Anda di halaman 1dari 41

Asuhan Keperawatan pada Tn.

I dengan
PrioritasMasalah Kebutuhan Dasar Gangguan Pola
Tidur di Kelurahan selamat kecamatan danau
sipin

Disusun Oleh
Ratunuriza
202011011

PRODI D3 KEPERAWATAN
STIKES Baiturrahim jambi

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan askep mata kuliah
KMB “Askep gangguan pola tidur”, dengan tepat pada waktunya. Salawat
dan taslim senantiasa tercurah kepada junjugan kita Nabi besar
Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan pengikutnya yang
senantiasa bertasbih sepanjang masa.
Askep ini berisikan tentang informasi mengenai ilmu keperawatan
medikal bedah . Diharapkan Askep ini dapat memberikan informasi
mengenai perkembangan keperawatan dunia dan Indonesia.
Kami menyadari bahwa Askep ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Jambi,27 Oktober 2020

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................ ii


Daftar Isi ......................................................................................................... v
Bab I Pendahuluan
A.Latar Belakang ........................................................................................... 1
B.Tujuan ................................................................................................. ....... 3
Bab II Pengelolaan Kasus
1.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar
2.Gangguan Pola Tidur ...................................................................................4
3.Pengkajian ....................................................................................................8
4.Analisa Data ................................................................................................10
5.Rumusan Masalah .......................................................................................11
6.Perencanaan .................................................................................................12
A.Asuhan Keperawatan Kasus
1.Pengkajian ...................................................................................................15
2.Analisa Data ................................................................................................23
3.Rumusan Masalah .......................................................................................24
4.Perencanaan ..................................................................................................25
5.Implementasi dan Evaluasi ......................................................................... 28
Bab III Kesimpulan
A.Kesimpulan ................................................................................................ 30
Daftar Pustaka

Universitas Sumatera Utara


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis,
yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam Teori Hierarki
Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar,
yaitu kebutuhan fisiologis (makan, minum), keamanan, cinta, harga diri, dan
aktualisasi diri. Virginia Henderson (Potter dan Perrry, 1997), membagi
kebutuhan dasar manusia menjadi empat belas komponen dan salah satunya
adalah dalam poin ke lima yaitu Tidur dan Istirahat (Hidayat, 2009).
Tidur merupakan kondisi tidak sadar yakni individu dapat dibangunkan oleh
stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton, 1986), atau dapat juga dikatakan
sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh
ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang
berulang, dengan ciri adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang
bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis dan terjadi penurunan repons
terhadap rangsangan dari luar (Hidayat dan Uliyah, 2015).
Manusia menggunakan sepertiga waktu dalam hidup untuk tidur. Data hasil
poling tidur di Amerika oleh NSF didapat bahwa ternyata wanita lebih banyak

Universitas Sumatera Utara


mengalami gangguan tidur dibandingkan laki-laki, yaitu : 63% : 54% (National
Sleep Foundation, 2007).
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu
dari ketiga masalah berikut : Insomnia ; gerakan atau sensasi abnormal dikala
tidur atau ketika terjaga di tengah malam atau rasa mengantuk yang berlebihan di
siang hari (Naylor & Aldrich, 1994).

Gangguan tidur telah diklasifikasikan menjadi empat kategori utama


(Thorpy, 1994), yang pertama Disomnia adalah gangguan primer yang berasal
dari sistem tubuh yang berbeda. Kedua Parasomnia adalah perilaku yang tidak
diinginkan yang terjadi terutama pada saat tidur seperti gangguan terjaga, terjaga
sebagian. Ketiga gangguan tidur yang berhubungan dengan gangguan
medis/psikiatrik. Yang terakhir gangguan tidur yang masih bersifat usulan adalah
gangguan baru yang memiliki banyak informasi yang adekuat mengenai
keberadaan gangguan tersebut (Potter & Perry, 2005).
Pengidentifikasian dan penanganan gangguan pola tidur klien adalah tujuan
penting perawat. Untuk membantu klien mendapatkan kebutuhan istirahat dan
tidur, maka hal pertama yang harus dilakukan perawat yaitu mengkaji pola tidur
pasien dengan menggunakan riwayat keperawatan untuk mengumpulkan
informasi tentang faktor-faktor yang biasanya mempengaruhi tidur. Klien
membutuhkan suatu pendekatan individual berdasarkan pada kebiasaan pribadi
mereka dan pola tidur serta masalah khusus yang mempengaruhi tidur mereka
(Potter & Perry, 2005).
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat masalah
tersebut dalam suatu Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada
Tn. I dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Pola Tidur di
Lingkungan I Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia”.

