BABAK 1

BEBERAPA HARI YANG LALU PERUSAHAN MENGALAMI KERUGIAN YANG BESAR

AKIBAT PANDEMI COVID-19, SEHINGGA PERUSAHAN MENGHARUSKAN
MENGAMBIL TINDAKAN YAITU MEM PHK KARYAWANNYA.SI A DAN SI B PUN DI
PHK OLEH PERUSAHAANYA TEMPAT MEREKA BEKERJA.
DIRUMAH MASING-MASING, SI A DAN SI B MENONTON TELEVISI MEREKA
MENONTON FAKTA TENTANG COVID-19. MEREKA PUN MEMPERCAYAI APA
YANG MEREKA TONTON. TAPI KARENA SEBUAH KONSPIRASI YANG BEREDAR
MEMBUAT SI A TERPENGARUH BERITA YANG TIDAK BENAR.
TAK LAMA KEMUDIAN SI A DAN SI B PUN MENDAPATKAN PEKERJAAN
SERABUTAN UNTUK MENCUKUPI KEBUTUHAN, MEREKA BEKERJA DALAM SATU
TEMPAT YANG SAMA.
A : B kamu kerja dimana?
B : Aku kerja di tempat H, kamu dimana A?
A : Lah berarti kita kerja di tempat yang sama juga, aku di tempat H juga soalnya.
B : Oh iya, eh jangan lupa ya besok kalau kerja tetap mematuhi protocol kesehatan ya.
A : Iya iya.
KEESOKAN HARINYA MEREKA BERANGKAT KERJA DENGAN MEMAKAI MASKER.
SESAMPAINYA DISANA MEREKA MULAI BEKERJA DAN MEMATUHI PROTOKOL
KESEHATAN YANG SUDAH DITETAPKAN. SETELAH BEKERJA MEREKA PULANG,
SI B PULANG KERUMAH, SEDANGKAN SI A TIDAK PULANG MELAINKAN PERGI
KETEMPAT TONGKRONGAN BERSAMA TEMAN YANG LAINNYA.
X : baru pulang bro?
A : iyah baru pulang kerja bro, capek mau nongkrong bareng kalian dulu.
X : yaudah sini aja bro, ngobrol sambil ngopi. Eh bro, menurutmu covid itu ada gak sih
bro?
A : menurut aku si enggak bro, dari berita kemarin yang aku lihat dan aku dengar kemarin,
covid itu Cuma konspirasi yang dilakukan oleh pemerintah aja .
X : serius bro? wah gilak si ini kalau Cuma konspirasi pemerintah.
A : iya bro, makanya aku gak percaya sama fakta berita covid yang beredar.
X : berarti kita kumpul- kumpul kek gini gak papa kan bro?
A : gak papa, aku juga gak pakai masker kalau keluar kecuali waktu kerja doang. Karena di
tempat kerjaku sekarang harus mematuhi protocol kesehatan.
X : wah kalau gitu peraturan psbb gak ada gunanya yah. Berarti bebas seperti biasanya gak
perlu peraturan-peraturan aneh ya.
A : iya bro santai aja, covid itu gak ada . lakuin aja seperti hari biasanya. Kita gak bakal
sakitlah, emang covidnya itu aja konspirasi pemerintah.
BABAK 2
KASUS LONJAKAN COVID DI INDONESIA SEMAKIN TIDAK TERKENDALI.
PENYEBARANNYA PUN SANGAT MASIF DAN MUDAH MENULAR KE SIAPAPUN. DI
KOMPLEKS PERUMAHAN SI A DAN SI B ADA TETANGGANYA YANG TERJANGKIT
COVID-19. ITU MERUPAKAN KASUS PERTAMA DI KOMPLEKS TERSEBUT. WARGA
DI KOMPLEKS TERSEBUT SEAKAN TIDAK PERCAYA KARENA YANG TERJANGKIT
TERLIHAT SEHAT. SONTAK HAL ITU MENJADI BUAH BIBIR PEMBICARAAN
MASYARAKAT TIDAK TERKECUALI SI A DAN SI B.
HARI INI SI A DAN SI B SEDANG LIBUR BEKERJA. KEDUANYA SEDANG
MENJALANI LOCKDOWN YANG DITERAPKAN DI KOMPLEKS PERUMAHANNYA.
SAAT SI A SEDANG ASYIK MENONTON FILM DIRUMAH, TIBA-TIBA SI B
MENELPON SI A
B : “Haloo, bro maaf mengganggu waktu luangmu sebentar.”
A : “Eh kamu kok tiba-tiba menelpon aku ada apa sih?”
A : “Aku hampir selesai nonton film ini, eh kamu malah nelpon.”
B : “Pliss sebentar aja kok ini, ada hal penting yang harus kamu ketahui.”
A : “ Iyaa, cepetan bilang aja gapapa”
B : “Begini, tadi aku habis dikasih informasi sama pak lurah, kalau di kompleks kita ada
yang terjangkit Covid-19. Kita harus lebih waspada ya.”
A : “ Aku tau kok, itu kan yang terjangkit Covid-19 belakang rumahku pas. Perasaan dia
juga terlihat sehat-sehat aja sih.
B : “Iya dia itu terinfeksi Covid-19 tapi tanpa gejala. Kata Pak Lurah dia saat sepulang dari
Kampus. mengikuti program tes swab massal yang dilakukan di kampusnya. Ternyata
hasilnya positif dan ia langsung menyerahkan hasil tesnya kepada Pak Lurah.”
A : “Halah itu hasilnya settingan, mana ada Covid-19 itu, semuanya hanyalah fiktif belaka.”
(sambil tertawa lepas)
B : “Beneran bro dia itu terpapar Covid-19, aku juga dapat informasi lagi dia mulai
merasakan demam tinggi dan adiknya juga ikut terpapar juga.”
A : “Kalau aku sih ngga terlalu memperhatikan hal itu, yang penting sampai saat ini aku
sehat terus.”
B : “Ini aja aku juga habis membeli jamu tradisional di pasar agar imun tubuh aku kuat
menangkal Covid-19.”
A : “Buat apa sih beli kayak gituan, santai aja bro, Covid itu ngga berbahaya kok. Malah
yang paling berbahaya itu kasus kelaparan yang mengintai disaat pandemi.”(dengan
suara cempreng yang sedikit menyindir)
B : “Aku cuman mengingatkan aja ke kamu kalau Covid-19 itu berbahaya. Ratusan orang
telah meninggal dunia karena Covid.”
A : “Masalah umur memang kita tidak tahu bro. Tapi kalau aku semua kupasrahkan kepada
kehendak Tuhan.”
B : “Benar sih apapun yang terjadi karena kehendak Tuhan, tapi kalau kamu tidak
menjalankan Protokol kesehatan ya sama saja.”
A : “Aku masih lebih percaya teori konspirasi Covid-19 daripada penjelasanmu itu.”
B : “Yasudah kalau tidak percaya. tapi kamu jangan menghasut warga lainnya tentang teori
konspirasi tersebut. (dengan suara yang agak lantang dan keras)

