Dalam melakukan penghitungan beban kerja digunakan pedoman perhitungan kebutuhan pegawai
berdasarkan beban kerja, yang telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor KEP/75/M.PAN/7/2004.
Terdapat 4 (empat) pendekatan untuk menghitung kebutuhan pegawai, yaitu hasil kerja, objek kerja,
peralatan kerja, dan tugas per tugas jabatan.
1) Hasil kerja
Hasil kerja adalah produk atau output jabatan. Metoda dengan menggunakan pendekatan hasil kerja
adalah menghitung formasi dengan mengidentifikasi beban kerja dan hasil kerja jabatan. Metoda ini
dipergunakan untuk jabatan yang hasil kerjanya fisik atau non fisik tetapi dapat dikuantifisir. Metoda ini
efektif dan mudah digunakan untuk jabatan yang hasil kerjanya hanya satu jenis.
Dalam menggunakan metoda ini, informasi yang dipergunakan adalah
(1) wujud hasil kerja dan satuannya
(2) jumlah beban kerja, yang tercermin dari target hasil kerja yang harus dicapai
(3) standar kemampuan rata-rata untuk memperoleh hasil kerja
Kebutuhan pegawai=
∑ Beban kerja ×1 orang
Standar Kemampuan Rata−Rata
Contoh:
Jabatan: Penyortir surat
Hasil kerja: Surat yang telah disortir
Beban kerja/target hasil: 500 surat setiap hari
Standar kemampuan rata-rata penyortir: 100 surat per hari
2) Objek kerja
Yang dimaksud dengan objek kerja adalah objek yang dilayani dalam pelaksanaan pekerjaan. Metoda
ini dipergunakan untuk jabatan yang beban kerjanya bergantung dari jumlah objek yang harus dilayani,
misalnya pramu tamu/resepsionis, objek kerjanya adalah tamu.
Metoda ini memerlukan informasi:
(1) wujud objek kerja
(2) jumlah beban kerja, yang tercermin dari banyaknya objek yang harus dilayani
(3) standar kemampuan rata-rata untuk melayani objek kerja
Kebutuhan pegawai=
∑ Objek kerja ×1 orang
Standar Kemampuan Rata−Rata
Contoh:
Jabatan: Pramu tamu/resepsionis
Objek kerja: Tamu
Beban kerja: 150 orang tamu per hari
Standar kemampuan rata-rata pramu tamu: 50 orang tamu per hari
¿ 3 orang
Jadi, banyaknya pramu tamu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut adalah 3
orang.
3) Peralatan kerja
Peralatan kerja adalah peralatan yang dipergunakan dalam bekerja. Metoda ini digunakan untuk
jabatan yang beban kerjanya bergantung pada peralatan kerja, seperti pengemudi, beban kerjanya
bergantung pada kebutuhan operasional kendaraan yang harus dikemudikan.
Dalam menggunakan metoda ini, informasi yang diperlukan adalah:
(1) satuan alat kerja
(2) jabatan yang diperlukan untuk pengoperasian alat kerja
(3) jumlah alat kerja yang dioperasikan
(4) rasio jumlah pegawai per jabatan peralatan kerja (RPK)
Kebutuhan pegawai=
∑ Peralatan Kerja ×1 orang
Rasio Penggunaan Alat Kerja
Contoh:
Satuan alat kerja: Kendaraan dinas (mobil)
Jabatan yang diperlukan untuk pengoperasian alat kerja: (a) Pengemudi
(b) Montir
Jumlah alat kerja yang dioperasikan: 20 mobil dinas
Rasio pengoperasian alat kerja: 1 Pengemudi 1 mobil dinas
1 Montir 5 mobil
Perhitungan kebutuhan pegawai adalah sebagai berikut.
(a) Pengemudi
Kebutuhan pengemudi=
∑ Mobil dinas ×1 orang
Rasio Pengoperasian Mobil Dinas
20 mobil dinas
¿ × 1 orang
1mobil dinas
¿ 20 orang
(b) Montir
Kebutuhan montir=
∑ Mobil dinas × 1 orang
Rasio Pengoperasian Mobil Dinas
20 mobil dinas
¿ × 1 orang
5 mobil dinas
¿ 4 orang
Jadi, untuk dapat mengoperasikan 20 mobil dinas dibutuhkan sebanyak 20 orang pengemudi dan 4
orang montir.
Kebutuhan pegawai=
∑ Waktu Penyelesaian Tugas × 1 orang
Waktu Kerja Efektif
Selanjutnya, waktu penyelesaian tugas disingkat WPT dan waktu kerja efektif disingkat WKE.
Contoh:
Untuk mengitung kebutuhan Sekretaris Pimpinan di lingkungan Subbagian Tata Usaha, maka
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.
2. Setelah semua tugas terinventarisasi dan waktu penyelesaian tugasnya terhitung, selanjutnya
masukkan uraian tugas, beban kerja, standar kemampuan rata-rata penyelesaian tugas (SKR),
dan waktu penyelesaian tugas (WPT) tersebut ke dalam formulir G seperti berikut ini.
Formulir G Penghitungan Beban Kerja
Nama Jabatan: Sekretaris Pimpinan
Unit Kerja: Subbagian Tata Usaha
3. Jika terdapat perbedaan satuan pada waktu penyelesaian tugas (WPT), lakukan konversi untuk
menyamakan satuan waktu penyelesaian tugas.
Pada contoh di atas, terdapat perbedaan satuan waktu penyelesaian tugas, yaitu menit/hari dan
jam/bulan. Oleh karena itu, perlu dilakukan konversi untuk menyamakan seluruh satuannya,
dengan ketentuan sebagai berikut.
Catatan:
Penghitungan beban kerja dilakukan untuk setiap nama jabatan.