orang dan setiap badan dalam masyarakat senantiasa menjunjung


tinggi penghargaan tehadap hak-hak dan kebebasa-kebebasan melalui tindakan
progresif baik secara nasional maupun internasional.
Namun manakala manusia telah memproklamasikan diri menjadi suatu kaum atau
bangsa dalam suatu Negara, status manusia individual akan menjadi Status warga
Negara.
Pemberian hak sebagi warga Negara diatur dalam mekanisme kenegaraan.

Berikut ini langkah-langkah dalam upaya penegakan HAM di Indonesia


adalah:
1. Mengadakan langkah kongrit dan sistematik dalam pengaturan hukum positif
2. Membuat peraturan perundang-undang tentang ham
3. Peningkatan penghayatan dan pembudayaan ham pada segenap element
masyarakat
4. Mengatur mekanisme perlindungan ham secara terpadu
5. Memacu keberanian warga untuk melaporkan bila ada pelanggan ham
6. Meningkatkan hubungan dengan lembaga yang menangani ham
7. Membentuk pusat kajian ham
8. Meningkatkan peran aktif media massa
( Muladi ; orientasi pendalaman bidang tugas DPRD I dan DPRD II : 1997)

Dalam penegakan HAM diindonesia perangkat ideology Pancasila dan UUD


1945 harus dijadikan acuan pokok, karena secara terpadu nilai-nilai dasar yang
ada didalamnya merupakan The Indonesia Bill Of Human Right

4. Progran penegakan HAM

Program penegakan hukum dan HAM meliputi pemberantasan korupsi,


antitrorisme, serta pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya.
Oleh sebab itu, penegakan hukum dan HAM harus dilakukan secara tegas, tidak
diskriminatif dan konsisten.

Kegiatan-kegiatan pokok penegakan hukum dan HAM meliputi hal-hal


berikut:

a) Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) dari


2004-2009 sebagai gerakan nasional

b) Peningkatan efektifitas dan penguatan lembaga / institusi hukum ataupun


lembaga yang fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia

c) Peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warga Negara


di depan hukum melalui keteladanan kepala Negara beserta pimpinan lainnya
untuk memetuhi/ menaati hukum dan hak asasi manusia secara konsisten
serta konsekuen
d) Peningkatan berbagai kegiatan operasional penegakan hukum dan hak asasi
manusia dalam rangka menyelenggarakan ketertiban sosial agar dinamika
masyarakat dapat berjalan sewajarnya.

e) Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan


Rencana, Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi.

f) Peningkatan penegakan hukum terhadao pemberantasan tindak pidana


terorisme dan penyalahgunaan narkotika serta obat lainnya.

g) Penyelamatan barang bukti kinerja berupa dokumen atau arsip/lembaga


Negara serta badan pemerintahan untuk mendukung penegakan hukum dan
HAM.

h) Peningkatan koordinasi dan kerja sama yang menjamin efektifitas penegakan


hukum dan HAM.

i) Pengembangan system manajemen kelembagaan hukum yang transparan.

j) Peninjauan serta penyempurnaan berbagai konsep dasar dalam rangka


mewujudkan proses hukum yang kebih sederhana, cepat, dan tepat serta
dengan biaya yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

5. Contoh-contoh Pelanggaran HAM

a) Pada Masa Orde Lama

Pada masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan memasuki


masa demokrasi parlementer, masalah pelanggaran HAM tidak begitu
diangkat ke permukaan. Pada dasarnnya,memang di masa ini pelanggaran
HAM dianggap begitu minim terjadi, kalaupun terjadi konflik bersenjata,
seperti Darul Islam, PRRI/Permesta yang penyelesaiaanya jelas menimbulkan
korban pelanggaran HAM

