Anda di halaman 1dari 35

KLASIFIKASI DAN PERIZINAN

RUMAH SAKIT

(PERMENKES NO. 30 TAHUN 2019)

BIRO HUKUM DAN ORGANISASI


KEMENTERIAN KESEHATAN

JAKARTA 18 OKTOBER 2019

BPJS KESEHATAN
PENYUSUNAN
PERMENKES NO. 30
TAHUN 2019

MELAKSANAKAN AMANAH PASAL 24


AYAT (4) DAN PASAL 28 UNDANG-
UNDANG NO. 44 TAHUN 2019 TENTANG
RUMAH SAKIT
PENATAAN SISTEM RUJUKAN
PELAYANAN KESEHATAN
PERORANGAN

MEMBERIKAN PERLINDUNGAN HUKUM


KEPADA RUMAH SAKIT DAN PASIEN
KEPEMILIKAN

PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH DAERAH

UPT Instansi yang bertugas di UPTD Instansi yang bertugas di


bidang kesehatan/ instansi bidang kesehatan/ instansi
tertentu dengan pengelolaan KEPEMILIKAN
tertentu dengan pengelolaan
BLU BLUD

SWASTA

Berbentuk badan hukum yang BADAN HUKUM berupa: badan hukum nirlaba
kegiatan usahanya hanya badan hukum yang bersifat dikecualikan dari ketentuan
bergerak dibidang nirlaba dan badan hukum kegiatan usaha bergerak di
perumahsakitan berbentuk PT atau Persero bidang perumahsakitan
BENTUK RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT STATIS

Rumah sakit yang didirikan di suatu lokasi dan bersifat permanen


untuk jangka waktu lama untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan kegawatdaruratan

RUMAH SAKIT BERGERAK

Rumah Sakit yang siap guna dan bersifat sementara dalam jangka
waktu tertentu dan dapat dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain,
dapat berbentuk bus, pesawat, kapal laut, karavan, gerbong kereta
api, atau kontainer

Pada daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan, daerah yang tidak


mempunyai Rumah Sakit, dan/atau kondisi bencana dan situasi
darurat lainnya

RUMAH SAKIT LAPANGAN

Rumah Sakit yang didirikan di lokasi tertentu dan bersifat sementara


selama kondisi darurat dan masa tanggap darurat bencana, atau
selama pelaksanaan kegiatan tertentu

Dapat berbentuk tenda, kontainer, atau bangunan permanen yang


difungsikan sementara sebagai Rumah Sakit
JENIS RUMAH SAKIT o Rumah sakit yang memberikan
pelayanan utama pada satu
bidang atau satu jenis penyakit
tertentu berdasarkan disiplin ilmu,
golongan umur, organ, jenis
penyakit, atau kekhususan
Rumah sakit yang memberikan lainnya
pelayanan kesehatan pada semua
bidang dan jenis penyakit o Rumah sakit khusus dapat
menyelenggarakan pelayanan
lain diluar kekhususannya,
dengan pelayanan rawat inap
40% dari seluruh jumlah tempat
tidur

RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT UMUM
KHUSUS
RUMAH SAKIT KHUSUS

RUMAH SAKIT KHUSUS Rumah sakit lainnya yang ditetapkan


Menteri merupakan penggabungan
1. ibu dan anak
jenis kekhususan yang terkait
2. mata; keilmuannya atau jenis kekhususan
3. gigi dan mulut; baru
4. ginjal;
5. jiwa;
6. infeksi; Menteri dapat menetapkan
7. telinga-hidung-tenggorok Rumah sakit khusus lainnya
kepala leher;
8. paru;
9. ketergantungan obat;
10. bedah; Penetapan oleh Menteri dilakukan
11. otak; berdasarkan hasil kajian dan
12. orthopedi; rekomendasi asosiasi
13. kanker; dan perumahsakitan serta organisasi
14. jantung dan pembuluh darah profesi terkait
KLASIFIKASI
RUMAH SAKIT

DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN


PELAYANAN SECARA BERJENJANG
DAN FUNGSI RUJUKAN

Klasifikasi Rumah Sakit


Umum dan Rumah Sakit
Khusus dilakukan
berdasarkan kriteria
bangunan dan prasarana,
kemampuan pelayanan,
sumber daya manusia, dan
peralatan
KLASIFIKASI RUMAH SAKIT

