Anda di halaman 1dari 33

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Asi

1. Pengertian Asi Eksklusif

Menurut Walyani Elisabeth (2015), Air susu ibu (ASI) adalah suatu

emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang

disekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai mkanan bagi

bayinya. Asi kesklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman

tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih

tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.

Asi dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan

dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama enam bulan pertama. Asi

merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga

dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. (Walyani, Elisabeth 2015)

2. Kebaikan Asi dan Menyusui

Menurut Walyani Elisabeth (2015), Asi sebagai makanan bayi mempunyai

kebaikan/sifat sebagai berikut:

a. Asi merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktid,

ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal

sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.

b. Asi mengandung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu

buatan. Didalam usus, laktosa akan difermentasi menjadi asam laktat yang

bermanfaat untuk:
1) Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat pathogen

2) Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan

asam organic dan mensintesa beberapa jenis vitamin.

3) Memudahkan terjadinya pengendapan calcium-cassienat

4) Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral, seperti calcium dan

magnesium.

c. Asi mengandung zat pelindung antibody yang dapat melindungi bayi

selama 5-6 bulan pertama. Seperti immunoglobin lysozyme, complemen

c3 dan c4, antistapiloccocus, lactobacillus, bifidus, lactoferrin

d. Asi tidak mengandung beta-lactoglobun yang dapat menyebabkan alergi

bagi bayi.

e. Proses pemberian asi dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan

bayi.

Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat

memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu:

a. Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan kehidupan

kepada bayinya.

b. Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang

lebih erat, bagi perkembangan psikis dan emosialnal antara ibu dan anak.

c. Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat

menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil.

d. Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.


e. Dengan menyusui maka kesuburan ibu berkurang untuk beberapa bulan

(menjarangkan kehamilan).

f. Mengurangi kemungkinan kangker payudara pada masa yang akan

datang

g. Menambahkan kembali kesuburan pasca kehamilan, sehingga memberi

jarak antara anak yang lebih panjang alias menunda kehamilan

berikutnya.

h. Karena kehamilannya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak

membutuhkan zat besi sebanyak ketika mengalamai menstruasi.

i. Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu menyusui

enam bulan lebih langsing setengah kg disbanding ibu yang menyusui

empat bulan.

3. Manfaat Asi

Pemberian asi merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik,

terutama pada bayi umur kurang dari enam bulan, selain juga bermanfaat bagi

ibu, asi juga mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk

memenuhi seluruh gizi bayi pada enam bulan pertama kehidupannya. Pada

umur enam sampai 12 bulan, Asi masih merupakan makanan utama bagi bayi,

karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bagi bayi. Guna memenuhi

semua kebutuhan bayi, perlu ditambahkan dengan makanan pendamping.

Setelah umur satu tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari

kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian asi tetap dianjurkan karena masih
memberikan manfaat. Asi disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti

halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk sapi. (Walyani Elisabeth, 2015),

4. Proses Pembentukan Asi

Proses pembentukan ASI menurut Walyani Elisabeth (2015), sebagai berikut:

a. Tahapan Laktasi

Tahapan laktasi yang terjadi dalam proses laktasi mencakup:

1) Mammogenesis: Terjadi pertumbuhan payudara baik dari ukuran

maupun berat dari payudara mengalami peningkatan.

2) Laktogenesis:

a) Tahap 1 (Kehamilan akhir): Sel alveolar berubah menjadi sel

sekretoris

b) Tahap 2 (hari ke 3 hingga ke 8 kelahrian): Mulai terjadi sekresi

susu, payudara menjadi penuh dan hangat. Control endokrin

beralih menjadi autokrin.

3) Galaktopoiesis

4) Involution

b. Produksi ASI

Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh

isapan mulut bayi pada pputing susu ibu. Gerakan tersebut merangsang

kelenjar pictuitary anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin,

hormone utama yang mengandalkan pengeluaran asir susu. Proses

pengeluaran asi juga tergantung pada Let Down Reflex, dimana hisapan

putting dapat merangsang keenjar pictuitary posterior untuk


menghasilkan hormone oksitelosin yang dapat merangsang serabut otot

halus didalam dinidng saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir

secara lancar.

Kegagalan dalam perkembanga payudara secara fisiologis untuk

menampung air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis

merupakan tenunan aktif yang tersusun seperti pohon tumbuh didalam

putting dengan cabang yang menjadi ranting semakin mengecil.

Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-

cabang besar menuju saluran kedalam puting. Secara visual payudara

dapat digambarkan sebagai setangkai buangh anggur, mewakili tenunan

kelenjar yang mengekskresi dimana setiap selnya mampu memproduksi

susu. Bila sel myoepithelial didalam dinding alveoli berkontraksi, anggur

tersebut terpencet dan mengeluarkan susu kedalam ranting yang mengalir

kecabang-cabang yang lebih besar yang secara perlahan bertemu di

areola dan membentuk sinus lactiterous. Pusat dari area (bagian

berpigmen) adalah putingnya, yang tidak kaku letaknya dan mudah

dihisap oleh bayi.

