Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PUISI “PERINGATAN” KARYA WIJI THUKUL: PENDEKATAN

EKSPRESIF

Ilda Isdayanti Amir│1951142020

Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Negeri Makassar

ildaisdayanti@gmail.com

Abstrak:

Pendekatan ekspresif adalah pendekatan dalam kajian sastra yang menitikberatkan kajiannya
pada ekspresi perasaan atau tempramen penulis. Salah satu puisi yang penulis akan teliti yaitu
puisi peringatan dari Wiji Thukul, penelitian ini membahas tentang kritik terhadap sosial
yang akan mengungkapkan realitas sosial rakyat dan penguasa. Penulis menggunakan
pendekatan ekspresif pada penelitian ini untuk mengetahui semangat juang para aksi
demonstrasi terkait dari peringatan karya Wiji Thukul. Pada puisi peringatan karya Wiji
Thukul menceritakan tentang peristiwa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

Kata Kunci: Perlawanan, Kritik dan Penguasa

PENDAHULUAN

Pada pendekatan ekspresif,penulis menganalisis makna puisi peringatan karya Wiji


Thukul. Pada bait terkahir dari puisi tersebut terdapat kata yang sangat populer di kalangan
aktivis “hanya ada satu kata:lawan” kalimat tersebut menjadi bahasa bersama dan sering
terdengar, mempunyai makna yang dapat membakar semangat dan menyatukan kekuatan
para aktivis yang bertekad untuk menjatuhkan orde baru pada saat itu. Selanjutnya, pesan dari
puisi tersebut dapat membuktikan bahhwasanya kata-kata adalah senjata atau alat
pengontruksi realitas yang sangat efektif. kata-kata dapat memicu reaksi yang amat besar dari
berbagai lapisan masyarakat untuk mengumpulkan keberanian dan bersatu untuk menolak
rezim dari penguasa.

Mempelajari sejarah perjuangan dari penyair yang bergelirya lewat tulisan adalah
upaya merealisasikan Indonesia merdeka. Selain itu,penulis juga ingin mengetahui
bagaimana ekspresif dari buah pemikiran Wiji Thukul dalam merumuskan karyanya terutama
pada puisi “Peringatan” serta pesan apa sebenarnya yang ingin disampaikan Wiji Thukul
melalui karyanya. Puisi “Peringatan” adalah puisi yang jelas menyampaikan
ketidaknyamanan rakyat pada rezim pemerintahan, dari situ peneliti semakin yakin bahwa
puisi tersebut tidak diciptakan tanpa dasar yang jelas tapi ada wacana yang ingin dicapai dari
pembentukannya.

Untuk dapat melakukan analisis menggunakan pendekatan ekspresif yang secara


kritis,peneliti hars memahami psikologis dari sang pencipta puisi serta latar belakang sosial
dan ideologinya. Wiji Thukul adalah seorang aktivis yang sangat gigih menyuarakan bahwa
rakyat harus bangkit,demokrasi harus tegak dan pemerintah harus mendengar suara
rakyatnya. Wiji Thukul telah mewakili kelompok yang tertindas dalam sebuah puisi ekspresif
yang disampaikan pembaca pada puisi “Peringatan” berupa protes-protes sosial karena pada
masa itu sistem orde baru merupakan upaya pemerintah untuk membungkam rakyat dan puisi
tersebut juga melabeli orang-orang yang subversif agar dipenjarakan.

Perasaan Wiji Thukul pada saat menciptakan salah satu karya sastra yaitu sebuah
puisi “Peringatan” sangatlah resah pada pada sistem orde baru yang dibuat oleh pemerintah
sehingga para pembaca puisi akan membentuk rasa emosional karena dalam puisi tersebut
mengandung makna yang sangat mewakili perasaan terhadap sistem pemerintahan, gaya
penulisan, retorika dan tipografi berisi kritik sosial dan politik terhadap pemerintahan.

Dalam analisis puisi “Peringatan” karya Wiji Thukul melalui pendekatan ekspresif,
meliputi rasa emosional pembaca mengenai puisi tersebut serta psikologis penulis puisi pada
saat itu.

METODE

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode kualitatif. Pada dasarnya
metode penelitian iniberguna dalam proses penelitian agar mencapai hasil yang maksimal
dengan melalui proses observasi. Puisi dapat dianalisis dari berbagai jenis sudut pandang
ataupun pendekatan karena dapat memiliki makna yang beragam-ragam pada setiap sisinya.
Metode kualitatif merupakan metode yang paling populer dikarenakan metode ini adalah
metode baru dan berlandaskan filsafat postpositivisme.

PEMBAHASAN

Wiji Thukul merupakan seorang aktivis pada masa rezim orde baru. Beliau
merupakan anak tukang becak yang lahir pada tanggal 26 Agustus 1963 di kampung
Sorogenen, Solo. Merupakan anak tertua dar itiga bersaudara. Beliau tamat SMP (1979) dan
masuk SMKI (Sekolah Menengah Karawitan Indonesia) dan mengambil jurusan tari tetapi
beliau tidak tamat dalam menempuh pendidikan pada tahun 1982 dan berjualan koran, lalu
diajak oleh tetangganya untuk bekerja disebuah perusahaan meubel antic menjadi tukang
pelitur. Disinilah Wiji Thukul mendeklamasikan puisinya pada teman- teman kerjanya. Wiji
Thukul mulai menulis puisi pada saat ia masih duduk dibangku SD.