Rumah sakit Rumah sakit Rumah sakit Rumah sakit


umum kelas umum kelas umum kelas umum kelas
A B C D

2
1 Rumah sakit Rumah sakit Rumah sakit
khusus khusus khusus
kelas A kelas B kelas C

RUMAH SAKIT UMUM RUMAH SAKIT KHUSUS

 Rumah Sakit umum kelas A dan kelas B memiliki  Rumah sakit khusus kelas C hanya untuk
kemapuan pelayanan medik spesialis dan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
subspesialis
 Rumah Sakit umum kelas C dan kelas D memiliki
kemapuan pelayanan medik spesialis, kecuali
rumah sakit kelas D pratama
RUMAH SAKIT UMUM

RUMAH SAKIT UMUM KELAS A RUMAH SAKIT UMUM KELAS B


Rumah Sakit umum yang mempunyai
Rumah Sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik medik paling sedikit 4 (empat) spesialis
paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 5 dasar, 4 (empat) penunjang medik
(lima) penunjang medik spesialis, 12 (dua spesialis, 8 (delapan) spesialis lain
belas) spesialis lain selain spesialis dasar,
dan 13 (tiga belas) subspesialis A B selain spesialis dasar, dan 2 (dua)
subspesialis dasar.

RUMAH SAKIT UMUM KELAS D


D C RUMAH SAKIT UMUM KELAS C

Rumah Sakit umum yang


Rumah Sakit umum yang mempunyai fasilitas dan
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
kemampuan pelayanan paling sedikit 4 (empat)
medik paling sedikit 2 (dua) spesialis dasar dan 4 (empat)
spesialis dasar penunjang medik spesialis
. .
PENINGKATAN FASILITAS DAN KEMAMPUAN PELAYANAN
TANPA MERUBAH KELAS RUMAH SAKIT

penambahan pelayanan paling banyak 2 Rumah Sakit umum kelas B dapat menambah pelayanan
DALAM SATU WILAYAH
(dua) spesialis lain selain spesialis dasar, 1 mediknya paling banyak 3 (tiga) spesialis lain selain
ADNMINISTRATIF
B (satu) penunjang medik spesialis, 2 (dua)
pelayanan medik subspesialis dasar, dan 1
PROVINSI TIDAK
TERDAPAT RUMAH SAKIT
spesialis dasar, 1 (satu) penunjang medik spesialis, dan 9
(sembilan) pelayanan medik subspesialis berupa
pelayanan medik subspesialis dasar dan/ atau
(satu) subspesialis lain selain subspesialis UMUM KELAS A
dasar subspesialis lain selain subspesialis dasar

penambahan pelayanan paling DALAM SATU WILAYAH Rumah Sakit umum kelas C dapat
banyak 3 (tiga) pelayanan ADNMINISTRATIF menambah pelayanan mediknya paling
C medik spesialis lain selain
spesialis dasar, dan 1 (satu)
KAB/KOTA TIDAK
TERDAPAT RUMAH
banyak 7 (tujuh) spesialis lain selain
spesialis dasar dan 1 (satu) penunjang
penunjang medik spesialis SAKIT UMUM KELAS B medik spesialis

penambahan pelayanan paling


DALAM SATU WILAYAH Rumah Sakit umum kelas D dapat
banyak 1 (satu) pelayanan ADNMINISTRATIF
D medik spesialis dasar dan 1
(satu) penunjang medik
KAB/KOTA TIDAK
TERDAPAT RUMAH
menambah pelayanan mediknya paling
banyak 2 (dua) spesialis dasar dan 1
spesialis SAKIT UMUM KELAS C (satu) penunjang medik spesialis

Penambahan pelayanan harus tetap mempertimbangkan akses


terhadap pelayanan kesehatan kelas rumah sakit diatasnya yang berada setelah mendapatkan rekomendasi dari
antar wilayah administratif dinas kesehatan daerah provinsi setempat
RUMAH SAKIT KHUSUS
Rumah Sakit khusus yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medik spesialis dan
subspesialis sesuai kekhususanya, serta
RUMAH SAKIT KHUSUS
A KELAS A
pelayanan medik spesialis dasar dan spesialis
lain yang menunjang kekhususannya secara
lengkap
.

