Anda di halaman 1dari 9

METODE BERCERITA

OLEH

KELOMPOK 7

NADRATUL BASIROH (855842734)


NURAINUN (855842741)
MUTIA ULFA (855846502)
SONA KIURI (855840558)
METODE BERCERITA
KONSEP BERCERITA

Bercerita merupakan salah satu metode yang benyak dipergunakan di Pendidikan Anak Usia
Dini. Metode bercerita merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan
pengalaman belajar bagi anak Pendidikan Anak Usia Dini. Cerita yang dibawakan guru
secara lisan harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan
pendidikan bagi anak (Moeslichatoen R, 1996).

Pengguna bercerita haruslah memperhatikan hal-hal berikut ini.

1. Isi cerita haruslah terkait dengan dunia kehidupan anak usia dini, sehinggga mereka
dapat lebih memahami, dan dapat menangkap isi cerita tersebut, karna membahas
mengenai hal-hal yang tidak asing bagi mereka.

2. Kegiatan mereka diusahakan dapat memberikan perasaan gembir, lucu, dan


mengasikkan sesuai dengan dunia kehidupan anak yang penuh suka cita.

3. Kegiatan bercerita harus diusahakan menjadi pengalaman bagi anak usia dini yang
bersifat unik dan menari, yang menggetarkan perasaan anak, serta dapat memotivasi
anak untuk mengikuti cerita itu sampai tuntas.

Untuk dapat bercerita dengan baik, guru sebaiknya memperhtikan hal-hal sebagai berikut:

1. Menguasai isi cerita secara tuntas

2. Memiliki keterampilan bercerita

3. Berlatih dalam irama dan modulasi suara secara terus-menerus

4. Menggunakan perlengkapan yang menarik perhatian anak

5. Menciptakan situasi emisional sesuai dengan tuntutan cerita

Kemampuan guru bercerita dengan baik harus didukung dengan cerita yang baik pula.
Kriteria pemilihan cerita adalah berikit ini:

1. Cerita itu harus menarik dan memikat perhatian guru itu sendiri. Kalau cerita itu
menarik dan memikat perhatian, maka guru akan bersungguh sungguh dalam
menceritakan kepada anak secara mengasikkan.

2. Cerita itu harus sesuai denga kepribadian anak, gaya dan bakat anak, supaya memiliki
daya tarik terhadap perhatian anak dan terlibat aktif dalam kegiatan bercerita.
3. Cerita itu harus sesuai dengan tingkat usia dan kemampuan mencerna isi cerita anak
usia dini. Cerita itu harus cukup pendek, dalam rentangan jangkauan waktu perhatian
anak.

1. Pengertian Metode Bercerita

Metode bercerita merupakan salah satu cara yang digunakan guru/ pendidik untuk
memberikan pengalaman belajar yang menarik kepada anak. Cerita yang disampaikan harus
mengandung pesan, nasihat dan informasi yang bisa di cerna oleh anak sehingga anak dengan
mudah memahami cerita dan meneladani hal postif yang terkandung dalam isi cerita yang
disampaikan. Model pembelajaran bercerita anak dibimbing untuk mengembangkan
kemampuan untuk mendengaran cerita, dengan metode ini anak dapat mengembangkan
kemampuan bahasanya dengan mengulang bahasa yang didengarnya walaupun dengan
bahasa ang sederhana.

Pengertian Bercerita Menurut Para Ahli :

Hartono (2005)
Menurut Hartono metode bercerita merupakan metode penyampaian serangkaian peristiwa
yang dialami oleh sang tokoh. Tokoh dalam cerita dapat berupa manusia, binatang, dan
makhluk-makhluk lain, baik tokoh yang nyata maupun tokoh rekaan.

Ismoerdijahwati (2007)
Menurut Ismoerdijahwati metode bercerita merupakan metode yang memiliki seni atau teknik
budaya kuno untuk menyampaikan suatu peristiwa yang dianggap penting melalui kata-kata,
imajinasi dan suara-suara.

Gunarti dkk (2008)


Menurut Gunarti metode bercerita merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
menyampaikan pesan, informasi atau sebuah dongeng belaka, yang bisa dilakukan secara
lisan dan tertulis dan merupakan sebuah metode dari suatu kegiatan pengembangan yang
ditandai dengan pendidik memberikan pengalaman belajar kepada anak melalui pembacaan
cerita secara lisan.

