Anda di halaman 1dari 56

Susunan Antena

Oleh :
Eka Setia Nugraha S.T., M.T.
Sumber:
Nachwan Mufti Adriansyah, S.T., M.T.
A. Pendahuluan
Dalam kuliah Medan Elektromanetika Telekomunikasi kita sudah
mengenal penjumlahan/ superposisi medan.
Telah dikenal bahwa medan total disuatu titik merupakan superposisi dari
medan-medan yang datang dititik tersebut (medan-medan datang dan/atau
medan pantul).    
E t  E1  E 2  E3  .....
Dalam hal antena, medan total (magnituda dan fasa) dari suatu susunan antena
tergantung dari magnituda dan fasa dari medan-medan yang dihasilkan
masing-masing elemen antena.
Fasa dari medan-medan yang datang dari masing-masing elemen antena
berbeda karena adanya perbedaan jarak yang ditempuh masing-masing
gelombang.
Jika perbedaan jarak tempuh dua buah gelombang adalah d , maka beda fasa
antara kedua gelombang tersebut pada titik observasi adalah :
2
   .d  d

2
A. Pendahuluan
Contoh..
Lihat gelombang langsung dan gelombang pantul di bawah ini ..

A
Tx Di penerima ( titik B ), medan total
B adalah penjumlahan / superposisi
h1 Rx dari gelombang langsung dan
O h2
1 2 gelombang pantul

Gelombang Langsung ( ES1 ) Gelombang Pantul ( ES2 )


( Melalui lintasan AB ) ( Melalui lintasan AOB )

ES1  E 0e j1 ES2  E 0e j2


Beda fasa antara kedua gelombang,
2
  1  2   d  AOB  AB

 = konstanta fasa ( rad/m
)
3
A. Pendahuluan
Persamaan medan totalnya menjadi...

E t  E S1  E S2
j1 j 2 A
 E 0e  E 0e Tx

 E 0 e j1  e j2  h1 B
Rx
e  O h2
j1 j1    1 2
 E0 e
Jika medan E1 dianggap sebagai referensi ( fasanya dianggap = 0 ), maka
akan didapat persamaan :


E t  E0 1  e j 

4
A. Pendahuluan
• Konsep Dasar Susunan
a. Susunan 2 antena isotropik untuk berbagai kasus ( amplitudo dan
fasa sama, amplitudo sama fasa berbeda, amplitudo dan fasa berbeda
), meliputi : (1) persamaan medan total susunan, (2) penentuan letak
medan maksimum dan minimum, (3) diagram arah medan dan fasa
b. Prinsip perkalian diagram dan sintesa pada susunan antena
sejenis, meliputi : syarat-syarat, teknik perkalian, dan sintesa
• Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
Susuna a. Distribusi Arus Uniform, meliputi : penurunan persamaan
n medan total susunan, arah maksimum dan minimum, Array
Antena Factor, gain susunan, teknik desain antena
b. Distribusi Arus Non Uniform, terdiri dari : (1) Susunan Binomial
(2) Susunan Optimum (Dolph Tchebyschef), (3) Susunan Edge
• Macam-Macam Susunan
a. Susunan Distribusi Arus Kontinyu
b. Susunan Antena Parasit
c. Susunan Antena Log Perodik
• Pencatuan Susunan 5
B. Konsep Dasar Susunan
B.1. Tujuan Membuat Susunan / Array Antena…..
• Mendapatkan diagram arah dengan pola tertentu ( beam forming )
• Mendapatkan diagram arah dengan pengendalian arah tertentu ( beam
steering )
B.2. Susunan 2 Sumber Titik
Lihat susunan 2 sumber isotropis di bawah ini !
Isotropis Interpretasi gambar..
y Ke titik observasi pada medan jauh
• 2 sumber isotropis
dipisahkan oleh jarak d
• Titik observasi adalah ke
arah sudut f dari sumbu
d garis dianggap sejajar
horisontal (sumbu-x)
d cos f
cos f k a r e n a j a r a k
2 2
titik observasi >> dimensi
• Garis orientasi dari sumber-
f antena (di medan jauh) sumber isotropis menuju
titik observasi dianggap
1 0 2 x
sejajar karena d (jarak antar
d sumber isotropis) <<
daripada jarak antena
menuju titik observasi
6
B. Konsep Dasar Susunan
y Kasus 1 : Amplitudo dan Fasa Sama
• Referensi titik 0...
Jika titik O dianggap sebagai referensi
(dianggap sbg titik dengan fasa = 0 ), maka
d d E1 akan tertinggal sebesar :
cos f cos f
2 2
 2 d
f  cos f
2  2
1 0 2 x
dan medan E2 akan mendahului sebesar :
d  2 d
 cos f
2  2