Goresan catatan terhadap pelanggaran HAM di Indonesia mulai


mengemuka yakni pada masa Demokrasi Terpimpin, di mana pada masa itu
kebebasan terhadap beberapa hak asasi mulai dibatasi, seperti dalam bentuk
hak mengeluarkan pendapat, adanya kejadian pembubaran beberapa partai
oleh pemerintah, seperti yang dialami oleh Masyumi dan PSI dan sekaligus
pemimpinnya yakni Moh. Natsir dan Syahrir ditahan. Selain itu, peristiwa
pelanggaran HAM di masa orde lama yang cukup fenomenal terjadi pada
tahun 1996, yakni tewasnya Arief Rahman Hakim seorang mahasiswa
Fakultas Kedokteran tingkat empat Universitas Indonesia, aktivis Gerakan
Pemuda Marhaen akibat terkena peluru pasukan Tjakrabirawa pada saat
terjadinya aksi di Istana Negara

b) Pada Masa Orde Baru

Masa Orde Baru ini begitu banyak memberikan catatan kelam terhadap
pelanggaran HAM di Indonesia dan ditambahkan pula dengan tidak ada
penyelesaiannya melalui proses hukum yang jelas. Dengan dalih untuk
mewujudkan stabilitas politik, telah banyak rambu-rambu HAM banyak yang
dilanggar, diantaranya:

i. Partai-partai politik sepanjang masa Orde Baru, dalam hal ini PPP dan
PDI selalu diobok-obok dan di pecah belah, sementara para pemimpinnya
diadu domba, sedangkan Golkar dijadikan kekuatan politik utama di
samping militer

ii. Pada pertengahan 1984 terjadi peritiwa Tanjung Priok, yang pada
mulanya diawali oleh adanya aksi-aksi umat Islam di Tanjung Priok yang
memprotes kebijakan pemerintah yang dipandang lebih condong sekuler
dan menguntungkan golongan kristen/katholik dan etnis Tionghoa yang
diwakili oleh segelintir cukong yang menjadi koroni Presiden Soeharto,
dianggap telah merugikan kepentingan umat Islam Indonesia. Aksi ini
semakin mencapai memanas pada saat umat islam Tanjung periok di
bawah pimpinan Amir Biki menuntut untuk membebaskan salah seorang
umatnya yang ditahan pihak penguasa dan mencapai puncaknya pada saat
pembakaran sepeda motor seorang tentara yang dituduh telah menodai
sebuah masjid di Tanjung Priok dengan air got. Kemudian aksi protes ini
dihadapi oleh pihak militer dengan sangat resesif yang mengakibatkan
ratusan umat islam menjadi korban, baik luka-luka maupun meninggal
dunia, akibat tembakan yang dilakukan pihak militer secara membabi
buta.

iii. Untuk pelanggaran terhadap kebebasan pers pada masa itu yakni berupa
pengekangan yang ditandai dengan ditentukannya bahwa setiap penerbit
harus mempunyai surat izin terbit (SIT), dan surat izin usaha penerbit
pers (SIUPP). Selain itu pelanggaaran hak asasi bagi pers dilakukan pula
oleh pemerintah dengan membredel Sinar Harapan pada tahun 1984 dan
terhadap majalah Tempo,Detik, dan editor pada tahun 1994.

iv. Pelanggaran HAM di daerah konflik yang diberi status Daerah Operasi
Militer (DOM), seperti yang terjadi di Aceh,telah begitu banyak
menimbulkan bentuk-bentuk pelanggaran HAM terhadap penduduk sipil
yang berupa penyiksaan,penganiayaan,pemerkosaan yang berulang-ulang
dan pola yang sama.

v. Kejadian lainnya adalah peristiwa Talangsari lampung pada 7 Februari, di


mana sebuah komunitas pengajian yang berlokasi di Dukuh Talangsari III
(cihideung), Desa Rajabasa Lama,kecamatan Way Jepara,kabupaten
lampung Tengah dibawah pimpinan Imam Warsid menjadi anggota
komando Jihad dan mempraktekan ajaran islam yang menyimpang,
ditangkapi dan ada beberapa orang yang dibunuh.

