Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN DIABETES MELLITUS

KMB II
DIABETES MELLITUS

• sekumpulan
gangguan
metabolik yang
ditandai dengan
peningkatan kadar
glukosa darah
(hiperglikemia)
akibat kerusakan
pada sekresi insulin,
kerja insulin, /
keduanya
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN & METODE DIAGNOSATIK

• Kadar glukosa
darah tinggi: kadar
glukosa puasa 126/
dl atau lebih, atau
kadar glukosa
plasma sewaktu / 2
jam pasca makan
lebih dari 200
mg/dl.
• Evaluasi adanya
komplikasi
ANALISA DATA

Symptom Etiology/ Risk Problem


Factor
Kekurangan volume cairan
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
Risiko infeksi
Risiko perubahan sensori
perseptual
Kelelahan
Ketidakberdayaan
Kurang pengetahuan
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kekurangan volume cairan Kelelahan

Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
Ketidakberdayaan

Risiko infeksi

Risiko perubahan sensori Kurang


perseptual pengetahuan
INTERVENSI &
IMPLEMENTASI
TUJUAN/ KRITERIA HASIL

• Mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan o/ TTV stabil,


nadi perifer dapat diraba, turgor kulit & pengisian kapiler baik,
haluaran urin tepat secara individu & kadar elektrolit DBN.

• Mencerna jumlah kalori/ nutrien yang tepat, menunjukkan


tingkat energi, mendemonstrasikan BB stabil / penambahan
ke arah rentang biasanya/ yang diinginkan dengan nilai
laboratorium normal.

• Mengidentifikasi intervensi u/ mencegah/ menurunkan risiko


infeksi, mendemonstrasikan teknik, perubahan gaya hidup u/
mencegah terjadinya infeksi.

• Mempertahankan tingkat mental biasanya, mengenali &


mengkompensasi adanya kerusakan sensori
• Mengungkapkan peningkatan tingkat energi, menunjukkan
perbaikan kemampuan u/ berpatisipasi dalam aktivitas yang
diinginkan.

• Mengakui perasaan putus asa, mengidentifikasi cara-cara


sehat u/ menghadapi perasaan, membantu dalam
merencanakan perawatannya sendiri & secara mandiri
mengambil tanggung jawab untuk aktivitas perawatan diri.

• Mengidentifikasi hubungan tanda/ gejala dengan proses


penyakit & menghubungkan gejala dengan faktor penyebab.
Dengan benar melakukan prosedur yang perlu & menjelaskan
rasional tindakan. Melakukan perubahan gaya hidup &
berpartisipasi dalam program pengobatan.
KEKURANGAN VOLUME CAIRAN

• Dapatkan riwayat pasien/ orang terdekat sehubungan


dengan lamanya/ intensitas dari gejala seperti muntah,
pengeluaran urin yang sangat berlebihan.
• Pantau TTV, catat adanya perubahan TD ortostatik.
• Pola napas seperti adanya pernapasan Kusmaul /
pernapasan yang berbau keton.
• Frekuensi & kualitas pernapasan, penggunaan otot
bantu napas & adanya periode apnea & munculnya
sianosis.
• Suhu, warna kulit, / kelembabannya
• Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, &
membran mukosa.
• Pantau masukan & pengeluaran.
• Ukur BB setiap hari.
• Pertahankan u/ memberikan cairan paling sedikit 2500
ml/ hari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung jika
pemasukan cairan melalui oral sudah dapat diberikan.
• Tingkatkan lingkungan yang dapat menimbulkan rasa
nyaman. Selimuti pasien dengan selimut tipis.
• Kaji adanya perubahan mental/ sensori
• Catat hal2 yang dilaporkan seperti mual, nyeri
abdomen, muntah & distensi lambung.
• Observasi adanya perasaan kelelahan yang meningkat,
edema, peningkatan BB, nadi tidak teratur, & adanya
distensi pada vaskular.
KOLABORASI

• Berikan terapi cairan sesuai indikasi: normal salin


• Pantau pemeriksaan laboratorium, seperti:
hematokrit (Ht), BUN/ kreatinin, natrium, kalium.
• Berikan kalium / elektrolit yang lain melalui IV dan/ /
melalui oral sesuai indikasi.
KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI
KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH

• Timbang BB setiap hari / sesuai dengan indikasi.