j
E 2  E 0e 2

 Sehingga, medan gabungan Et dapat


2 dituliskan sebagai berikut :
 Et
  
2 j j
E1  E 0 e
j

2
E t  E 0e  E 0e2 2

7
B. Konsep Dasar Susunan
  Kasus 1 : Susunan Isotropik Amplitudo dan Fasa Sama
j j
E t  E 0e  E 0e
2 2 Medan maksimum terjadi ketika, ( d = 
)  
cos  1  d cos fm  0
2 
 j 2  j 2   cos fm  0
e e 
E t  2E 0    3
 fm  , 
 2  2 2
  Medan minimum terjadi ketika, ( d = 
)  1 
cos 0  cos f0 
Jadi, untuk referensi titik 2 2 2
0
  f0  0, 
E t  2E 0 cos
2
dengan, mencari medan maksimum dan minimum
  d r cos f 2 dimaksudkan untuk menggambar diagram arah medan
dr  d

8
B. Konsep Dasar Susunan
y Kasus 1 : Susunan Isotropik Amplitudo dan Fasa Sama

• Referensi titik 1...


Jika titik 1 dianggap sebagai referensi
d cos f (dianggap sbg titik dengan fasa = 0 ), maka
E2 akan mendahului sebesar :
f 2
  d cos f
1 0 2 x 
d Sehingga, medan gabungan Et dapat
dituliskan sebagai berikut :
E 2  E 0 e j
E t  E 0  E 0e j

Et

E1  E 0
9
B. Konsep Dasar Susunan
j
E t  E 0  E 0e
Kasus 1 : Susunan Isotropik Amplitudo dan Fasa Sama

E t  2E 0 cos
 
2 2

 
 j

 j

 magnituda fasa
j e e 
 2 2
E t  2E 0 e 
2
  2 d 
 2  2E 0 cos cos f  Diagram
   2  Arah Medan

Jadi, untuk referensi titik f


1 
 j2
E t  2E 0 cos e  2 d


cos f 
2 Diagra  2 
dengan, m Fasa
  d r cos f 2
dr  d f

10
B. Konsep Dasar Susunan
Diagram arah medan Kasus 1 : Susunan Isotropik Amplitudo dan Fasa Sama
Berbentuk “Donat”
Diagram arah fasa
y
f p (f) referensi titik 1
referensi titik 0
90o
f

x 0o o
f
90 180 o
360 o

 90o
 
2 Ref. titik 0 E t  2E 0 cos
 1  2  2
E t  2E 0 cos  d cos f  
2   Ref. titik 1 E t  2E 0 cos
 
2 2

Lihat cara mencari arah   fasa
magnituda
maksimum dan minimum pada
11
slide 9 !!
B. Konsep Dasar Susunan
Pengaruh perbedaan fasa arus...
Beda fasa pada medan-medan Kasus 2 :
yang dihasilkan oleh 2 antena Amplitudo Sama, Beda Fasa 180o
yang dicatu dengan amplitudo
arus yang sama di titik jauh
disebabkan karena jarak relatif • Referensi titik 0...
antara dua antena tersebut,
dinyatakan oleh :
2 
  d cos f E t  2E 0 cos 2

Jika dua antena tersebut dicatu 2    d cos f  
oleh arus dengan beda fasa
tertentu, maka beda fasa antara  
medan-medan yang dihasilkan E t  2E 0 cos  d cos f  
2 :
dinyatakan oleh
 d cos f  f  2

