Anda di halaman 1dari 17

ABSTRAK

Centrifuge yaitu suatu peralatan di laboratorium yang digunakan untuk memisahkan partikel-partikel
dalam suatu larutan yang mempunyai berat molekul yang berbeda. Centrifuge bekerja berdasarkan gaya
sentrifugal yang dihasilkan. Sehingga partikel yang mempunyai bobot paling besar akan terdapat di tempat
paling bawah dari tabung pengendap karena gaya sentrifugal semakin besar. Suatu suspense, misalnya
pasir dalam air akan mengendap setelah dibiarkan beberapa lama. Hal ini terjadi akibat gaya berat. Untuk
mendapatkan hasil yang sempurna tanpa merusak sample yang digunakan kecepatan sesuai dengan
kebutuhan. Hal ini menggunakan kecepatan sesuai dengan kebutuhan karena kalau menggunakan kecepatan
tidak sesuai maka sample tidak dapat dianalisa atau sample rusak.
Pada modul kali ini penulis membuat suatu modifikasi centrifuge yang mana mengubah semua
setingan analog mulai dari setting kecepatan dan putaran menjadi digital dengan memanfaatkan tombol
UP,DOWN dan ENTER berbasis mikrokontroler
Pada pembuatan modul ini penulis mengoptimalkan putaran motor dengan setingan 1000-3000Rpm
dengan kelipatan 500Rpm dan Setting waktu mulai 5-30 Menit dengan kelipatan tiap 5 Menit. Dan hasil
eror yang diperoleh rata-rata untuk setting kecepatan adalah 2,154% dan untuk waktu sebesar 0%

BAB I berpengaruh untuk mendapatkan hasil


PENDAHULUAN yang baik tanpa merusak sample.
Dengan terus berkembangnya
1.1 Latar Belakang teknologi elektronika pada saat ini
Semakin lama perkembangan khususnya pada alat kesehatan, maka
teknologi elektronika di dunia ini semakin penulis ingin menyajikan suatu modifikasi
berkembang pesat, khususnya dibidang dan perbaikan alat centrifuge yang berada
kesehatan. Kita sebagai tenaga di RSUD ABDOER RAHEM, Situbondo
elektromedik harus mengikuti dengan judul “MODIFIKASI
perkembangan teknologi tersebut, CENTRIFUGE SIGMA 1
khususnya mengembangkan alat-alat di DILENGKAPI TACHOMETER
dunia kesehatan. BERBASIS MIKROKONTROLER AT
Alat-alat didunia kesehatan ada 89s51”, dimana alat ini penting dalam
banyak jenisnya khususnya alat menunjang proses analisa suatu larutan
laboratorium, alat-alat dilaboratorium dengan memisahkan partikel larutan yang
banyak digunakan sebagai proses analisis akan dianalisa.
salah satunya adalah centrifuge. Dimana
alat tersebut berfungsi sebagai 1.2 Identifikasi Masalah
pemisahkan partikel-partikel dalam suatu Berdasarkan latar belakang di
larutan yang mempunyai berat molekul atas, maka masalah yang ada pada alat
yang berbeda.Faktor gravitasi ‘g’ dapat yang sebelumnya pernah dibuat adalah
diperbesar dan proses pengedapannya tidak adanya tampilan kecepatan dan
dipercepat dengan menggunakan waktu putaran motor serta sensor
centrifuge sehingga partikel-partikel yang kecepatan motor agar kecepatan yang
berlainan bobot dapat dipisahkan- dibutuhkan sesuai dengan setingan.
pisahkanPartikel-partikel yang
mempunyai bobot paling besar akan 1.3 Batasan Masalah.
terdapat di tempat paling bawah dari Agar dalam pembahasan alat ini
tabung pengedap karena gaya tidak terjadi pelebaran masalah dalam
sentrifugalnya menjadi paling besar. Yang penyajiannya, penulis membatasi pokok-
kemudian larutan yang sudah dipisahkan pokok batasan yang akan dibahas yaitu :
tersebut akan di analisa. 1.3.1 Mengontrol kecepatan dengan
Untuk memudahkan user dalam range kecepatan 1000 – 3000 rpm
pemakaian centrifuge maka dan setiap kenaikan/penurunan
diperlukannya tampilan untuk timer dan sebesar 500 rpm
kecepatan yang mudah dilihat oleh user. 1.3.3 Sensor kecepatan menggunakan
Kecepatan putaran motor dan waktu tachometer.
putaran pada centrifuge sangatlah 1.3.4 Mengontrol waktu putar motor
dengan range timer 5 - 30 menit
1
dan setiap kenaikan/penurunan pekerjaannya dan dapat
sebesar 5 menit menyelesaikan tugas
fungsionalnya dengan cepat,
efisien dan akurat.
1.4 Rumusan Masalah
Dapatkah Centrifuge ”Sigma 1”
dimodifikasi dengan tambahan tampilan BAB II
RPM dan Timer serta dilengkapi TINJAUAN PUSTAKA
tachometer berbasis mikrokontroler
AT89S51?. 2.1 Prinsip Dasar Centrifuge
Centrifuge yaitu suatu peralatan di
1.5 Tujuan laboratorium yang digunakan untuk
1.5.1 Tujuan Umum memisahkan partikel-partikel dalam suatu
Memodifikasi “Centrifuge Sigma larutan yang mempunyai berat molekul
1”. yang berbeda. Centrifuge bekerja
1.5.2 Tujuan Khusus berdasarkan gaya sentrifugal yang
Dengan acuan permasalahan dihasilkan. Sehingga partikel yang
tersebut diatas, maka secara mepunyai bobot paling besar akan terdapat
operasional tujuan khusus di tempat paling bawah dari tabung
pembuatan alat ini antara lain : pengendap karena gaya sentrifugal semakin
1.5.2.1 Membuat rangkaian besar. Suatu suspense, misalnya pasir dalam
powersupply (Ground, +5VDC, air akan mengendap setelah dibiarkan
+12VDC, -12VDC). beberapa lama. Hal ini terjadi akibat gaya
1.5.2.2 Membuat rangkaian berat. Untuk mendapatkan hasil yang
mikrokontroler AT89S51. sempurna tanpa merusak sample yang
1.5.2.3 Membuat rangkaian digunakan kecepatan sesuai dengan
sensor kecepatan (Optocopler, F kebutuhan. Hal ini menggunakan kecepatan
to V, ADC). sesuai dengan kebutuhan karena kalau
1.5.2.4 Membuat rangkaian menggunakan kecepatan tidak sesuai maka
seting kecepatan motor AC sample tidak dapat dianalisa atau sample
(DAC, Ramp Generator, rusak.
Komparator, Dimmer).
1.5.2.5 Membuat rangkaian Macam – macam centrifuge
display (7segment). 1. Centrifuge sederhana
1.5.2.6 Membuat sofwere timer Yaitu centrifuge dengan kecepatan
dan control kecepatan. sampai ± 7000 rpm. Centrifuge sederhana
ini kecepatan yang digunakan tidak terlalu
besar, sehingga pada centrifuge ini jarang
1.6 Manfaat dilengkapi pndingin. Centrifuge sederhana
1.6.1 Manfaat Teoritis ini biasanya digunakan untuk memisahkan
Menambah wawasan dan simple seperti darah dan urin karena dengan
ilmu pengetahuan bagi mahasiswa kecepatan yang tidak terlalu besar simple-
khususnya mahasiswa Politeknik sample tersebut sudah bisa dipisahkan.
Kesehatan Surabaya Jurusan Centrifuge yang penulis buat dalam
Teknik Elektromedik tentang tugas akhir ini tergolong dalam centrifuge
