Anda di halaman 1dari 20

III.

LAPORAN PENGUJIAN

A. Uji Pemadatan Tanah Standar


(Standard Compaction Test)

1. Tujuan

Tujuan percobaan uji pemadatan tanah standar adalah untuk menentukan

kepadatan maksimum suatu jenis tanah melalui cara tumbukan, yaitu

mengetahui hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah, dapat

digunakan standard proctor.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

a. Sampel tanah tidak asli seberat 15 kg.

b. Air bersih 5000 cc.


3. Peralatan

1. Mold standard berdiameter 4” yang terdiri dari:

a. Plat dasar

b. Mold

c. Collar (leher penahan tanah)

2. Palu karet

3. Hammer seberat 4,54 kg untuk modified proctor


4. Pan segiempat / talam.

5. Sendok pengaduk tanah.

6. Gelas ukur 1000 cc.

7. Pisau pemotong.

8. Saringan No.4, diameter 4,75 mm.


9. Timbangan kapasitas 1 kg.

10. Timbangan kapasitas 20 kg.

11. Container 5 buah.

12. Kantong plastik 5 buah.

13. Oven dengan pengatur suhu dan waktu.

14. Kain Lap / Sikat Baja.


4. Prosedur Percobaan

Adapun prosedur percobaan uji pemadatan tanah standar adalah:

a. Penambahan air:

1. Mengambil tanah seberat kira – kira 15 kg dengan menggunakan

karung goni / karung plastik dan menjemur tanah bila masih basah.

2. Menghancurkan tanah yang masih menggumpal dengan palu karet

atau meremas tanah dengan tangan, setelah tanah agak kering.

3. Mengayak butiran tanah yang telah dipisahkan dengan ayakan

No. 4.

4. Memisahkan butiran tanah yang lolos saringan No. 4 atas 6 (enam)

bagian, memasukkan ke dalam plastik dan menimbang tanah

tersebut seberat 2,5 kg untuk setiap plastik dan mengikatnya rapat

– rapat.

5. Mengambil sebagian butiran tanah yang mewakili sampel tanah

untuk menentukan kadar air mula – mula. Menggunakan satu

container hingga butiran tanah dapat mewakili keseluruhan sampel

tanah dalam plastik. Melakukan seperti pengujian kadar air.

6. Untuk menentukan perkiraan kadar air optimum dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

a. Dengan menyemprotkan / menambahkan air pada sebagian

sampel yang tidak terpakai (sisa tanah lolos saringan No. 4,

tetapi tidak terpakai). Menambahan air sedikit demi sedikit

sambil mengaduk tanah dengan tangan sampai merata. Akan

mendapatkan campuran yang apabila dikepalkan dengan


tangan, apabila tangan dibuka tanah tidak hancur dan tidak

lengket di tangan. Mengambil sebagian untik mengetahui

perkiraan kadar air optimum.

b. Mengambil tanah seberat 2,5 kg kemudian menambahkan air

sedikit demi sedikit. Setelah merata, mengepalkan tanah

dengan tangan dan apabila dibuka tanah tidak hancur dan tidak

lengket di tangan. Setelah mendapatkan campuran tanah,

mencatat banyaknya air yang ditambahkan. Menghitung

perkiraan air optimum dengan rumus:

Wi+100
Wop=Ww× +Wi
W

Dimana:

Ww = Penambahan air (cc)

Wi = Kadar air mula – mula (%)

W = Berat tanah (gram)

7. Menyiapkan penambahan air untuk setiap plastik setelah

mendapatkan perkiraan kadar air optimum. Melakukan

penambahan air dengan selisih 3% untuk setiap plastik, dimana 3

sampel di bawah dan 3 sampel di atas perkiraan kadar air optimum.

Penambahan air untuk setiap sampel tanah dalam plastik dapat

dihitung dengan rumus:

a. Berat air mula – mula:

Wa/100×W
Wwa=
1+Wa/100
b. Berat air sesuai dengan kadar air yang dibutuhkan:

Wb/100×W
Wwb=
1+Wb/100

c. Penambahan air:

Ww=Wwb−Wwa

Dimana:

W = Berat tanah (gram).

Wa = Kadar air mula – mula (%).

Wb = Kadar air yang dibutuhkan (%).