Harga maksimum, d = ½
 d r cos f  f  

cos fm   2k  1
 2
beda fasa medan karena beda fasa medan
perbedaan jarak relatif karena beda fasa fm  0, 
antar sumber arus catuan sumber
12
B. Konsep Dasar Susunan
Kasus 2 : Amplitudo sama, beda fasa 180o
Harga minimum, d = ½

cos f0   k
 y
 3
f0  ,  f 1  60o
2 2 2

Harga ½ daya, d = ½
 1 x
cos f 1  2 diagram arah
2 2 2 medan
 
cos f 1  2k  1 
2
2 2 4
f 1  60o
2

HPBW  2f 1  120o
2

13
B. Konsep Dasar Susunan
Kasus 3 : Amplitudo Sama, Beda Fasa 90o y

• Referensi titik 0...



E t  2E 0 cos 2 
2   d cos f  x
 2 
d
  2
E t  2E 0 cos  d cos f   
 4 2
Untuk menggambarkan diagram arah y
fungsi tidak sederhana, hitunglah untuk
nilai medan untuk nilai maksimum dan
minimum, serta terutama untuk sudut-
sudut istimewa. Buat tabel perhitungan
sbb : x
f Et(f) 
d
0 2
o o
10 setelah itu…plot !! 
dst 14
4
B. Konsep Dasar Susunan

Kasus Umum : Amplitudo Berbeda, Beda Fasa =d


• Referensi titik 1
Misal :
Et
E1  E 0 dan E 2  aE 0 aE 0 
Beda fasa sembarang E0
!!
Bentuk Umum :

E t  E 0 1  a cos   a sin 
2 2 2
 1 a sin  
tan  
 1  a cos  
dan,
2
  d cos f  d

15
B. Konsep Dasar Susunan
B.3. Prinsip Perkalian Diagram dan Sintesa
Pada Susunan Antena Sejenis
a. Perkalian Diagram...

• Susunan antena biasanya akan terdiri dari antena-antena sejenis.


Antena sejenis adalah antena yang memiliki diagram arah medan dan
fasa yang sama, dan orientasinya juga sama.
• Susunan dari sejumlah n antena-antena sejenis, dapat diperhatikan sebagai
susunan sejumlah n sumber isotropik dengan catuan arus dan fasa tertentu,
sehingga memiliki Diagram Arah dan Diagram Fasa yang terkoreksi dari
diagram susunan isotropiknya.
• Pada susunan antena yang sejenis, dapat dipakai PRINSIP
PERKALIAN DIAGRAM
• Untuk susunan TAK ISOTROPIK DAN/ATAU TAK SEJENIS
TIDAK BERLAKU PRINSIP PERKALIAN DIAGRAM
16
B. Konsep Dasar Susunan
• Misalkan suatu antena A, memiliki diagram arah yang
dinyatakan sebagai berikut :
jfp ,f 
E e  f , f.e
• Dan susunan sejumlah – n antena isotropis memiliki diagram
arah :
jFp ,f 
E ti  E0 F, f.e
• Maka, susunan sejumlah – n antena A, akan memiliki diagram
arah sesuai Prinsip Perkalian Diagram, sbb :

E te  E 0 f , f F, f f p , fFp , f


 
magnitude medan
fasa

17
B. Konsep Dasar Susunan

JD Krauss, Marhefka, RJ,


“Antennas For All Applications”,
McGraw-Hill, 2002 page-100

18
B. Konsep Dasar Susunan

JD Krauss, Marhefka, RJ, “Antennas For All Applications”,


McGraw-Hill, 2002 page-101

19
B. Konsep Dasar Susunan

b. Sintesa Diagram...
• Definisi / tujuan Proses untuk mencari sumber atau susunan yang
sintesa memberikan diagram arah sesuai keinginan designer
• Problem sintesa Sintesa diagram tidak selalu sederhana dan mungkin
menghasilkan susunan yang kurang realiable.
Salah satu sintesa yang sederhana adalah dengan
menggunakan Prinsip Perkalian Diagram