peralatan kesehatan khususnya sederhana karena kecepatannya hanya
peralatan elektromedik dan sampai 3000 rpm.
meningkatkan wawasan dan 2. Centrifuge ligatan tinggi
pengetahuan di bidang alat-alat Yaitu centrifuge dengan kecepatan
kesehatan, terutama diatas 7000 rpm. Centrifuge ligatan tinggi
pengaplikasian, penyempurnaan ini kecepatannya lebih besar dari centrifuge
dan modifikasi alat. sederhana sehingga pada centrifuge ligatan
tinggi ini harus dilengkapi dengan
1.6.2 Manfaat Praktis pendingin yang menjaga agar simple atau
Dengan adanya alat ini larutan yang diputar tidak terpengaruh
diharapkan dapat memudahkan lebih-lebih pada cairan yang hanya setabil
user dalam melakukan peda temperatur rendah karena pada ligatan
2
tinggi, suhu dalam cairan akan naik akibat - Jumlah tabung yang digunakan harus
gesekan. genap dan diletakan saling
3. Ultracentrifuge berhadapan.
Yaitu centrifuge dengan kecepatan ± - Pada saat centrifuge berputar jangan
60.000 rpm. Kecepatan ultracentrifuge ini dihentikan dengan tangan.
sangat tinggi sehingga bagian-bagian - Beban rotor harus seimbang sehingga
sebuah cel yang kecilpun, misalnya : intisel, tidak menimbulkan kebisisngan
ribosom dapat dipisahkan. Kecepatan
putarannya dapat ditingkatkan perlahan- 1.2 Motor Induksi (Motor AC)
lahan dengan sebuah kontaktor. Hal ini Motor induksi merupakan motor
mencegah terjadinya motor hangus dan bolak – balik (AC) yang paling luas
mencegah aus pada bantalan poros. penggunaannya. Penamaannya dari
Besarnya gaya sentrifugal yang bekerja kenyataan bahwa arus rotor motor
pada sebuah partikel yang mempunyai terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan
massa m dapat dihitung sebagai berikut: relative antara putaran motor dengan medan
Misal : Gaya berat = F2 putar yang dihasilkan oleh arus stator.
Gaya centrifugal = F1 Starting dari motor induksi dimulai
Percepatan gaya berat (Gravitasi) = g dengan menggerakkan medan magnet yang
Karena : F2 = m . g diset-up dari belitan rotor selanjutnya rotor
v2 dan medan stator akan bergerak dengan
F1 = m× (v = kecepatan linier, r kecepatan yang berbeda, perbedaan
r
= jarak ujung tabung kecepatan ini disebut slip.
centrifuge sampai titik pusat pada Prinsip – prinsip operasi motor
poros). induksi : Rotasi medan magnet dapat
S 2 πr dialirkan dengan system kutub utara dan
V= = (T= masa putaran) kutub selatan dengan stator sebagai titik
t T pusat. Rotasi dari medan magnet bergerak
v2 mendahului konduktor rotor pada saat n
Maka : F 1 : F 2= :g atau
r (Rps). Menurut hokum Faraday tentang
(2 πr)2 iduksi elektromagnetik, e.m.f diinduksi
F 1 : F 2= :g pada kumparan rotor dan kemudian arus
rT2 akan mulai mengalir pada kumparan rotor
Centrifuge yang harus bekerja terus
kecepatan dari rotor lebih kecil dari
menerus untuk waktu yang lama harus
kecepatan sinkron dari medan stator.
dilengkapi dengan alat pendingin. Untuk
Kecepatan sinkron sampai rotor akan
memisahkan serup pada darah diperlukan
digerakkan sebab rotor tidak dapat dengan
waktu 10 menit dengan kecepatan 2000
sendirinya berputar kecepatannya melebihi
rpm, pemisahan serum pada darah
sinkron.
diperlukan waktu 10 menit dengan
kecepatan 2500 rpm, untuk mengetahuii
jumlah unsur sedimen dalam urine
diperlukan waktu 5 menit dengan kecepatan
1500 rpm, sputumn untuk penyakit TBC
diperlukan waktu 30 menit dalam kecepatan
2000 rpm.
Bilamana dalam centrifuge harus
diputarkan beberapa tabung, harus Gambar 2.1: Gaya mekanik yang
diusahakan jumlahnya genap. Bila terpaksa dihasilkan oleh stator
harus memutarkan jumlah tabung yang Gambar gaya mekanik yang
ganjil maka tabung yang lain dapat diisi dihasilkan untuk medan magnet
putaran/stator. Jika ns adalah kecepatan
dengan air sama tinggi dengan tabung yang
lain. Hal ini perlu untuk mencegah
rotor secara nyata, perbedaan antara n dan n
guncangan pada rotor centrifuge. Beban
dan n didefinisikan sebagai slip hal ini
centrifuge harus terbagi seimbang di
sekeliling poros rotor agar centrifuge
berjalan tanpa bising. Hal – hal yang harus
diperhatikan dalam pengoprasian :
3
biasanya digambarkan sebagai bagian dari adalah jenis ADC 0804 yang mempunyai
(ns −n) resolusi 8 bit dan waktu konversi 100 mikro
S= second. Kecepatan konversi ADC 0804 ini
ns , maka : ns dapat ditentukan oleh frekwensi clock yaitu
dengan menggunakan resistor dan kapasitas
2.3 Sensor Cahaya (Optocoupler) dan eksternaL. Nilai resistor yang digunakan
Piringan Sensor sebesar 150 pf, dengan persamaan berikut :
Tujuan utama dari digunakan sensor Fclock : 1 / ( 1.1 R.C )
cahaya dan piringan sensor adalah untuk : 1 / ( 1.1 . 1000 . 150 . 10 )
mendapatkan data kecepatan putaran dari : 606060,6061 Hz
setiap roda. Piringan sensor yang digunakan : 606 KHz
dibuat dari negatif-film yang dijepit oleh ADC 0804 memepunyai tegangan
dua buah acrylic transparan agar semakin referensi yang digunakan untuk mengatur
presisi pembacaan datanya. Sedangkan tegangan input pada vi + dan vi -, hal ini
sensor cahaya yang digunakan adalah bertujuan agar inputan maksimal, maka
optocoupler yang prinsip kerjanya adalah data digital juga akan maksimal, data
ketika ada benda yang berada di antara ditentukan dengan persamaan berikut ini :
celah sensornya, maka cahaya yang Vref : V maks / 2
dikirimkan tidak bisa diterima oleh bagian : 1,3 / 2
penerimanya, sehingga menghasilkan : 0,65 Volt
tegangan keluaran yang nilainya mendekati Chip reset fungsinya untuk
VCC, begitu juga sebaliknya, jika tidak ada mengaktifkan ADC yang diaktifkan dengan
benda diantara celah sensornya maka akan logika low. Read adalah inputan yang
menghasilkan tegangan keluaran yang digunakan untuk membaca data digital
nilainya mendekati 0 Volt. hasim konversi yang aktif pada kondisi
logika low, write ( WR ) berfungsi untuk
melakukan start konversi ADC diaktifkan
pada kondisi logika low. Instruksi untuk
mendeteksi apakah konversi telah selesai,
Gambar 2.2: Sensor Optik maka pin instruksi akan mengeluarkan
logika low. Data outputan digital sebanyak
8 bit ( DBO – DB7) biner 00000000 sampai
11111111, sehingga kemungkinan angka
desimal yang akan muncul adalah 0 sampai
255 dapat diambil pada DB–DB7.
V C C