Wwa = Berat air mula – mula (gram).

Wwb = Berat air yang dibutuhkan (gram).

Ww = Berat air yang ditambahkan (gram).

8. Sesuai perhitungan, melakukan penambahan air pada tiap plastik di

atas talam / pan. Mengaduk sampel tanah dengan sendok pengaduk

sampai merata. Memasukkan kembali sampel tanah ke dalam

plastik dan mengikatnya rapat – rapat dan menyimpan sampel

tanah tersebut selama 24 jam agar mendapatkan kadar air yang

merata.

b. Pemadatan tanah:

1. Menimbang mold standar diameter 4” beserta lasnya (tanpa collar)

atau leher penahan pada mold dengan ketelitian 1 gram.

2. Memasang collar pada mold, mengencangkan mur penjepit dan

meletakkan pada tempat yang kokoh (mold di atas papan / balok

agar lantai tidak lecah).


3. Mengambil salah satu sampel tanah dari dalam plastik yang telah

disiapkan (dimulai dari sampel tanah dengan kadar air terendah).

Meletakkan di atas talam dan membagi menurut metode

pemadatan. Apabila menggunakan Proctor Standard, membagi

tanah menjadi 3 bagian. Memasukkan bagian pertama ke dalam

mold lebih kurang setinggi 2/3 dari tinggi mold (tanpa collar),

menumbuk sebanyak 25 kali secara merata. Memasukkan tanah

bagian kedua setinggi mold (tanpa collar) kemudian menumbuk

sebanyak 25 kali secara merata. Setelah itu, memasukkan tanah

bagian ketiga setinggi collar dan menumbuknya sebanyak 25 kali

secara merata.

4. Melepaskan collar dan meratakan permukaan tanah pada mold

dengan pisau pemotong. Meratakan dengan tanah yang kelebihan

hingga mold menjadi rata apabila terdapat rongga tanah yang

kosong.

5. Menimbang mold beserta alas dan tanah yang berada di dalamnya

dengan ketelitian 1 gram.

6. Mengeluarkan tanah dari mold dengan dongkrak. Mengambil

bagian tanah (atas, tengah dan bawah) dengan menggunakan 2

container untuk pemeriksaan kadar air. Hanya 1 container yang

digunakan untuk perhitungan dan 1 container lainnya untuk

mengecek apabila terdapat kesalahan dengan melakukan pengujian

seperti pengujian kadar air.


7. Mengulangi prosedur percobaan (b2) sampai prosedur percobaan

(b6) untuk sampel tanah yang lain sehingga akan diperoleh 6 data

pemadatan tanah.

8. Membersihkan alat – alat praktikum.

5. Data Hasil Percobaan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka didapatlah data-data

sebagai berikut, antara lain :

Diameter mold 4 inci = 10,16 cm

Tinggi mold : 4,584 inci = 11,643 cm

Volume mold : ¼ x π x (10,16)2 x 11,643

: 943,9352 cm3

Berat jenis (GS) : 2,625 gr/cm3

Picnometer A (gram) C (gram)

Berat Picnometer (W1) 55,29 57,39

Berat Picnometer + Tanah (W2) 69,75 72,21

Berat Picnometer + Air + Tanah (W3) 156,701 159,324

Berat Picnometer + Air (W4) 147,75 150,15


a. Berat Jenis (GS) untuk Picnometer A

= W2 –W1
(W4 – W1) – (W3 – W2 )

= 69,75 – 55,29
(147,75 – 55,29) – (156,701 – 69,75

= 2,6248 gr/cm3
b. Berat Jenis (GS) untuk Picnometer C
= W2 –W1
(W4 – W1) – (W3 – W2 )

= 72,21 – 57,39
(150,15 – 57,39) – (159,324 – 72,21)

= 2,6249 gr/cm3

c. Berat Jenis (GS) rata-rata

= 2,6248 + 2,6249
2

= 2,6249 gr/cm3

= 2,625 gr/cm3

Sampel I II III IV V
Berat Sampel 25 kg 25 kg 25 kg 25 kg 25 kg
Penambahan air (%) 8,8% 11,8% 14,8% 17,8% 20,8%
Penambahan air (cc) 220 295 370 445 520