• Contoh persoalan sintesa


Carilah susunan antena yang mempunyai diagram arah dengan radiasi
maksimum ke arah utara (f = 0 ) dan radiasi minimum ke arah barat, timur,
tenggara, dan barat daya

20
B. Konsep Dasar Susunan

• Pada susunan primer


Bentuk umum :

E t  2E 0 cos 2
2   d cos f  d

 Misalkan kita tentukan d = 0,3 

E1  cos dengan   2 0,3  cos f  d  0,6 cos f  d
2 
E1  0 pada f  135o    2k  1 , k  0,1,2,...dst
Maka :
 d  2k  1
1
 0,6
2
 d  2k  1  0,425
k  0  d  104o
21
B. Konsep Dasar Susunan
• Pada susunan sekunder
Bentuk umum :

E t  2E 0 cos 2
2   d cos f  d

 Misalkan kita tentukan d = 0,6 

E 2  cos dengan   2 0,6 cos f  d  1,2 cos f  d
2 
E 2  0 pada f  270o  d  180o
• Jadi, medan total hasil perkalian :

E t  E1  E 2  cos
0,6 cos f 104  cos 1,2 cos f  180 
o o

2 2
  
 cos 54o cos f  52o cos 108o cos f  90o 
22
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
• Telah kita sepakati sebelumnya bahwa diagram arah medan
maupun fasa dapat diubah-ubah dengan mengatur distribusi
arus pada masing-masing elemen antena
• Pada sub bab ini, dipakai elemen antena isotropis dan
kemudian dilihat pengaruh perubahan distribusi arus pada
masing-masing elemen terhadap perubahan diagram arah dan
fasa, gain susunan, dan sebagainya
• Distribusi arus yang diamati :
• Distribusi arus uniform
• Distribusi arus tak uniform

23
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
C.1. Distribusi Arus
Uniform
Pengantar
Kita memakai prinsip-prinsip yang sudah dipahami sebelumnya untuk
menurunkan persamaan medan total yang dihasilkan oleh susunan sejumlah n
antena isotropis
Lihat gambar berikut, • Referensi titik 1
y Dengan dinormalisasikan terhadap Eo,
Ke titik observasi pada medan jauh
E tn  1  e j  e j2  .....  e j( n 1)
E tn e j  e j  e j2  e j3  .....  e jn
2
 d cos 
d cos f   
E tn 1  e j  1  e jn -
f
Didapatkan,

jn

 jn 2  jn 2 
1 2 3 n x
1  e jn e 2 e e 
d d
E tn  j
   j  j 
1 e j
 e 2 e 2 
e2  
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
Sehingga, didapatkan Dengan cara yang sama, kita bisa
medan total ternormalisasi mendapatkan persamaan medan total
untuk referensi pada titik 1 ternormalisasi untuk referensi titik tengah, sbb :

   
sin  n  sin n  Diagram fasa

E tn   2

 E tn   2

persamaan disamping
berupa STEP
sin   sin   FUNCTION yang
2 2 diberikan dari polaritas
(+/-) harga Etn
n 1
dimana,    Selanjutnya kita akan pelajari
2
2 : • Menurunkan syarat medan
dan,   cos f  d maksimum dan minimum
 • Array Factor
d = jarak spasi antar elemen
• Konsep Gain Susunan
d = beda fasa antar catuan
arus yang berdekatan • Tinjauan berbagai kasus

25
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
Medan Maksimum dan Minimum ...
Lihat kembali persamaan berikut !
• Medan maksimum terjadi jika suku penyebut
 
sin n  sama dengan atau mendekati nol
E tn   
2 
 
 sin   0 atau    0 atau   0
sin   2 2
2 Jika  tidak pernah mencapai harga nol, maka
medan maksimum terjadi jika  mencapai harga
minimum
• Medan minimum terjadi jika suku pembilang
sama dengan nol
  
sin n   0 atau n   k k 0,1, 2,...dst
 2 2
Tetapi, k tidak boleh merupakan kelipatan dari n (k 
mn)
PR : Mengapa ?
26
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis

Array Factor ...