Berdasarkan waktu produksi, ASI dapt dibagi menjdai 3 yaitu:

1) Colostrum

Colostrum meruakan cairan yang pertama kali disekresi oleh

kelenjar marr yang mengandung tissue debris dan redual material

yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum

dan segera sesudah melahirkan anak.


Tentang Colostrum:

a) Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari

ketiga atau keernpat, dari masa laktasi.

b) Komposisi colostrum dari hari ke hari berubah. Merupakan

cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning - kuningan,

lebih kuning dibandingkan ASI Mature.

c) Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan

meconeum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan

saluran pencemaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya,

d) Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature,

tetapi berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama

adalah casein. Pada colostrum protein yang utama adalah

gobulin, sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh

terhadap infeksi.

e) Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature

yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan

pertama.

f) Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan

dengan ASI Mature.

g) Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58

kalor/100 mi colostrum.

h) Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam

air dapat lebih tinggi atau lebih rendah.


i) Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak.

j) PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature.

k) Lemaknya lebih banyak mengandung Cholestrol dan lecitin di

bandingkan ASI Mature.

l) Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam

m) usus bayi menjadi kurang sempurna, yang akan menambah

n) kadar antobodi pada bayi.

o) Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.

2) Air susu masa peralihan (Masa Transisi)

a) Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI mature

b) Disekresi dari hari ke 4-10 dari masa laktasi, tetapiada pula yang

berpendapat bahwa ASI mature baru akan terjadi pada minggu

ke 3-5

c) Kadar protein semakinn rendah, sedangkan kadar lemak dan

karbohidrat semakin tinggi

d) Volume semakin meningkat

3) Air Susu Mature

a) Asi yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, dikatakan

komposisinya relative konstan, tetapi ada juga yang mengatakan

bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan.

b) Merupakan makanan yang dianggao aman bagi bayi, bahkan ada

yang mengatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan makanan

satu-satunya diberikan selam 6 bulan pertama bagi bayi.


c) Asi merupakan makanan yang mudah didapat, selalu tersedia,

siap diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan

temperature yang sesuai dengan bayi.

d) Tidak menggumpal bila dipanaskan

e) Volume 300-850 ml/24 jamh kekuning-kuningan, karena

mengandung casunat, riboflaum dan karotin.

f) Merupakan cairan puti

g) Terdapat antimicrobacterial factor, yaitu

a) Antibodi terhadap bakteri dan virus

b) Cell (phagocycle, granulocycle, macrophage, lymhocycle type T)

c) Enzim (Lysozime, Lactoperoxidese)

d) Protein (Lactoferrin, B12 Ginding protein)

e) Faktor resisten terhadap staphylococcus

f) Complecement (C3 dan C4)

c. Volume Produksi Asi

Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat

ASI mulai menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari

pertama sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 50-100 mi sehari, dari

jumlah ini akan terus bertambah sehingga mencapai sekitar 400-450 mi

pada waktu bayi mencapai usia minggu kedua. Jumlah tersebut dapat

dicapai dengan menyusui bayinya selama 4-6 bulan pertama. Karena itu

selama kurun waktu tersebut ASI mampu memenuhi kebutuhan gizinya.

Setelah 6 bulan volume pengeluaran air susu menjadi menurun dan sejak
saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus

mendapat makanan tambahan. Dalam keadaan produksi ASI telah

normal, volume susu terbanyak yang dapat diperoleh adalah 5 menit

pertama. Penyedotan/ penghisapan oleh bayi biasanya berlangsung

selama 15-25 menit. Selama beberapa bulan berikutnya bayi yang sehat

akan mengkonsumsi sekitar 700-800 ml ASI setiap hari. Akan tetapi

penelitian yang dilakukan pada beberapa kelompok ibu dan bayi

menunjukkan terdapatnya variasi dimana seorang bayi dapat

mengkonsumsi sampai 1 liter selama 24 jam, meskipun kedua anak

tersebut tumbuh dengan kecepatan yang sama. Konsumsi ASI selama

satu kali menyusui atau jumlahnya selama sehari penuh sangat bervariasi.

Ukuran payudara tdak ada hubungannya dengan volume air susu yang

diproduksi. meskipun umurnnye payudara yang berukuran sangat kecil,

terutama yang ukurannya tidak berubah selama masa kehamilan hanya

memproduksi seyumlah kedi ASI.

Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gigi. jurnlah umurnya

dalam sehari sekitar 500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 mi

dalam 6 bulan kedua, dan 300-500 mi dalam tahun kedua kertadupan

bayi. Penyebabnya mungkin dapat ditelusuri pada masa dimana jumlah

pangan yang dikonsumsi ibu tdak Mmemungarkan untuk menyimpan

cadangan lemak dalam tubuhnya. yang digunakan sebagai salah satu

komponen ASI dan sebagai


5. Komposisi ASI

Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang mature. Colos tum

hanya terdapat sekitar 195 dalam air susu mature. Colostrum lebih banyak

mengandung imunoglobin A (Iga), laktoterin dan sel-sel darah puth, yang

kesemuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi. terhadap serangan

penyakit (Infeksi) lebih sedikit mengandung lemak dan laktosa, lebih banyak

mengandung vitamin dan lebih banyak mengandung mineral-mineral natrium

(Na) dan seng (Zn).