Gambar 2.3: Sensor Kecepatan


R 10
220
+5V
10K V C C
3

R 11
R 39 R 40 U 3
20

D 7 2
220 10k
A 3 6 1 8 D B 0
V C C /V R E F

3V 7 + IN D B 0 1 7 D B 1
R 37 -IN D B 1 1 6 D B 2
L M 3 3 9 /S O U 4B A 4 9 D B 2 1 5 D B 3
10K V R E F /2 D B 3
1
3

19 1 4 D B 4
5 4 C LK R D B 4 1 3 D B 5
+ C L K IN D B 5
2
2

R 13 10K 1 2 D B 6
D 12 D 13 4 C 4 1 D B 6 1 1 D B 7
- C S D B 7
150P P 3 .0 2
P H O T O D IO D E R D
G N D
G N D

In f ra re d P 3 .1 3 5 P 3 .2
W R IN TR
12

+5V A D C 0804
10
8
1

R 38

10K
2
Gambar 2.5: Rangkaian ADC 0804
3

Gambar 2.4: Rangkaian optocoupler


2.5 Rangkaian Mikrokontroller AT 89S51
Alat ini menggunakan IC
Mikrokontroller yang telah diisi program
2.4. Rangkaian ADC 0804 sebagai pengatur kerja alat. IC
Adalah suatu rangkaian yang dapat Mikrokontroller yang digunakan pada alat
mengubah tegangan analog menjadi digital. ini adalah buatan Atmel.
ADC yang digunakan dalam tugas akhir ini
4
Tabel 2.1: Macam IC Didalam IC Mikrokontroller AT
Mikrokontroller produksi Atmel dan 89s51 terdapat beberapa bagian yang
perbedaannya penting diantaranya :
 Register
Sebagai memori sementara di dalam
CPU. Beberapa register mempunyai fungsi
tertentu, seperti program counter dan code
register, yang lain bersifat lebih umum
akumulator, B register. Tiap-tiap komputer
memiliki panjang kata yang merupakan
karakteristik dari CPU. Seperti pada
AT89S51, AT89S52, AT89S8252 keluarga MCS ’51 ini besarnya ditentukan
Mempunyai kemampuan serial downloading oleh bus dan memori internal, oleh
atau lebih dikenal dengan istilah In System karenanya mikrokontroller keluarga MCS
Programming (ISP) sehingga ’51 ini memiliki kemampuan menyimpan
mikrokontroler langsung dapat diprogram data 8 bit.
pada rangkaiannya tanpa harus mencabut IC  ALU (Arithmatic Logic Unit)
untuk diprogram, Programmer ISP dapat Dari namanya dapat diketahui bahwa
dibuat menggunakan beberapa resistor via ALU mampu menjalankan operasi
paralel port komputer sehingga bagi mereka aritmatika dan logika dengan bilangan-
yang belum memiliki programmer dapat bilangan biner. Dalam keluarga MCS ’51
tetap berkesperimen menggunakan operasi ALU datanya terbatas pada jumlah
mikrokontroller ini dengan biaya yang bilangan biner 8 bit, tidak sampai pada
murah. operasi floating point (angka mengambang).
Pada alat ini menggunakan IC  Unit Pengendali
Mikrokontroller jenis AT89s51 karena Unit pengendali digunakan untuk
memiliki kapasitas data memory 128 Ram. menyerempakkan kerja yang sangat
Kapasitas ini digunakan untuk menyimpan diperlukan oleh setiap prosessor. Sebuah
sofware yang digunakan untuk mengontrol instruksi di ambil dan di dekode, setelah
kerja alat. Selain itu, pada IC prosessor mengetahui apa yang dimaksud
Mikrokontroller jenis AT89s51 mempunyai dengan instruksi, maka unit pengendali akan
timer byte 2, sehingga dapat digunakan memberikan signal pada aksi yang
untuk pemilihan timer internal. dimaksud.
Dimana IC Mikrokontroller IC Mikrokontroller AT89S51 memiliki
Mikrokontroller AT89s51 adalah komponen beberapa fasilitas yang dapat dipakai oleh
produksi Atmel yang berorientasi pada pengguna. Fasilitas yang dimaksud antara
control dengan level logika CMOS. lain :
Komponen ini masih dalam keluarga Flash program memori ROM internal
MCS’51. Rangkaian integrasi tersebut sebesar 4 Kbyte. Dengan flash PEROM ini
memiliki kelengkapan dasar sebagai single mikrokontroller mampu diprogram dan
chip Mikrokomputer. Perlengkapan yang dihapus hingga 1000 kali.
dimaksud adalah CPU (Central Prossesing Memori data RAM internal sebesar 128
Unit ) terdiri dari komponen yang satu sama Byte.
lain berhubungan yaitu register, ALU Kemampuan kerja clock internal dari 0
(Atrithmatic Logic Unit), unit pengendali. hingga 24 M Hz.
3
3
9
8 P 0 . 0 / A D
A T 8 9 S 5 1

0 P 2 . 0 / A 8
2
2
1
2
Terdapat 2 buah timer/counter yang dapat
dipakai hingga 16 Bit.
3 7 P 0 . 1 / A D 1 P 2 . 1 / A 9 2 3
3 6 P 0 . 2 / A D 2 P 2 .2 /A 1 0 2 4
3 5 P 0 . 3 / A D 3 P 2 .3 /A 1 1 2 5
3 4 P 0 . 4 / A D 4 P 2 .4 /A 1 2 2 6
3 3 P 0 . 5 / A D 5 P 2 .5 /A 1 3 2 7

Kemampuan mengalamati memori program


3 2 P 0 . 6 / A D 6 P 2 .6 /A 1 4 2 8
5 v o lt P 0 . 7 / A D 7 P 2 .7 /A 1 5
PROGRAMER 1
P 1 . 0 /T 2 P 3 .0 /R XD
1 0
2 1 1
P 1 . 1 /T 2 E X P 3 .1 /T XD
1 3 1 2

dan data maksimum 64 Kbyte eksternal.


P 1 . 2 P 3 .2 /IN T 0
2 4
P 1 . 3 P 3 .3 /IN T 1
1 3
3 5
P 1 . 4 /S S P 3 .4 /T 0
1 4
4 6
P 1 . 5 /M O S I P 3 .5 /T 1
1 5
5 7
P 1 . 6 /M IS O P 3 .6 /W R
1 6
6 8 1 7

Dua buah tingkat prioritas interupsi.


P 1 . 7 /S C K P 3 .7 /R D
D1 30p
5 v o lt 1 9 2 9
1 8 X T A L 1 P S E N
C2 XTALL X T A L 2 3 0
C1 C3 12 MHz 9 A L E /P R O G

Lima buah interupsi, yaitu 2 buah interupsi


3 1 R S T
E A /V P P
30p 4 0
V C C

eksternal dan 3 buah interupsi internal.


1K 5 v o lt

1K
RESET

Empat buah I/O masing-masing 8 Bit.


5 v o lt

Gambar 2.6: Mikrokontroller AT Port serial full duplex UART (Universal


89S51 Asincronous Receive Transmit), dengan
kemampuan pendeteksian kesalahan.
Mode pengontrolan daya, yaitu :
5
Mode Idle (daya akan berkurang jika CPU fasilitas. Port 3 juga menerima beberapa
dikehendaki stand by). sinyal kontrol untuk pemrograman flash
Mode Power Down (oscillator berhenti dan verifikasi.
yang berarti daya akan berkurang karena RST.
intruksi yang dieksekusi menghendaki Input reset. Logika high pada pin ini akan
power down). mereset siklus mesin.
Pengembalian ke mode normal setelah
power down karena adanya interupsi.
Dapat diprogram per bit sehingga ALE/PROG.
pemrograman akan lebih leluasa dan Pulsa Output Address Latch Enable
efektif. digunakan untuk lacthing bit bawah dari
Dalam IC program AT89S51 terdapat address selama mengakses ke eksternal
beberapa port dan program-program lain. memori. Pin ini juga merupakan input pulsa
Diantaranya adalah sebagai berikut: program selama pemrograman flash.
Port 0. Operasi normal dari ALE dikeluarkan pada
Port 0 adalah 8 bit open drain bi-directional laju konstan 1/6 dari frekuensi oscilator,
port 1/0. Pada saat sebagai port out, tiap pin dan dapat digunakan untuk pewaktu
dapat dilewatkan ke 8 input TTL. Ketika eksternal atau pemberian pulsa. Jika
logika 1 dituliskan pada port 0, maka pin- dikehendaki, operasi ALE dapat di disable
pin ini dapat digunakan sebagai input yang dengan memberikan setting bit 0 dari SFR
berimpedansi tinggi. Port 0 dapat pada lokasi 8 EH. Dengan bit set, ALE
dikonfigurasikan untuk dimultiplex sebagai dapat diaktifkan selama instruksi M0VX
jalur data/address bus selama membaca atau MOVC. Dengan mensetting ALE
program external dan memori data. Pada disabled, tidak akan mempengaruhi jika
mode ini P0 mempunyai internal pull up. mikrokontroler pada mode eksekusi
Port 0 juga menerima kode bit selama eksternal.
pemrograman flash. Dan megeluarkan kode Port Pin Alternate Functions.
bit selama verifikasi program. P3.0 RXD (serial input port).
P3.1 TXD (serial output port).
Port 1. P3.2 INT0 (eksternal interupt 0).
Port 1 adalah 8-bit bi-directional Port 1/0 P3.3 INT1 (eksternal interup 1).
denga internal pull up. Port 1 mempunyai P3.4 T0 (timer 0 eksternal input).
buffer output yang dapat dihubungkan P3.5 T1 (timer 1 eksternal input).
dengan 4 TTL input. Ketika logika 1 P3.6 WR (eksternal data memori write
dituliskan ke port 1, pin ini dipull high strobe).
dengan menggunakan internal pull up dan P3.7 RD (eksternal data memori read
dapat digunakan sebagai input. Ketika strobe).
sebagai input, pin port 1 yang secara PSEN.
eksternal dipull low akan mengalirkan arus Program store enable merupakan sinyal
1 L karena internal pull up. Port 1 juga yang digunakan untuk membaca program
menerima address bawa selama pada memori eksternal. Ketika 8951
pemrograman flash dan verifikasi. mengeksekusi kode dari program memori
Port 2. eksternal, PSEN diaktifkan 2 kali setiap
Port 2 adalah 8 bit bi-directional port 1/0 siklus mesin, kecuali bahwa 2 aktifasi
dengan internal pull up. Port 2 output buffer PSEN terlewati selama pembacaan ke
dapat melewatkan 4 TTL input. Ketika memori data eksternal.
logika 1 dituliskan ke port 2, maka mereka EA/VPP.
dipull high dengan internal pull up dan Eksternal Access enable. EA harus
dapat digunakan sebagai input. diposisikan ke GND untuk mengaktifkan
Port 3. divais untuk mengumpankan kode dari
Port 3 adalah 8 bit bi-directional port 1/0 program memori yang dimulai pada lokasi
dengan internal pull up. Output buffer dari 0000H sampai dengan FFFFH. EA harus
port 3 dapat dilewati 4 input TTL. Ketika diposisikan ke VCC untuk eksekusi
logika 1 dituliskan ke port 3 maka mereka program internal. Pin ini juga menerima
akan dipull high dengan internal pull up dan tegangan pemrograman 12 Volt (VPP)
dapat digunakan sebagai input. Port 3 juga selama pemrograman flash.
mempunyai berbagai macam fungsi atau XTAL 1.
6
Input oscilator inverting amplifier dan input
untuk internal clock untuk pengoperasian 2.
XTAL 2.
Output dari inverting oscilator amplifier

2.6 Rangkaian Display 7 Segment

Pada tabel tersebut tampak bahwa untuk


menghidupkan sebuah segmen, harus dikirimkan
data logika low ”0” dan sebaliknya untuk
mematikan segmen, harus dikirimkan data logika
high ”1”.