vi. Kemudian di sepanjang tahun 80-an, dalam rangja menanggulangan aksi-


aksi kriminal yang semakin meningkat, telah terjadi pembunuhan
terhadap “para penjahat” secara misterius yang terkenal dengan istilah
“petrus” (penembakan misterius). Ratusan penjahat atau yang diduga
misterius , dan mayatnya dimasukan kedalam karung kemudian dibuang
begitu saja di pinggir-pinggir jalan. Tidak ada pernyataan resmi yang
dikeluarkan aparat keamanan mengenai pembunuhan gelap ini. Baru pada
otobiografinya, presiden Soeharto menyatakan bahwa pembunuhan-
pembunuhan gelap ini diperlukan untuk memberikan sochk therapy atau
terapi goncangan.
vii. Pada 9 Mei 1993, di Modjokerto,Jawa Timur,Marsinah seorang aktifis
buruh pabrik arloji PT Catur Putra Surya setelah mengalami siksaan
kantor kodim mati terbunuh dan mayatnya dibuang dipinggir hutan
wilangan,Ngajuk. Awal permasalahan adalah pemutusan hubungan kerja
dan pembagian pesangon di Kodim Sidoarjo. Pada 3 Mei 1993 pabrik
Mojokerto terjadi unjuk rasa di mana Marsinah turut berteriak-teriak
menuntut kenaikan upah sebesar Rp.500 dari Rp.1600 per hari.
Walaupun beberapa hari kemudian tercapai kesepakatan dan unjuk rasa
berakhir, tetapi mereka harus menanti bukti janji-janji dari pihak
perusahaan. Setelah itu, 12 orang dibunuh diperiksa oleh pihak kodam.
Stelah mayat Marsinah ditemukan terjadi rekayasa atas pembunuhan
tersebut dengan menjadikan Yudi Susanto, direktur utama dan beberapa
orang satpam menjadi otak dan pelaku pembunuhan. Mereka dituduh
mengadakan rapat rencana pembunuhan pada 5-7 Mei kemudian mereka
disiksa dan dipaksa untuk mengaku sebagai pelakunya. Sebelumnya
semua saksi diculik dan disekap beberapa waktu lamanya sebelum
diserahkan kepada pihak kepolisian. Mereka dijatuhi hukuman yang
cukup berat oleh pengadilan setempat.Namun, putusan kasasi Makamah
Agung telah membebaskan seluruh terdakwa peristiwa pembunuhan
aktivis buruh tersebut. Hingga saat ini belum juga terungkap secara
gamblang siapa yang sesungguhnya bertanggung jawab atas pembunuhan
tersebut.

viii. Demikian juga di Yogyakarta, terjadi pembunuhan atas diri Udin,


seorang wartawan harian Bernas yang kritis dan memberitakan korupsi
yang dilakukan Bupati Bantul. Kembali terjadi rekayasa, seolah-olah
pembunuhan ini berlatar belakang percintaan dan yang membunuh Udin
yang sempat diadili dan dijatuhi hukuman. Namun, ditingkat banding
tersangka pembunuh Udin dinyatakan tidak bersalah dan dibebaskan.
Seperti peristiwa Marsinah, hingga saat ini siapa pembunuh Udin
sesungguhnya belum juga terkangkap.

ix. Pelanggara HAM di masa Orde Baru mengalami puncaknya dan


menghentak kaum perempuan dan etnis Tionghoa di Indonesia yakni
telah terjadinya pemerkosaan masal terhadap perempuan etnis Tionghoa
dalam peristiwa Mei 1998. Hasil temuan Tim Gabungan Pencari Fakta
(TGPF) yang dibentuk pemerintah pada saat itu untuk melakukan
investigasi terhadap peristiwa kerusuhan Mei 1998, menguatkan dugaan
terjadinya perkosaan massal dalam peristiwa kerusuhan tersebut.

