Anda di halaman 1dari 34

Acute Coronary

Syndrome
R. Siti Jundiah
• AcuteCoronary Syndrome (ACS)
adalah sebuah istilah yang digunakan
untuk mendifinisikan komplikasi CAD
yang dapat muncul.
• Syndrome ini meliputi Unstable
AnginaPectoris (UAP), ST elevasi
Miokard Infark (STEMI), dan Non ST
Elevasi Miokard Infark (NSTEMI)
(McCann et al., 2006).
• Unstable angina:
– An unprovoked or prolonged episode of chest pain raising
suspicion of acute myocardial infarction (AMI)
– Without definite ECG or laboratory evidence
• NSTEMI:
– Chest pain suggestive of AMI
– Non-specific ECG changes (ST depression/T
inversion/normal)
– Laboratory tests showing release of troponins
• STEMI:
– Sustained chest pain suggestive of AMI
– Acute ST elevation or new LBBB
FAKTOR RISIKO
1. Dapat Diubah
a. Merokok
b. Tekanan darah tinggi
c. Diabetes
d. Kadar kolesterol tinggi
e. Kegemukan

2. Tidak dapat diubah


a. Jenis kelamin
b. Usia
c. Faktor keturunan
d. Kepribadian
Patofisiologi
Erosi atau ruptur plak pembentukkan trombus
atau embolisasi penurunan oksigen
• untable angina pectoris
• Infark miokard tanpa ST elevasi
• Infark miokard dengan ST elevasi
Diagnosis
UAP Non ST elevasi MI ST elevasi MI
Non occlusive Occluding thrombus Complete
thrombus sufficient to cause thrombus
tissue damage & occlusion
Non specific mild
ECG myocardial necrosis ST elevations
on
Normal cardiac ST depression +/- ECG or new
enzymes T wave inversion on LBBB
ECG
Elevated
Elevated cardiac cardiac
enzymes enzymes

More severe
symptoms
Bedside Obs, ECG, BM

Blood FBC, UE, LFT, lipids, cardiac enzymes, amylase, CRP

Imaging CXR

Special Echo, angiography


Non ST elevasi
ACS ST elevasi
Infark Miokard Akut
 Nyeri dada khas infark: nyeri dada atau leher
atau rahang (seperti ditekan atau dihimpit)
berlangsung lebih dari 30 menit, tidak hilang
dengan istirahat atau nitrat

 Disertai gejala sistemik : berkeringat seluruh


tubuh, mual dan muntah, sesak

 Pemeriksaan fisik : Hipotensi, ronkhi basah


basal, keringat dingin, edema paru, mitral
regurgitasi sesaat
PENATALAKSANAAN
NON ST ELEVASI MI ST ELEVASI MI
1. Primary PTCA pada 1. Primary PTCA
kelompok risiko tinggi (Percutaneous
2. Heparin Transluminal
3. Aspirin Coronary Angioplasty)
4. Nitrat 2. Trombolytic (Bila
5. Obat penyekat beta mula serangan <12
jam)
3. Bila >12 jam heparin
PENANGANAN AWAL DI IGD
• Airway :
kepatenan jalan
nafas
• Breathing :
saturasi O2?,RR,
suara nafas
• Circulation :
akses intravena,
HR, TD
• Dissability : GCS,
pupil
• Exposure : EKG
PENATALAKSANAAN
• Morphine 2 – 4 mg tiap 5 –
10 menit  sebagai
analgetika dan venodilatasi
• Oksigen 4 l/menit  sat
oksigen > 95 %
• Nitrogen sublingual atau IV
 efek anti iskemik dan anti
hipertensi, jangan diberikan
bila TD sistolik < 90 mmHg
dan bradikardia < 50
x/menit
• Aspirin 160 – 360 mg 
mengurangi reoklusi
koroner
ARITMIA
Kelainan dalam kecepatan, irama, tempat asal
dari impuls, atau gangguan konduksi yang
menyebabkan perubahan dalam urutan normal
aktivasi atrium sampai ventrikel

Dapat diketahui dari gambaran EKG


• TAKHIARITMIA
• BRADIARITMIA
DEFIBRILASI
GAMBARAN HENTI JANTUNG
• Ventrikel Fibrilasi
• Ventrikel Takhikardi Tanpa Nadi
• Asistole
• PEA
PEA DAN VENTRIKEL TAKHIKARDI

12-Dec-05 26
VENTRIKEL VIBRILASI

12-Dec-05 29
INDIKASI DEFIBRILASI
• VENTRIKEL FIBRILASI
• VENTRIKEL TAKHIKARDI TANPA NADI
DEFIBRILASI
Dilakukan bila diketahui adanya VF dan VT

• Minta bantuan untuk penggunaan defibrilator


pada kasus VF/VT
• 90% pasien non trauma yang tiba-tiba henti
jantung karena VF teresusitasi.
• Keberhasilan defibrilasi tergantung dari waktu
diketahuinya.
ENERGI
• 360 Joule (monophasic)
• 120 – 200 Joule (biphasic)
JIKA TIDAK ADA RESPON
• RJP
• LANJUTKAN TINDAKAN ABCD SEKUNDER

AHA 2010

Anda mungkin juga menyukai