Rumah Sakit khusus yang mempunyai


fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
RUMAH SAKIT KHUSUS spesialis dan subspesialis sesuai kekhususan

RS KHUSUS
B KELAS B
ya, serta pelayanan medik spesialis dasar
dan spesialis lain yang menunjang
kekhususannya yang terbatas

Dikecualikan untuk rumah


sakit khusus gigi dan mulut
Rumah Sakit khusus yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medik spesialis dan
C RUMAH SAKIT KHUSUS subspesialis sesuai kekhususanya, serta pelayan
KELAS C an medik spesialis dasar dan spesialis lain yang
menunjang kekhususannya yang minimal
(RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK)
PERIZINAN

SETIAP RUMAH SAKIT HARUS


MEMILIKI IZIN SETELAH MEMENUHI
PERSYARTAN SESUAI DENGAN
KLASIFIKASI RUMAH SAKIT

PENERBITAN IZIN DILAKUKAN MELALUI


LEMBAGA OSS DALAM BENTUK DOKUMEN
ELEKTRONIK
PERSYARATAN
LOKASI
SUMBER DAYA MANUSIA
lokasi bangunan rumah sakit pada lahan sesuai
o Tenaga tetap yang bekerja paruh
tata ruang wilayah dan/atau tata bangunan
waktu
lingkungan kab/kota dan peruntukan lahan untuk
o tenaga tidak tetap dan/atau konsultan
fungsi rumah sakit.
berdasarkan kebutuhan dan
kemampuan rumah sakit

BANGUNAN
KEFARMASIAN
Rencana blok bangunan Rumah
Sakit harus berada dalam satu area dilaksanakan di instalasi farmasi sesuai
yang terintegrasi dan saling PERSYARATAN ketentuan peraturan perundang-
terhubung undangan
.

Permenkes tentang persyaratan


teknis bangunan dan prasarana

PRASARANA PERALATAN

Prinsip keselamatan, kesehatan, o Peralatan medis mayor dan


kenyamanan, keamanan, serta minor sesuai pedoman yang
kemudahan. ditetapkan Direktur Jenderal
o Peralatan nonmedis
PERIZINAN RUMAH SAKIT o merupakan pelayanan yang dilakukan dengan menggunakan teknologi
* IZIN MENDIRIKAN DAN IZIN OPERASIONAL baru, teknologi tinggi, berisiko keselamatan pasien, dan/atau berbiaya
o merupakan perizinan berusaha sektor kesehatan yang tinggi
diterbitkan Menteri, Gubernur, atau bupati/walikota melalui o meliputi radioterapi, ked. nuklir, TRB, transplantasi organ, sel punca
lembaga OSS sesuai dengan ketentuan peraturan untuk penelitian, pelayanan kes. lain yang ditetapkan menteri
perundang-undangan o dilakukan oleh RS kelas A, kelas B, dan RS lain yang ditetapkan
o penerbita izin harus mempertimbangkan sebaran rumah menteri
o penetapan oleh menteri dalam rangka penenuhan pelayanan yang
sakit secara merata disetiap wilayah provinsi dan kab/kota
tinggi dan pendekatan akses pelayanan

01 IZIN MENDIRIKAN IZIN PELAYANAN


KESEHATAN TERTENTU 03
o Berlaku selama rumah
sakit memberikan a. dokumen kajian dan
o berlaku selama 5 tahun
perencanaan bangunan
pelayanan kesehatan
o merupakan izin yang yang terdiri atas
IZIN OPERASIONAL 02 dan diajukan oleh
pimpinan Rumah Sakit.
diajukan oleh pemilik Feasibility Study (FS),
Rumah Sakit untuk Detail Engineering
mendirikan bangunan Design dan master plan a. profil Rumah Sakit paling sedikit meliputi visi d. sertifikat akreditasi (untuk perpanjangan
atau mengubah fungsi b. pelayanan alat dan misi, lingkup kegiatan, rencana strategi, izin)
kesehatan. dan struktur organisasi. e. surat pernyataan yang mencantumkan
bangunan yang telah b. self assessment kriteria klasifikasi sesuai komitmen
ada menjadi Rumah dengan kelas Rumah Sakit. f. jumlah tempat tidur untuk Rumah Sakit
Sakit c. surat keterangan atau sertifikat izin kelayakan
penanaman modal asing berdasarkan
atau pemanfaatan dan kalibrasi alat
kesehatan.
kesepakatan atau kerja sama internasional
PERIZINAN RUMAH SAKIT
MENTERI GUBERNUR