Berat Volume
Sampel I II III IV V
Berat mold + tanah (Wms)
3,061 3,266 3,463 3,391 3,369
(kg)
Berat mold (Wm) (kg) 1,784 1,784 1,784 1,784 1,784
Berat tanah (W) (kg) 1,277 1,482 1,679 1,607 1,385

Kadar Air

Container 1 2 3 4 5
Berat container (gr) 9,85 9,53 9,1 9,78 9,30
Berat container + tanah basah
56,81 55,16 48,22 53,34 58,22
(gr)
Berat container + tanah
52,13 49,70 42,67 46,06 48,77
kering (gr)

6. Perhitungan

a. Sampel I (pengurangan air 6%)

1. Berat tanah

W = Wms – Wm

= 3,061 – 1,784

= 1,277 kg

2. Berat Volume

W
γ = V

W 1277
V= 943,9352

1855
= 1,3528 gr/cm3
942

3. Kadar air
(Wcs−Wds)
×100 %
ω = (Wds−Wc)

56,81−52,13
×100%
= 52,13−9,85

(50,50−43,40)
= 11,0691 % x 100 %
(43,40−2,95)

4. Berat Volume Kering

γ
γd = ( 1+ω )

1,3528 1,9692
= 1+0 ,1107 (1+0,1755)

= 1,2180 gr/cm3

6. Berat volume zero air void


(Gs×γw )
zav = (1+Gs×ω)

(Gs x γw) (2 , 625×1) (2,5 x 1)


(1+Gs x ω) = (1+2 ,625×0 , 1107) (1+2,5 x 0,1755)

= 2,0340 gr/cm3

b. Sampel II (pengurangan air 3%)

1. Berat tanah

W = Wms – Wm

= 3,266 – 1,784

= 1,482 kg
2. Berat Volume

W
γ = V

W 1,482
V= 943,9352

1855
= 1,5700 gr/cm3
942

3. Kadar air

(Wcs−Wds)
×100 %
ω = (Wds−Wc)

55 ,16−49 ,70
×100 %
= 49 ,70−9 ,53

(50,50−43,40)
= 13,5922 % x 100 %
(43,40−2,95)

4. Berat Volume Kering

γ
γd = ( 1+ω )

1,5700 1,9692
= 1+0 ,1359 (1+0,1755)

= 1,3822 gr/cm3

5. Berat volume zero air void


(Gs×γw )
zav = (1+Gs×ω)

(Gs x γw) (2 , 625×1 ) (2,5 x 1)


(1+Gs x ω) = (1+2 ,625×0 , 1359) (1+2,5 x 0,1755)

= 1, 9347 gr/cm3
c. Sampel III (kadar air optimum)

1. Berat tanah

W = Wms – Wm

= 3,463 – 1,784

= 1,679 kg

2. Berat Volume

W
γ = V

W 1679
V= 943,9352

1855
= 1,7787 gr/cm3
942

3. Kadar air

(Wcs−Wds)
×100 %
ω = (Wds−Wc)

48 ,22−42,67
×100 %
= 42 ,67−9,1

(50,50−43,40)
= 16,5326 % x 100 %
(43,40−2,95)

4. Berat Volume Kering

γ
γd = ( 1+ω )
1,7787 1,9692
= 1+0 ,1653 (1+0,1755)

= 1,5264 gr/cm3

5. Berat volume zero air void


(Gs×γw )
zav = (1+Gs×ω)

(Gs x γw) (2 , 625×1 ) (2,5 x 1)


(1+Gs x ω) = (1+2 ,625×0 , 1653) (1+2,5 x 0,1755)

= 1,8306 gr/cm3

d. Sampel IV (penambahan air 3%)

1. Berat tanah

W = Wms – Wm

= 3,391 – 1,784

= 1,607 kg

2. Berat Volume

W
γ = V

W 1607
V= 943,9352

1855
= 1,7024 gr/cm3
942

3. Kadar air

(Wcs−Wds)
×100 %
ω = (Wds−Wc)
53,34−46 ,06
×100%
= 46,06−9,78

(50,50−43,40)
= 20,0662 % x 100 %
(43,40−2,95)

4. Berat Volume Kering

γ
γd = ( 1+ω )

1,7024 1,9692
= 1+0 ,2007 (1+0,1755)

= 1,4179 gr/cm3

5. Berat volume zero air void


(Gs×γw )
zav = (1+Gs×ω)