2.7 Rangkaian DAC 0808


DAC0808 merupakan salah satu
contoh kenverter D/A. IC ini tidak mahal
Gambar 2.7: (a) Rangkaian display 7 segmen dan digunakan secara luas dalam beberapa
(b) rangkaian dekoder 74ls138 aplikasi, D/A ini menerapkan metode
Tabel 2.2: Tabel kebenaran 74LS138 tangga R-2R 8 bit yang dilengkapi dengan
sumber arus acuan dan delapan buah
transistor saklar untuk mengarahkan arus
biner. Suatu tegangan dan hambatan
eksternal dipergunakan untuk mengatur
arus acuan pada nilai yang lazim berlaku
yaitu 2 mA. DAC0808 mempunyai waktu
Pada tabel kebenaran tersebut tampak bahwa pemantapan 150ns dan ketelitian relatif
seven segmen yang hidup tergantung pada output LSB 2 ± 1 .
dari dekoder 74LS138, yang sedang Konfigurasi pin ditunjukkan seperti
mengeluarkan logika low ”0”, sehingga dari 8 pada gambar 6.2. dengan penjelasan
buah display tersebut, selalu hanya satu display sebagai berikut. Pin 1 tidak dipakai ( NC
yang akan dihidupkan. Agar display tampak nyala singkatan dari no connection ). Pin 2 adalah
secara bersamaan maka ketiga display tersebut penghubung ke ground. Pin 3 (EE V ) harus
harus dihidupkan secara bergantian dengan waktu dipasang pada -12V. Pin 4 adalah saluran
tunda tertentu. balik dari ground, yang sifatnya sebagi
Pada gambar tersebut seven segment commont output pembalik. Pin 5 s/d 12 merukan 8 bit
anoda dikendalikan dengan menggunakan masukan data. Pin 13 ( CC V ) harus
transistor PNP melalui decoder 74LS138, apabila dipasang pada catu daya +5V. Pin 14
ada logika low pada basis transistor, maka 7 dihubungkan dengan catu daya positif
segment akan nyala dan sebaliknya akan padam. melalui hambatan R14, dan pin 15
dihubungkan ke ground melalui hambatan
R15. Akhirnya sebuah kapasitor antar pin
16 dan pin 13 berfungsi untuk member
kompensasi frekuensi bagi IC ini.

Gambar 2.8 : Modul 7 Segment tunggal

(a)
Tabel 2.3: Data Display 7 Segmen Gambar 2.9 : (a) Rangkaian DAC (b) Pin
konfigurasi IC DAC 0808

7
Gambar 2.11 : Grafik Perbandingan
2.8 Rangkaian Ramp Generator
Gelombang Segitiga dengan Tegangan
J 1
1
ADC menghasilkan Pulsa PWM
Teknik pembuatan PWM kali ini yaitu
2
D 2 D 1 3
C O N 3
D IO D E D IO D E

secara hardware dengan cara memanfaatkan


D 3

4001 + C 1 R 1
R 2

+ C 2 D 4
prinsip kerja komparator yaitu
membandingkan inputan gelombang
2200u F 1K 10 0 3 30uF
1 0V

segitiga dari rangkaian Rapm Generator


2

dengan Inputan tegangan analog yang


3 Q 2
R 4 B D 139 C 3
2

3 Q 1
B D 1 39
+
1

berubah-ubah sesuai dengan output dari


1K 10uF
1

R 5
2

3
R 3
D 6

Rangkaian DAC 0808, dengan


10K B D 1 39 1 0K
Q 3
1

4 001
D 5 R 6
10V 100K
1

2 D 7

4 001
perbandingan antar gelombang segitiga
dengan tegangan analog, output komparator
J 2
1
3

C O N 1

akan mengakses lama siklus (duty cycle)


Gambar 2.10 : Sinyal Ramp Yang Singkron dan frekuensi melalui perintah yang
Dengan Fasa Jala-Jala PLN berhubungan dengan outpu data dan
pewaktu tunda.
Singkronisasi mutlak diperlukan J2
E n a b le R a m p

karena untuk memicu/mentriger triac harus

4
L M 3 5 8 A /T O
1
2
pada saaat triac dalam kondisi off dengan 2 -
1
tegangan PLN mulai sama dengan nol 3 +

VAC. Pada bagian Ramp Generator ini


2
1

8 U 1A

diperlukan rangkaian zero crossing detector J5

yang mendeteksi keadaan tegangan PLN = E n a b le D A C + 1 2 V

nol volt. Pada keadaan ini dihasilkan pulsa Gambar 2.12 : Rangkaian Komparator
ramp yang akan turun secara linier selama Penghasil Pulsa PWM
10ms.
Output dari bagian ramp generator ini
dihubungkan ke komparator Rangkaian 2.10 Rangkaian Triac BT 12 sebagai Dimmer
Ramp Generator ini dibangun dari Lamp
komponen diskrit. Konstan waktu
ditentukan oleh waktu pembuangan muatan
pada rangkaian R1 dan kasitor C1 yang
men-switch on/off transistor Q2.

2.9 Puls Width Modulation


PWM merupakan salah satu jenis
dari modulasi pulsa yang memodulasi lebar Gambar 2.13 : Triac BTA 12
pulsa, sering juga disebut PDM (Pulsae Triac merupakan sebuah komponen
Duration Modulation). Teknik modulasi ini elektronika yang biasanya digunakan untuk
adalah mengkonversikan perubahan dimmer atau mengatur intensitas suatu
amplitude sinyal informasi menjadi satu peralatan piranti mekanik dan listrik sesuai
gelombang persegi dengan amplitude nol dengan kebutuhan, antara lain motor dan
sebanding dengan lebar pulsa rata-rata, jadi lampu. Untuk supply tegangan yang akan
lebar pulsa negative tidak mungkin terjadi. diatur bias menggunakan tegangan DC atau
Pada saat maksimum maka tegangan DC AC, Jenis triac ada 2 macam yaitu LH dan
yang muncul dan besarnya sama dengan LT. Triac jenis LH didalamnya tidak
amplitudo. terdapat Diac, tetapi untuk jenis LT sudah
dilengkapi dengan Diac. Dimmer Lam
8
dapat dikontrol secara digital oleh Setting waktu dan kecepatan
microkontroler dengan teknik phase digunakan untuk mensetting berapa waktu
control. Karena tegangan lampu sebesar yang digunakan untuk perputaran motor
220VAC, maka digunaka kombinasi dan kecepatan putaran motor. Hasil inputan
micrikontroler dan triac. dari proses setting timer dan kecepatan
9 V M o to r
diproses untuk ditampilkan di seven
1 segment. Kemudian outputan
4

1
IS O 1 Q5
PC 817 3 BTA 12

Mikrokontroler AT 89C51 masuk ke DAC


2

2
R9
10K
R 11
220 untuk mengubah data digital ke analog
yang kemudian digunakan untuk mengatur
3
2 Q 4
9013
J8

1
outputan pada rangkaian dimmer.
2
Sedangkan outputan rangkaian dimmer
1

R 10 F1
10K 220 VAC

FUSE
digunakan untuk mengatur kecepatan
J6

2
J7
1
putaran motor. Putaran motor dugunakan
-9 V M o to r
1 2
M o to r
untuk memutar kuvet tempat sampel yang
akan diproses. Putaran motor AC akan
C a p a s it o r

Gambar 2.14 : Rangkaian Triac Sebagai disensor oleh Ouptocoupler yang kemudian
Dimmer Lamp memberi outputan pada rangkaian F to V
dan dirubah menjadi data digital oleh ADC
2.11 Rangkaian F to V yang kemudian dikelolah oleh IC Mikro
+5V +5V
untuk menampilkan kecepatan motor pada
ke seven segment.
+5V

From Tachometer R 35

10K
R 33

10K
R 32

6 ,8 K
R 30

12K
C 12 U 7
6 2
3 TH R ES R EF
J15 R 1 470pF FR EQ 5
1 R /C 7
1

2 O U T IN
1 C 2 + 1M R 36 + C 13 C 11 2
10uF 500K 10uF LM 331 R 34 R 31
E N F to V 0 .0 1 u F
68K 10K

O u tp u t F to V
3

Gambar 2.15 : Rangkaian F to V


Rangkaian F to V digunakan untuk 3.3 Diagram Alir
mengkonversi frekuensi yang keluar dari
rangkaian optpcoupler yang diciptakan dari
sensor tachometer. Frekuensi yang masuk
ke IC LM311 di konfersikan menjadi
tegangan.

BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Blok Diagram

Gambar 3.3 : Diagram Alir Alat


Gambar 3.2: Blok Diagram Alat
3.4 Cara Kerja Diagram Alir
3.2 Cara Kerja Diagram Blok
9
Proses akan dimulai dengan mensetting 4.3.2 Variabel Tergantung
waktu lalu tekan enter dan apabila enter belum Sebagai variabel tergantung
ditekan maka setting waktu terus berjalan hingga yaitu sensor kecepatan
enter ditekan. Dan setelah enter ditekan proses optocoupler
setting kecepatan berjalan dan apabila enter belum 4.3.3 Variabel Terkendali
ditekan maka proses setting kecepatan akan Sebagai variabel terkendali
berjalan hingga enter ditekan. Setelah enter yaitu setting kecepatan motor,
ditekan maka proses proses pembacaan kecepatan
motor (Data ADC) dimulai dan menaganalisa 4.5 Devinisi Operasional dan Variabel
apakah kecepatan motor sama dengan setingan Dalam kegiatan operasionalnya,
(RPM=Setting RPM) dan apabila ’tidak’ maka variabel-variabel yang digunakan dalam
akan kembali ke proses pembacaan kecepatan pembuatan modul, baik variabel
motor dan apabila ’ya’ maka proses init timer tekendali, tergantung, dan bebas memiliki
(Counter Down Timer) berjalan, motor bekerja fungsi-fungsi antara lain :
dan proses pembacaan kecepatan motor (Data  Sensor kecepatan Optocoupler
ADC) di lakukan kembali. Pada proses digunakan untuk mendeteksi kecepatan
pembacaan kecepatan motor data akan di motor.
bandingkan dengan data setting kecepatan apakah  Seven segment berfungsi untuk
data ADC sama dengan data setting menampilkan settingan kecepatan dan
(ADC=Setting) dan apabila ’ya’ maka kembali ke timer.
proses pembacaan ADC dan apabila tidak maka
dilakukan proses pembandingan selanjutnya yang
mana mebandingkan apakan data ADC lebih kecil 4.9 Tempat dan Waktu Pembuatan Modul
dari data setting (ADC<Setting) dan apabila ya 4.9.1. Tempat Pembuatan Modul
makan mov,#255 data DAC dan apabila tidak Pembuatan modul tugas akhir ini
maka dilakukan proses perbandinga selanjutnya dilakukan di kampus Teknik
yang mana membandingkan apakah data ADC Elektromedik POLTEKKES Surabaya,
lebih besar dari dat setting (ADC>Setting) dan khususnya di ruang
apabila ya maka mov,#0 data DAC. Proses ini Laboratorium Elektronika, Ruang
berlanjut hingga waktu menunjukkan 00:00 dan Modul.
apabila belum menunjukkan 00:00 makah proses 4.9.2. Waktu Pembuatan Modul
berputar terus menerus sesuai arah diagram alir di Penulis menyusun jadwal kegiatan
atas. menurut kalender
Akademik yang ada di Politeknik
Kesehatan Jurusan Teknik
BAB IV Elektromedik Surabaya.
METODOLOGI PENELITIAN
Tabel 4.1: Jadwal Kegiatan
4.1 Metode Penelitian
Dalam pembuatan modul ini kami
mengambil desain penelitian non
eksperimental karena tidak menggunakan
sample.

4.2 Jenis Penelitian


Jenis Penelitian dan Pembuatan
modul ini menggunakan metode pra Keterangan:
eksperimen one past design yaitu hanya
melihat hasil perlakuan pada pengaturan I. Penentuan judul
kecepatan serta timer tanpa ada kelompok II. Studi Literatur dan
pembanding. Pembuatan Proposal
III. Pembuatan Modul
4.3 Variabel Penelitian IV. Seminar Awal
4.3.1 Variabel Bebas V. Ujian Sidang dan
Sebagai variabel bebas Pengumpulan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
yaitu control waktu dan
kecepatan. BAB VI
10
PEMBAHASAN Gambar 6.2 : Rangkaian Tachometer dan
F to V
6.1. Rangkaian Keseluruhan Rangkaian Tachometer digunakan untuk
mendeteksi putaran motor dengan cara menerima
J1
1
2
D2 D1 3
Tra v o 6 V A C
D IO D E D IO D E

inputan sensor optocoupler yang berupa frekuensi.


12, 2VAC
5,8 3VDC

D3 R2
8 ,30V DC

1
Adapun kaitannya frekuensi putaran motor ini
4 001 + C1 R1 + C2 D4 IS O 1 Q5
220 0uF 1K 1 00 3 30uF R7 P C 8 17 3 BTA 12
1 0V 2 20

2
R 11
0 ,6VD C D8 R9 2 20
2

1 ,2VA C 3 Q2 1 0K

dengan kecepatan putaran motor (RPM). Yaitu


R4 1,2 VAC B D 139 C3 IN 4 148
2

0,7 VDC 3 Q1
BD 13 9

3
+
1

R8 2 Q4
1K 10u F 901 3 J8 +12 V
4 70
1

D5 R5 +5V -1 2 V
2

3 1
J3
1 0V 2

1
R3 R 10

dengan rumus sebagai berikut :


F1
D6 J4 1 0K 1
10K B D 139 J2 2
1 0K E n a b le R a m p 2 20 VA C
Q3 1 3
1

400 1 F U SE
2 4
R6 J6
4

L M 3 5 8 A /T O J7 CON4
1
2

100 K
2 E n a b l e D im m e r
1

-
1 2 1
1 2

RPM = f X a => RPM = f


2 D7 3 +
M otor
400 1 C a p a s it o r
U 1A
8

+5V
3

1 04 C 1 +5V
+12 V R 16 U5

X 60/N
56 AD C 080 4

20
R 17
D9 C4 6 18
+
7 +IN D B0 17
1

VCC
J9 470 0/25V 1 0k - IN D B1 16
D 10 2 R 18 9 D B2 15
J5 2 V R E F /2 D B3
E n a b le D A C 4 - + 2 19 14

Dimana :
1 Ze nner 3V 4 C LKR D B4 13
C LK IN D B5 12
9 V O th e r Tra f o D IO D E B R ID G E C 7 1 0k 1 D B6 11
1
2

2 CS D B7
150 pF RD

3
3 5

GND

GND
W R IN T R
3

C ON 16 B +5V
1K
R 27 2 1

a          : nilai skala yang terdi

10
9 1

8
R 26 3
10 2 R 25 4
11 3 R 24 5
12 4 R 23 6 R 19
R 13 13 5 R 22 7
U3 14 6 R 21 8
5K 15 7 C
6

L M7 41 -1 2 V 16 8 2 20 +5V

ri dari mantisa dan exponent.


1 5 Q7 Q8 Q9 Q 10 Q 11 Q 12 Q 13 J21 2 20
7 4 Q6 BC 32 7 B C 327 B C 327 BC 32 7 B C 327 B C 327 BC 32 7 220 2 20
+12 V +5V B C 327
1

2 20 R 41
+

2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 1 0K U6
U8 2 20 39 21
P 0.0/A D 0 P 2.0/A 8
3

7 5 +5V 38 22
R 42 1K 9 Y 7 G 2B 4 37 P 0.1/A D 1 P 2.1/A 9 23
3

Y 6 G 2A P 0.2/A D 2 P 2 .2 /A 1 0

RPM    : kecepatan putaran


R 43 1K 10 6 36 24
+5V R 44 1K 11 Y 5 G1 35 P 0.3/A D 3 P 2 .3 /A 1 1 25
R 45 1K 12 Y 4 34 P 0.4/A D 4 P 2 .4 /A 1 2 26 SW 2
R 46 1K 13 Y 3 3 33 P 0.5/A D 5 P 2 .5 /A 1 3 27 UP
R 47 1K 14 Y 2 C 2 32 P 0.6/A D 6 P 2 .6 /A 1 4 28 1 2
R 48 1K 15 Y 1 B 1 P 0.7/A D 7 P 2 .7 /A 1 5 SW 3
U2 Y 0 7 4LS 138 A
13

R 49 1K 1 10 D ow n
4 5 2 P 1.0 P 3.0/R XD 11 1 2

(RPM)
IO U T A 1 6 3 P 1.1 P 3 .1 /T X D 12 SW 4
VCC

A 2 7 4 P 1.2 P 3.2/IN T O 13 E nter


2 A 3 8 5 P 1.3 P 3 .3 /I N T 1 14 1 2
GND A 4 9 6 P 1.4 P 3 .4 /T O 15
1 A 5 10 7 P 1.5 P 3.5/T1 16
NC A 6 11 J13 8 P 1.6 P 3 .6 /W R 17
A 7 12 +5V P 1.7 P 3.7/R D
16 A 8 19 29

f          : frekuensi pulsa (Hz)