Array factor adalah normalisasi
Et
medan total susunan antena
terhadap nilai maksimum dari
Array Factor  AF  E N 
E maks
medan total susunan tersebut
Contoh, lihat persamaan medan total
sebelumnya !!

  Emaks tercapai pada  = 0


sin  n 
Et   2   Array Factor
sin  n 
  
E tmaks  lim    n
sin   2
sin  n 
2  0  1  2
sin   EN 
Et 2 n 
EN  sin  
E tmaks 2
27
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
Faktor susunan (untuk sejumlah sumber) dapat digambarkan
sebagai fungsi . Jika  adalah merupakan fungsi f, maka nilai
dari faktor susunan dan pola medan akan dapat langsung diketahui
dari grafik di bawah ini !

28
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis

Gain Susunan ...


• Jika daya W masuk pada 1 antena  E1  E 0
maka E0
• Jika daya W masuk pada n antena  E1 ' 
maka n
E0
• Dan E t maks  n E1 '  n  E0 n
n
• Sehingga,
E0 n
- Penguatan GF   n
Medan E0

G  G F   n
- Penguatan Daya 2

29
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis

Kasus 1 (Utk Distribusi Arus Uniform) – Susunan Broadside


Untuk menghasilkan pola pancar broadside, dapat dicapai dari contoh berikut
:
Arah maksimum, dicapai untuk  d r cos fm  0
  3
n  4, d  , d  0 didapa fm  dan
2 t 2 2
Arah minimum, dicapai untuk
  
sin n   0 n   k k 0,1, 2,...dst
 2 2
1 
2k 1
f0  cos     d  
 n  dr 
 k  k 1 f0  60 /  120
o o
didapa
f0  cos  
t
 2  k  2 f0  0o / 180o
30
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
• Pola pancar dan fasa susunan broadside

31
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
Kasus 2 (Utk Distribusi Arus Uniform) – Susunan Endfire
Biasa • Endfire memiliki sifat : E
maksimum pada sudut f = 0 (fm
=0)
• Proses desain dilakukan dgn
menentukan beda fasa d yang
memberi f=0 , pada harga Emaks
atau =0o.
 0  d r cos fm  do
• Jadi, =0o untuk fm =0
2
 d  d r   d

• Untuk n = 4, d = /2, didapat :

d = -
32
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
Kasus 3 (Utk Distribusi Arus Uniform) – Susunan Endfire Hansen-
Woodyard Dengan Direktifitas Diperbesar
• Susunan Endfire Hansen-Woodyard
dgn direktifitas diperbesar , dicapai
dgn syarat :
 
d   d r  
 n

   d r cos f  1 
n
• Emaks terjadi pada :

fm  0 dan fm  
n
• Faktor susunan dapat dituliskan
sbb:
 n 
sin 
 
E N  sin   
Gambar diatas 2
adalah contoh untuk  5  2n  sin  
: n  4, d  , dan d    33  
2 4 2
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
Kasus 4 (Utk Distribusi Arus Uniform) – Susunan Dengan
Medan Maksimum Untuk Arah Sembarang
Misalkan ditentukan medan
maksimum untuk arah tertentu yang
sembarang
• Maksimum terjadi ketika :
0
• Minimum terjadi ketika :
 
sin n   0
 2
2
dimana,   cos f  d

• Gambar disamping berasal dari
perhitungan untuk :

n  4, d  , dan fm  60o
2 34
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
C.2. Distribusi Arus Non-Uniform
Seperti juga dengan pengaturan fasa untuk tiap catuan susunan, maka
perubahan pola pancar dapat juga dicapai dengan mengatur distribusi
arus tiap catuan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pola pancar yang
diinginkan. Pada sub-bagian ini kita mempelajari beberapa macam distribusi
arus tidak seragam dan pengaruhnya pada pola pancar yang dihasilkan

35
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis

C.2.1. Distribusi Binomial


• Distribusi arus Binomial disebut juga sebagai Distribusi John
Stone
• Susunan dgn distribusi ini
berarti urutan amplituda arus
harus sebanding dengan
koefisien-koefisien pada deret
suku banyak yang memenuhi :

a  b
n 1
a n 1
 n  1a n 2
b
n  1n  2 n 3 2
a b  ...dst
2!
Koefisien-koefisien tersebut membentuk Deret Segitiga Pascal

• Sifat pengarahan yang didapatkan : (1) perbandingan mayor


terhadap minor lobe  , (2) lebar berkas mainlobe cukup
besar
36
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
C.2.2. Distribusi Optimum (DOLPH-TCHEBYSCHEF)
Distribusi Dolph-Tchebyscheff
digunakan untuk mendapatkan • Jika lebar berkas mainlobe ditentukan,
kriteria optimum dari pola pancar maka perbandingan mayor terhadap
antena susunan. minorlobe akan (menuju) maksimum.
• Jika perbandingan antara mayor
Kriteria optimum terdiri terhadap minor lobe ditentukan, maka
dari 2 macam : lebar berkas main-lobe akan (menuju)
minimum.
Dalam distribusi Dolph-Tchebyscheff, diasumsikan syarat sbb:
• Antena ISOTROPIS dengan distribusi amplitudo arus SIMETRIS
• Beda fasa antar catuan elemen isotropis berdekatan = 0 (d = 0)
• Jarak spasi antar elemen isotropis SERAGAM (d seragam)
=0
sehingga, selisih fasa kuat   d r cos f
 medan penerimaan dari
elemen berdekatan pd titik
observasi yang jauh  d r sin  dgn d  2 d
f r

37
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
Distribusi Non-Uniform Optimum (DOLPH-TCHEBYSCHEF)
Penurunan medan total susunan dilakukan dengan cara yang
sama (spt sebelumnya), dengan referensi titik tengah susunan.
Didapatkan medan total untuk n-genap sbb:
   ne 1 
E ne  2A 0 cos  2A1 cos 3  ...  2A k cos 
2 2  2 
k  N 1
 
E ne  2 k 0
A k cos 2k  1 
 2 
Dimana,
ne = jumlah elemen
(genap)
ne
N
2
k = 0, 1, 2, … , (N-1)

38
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
Distribusi Non-Uniform Optimum (DOLPH-TCHEBYSCHEF)

Sedangkan medan total untuk n-ganjil sbb:


 no 1 
E no  2A0  2A1 cos   2A 2 cos 2  ...  2A k cos 
 2 
kN
 

E no  2 A k cos 2k  
k 0  2 Dimana,
no = jumlah elemen
no 1
(ganjil)
N
2
k = 0, 1, 2, … , N

39
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
Distribusi Non-Uniform Optimum (DOLPH-TCHEBYSCHEF)
k  N 1 kN
   
E ne  2  A k cos 2k  1 
 2

E no  2 A k cos 2k  
k 0  2
k 0

Dua persamaan di atas, dapat dipandang sebagai suatu DERET FOURIER


dengan suku terbatas. Sepasang suku menyatakan kontribusi dari “sepasang”
sumber atau dari sumber tengah. Dan dapat dianggap sebagai penjumlahan
konstanta DC, fundamental, dan harmonik-harmonik.

Contoh : n  9, dan d 
2
2   
maka ,     sin    sin 
 2
dan konstanta Ak diasumsikan  2A0 = A1 = A2 = A3 = A4
=
40
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
Distribusi Non-Uniform Optimum (DOLPH-TCHEBYSCHEF)
kN
 

E no  2 A k cos 2k  
k 0  2
 2   
n  9, dan d       sin    sin 
2  2

1
E9   cos   cos 2  cos 3  cos 4
2

D Fundamental Harmonik#2 Harmonik#341 Harmonik#4


C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
Distribusi Non-Uniform Optimum (DOLPH-TCHEBYSCHEF)

Dalam distribusi arus OPTIMUM (Dolph-


Tchebyscheff), nilai konstanta-konstanta
Ak adalah sesuatu yang ditentukan dgn
perhitungan yang akan kita lakukan, untuk
mendapatkan pola pancar optimum.
Optimum ditinjau dari sisi :
Perbandingan mayor terhadap
minorlobe-nya, atau lebar berkas
mainlobe

