TEKNOLOGI PAKAN
Oleh:
Kelas D
Kelompok 8
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
Bahan Pakan Secara Fisik”. Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas mata
praktikum ini serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar ke
depannya laporan akhir ini dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga laporan akhir
ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB Halaman
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 6
1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................... 7
1.3 Maksud dan Tujuan .......................................................................... 7
1.4 Waktu dan Tempat............................................................................ 7
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pakan................................................................................................. 8
2.2 Jagung ............................................................................................... 8
2.3 Penggilingan ..................................................................................... 9
2.4 Penyaringan ...................................................................................... 10
2.5 Pengeringan ...................................................................................... 10
2.6 Kadar Air .......................................................................................... 11
2.7 Densitas............................................................................................. 12
iii
IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengolahan Bahan Pakan Secara Fisik ............................................ 17
4.1.1 Hasil Pengamatan ................................................................... 17
4.1.2 Pembahasan ............................................................................ 19
4.2 Evaluasi Pengolahan Bahan Pakan Secara Fisik .............................. 23
4.2.1 Hasil ........................................................................................ 23
4.2.2 Pembahasan ............................................................................ 25
LAMPIRAN ................................................................................................. 32
iv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Tabel 1. Produktivitas Mesin Hammer Mill dengan Kadar Air Tinggi ... 17
Tabel 2. Proporsi Ukuran Partikel Jagung dalam (%) dengan Kadar
Air Tinggi .................................................................................... 17
Tabel 3. Produktivitas Mesin Hammer Mill dengan Kadar Air Rendah ... 18
Tabel 4. Proporsi Ukuran Partikel Jagung dalam (%) dengan Kadar
Air Rendah .................................................................................. 19
Tabel 5. Uji Volume ................................................................................. 23
Tabel 6. Berat Benis Bahan....................................................................... 24
Tabel 7. Densitas Tepung Jagung ............................................................. 24
v
I
PENDAHULUAN
Kualitas nutrisi dalam bahan pakan terus menurun seiring waktu yang
diakibatkan karena banyak faktor, sehingga perlu adanya pengolahan bahan pakan
pada bahan pakan tersebut. Pengolahan pakan dapat dilakukan dengan cara
bentuk fisiknya dengan menggunakan mesin atau alat bantu yang mengubah
bentuk asli dari bahan pakan tersebut menjadi bahan pakan yang mudah
dan juga penyaringan. Hasil pengolahan secara fisik tersebut akan mengubah
pakan.
Pengeringan ini sangat penting karena dapat mengurangi kandungan air dan resiko
kerusakan bahan sehingga dapat dipertahankan kualitasnya. Pengetahuan
mengenai pengolahan bahan pakan ini merupakan hal yang penting dalam
dan pengeringan.
7
1. Bagaimana pengolahan bahan pakan secara fisik dengan kadar air yang
2. Bagaimana pengolahan bahan pakan secara fisik dengan kadar air yang
1. Mengetahui pengolahan bahan pakan secara fisik dengan kadar air yang
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pakan
Pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, dapat dicerna sebagian
atau seluruhnya, dan bermanfaat bagi ternak, oleh karena itu apa yang disebut
pakan adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi persyaratan tersebut di atas dan
Kebutuhan pakan terkait erat dengan jenis ternak, umur ternak, tingkat produksi.
Konsumsi bahan kering pakan ditentukan oleh tubuh ternak. Macam ransum,
(Tillman, 1998).
menjadi empat kategori, yaitu : bentuk butiran, tepung pellet dan bentuk cairan.