Madyawati (2016)
Menurut Madyawati metode bercerita merupakan satu keterampilan berbicara yang bertujuan
untuk memberikan informasi kepada orang lain dengan cara menyampaikan berbagai macam
ungkapan, perasaan yang sesuai dengan apa yang dialami, dirasakan, dilihat, dan dibaca.
2. Tujuan Metode Bercerita

Tujuan metode pembelajaran dengan bercerita adalah untuk menghibur, melatih anak untuk
berkomunikasi dengan baik, memahami pesan dari cerita dan mampu mengungkapkan ide
cerita serta menambah wawasan dan pengetahuan bahasa secara luas.
Menurut Mudini dan Purba (2009) tujuan metode bercerita diantaranya, yaitu :

1. Mendorong atau Menstimulasi


Jika pembicara berusaha memberi semangat dan gairah hidup kepada pendengar.
Reaksi yang diharapkan dapat menimbulkan inspirasi atau membangkitkan emosi
para pendengar.

2. Meyakinkan
Jika pembicara berusaha mempengaruhi keyakinan, pendapat atau sikap para
pendengar, alat yang penting dalam meyakinkan yaitu argumentasi. Oleh karena itu
dibutuhkan bukti, fakta dan contoh yang pasti untuk meyakinkan pendengar.

3. Menggerakkan
Jika pembicara menghendaki adanya tindakan atau perbuatan dari para pendengar
berupa seruan persetujuan atau ketidaksetujuan, pengumpulan dana, penandatanganan
suatu resolusi, mengadakan aksi sosial. Dasar tindakan atau perbuatan tersebut adalah
keyakinan yang mendalam atau terbakarnya emosi.

4. Menginformasikan
Jika pembicara ingin memberi informasi mengenai sesuatu agar para pendengar bisa
mengerti dan memahaminya, misalnya seorang guru menyampaikan pelajaran di kelas
dan lain sebagainya.

5. Menghibur
Jika pembicara bertujuan mengembirakan atau menyenangkan para pendengarnya,
biasanya pembicaraan seperti ini dilakukan dalam suatu resepsi, ulang tahun, pesta
atau pertemuan gembira lainnya.
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bercerita
Kelebihan metode pembelajaran bercerita, diantaranya yaitu :

1. Kisah yang dibaca bisa mengaktifkan dan membangkitkan semangat anak didik.

2. Mengarahkan semua emosi sehingga menyatu pada satu kesimpulan yang terjadi pada
akhir cerita.

3. Kisah yang dibaca menjadi lebih memikat, karena mengundang untuk mengikuti
peristiwanya dan merenungkan maknanya.
4. Dapat mempengaruhi emosi.
Kekurangan metode pembelajaran bercerita, diantaranya yaitu:

1. Pemahaman anak didik akan menjadi sulit ketika kisah itu sudah terakumulasi
masalah lain.

2. Bersifat monoton dan bisa menjenuhkan anak didik.


3. Sering terjadi ketidakselarasan isi cerita dengan konteks yang dimaksud sehingga
pencapaian tujuan sulit diwujudkan.
4. Fungsi Metode Bercerita
Fungsi pembelajaran dengan metode bercerita untuk anak usia dini dapat menjadikan suasana
belajar lebih menyenangkan dan menggembirakan dengan penuh dorongan dan motivasi
sehingga pelajaran atau materi pendidikan tersebut bisa mudah diberikan dan dipahami oleh
anak. Selain itu fungsi metode bercerita untuk anak usia dini antara lain :
1. Menanamkan nilai-nilai pendidikan yang baik untuk anak
2. Mengembangkan imajinasi anak
3. Membangkitkan rasa ingin tahu anak

Manfaat Metode Bercerita


Menurut Madyawati (2016) manfaat pembelajaran dengan metode bercerita antara lain :
1. Membantu pembentukan pribadi dan moral anak
2. Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi anak
3. Memacu kemampuan verbal pada anak
4. Memberikan sejumlah pengetahuan sosial dan nilai moral keagamaan pada anak
5. Memberikan pengalaman belajar untuk melatih pendengarannya
6. Membantu mengembangkan kemampuan kognitif, efektif dan psikomotor
7. Memberikan pengalaman belajar yang unik dan menarik serta dapat mengatakan
perasaan, membangkitkan semnagat dan menimbulkan keasyikan tersendiri
5. Bentuk dan Jenis Metode Bercerita
Menurut Dhien (2009) berdasarkan jenis media yang digunakan, metode bercerita dibagi
menjadi beberapa bentuk, diantaranya yaitu :