Universitas Sumatera Utara


1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pola tidur
khususnya gangguan pola tidur pada Tn. I.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khuus penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah:

a. Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada Tn. I dengan


gangguan pola tidur;
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. I dengan
gangguan pola tidur;
c. Mampu melakukan intervensi keperawatan pada Tn. I dengan gangguan
pola tidur;
d. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada Tn. I dengan
ganguan pola tidur;
e. Mampu melakukan evaluasi pada Tn. I dengan gangguan pola tidur.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan dasar


Gangguan Pola Tidur
Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh
stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton, 1986), atau juga dapat dikatakan
sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh
ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang
berulang, dengan ciri adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang
bervariasi, terdapat perubahan proses Fisiologis, dan terjadi penurunan respons
terhadap rangsangan dari luar (Hidayat, 2006 Ed. 2).
I. Jenis Tidur
Dalam prosesnya, tidur dibagi dalam 2 jenis :
a. Tidur Gelombang Lambat
Jenis tidur ini dikenal dengan tidur yang dalam, istirahat penuh, atau juga
dikenal dengan tidur nyenyak. Pada tidur jenis ini, gelombang otak bergerak

Universitas Sumatera Utara


lebih lambat, sehingga menyebabkan tidur tanpa bermimpi. Tidur gelombang
lambat bisa juga disebut dengan tidur gelombang delta, dengan ciri-ciri :
betul betul istirahat penuh, tekanan darah menurun, frekuensi nafas menurun,
pergerakan bola mata melambat, mimpi berkurang, dan metabolisme
menurun. Perubahan selama proses tidur gelombang lambat adalah melalui
elektroensefalografi dengan memperlihatkan gelombang otak berada pada
setiap tahap tidur.
Tahapan tidur jenis gelombang lambat terbagi menjadi empat tahapan.
1. Tahap I : merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri
sbb: rileks, masih sadar dengan lingkungan, merasa mengantuk, bola mata
bergerak dari samping ke samping, frekuensi nadi dan nafas sedikit
menurun, dapat bangun segera selama tahap ini berlangsung selama 5
menit.

2. Tahap II : merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun
dengan ciri sbb : mata pada umumnya menetap, denyut jantung dan
frekuensi nafas menurun, temperatur tubuh menurun, metabolisme
menurun, berlangsung pendek dan berakhir 10-15 menit.
3. Tahap III : merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi dan frekuensi
nafas dan proses tubuh lainnya lambat, disebabkan oleh adanya dominasi
sistem saraf simpatis dan sulit untuk bangun
4. Tahap IV : merupakan tahapan tidur dalam dengan ciri kecepatan jantung
dan pernafasan turun, jarang bergerak dan sulit dibangunkan, gerak bola
mata cepat, sekresi lambung menurun, dan tonus otot menurun.

b. Tidur Paradoks
Jenis tidur ini dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20
menit, rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama terjadi selama 80-100 menit,
akan tetapi apabila kondisi orang sangat lelah, maka awal tidur sangat cepat
bahkan jenis tidur ini tidak ada. Ciri-ciri tidur paradoks adalah sebgai berikut :
1. Biasanya disertai dengan mimpi aktif

Universitas Sumatera Utara


2. Lebih sulit dibangunkan dari pada selama tidur nyenyak gelombang
lambat
3. Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukkan inhibisi
kuat proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis
4. Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur
5. Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur
6. Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah
meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan metabolisme
meningkat.
7. Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan
dalam belajar, memori dan adaptasi.

