Anda di halaman 1dari 7

HARUSKAH BUMI MENDERITA

KARENA SAMPAH?

Oleh:

FENDY SURYA DANA

YESIKA EKA SWASTI APSARI

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2


JOMBANG (RSBI)

JALAN DIPONEGORO 10 (0321) 861519


LEMBAR PENGESAHAN

Telah disetujui dan disahkan esai dengan judul”Haruskah Bumi


Menderita karena Sampah?” untuk diajukan dalam kompetisi Lomba menulis esai
se-Jawa Timur yang diadakan RSBI SMA Negeri Mojoagung.

Jombang, 12 April 2011

Disahkan, Disetujui,

Kepala SMPN 2 Jombang Guru Pembimbing

Dra. Susiana,M.Si. Atik Nurchajati, S.Pd

NIP.19640710 198803 2 025 NIP.19691102 199903 2 002


HARUSKAH BUMI MENDERITA KARENA SAMPAH?

Sampah, merupakan suatu limbah yang dianggap sangat mengganggu


kehidupan lingkungan biotik maupun abiotik. Kehadirannya yang dipandang
sebelah mata, seolah tidak ada gunanya. Padahal jika kita mau mencoba untuk
mengolahnya menjadi barang yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari
ataupun barang yang memiliki nilai seni tinggi, dapat menghasilkan rupiah dan
tentunya mengurangi limbah rumah tangga ini. Namun sayangnya, kenyataan
berkata lain. Kurangnya kesadaran masyarakat akan hal ini membuat sampah di
Indonesia menjadi masalah serius yang harus ditanggulangi.

Telah dilaksanakan beberapa program guna mengantisipasi banjir sampah di


kota-kota besar maupun pinggiran, namun hal tersebut tidak mendapat respon
baik dari pelbagai lapisan masyarakat. Mungkin mereka mengira, pemberantasan
sampah hanya menjadi tanggung jawab petugas kebersihan ataupun pihak
pemerintah. Seharusnya, kita bahu-membahu guna menggalakkan program
pemerintah ini untuk kehidupan yang lebih baik di kemudian hari.

Pengertian Sampah

Sampah mudah di jumpai di sekitar kita. Sampah adalah suatu materi sisa
yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses yang belum bernilai harga
tinggi. Sedangkan menurut Ir. Prof. Astuti W, sampah adalah sumberdaya yang
tidak siap pakai.

Lalu mengapa sampah tidak diinginkan? Mengapa juga sampah dikatakan


tidak siap pakai atau belum memiliki nilai harga tinggi? Ya, sampah memang
tidak diinginkan oleh seseorang yang tidak mampu mengolahnya, sehingga
mereka membuangnya dengan percuma. Sampah yang dibuang memang belum
bisa diimanfaatkan sebagai barang yang bernilai tinggi. Sehingga sampah tersebut
harus diolah atau didaur ulang terlebih dahulu.
Macam-macam sampah

Ternyata limbah yang satu ini memiliki variasi macam juga. Tak usah heran,
mereka juga beraneka jenis. Seperti sampah organik dan anorganik. Ada juga,
sampah alam, sampah konsumsi, sampah nuklir, sampah industri, sampah
pertambangan, sampah masyarakat pun juga ada. Namun yang akan kita ulas yaitu
sampah organik dan anorganik.

Sampah organik(degradable) adalah sampah yang dapat diuraikan oleh


mikroorganisme melalui penguraian alami. Misalnya sisa makanan, ataupun
dedaunan kering yang meranggas dapat dibusukkan atau diuraikan oleh bakteri
sehingga menjadi serpihan kecil menjadi kompos. Itulah pupuk yang berasal dari
kotoran hewan maupun dedaunan kering yang telah dibusukkan.

Sampah anorganik(undegradable) adalah sampah yang tidak dapat atau


sangat sulit diuraikan oleh mikroorganisme secara alami, sehingga harus
dilakukan penguraian lebih lanjut. Misalnya plastik, botol, kaleng, sterofoam. Yah,
salah satunya plastik, itulah limbah terbesar di Indonesia. Penggunaan plastik,
hampir tidak bisa diputuskan dengan kehidupan rumah tangga. Sehingga, plastik
ini jumlahnya sangat banyak dan sulit untuk diuraikan.