C OMP 1 XTAL L1 XTAL 1 PSEN
14 18
VR + 2 XTAL L2 XTAL 2
9 30
3

3 RST A L E /P R O G
PR O G RA M E R

15 14 +5V
V EE

VR- 4
1
2

C6 +5V 31
1 5pF 2,5K 2 +5V +5V 5 E A /V P P
J10 6
R 15 R 39 R 40 +5V +5V D 11
3

D AC 080 8 10K 2 20 1 0k 1N 414 8 A T89 C 5 1


I R ef D A C

N         : Jumlah pulsa dalam


J 14 C8
R 37 TP1 R 35 R 33 R 32 R 30 C 10
1

-1 2 V +5V L M 3 3 9 /S O U 4B 10u F XTA LL1


1 0K 10K 10K 6,8K 12K R 28
3

C 12 U7
I n f ra re d

5 +5V 3 0pF
1

+
2 6 2 1K
2

TH R ES REF Q1
D 13 4 3 Y1
- J15 R1 4 70pF FR EQ 5 R 29 C R Y S TA L 12 M H z
2

P H O T O D IO D E R /C B C 327

satu putaran (Banyak


1 7 10K 2
1

2 OUT IN SW 1 C9
12

D 12 1 C2 + 1 M R 36 + C 13 C 11 2 R ESET XTA LL2


+5V 10u F 500 K 1 0uF L M3 31 R 34 R 31
1

E N F to V 0.01u F 3 0pF
1

68K 10K
1

R 38
2
3

lubang pada piringan


1 0K
3

Gambar 6.1. : Rangkaian Keseluruhan yang akan disensor


Pembahasan: oleh optocoupler)
Suply DC (+5,+12,-12) mensuply seluruh Contoh untuk setingan 1000 Rpm :
rangkaian. Rangkaian Pushbutton digunakan RPM = f X 60/N
untuk mensetting timmer dan kecepatan, setelah 1000 = f X 60/20
data telah disetting, settingan tadi dikelolah oleh f = 1000/3
IC AT89S51 untuk ditampilkan di seven segment f = 333,333 Hz
dan menjalankan motor dengan memberi inputan Sedangkan rangkaian F to V digunakan untuk
data digital pada DAC. Outputan data DAC ini mengkonversi frekuensi menjadi tegangan.
selanjutnya mengarah pada rangkaian komparator Rangkaian optocoupler menghasilkan frekuensi
IC LM358 yang menghasilkan sinyal PWM berupa gelombang kotak yang menuju C12.
dengan membandingkan dengan ouputan
rangkaian ramp generator yang menghasilkan
sinyal segitiga. Sinyal PWM ini digunakan untuk Setelah melewati C12 sinyal yang masuk tadi
mengontrol pergerakan motor dengan member dirubah menjadi seperti dibawah ini:
inputan rangkaian Dimmer. Rangkaian Dimmer
ini bekerja dengan memanfaatkan waktu ON dan
OFFnya motor sehingga motor terlihat
cepat/lambat. Kemudian Putaran motor ini Dan sinyal inilah yang kemudian masik pada Pin
disensor oleh OPTOCOUPLER yang outputnya no 6 pada IC LM311 (Threshold). Selanjut sinyal
berbentuk frekuensi dan kemudian dirubah ini di bandingkan dengan inputan pada Pin no 7
menjadi tegangan oleh rangkaian F to V. yang merubah gelombang menjadi :
Selanjutnya hasil tegangan yang telah dirubah tadi
diterima oleh rangkaian ADC dan dirubah
menjadi data digital yang masuk kembali ke IC Sinyal inilah yang masuk pada bagian R.S Flip-
AT89S51 dan diproses menjadi tampilan flop yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
kecepatan motor di seven segment.

6.2 Pembahasan rangkaian Tachometer dan


F to V
+5V

+5V +5V
R 39 R 40 +5V
220 10k
J14
R 37 TP 1 R 35 R 33 R 32 R30
L M 3 3 9 /S O U4B
10K 10K 10K 6 ,8 K 12K
3

5 C 12 U7
1

+
2 6 2
2

D 12 D13 4 3 TH R E S R EF
- J15 R1 FR EQ
470pF 5
In f ra re d P H O T O D IO D E 1 R /C 7
1

2 OUT IN
12

1 C2 + 1M R 36 + C13 C 11 2
+5V 10uF 157K 10uF LM 331 R 34 R 31
1

E N F to V 0 .0 1 u F
68K 10K
1

R 38
2 O u tp u t F to V
3

10K
3

11
digunakan ADC0804 dengan resolusi 8 bit,
sehingga data dapat di tampilkan pada tampilan
Db0-Db7 pada ADC0804 adalah 0000 0000
sampai 1111 1111 atau sejumlah 255 data.
Dengan mengatur tegangan pada Vref
maka kita dapat menampilkan data output sensor
sesuai dengan yang kita kehendaki. Besar
tegangan referensi tidak boleh melebihi tegangan
input (Vinput) dari ADC 0804. Oleh sebab itu
penulis mengatur Vref sekitar 0,65 VDC dengan
input maksimal 1,3 V dan Vres sekitar 0,005098
VDC
Gambar 6.3 : Rangkaian internal LM 311 V ¿ MAX
V res =
Sinyal yang sudah masuk dibagian R.S flip-flop 255
dilanjutkan kebagian current switch yang mana 1,3
akan mencut-off atau men-saturasikan saklar agr V res =
255
tecipta tegangan pada Pin no 1 dan sinyal yang V res =¿0,005098
diperoleh pada pin no 1 terlihat pada gambar
Bila terdapat inputan high to low pada pin
dibawah ini:
WR ADC 0804 dari INTR, maka ADC akan
mulai mengkonversi tegangan input dari Analog
menjadi digital.
Untuk mencari output decimal dari ADC
Selanjutnya sinyal yang tadinya masih berupa yang diperoleh dari ouput F to V maka
sinyak kotak (Isw) difilter oleh C12 sehingga perhitungan yang digunakan :
menjadi sinyal yang terlihat pada gambar (VC1) V out FtoV
agar lebih halis lagi ditambahkan capasitor C2 Data Desimal=
V res
sehingga hasilnya terlihat pada gambar (VC2). Contoh untuk setingan 1000 :
Dan secara keseluruhan perubahan Frekuensi 0,34
menjadi tegangan dapat dilihat pada gambar Data Desimal=
dibawah ini: 0,005098
0,34
Data Desimal=
0,005098
Data Desimal=66,6928

6.4. Pembahasan Rangkaian DAC 0808


+5V
-1 2 V
R 1

5K
J1
13

U 1 LM741
4
5

5 4 2 - J2
1 A 1 IO U T
VC C

6 6
2 7 A 2 3 + 1
3 A 3
Gambar 6.4 : Konfersi F to V 4
5
8
9
10
A
A
4
5
G N D
2

1 U 2
C O N 1

6 A 6 N C
7
1

C O N 8 11
7 12 A 7
8 A 8 16
6.3. Pembahasan rangkaian ADC 0804 14
VR +
C O M P +12V
3

R 2 15 C 1
VEE

VR -
104 C 1
2
1

+5V +5V 15pF


U 5 2 2 ,5 K
J4
R 3
3

10K D A C 0808
R 16 AD C 0804 I R ef D AC
20

56 O u tp u t F to V 6 1 8 P 2 .0
1

+IN D B 0 +5V -1 2 V
P 2 .1
VC C

R 17 7 1 7
-IN D B 1
R 18 9 D B 2
1
1
6
5
P
P
2 .2
2 .3 \
1

10k V R E F /2 D B 3
19 1 4 P 2 .4
D 10 2 4 C LKR
C L K IN
D
D
B
B
4
5
1
1
3
2
P
P
2 .5
2 .6
Gambar 6.6 : Rangkaian DAC
Z enner 3V D B 6
C 7 10k
150pF
1
2 C S
R D
D B 7
1 1 P 2 .7
Untuk merubah digital menjadi analog
G N D

G N D

3 5 P 3 .3
W R IN T R
maka diperlukan converter yaitu DAC 0808.
3

P 3 .4

Dengan memasukkan data digital melalui A1-A8


10
8

yang disampungkan ke Port1 IC AT89S51 maka


Gambar 6.5: Rangkaian ADC0804 akan diperoleh suatu tegangan yang akan
Pembahasan : dikeluarkan dari output LM 741. Selain
Untuk mengubah tegangan analog menjadi tergantung input digital yang masuk, output
digital diperlukan suatu converter, maka tegangan dari DAC dipengaruhi oleh Ireff. Dalam

12
modul ini DAC digunaka untuk mengontrol Sinkronisasi mutlak diperlukan karena
kecepatan motor dengan membandingkan output untuk memicu/ men-triger triac harus pada saat
DAC dengan output Ramp Generator sehingga triac dalam kondisi off dan tegangan PLN mulai
dihasilkan sinyal PWM yang kemudian dialirkan tidak sama dengan nol VAC. Pada bagian Ramp
ke rangkaian dimmer lamp. Generator ini diperlukan rangkaian zero crossing
detector yang mendeteksi keadaan tegangan PLN
= nol volt. Pada keadaan ini dihasilkan pulsa ramp
yang akan turun linier selama 10ms.
Output dari bagian rapm generator ini
dihubungkan ke komparator. Rangkaian Ramp
Generator ini dibangun dari komponen diskrit.
6.5. Pembahasan Rangkaian 7 Segment
C O N 16B

P 0 .6 +5V
Konstanta waktu ditentukan oleh waktu
pembuangan muatan pada rangkaian R1 dan
9 1 P 0 .5
10 2 P 0 .4
11 3 P 0 .3
12 4 P 0 .2 R 41

kapasitor C1 yang akan menswitch-on/off


13 5 P 0 .1 10K
14 6 P 0 .0
15 7
16 8
Q7 Q8 Q9 Q 10 Q 11 Q 12 Q 13

transistor Q2. Rangkaian bagian ramp generator


Q6 B C 327 B C 327 BC 327 BC 327 B C 327 B C 327 B C 327 J21
+5V B C 327
1

2 2 2 2 2 2 2 2
U8 +5V
7 5

dapat dilihat pada gambar dibawah.