c) Pada Masa Reformasi

Untuk masa reformasi, kejadian bersejarah terhadap pelanggaran HAM


di Indonesia yang juga cukup menyita perhatian dunia Internasional,yakni
terbunuhnya aktivis HAM Indonesia,Munir. 7 September 2004, Munir tewas
dalam penerbangan Singapura-Amsterdam.Munir tewas akibat diracun
dengan arsenik yang kadarnya sangat mematikan,yakni 83 mg di lambung;
3,1mg/liter di darah dan 4,8 mg/liter di urine, oleh pihak-pihsk yang tidak
berkemanusian yang adil dan beradab. Sampai dengan saat ini, mengenai
siapa pelakunya? Dan mengapa Munir dibunuh, semuanya tidak jelas

6. Cara Penegakkan HAM

Penegakkan HAM adalah berbagai tindakan yang dilakukan untuk membuat


HAM semakin diakui dan dihormati oleh pemerintah dan masyarakat.

Upaya HAM dilakukan dengan dua pendekatan:

a) Pencegahan

Pencegahan adalah upaya untuk menciptakan kondisi yang semakin


kondusif bagi penghirmatan HAM dengan cara persuasif.

Upaya pencegahan:

i. Penciptaan perundang-undangan HAM yang lengkap

ii. Penciptaan lembaga-lembaga pemantau dan pengawas


pelaksanaan HAM

iii. Penciptaan perundang-undangan dengan pembentukan lembaga


peradilan HAM
iv. Pelaksanaan pendidikan HAM kepada masyarakat melalui
pendidikan dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat

b) Penindakkan

Penindakan adalah upaya untuk menangani kasus pelanggaran HAM


berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.

Upaya penindakan :

i. Pelayanan, konsultasi, pendampingan, dan advokasi bagi


masyarakat yang menghadapi kasus HAM

ii. Penerimaan pengaduan dari korban pelanggaran HAM

iii. Investigasi dengan pencarian data, informasi, dan fakta yang


terkait dengan peristiwa di dalam masyarakat

iv. Penyelesaian perkara melalui perdamaian, negosiasi, mediasi,


konsiliasi, dan penilaian ahli

v. Penyelesaian perkara pelanggaran HAM berat melalui peradilan


HAM

Hambatan dan tantangan dalam penegakkan HAM di Indonesia

a) Dari dalam negeri

i. Adanya hukum sebagai peninggalan atau warisan hukum colonial.

ii. Adanya peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh


pemerintah orde lama yang bersifat otoriter.

iii. Penegakkan hukum yang kurang atau tidak bijaksana karena


bertentangan dengan aspirasi masyarakat.

iv. Kesadaran hukum yang rendah sebagai akibat rendahnya SDM.

v. Rendahnya penguasaan hukum dari sebagian aparat penegak hukum.

vi. Mekanisme lembaga penegak hukum dan HAM yang belum


terpadu.

vii. Keadaan geografis Indonesia yang luas.


b) Dari luar negeri

i. Penetrasi idiologi dan kekuatan komunisme.

ii. Penetrasi idiologi dan kekuatan liberalisme. 

Peran masyarakat dalam menegakkan HAM 

b) Dalam masyarakat perlu ditegakkan norma yang mencerminkan keadilan


dan perlindungan hak warga negara masyarakat.

c) Bila terdapat permasalahan dalam masyarakat hendaknya cara yang


diterapkan untuk mengatasinya dengan mengutamakan musyawarah
mufakat.

d) Perlu dihindari tindakan eigenrichting (main hakim sendiri) dalam


masyarakat sehingga tercipta kepastian hukum.

e) Hukum dan keadilan serta upaya menegakkan dan melindungi HAM


dilakukan oleh segenap pihak melalui pengetahuan dan kesadaran.

f) Pemerintah sebagai alat negara diamanati untuk melindungi segenap


bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia (Pembukaan UUD’45 alinea
IV).