• Tentukan program diet & pola makan pasien & bandingkan
dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien.
• Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/ perut
kembung, mual, muntahkan makanan yang belum sempat
dicerna
• Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan
(nutrien) & elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat
mentoleransinya melalui pemberian cairan melalui oral.
• Identifikasi makanan yang disukai/ dikehendaki termasuk
kebutuhan etnik/ kultural.
• Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan ini
sesuai dengan indikasi.
• Observasi tanda2 hipoglikemia. Seperti perubahan tingkat
kesadaran, kulit lembab/ dingin, denyut nadi cepat, lapar,
peka rangsang, cemas, sakit kepala, pusing, sempoyongan.
MENU SEHARI DENGAN JENIS DIET DIABETES 1900
KALORI (315 GRAM KARBOHIDRAT, 59 GRAM
PROTEIN, 46 GRAM LEMAK)

Sarapan Makan Siang Makan Malam


• Nasi sekitar 200 • Nasi sekitar 200 • Nasi sekitar 200
gram (1,5 gelas) gram (1,5 gelas) gram (1,5 gelas)
• Telur dadar 1 butir • Mangut ikan sekitar • Ayam goreng
• Tumis kacang tolo 40 gram (1 potong) sekitar 40 gram (1
sekitar 20 gram (2 • Tempe mendoan potong)
sdm) sekitar 50 gram (2 • Tumis tahu jamur,
• Sup labu kuning potong) dengan tahu sekitar
• Camilan: jus blewah • Sayur asem sekitar 110 gram
100 gram (1 • Bayam sekitar 100
mangkuk) gram (1 mangkuk)
• Nanas seperempat • Pepaya
buah
• Camilan: anggur
sekitar 20 buah
KOLABORASI

• Lakukan pemeriksaan gula darah dengan


menggunakan “finger stick”
• Pantau pemeriksaan laboratorium, seperti glukosa
darah,
• Berikan pengobatan insulin secara teratur dengan
metode IV secara intermiten / kontinu melalui alat
pompa kira-kira 5-10 UI/ jam sampai glukosa darah
mencapai 250 mg/dl
• Berikan larutan glukosa, misalnya dekstrose & setengah
salin normal.
• Lakukan konsultasi dengan ahli diet.
• Berikan diet kira2 60% karbohidrat, 20% protein & 20%
lemak dalam penataan makan/ pemberian makanan
tambahan.
RISIKO INFEKSI

• Observasi tanda2 infeksi & peradangan, seperti demam,


kemerahan, adanya pus pada luka, sputum purulen, urine
warna keruh / berkabut.
• Tingkatkan upaya pencegahan dengan melakukan cuci
tangan yang baik pada semua orang yang berhubungan
dengan pasien termasuk pasiennya sendiri.
• Pertahankan teknik aspetik pada prosedur invasif (seperti
pemasangan infus, kateter Folley dsb), pemberian obat
intravena & memberikan perawatan pemeliharaan. Lakukan
pengobatan melalui IV sesuai indikasi.
• Pasang kateter/ lakukan perawatan perineal dengan baik.
Ajarkan pasien wanita u/ membersihkan daerah perinealnya
dari depan ke belakang setelah eliminasi.
• Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh2,
masase daerah tulang yang tertekan, jaga kulit tetap kering,
linen kering & tetap kenceng (tidak berkerut).
• Auskultasi bunyi napas.
• Posisikan pasien pada posisi semi-Fowler.
• Lakukan perubahan posisi & anjurkan pasien u/ batuk efektif/
napas dalam
• Berikan tisu & tempat sputum pada tempat yang mudah
dijangkau u/ penampungan sputum / sekret yang lainya.
• Bantu pasien u/ melakukan higiene oral.
• Anjurkan makan & minum adekuat (pemasukan makanan &
cairan yang adekuat) (kira2 3000 ml/hari jika tidak ada
kontraindikasi).
Kolaborasi
• Lakukan pemeriksaan kultur & sensitivitas sesuai indikasi.
• Berikan obat antibiotik yang sesuai.
RISIKO PERUBAHAN SENSORI
PERSEPTUAL
• Pantau TTV & status mental.
• Panggil pasien dengan nama, orientasikan kembali sesuai
dengan kebutuhannya, misalnya terhadap tempat, orang, &
waktu. Berikan penjelasan yang singkat dengan bicara
perlahan dan jelas.
• Jadwalkan intervensi keperawatan agar tidak menganggu
waktu istirahat pasien.
• Pelihara aktivitas rutin pasien sekonsisten mungkin, dorongh u/
melakukan kegiatan sehari-hari sesuai kemampuannya.
• Lindungi pasien dari cedera (gunakan pengikat) ketika
tingkat kesadaran pasien terganggu. Berikan bantalan lunak
pada pagar tempat tidur & berikan jalan napas buatan yang
lunak jika pasien kemungkinan mengalami kejang.
• Evaluasi lapang pandang penglihatan sesuai
dengan indikasi.
• Selidiki adanya keluhan parestesia, nyeri /
kehilangan sensori pada paha/ kaki. Lihat adanya
ulkus, daerah kemerahan, tempat2 tertekan,
kehilangan denyut nadi perifer.
• Berikan tempat tidur yang lembut. Pelihara
kehangatan kaki/ tangan, hindari terpajan
terhadap air panas / dingin / penggunaan
bantalan/ pemanas.
• Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan
posisi.
KELETIHAN

• Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas.