A Izin Mendirikan dan Izin


Operasional Rumah Sakit kelas A
B
Izin Mendirikan dan Izin
Operasional Rumah Sakit kelas B
dan Rumah Sakit penanaman diberikan oleh gubernur setelah
modal asing diberikan oleh mendapatkan notifikasi dari
Menteri melalui Direktur Jenderal kepala dinas yang berwenang di
bidang kesehatan pada
Pemerintah Daerah provinsi

BUPATI/WALIKOTA PERTIMBANGAN PERIZINAN

C Izin Mendirikan dan Izin


Operasional Rumah Sakit kelas C
Menteri, gubernur, atau
bupati/wali kota dalam
dan Rumah Sakit kelas D menerbitkan izin harus
diberikan oleh bupati/wali kota mempertimbangkan sebaran
setelah mendapatkan notifikasi Rumah Sakit secara merata di
dari kepala dinas yang berwenang setiap wilayah provinsi dan
di bidang kesehatan pada kabupaten/kota berdasarkan
Pemerintah Daerah pemetaan dengan memperhatikan
kabupaten/kota jumlah
TATA CARA PERIZINAN
TAHAPAN
A NIB merupakan identitas berusah
Lembaga OSS menerbitkan izin mendirikan kepada pemilik
B RS yang telah memiliki NIB
Untuk mendapatkan izin medirikan yang efektif pemilik RS
C harus memenuhi komitmen (persyaratan izin mendirikan)

D Untuk mendapatkan izin operasional yang efektif


pimpinanRS harus memenuhi komitmen C
(persyaratan izin operasional)
D D
Get a modern
PowerPoint
Presentation that is

B C beautifully designed.

IZIN OPERASIONAL

A IZIN MENDIRIKAN
IZIN MENDIRIKAN
YANG EFEKTIF
YANG EFEKTIF

PIMPINAN RS
NOMOR INDUK
BERUSAHA (NIB)

PEMILIK

SISTEM OSS
PERSETUJUAN ATAU
NIB DAN IZIN MENDIRIKAN PENOLAKAN IZIN MENDIRIKAN
Pemilik Rumah Sakit wajib melakukan
EVALUASI PEMENUHAN KOMITMEN perbaikan melalui sistem OSS sejak
diterimanya hasil evaluasi dari Kementerian
Berdasarkan hasil evaluasi, Kementerian Kementerian Kesehatan, Pemerintah Daerah Kesehatan, Pemerintah Daerah provinsi,
Kesehatan, Pemerintah Daerah provinsi, atau provinsi, atau Pemerintah Daerah kabupaten/kota atau Pemerintah Daerah kabupaten/kota
Pemerintah Daerah kabupaten/kota melakukan evaluasi terhadap pemenuhan
memberikan notifikasi persetujuan atau komitmen paling lama 14 (empat belas) hari sejak pemilik Rumah Sakit dapat melakukan
perbaikan kepada pemilik Rumah Sakit melalui pemilik Rumah Sakit menyampaikan pemenuhan perpanjangan pemenuhan komitmen untuk
sistem OSS komitmen
05 jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun
sejak diterimanya notifikasi perbaikan
melalui sistem OSS

PEMENUHAN KOMITMEN 04 Kementerian Kesehatan, Pemerintah


Daerah provinsi, atau Pemerintah Daerah
Pemilik Rumah Sakit harus melakukan pemenuhan kabupaten/kota melakukan verifikasi kembali
komitmen untuk mendapatkan Izin Mendirikan yang terhadap pemenuhan komitmen paling lama
berlaku efektif 10 (sepuluh) hari sejak pemilik Rumah Sakit
menyampaikan kembali pemenuhan
Pemenuhan komitmen dipenuhi paling lama 2 (dua) tahun 03 komitmen, selanjutnya memberikan
persetujuan atau penolakan Izin Mendirikan
Dengan cara menyampaikan persyaratan Izin Mendirikan kepada pemilik Rumah Sakit melalui sistem
melalui sistem perizinan online milik Kementerian OSS
Kesehatan, instansi pemberi izin Pemerintah Daerah
provinsi, atau instansi pemberi izin Pemerintah Daerah Nomor induk berusaha merupakan identitas
kabupaten/kota sesuai masing-masing kelas rumah sakit
yang terintegrasi dengan sistem oss
02 berusaha dan digunakan oleh pemilik Rumah
Sakit untuk mendapatkan Izin Mendirikan
dan Izin Operasional

