Anda di halaman 1dari 2

Nama : Indah Dwi Nurkholifah

NIM : B04190040
Tugas Virologi ke 9
Respon Induk Semang dalam Mempertahankan Diri terhadap Infeksi Virus
Host Defenses
1. Pertahanan anatomi dan kimiawi : mukus, saliva, asam lambung, air mata, dan kulit.
2. Pertahanan intrinsik : interferon, autophagi, apoptosis, microRNAs, CRISPRs
3. Kekebalan bawaan : sel pembunuh alami, komplemen, antigen-presenting cells, neutrophil, dan cytokine
4. Kekebalan yang harus didapatkan : sel T dan sel B
Keterangan:
Apoptosis
Apoptosis merupakan kematian sel secara terprogram yang bertujuan untuk mempertahankan kestabilan
populasi sel. Kegagalan pengaturan apoptosis dapat menyebabkan kanker karena sel membelah tanpa terkendali.
Apoptosis juga dikembangkan sebagai terapi kanker.

Kekebalan bawaan
Diaktivasi dalam hitungan menit sampai beberapa jam setelah terinfeksi. Dapat menginformasikan respon
adaptif ketika infeksi sampai di titik membahayakan. Ditemukan pertama kali oleh Nussiein-Volhard dan
Wieschaus tahun 1980 saat mengidentifikasi embrio dari Drosophila yang diberi nama “Toll gene”. Toll memiliki
peranan dalam kekebalan lalat terhadap mikroba, toll-like receptors (TLR) ditemukan di mamalia.

Interferon
Merupakan hormon berbentuk sitokin berupa protein berjenis glikoprotein yang disekresi karena adanya
rangsangan dari virus, bakteri, dan senyawa lainnya. Ada dua jenis yaitu alfa dan beta, keduanya memiliki peran
penting dalam immunity. Senyawa IFN akan terinduksi pada tahap awal infeksi virus, sebelum sistem imun
spesifik merespon infeksi tersebut. Pada saat rangsangan biologis terjadi, sel yang memproduksi interferon
dikeluarkan sehingga IFN dapat berikatan dengan reseptor sel target dan menginduksi transkripsi dari 20-30 gen
pada sel target. Penggunaan IFN sebagai pengobatan dapat menimbulkan efek samping berupa demam, kelelahan
malaise, dan mual.

Sel penjaga
Sel penjaga bertugas mencari tanda atau perubahan di semua jaringan tubuh, misalnya sel dendrit sebagai
sel penyaji antigen (APC) yaitu sel-sel yang mampu mengikat antigen dan menyajikan potongan protein dari
antigen tersebut. Antigen yang diikat akan ditelan oleh sitosol dan dihancurkan menjadi peptida. Sel dendrit yang
belum matang akan memfagosit antigen dan diaktivasi oleh asam nukleat dari sel yang terinfeksi. Kemudian sel
dendrit yang belum matang akan menjadi aktif dan bermigrasi menuju limfonodus. Natural Killer cells (sel NK),
sel ini mampu bereaksi tanpa diaktivasi.

Inflammatory/Peradangan
Sel yang terinfeksi akan memproduksi cytokine dan chemokines dan menyebabkan kemrahan, kesakitan,
panas, dan pembengkakkan. Ada 4 tanda inflamasi, yaitu rubor, dolor, calor, dan tumor. Cytokine dibedakan
menjadi 3 antara lain, proinflammatory (meningkatkan aktivasi leukosit), anti-inflammatory (menekan PICs), dan
chemokines (merekrut sel kekebalan).
Sitopatik virus menjadi penyebab inflamasi karena dapat meningkatkan kerusakan sel dan jaringan,
misalnya mengaktivasi respon bawaan. Akibatnya genom virus sitopatik menyandikan protein yang memodulasi
respons imun ini. Contoh virus: Adenovirus, herpesvirus, poxyvirus. Tidak semua virus dapat menyebabkan
inflamasi, tipe virus non sitopatik antara lain:
1. Tidak berbahaya bagi sel dan tidak terjadi apoptosis/nekrosis
2. Respon imun bawaan yang rendah
3. Tidak efektif untuk mengaktifkan respons imun adaptif

Leukosit dan Limfosit


Limfosit merupakan istilah umum sel darah putih (limfosit, neutrophil, eusinoful, makrofag). Sedangkan,
limfosit merupakan bagian dari leukosit (T, B, NK sel, memiliki variabel reseptor permukaan sel sebagai
pendeteksi antigen).

Antibodi
Merupakan protein berukuran besar berbentuk huruf Y yang digunakan oleh sistem imun untuk
mengidentifikasi dan menetralkan benda asing seperti bakteri dan virus patogen. Setiap ujung "Y" dari antibodi
berisi paratop (dianalogikan dengan gembok) yang spesifik untuk satu epitop tertentu (dianalogikan dengan
kunci) pada antigen, yang memungkinkan kedua struktur ini berikatan secara presisi.

Antibodi-sitotoksik seluler
Misalnya NK sel, antigen yang masuk ke dalam sel akan berikatn dengan reseptor antibody yang spesifik.
Kemudian NK sel akan membentuk ikatan dengan antibody melalui FC reseptor tipe CD 16, setelah itu NK sel
akan mengeluarkan atau degranulasi protein yang menyebabkan antigen mengalami apoptosis.

Imunitas yang dimediasi oleh sel


Membersihkan Sebagian besar infeksi virus, CTL dan sel target membentuk immunological sinaps, sel
target lisis. Sel target yang lisis dibedakan menjadi dua mekanisme, yaitu melepaskan isi dari sitoplasma dan
apoptosis.

Sel T helper
Sel T helper membentuk kontak dengan sentinel DCs dan makrofag di dalam limfonodus.

Immunological memory
1. Sel B memori, berada di limpa dan limfonodus, tidak memproduksi antibody tanpa distimulasi
oleh Ag.
2. Sel plasma yang berumur panjang, terdapat di sumsum tulang
3. Sel T memori

Anda mungkin juga menyukai