II. Faktor yang Mempengaruhi Tidur

1. Penyakit
Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit
yang memperbesar kebutuhan tidur, misalnya penyakit yang disebabkan
oleh infeksi akan memerlukan lebih banyak waktu tidur untuk mengatasi
keletihan. Banyak juga keadaan sakit menjadikan pasien krang tidur,
bahkan tidak bisa tidur.
2. Keletihan dan Kelelahan
Keletihan akibat aktivitas yang dapat memerlukan lebih banyak tidur
untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut
terlihat pada seeorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai
kelelahan. Maka, orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur karena
tahap tidur gelombang lambatnya diperpendek.
3. Stres psikologis
Kondisi psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa.
Hal tersebut terlihat ketika seseorang yang memiliki masalah psikologis
mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.
4. Obat
Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang
dapat mempengaruhi proses tidur adalah jenis golongan obat diuretik

Universitas Sumatera Utara


menyebabkan seseorang insomnia, anti depresan dan menekan REM,
kafein apat meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan
untuk tidur, golongan beta bloker dapat ber efek pada timbulnya insomnia,
dan golongan narkotik dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk.
5. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses
tidur. Protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur,
karena adanya tryptophan yang merupakan asam amino dari protein yang
dicerna. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga
mempengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur.

6. Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat
mempercepat terjadinya proses tidur.
7. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur,
yang dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk
menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.

III. Fisiologi Tidur

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan


mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan
pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh
sistem pengaktivasi retikularis yang merupakan sistem yang mengatur seluruh
tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan
tidur. Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam
mesenfalon dari bagian atas pons. Selain itu, Reticular Activating Sistem (RAS)
dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan perabaan juga
dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan
proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan
katekolamin seperti norepineprine. Demikian juga pada saat tidur, kemungkinan
disebabkan adanya pelepasan serum seritinin dari sel khusus yang berada di pons

Universitas Sumatera Utara


dan batang otak tengah, yaitu Bulbar Synchronizing Regional (BSR), sedangkan
bangun tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima pusat otak dan sistem
limbik. Dengan demikian, sistem pada batang otak yang mengatur siklus atau
perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR.

2.1.1 Pengkajiaan
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis
yang terorganisasi, dan meliputi tiga aktivitas dasar yaitu: pertama,
mengumpulkan data secara sistematis; kedua, memilah dan mengatur data yang
dikumpulkan; dan ketiga, mendokumentasikan data dalam format yang dapat
dibuka kembali.
Data dapat diperoleh dari riwayat keperawatan, keluhan utama pasien,
pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang atau tes diagnostik. Riwayat
keperawatan misalnya: riwayat kesehatan keluarga, riwayat penyakit sekarang,
dan riwayat kejadian. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala
sampai ke kaki (head to toe) melalui teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi. Pemeriksaan penunjang misalnya hasil pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan radiologi, dan pemeriksaan biopsi.
Dalam melakukan pengkajian diperlukan keahlian-keahlian (skill) seperti
wawancara, pemeriksaan fisik, dan observasi. Hasil pengumpulan data kemudian
diklasifikasikan dalam data subjektif dan objektif. Data subjektif merupakan
ungkapan atau persepsi yang dikemukakan oleh pasien. Data objektif merupakan
data yang di dapat dari hasil observasi, pengukuran, dan pemeriksan fisik.
(Tarwoto dan Wartonah,2010, Ed.4).
Adapun pengkajian pada kebutuhan dasar tidur meliputi:
a. Riwayat keperawatan, meliputi :
1. Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan pada: waktu tidur,
jumlah jam tidur, kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan tidur,
sering bangun pada saat tidur, apakah mengalami mimpi yang
mengancam.