Buat jadwal perencanaan dengan pasien &
identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan.
• Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat
yang cukup/ tanpa diganggu.
• Pantau nadi, frekuensi pernapasan & tekanan
darah sebelum/ sesudah melakukan aktivitas.
• Diskusikan cara menghemat kalori selama mandi,
berpindah tempat dsb.
• Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan
aktivitas sehari-hari sesuai dengan yang ditoleransi.
KETIDAKBERDAYAAN
• Anjurkan pasien/ keluarga u/ mengekspresikan perasaannya tentang
perawatan di RS & penyakitnya secara keseluruhan.
• Akui normalitas dari perasaan.
• Kaji bagaimana pasien telah menangani masalahnya di masa lalu.
Identifikasi lokus kontrol.
• Berikan kesempatan pada keluarga u/ mengekspresikan perhatiannya &
diskusikan cara mereka dapat membantu sepenuhnya terhadap pasien.
• Tentukan tujuan/ harapan dari pasien / keluarga.
• Tentukan apakah ada perubahan yang berhubungan dengan orang
terdekat.
• Anjurkan pasien u/ membuat keputusan sehubungan dengan
perawatannya, seperti ambulasi, waktu beraktivitas, dan seterusnya.
• Berikan dukungan pada pasien u/ ikut berperan serta dalam perawatan
diri sendiri & berikan umpan balik positif sesuai dengan usaha yang
dilakukannya.
KURANG PENGETAHUAN

• Ciptakan lingkungan saling percaya dengan mendengarekan


penuh perhatian, dan selalu ada untuk pasien.
• Bekerja dengan pasien dalam menata tujuan belajar yang
diharapkan.
• Pilih strategi belajar
• Diskusikan topik2 utama
• Demonstrasikan cara pemeriksaan gula darah
• Diskusikan tentang rencana diet
• Tinjau ulang program pengobatan
• Tinjau kembali pemberian insulin oleh pasien sendiri
• Tekankan pentingnya mempertahankan pemeriksaan gula
darah setiap hari
• Diskusikan faktor2 yang memegang peranan dalam kontrol DM
• Tinjau ulang pengaruh rokok pada penggunaan insulin
• Buat jadwal latihan
• Identifikasi gejala hipoglikemia
• Instruksikan pentingnya pemeriksaan pada kaki & perawatan
kaki tersebut
• Tekankan pentingnya pemeriksaan mata secara teratur
• Susun alat bantu penglihatan ketika diperlukan
• Diskusikan mengenai fungsi seksual
• Tekankan pentingnya penggunaan dari gelang bertanda
khusus
• Rekomendasikan u/ tidak menggunakan obat2 yang dijual
bebas
• Diskusikan pentingnya u/ melakukan evaluasi secara teratur.
• Lihat kembali tanda/gejala yang memerlukan evaluasi
• Demonstrasikan teknik penanganan stres
• Identifikasi sumber2 yang ada di masyarakat.
EVALUASI

1. Kekurangan volume cairan


2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
3. Risiko infeksi
4. Risiko perubahan sensori perseptual
5. Keletihan
6. Ketidakberdayaan
7. Kurang pengetahuan
SUBJEKTIFOBJEKTIFASESSMENTPLAN

• Mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan o/ TTV stabil,


nadi perifer dapat diraba, turgor kulit & pengisian kapiler baik,
haluaran urin tepat secara individu & kadar elektrolit DBN.

• Mencerna jumlah kalori/ nutrien yang tepat, menunjukkan


tingkat energi, mendemonstrasikan BB stabil / penambahan
ke arah rentang biasanya/ yang diinginkan dengan nilai
laboratorium normal.

• Mengidentifikasi intervensi u/ mencegah/ menurunkan risiko


infeksi, mendemonstrasikan teknik, perubahan gaya hidup u/
mencegah terjadinya infeksi.

• Mempertahankan tingkat mental biasanya, mengenali &


mengkompensasi adanya kerusakan sensori
• Mengungkapkan peningkatan tingkat energi, menunjukkan
perbaikan kemampuan u/ berpatisipasi dalam aktivitas yang
diinginkan.

• Mengakui perasaan putus asa, mengidentifikasi cara-cara


sehat u/ menghadapi perasaan, membantu dalam
merencanakan perawatannya sendiri & secara mandiri
mengambil tanggung jawab untuk aktivitas perawatan diri.

• Mengidentifikasi hubungan tanda/ gejala dengan proses


penyakit & menghubungkan gejala dengan faktor penyebab.
Dengan benar melakukan prosedur yang perlu & menjelaskan
rasional tindakan. Melakukan perubahan gaya hidup &
berpartisipasi dalam program pengobatan.
JAZAKALLAHU KHAIRAN
KMB II

Anda mungkin juga menyukai