Manfaat Sampah

Semua hal tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan
sampah. Sampah juga memiliki keuntungan. Mari kita simak penjelasan berikut.

Sampah bisa digunakan sebagai alternatif pengganti pupuk kimia, dengan


adanya proses pembusukan sampah organik oleh mikroorganisme secara alami,
atau biasa disebut proses komposisi. Selain itu sampah juga bisa menghasilkan
uang dari proses daur ulang, dan baru-baru ini seorang ilmuwan berkebangsaan
Jepang menemukan sebuah alat yang dapat mengubah sampah plastik menjadi
bahan bakar minyak, namun minyak tersebut harus melewati tahap pemanasan,
kemudian uap yang dihasilkan ditangkap di dalam suatu tempat dengan sistem
pipa-pipa dan air. Kemudian proses kondensasi mengubah uap plastik menjadi
minyak mentah. Jika didinginkan, maka minyak mentah tersebut bisa diubah
menjadi bensin, tentunya dengan penambahan mesin baru untuk penyulingannya.
Sebanyak 0,9 kilogram plastik bisa diubah menjadi 1 liter minyak. Energi
listrik yang dibutuhkan hanya 1 kiloWatt jam untuk proses tersebut.

Sampah Sebagai Salah Satu Faktor Pemicu Pencemaran

Sampah dapat berada pada setiap fase materi yaitu fase padat, cair, atau
gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yaitu cair dan gas(terutama gas), sampah
dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Bila sampah
masuk ke dalam lingkungan(ke air, ke udara dan ke tanah) maka kualitas
lingkungan akan menurun. Peristiwa masuknya sampah ke lingkungan inilah yang
dikenal sebagai peristiwa pencemaran lingkungan (Pasymi). Hal ini membawa
dampak buruk bagi manusia. Seperti sampah yang menumpuk di area pemukiman
warga, dapat menimbulkan bibit penyakit karena adanya bakteri yang tumbuh
pada tumpukan sampah. Sedangkan sampah rumah tangga dalam fase cair yang
dibuang di sungai dapat mengganggu kejernihan air. Selain itu, sampah yang
ditimbun di dalam tanah tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, yaitu sampah
anorganik. Sehingga mengganggu pertubuhan tanaman dan menyebabkan
pencemran air tanah.

Cara Mengurangi Jumlah Sampah yang Menumpuk

Tentu ada cara mengurangi jumlah sampah yang sangat banyak itu. Seperti
pengalakan empat prinsip yang dapat digunakan dalam menangani masalah
sampah. Keempat prinsip tersebut lebih dikenal dengan nama 4R yang meliputi:

1. Reduce(Mengurangi)

Sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang


kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin
banyak sampah yang dihasilkan.
2. Reuse (Memakai kembali)

Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali.


Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal
ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi
sampah.

3. Recycle (Mendaur ulang)

Sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa


didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah
banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan
sampah menjadi barang lain.

4. Replace (Mengganti)

Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang


yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga
telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah
lingkungan, misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila
berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak
bisa didegradasi secara alami.

Namun mengapa masih banyak sampah-sampah di lingkungan sekitar kita,


terutama sampah rumah tangga? Kurangnya kesadaran masyarakat guna menjaga
kebersihan lingkungan sekitarnya menjadi faktor utama kendala program-program
yang digalakkan pemerintah.

Dengan adanya sampah yang menyelimuti bumi, membuat bumi yang kita
tinggali ini menjadi semakin buruk, karena kurangnya kesadaran kita dalam
menghadapi masalah ini. Jika kita menyadari akan hal ini maka kemungkinan
bumi kita akan lebih nyaman untuk ditinggali.
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Lestari, Endang. 2005. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Klaten: PT Intan
Pariwara.
Nurdin, Muhammad, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTS kelas VII.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Samsuri, Istamar. 2007. IPA Biologi untuk SMP kelas VII. Malang: Eirlangga.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah
http://planethijau.com/mod.php

http://uripsantoso.wordpress.com/2009/01/12/penanganan-sampah-untuk-menuju-
kota-bersih-dan-sehat/

Anda mungkin juga menyukai