Universitas Sumatera Utara


2. Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari: apakah merasa segar saat
bangun, apa yang terjadi jika kurang tidur.
3. Adakah alat bantu tidur: apa yang anda lakukan sebelum tidur, apakah
menggunakan obat-obatan untuk membantu tidur.
4. Gangguan tidur atau faktor-faktor kontribusi: jenis gangguan tidur,
kapan masalah itu terjadi.

b. Pemeriksaan fisik, meliputi :


1. Observasi penampilan wajah, perilaku, dan tingkat energi pasien.
2. Adanya lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu, dan konjungtiva
merah.
3. Perilaku: iritabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, berbicara
lambat, postur tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering menguap, mata
tampak lengket, menarik diri, bingung, dan kurang koordinasi. (Tarwoto
dan Wartonah,2010, Ed.4).
c. Riwayat Tidur
Pengkajian riwayat tidur antara lain kuantitas (lama tidur) dan kualitas
tidur di siang maupun malam hari, aktivitas dan rekreasi yang dilakukan
sebelumnya, kebiasaan sebelum ataupun pada saat tidur, lingkungan tidur,
dengan siapa pasien tidur, obat yang dikonsumsi sebelum tidur, asupan dan
stimulan, perasaan pasien menganai tidurnya, apakah ada kesulitann tidur, dan
apakah ada perubahan pola tidur.
d. Gejala Klinis
Gejala klinis ditandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis, adanya
kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah
dan mata perih, perhatian tidak fokus, serta sakit kepala.
e. Penyimpangan tidur
Penyimpangan tidur meliputi perubahan tingkah laku dan auditorik,
meningkatnya kegelisahan, gangguan persepsi, halusinasi visual dan auditorik,
bingung dan disorientasi tempat dan waktu, gangguan koordinasi, serta bicara
rancu, tidak sesuai dan intonasinya tidak teratur.
(Hidayat dan Uliyah,2015,Ed. 2).

Universitas Sumatera Utara


f. Kebutuhan Tidur
Kebutuhan tidur pada manusia bergantung pada tingkat perkembangan.
no Usia Tingkat Perkembangan Jumlah Kebutuhan
Tidur

1. 0-1 bulan Masa Neonatus 14-18 jam/hari


2. 1bulan-18 bulan Masa Bayi 12-14 jam/hari
3. 18 bulan-3 tahun Masa Anak 11-12 jam/hari
4. 3 tahun-6 tahun Masa Prasekolah 11 jam/hari
5. 6 tahun-12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari
6. 12 tahun-18 tahun Masa Remaja 8,5 jam/hari
7. 18 tahun-40 tahun Masa Dewasa Muda 7-8 jam/hari
8. 40 tahun-60 tahun Masa Paruh Baya 7 jam/hari
9 60 tahun ke atas Masa Dewasa Tua 6 jam/hari

2.1.2 Analisa Data

Data dasar adalah dasar untuk mengindividualiskan rencana asuhan


keperawatan, mengembangkan dan memperbaiki sepanjang waktu asuhan perawat
untuk klien. Pengumpulan data harus berhubungan dengan masalah kesehatan
tertentu, dengan kata lain pengkajian harus relevan. Perawat mengumpulkan data
yang bersifat deskriptif, singkat dan lengkap (Potter dan Perry, 2005).
Pengumpulan data yang tidak akurat, tidak lengkap, atau tidak sesuai
mengarah pada identifikasi kebutuhan keperawatan klien yang tidak tepat dan
akibatnya diagnosa keperawatan yang dibuat menjadi tidak akurat, tidak lengkap,

Universitas Sumatera Utara


atau tidak sesuai. Data yang tidak akurat terjadi bila perawat tidak berhasil untuk
mengumpulkan informasi yang relevan dengan area spesifik atau jika perawat
tidak teratur atau tidak terampil dalam teknik pengkajian (Potter dan Perry, 2005).