IZIN MENDIRIKAN
01 NIB
Pemilik Rumah Sakit yang telah mendapatkan nomor Pemilik Rumah Sakit harus mengajukan
induk berusaha dapat diterbitkan Izin Mendirikan oleh pendaftaran melalui sistem OSS untuk
Lembaga OSS mendapatkan nomor induk berusaha
IZIN OPERASIONAL VERIFIKASI DAN EVALUASI 03
Kementerian Kesehatan, Pemerintah
Daerah provinsi, atau Pemerintah
Visitasi dilakukan oleh tim yang Daerah kabupaten/kota melakukan
dibentuk Dirjen, Dinkes Provinsi, atau verifikasi dan visitasi dalam jangka
01 IZIN OPERASIONAL Dinkes Kab/kota. Tim bertugas waktu paling lama 14 hari sejak
melakukan penilaian kesesuaian pimpinan Rumah Sakit menyampaikan
Untuk mendapatkan Izin pemenuhan komitmen
Operasional yang diterbitkan komitmen terhadap kriteria klasifikasi
oleh Lembaga OSS, pimpinan Rumah Sakit dengan menggunakan
Rumah Sakit harus memiliki Pedoman yang diatur Dirjen.
Izin Mendirikan dan
pemenuhan komitmen Izin
Operasional

PERSETUJUAN/PENOLAKAN IZIN
04 OPERASIONAL

Berdasarkan hasil verifikasi dan visitasi,


Kementerian Kesehatan, Pemerintah
Pemenuhan komitmen dipenuhi Daerah provinsi, atau Pemerintah
PEMENUHAN KOMITMEN Daerah kabupaten/kota mengeluarkan
paling lama 3 (tiga) bulan
Pemenuhan komitmen Izin Operasional notifikasi persetujuan atau penolakan
02 dilakukan dengan menyampaikan persyaratan melalui sistem OSS dalam jangka waktu
Izin Operasional melalui sistem perizinan online paling lama 10 (sepuluh) hari sejak
milik Kementerian Kesehatan, instansi pemberi dilakukan visitasi
izin Pemerintah Daerah provinsi, atau instansi
pemberi izin Pemerintah Daerah kabupaten/kota Persetujuan merupakan pemenuhan
sesuai masing-masing kelas rumah sakit yang komitmen Izin Operasional
terintegrasi dengan sistem oss
RUMAH SAKIT PEMERINTAH

RS DENGAN PPK-
BLU/BLUD
Tata cara perizinan berusaha sektor
kesehatan melalui Lembaga OSS RS YANG BELUM
bagi Rumah Sakit PPK-BLU atau MELAKUKAN PPK-BLU
BLUD dilakukan untuk perpanjangan
Izin Operasional Perizinan RS yang belum
melakukan PPK tidak melalui
lembaga OSS
RS VERTIKAL DAN RSUD YANG BELUM MELAKUKAN PPK-BLU

PERMOHONAN IZIN MENDIRIKAN

Pemilik RS mengajukan Dalam jangka waktu 14 (empat belas) Pemilik RS yang telah memiliki
permohonan dan melampirkan hari kerja setelah surat permohonan dan Izin mendirikan melakukan
persyaratan izin mendirikan dokumen persyaratan Izin Mendirikan permohonan izin operasional
kepada Menteri, Gubernur, atau diterima lengkap, pemberi izin harus dan melampirkan dokumen
Bupati/Walikota sesuai kelas RS menerbitkan surat persetujuan atau persyaratan izin
penolakan