Bentuk butiran umumnya lebih disukai unggas, seperti bahan baku pakan jagung,
gandum, sorghum dan lain-lain. Bentuk tepung umumnya diperoleh dari bahan
baku seperti bekatul, dedak gandum, tepung tulang, tepung ikan dan lain-lain
2.2 Jagung
Jagung atau bisa disebut dengan maize adalah makanan serta pakan
penting dibelahan bumi bagian barat. Jagung dapat tumbuh diberbagai kondisi
iklim. Sejak zaman pra sejarah, jagung telah menjadi makanan pokok bangsa
Meksiko dan Amerika Latin. Kata maize dalam perdagangan global lebih sering
Meksiko memiliki banyak varietas jagung, yaitu sebanyak 65. Tanaman jagung
perubahan iklim dan memiliki masa hidup 70-210 hari. Jagung dapat tumbuh
hingga ketinggian 3 meter, jagung memiliki nama latin zea mays. Tidak seperti
Jagung dapat menghasilkan hasil panen melimpah dengan curah hujan 300
juga berdampak pada berkurangnya hasil panen (Belfield dan Brown, 2008).
2.3 Penggilingann
dilakukan dengan proses kering. Tepung yang dihasilkan dari proses kering lebih
menggunakan mesin penggiling tipe disk mill (cakram) yang merupakan proses
disk mill akan menghasilkan produk yang lebih halus dan seragam. Sebelum
diperhatikan yaitu varietas, kekerasan bahan, struktur mekanis dan kadar air bahan
2.4 Penyaringan
campuran dari berbagai jenis ukuran partikel padat dipisahkan ke dalam dua atau
(Fellows, 2000). Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan screen yaitu
kapasitas (kecepatan hasil yang diinginkan), kisaran ukuran (size range), sifat
terbakar, berbahaya, debu yang ditimbulkan), ayakan kering atau basah (Taggart,
1927).
Saringan bertingkat dengan nilai mesh sama akan memperbaiki kualitas
dan keseragaman hasil, sedangkan saringan bertingkat dengan nilai mesh berbeda
ini akan menghasilkan 2 output yaitu over size, dan under size. Over size
merupakan ukuran yang lebih besar dari lubang ayakan yang berada diatas lubang
ayakan dan under size adalah ukuran lebih kecil dari lubang ayakan sehingga
produk dapat lolos melalui lubang-lubang kecil ayakan yang berada dibawah dari
ayakan tersebut. Prinsip kerja dari alat shaker screen adalah proses pengayakan
2.5 Pengeringan
perpindahan panas dari udara pengeringan ke bahan yang dikeringkan dan terjadi
penguapan uap air dari bahan yang dikeringkan. Pengeringan dapat terjadi karena
adanya perbedaan kelembapan (humidity) antara udara kering dengan bahan yang
digunakan tidak terlalu tinggi untuk mencegah proses-proses kimia yang tidak
diimbangi dengan waktu yang tidak sebentar agar mencapai kondisi yang
maksimal. Penggunaan suhu yang terlalu rendah harus dihindari agar bahan
pangan tidak mengkerut dan jangan pula terlalu tinggi agar bahan pangan tidak
Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat
dipengaruhi oleh faktor ternak, faktor pakan, dan faktor lingkungan. Faktor
lingkungan yang berpengaruh tidak langsung adalah kadar air dan zat makanan lain.
(Darakkasu 1995). Kadar air akan dipengaruhi oleh proses pengolahan secara fisik,
(Taib dkk, 1987). Wirakartakusumah dkk (1982) menyatakan bahwa kadar air
12
(2013) menyatakan bahwa secara umum semakin besar kadar air biji jagung
2.7 Densitas
Densitas adalah salah satu analisis pakan yang sering dipakai dan
merupakan cara pengukuran yang sederhana. Analisis ini terutama dipakai pada
analisis zat cair namun dapat juga dipakai pada analisis bahan padat. Perubahaan
terkecil dalam volume pencampuran suatu komponen dan konsentrasi
tekstur pakan yang kompak akan tahan terhadap proses penekanan sehinggga
ikatan antara partikel penyusun pakan menjadi kuat dan ruang antara partikel
penyusun pakan menjadi sangat kuat dan ruang antara partikel bahan pakan tidak
Zat baik dalam bentuk padat, cair maupun gas termasuk bahan hasil
pertanian memiliki densitas dan bobot jenis. Densitas atau rapat massa (mass
density) suatu bahan merupakan massa bahan per satuan volume. Satuan SI
III
1. Hammer mill.
5. Timbangan.
1. Hammer mill.
5. Timbangan.
2. Cawan petridish.
3. Kertas etiket.
4. Pipet tetees.
5. Timbangan.
6. Mistar garis.
14
7. Corong plastik.
10. Aquadest.
Jenis
seperasi) 1 gram.
2. Disiapkan media uji massa jenis (aquadest 50 mL) pada gelas ukur 100 mL.
3. Bahan perlakuan ditempatkan ke dalam media uji massa jenis, diaduk secara
merata.
separasi) 1 kg.
2. Disiapkan media uji densitas (media berisi udara 1 liter) pada wadah besi 1
liter.
16
2 3 2,5 72
3 3 1,83 98,36
Screen 2
= 72 kg/jam
Screen 3
= 98,36 kg/jam
Tabel 2. Proporsi Ukuran Partikel Jagung Dalam (%) dengan Kadar Air Tinggi
Screen 2
Screen 3
2 3 37 291,89
3 3 45 240
Screen 2
= 291,89 kg/jam
Screen 3
= 240 kg/jam
19
Tabel 4. Proporsi Ukuran Partikel Jagung Dalam (%) dengan Kadar Air Rendah
Screen 2
Screen 3
4.1.2 Pembahasan
pakan jagung, serta evaluasi pengolahan fisik bahan butiran. Pengolahan pakan ini
dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dari bahan pakan. Menurut
dan ukuran partikel bahan baku (Herrman, 2000). Bahan pakan yang digunakan,
produktivitas mesin hammer mill dengan kadar air tinggi 16-18% dengan ukuran
kg/jam. Lalu, saringan 3 dengan lama waktu penggilingan selama 1,83 menit dan
yang menyatakan bahwa ukuran partikel bahan dari hasil proses penggilingan
dengan kategori fine (halus) memiliki permukaan yang luas sehingga mudah
dikarenakan adanya jagung halus yang menempel pada kain penampung hasil
gilingan, adanya jagung halus yang berterbangan karena tertiup angin, lalu dapat
alat mesin hammer mill. Namun saat proses penggilingan tidak terjadi kemacetan
yang digunakan dan operator yang bekerja cekatan. Sesuai dengan pendapat
Sudigdo, dkk (2000) bahwa faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan kerja
21
alat, yaitu keterampilan operator, kecepatan putaran mesin (rpm), ukuran alat dan
Menurut Koch dan Waldroup (1997) terdapat dua metode pemecahan bahan
baku utama, yaitu dengan menggunakan Hammer Mill dan Roller Mill, walaupun
sebenarnya masih terdapat metode lainnya, antara lain Burr Mill (Disk Mill). Ada
dua ukuran screen pada pelaksanaan praktikum, yaitu screen 2 dengan ukuran 2
mm, dan screen 3 dengan ukuran 3 mm. Screen akan menentukan besarnya
diamati dan dihitung waktu penggilingan untuk 3 kg jagung butir hingga menjadi
serbuk halus (mesh), serta dihitung produktivitas mesin tersebut. Hal tersebut
karena halus dan cepat, kehalusan jagung dan unsur bahan baku lainnya akan
screen 5 rata rata lebih cepat selesai. Jika dibandingkan dari hasil praktikum yang
untuk menggiling butiran jagung menjadi jagung halus pada screen 2 lebih lama.
Hal ini dapat disebabkan ukuran lubang penggilingan yang lebih kecil
dibandingkan dengan screen 5. Selain itu terjadi perbedaan tekstur, dan berat yang
22
dihasilkan. Pada screen 5 terhitung rata rata lebih berat yang dihasilkan
dibandingkan dengan berat jagung halus pada screen 2. Hal ini dapat disebabkan
tekstur jagung yang dihasilkan dari screen 2 lebih halus dibandingkan dengan
screen 5 sehingga jagung halus tersebut banyak yang berterbangan karena tertiup
angin.