Susu sapi mengandung sekitar tiga kali lebih banyak protein daripada

ASI. Sebagian besar dari protein tersebut adalah kasein, dan sisanya berupa

protein yang yang larut. Kandungan asam yang tinggi akan membentuk

gumpalan yang relatif keras dalam lambung beyi, bia bayi diberi susu sapi.

Sedangkan ASi walaupun mengandung sedikit total protein, namun bagian

protein “whey” nya lebih banyak, sehingga akan membetuk gumpalan yang

lunak dan lebih mudah dicerna serta diserap oleh usus bayi.

Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal dari

lemak, yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibanding kan dengan

lemak susu sapi, sebab ASI mengandung lebih enim pemecah lemak (lipase).

Kandungan total lemak sangat bervariasi dari satu ibu ke ibu lainnya. Dari

satu fase tekatasi as au Pertama kali keluar hanya mengandung sekitar 1-24

lemak dan encer. Air susu yang encer ini akan membantu memuskan rasa

haus bayi waktu mulai menyusui.


Air susu berikutnya disebut “Hand milk", mengandung sedikitnya tiga

sampai empat kali lebih banyak lemak. Ini akan memberikan sebagian besar

energi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga penting diperhatikan agar bayi

banyak memperoleh air susu ini.

Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang terdapat

dalam air susu murni. Jumlahnya dalam ASI tak terialu ber. variasi dan

terdapat lebih banyak dibandingkan dengan susu sapi.

Disamping fungsinya sebagai sumber energi, juga didalam usus

sebagian laktosa akan diubah menjadi asam laktat. Didalam usus asam laktat

tersebut membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan

juga membantu penyerapan kalsium serta mineralmineral lain.

ASI mengandung lebih sedikit kalsium daripada susu sapi tetapi lebih

mudah diserap, jumlah ini akan mencukupi kebutuhan untuk bahan-bahan

pertama kehidupannya. ASI juga mengandung lebih sedikit natrium, kalium,

fosfor dan chlor dibandingkan dengan susu sapi, tetapi dalam jumlah yang

mencukupi kebutuhan bayi.

Apabila makanan yang dikonsumsi ibu memadai, semua vitamin yang

diperlukan bayi selama empat sarnpai enam bulan pertama hehidupannya

dapat diperoleh dari ASI, Hanya sedikit terdapat vitamin D dalam lemak susu,

tetapi penyakit polio jarang terjadi pada anak yang diberi ASI, bila kulitnya

sering terkena sinar matahari. Vitamin D yeng terlarut dalam air telah

ditemukan terdapat dalam susu, mesiipun fungsi vitamin ini merupakan


tambahan terhadap vitammn D yang terlarut lemak. (Walyani Elisabeth,

2015)

6. Mekanisme Menyusui

Berikut langkah-langkah menyusui menurut Menurut K. Icerni (2013):

1) Langkah - langkah Menyusui yang Benar adalah sebagai berikut:

a) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan

pada pung dan sekitar kelang payudara. Cara ini mempunyai manfaat

sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.

b) Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara.

Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih bak

menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu menggantung) dan

Punggung ibu bersandar pada sandaran kursi. Bayi dipegang pada

belakang bahunya dengan satu lengan. kepala bayi terletak pada

lengkung siku Ibu (kepala tidak boleh menengadah, dan bokong bayi

ditahan dengan telapak tangan). Satu tangan bayi diletakkan

dibelakang badan ibu, dan yang satu di depan. Perut bayi menempel

pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya

membelokkan kepala bayi). Telinga dan lengan bayi terletak pada

satu garis lurus.

c) payudara dipegang dengan ibu jari yang lain dan jari yang lain

menopang dibawah. jangan menekan puting susu.


d) bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflex) dengan

cara menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut

bayi.

e) setelah bayi membuka mulut. dengan cepat kepala bayi didekatkan

ke payudara Ibu serta areola payudara dimasukkan ke mulut bayi

usahakan sebagian besar kalang payudara dapat masuk ke mulut bayi

sehingga puting susu berada di bawan langit - langit lidah bayi akan

menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di

bawah kalang payudara. Posisi salah yaitu apabila bayi hanya

menghisap pada puting saja, akan mengakibatkan masukan ASI yang

tidak adekuat dan puting lecet. Setelah bayi mulai menghisap

payudara tak perlu dpegang atau disangga

f) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat

bayi dengan lengan ibu bagian dalam.

2) Posisi mulut bayi dan puting susu ibu

a) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas jari yang lain menopang

di bawah (bentuk C) atau dengan menjepit payucara dengan jari

telunjuk dan jari tengah (bentuk Gunting). di belakang aerola

(kalang payudara).

b) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek).

c) Posisikan puting susu di atas "bibir atas" bayi dan berhadapan

dengan hidung bayi.


d) Kemudian masukkan puting susu ibu menelusuri langit - langit

mulut bayi.

e) Setelah bayi menyusu/menghisap payudara dengan baik, payudara

tidak perlu dipegang atau disangga lagi.

f) Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk mengelus

bayi.