PERSETUJUAN ATAU
PENOLAKAN IZIN
IZIN OPERASIONAL Berdasarkan hasil verifikasi dan VERIFIKASI DAN
visitasi, Direktur Jenderal, gubernur, VISITASI
atau bupati/wali kota harus
menerbitkan surat persetujuan atau Kemenkes, Pemda Provinsi, dan Pemda
kab/kota melakukan verifikasi dokumen
penolakan Izin Operasional paling lama
persyaratan izin, dan visitasi dengan
10 (sepuluh) hari sejak diterima laporan
membentuk tim
hasil visitasi.
IZIN OPERASIONAL

Izin Operasional memuat penetapan kelas Izin Operasional diberikan jika persentase
berdasarkan hasil penilaian pemenuhan hasil penilaian masing-masing kriteria
klasifikasi Rumah Sakit terpenuhi sesuai
kriteria klasifikasi Rumah Sakit berupa dengan pedoman penetapan kelas
bangunan dan prasarana, kemampuan Rumah Sakit yang ditetapkan oleh
pelayanan, sumber daya manusia, dan Direktur Jenderal
peralatan
PERUBAHAN IZIN RUMAH SAKIT YANG TIDAK
MELAKUKAN PERPANJANGAN
IZIN OPERASIONAL
Dalam hal masa berlaku Izin
Operasional berakhir dan
pemilik Rumah Sakit belum
mengajukan perpanjangan Izin
Operasional, Rumah Sakit
PERUBAHAN IZIN OPERASIONAL, bila harus menghentikan kegiatan
ada perubahan: pelayanannya kecuali
pelayanan kegawatdaruratan
a. badan hukum dan pasien yang sedang
b. nama rumah sakit dalam perawatan inap
c. kepemilikan modal
d. jenis rumah sakit
apabila RS yang masa
e. alamat rumah sakit
berlaku Izin Operasional
f. kelas rumah sakit.
berakhir dan tetap
menyelenggarakan
DOKUMEN PERUBAHAN IZIN pelayanan tanpa Izin
Operasional
a. Izin Operasional sebelum dikenakan sanksi pidana
perubahan; sesuai dengan ketentuan
b. surat pernyataan penggantian peraturan perundang-
badan hukum dan/atau nama undangan
Rumah Sakit yang ditandatangani
pemilik Rumah Sakit; dan Tata cara izin operasional = tata cara perpanjangan izin operasional
c. perubahan akta notaris .
PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT

RAWAT INAP

RAWAT JALAN

KEGAWATDARURATAN.
RAWAT INAP RUMAH SAKIT
TEMPAT TIDUR PERAWATAN KELAS III PEMBAGIAN 8% TEMPAT TIDUR PERAWATAN
INTENSIF DI RS UMUM
a. 30% dari seluruh tempat tidur untuk RS milik
Pemerintah Pusat dan RS milik Pemda. terdiri atas 5% (lima persen) untuk pelayanan unit
b. 20% dari seluruh tempat tidur untuk RS milik rawat intensif (ICU), dan 3% (tiga persen) untuk
swasta pelayanan intensif lainnya

TEMPAT TIDUR PERAWATAN INTENSIF

paling sedikit 8% (delapan persen) dari


TEMPAT TIDUR PERAWATAN DIATAS
seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit RS KHUSUS MATA DAN RS KHUSUS GIGI
PERAWATAN KELAS I
baik milik Pemerintah Pusat, Pemerintah DAN MULUT
Daerah, dan swasta
paling banyak 30% (tiga puluh persen) dari Dikecualikan dari ketentuan memiliki paling
seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik sedikit 8% (delapan persen) dari seluruh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan tempat tidur untuk Rumah Sakit baik milik
swasta. Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan
swasta
PENYELENGGARAAN

RS PENDIDIKAN (PP No. 93 Tahun 2015)


Rumah Sakit dapat ditetapkan menjadi Rumah Sakit
pendidikan setelah memenuhi persyaratan dan standar Rumah Sakit pendidikan sesuai
01 ketentuan peraturan perundang-undangan

TKWNA (PMK No. 67/2013)


Rumah Sakit dapat mendayagunakan tenaga

02 kesehatan dan tenaga nonkesehatan warga negara


asing sesuai kebutuhan pelayanan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan

Pengembangan pelayanan medik spesialistik PMA (PERPRES No. 44


dengan klinik utama PMA (KBLI 86109, 86202)
yang didirikan di area RS dan terintegrasi Tahun 2016
dengan pelayanan RS RS milik swasta (RS umum dan RS khusus kelas A
dan B) dapat berupa RS PMA (KBLI 86103) sesuai
03
Pengembangan pelayanan medik spesialistik
dengan klinik utama PMA izin operasionalnya dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
harus RS PMA
RS PMA memiliki paling sedikit 200 tempat tidur
atau berdasarkan kesepakatan/kerjasama
internasional
PENYELENGGARAAN
PERATURAN INTERNAL DAN ORGANISASI RUMAH SAKIT

Setiap Rumah Sakit harus memiliki peraturan internal


dan organisasi yang efektif, efisien, dan akuntabel
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
a) Pimpinan Rumah Sakit tidak boleh
merangkap jabatan manajerial di
Rumah Sakit lain
b) Pemilik Rumah Sakit tidak boleh
merangkap menjadi kepala atau
direktur Rumah Sakit
c) Kepala atau direktur Rumah Sakit dan
pimpinan unsur pelayanan medik di
RS harus seorang tenaga medis yang
mempunyai kemampuan dan keahlian
di bidang perumahsakitan
d) pemilik Rumah Sakit dapat melakukan
kerja sama dengan pihak ketiga yang
pelaksanaannya sesuai dengan
ketentua peraturan perundang-
undangan.
PENYELENGGARAAN
PEMBERIAN NAMA RUMAH SAKIT

Pemberian nama Rumah Sakit DILARANG:


harus memperhatikan nilai dan a. menambahkan kata
norma agama, sosial budaya, internasional, international,
dan etika. kelas dunia, world class, global,
dan/atau yang disebut nama
lainnya yang bermakna sama;
b. mencantumkan kepemilikan
institusi atau bidang
kekhususan lain yang bermakna
serupa; dan/atau
c. menggunakan nama orang
yang masih hidup.

dapat disesuaikan dengan Pemberian nama Rumah Sakit


kepemilikan, jenis, dan khusus harus mencantumkan
kekhususannya. kekhususannya.
REGISTRASI, PENINGKATAN KELAS RS, DAN AKREDITASITASI

REGISTRASI PENINGKATAN KELAS

Rumah Sakit yang telah Peningkatan kelas dilakukan secara


mendapatkan Izin Operasional harus bertahap dan hanya diperbolehkan
teregistrasi di Kementerian naik satu tingkat di atasnya, dan
Kesehatan melalui aplikasi registrasi hanya untuk RS yang telah
online Kementerian Kesehatan,serta terakreditasi
harus melakukan pembaharuan data
secara berkala setiap 3 (tiga) bulan
atau sewaktu-waktu jika terjadi
perubahan data Rumah Sakit.
AKREDITASI
Setiap Rumah Sakit wajib
terakreditasi paling lama
setelah beroperasi 2 (dua)
tahun sejak Rumah Sakit
memperoleh Izin
Operasional pertama kali
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pendidikan dan pelatihan
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
DILAKUKAN OLEH:
o Menteri, Gubernur,
Bupati/Walikota, dapat melalui
tenaga pengawas
02
o Dewan Pengawas
Pemantauan dan evaluasi
o Badan Pengawas RS
Dapat melibatkan masyarakat, asosiasi
perumah sakitan, dan organisasi profesi

01 03
Advokasi, sosialisasi,
supervisi, konsultasi, bintek

04
Reviu kelas rumah sakit

DILAKSANKAN MELALUI :
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
REVIU KELAS RUMAH SAKIT
pelaksanaan monitoring dan evaluasi oleh Menteri dalam
rangka kesesuaian klasifikasi Rumah Sakit sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan.pelaksanaannya 1. dilakukan terhadap
didelegasikan kepada Direktur Jenderal rumah sakit milik
01 pemerintah dan
swasta
2. dilakukan secara
periodik

LAPORAN
BPJS KESEHATAN NASIONAL
1. dilakukan terhadap
rumah sakit yang 02
bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan
2. berdasarkan laporan
BPJS Kesehatan pada
saat kredensial/re-
kredensial
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
REVIU KELAS RUMAH SAKIT
Untuk RS umum yang izinnya
berdasarkan persyaratan berdasarkan
PMK No. 56 Tahun 2014 PMK No. 56 TAHUN 2014
Untuk RS Khusus yang izinnya
berdasarkan persyaratan berdasarkan
PMK No. 340 Tahun 2010
Untuk RS yang izin nya sudang PMK No. 340 TAHUN 2010
menggunakan persyaratan yang ada
dalam PMK No. 30 Tahun 2019