Jagung dengan kadar air tinggi yang telah digunakan memiliki kandungan
air sebesar 16- 18% yang telah digiling menggunakan hammer mill dengan screen
saringan 14, saringan 18, dan saringan 30. Hasil praktikum menunjukan bahwa
partikel yang tidak lolos ayakan dengan kadar air 16-18% dengan ukuran screen 2
335gr atau 33,5% dan yang loolos saringan 30 sebanyak 320 gram atau 32%.
Efesiensi screen 2 adalah 4,5% + 30% + 33,5% + 32% = 100% Hasil praktikum
menunjukan bahwa partikel yang tidak lolos ayakan dengan kadar air 16-18%
dengan ukuran screen 3 14 sebanyak 545 gr atau 54,5%, 18 sebanyak 200 gr atau
20%, dan 30 sebanyak 135gr atau 13,5% dan yang lolos saringan 30 sebanyak 120
perhitungan jagung yang digunakan memiliki kandungan air sebesar 10- 12%
yang telah digiling menggunakan hammer mill dengan screen 2 dan screen 3.
saringan 18, dan saringan 30. Hasil praktikum menunjukan bahwa partikel yang
tidak lolos ayakan dengan kadar air 10-12% dengan ukuran screen 2 14 sebanyak
1,3 gr atau 1,3%, 18 sebanyak 232 gr atau 23,2%, dan 30 sebanyak 345gr atau
34,5% dan yang lolos saringan 30 sebanyak 428 gram atau 42,8%. Efesiensi
24
menunjukan bahwa partikel yang tidak lolos ayakan dengan kadar air 10-12%
dengan ukuran screen 3 14 sebanyak 358 gr atau 35,8%, 18 sebanyak 211gr atau
21,1%, dan 30 sebanyak 195 gr atau 19,5% dan yang lolos screen 30 sebanyak
232 gram atau 23,2%. Berdasarkan hasil tersebut ada perbedaan pada efisiensi
pakan kandungan air tinggi dan kandungan air rendah yang menyebakan pakan
dengan kadar air tinggi lebih halus. Hal tersebut karena pada jagung yang
memiliki kadar air tinggi (16-18%) memiliki ciri fisik yang lebih lembab sehingga
saat penghilingan lebih mudah screen dalam proses menggiling, sedangkan jagung
yang memiliki kadar air rendah lebih rendah (10-12%) akan menyulitkan screen
ukuran, sifat bahan (densitas, kadar air), kadar air tinggi semakin halus produk
output.
(gram) (ml)
2 10 50 57 7
3 10 50 58 8
Lolos 3 10 50 57 7
24
Aquiadest (ml)
2 10 7 1,43
3 10 8 1,25
Lolos 3 10 7 1,43
Berat Jenis (BJ) = Bobot Bahan Pakan (gram)/Perubahan Volume Aquadest (ml)
BJ Screen 2 = 10/(57-50) = 1,43
(mm)
Pakan Tumpukan
(gram)
Vtabung = phi x r2 x t
= 3,14 x 54,5 mm x 95 mm
= 886.831,78mm3
= 886,83278 ml
Vtabung = phi x r2 x t
= 3,14 x 54,5 mm x 91 mm
= 849.491,5 mm3
= 849,4915 ml
4.2.2 Pembahasan
praktikum ini dengan cara memasukan jagung hasil gilingan ke dalam silinder dan
dijatuhkan dari ketinggian 15 cm. Tinggi jagung yang hilang atau keluar dari
Ukuran partikel jagung hasil gilingan bila kecil maka semakin sedikit
ruang kosong yang masih tersisa pada silindris, namun jika partikel jagung besar
akan semakin banyak ruang kosong silindris. Hal ini berarti bahwa semakin halus
atau semakin kecil ukuran bahan pakan, akan semakin efisien dalam
dapat diperhitungkan secara tepat berapa banyak jumlah bahan dan mengetahui
apakah padatan utuh atau serbuk karena perubahan densitas setelah pengolahan
fisik akan mempengaruhi konsentrasi pakan. Hal ini sesuai pernyataan Pomeranz
(1971) bahwa perubahan perunit densitas merupakan perubahan yang besar dalam
konsentrasi bahan. Menurut Herdeson dan Perry (1976), bahwa kadar kehalusan
untuk mengetahui kekompakan dan tekstur pakan. Tekstur pakan yang kompak
akan tahan terhadap proses penekanan sehinggga ikatan antara partikel penyusun
pakan menjadi kuat ruang antara partikel bahan pakan tidak terisi rongga udara.
ruang. Pengukuran massa jenis bahan pakan menggunakan media air untuk
mengetahui volume dari bahan pakan yang ditimbang sehingga dapat dihitung
berat jenis dari bahan pakan tersebut. Menurut Retnani dkk (2015), berat jenis
aquades pada gelas ukur setelah dimasukkan bahan-bahan yang massanya telah
diketahui ke dalam gelas ukur tersebut. Perubahan volume aquades diperoleh dari
27
volume akhir dikurangi dengan volume aquades (50 mL). Perubahan volume
lolos no.30 yaitu 7 mL. Berat jenis diperoleh dari bobot bahan pakan dibagi
dengan perubahan volume aquades. Berat jenis screen 3 yaitu 1,25 gr/mL dan
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Jagung dengan kadar air tinggi digiling menggunakan hammer mill
saringan/ayakan, yaitu saringan 14, saringan 18, dan saringan 30. Hasil
gr atau 30%, dan 30 sebanyak 335gr atau 33,5% dan yang loolos saringan
sebanyak 135 gr atau 13,5% dan yang lolos saringan 30 sebanyak 120
5.1.2 Jagung dengan kadar air rendah digiling menggunakan hammer mill
saringan/ayakan, yaitu saringan 14, saringan 18, dan saringan 30. Hasil
gr atau 23,2%, dan 30 sebanyak 345gr atau 34,5% dan yang lolos saringan
sebanyak 195 gr atau 19,5% dan yang lolos screen 30 sebanyak 232 gram
atau 23,2%.
5.2 Saran
praktikum.
30
DAFTAR PUSTAKA
Susanti, Emmy dan Nurhidayat. 2008. Pengaruh Ukuran Partikel yang Berbeda
pada Pakan Limbah Agroindustri terhdap Kualitas Fisiknya. Seminar
Nasional. Fakultas Peternakan Universitas Soedirman: Purwokerto.
Syarief, A. M dan E. A. Nugroho. 1992. Teknik Reduksi Ukuran Bahan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor,
Bogor. Taggart, F.A. 1927. Hand Book of Mineral Dressing, Ores and
Industrial Materials. New York: John Willie & Sons. Inc.
Taggart . 1927 . Hand Book of Mineral Dressing, Ores and Industrial Materials.
New York : John Willie & Sons.Inc.
Taib, G., G. Said dan S. Wiraatmaja. 1987. Operasi Pengeringan pada
Pengolahanhasil Pertanian. Madyatama sarana perkasa, Jakarta.
Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprojo, S. Prawiro Kusuma, dan S.
Lebdosoekoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Toftruben, J. 1977. Food and Nutrition. University of Illinois at Urbana-
Champaign
Wirakartakusumah, A, Subarna, M. Arpah, Dahrulsyah dan S.Y. Budiwati. 1992.
Peralatan dan Unit Proses Industri Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan
dan Gizi, IPB, Bogor.
Wirakartakusumah, A, Subarna, M. Arpah, Dahrulsyah dan S.Y. Budiwati. 1992.
Peralatan dan Unit Proses Industri Pangan. Pusat Antar Universitas
Pangan dan Gizi.Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Wirakartakusumah, Aman. 1992. Petunjuk Laboratorium Peralatan dan Unit
Proses Industri Pangan.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Yuni.2010. Pengaruh Waktu Pengeringan terhadap Karakteristik Singkong dan
Labu Siam. Laporan Penelitian Universitas Padjajaran. Bandung.
32
Lampiran
Kinanty Vemara Editor dan Tinjauan Pustaka