SAAT SI A DAN SI B SEDANG MEMBAHAS COVID-19, SANG ISTRI DARI SI A

TERNYATA DARI TADI MENYIMAK PEMBICARAAN ANTARA SI A DAN SI B. DIA
AKHIRNYA JUGA MENANYAKAN TENTANG HAL YANG DIBAHAS SI A DENGAN SI
B.
C : “Eh tadi pas kamu asyik mengobrol, aku dengar kamu membahas tentang Covid-19 ya?
A : “Kamu kok ikut-ikutan kenapa sih? Tidur lagi aja sana.”
C : “Aku juga pengen tahu soalnya. Jelaskan dong.”
A : “Apanya yang perlu aku jelaskan tentang covid? Covid itu tidak ada dan kamu tidak
usah membeli obat-obatan atau vitamin lagi.”
C : “Kalau aku masih percaya dengan Covid-19, karena temanku ada yang kritis masuk
 rumah sakit karena covid.”
A : “Halahh kamu itu kok sama aja seperti temanku yang masih percaya Covid-19.”
C : “Ya kamunya aja yang aneh, masa teori konspirasi bohongan kamu ikutin.”
A : “Aku tetap pada pendirianku kalau aku tidak percaya Covid-19.
C : “Eh aku kemarin dapat info kalau di kompleks kita bakalan ada program sosialisasi
covid dan vaksin massal.”
A : “Aku pokoknya tidak ikut, mending dirumah saja.”