(Gs x γw) (2 , 625×1 ) (2,5 x 1)


(1+Gs x ω) = (1+2 ,625×0 , 2007) (1+2,5 x 0,1755)

= 1,7194 gr/cm3

e. Sampel V (penambahan air 6%) :

1. Berat tanah

W = Wms – Wm

= 3,169 – 1,784

= 1,385 kg

2. Berat Volume

W
γ = V
W 1385
V= 943,9352

1855
= 1,4673 gr/cm3
942

3. Kadar air

(Wcs−Wds)
×100 %
ω = (Wds−Wc)

58,22−48 ,77
×100 %
= 48,77−9, 30

(50,50−43,40)
= 23,9422 % x 100 %
(43,40−2,95)

4. Berat Volume Kering

γ
γd = ( 1+ω )

1,4673 1,9692
= 1+0 ,2394 (1+0,1755)

= 1,1838 gr/cm3

5. Berat volume zero air void


(Gs×γw )
zav = (1+Gs×ω)

(Gs x γw) (2 , 625×1) (2,5 x 1)


(1+Gs x ω) = (1+2 ,625×0 , 2394 ) (1+2,5 x 0,1755)

= 1,6119 gr/cm3

Perhitungan berikutnya terdapat pada tabel berikut :


Sampel I II III IV V
W (gr) 1277 1482 1679 1607 1385
γ (gr/cm3) 1,3528 1,5700 1,7787 1,7024 1,4673
ω(%) 11,0691 13,5922 16,5326 20,0662 23,9422
γd ( gr/cm3) 1,2180 1,3822 1,5264 1,4179 1,1838
γzav (gr/cm3) 2,0340 1,9347 1,8306 1,7194 1,6119

Keterangan :

Sampel I : Pengurangan 6%

Sampel IV : Pengurangan 3%

Sampel II : Kadar air optimum

Sampel V : Penambahan 3%

Sampel III : Pengurangan 6%


7. Simpulan dan Saran

a. Simpulan

Dari data hasil percobaan dan perhitungan terhadap data tersebut, dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut

1. Berat volume kering (γd) dan kadar air (ω) yang diperoleh:

Pengurangan air 6% : γd = 1,4662 gr/cm3 ; ω = 11,0691 %

Pengurangan air 3% : γd = 1,5663 gr/cm3 ; ω = 16,5326 %

Penambahan air 0% : γd = 1,5868 gr/cm3 ; ω = 13,5922 %

Penambahan air 3% : γd = 1,5688 gr/cm3 ; ω = 20,0662 %

Penambahan air 6% : γd = 1,5249 gr/cm3 ; ω = 23,9422 %

2. Dari grafik hubungan antara kadar air (ω) dan berat volume kering

(γd) didapat berat volume kering maksimum sebesar 1,54 gr/cm3


3. Dari grafik hubungan antara kadar air (ω) dan berat volume kering

(γd) juga didapat kadar air optimum sebesar 17 %.Pada saat kadar

air optimum didapatkan nilai γzav sebesar 1, 8306 gr/cm3

4. Didapatkan perbandingan terbalik antara ZAV (Zero Air Void)

dengan kadar air. Semakin besar kadar air , maka semakin kecil

nilai ZAV sampel tersebut, begitu juga sebaliknya.

b. Saran

Saran yang dapat diberikan untuk percobaan uji pemadatan tanah

standar adalah

1. Hasil dari percobaan uji pemadatan tanah yaitu tanah yang diuji

memiliki kepadatan tanah yang baik sehingga tanah tersebut baik

digunakan untuk konstruksi jalan.

2. Untuk praktik uji pemadatan tanah standar di masa yang akan

datang diharapkan praktikan dapat mengambil kesimpulan dari

praktikum tersebut, sehingga ilmu yang disampaikan dalam

praktikum mudah diserap oleh para praktikan.

3. Laboratorium agar lebih melengkapi peralatan praktikum, sehingga

kegiatan praktik dapat berjalan sesuai prosedur yang telah dibuat.

Agar lebih jelas dalam memberikan informasi kepada para


praktikan mengenai prosedur percobaan yang sedang dilakukan,

sehingga percobaan dapat dilaksanakan dengan lebih efektif.

Anda mungkin juga menyukai