7. Manajemen Laktasi

Manajemen laktasi menurut Walyani Elisabeth (2015), adalah

upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan menyusui.

Dalam pelaksanaannya terutama di mulai pada masa kehamilan, segera

setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.

adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Pada masa Kehamilan (antenatal)

a) Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang manfaat dan

keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun

bayinya, disamping bahaya pemberian susu botol.

b) Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan puting

susu, apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu perlu

dipantau kenaikan berat badan ibu hamil.

c) Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu

mampu memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.


d) Memperhatikan gizi/makanan ditambah mulai dari kehamilan

trisemester kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada saat

belum hamil.

e) Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal

ini perlu diperhatikan keluarga terutama suarni kepada istri yang

sedang hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan

hatinya.

2) Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)

a) Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan

ditunjukkan dengan cara menyusui yang baik dan benar, yakni:

tentang posisi dan cara melakatkan bayi pada payudara ibu.

b) Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24

jam sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal.

c) Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200 00051)

dalam waktu dua minggu setelah melahirkan.

3) Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal)

a) Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 6 bulan pertama

usia bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan dan

minuman lainnya.

b) Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1% kali

lebih banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari


c) Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan

pikiran dan menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar

produksi ASI tidak terhambat.

d) Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting

unituk menunjang keberhasilan menyusui.

e) Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan

apabila ada permasalahan menysusui seperti payudara banyak

disertai dernam.

f) Menghubungi kelompk pendukung ASI terdekat untuk meminta

pengalaman dari ibu-ibu lain yang sukses menyusul bayi

mereka,

g) Memperhatikan gizi/makanan anak, terutama mulai bayi 4

bulan, berikan MP ASDI yang cukup baik kuantitas maupun

kualitas.

8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI

Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI menurut Walyani

Elisabeth (2015), antara lain adalah:

1) Makanan Ibu

Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa

menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah

air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai

zat gizi yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan

tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak mengandung cukup zat
gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat

air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja dengan

sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.

Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang

terdapat dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan

kalori yang setara dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi

untuk membuat 1 liter ASI. Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI

diperlukan makanan tambahan disamping untuk keperluan dirinya

sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur.

Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat

tambahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam

pembuatan ASI. Terlebih jika pada masa kehamilan ibu juga

mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi

seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan, dan

juga konsumsi air minum dalam jumlah yang cukup. Dianjurkan

disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan, telur dan

kacang-kacangan, bahan mekanan sumber vitamin juga diperlukan

untuk menjamin kadar berbagai Vitamin dalam ASI.

2) Ketentraman Jiwa dan Pikiran

Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor

kejiwaan. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya

diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional,

mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya. Pada ibu ada 2


macam reflek yang menentukan keberhasilan dalam menyusui

bayinya, reflek tersebut adalah:

a) Reflek Prolaktin

Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI.

Waktu bayi menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan

neorohormonal pada puting susu dan aerola ibu. Rangsangan ini

diteruskan ke hypophyse melalui nervus vagus, terus kelobus

anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormon prolaktin,

masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar-kelenjar

pembuat ASI. Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan

ASI.

b) Let-down Refleks (Refleks Milk Ejection)

Refleks ini dapat memancarkan ASI keluar. Bila bayi

didekatkan pada payudara ibu, maka bayi akan memutar

kepalanya kearah payudara ibu. Refleks memutarnya kepala

bayi ke payudara ibu disebut rooting reflex (reflex menoleh).

Bayi secara otornatis menghisap puting susu ibu dengan bantuan

lidahnya. Let-down refiex mudah sekali terganggu, misalnya

pada ibu yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan

gangguan pikiran. Gangguan terhadap let down reflex

mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi tidak cukup mendapat

ASI dan akan menangis. Tangisan bayi ini justru membuat ibu

lebih gelisah dan semakin mengganggu let down reflex.


3) Pengaruh persalinan dan klinik bersalin

Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang

baik terhadap kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang

melahirkan di rumah sakit atau klinik bersalin lebih menitikberatkan

upaya agar persalinan dapat berlangsung dengan baik, ibu dan anak

berada dalam keadaan selamat dan sehat. Masalah pemberian ASI

kurang mendapat Perhatian. Sering makanan pertama yang diberikan

justru susu buatan atau susu sapi. Hal Ini memberikan kesan yang

tidak mendidik pada ibu, dan Ibu selalu beranggapan bahwa susu

sapi lebih dari ASI. Pengaruh itu akan semakin buruk apabila

disekeliling kamar bersalin dipasang gambar-gambar atau poster

yang memuji penggunaan susu buatan.

4) Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan

progesteron.

Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan

menggunakan kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen,

karena hal ini dapat mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat

menghentikan produksi ASI secara keseluruhan. Oleh karena itu, alat

kontrasepsi yang paling tepat digunakan adalah alat kontrasepsi

dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral. Karena AKDR dapat

merangsang uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat

meningkatkan kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang dapat

merangsang produksi ASI.


5) Perawatan Payudara

Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu

dilakukan, yaitu dengan mengurut payudara selama 6 minggu

terakhir masa kehamilan. Pengurutan tersebut diharapkan apablia

terdapat penyumbatan pada duktus laktiferus dapat dihindarkan

sehingga pada waktunya ASI akan keluar dengan lancar.

9. Masalah Menyusui Dan Solusinya

Masalah Menyusui Dan Solusinya menurut Walyani Elisabeth (2015):

1) Puting Susu Datar atau Terbenam

Untuk mengetahui apakah puting susu datar, cubitlah areola di

sisi puting susu dengan ibu jari dan jari telunjuk. Puting susu yang

normal akan menonjol, namun puting susu yang datar tidak menonjol.

Tidak selalu ibu dengan puting susu datar mengalami kesulitan besar

waktu menyusui. Dengan pengalaman, banyak ibu yang tetap bisa

memberi kan ASI kepada bayinya. Bila dijumpai puting susu datas.

dilakukan:

a) Usahakan puting menonjol keluar dengan cara menarik dengan

tangan (gerakan Hoffman), atau dengan menggunakan pompa

puting susu.

b) Jika tetap tidak bisa, usahakan agar tetap disusui dengan sedikit

penekanan pada bagian areola dengan jari sehingga membentuk

“dot” ketika memasukkan puting susu ke dalam mulut bayi. Bila

terlalu penuh, ASI dapat diperas dahulu dan diberikan dengan


sendok atau cangkir. Dengan demikian, diharapkan puting susu

akan sedikit demi sedikit keluar dan lentur.

Bila dijumpai puting susu terbenam, diusahakan dengan cara:

a) Lakukan gerakan Hoffman, yaitu dengan meletakkan kedua jari

telunjuk atau ibu jari di daerah areola, kemudian dilakukan

pengUrutan menuju ke arah yang berlawanan (walaupun hasilnya

kadang-kadang kurang memuaskan).

b) Dapat menggunakan pompa puting susu atau jarum suntik 10 ml

yang telah dimodifikasi, setiap hari, untuk mencoba menghisap

supaya puting susu menonjol keluar. Namun harus dihindari rasa

bosan atau lelah sewaktu mencoba mengeluarkan puting. karena

rasa bosan dan marah justru akan menyebabkan produksi ASI

berkurang. Karena itu harus dipertimbangkan benar, berapa lama

Ibu mencoba dengan cara seperti ini.

2) Puting Susu Tidak Lentur

Puting susu yang tidak lentur akan menyulitkan bayi untuk

menyusu. Meskipun demikian, puting susu yang tidak lentur pada awal

kehamilan seringkali akan menjadi lentur (normal) pada saat

menjelang atau saat persalinan, sehingga tidak memerlukan tindakan

khusus. Namun sebaiknya tetap dilakukan latihan seperti cara

mengatasi puting susu yang terbenam.

3) Puting Susu Lecet


Puting susu lecet dapat disebabkan trauma pada puting susu,

selain itu dapat juga terjadi retak dan pembentukan celah-celah.

Retakan pada puting susu bisa sembuh sendiri dalam waktu 48 jam.

Bila dijumpai lecet atau jenis trauma lain pada puting susu:

a) Kalau rasa nyeri dan luka lecet tidak terlalu berat, ibu bisa terus

menyusui bayi.

b) Puting susu diolesi asi dan biarkan mengering dengan sendirinya,

jangan menggunakan bh yang terlalu ketat.

c) Apabila terdapat rasa nyeri hebat, atau luka makin berat, puting

susu yang sakit diistirahatkan sampai memungkinkan untuk

kembali menyusui bayi pada puting susu yang sakit tersebut.

Biasanya masa istirahat ini tidak lama, sekitar 24 jam.

d) Selama puting susu yang bersangkutan diistirahatkan, asi

dikeluarkan oleh ibu dengan tangan. Sebaiknya jangan

menggunakan pompa, karena menambah rasa nyeri dan membuat

luka bertambah parah. Untuk menghindari terjadinya puting susu

nyeri atau lecet, perhatikan beberapa hal di bawah ini:

(1) Setiap kali hendak menyusui dan sesudah menyusui, puting

susu diolesi dengan asi.

(2) Jangan membersihkan puting susu dengan sabun, alkohol,

krim, dan obat-obatan yang dapat merangsang kulit puting

susu.
(3) Lepaskan hisapan bayi dengan cara yang benar, yaitu dengan

menekan dagu bayi atau memasukkan jari kelingking ibu

yang bersih ke dalam mulut bayi.

4) Payudara bengkak

Kadang-kadang payudara terasa membengkak atau penuh. Hal

ini terjadi karena edema ringan oleh hambatan vena atau saluran limfe

akibat ASI yang menumpuk di dalam payudara. Kejadian seperti ini

jarang terjadi kalau pemberian ASI sesuai dengan kemauan bayi.

