I dengan
PrioritasMasalah Kebutuhan Dasar Gangguan Pola
Tidur di Kelurahan selamat kecamatan danau
sipin
Disusun Oleh
Ratunuriza
202011011
PRODI D3 KEPERAWATAN
STIKES Baiturrahim jambi
PENGELOLAAN KASUS
2. Tahap II : merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun
dengan ciri sbb : mata pada umumnya menetap, denyut jantung dan
frekuensi nafas menurun, temperatur tubuh menurun, metabolisme
menurun, berlangsung pendek dan berakhir 10-15 menit.
3. Tahap III : merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi dan frekuensi
nafas dan proses tubuh lainnya lambat, disebabkan oleh adanya dominasi
sistem saraf simpatis dan sulit untuk bangun
4. Tahap IV : merupakan tahapan tidur dalam dengan ciri kecepatan jantung
dan pernafasan turun, jarang bergerak dan sulit dibangunkan, gerak bola
mata cepat, sekresi lambung menurun, dan tonus otot menurun.
b. Tidur Paradoks
Jenis tidur ini dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20
menit, rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama terjadi selama 80-100 menit,
akan tetapi apabila kondisi orang sangat lelah, maka awal tidur sangat cepat
bahkan jenis tidur ini tidak ada. Ciri-ciri tidur paradoks adalah sebgai berikut :
1. Biasanya disertai dengan mimpi aktif
1. Penyakit
Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit
yang memperbesar kebutuhan tidur, misalnya penyakit yang disebabkan
oleh infeksi akan memerlukan lebih banyak waktu tidur untuk mengatasi
keletihan. Banyak juga keadaan sakit menjadikan pasien krang tidur,
bahkan tidak bisa tidur.
2. Keletihan dan Kelelahan
Keletihan akibat aktivitas yang dapat memerlukan lebih banyak tidur
untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut
terlihat pada seeorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai
kelelahan. Maka, orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur karena
tahap tidur gelombang lambatnya diperpendek.
3. Stres psikologis
Kondisi psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa.
Hal tersebut terlihat ketika seseorang yang memiliki masalah psikologis
mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.
4. Obat
Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang
dapat mempengaruhi proses tidur adalah jenis golongan obat diuretik
6. Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat
mempercepat terjadinya proses tidur.
7. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur,
yang dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk
menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.
2.1.1 Pengkajiaan
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis
yang terorganisasi, dan meliputi tiga aktivitas dasar yaitu: pertama,
mengumpulkan data secara sistematis; kedua, memilah dan mengatur data yang
dikumpulkan; dan ketiga, mendokumentasikan data dalam format yang dapat
dibuka kembali.
Data dapat diperoleh dari riwayat keperawatan, keluhan utama pasien,
pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang atau tes diagnostik. Riwayat
keperawatan misalnya: riwayat kesehatan keluarga, riwayat penyakit sekarang,
dan riwayat kejadian. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala
sampai ke kaki (head to toe) melalui teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi. Pemeriksaan penunjang misalnya hasil pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan radiologi, dan pemeriksaan biopsi.
Dalam melakukan pengkajian diperlukan keahlian-keahlian (skill) seperti
wawancara, pemeriksaan fisik, dan observasi. Hasil pengumpulan data kemudian
diklasifikasikan dalam data subjektif dan objektif. Data subjektif merupakan
ungkapan atau persepsi yang dikemukakan oleh pasien. Data objektif merupakan
data yang di dapat dari hasil observasi, pengukuran, dan pemeriksan fisik.
(Tarwoto dan Wartonah,2010, Ed.4).
Adapun pengkajian pada kebutuhan dasar tidur meliputi:
a. Riwayat keperawatan, meliputi :
1. Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan pada: waktu tidur,
jumlah jam tidur, kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan tidur,
sering bangun pada saat tidur, apakah mengalami mimpi yang
mengancam.
2.1.4 Perencanaan
Intervensi Rasional
5. Menciptakan keadaan
tempat tidur yang nyaman, 5.Meningkatkan Tidur
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
____________________________________________________________
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN
____________________________________________________________
B. Quantity/Quality
1. Bagaimana dirasakan
Klien mengatakan bahwa “klien sangat susah tidur pada malam
hari. Klien gelisah dan klien sering berkeringat dingin pada alam
hari diatas jam 01.00 pagi”.
2. Bagaimana dilihat
Klien tampak kurang tidur dengan wajah lemas dan tampak
kantung mata pada mata pasien.
- Klien
↓
berkeringat
pada malam Konsumsi obat
hari sehingga
↓
tidurnya
- Wajah klien
↓
tampak
menahan Wajah tampak lesu dan
- Wajah klien
↓
tampak lemah
dan lesu Gangguan pola istirahat
tidur
tampak lesu
↓
DO : klien tampak
↓
batuk-batuk dan
buang dahak Sekret sukar dikeluarkan
3.Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan batuk ditandai dengan adanya
sekret.
2.2.4 Perencanaan
No.Dx Perencanaan Keperawatan
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
-RR : 24 x/menit
A : masalah
teratasi sebagian
P : intervensi
dilanjutkan
3.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan proses keperawatan pada Tn. I yang dimulai dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi disimpulkan
diagnosa yang diperoleh dari Tn. I adalah :
3. Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan batuk ditandai dengan adanya
sekret pada tenggorokan pasien
Intervensi yang dilakukan adalah kaji masalah gangguan tidur pasien, dan
penyebab kurang tidur. Anjurkan klien tidur di siang hari sebagai pemenuhan
kebutuhan tidur, karena sulitnya pemenuhan kebutuhan tidur di malam hari.
Lakukan mandi air hangat sebelum tidur. Anjurkan makan yang cukup satu jam
sebelum tidur. Ciptakan keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih dan bantal
yang nyaman. Lakukan masase pada daerah belakang tubuh pasien.
Evaluasi dengan pemenuhan kebutuhan dasar pola tidur pada Tn. I yaitu
klien sudah bisa tidur lebih baik dari keadaan sebelumya meskipun tidak begitu
nyenyak karena pasien masih berkeringat pada malam hari. Klien mengatakan
sudah merasa lebih baik dari keadaan sebelumnya dan kebutuhan tidur klien sudah
cukup terpenuhi.
Mubarak & Chayatin, (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan
Aplikasi dalam Praktek. Jakarta: EGC.
Potter dan Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Wilkinson dan Ahern. (2011). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.
Wilkinson, J.M. & Ahern, N.R. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi
9. Jakarta: ECG