BABAK 3
SEMAKIN MEREBAKNYA KASUS COVID-19 DI KOMPLEKS PERUMAHAN SI A DAN
SI B, AKHIRNYA MEMBUAT SI B MENGUSULKAN KEPADA PAK LURAH UNTUK
MENGADAKAN SOSIALISASI COVID-19 BEKERJA SAMA DENGAN PIHAK
KESEHATAN SETEMPAT. AKHIRNYA KEPALA DESA MENYANGGUPI.
ACARA SOSIALISASI COVID-19 PADA PAGI INI WAJIB DIHADIRI OLEH SELURUH
WARGA DESA TERSEBUT TANPA TERKECUALI. TERLIHAT SI A DAN SI B
MENGHADIRI ACARA SOSIALISASI TERSEBUT.
SAAT DOKTER MENJELASKAN SOSIALISASI COVID-19, SI B TAMPAK ANTUSIAS
DALAM ACARA TERSEBUT. NAMUN SEBALIKNYA SI A TERLIHAT SANGAT TIDAK
NYAMAN.
Dokter : “Apakah semua warga sudah berkumpul semua?”
B : “Sudah Pak.”
Dokter : “Baik, bisa kita mulai sekarang ya.”
Dokter : “Begini saudara, bahwa penyebaran Covid-19 yang semakin hari kian tidak
Terkendali, mari kita saling menyadarkan satu sama lain untuk terus menjaga selalu
mematuhi protokol kesehatan.
Dokter : “Besok akan ada program vaksinasi massal. Semua warga harus mengikutinya.”
mengikutinya.”
B : “ Siap pak dokter.”
A : “Kalau tidak ikut vaksinasi bagaimana Pak Dokter?”
Dokter : “Harus ikut mas, karena bersifat wajib.”
A : “Pokoknya saya tetap tidak ikut Pak Dokter.”
Dokter : “Kalau tidak ikut vaksinasi akan dikenai denda.”

SEPULANG ACARA SOSIALISASI, SI A MEMBUJUK WARGA AGAR TIDAK

MELAKUKAN VAKSIN PADA KEESOKAN HARINYA, DIA JUGA MEMBERIKAN
DOKTRINASI KEPADA WARGA AGAR TIDAK PERCAYA COVID-19.
UNTUNGNYA SI B MENGETAHUI SI A YANG SEDANG MEMBERIKAN INFORMASI
YANG KELIRU KEPADA MASYARAKAT DI JALANAN.
A : “Kepada seluruh masyarakat, jangan percaya adanya Covid-19 ini. Semua hanyalah
hanyalah akal-akalan elit global saja. Covid-19 dijadikan ladang bisnis oleh segelintir
pihak.”
X : “Benar sekalii jangan percaya pada Covid-19 ini, mari kita tolak program vaksinasi.”
X : “Kawal sampai program vaksinasi bubar!”
SAAT SI A DAN SI X MELANCARKAN OPINI LIAR KEPADA MASYARAKAT DI
PERSIMPANGAN JALAN, TIBA-TIBA SI B LANGSUNG MEMBERONTAK DAN
MENYEROBOT LANGSUNG.
B : “ Heyy apa yang kamu lakukan kepada para warga ini?”
B : “Sungguh sangat tercela kamu memberikan informasi sesat kepada warga yang baik
ini.”
A : “Emangnya kenapa?” ini kan aku juga melakukan edukasi. Emangnya tidak boleh?”
B : “Ya tidak bolehlah, kan kamu memberikan edukasi abal-abal kepada masyarakat.”
A : “Kamu itu mengganggu saja dari tadi.”
B : “Untuk masyarakat yang tadi mendengarkan si A buang saja jauh-jauh perkataanya,
mari kita melakukan program vaksinasi besok.”
A : “ Percuma kamu berkata, masyarakat sudah terkena bujuk rayuanku.”
B : “Kamu pergi saja dari sini, jangan mempengaruhi masyarakat lagi.”
A : “Oke aku akan pergi, tapi lihat saja besok pasti akan banyak masyrakat yang tidak
vaksin.”
KEESOKAN HARINYA AKHIRNYA PROGRAM VAKSIN DILAKSANAKAN DI BALAI
DESA. PROGRAM TERSEBUT DIINISIASI OLEH KELURAHAN YANG BEKERJA SAMA
DENGAN PUSKESMAS SETEMPAT. NAMUN HANYA TERLIHAT SEBAGIAN KECIL
MASYARAKAT YANG MELAKUKAN VAKSIN KARENA AKSI YANG DILAKUKAN
OLEH SI A KEMARIN.
HANYA SI B DAN SI C YANG TERLIHAT SUDAH MELAKSANAKAN VAKSINASI. SI A
MALAH BERDIAM DIRI DI RUMAH.
B : “Bagaimana kegiatan vaksinasi mu tadi? Apakah ada kendala?”
C : “Alhamdulilah lancar.”
B : “ Loh, kamu kok hanya sendirian melakukan vaksin? Suamimu kemana?”
C : “Tadi aku sudah membujuk dan memaksa dia untuk vaksinasi, namun dia tetap menolak
dan hanya berdiam diri di rumah.”
B : “Semoga dia sadar dan mau divaksin untuk kedepannya, karena sangat penting bagi
Dirinya.”
C : “Saya akan berusaha sekuat tenaga untuk menyadarkan pikiran dia yang sudah termakan
oleh berita hoaks.”