42
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
Distribusi Non-Uniform Optimum (DOLPH-TCHEBYSCHEF)
Polinom Tchebyscheff
Teorema de Moivre
 m
jm     
e 2  cos m  j sin m   cos  j sin 
2 2  2 2
sehingga,
m
   
cos m  Re cos  j sin 
2  2 2

Persamaan diatas dapat dinyatakan sebagai Deret Binomial sbb:

 m  m( m  1) m2 
cos m  cos  cos
2 2 2! 2
m(m  1)(m  2)(m  3) m4  4  A
 cos sin  ...
4! 2 2
43
A Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
Distribusi Non-Uniform Optimum (DOLPH-TCHEBYSCHEF)
Bentuk disamping kiri bawah, bersesuaian
substitusi dengan Polinom Tchebyscheff, dgn rumus
 
sin 2  1  cos 2
  
rekursif :
2 2 Tn 1 x  2x Tn x  Tn1 x
 T0 x   1
m  0  cos m 1
2 T1 x   x
 
m  1  cos m  cos T2 x   2x 2  1
2 2
  T3 x   4x 3  3x
m  2  cos m  2 cos 2  1
2 2 T4 x   8x 4  8x 2  1
  
m  3  cos m  4 cos 3  3 cos T5 x   16x 5  20x 3  5x
2 2 2
   T6 x   32x 6  48x 4  18x 2  1
m  0  cos m  8 cos 4  8 cos 2  1
2 2 2 T7 x   64x 7  112x 5  56x 3  7 x
dst dst

dengan x  cos
44
2
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
Distribusi Non-Uniform Optimum (DOLPH-TCHEBYSCHEF)
Dibawah ini adalah grafik untuk polinom-polinom Tchebyscheff
untuk nilai m = 1 sd 5
Sifat polinom :
1. Semua Tm(x)
melewati (1,1)
2. Jika –1 < x < 1, maka
: -1 < Tm(x) < 1
3. Semua akar Tm(x)
ada diantara –1
dan 1 atau -1 < x0
<1
4. Semua harga ekstrim
adalah 1

45
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
Distribusi Non-Uniform Optimum (DOLPH-TCHEBYSCHEF)
Pemahaman grafik polinom
Misalkan R adalah perbandingan antara mainlobe maksimum
R
mainlobe maksimum dan minorlobe level minorlobe level

R
Tn-1(x) • Tn-1(x) adalah menggambarkan diagram arah
medan untuk sejumlah n elemen  En
• Titik (x0 , R) pada kurva menggambarkan
harga mainlobe maksimum
• Akar-akar polinom menunjukkan harga-
harga NOL diagram medan
• FNBW (First Null Beamwidth) pada titik
(x = x1’)

46
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
Distribusi Non-Uniform Optimum (DOLPH-TCHEBYSCHEF)

Dalam distribusi arus OPTIMUM


(Dolph-Tchebyscheff), artinya adalah :
Metoda Dolph dipakai untuk
mendapatkan susunan optimum dengan
menggunakan polinom Tchebyscheff
• Jika direncanakan susunan antena
terdiri dari n sumber, maka diagram
arah medan susunan merupakan suku
banyak orde (n – 1)
 Suku banyak ini yang kemudian
diekivalensikan dengan Polinom
Tchebyscheff orde (n – 1)  Tn-1(x)
47
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
Distribusi Non-Uniform Optimum (DOLPH-TCHEBYSCHEF)
Prosedur Perencanaan
1. Untuk susunan n-sumber, pilih polinom orde (n – 1)  Tn-1(x)

2. Selesaikan Tn-1(x0) = R untuk mendapatkan harga


x0. Untuk m = n – 1 , dapat dihitung

   
sebagai berikut :
1 
1 1
x 0   R  R 1 m  R  R 1 m 
2 2
2 

3. Penyekalaan. Jika R > 1, maka x0 > 1 juga. Padahal nilai x


adalah berkisar (-1 < x < 1), sebab x = cos (/2). Lakukan
perubahan skala xx w 
w w  cos
x0 2
48
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
Distribusi Non-Uniform Optimum (DOLPH-TCHEBYSCHEF)

4. Persamaan medan total n-sumber


k  N 1 kN
   
E ne  2  A k cos 2k  1 
 2

E no  2 A k cos 2k  
k 0  2
k 0

N
ne n genap N  n o  1 n ganjil
2 2
Persamaan dapat dinyatakan dalam w (setelah
penyekalaan)

5. Penyetaraan. En(w) disetarakan dengan Tn-1(x), dengan : x


w
x0
E n w  w  x  Tn 1 x 
x0

Diperoleh harga-harga
Modul: 4ASusunan A 2, … A k
0, A1,Antena 49
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
Distribusi Non-Uniform Optimum (DOLPH-TCHEBYSCHEF)
Contoh:

n  8, d  , ditentukan R dB  26 dB
2
1. Untuk n = 8, dipilih T8-1(x) = T7(x) = 64x7 – 112x5 + 56x3 – 7x
2. R = 26 dB  R(numerik) = 20

   
1 1
1 Untuk orde
x 0   20  202  1 7  20  202  1 7   1,15 tinggi, x0 harus
2 
 teliti: 3-5 digit
3. R = 20  R > 1 , sehingga perlu perubahan skala !.
w
x 
1,15 untuk w  cos
2

50
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
Distribusi Non-Uniform Optimum (DOLPH-TCHEBYSCHEF)

4. Persamaan setengah medan total (n = 8)


k  N 1
   N  ne
E ne  2 
k 0
A k cos 2k  1 
 2 2
persamaan medan total

    persamaan
E8  A0 cos  A1 cos 3  A 2 cos 5  A3 cos 7 setengah
2 2 2 2 medan total

Substitusi dgn w, cos w
2
setelah

penyekalaan cos 3  4w 3  3w
2

cos 5  16w 5  20w 3  5w
2

cos 7  32w 6  48w 4  18w 2  1
2
51
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
Distribusi Non-Uniform Optimum (DOLPH-TCHEBYSCHEF)

  
E8 w   A 0 w  A1 4w 3  3w  A 2 16w 5  20w 3  5w 

 A3 64w 7  112w 5  56w 3  7 w 
E8 w   64A 3 w 7
 112A 3  16A 2 w 5
 56A 3  20A 2  4A1 w 3
 7A 3  5A 2  3A1  A 0 w

5. Penyetaraan
E8 w  w  x  T7 x  = 64x7 – 112x5 + 56x3 – 7x
x0

52
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis

Didapatkan :
 64A 3  7
E8 w    x
7 
= 64x7 A3 = 2,66
 1,15 
 112A 3  16A 2  5
  7
 x = – 112x5 A2 = 4,56
 1,15 
 56A 3  20A 2  4A1  3
  7
 x = + 56x3 A1 = 6,82
 1,15 
 7A 3  5A 2  3A1  A 0 
  7
 x = – 7x A0 = 8,25
 1,15 
Jadi, kita dapatkan distribusi amplituda arus :
A3 A2 A1 A0 A0 A1 A2 A3
2,66 : 4,56 : 6,82 : 8,25 : 8,25 : 6,82 : 4,56 : 2,66
Atau, 1 : 1,7 : 2,6 : 3,1 : 3,1 : 2,6 53 : 1,7 : 1
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
Distribusi Non-Uniform Optimum (DOLPH-TCHEBYSCHEF)
Diagram Arah :
Untuk mendapatkan diagram arah
kuat medan, dapat ditabelkan lalu
diplot, untuk nilai-nilai variabel : ,
x, En
 d sin  
x  x 0 cos r  dan En = Tn-1(x)
 2 

54
C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis
Di bawah ini adalah perbandingan pola pancar yang dihasilkan
dari beberapa distribusi arus untuk jumlah elemen 8 (n = 8)

Modul 4 Susunan Antena 55


C. Susunan Linear n Sumber Titik Isotropis

Berbagai distribusi arus


(ternormalisasi) untuk
berbagai R dengan n = 8.
Susunan dengan distribusi
BINOMIAL dan EDGE
merupakan SUBSET / kasus
dari distribusi DOLPH-
TCHEBYSCHEFF

56

Anda mungkin juga menyukai