INSTRUMEN REVIU KELAS RS PMK No. 30 TAHUN 2019

Jumlah dan jenis SDM yang dimiliki


RS ONLINE
Rumah Sakit

Sarana, prasarana dan peralatan


yang dimiliki Rumah Sakit. ASPAK
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
REVIU KELAS RUMAH SAKIT

HASIL REVIU KELAS BERDASARKAN


LAPORAN BPJS KESEHATAN HASIL REVIU KELAS SECARA
NASIONAL
dipergunakan oleh Badan Penyelenggara
dipergunakan oleh Menteri,
Jaminan Sosial Kesehatan dalam
penyesuaian kontrak dengan Rumah gubernur, atau bupati/wali kota
Sakit dalam melakukan penetapan kelas
Rumah Sakit yang baru

REVIU KELAS
RUMAH SAKIT

KEBERATAN TERHADAP HASIL


PENGATURAN LANJUT REVIU
Rumah Sakit dapat mengajukan
Pedoman Reviu Kelas Rumah keberatan disertai alasannya
Sakit yang ditetapkan oleh kepada Kementerian Kesehatan
Menteri
KETENTUAN PERALIHAN
RS yang memiliki izin mendirikan dan izin RS yang memiliki izin mendirikan dan izin operasional
operasional berdasarkan PMK No. 56 Tahun 2014 berdasarkan PMK No. 56/2014 dan PMK No. 26/2018
dan PMK No. 26 Tahun 2018 tetap berlaku sampai harus memiliki tenaga tetap paling lambat 4 (empat)
habis masa berlakunya izin. tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan

07
Ketentuan jangka waktu menyesuaikan dengan
01 ketentuan Peraturan Menteri ini paling lambat 1
RS yang sedang dalam proses pengajuan Izin
mendirikan dan/atau Izin Operasional baru 06 (satu) tahun sejak Peraturan Menteri ini
diundangkan tidak berlaku bagi Rumah Sakit
atau perpanjangan dan telah memenuhi
persyaratan berdasarkan PMK No. 56/2014 yang sudah memiliki izin operasional tetapi
dan PMK No. 26/2018 tetap diberikan izin bangunan tidak terintegrasi dan tidak saling
sesuai dengan PMK No. 56/2014 dan PMK No. terhubung
26/2018
02
05 RS yang memiliki izin mendirikan dan izin
operasional berdasarkan PMK No. 56 Tahun
Rumah Sakit kelas C dan kelas D yang telah memiliki 2014 dan PMK No. 26 Tahun 2018 harus
izin penyelenggaraan pelayanan kesehatan tertentu, menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan
masih dapat memberikan pelayanan paling lambat 10 Menteri ini paling lambat 1 (satu) tahun sejak
(sepuluh) tahun sejak Peraturan Menteri ini
diundangkan 03 04 Peraturan Menteri ini diundangkan

Reviu kelas terhadap RS yang telah memiliki Izin


Rumah Sakit kelas C dan kelas D yang akan tetap Operasional berdasarkan ketentuan PMK No. 56/2014 dan
memberikan penyelenggaraan pelayanan kesehatan PMK No. 26/2018, dilakukan menggunakan kriteria klasifikasi
tertentu, harus menyesuaikan klasifikasinya sesuai Rumah Sakit berdasarkan PMK No. 56/2014 dan PMK No.
dengan ketentuan peraturan menteri ini. 26/2018
KETENTUAN PENUTUP
PERMENKES No. 30 TAHUN 2019 MENCABUT :

01 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 659/Menkes/Per/VIII/2009


tentang Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia 01
02 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 340/Menkes/Per/III/2010
tentang Klasifikasi Rumah Sakit 02
03 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014
tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1221);
03
04
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun 2018
tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi
Secara Elektronik Sektor Kesehatan (Berita Negara
04
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 887),
sepanjang mengatur persyaratan dan perizinan
rumah sakit
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai