POLTEKKESSBY Studi 2495 DraftSeminar
POLTEKKESSBY Studi 2495 DraftSeminar
Centrifuge yaitu suatu peralatan di laboratorium yang digunakan untuk memisahkan partikel-partikel
dalam suatu larutan yang mempunyai berat molekul yang berbeda. Centrifuge bekerja berdasarkan gaya
sentrifugal yang dihasilkan. Sehingga partikel yang mempunyai bobot paling besar akan terdapat di tempat
paling bawah dari tabung pengendap karena gaya sentrifugal semakin besar. Suatu suspense, misalnya
pasir dalam air akan mengendap setelah dibiarkan beberapa lama. Hal ini terjadi akibat gaya berat. Untuk
mendapatkan hasil yang sempurna tanpa merusak sample yang digunakan kecepatan sesuai dengan
kebutuhan. Hal ini menggunakan kecepatan sesuai dengan kebutuhan karena kalau menggunakan kecepatan
tidak sesuai maka sample tidak dapat dianalisa atau sample rusak.
Pada modul kali ini penulis membuat suatu modifikasi centrifuge yang mana mengubah semua
setingan analog mulai dari setting kecepatan dan putaran menjadi digital dengan memanfaatkan tombol
UP,DOWN dan ENTER berbasis mikrokontroler
Pada pembuatan modul ini penulis mengoptimalkan putaran motor dengan setingan 1000-3000Rpm
dengan kelipatan 500Rpm dan Setting waktu mulai 5-30 Menit dengan kelipatan tiap 5 Menit. Dan hasil
eror yang diperoleh rata-rata untuk setting kecepatan adalah 2,154% dan untuk waktu sebesar 0%
R 11
R 39 R 40 U 3
20
D 7 2
220 10k
A 3 6 1 8 D B 0
V C C /V R E F
3V 7 + IN D B 0 1 7 D B 1
R 37 -IN D B 1 1 6 D B 2
L M 3 3 9 /S O U 4B A 4 9 D B 2 1 5 D B 3
10K V R E F /2 D B 3
1
3
19 1 4 D B 4
5 4 C LK R D B 4 1 3 D B 5
+ C L K IN D B 5
2
2
R 13 10K 1 2 D B 6
D 12 D 13 4 C 4 1 D B 6 1 1 D B 7
- C S D B 7
150P P 3 .0 2
P H O T O D IO D E R D
G N D
G N D
In f ra re d P 3 .1 3 5 P 3 .2
W R IN TR
12
+5V A D C 0804
10
8
1
R 38
10K
2
Gambar 2.5: Rangkaian ADC 0804
3
0 P 2 . 0 / A 8
2
2
1
2
Terdapat 2 buah timer/counter yang dapat
dipakai hingga 16 Bit.
3 7 P 0 . 1 / A D 1 P 2 . 1 / A 9 2 3
3 6 P 0 . 2 / A D 2 P 2 .2 /A 1 0 2 4
3 5 P 0 . 3 / A D 3 P 2 .3 /A 1 1 2 5
3 4 P 0 . 4 / A D 4 P 2 .4 /A 1 2 2 6
3 3 P 0 . 5 / A D 5 P 2 .5 /A 1 3 2 7
1K
RESET
(a)
Tabel 2.3: Data Display 7 Segmen Gambar 2.9 : (a) Rangkaian DAC (b) Pin
konfigurasi IC DAC 0808
7
Gambar 2.11 : Grafik Perbandingan
2.8 Rangkaian Ramp Generator
Gelombang Segitiga dengan Tegangan
J 1
1
ADC menghasilkan Pulsa PWM
Teknik pembuatan PWM kali ini yaitu
2
D 2 D 1 3
C O N 3
D IO D E D IO D E
4001 + C 1 R 1
R 2
+ C 2 D 4
prinsip kerja komparator yaitu
membandingkan inputan gelombang
2200u F 1K 10 0 3 30uF
1 0V
3 Q 1
B D 1 39
+
1
R 5
2
3
R 3
D 6
4 001
D 5 R 6
10V 100K
1
2 D 7
4 001
perbandingan antar gelombang segitiga
dengan tegangan analog, output komparator
J 2
1
3
C O N 1
4
L M 3 5 8 A /T O
1
2
pada saaat triac dalam kondisi off dengan 2 -
1
tegangan PLN mulai sama dengan nol 3 +
8 U 1A
nol volt. Pada keadaan ini dihasilkan pulsa Gambar 2.12 : Rangkaian Komparator
ramp yang akan turun secara linier selama Penghasil Pulsa PWM
10ms.
Output dari bagian ramp generator ini
dihubungkan ke komparator Rangkaian 2.10 Rangkaian Triac BT 12 sebagai Dimmer
Ramp Generator ini dibangun dari Lamp
komponen diskrit. Konstan waktu
ditentukan oleh waktu pembuangan muatan
pada rangkaian R1 dan kasitor C1 yang
men-switch on/off transistor Q2.
1
IS O 1 Q5
PC 817 3 BTA 12
2
R9
10K
R 11
220 untuk mengubah data digital ke analog
yang kemudian digunakan untuk mengatur
3
2 Q 4
9013
J8
1
outputan pada rangkaian dimmer.
2
Sedangkan outputan rangkaian dimmer
1
R 10 F1
10K 220 VAC
FUSE
digunakan untuk mengatur kecepatan
J6
2
J7
1
putaran motor. Putaran motor dugunakan
-9 V M o to r
1 2
M o to r
untuk memutar kuvet tempat sampel yang
akan diproses. Putaran motor AC akan
C a p a s it o r
Gambar 2.14 : Rangkaian Triac Sebagai disensor oleh Ouptocoupler yang kemudian
Dimmer Lamp memberi outputan pada rangkaian F to V
dan dirubah menjadi data digital oleh ADC
2.11 Rangkaian F to V yang kemudian dikelolah oleh IC Mikro
+5V +5V
untuk menampilkan kecepatan motor pada
ke seven segment.
+5V
From Tachometer R 35
10K
R 33
10K
R 32
6 ,8 K
R 30
12K
C 12 U 7
6 2
3 TH R ES R EF
J15 R 1 470pF FR EQ 5
1 R /C 7
1
2 O U T IN
1 C 2 + 1M R 36 + C 13 C 11 2
10uF 500K 10uF LM 331 R 34 R 31
E N F to V 0 .0 1 u F
68K 10K
O u tp u t F to V
3
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
D3 R2
8 ,30V DC
1
Adapun kaitannya frekuensi putaran motor ini
4 001 + C1 R1 + C2 D4 IS O 1 Q5
220 0uF 1K 1 00 3 30uF R7 P C 8 17 3 BTA 12
1 0V 2 20
2
R 11
0 ,6VD C D8 R9 2 20
2
1 ,2VA C 3 Q2 1 0K
0,7 VDC 3 Q1
BD 13 9
3
+
1
R8 2 Q4
1K 10u F 901 3 J8 +12 V
4 70
1
D5 R5 +5V -1 2 V
2
3 1
J3
1 0V 2
1
R3 R 10
400 1 F U SE
2 4
R6 J6
4
L M 3 5 8 A /T O J7 CON4
1
2
100 K
2 E n a b l e D im m e r
1
-
1 2 1
1 2
+5V
3
1 04 C 1 +5V
+12 V R 16 U5
X 60/N
56 AD C 080 4
20
R 17
D9 C4 6 18
+
7 +IN D B0 17
1
VCC
J9 470 0/25V 1 0k - IN D B1 16
D 10 2 R 18 9 D B2 15
J5 2 V R E F /2 D B3
E n a b le D A C 4 - + 2 19 14
Dimana :
1 Ze nner 3V 4 C LKR D B4 13
C LK IN D B5 12
9 V O th e r Tra f o D IO D E B R ID G E C 7 1 0k 1 D B6 11
1
2
2 CS D B7
150 pF RD
3
3 5
GND
GND
W R IN T R
3
C ON 16 B +5V
1K
R 27 2 1
10
9 1
8
R 26 3
10 2 R 25 4
11 3 R 24 5
12 4 R 23 6 R 19
R 13 13 5 R 22 7
U3 14 6 R 21 8
5K 15 7 C
6
L M7 41 -1 2 V 16 8 2 20 +5V
2 20 R 41
+
2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 1 0K U6
U8 2 20 39 21
P 0.0/A D 0 P 2.0/A 8
3
7 5 +5V 38 22
R 42 1K 9 Y 7 G 2B 4 37 P 0.1/A D 1 P 2.1/A 9 23
3
Y 6 G 2A P 0.2/A D 2 P 2 .2 /A 1 0
R 49 1K 1 10 D ow n
4 5 2 P 1.0 P 3.0/R XD 11 1 2
(RPM)
IO U T A 1 6 3 P 1.1 P 3 .1 /T X D 12 SW 4
VCC
3 RST A L E /P R O G
PR O G RA M E R
15 14 +5V
V EE
VR- 4
1
2
C6 +5V 31
1 5pF 2,5K 2 +5V +5V 5 E A /V P P
J10 6
R 15 R 39 R 40 +5V +5V D 11
3
C 12 U7
I n f ra re d
5 +5V 3 0pF
1
+
2 6 2 1K
2
TH R ES REF Q1
D 13 4 3 Y1
- J15 R1 4 70pF FR EQ 5 R 29 C R Y S TA L 12 M H z
2
P H O T O D IO D E R /C B C 327
2 OUT IN SW 1 C9
12
E N F to V 0.01u F 3 0pF
1
68K 10K
1
R 38
2
3
+5V +5V
R 39 R 40 +5V
220 10k
J14
R 37 TP 1 R 35 R 33 R 32 R30
L M 3 3 9 /S O U4B
10K 10K 10K 6 ,8 K 12K
3
5 C 12 U7
1
+
2 6 2
2
D 12 D13 4 3 TH R E S R EF
- J15 R1 FR EQ
470pF 5
In f ra re d P H O T O D IO D E 1 R /C 7
1
2 OUT IN
12
1 C2 + 1M R 36 + C13 C 11 2
+5V 10uF 157K 10uF LM 331 R 34 R 31
1
E N F to V 0 .0 1 u F
68K 10K
1
R 38
2 O u tp u t F to V
3
10K
3
11
digunakan ADC0804 dengan resolusi 8 bit,
sehingga data dapat di tampilkan pada tampilan
Db0-Db7 pada ADC0804 adalah 0000 0000
sampai 1111 1111 atau sejumlah 255 data.
Dengan mengatur tegangan pada Vref
maka kita dapat menampilkan data output sensor
sesuai dengan yang kita kehendaki. Besar
tegangan referensi tidak boleh melebihi tegangan
input (Vinput) dari ADC 0804. Oleh sebab itu
penulis mengatur Vref sekitar 0,65 VDC dengan
input maksimal 1,3 V dan Vres sekitar 0,005098
VDC
Gambar 6.3 : Rangkaian internal LM 311 V ¿ MAX
V res =
Sinyal yang sudah masuk dibagian R.S flip-flop 255
dilanjutkan kebagian current switch yang mana 1,3
akan mencut-off atau men-saturasikan saklar agr V res =
255
tecipta tegangan pada Pin no 1 dan sinyal yang V res =¿0,005098
diperoleh pada pin no 1 terlihat pada gambar
Bila terdapat inputan high to low pada pin
dibawah ini:
WR ADC 0804 dari INTR, maka ADC akan
mulai mengkonversi tegangan input dari Analog
menjadi digital.
Untuk mencari output decimal dari ADC
Selanjutnya sinyal yang tadinya masih berupa yang diperoleh dari ouput F to V maka
sinyak kotak (Isw) difilter oleh C12 sehingga perhitungan yang digunakan :
menjadi sinyal yang terlihat pada gambar (VC1) V out FtoV
agar lebih halis lagi ditambahkan capasitor C2 Data Desimal=
V res
sehingga hasilnya terlihat pada gambar (VC2). Contoh untuk setingan 1000 :
Dan secara keseluruhan perubahan Frekuensi 0,34
menjadi tegangan dapat dilihat pada gambar Data Desimal=
dibawah ini: 0,005098
0,34
Data Desimal=
0,005098
Data Desimal=66,6928
5K
J1
13
U 1 LM741
4
5
5 4 2 - J2
1 A 1 IO U T
VC C
6 6
2 7 A 2 3 + 1
3 A 3
Gambar 6.4 : Konfersi F to V 4
5
8
9
10
A
A
4
5
G N D
2
1 U 2
C O N 1
6 A 6 N C
7
1
C O N 8 11
7 12 A 7
8 A 8 16
6.3. Pembahasan rangkaian ADC 0804 14
VR +
C O M P +12V
3
R 2 15 C 1
VEE
VR -
104 C 1
2
1
10K D A C 0808
R 16 AD C 0804 I R ef D AC
20
56 O u tp u t F to V 6 1 8 P 2 .0
1
+IN D B 0 +5V -1 2 V
P 2 .1
VC C
R 17 7 1 7
-IN D B 1
R 18 9 D B 2
1
1
6
5
P
P
2 .2
2 .3 \
1
10k V R E F /2 D B 3
19 1 4 P 2 .4
D 10 2 4 C LKR
C L K IN
D
D
B
B
4
5
1
1
3
2
P
P
2 .5
2 .6
Gambar 6.6 : Rangkaian DAC
Z enner 3V D B 6
C 7 10k
150pF
1
2 C S
R D
D B 7
1 1 P 2 .7
Untuk merubah digital menjadi analog
G N D
G N D
3 5 P 3 .3
W R IN T R
maka diperlukan converter yaitu DAC 0808.
3
P 3 .4
12
modul ini DAC digunaka untuk mengontrol Sinkronisasi mutlak diperlukan karena
kecepatan motor dengan membandingkan output untuk memicu/ men-triger triac harus pada saat
DAC dengan output Ramp Generator sehingga triac dalam kondisi off dan tegangan PLN mulai
dihasilkan sinyal PWM yang kemudian dialirkan tidak sama dengan nol VAC. Pada bagian Ramp
ke rangkaian dimmer lamp. Generator ini diperlukan rangkaian zero crossing
detector yang mendeteksi keadaan tegangan PLN
= nol volt. Pada keadaan ini dihasilkan pulsa ramp
yang akan turun linier selama 10ms.
Output dari bagian rapm generator ini
dihubungkan ke komparator. Rangkaian Ramp
Generator ini dibangun dari komponen diskrit.
6.5. Pembahasan Rangkaian 7 Segment
C O N 16B
P 0 .6 +5V
Konstanta waktu ditentukan oleh waktu
pembuangan muatan pada rangkaian R1 dan
9 1 P 0 .5
10 2 P 0 .4
11 3 P 0 .3
12 4 P 0 .2 R 41
2 2 2 2 2 2 2 2
U8 +5V
7 5
R 43 1K 10 6
R 44 1K 11 Y 5 G1
R 45 1K 12 Y 4
R 46 1K 13 Y 3 3 P 3 .7 J1
R 47 1K 14 Y 2 C 2 P 3 .6
R 48 1K 15 Y 1 B 1 P 3 .5 1
Y 0 A
R 49 1K 2
D 2 D 1 3
74LS 138
T ra v o 6 V A C
J2 D IO D E D IO D E
1
2
3
4 12,2VAC
5 5,83VDC
6
7
8
C ON8 D 3 R 2
8,30VDC
15
14
11
10
16
15
11
10
18
17
14
13
10
18
17
16
13
12
18
17
14
13
12
16
15
12
11
18
17
14
13
10
16
15
12
11
U 2 U 3 U 4
C 1 R 1 C 2 D 4
G 0
F0
G0
A0
B0
F1
A1
B1
F0
G0
A0
B0
F1
A1
B1
F0
A0
B0
F1
A1
B1
4001 + +
C M 0
C M 1
C M 0
C M 1
C M 0
C M 1
A0
B0
F1
A1
B1
C M 0
C M 1
D1 D2
LED LED
0,6VDC
2
1,2VAC 3 Q 2
D T0
D T1
D T0
D T1
D T0
D T1
R 4 B D 139 C 3
C 1
C 0
C 1
D 0
D 1
D 0
C 0
D 1
G1
D 0
D 1
G1
C 0
G1
C 1
1,2VAC
E0
E1
E0
E1
E0
E1
2
D T0
D T1
D 0
D 1
C 0
G1
C 1
E0
E1
0,7VDC 3 Q 1
B D 139
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
+
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1K 10uF
1
D 5 R 5
2
3
R 3 10V
D 6
10K BD 139 10K
Q 3
1
4001
J1
R 6
100K
1
1
2
3
4 2 D 7
5
6
7 4001
8
C ON8
F ro m R a m p G e n e ra to r LM 324
2 R 1 J3
menggunakan transistor PNP melalui decoder
-
1
3 1
74LS138, apabila ada logika low pada basis
+
470
C O N 1
transistor, maka 7 segment akan nyala dan J2 U 1A
4
VC C
sebaliknya akan padam. Dan untuk menghidupkan 1
13
tegangan DAC maka outpur LM324 adalah 0 volt. Sebelum menggunakan sistem kontrol
Dalam kondisi ini tidak ada arus yang mengalir yang saat ini penulis gunakan sebelumnya
pada R1. Arus ini merupakan arus aktivasi penulis menggunakan sistem control
optocoupler pada bagian triac. kecepatan menggunakan proses increment
dan decrement.
5,6VDC
5,1VDC
0V Diagram Alir
12VDC
Output komparator ketika
DAC mendapat data
desimal “255”
0V
D 9 + C 4
1
J 9 4 7 0 0 /2 5 V
2 4 - + 2 9 V M o to r
1
9 V O th e r T ra f o D IO D E B R ID G E
3
9 V M o to r
1
IS O 1 Q 5
R 7 P C 8 17 3 B TA 12
2 20
2
R 11
D 8 R 9 22 0
1 0K
IN 4 1 4 8
3
R 8 2 Q 4 J 8
90 13
4 70 1
2
1
R 1 0 F 1
1 0K 2 20 V A C
F U S E
J 6 J 7
-9 V M o to r 2 1
1 2
M o to r
C a p a s it o r
15
“Subrutine untuk menambah jumlah cacahan dari jc MotorOFF2
jam digital detik dan menit, bila detik sudah call motorON2
menunjukan 60 maka counter menit akan bekerja ret
untuk menambah jumlah hitungannnya Subritine ;
ini akan dipanggil setiap detik sesuai dg interupsi” MotorOFF2:
; Mov P1,#0
Control: ret
mov a,R6 ;
mov b,dataADC MotorON2:
clr c Mov P1,#255
subb a,b ret
jnz OnMotor ;
ret .bla...
OnMotor: .bla...
jc OffMotor acall InitTimer
call motorON ;
setb Controlbit ForeverWaktu:
ret acall adc
OffMotor: Acall control2
clr Controlbit Acall DisplayRpm
ret Acall DisplayWaktu
; jnb DOWN,Startagain
MotorON: sjmp foreverwaktu
mov P1,#255 ;
ret .bla
; .bla
.bla... “Subrutin untuk menggerakkan motor agar sesuai
.bla... setingan, ketika kecepatan motor kurang dari
.bal... setingan maka DAC akan diberi inputan decimal
; sebasar 255 dan ketika kecepatan motor lebih
wait3: besar dari setingan maka input DAC akan menjadi
call delaytombol 0. Subrutin ini akan bekerja terus sampai timer
StartOperating: habis”.
acall adc
“acall control”
Acall DisplayRpm
Acall DisplayWaktuSetting BAB VII
jb controlbit, StartOperating PENUTUP
.bla...
