Boks Memperkuat Daya Saingdan Kelembagaan Bank Pembangun
Boks Memperkuat Daya Saingdan Kelembagaan Bank Pembangun
Perbankan memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian. Ini mengingat,
kontribusi sektor perbankan dalam pembiayaan perekonomian masing sangat dominan. Pada
tahun 2009, pangsa kredit perbankan dalam pembiayaan perekonomian mencapai sekitar 48
persen. Mengingat pentingnya peranan sektor perbankan ini, maka perbankan yang kuat dan
sehat sangat dibutuhkan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi di Indonesia. Tak
terkecuali adalah Bank Pembangunan Daerah (BPD).
Untuk Pilar I yaitu Ketahanan Kelembagaan yang kuat, diharapkan nantinya dapat
membentuk BPD mampu beroperasi secara efisien. Adapun, beberapa indikator kunci dari pilar I
ini adalah:
a. Modal Inti (tier 1) diupayakan terus meningkat dan diharapkan beberapa BPD minimal telah
mencapai rata-rata minimal sebesar Rp1 Triliun pada tahun 2014. Tentunya, jangka waktu
pencapaian modal inti tersebut sangat dipengaruhi kondisi BPD dan struktur daerah
masing-masing. Namun demikian, nantinya diharapkan dapat tercipta sebuah paradigma
dan ekspektasi bahwa masing-masing BPD di setiap daerah akan secara konsisten
melakukan upaya penguatan modal inti hingga tahun 2014. Tujuannya adalah agar tingkat
kecukupan modalnya memenuhi ketentuan regulasi dan mampu menopang bisnis BPD
secara ideal di daerahnya masingmasing dan mampu mengejar sasaran sebagai BRC.
Secara konsep, terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan BPD dalam rangka
meningkatkan aspek permodalannya, yaitu diantaranya:
i. Penambahan modal dari shareholders dalam hal ini Pemerintah daerah;
ii. Melakukan penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO);
iii. Memperkecil porsi Dividend Pay Out untuk shareholders dan sebaliknya memperbesar
porsi Laba Ditahan (Retained Earnings);
iv. Melakukan emisi obligasi subdebt;
v. Melakukan merger dan akuisisi dengan batasan dan persyaratan tertentu.
b. Dalam lima tahun mendatang atau pada tahun 2014, diharapkan sebagian BPD telah
memiliki rasio Return on Assets (ROA) minimal 2,5 persen. Saat ini, ROA BPD seluruh
Indonesia telah melampaui angka ini. Namun, seiring dengan beratnya persoalan dan
tantangan dalam lima tahun mendatang, masing-masing BPD tetap dituntut mampu
meningkatkan return dan aktiva produktifnya sehingga ROA sekurang-kurangnya sebesar
2,5 persen dapat tetap dipertahankan;
c. BOPO BPD diupayakan setinggi-tingginya sebesar 75 persen. BOPO merupakan salah satu
indikator untuk menilai tingkat efisiensi kinerja perbankan. Hubungannya berbanding
terbalik, dimana semakin tinggi rasio BOPO menunjukkan bahwa operasional bank semakin
tidak efisien. Sebaliknya, semakin rendah rasio BOPO menunjukkan bahwa bank telah
Untuk Pilar III yaitu Kemampuan Melayani Kebutuhan Masyarakat, beberapa hal yang
menjadi indikator kuncinya antara lain :
a. Meningkatkan pemahaman terhadap produk-produk keuangan melalui edukasi kepada
masyarakat dan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh BPD seperti dengan memberikan
layanan BPD Net Online dan electronic banking (e-banking);
b. Mempermudah akses layanan keuangan seluas-luasnya terutama kepada masyarakat kecil;
c. Memiliki kualitas SDM professional, yang dapat dicapai melalui berbagai macam pelatihan di
ASBANDA HRD Center;
d. Memperkenalkan produk unggulan yang dipergunakan secara luas oleh masyarakat.
Manakala BPD telah menjadi bank terkemuka di daerahnya masing-masing, tentu banyak pihak
yang akan memetik manfaat, yaitu :
1. Bagi pemilik/pemegang saham
• Meningkatkan nilai perusahaan
• Mengoptimalkan shareholders return
• Meningkatkan kepercayaan pemilik atas komitmen pengembangan BPD
2. Bagi Pemerintah Daerah (Pemda)
• Meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD)
• Meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah
• Sebagai pedoman/acuan dalam membuat kebijakan yang terkait BPD
3. Bagi Bank Indonesia
• Mengoptimalkan fungsi pengawasan
• Sebagai salah satu pedoman menyusun kebijakan perbankan yang terkait BPD
4. Bagi masyarakat
• Memperoleh layanan yang lebih baik
5. Bagi industri perbankan di daerah & nasional
• Memperkecil kemungkinan terjadinya risiko sistemik
• Mendukung terciptanya stabilitas sistem keuangan
• Mendorong terciptanya industri perbankan yang sehat
6. Bagi banknya sendiri
• Meningkatkan brand image BPD
• Meningkatkan daya saing
• Meningkatkan ketahanan kelembagaan
• Meningkatkan kemampuan untuk tumbuh dan berkembang