R 42 1K 9 Y 7 G 2B 4
Y 6 G 2A
3

R 43 1K 10 6
R 44 1K 11 Y 5 G1
R 45 1K 12 Y 4
R 46 1K 13 Y 3 3 P 3 .7 J1
R 47 1K 14 Y 2 C 2 P 3 .6
R 48 1K 15 Y 1 B 1 P 3 .5 1
Y 0 A
R 49 1K 2
D 2 D 1 3
74LS 138
T ra v o 6 V A C
J2 D IO D E D IO D E
1
2
3
4 12,2VAC
5 5,83VDC
6
7
8
C ON8 D 3 R 2
8,30VDC
15
14

11
10

16
15

11
10

18
17

14
13

10
18
17
16

13
12

18
17

14
13
12

16
15

12
11
18
17

14
13

10
16
15

12
11

U 2 U 3 U 4
C 1 R 1 C 2 D 4
G 0
F0
G0
A0
B0

F1
A1
B1

F0
G0
A0
B0

F1
A1
B1

F0

A0
B0

F1
A1
B1

4001 + +
C M 0
C M 1

C M 0
C M 1

C M 0
C M 1

U 1 7S egm en 2P 7S egm en 2P 7Segm en 2P


G 0
F0

A0
B0

F1
A1
B1
C M 0
C M 1

7Segm en 2P 2200uF 1K 100 330uF


10V

D1 D2

LED LED
0,6VDC

2
1,2VAC 3 Q 2
D T0

D T1

D T0

D T1

D T0

D T1

R 4 B D 139 C 3
C 1

C 0

C 1

D 0

D 1
D 0
C 0

D 1
G1

D 0

D 1
G1

C 0

G1
C 1

1,2VAC
E0

E1

E0

E1

E0

E1

2
D T0

D T1
D 0

D 1
C 0

G1
C 1
E0

E1

0,7VDC 3 Q 1
B D 139
1
2
3
4
5
6
7
8
9

1
2
3
4
5
6
7
8
9

1
2
3
4
5
6
7
8
9

+
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9

1K 10uF

1
D 5 R 5

2
3
R 3 10V
D 6
10K BD 139 10K
Q 3

1
4001
J1
R 6
100K

1
1
2
3
4 2 D 7
5
6
7 4001
8
C ON8

Gambar 6.7: Rangkaian display 7 segmen


3
Seven segmen yang hidup tergantung pada Gambar 6.8 : Rangkaian Ramp Generator
output dari dekoder 74LS138, yang sedang Bagian yang juga memegang peranan
mengeluarkan logika low ”0”, sehingga dari 8 penting dalam rangkaian dimmer ini adalah
buah display tersebut, selalu hanya satu display bagian komparator yang menghasilkan pulsa-
yang akan dihidupkan. Agar display tampak nyala pulsa yang PWM lebarnya bervariasi terhadap
secara bersamaan maka ketiga display tersebut tegangan 0-5,1 VDC
harus dihidupkan secara bergantian dengan waktu J1

tunda tertentu. Pada gambar tersebut seven 1 Output Ramp


segment commont anoda dikendalikan dengan 100Hz
11

F ro m R a m p G e n e ra to r LM 324
2 R 1 J3
menggunakan transistor PNP melalui decoder
-
1
3 1
74LS138, apabila ada logika low pada basis
+
470
C O N 1
transistor, maka 7 segment akan nyala dan J2 U 1A
4

VC C
sebaliknya akan padam. Dan untuk menghidupkan 1

sebuah segmen, harus dikirimkan data logika low F ro m D A C


”0” dan sebaliknya untuk mematikan segmen, C 1
104

harus dikirimkan data logika high ”1”.


Gambar 6.9 : Rangkaian Komparator LM
6.6. Pembahasan Rangkaian Dimmer Lamp 324
Rangkaian Dimmer disajikan dalam 4 Dengan menggunakan kompartor LM 324
bagian utam. Bagian Ramp Generator, Bagian maka tegangan sinyal Rapm yang dihasilkan oleh
Pulse Control, Bagian Power Supply Triac dan rangkaian Ramp Generator akan dibandingkan
Bagian Triac. Bagian Ramp Generator berfungsi dengan tegangan DAC. Tegangan DAC tersebut
untuk menghasilkan pulsa-pulsa gigi gergaji bervariasi antara 0 – 5,1 volt DC. Pada saat
(sinyal ramp) dengan frekwensi 100Hz dan tegangan ramp berada dibawah tegangan DAC
output 5,6 V (gambar 5.1) yang sinkron dengan maka output dari kompartor LM324 adalah +12V
fasa tegangan jala-jalan PLN. sehingga terdapat arus yang mengalir pada R1
(470). Apabila tegangan ramp lebih tinggi dari

13
tegangan DAC maka outpur LM324 adalah 0 volt. Sebelum menggunakan sistem kontrol
Dalam kondisi ini tidak ada arus yang mengalir yang saat ini penulis gunakan sebelumnya
pada R1. Arus ini merupakan arus aktivasi penulis menggunakan sistem control
optocoupler pada bagian triac. kecepatan menggunakan proses increment
dan decrement.