.bla... 7.1 Kesimpulan
“Subrutin untuk menggerakkan motor dengan Setelah melakukan proses
memberi input decimal pada DAC sebesar 255 pembuatan dan study literatur perencanaan,
ketika kecepatan belum mencapai setingan dan percobaan, pengujian alat dan pendataan,
ketika telah mencapai setingan maka akan lanjut penulis dapat menyimpulkan sebagai
ke subrutin berikutnya yang mana akan berikut :
mengaktifkan subrutin inittimer yang berfungsi 1. Sebelum memkai system control 255-0
mengcounterdown timer”. penulis memakai system control
; increment dan decrement yang mana
Control2: hasilnya ketika kecepatan motor berada
mov a,DataSetting dibawah setingan, untuk mengembalikan
mov b,dataADC kecepatan kesetingan butuh waktu lama
clr c dan eror yang diperoleh lebih besar dari
subb a,b system control 255-0.
jnz OnMotor2 2. Dari hasil pengujian alat, diperoleh data
ret eror dari beberapa percobaan dan didapat
; rata-rata eror sebesar 2,154% untuk
OnMotor2: putaran RPM. Sedangkan untuk dikatakan
16
layak maka eror harus kurang dari 5%, Malvino Barwani. 1996, Prinsip – prinsip
sedangkan data yang diperoleh kurang Elektronika Edisi ke-3 Jilid 1. Erlangga, Jakarta.
dari 5% maka alat ini masih termasuk
layak dipakai. Triwiyanto, Tutorial Mikrokontroller Atmel
3. Sedangkan untuk eror timer waktu AT89S51, labcomp Tekmed, Surabaya 2005
putaran motor eror yang diperoleh adalah
0%, karena eror waktu kurang dari 5% Wasito S, Vademekum Elektronika, Gramedia
maka alat ini layak dipakai. Pustaka Utama, Jakarta.
4. Semakin besar Output DAC maka Duty Wasito S, Pelajaran Elektronika, Gramedia
Cycle pada rangkaian dimmer semakin Pustaka Utama, Jakarta.
besar pula.
5. Output ADC sangat berpengaruh dalam
menyetabilakan putaran motor karena
pacuan putaran motor sendiri diperoleh
dari membandingkan data ADC dengan
data setting.
7.2 Saran
Pada perhitungan RPM memiliki
tingkat error, hal tersebut dikarenakan pada
motor sudah sering digunakan dan rangkain
yang mungkin kurang sempurna.
Pada pembuatan tugas akhir
selanjutnya penulis menyarankan :
1. Perbanyak mempelajari aplikasi –
aplikasi softwere yang ada agar lebih
mudah dalam mengaplikasikannya ketika
mengerjakan TA.
2. Beri capasitor pada Vcc IC ADC agar
lebih stabil
3. Gunakan rangkaian F to V lain yang
lebih baik agar input yang masuk pada
rangkaian ADC lebih stabil.
4. Cari rangkaian dimmer lain digital
yang lebih baik dan syukur-syukur kalau
ada yang lebih praktis.
5. Jangan takut atau malu bertanya
kepada dosen, khususnya dosen
pembimbing.
6. Diusahakan jangan memakai
komponen “bekas” yang kita tidak tahu
apakah komponen itu masih berfungsi
atau tidak.
7. Tetap semangat dan apabila
menemukan permasalahan yang menurut
anda sulit untuk di pecahkan berarti anda
sudah dekat sekali dengan keberhasilan.
DAFTAR PUSTAKA
http://elektronika-
elektronika.blogspot.com/2007/06/dimmer-4-
kanal.html
http://www.epanorama.net/circuit/dimmer4.html
17