Faktor-faktor lain yang menyebabkan payudara bengkak adalah: bayi

tidak menyusu dengan kuat, posisi bayi pada payudara salah sehingga

proses menyusui tidak benar, serta terdapat puting susu yang datar

atau terbenam.

Jika terdapat hal-hal seperti ini, hal yang dapat dilakukan:

a) Bayi disusui, sehingga mengurangi rasa membengkak.

b) Setiap kali menyusui payudara harus sampai kosong.

c) Gunakan BH yang dapat menopang dengan nyaman.

d) Kompres dingin dapat mengurangi rasa tidak enak.

e) Rasa nyeri dapat juga dikurangi dengan obat analgesik.

f) ASI dapat diperas sedikit dengan tangan, frekuensi pengeluaran

harus lebih sering.

g) Beritahu ibu bahwa dalam waktu 1-2 hari keluhan akan reda.

5) Saluran Susu Tersumbat


Saluran susu tersumbat (obstructed duct) adalah keadaan di

mana terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran susu duktus

laktiferus yang dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya tekanan

jari pada Payudara waktu menyusui, pemakaian BH yang terlalu ketat,

dan komplikasi payudara bengkak yang berlanjut yang menyebabkan

ter. jadinya sumbatan. Pada ibu yang kurus, sumbatan ini tampak

sebagai benjolan yang teraba lunak. Sumbatan saluran susu dapat

dicegah dengan cara melakukan:

a) Perawatan payudara pasca persalinan secara teratur.

b) Memakai BH yang menopang dan tidak terlalu ketat.

c) Mengeluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila setelah

menyusui payudara masih terasa penuh.

Bila ibu merasa nyeri, dapat dikompres dengan air hangat dan

dingin, yaitu kompres hangat sebelum menyusui supaya bayi lebih

mudah mengisap puting susu, dan kompres dingin setelah menyusui

untuk mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan. Sumbatan saluran

Susu dapat berlanjut menjadi mastitis, karena itu perlu dirawat dengan

baik.

6) Mastitis dan Abses Payudara

Mastitis adalah peradangan pada payudara. Bagian yang terkena

menjadi merah. bengkak, nyeri dan panas. Temperatur badan ibu

meninggi, kadang disertai menggigil. Kejadian ini biasanya terjadi 1-3


minggu setelah melahirkan, akibat lanjutan dari sumbatan saluran

susu.

Bila mastitis berlanjut, dapat terjadi abses payudara. Ibu tampak

sakit lebih parah, payudara lebih merah dan mengkilap, benjolan tidak

lagi sekeras pada mastitis, tetapi mengandung cairan (pus).

Cara mengatasi mastitis:

a) dokter memberikan pengobatan antibiotika dan simptomatik

terhadap nyeri.

b) kompres hangat.

c) Ibu cukup Istirahat dan banyak minum.

d) Sebelum terbentuk abses, menyusui harus terus dilakukan,

dimulai dari bagian yang sakit. Jika sudah terjadi abses, payudara

yang sakit tidak boleh disusukan, mungkin perlu juga tindakan

bedah. Tapi payudara yang sehat harus tetap digunakan

rnenyusui, dengan perawatan dan kebersihan yang sebaik

mungkin.

Tindakan yang harus segera dilakukan pada abses payudara adalah:

a) Merujuk ibu ke dokter bedah untuk dilakukan insisi dan drainase

pus. Pemberian antibiotik dosis tinggi serta simptomatik

analgesik/antipiretik.

b) Ibu harus cukup beristirahat.

c) Bayi dihentikan menyusu pada payudara yang sakit, sementara

pada payudara yang sehat diteruskan. ca.


7) Sindrom ASI Kurang

Sindrom ASI kurang adalah keadaan di mana ibu merasa bahwa

ASi-nya kurang dengan berbagai alasan yang menurut Ibu merupakan

tanda tersebut, misalnya:

a) Payudara kecil, padahal ukuran payudara tidak menggambarkan

kemampuan ibu untuk memproduksi ASI. Ukuran payudara

berhubungan dengan beberapa faktor, misalnya faktor hormonal

(estrogen dan progesteron), keadaan gizi, dan faktor keturunan.

Hormon estogen akan menyebabkan pertumbuhan saluran susu

dan penimbunan lemak, sedangkan hormon progesteron memacu

pertumbuhan kelenjar susu. Masukan makanan yang berlebihan

terutama energi akan ditimbun sebagai lemak, sehingga payudara

akan bertambah besar, sebaliknya penurunan masukan energi,

misalnya karena penyakit, akan menyebabkan berkurangnya

timbunan lemak termasuk di payudara, sehingga ukuran payudara

berkurang. Seberapapun ukuran payudara seorang wanita, tetap

dianggap normal, kecuali jika ada kelainan tertentu misalnya

tumor. Ukuran payudara ideal sangat dipengaruhi faktor

lingkungan atau penilaian masyarakat setempat.

b) ASI yang tampak berubah kekentalannya, misalnya lebih encer,

disangka telah berkurang, padahal kekentalan ASI bisa saja

berUubah-ubah.
c) Payudara tampak mengecil, lembek atau tidak penuh, merembes

lagi, padahal ini suatu tanda bahwa produksi ASI telah sesuai

dengan keperluan bayi.

d) Bayi sering menangis disangka kekurangan ASi, padahal bayi

menangis bisa karena berbagai penyebab.

e) Bayi lebih sering minta diteteki, kecuali karena ASI memang

lebih mudah dicerna, juga bayi memang memerlukan ASI yang

cukup untuk tumbuh kembang, dan yang penting: masalah

menyusui bukan hanya memberi makan bayi, tetapi karena bayi

juga me. memerlukan belaian, kehangatan dan kasih sayang.

10. Gizi Seimbang Bagi Ibu Menyusui

Menurut K. Icerni (2013), gizi seimbang bagi ibu menyusui yaitu:

a. Dasar

1) Kebutuhan nutrisi lebih banyak daripada ibu hamil.

2) Nutrisi diperlukan untuk produksi ASI dan memulihkan

kesehatan ibu

b. Tujuan Diit Gizi Seimbang Bagi Ibu Menyusui

1) Memberikan nutrisi yang adekuat untuk produksi ASI 3 kualtas &

kuantitas ASI Maksimal.

2) Untuk pemulihan dan menjaga kesehatan ibu.

c. Syarat Diit Gizi Seimbang Bagi Ibu Menyusui

1) Tinggi kalori dan protein

2) Cukup Vitarrun dan mineral.


3) Mudah cerna dan tidak merangsang.

4) Tinggi cairan: 800-1000 ml/hr

5) Tinggi konsumsi sayuran dan buah segar.

6) Susunan menu bervariasi dan seimbang

d. Jenis makanan yang bernutrisi nutrisi tinggi bagi ibu menyusui

menurut Walyani Elisabeth (2015):

1) Salmon

Mengandung sejenis lemak yang disebut DHA yang sangat

penting untuk perkembangan bayi dan dapat membantu suasana

hati ibu.

2) Produk susu rendah lemak

Selain menyediakan protein, vitamin B, dan vitamin D, susu

adalah salah satu sumber kalsium terbaik bagi ibu untuk

membantu mengembangkan tulang bayi.

3) Daging sapi tanpa lemak

Makanan yang kaya akan zat besi seperti daging sapi rendah

lemak sangat dibutuhkan ibu untuk meningkatkan energi pada saat

menyusui

4) Kacang-Kacangan

Tidak hanya kaya akan zat besi, kacang-kacangan sangat

terjangkau, berkualitas tiinggi, dan mengandung protein nabati

yang baik bagi ibu menyusui.

5) Blueberry
Blueberry kaya akan antioksidan sehingga sangat baik untuk

memenuhi kebutuhan nutrisi ibu.

6) Beras Merah

Makanan seperti beras merah memberikan tubuh kalori yang

dibutuhkan untuk menghasilkan susu kualitas terbaik untuk bayi.

7) Jeruk

Ibu menyusui lebih banyak membutuhkan vitamin C disbanding

ibu yang sedang hamil. Jeruk dan buah lainnya sangat baik

dikonsumsi saat menyusui.

8) Telur

Kuning telur adalah sumber alami vitamin D yang sangat baik

untuk menjaga tulang kuat dan membantu tulang bayi tumbuh.

9) Roti Gandum

Roti gandum diperkaya asam folat yang, serat dan zat besi yang

tinggi untuk menjaga kesehatan bayi.

10) Sayuran Hijau

Mengandung vitamin A, vitamin C, zat besi, sumber kalsium

bukan susu, dan mengandung antioksidan yang menyehatkan bagi

tubuh

11) Air

Untuk mencegah dehidrasi pada saat menyusui, ibu harus

mencukupi kebutuhan cairannya dengan minum setidaknya 2 liter

air/hari.
B. Pijat Oksitosin

1. Pengertian Pijat Oksitosin

Pemijatan atau massage merupakan salah satu intervensi atau

penatalaksanaan non farmakologis untuk mengurangi ketidaknyaman

pada pasien dan membantu pasien relaksasi, relaksasi ini bertujuan

menurunkan kadar epinefrin dan non epinefrin dalam darah sehingga

adanya keseimbangan (equilibrium), selain itu pemijatan pada bagian

punggung dapat merangsang pengeluaran hormon endorphin. (Kiftia

Mariatul, 2011).

Pengertian Pijat Oksitosin Menurut Ummah (2014), pijat oksitosin

adalah pijat relaksasi untuk merangsang hormon oksitosin. Pijat yang

lakukan disepanjang tulang vertebre sampai tulang costae kelima atau

keenam. pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi

ketidaklancaran produksi ASI. Menurut Depkes RI (2007 dalam

Setiowatii, 2017), pijat okitosin dilakukan dengan cara memijat pada

daerah punggung sepanjang kedua sisi tulang belakang sehingga

diharapkan ibu akan merasakan rileks dan kelelahan setelah melahirkan

akan hilang.