Penekanan pada pendekatan ekspresif suatu karya sastra. Salah satu karya sastra yang
akan dianalisis oleh penulis adalah sebuah puisi “Peringatan” karya Wiji Thukul. Pendekatan
ekspresif sebagai salah satu pendekatan dalam sastra yang lebih cocok dipakai dalam melihat
rasa emosional dan kepekaan pencipta puisi pada hal-hal tertentu. Kritik ekspresif
mendefinisikan karya sastra sebagai ekspresi atau curahan yang berupa perasaan penyair
yang bekerja dengan pikiran-pikiran dan perasaan. Pendekatan ekspresif ini cenderung
menimbang karya sastra dengan kepekaan,kesejatian dan kecocokan pribadi penyair atau
keadaan pikiran dan sering kritik ini mencari dalam karya sastra mengenai fakta-fakta tentang
tempramen dan pengalaman-pengalaman penyair.

Wiji Thukul juga merupakan seorang leader yang selalu benar. Melalui puisilah ialah
melawan,melalui puisilah ia berani bersuara

Penerapan pendekatan ekspresif dalam puisi

PUISI

Peringatan

(Wiji Thukul)

Jika rakyat pergi

Ketika penguasa pidato

Kita harus hati-hati

Barangkali mereka putus asa


Kalau rakyat bersembunyi

Dan berbisik;bisik

Ketika membicarakan masalahnya sendiri

Penguasa harus waspada dan belajar mendengar

Bila rakyat berani mengeluh

Itu artinya sudah gawat

Dan bila omongan penguasa

Tidak boleh dibantah

Kebenaran pasti terancam

Apabila usul ditolak tanpa di timbang

Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan

Dituduh subversif dan mengganggu keamanan

Maka hanya ada satu kata: lawan!

Kritik Sosial dalam puisi “Peringatan” karya Wiji Thukul

Pada bait pertama puisi “Peringatan” karya Wiji Thukul

“Jika rakyat pergi

Ketika penguasa pidato

Kita harus hati-hati

Barangkali mereka putus asa”


Peneliti memberi makna yaitu “Suatu kenegaraan harus transparan dalam suatu
pengolahannya.” Disini sangat jelas bahwa penyair sangatlah resah terhadap penguasa karena
penyair sendiri merupakan golongan rakyat kecil dan lingkungan berstatus sosial rendah
selalu merasa tidak diinginkan kehadirannya oleh penguasa.

Pada bait kedua puisi “Peringatan” karya Wiji Thukul

“Kalau rakyat bersembunyi

Dan berbisik;bisik

Ketika membicarakan masalahnya sendiri

Penguasa harus waspada dan belajar mendengar”

Peneliti memberi makna yaitu “Turun atau tidak mendengar auman rakyat yang mencekam.”
Kritik ekspresif pada bait kedua yaitu penyair ingin mengkritik pemerintah melalui rasa
emosional dan ingin menyampaikan perasaan yang dialami dari penyair secara umum adalah
perasaan marah,sedih dan melawan.

Pada bait ketiga puisi “Peringatan” karya Wiji Thukul

“Bila rakyat berani mengeluh

Itu artinya sudah gawat

Dan bila omongan penguasa

Tidak boleh dibantah

Kebenaran pasti terancam”

Peneliti memberi makna dari bait ketiga puisi “Peringatan” karya Wiji Thukul yaitu “Esok
kau akan lengser sebelum waktumu atau kau tiggalkan picikmu.” Yaitu apabila pemerintah
masih saja tidak mendengar aspirasi dari rakyatnya maka ia harus siap dilengserkan oleh
rakyat itu sendiri. Pada puisi ini analisis ekspresif yang ingin ditujukan lebih ke ekspresif dari
pihak penguasa.

Pada bait keempat puisi “Peringatan” karya Wiji Thukul

“Apabila usul ditolak tanpa di timbang


Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan

Dituduh subversif dan mengganggu keamanan

Maka hanya ada satu kata: lawan!”

Peneliti memberi makna yaitu “Kembali kealam yg mendeskrisikan realitas tanpa


status.”pendekatan ekspresif yang digunakan oleh penyair yaitu rasa emosional yang
menyerupai bait kedua dan perasaan umum lainnya seperti rasa sedih atau terharu, dan
melawan.

Dalam puisi ini Wiji Thukul menjelaskan bahwa banyak hal yang terjadi pada pihak
pemerintahan yang benar-benar merupakan sebuah ruang gelap bagi negeri. Saat rakyat acuh
dan tidak mendengar pemerintah dan ketika kebenaran tidak bisa diperoleh dimanapun.
Kemelut itu akan membawa Indonesia dalam keterpecah belah,cerai-berai dan tak memiliki
tujuan bernegara lagi.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dari sisi pendekatan ekspresif penyiar berusaha untuk
menyampaikan apa yang ia rasakan sebagai warga negara yang merasa dirugikan akibat dari
para pemerintahan. Rasa yang disampaikan berupa bentuk kekecewaan yang sangat
emosional dan dituangkan lewat karya sastra yang menjadi bentuk perlawanan.

DAFTAR PUSTAKA

Etd.respository.ugm.ac.id

e-journal.unipma.ac.id (Jurnal Pendidikan 15 (1),2019

Journal.ikipsiliwangi.ac.id

Parole(Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)1(5),761-766,2019

Anda mungkin juga menyukai