5,6VDC
5,1VDC
0V Diagram Alir

12VDC
Output komparator ketika
DAC mendapat data
desimal “255”
0V

Output komparator ketika


DAC mendapat data
desimal “0”
0VDC
0V
-9 V M o to r

D 9 + C 4
1

J 9 4 7 0 0 /2 5 V

2 4 - + 2 9 V M o to r
1

9 V O th e r T ra f o D IO D E B R ID G E
3

9 V M o to r
1

IS O 1 Q 5
R 7 P C 8 17 3 B TA 12
2 20
2

R 11
D 8 R 9 22 0
1 0K
IN 4 1 4 8
3

R 8 2 Q 4 J 8
90 13
4 70 1
2
1

R 1 0 F 1
1 0K 2 20 V A C

F U S E
J 6 J 7
-9 V M o to r 2 1
1 2
M o to r
C a p a s it o r

Gambar 6.11 : Diagram Alir Control


Gambar 6.10 : Rangkaian triac dan Increment dan Decrement
dimmer lamp Dan softwere yang dipakai tidak jauh beda dengan
From LM324
Pada saat output dari komparator softwere yang saat ini digunakan, yang
LM324=+12 maka terdapat arus yang mengalir ke membedakan hanya pada proses control motor.
optocoupler sehingga pada saat ini optpcoupler
aktif sehingga akan meng-on-kan transistor Q3 Subrutin Control Kecepatan :
dan menyebabkan gate triac mengalirkan arur dari Control2:
supply DC ke gate. Dengan kata lain gate mov a,R6
mendapatkan arus aktivasi sehingga triac dalam mov b,dataADC
kondisi ON. Pada saat triac dalam kondisi ON clr c
terdapat dua kemungkinan yaitu terang dan redup. subb a,b
Disaat nyala terang berarti optocoupler mendapat jnz OnMotor2
sulutan dengan duty cycle 80% dan beban ret
mendapat tegangan 176VAC. Dan pada saat OnMotor2:
lampu redup berarti optocoupler mendapata jc OffMotor2
sulutan dengan duty cycle 44% dan beban call motorON2
mendapat teganganb 96,8 VAC. ret
Pada saat tegangan output koparator=nol OffMotor2:
volt maka optocoupler tidak aktif sehingga Dec R7
transistor Q2 juga dalam kondisi OFF. Kondisi ini ret
menyebabkan tidak ada arus yang mengalir dari MotorON2:
supply DC ke gate sehingga triac tidak mendapat Inc R7
arus picu. Triac dalam kondisi OFF. Dan pada Ret
saaat optocoupler mendapat sulutan dengan duty
cycle 4% dan beban mendapat tegangan 8,8VAC. “Pada control ini R6 adalah memori yang diisi
dengan data setting RPM yang kemudian
6.7 Perbandingan Sistem Control Increment dibandingkan dengan Data ADC, setelah kedua
dan Decrement dengan Sistem Control 255 data ini di bandingkan maka proses selanjutnya
dan 0 adalah memberi perintah pada DAC yang diwakili
oleh R7 untuk member tegangan pada rangkaian
14
dimmer agar motor berputar. Ketika data ADC dipanggil subrutine jamdigital, untuk melakukan
yang yang didapat dari sensor kecepatan motor increment data detik, menit, atau jam”
ternyata hasilnya sama dengan setingan maka
proses kembali berputar pada pembacaan data ;
ADC, namun ketika data ADC kurang dari data ADC:
setting maka otomatis data DAC akan clr ADC_WR ; start of conversion
diincrement, dan sebaliknya ketika data ADC nop
lebih dari data Setting maka DAC akan nop
didecrement, dan proses ini akan berlanjut terus – nop
menerus hingga waktu selesai. setb ADC_WR
Penulis mendapat suatu permasalahan saat not_EOC:
menggunakan system ini, yaitu ketika Data ADC jb ADC_INT,not_EOC
kurang dari data setting, motor cenderung lama lcall delay
saat akan menyesuaikan pada data setting. Dan mov a,p2
eror yang didapat jauh lebih besar ketika mov dataADC,a
menggunakan system control ini. Dan rata-rata ret
eror yang didapat ketika menggunakan system “Subrutin ini digunakan untuk mengambil data
control increment decrement adalah 2,542% dan ADC. Bila terdapat inputan high to low pada pin
untuk system control 255-0 adalah 2,154% (lihat WR ADC 0804 dari INTR, maka ADC akan
tabel 5.11). mulai mengkonversi tegangan input dari Analog
menjadi digital”
;
6.8. Pembahasan Listing Program jamdigital:
InitTimer: mov a,#0
mov pencacah20,#20 cjne a,detik,mulai
acall UpdateDisplay mov detik,#1
mov TMOD,#00000001b Mulai:
mov tl0,#0b0h dec detik
mov th0,#03ch mov a,#0
setb ET0 cjne a,detik,UpdateDisplay
setb EA ;
setb TR0 cjne a,menit,next
ret ljmp startagain
“Subrutine ini untuk inisialisasi kerja dari timer ;
dengan menggunakan mode 1 timer 0 16 bit dan next:
pengaktivan interupsi TF0” mov detik,#60
; ;
timerinterrupt: satumenit:
mov tl0,#0b0h dec menit
mov th0,#03ch mov A,#0
djnz pencacah20,Endinterupsi cjne A,menit,UpdateDisplay
mov pencacah20,#20 mov menit,#0
acall jamdigital ;
Endinterupsi: UpdateDisplay:
Reti mov a,detik
“Ini merupakan interupsi yang sangat penting mov b,#10
memberikan interupsi ketika div ab
;TF0 Timer 0 dipanggil. Instruksi berikut mov detik1,b
digunakan untuk memberikan layanan interupsi, mov detik10,a
dan akan terjadi setiap 0.05 detik. atau 50.000 ;
udetik maka data yang harus diloadkan 65536- mov a,menit
50000 = 15536 d = 3CB0 hB0h ke TL1 dan 3C ke mov b,#10
TH1 Pada subrutine ini pencacah20 akan div ab
didecrement sampai menghasilkan nilai mov menit1,b
Pencacah20=0, yang terjadi setiap 20 X 50000 uS mov menit10,a
= 20 X 0,05s = 1 s,apabila ini terjadi maka akan ret

15
“Subrutine untuk menambah jumlah cacahan dari jc MotorOFF2
jam digital detik dan menit, bila detik sudah call motorON2
menunjukan 60 maka counter menit akan bekerja ret
untuk menambah jumlah hitungannnya Subritine ;
ini akan dipanggil setiap detik sesuai dg interupsi” MotorOFF2:
; Mov P1,#0
Control: ret
mov a,R6 ;
mov b,dataADC MotorON2:
clr c Mov P1,#255
subb a,b ret
jnz OnMotor ;
ret .bla...
OnMotor: .bla...
jc OffMotor acall InitTimer
call motorON ;
setb Controlbit ForeverWaktu:
ret acall adc
OffMotor: Acall control2
clr Controlbit Acall DisplayRpm
ret Acall DisplayWaktu
; jnb DOWN,Startagain
MotorON: sjmp foreverwaktu
mov P1,#255 ;
ret .bla
; .bla
.bla... “Subrutin untuk menggerakkan motor agar sesuai
.bla... setingan, ketika kecepatan motor kurang dari
.bal... setingan maka DAC akan diberi inputan decimal
; sebasar 255 dan ketika kecepatan motor lebih
wait3: besar dari setingan maka input DAC akan menjadi
call delaytombol 0. Subrutin ini akan bekerja terus sampai timer
StartOperating: habis”.
acall adc
“acall control”
Acall DisplayRpm
Acall DisplayWaktuSetting BAB VII
jb controlbit, StartOperating PENUTUP
.bla...
.bla... 7.1 Kesimpulan
“Subrutin untuk menggerakkan motor dengan Setelah melakukan proses
memberi input decimal pada DAC sebesar 255 pembuatan dan study literatur perencanaan,
ketika kecepatan belum mencapai setingan dan percobaan, pengujian alat dan pendataan,
ketika telah mencapai setingan maka akan lanjut penulis dapat menyimpulkan sebagai
ke subrutin berikutnya yang mana akan berikut :
mengaktifkan subrutin inittimer yang berfungsi 1. Sebelum memkai system control 255-0
mengcounterdown timer”. penulis memakai system control
; increment dan decrement yang mana
Control2: hasilnya ketika kecepatan motor berada
mov a,DataSetting dibawah setingan, untuk mengembalikan
mov b,dataADC kecepatan kesetingan butuh waktu lama
clr c dan eror yang diperoleh lebih besar dari
subb a,b system control 255-0.
jnz OnMotor2 2. Dari hasil pengujian alat, diperoleh data
ret eror dari beberapa percobaan dan didapat
; rata-rata eror sebesar 2,154% untuk
OnMotor2: putaran RPM. Sedangkan untuk dikatakan
16
layak maka eror harus kurang dari 5%, Malvino Barwani. 1996, Prinsip – prinsip
sedangkan data yang diperoleh kurang Elektronika Edisi ke-3 Jilid 1. Erlangga, Jakarta.
dari 5% maka alat ini masih termasuk
layak dipakai. Triwiyanto, Tutorial Mikrokontroller Atmel
3. Sedangkan untuk eror timer waktu AT89S51, labcomp Tekmed, Surabaya 2005
putaran motor eror yang diperoleh adalah
0%, karena eror waktu kurang dari 5% Wasito S, Vademekum Elektronika, Gramedia
maka alat ini layak dipakai. Pustaka Utama, Jakarta.
4. Semakin besar Output DAC maka Duty Wasito S, Pelajaran Elektronika, Gramedia
Cycle pada rangkaian dimmer semakin Pustaka Utama, Jakarta.
besar pula.
5. Output ADC sangat berpengaruh dalam
menyetabilakan putaran motor karena
pacuan putaran motor sendiri diperoleh
dari membandingkan data ADC dengan
data setting.

7.2 Saran
Pada perhitungan RPM memiliki
tingkat error, hal tersebut dikarenakan pada
motor sudah sering digunakan dan rangkain
yang mungkin kurang sempurna.
Pada pembuatan tugas akhir
selanjutnya penulis menyarankan :
1. Perbanyak mempelajari aplikasi –
aplikasi softwere yang ada agar lebih
mudah dalam mengaplikasikannya ketika
mengerjakan TA.
2. Beri capasitor pada Vcc IC ADC agar
lebih stabil
3. Gunakan rangkaian F to V lain yang
lebih baik agar input yang masuk pada
rangkaian ADC lebih stabil.
4. Cari rangkaian dimmer lain digital
yang lebih baik dan syukur-syukur kalau
ada yang lebih praktis.
5. Jangan takut atau malu bertanya
kepada dosen, khususnya dosen
pembimbing.
6. Diusahakan jangan memakai
komponen “bekas” yang kita tidak tahu
apakah komponen itu masih berfungsi
atau tidak.
7. Tetap semangat dan apabila
menemukan permasalahan yang menurut
anda sulit untuk di pecahkan berarti anda
sudah dekat sekali dengan keberhasilan.

DAFTAR PUSTAKA

http://elektronika-
elektronika.blogspot.com/2007/06/dimmer-4-
kanal.html

http://www.epanorama.net/circuit/dimmer4.html

17

Anda mungkin juga menyukai