1. Bercerita Tanpa Alat Peraga


Bercerita tanpa alat peraga yaitu kegiatan bercerita yang dilakukan oleh guru atau
orang tua tanpa menggunakan media atau alat peraga yang diperlihatkan pada anak.
Bercerita tanpa alat peraga adalah bentuk cerita yang mengandalkan kemampuan
pencerita dengan menggunakan mimik (ekspresi muka), pantomim (gerak tubuh), dan
vokal pencerita sehingga yang mendengarkan dapat menghidupkan kembali dalam
fantasi dan imajinasinya. Guru harus memperhatikan ekspresi wajah, gerak-gerik
tubuh, dan suara guru harus dapat membantu fantasi anak untuk mengkhayalkan hal-
hal yang diceritakan guru.

2. Bercerita Dengan Alat Peraga


Metode bercerita dengan alat peraga adalah metode bercerita menggunakan media
atau alat pendukung untuk memperjelas penuturan cerita yang akan disampaikan.
Bercerita dengan menggunakan alat peraga merupakan bentuk bercerita yang
mempergunakan alat peraga bantu untuk menghidupkan cerita. Fungsi alat peraga
tersebut yaitu untuk menghidupkan fantasi dan imajinasi sehingga terarah sesuai
dengan yang diharapkan si pencerita. Bentuk bercerita dengan alat peraga terbagi
menjadi dua, yaitu alat peraga langsung dan alat peraga tidak langsung.

Alat peraga langsung, yaitu menggunakan benda asli atau benda sebenarnya, seperti bunga.
Alat peraga tak langsung, yaitu menggunakan benda-benda yang bukan alat sebenarnya,
seperti benda tiruan, gambar, papan flanel, membacakan cerita, sandirwara boneka.
6. Rancangan Kegiatan Metode Bercerita di Sekolah

Sebelum melaksanakan kegiatan bercerita, guru harus terlebih dahulu menetapkan rancangan
prosedur/langkah-langkah yang harus dilalui dalam bercerita. Hal ini diperlukan agar
penerapan pembelajaran melalui berceritadapat berjalan dengan baik, sesuai dengan yang
diharapkan. Berikut ini akan disampaikan langkah-langkah yang harus ditempuh guru dalam
menerapkankegiatan bercerita di kelas.

a. Menetapkan tujuan dan tema cerita

Tujuan kegiatan bercerita ada dua yaitu: memberikan informasi tentang nilai-nilai
sosial, moral atau keagamaan. Tema dipilih berdasarkan pada tujuan yang telah
ditetapkan serta berdasarkan pada kehdupan anak di dalam keluarga, disekolah, atau
di masyarakat.

b. Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih

Bentuk-bentuk yng bisa dipilih, misalnya bercerita dengan membaca langsung dari
buku cerita, menggunakan ilustrasi gambar, menggunkan papan flannel, menceritakan
dongeng dan sebagainya.

c. Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita

Bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiataan bercerita sangat tergaantung pada
bentuk bercerita yang dipilih guru.

Menetapkan rancagan langkah-langkah kegiatan bercerita

Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mengomunikasikan tujuan dan tema cerita

Mengomunikasikan tujuan dan tema merupakan pemberian informasi tentang


tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan bercerita serta tema yang dipilih.

2. Mengatur tempat duduk


Setting yang bisa dipilih guru diantaranya anak duduk melingkar di atas tikar atau
karpet, atau anak duduk di kursi dengan format setengah lingkaran.
KESIMPULAN
Pembelajaran dengan Metode Bercerita memiliki banyak dampak positif bagi dunia
pendidikan anak usia dini, karena bercerita dapat merangsang kepekaan terhadap topik cerita
tersebut, dan anak juga dapat memgembangkan pemikirannya melalui cerita yang ia
dengarkan. Karena metode bercerita bertujuan untuk menghibur, melatih anak berkomunikasi
dengan baik, memahami pesan dari cerita dan mampu mengungkapkan ide cerita serta
menambah wawasan anak dan pengetahuan bahasa secara luas.

Anda mungkin juga menyukai