2. Mekanisme Pijat Oksitosin

Pijat oksitosin adalah pijat yang dilakukan disepanjang tulang

belakang (vertebre) sampai costae ke lima atau keenam (Ummah, 2014).

Melalui pemijatan pada tulang belakang, neurotransmitter akan

merangsang medulla oblongata langsung mengirim pesan ke hipotalamus


untuk mengeluarkan oksitosin. Peningkatan prolaktin menyebabkan

produksi air susu lancar, sedangkan oksitosin menyebabkan kontraksi

mammae yang membantu pengeluaran air susu. (Wulandari, 2014)

Pijat oksitosin merupakan salah satu cara untuk mengatasi

ketidaklancaran produksi ASI. Rangsangan pada payudara akan

merangsang produksi oksitosin oleh kelenjar hipofise posterior

menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel yang mengelilingi alveolus

mammae dan duktus laktiferus mendorong ASI keluar dari alveolus

menuju ke sinus laktiferus untuk disimpan. (Liza, Kurniawati, 2016).

Dengan pijat oksitosin ini juga akan merileksasi ketegangan dan

menghilangkan stress serta meningkatkan rasa nyaman (Perinasia, 2007

dalam Wulandari, 2014).

Hasil penelitian Setiowati (2017), tentang tentang hubungan pijat

oksitosin dengan kelancaran produksi ASI pada ibu post partum

fisiologis hari ke 2 dan ke 3, menyatakan ibu post partum setelah

diberikan pijat oksitosin mempunyai prosduksi ASI yang lancar. Hasil

penelitian lain yang dilakukan oleh Ummah (2014), tentang pijat

oksitosin untuk mempercepat pengeluaran ASI pada pasca salin normal

di dusun Sono, didapatkan hasil rata-rata ASI pada ibu post partum yang

diberikan pijat oksitosin lebih cepat dibandingkan ibu post partum yang

tidak diberi pijat oksitosin.


3. Manfaat Pijat Oksitosin

Pijat oksitosin mempunyai beberapa manfaat yang sangat

membantu bagi ibu setelah persalinan. Seperti yang dilajelaskan oleh

Mulyani (2009, dalam Wulandari, 2014), pijat oksitosin dapat

mengurangi ketidak nyamanan fisik serta memperbaiki mood. Pijat yang

dilakukan disepanjang tulang belakang ini juga dapat merileksasikan

ketegangan pada punggung dan menghilangkan stres sehingga dapat

memperlancar pengeluaran ASI. Sedangkan menurut Depkes RI (2007,

dalam Wijayanti, 2014), pijat oksitosin dapat mengurangi bengkak,

mengurangi sumbatan ASI dan mempertahankan produksi ASI ketika ibu

dan bayi sakit.

4. Indikasi Pijat Oksitosin

Indikasi pijat oksitosin dalah ibu post partum dengan gangguan produksi

ASI

5. Pelaksanaan Tindakan Pijat Oksitosin

Terapi pijat oksitosin dapat dilakukan pada ibu postpartum hari-

hari pertama melahirkan yang dilakukan sebanyak dua kali sehari untuk

merangsang hormon oksitosin, sehingga mempercepat pengeluaran

produksi ASI untuk meningkatkan angka kecukupan pemberian ASI

bahkan pemberian ASI eksklusif. (Liza, Kurniawati, 2016). Pijat ini tidak

harus selalu dilakukan oleh petugas kesehatan. Pijat oksitosin dapat

dilakukan oleh suami atau keluarga yang sudah dilatih. Keberadaan suami

atau keluarga selain membantu memijat pada ibu, juga memberikan


suport atau dukungan secara psikologis, membangkitkan rasa percaya diri

ibu serta mengurangi cemas. Sehingga membantu merangsang

pengeluaran hormon oksitosin. (Ummah, 2014)

Langkah-langkah yang dilakukan yaitu yang pertama ibu melepas

pakian bagian atas dan bra, dan anjurkan ibu berbaring, posisikan ibu

miring ke kanan maupun ke kiri, lalu memeluk bantal, kemudian

memasang handuk di sekitar area pemijatan, lalu melumuri kedua telapak

tangan dengan minyak atau baby oil. Kemudian lakukan pemijatan

sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu dengan menggunakan dua

kepalan tangan, dengan ibu jari menunjuk ke depan. Lakukan penekanan

kuat pada kedua sisi tulang belakang membentuk gerakan gerakan

melingkar kecil – kecil dengan kedua ibu jari. Pada saat bersamaan,

lakukan pemijatan pada kedua sisi tulang belakang kearah bawah dari

leher kearah tulang belikat, selama 2- 3 menit. ulangi pemijatan hingga 3

kali. kemudian Membersihkan punggung ibu dengan washlap air hangat

dan dingin secara bergantian. Kemudian rapikan ibu lalu evaluasi

tindakan pemijatan (Diah Eka, 2016)

Anda mungkin juga menyukai