7. Upaya pencegahan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) diIndonesia

Upaya penanganan pelanggaran HAM di Indonesia yang bersifat berat, maka


peyelesaiannya dilakukan melalui pengadilan HAM. Sedangkan untuk kasus
pelanggaran HAM yang biasa diselesaikan di pengadilan umum. Beberapa upaya
yang dapat dilakukan setiap orang dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah
terjadinya pelanggaran HAM serta menghargai dan menegakkan HAM antara lain
dapat dilakukan melalui perilaku sebagai berikut:

a) Mematuhi instrumen-instrumen HAM yang telah ditetapkan

b) Melaksanakan hak asasi yang dimiliki dengan penuh tanggung jawab

c) Memahami bahwa selain memiliki hak asasi, setiap orang jga memiliki
kewajiban asasi yang harus dijalankan dengan penuh tanggungjawab
d) Tidak semena-mena trhadap orang lain

IV. KESIMPULAN

Hak asasi manusia adalah hak dasar atau hak yang melekat pada semua manusia
sejak lahir ke dunia dan tidak dapat diganggu gugat karena merupakan anugerah Allah
SWT. Hak asasi ini bersifat universal, tidak dapat dicabut, tidak dapat dibagi. Ada
beberapa macam hak asasi manusia yaitu; hak asasi pribadi, hak asasi politik, hak
asasi hukum, hak asasi ekonomi, hak asasi peradilan, hak asasi sosial budaya. Di
Indonesia, masih banyak terjadi kasus-kasus pelanggaran HAM dan permasalahan
penegakan HAM. Dalam penggolongannya kasus pelanggaran HAM di Indonesia
terbagi menjadi dua jenis yakni pelanggaran HAM ringan dan berat. Contoh dari
pelanggaran HAM ringan yaitu melanggar kebebasan berpendapat, melakukan
pemaksaan kehendak, dan melarang melakukan aktivitas. Setiap manusia mempunyai
keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tetapi satu hal yang perlu diingat bahwa jangan
pernah melanggar atau menindas HAM orang lain. Sedangkan contoh dari
pelanggaran HAM berat yaitu membunuh, memenjarakan orang tanpa sebab, dan
melecehkan martabat seseorang. Contoh kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia
adalah tragedi semanggi, kasus terbunuhnya Munir, tragedi Trisakti, dan banyaknya
kasus pembunuhan yang terjadi, kekerasan terhadap anak. Banyaknya kasus
pelanggaran yang terjadi sehingga dibutuhkan juga penegakan HAM agar kasus
pelanggaran HAM tidak semakin banyak. Upaya menghormati, melindungi, dan
menjunjung tinggi HAM menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama antara
individu, pemerintah, dan negara. Penegakan HAM di Indonesia masih dirasa kurang,
karena masih banyak terjadi kasus-kasus pelanggran HAM. Dalam upaya
perlindungan dan penegakan Ham telah dibentuk lembaga-lembaga resmi oleh
pemerintah seperti Komnas Ham, Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap
Perempuan, Peradilan HAM, KPAI dan lain lain. Program penegakan HAM meliputi
pembuatan Undang-Undang HAM, dibentuknya institusi penegakan HAM,
pemberantasan korupsi, antiterorisme serta pembasmian penyalahgunaan narkotika
dan obat berbahaya. Penegakan dan perlindungan tidak menjadi tanggung jawab
negara saja, melainkan juga tanggung jawab setiap manusia.
V. DAFTAR PUSTAKA

Buku Pendidikan Kewarganegaraan dalam rangks pengembangan kepribadian bangsa


Dr. Mardenis, S.H., M.Si.

Buku Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia Muhammad Erwin, S.H.,


M.Hum

Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk perguruan tinggi Berdasarkan SK dirjen


Dikti No.43 /Dikti/Kep/2006

https://www.kompasiana.com/alfiandy/permasalahan-dan-penegakkan-hak-asasi-
manusia-di-indonesia56aa38d163afbdbe0af7501f

http://winneragi.blogspot.co.id/2013/07/pengertian-hak-asasi-manusia-dan.html

Anda mungkin juga menyukai