Selama pengkajian, perawat mendapatkan dua tipe data, yaitu:


1. Data Subjektif
Data subjektif adalah persepsi klien tentang masalah kesehatan
mereka. Hanya klien yang dapat memberikan informasi tentang frekuensi,
durasi, lokasi, dan intensitas nyerinya. Data subjektifnya biasanya
mencakup perasaan ansietas, ketidak nyamanan fisik, atau stres mental.
Meskipun hanya pasien yang dapat memberikan data subjektif yang
relevan terhadap perasaan ini, perawat harus waspada bahwa masalah ini
dapat terjadi pada perubahan fisiologis, yang teridentifikasi melalui
pengumpulan data objektif.
Data Subjektif pada gangguan Pola Tidur :
a) Perasaan lemah
b) Perasaan ngantuk berlebihan
c) Batuk tidak efektif
d) Ansietas
e) Keletihan waktu bangun
f) Mudah terbangun dan susah untuk kembali tidur
2. Data Objektif
Data subjektif adalah pengamatan atau pengukuran yang dibuat oleh
pengumpul data. Pengkajian tekanan darah klien dan identifikasi ukuran
ruam tubuh setempat adalah contoh data objektif yang teramati.
Pengukuran data objektif didasarkan pada standar yang diterima,seperti
ukuran fahrenheit atau celcius pada termometer atau sentimeter pada pita
pengukur. Suhu tubuh dan lingkar kepala adalah contoh dari data objektif
yang dapat diukur.
Data Objektif pada Gangguan Pola Tidur:
a) Lemas

Universitas Sumatera Utara


b) Suka menguap
c) Terlihat lingkaran hitam di bawah mata
d) Perubahan penampilan dan tingkah laku
e) Perubahan frekuensi dari pola tidur
f) Perubahan tingkat aktivitas
2.1.3 Rumusan Masalah
Diagnosa Keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon aktual
atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin
dan berkompeten untuk mengatasinya (Potter & Perry, 2005).
Diagnosa keperawatan biasanya terdiri dari tiga komponen yaitu respon manusia
(masalah), faktor yang berhubungan, serta tanda dan gejala (Lyer & Camp,
2004).
Diagnosa keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur adalah
sebagai berikut :
1. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan :
a) Proses penuaan
b) Kerusakan transpor oksigen
c) Kerusakan eliminasi
d) Pengaruh obat
e) Immobilitas
f) Nyeri
g) Kecemasan
h) Lingkungan yang mengganggu
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tidur berhubungan dengan efek
pengobatan
3. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan batuk

2.1.4 Perencanaan

Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang


berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan diterapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry,2005).
Tujuan dari perencanaan keperawatan pada masalah kebutuhan dasar istirahat dan

Universitas Sumatera Utara


tidur ialah untuk mempertahankan ebutuhan istirahat dan tidur dalam batas
normal, penurunan waktu mulai tidur dan peningkatan jumlah jam tidur malam
serta secara verbal klien mengatakan dapat lebih rileks dan lebih segar saat
terbangun dari tidur (Wilkinson, 2006 ; Tarwoto & Wartonah, 2010).

Diagnosa 1. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan pengobatan


Definisi : kondisi dimana seseorang mengalami gangguan dan perubahan waktu
tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
No.Dx Perencanaan Keperawatan

1 Tujuan : Klien dapat beristirahat tidur dengan baik

Kriteria Hasil : a Klien dapat tidur 6-8 jam setiap malam

b Secara verbal mengatakan dapat lebih rileks dan


lebih segar

Intervensi Rasional

1. kaji masalah gangguan 1. Memberikan informasi


tidur pasien, dan penyebab dasar dalam menentukan
kurang tidur rencana keperawatan

2. Anjurkan klien tidur di 2. Meningkatkan kualitas


siang hari sebagai pemenuhan tidur

kebutuhan tidur, karena


sulitnya pemenuhan
kebutuhan tidur di malam hari

3. Anjurkan mandi air 3.Meningkatkan tidur

hangat sebelum tidur

4. Anjurkan makan yang 4.Meningkatkan Tidur


cukup satu jam sebelum tidur

5. Menciptakan keadaan
tempat tidur yang nyaman, 5.Meningkatkan Tidur

bersih dan bantal yang


nyaman

Universitas Sumatera Utara


6. Lakukan masase pada
daerah belakang, tutup
jendela/pintu jika
perlu 6.Mengurangi gangguan tidur

7. Pengetahuan kesehatan : 7.Meningkatkan pola tidur


jadwal tidur mengurangi stres,
cemas, dan latihan relaksasi

Diagnosa 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tidur berhubungan dengan


efek pengobatan
Definisi : Keadaan dimana intake nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
NoD Perencanaan Keperawatan
x

2 Tujuan : Peningkatan status Nutrisi

Kriteria Hasil : Terjadi peningkatan status nutrisi / berat badan

Intervensi Rasional

Universitas Sumatera Utara


1. Tingkatkan intake makanan 1. Cara khusus untuk
melalui : meningkatkan nafsu makan
a. Mengurangi gangguan dari
lingkungan seperti berisik
dan lain-lain
b. Jaga kebersihan ruangan
c. Berikan obat sebelum
makan jika ada indikasi
2. Jaga kebersihan mulut
2.Mulut yang bersih akan
pasien
meningkatkan nafsu makan
3. Sajikan makanan yang
mudah dicerna, dalam 3.Meningkatkan selera makan

keadaan hangat, tertutup dan dan intake makan


berikan sedikit-sedikit tapi
sering
4. Selingi makan dengan 4.Memudahkan makanan masuk
minum
5.Meningkatkan kepercayaan
5. Berikan umpan balik yang untuk meningkatkan makan
positif tentang peningkatan
intake

Diagnosa 3 : Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan adanya sekret


Definisi : kondisi dimana pasien tidak mampu membersihkan sekret sehingga
menimbulkan gangguan jalan nafas
No. Perencanaan keperawatan
Dx

Universitas Sumatera Utara


3 Tujuan : Klien merasa lebih nyaman dalam bernafas

Kriteria Hasil : a Data Objektif menunjukkan tidak adanya ganggua


jalan nafas

b Klien dapat mendemonstrasikan jalan nafas yang


efektif

Intervensi Rasional

1. Monitor jumlah pernafasan, 1.Mengetahui status


batuk, dan tanda-tanda vital pernafasan

2. Laksanakan program 2.Meningkatkan pernafasan


pengobatan
3.Meningkatkan
3. Posisi pasien fowler pengembangan paru

4. Pendidikan kesehatan : 4.Perlu adaptasi baru

a. Perubahan gaya hidup dengan kondisi sekarang


b. Tarik bernafas
c. Teknik relaksasi

2.2 Asuhan keperawatan kasus


2.2.1 Pengkajian
PROGRAM DIII KEPERAWATAN

____________________________________________________________
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN
____________________________________________________________

Universitas Sumatera Utara


I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. I
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 83 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : jl. Slamet riyadi
Golongan Darah :-
Tanggal Pengkajian : 27 Oktober 2020
II. KELUHAN UTAMA
Tn. I mengeluh susah tidur sejak 2 bulan yang lalu, klien mengeluhkan
sulit tidur di malam hari dan klien sering berkeringat pada malam hari
di atas jam 01.00
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/ pallative
1. Apa penyebabnya
Klien mengalami TB paru sehingga klien harus melakukan
pengobatan dan konsumsi obat dan menimbulkan efek samping
yang menyebabkan klien susah tidur.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Klien menggunakan kipas angin pada malam hari dan klien tidak
menggunakan baju pada saat tidur.

B. Quantity/Quality
1. Bagaimana dirasakan
Klien mengatakan bahwa “klien sangat susah tidur pada malam
hari. Klien gelisah dan klien sering berkeringat dingin pada alam
hari diatas jam 01.00 pagi”.
2. Bagaimana dilihat
Klien tampak kurang tidur dengan wajah lemas dan tampak
kantung mata pada mata pasien.

Universitas Sumatera Utara


3. Region
1. Dimana lokasinya : pusat pengaturan tidur
2. Apakah menyebar : tidak menyebar
4. Severity (Mengganggu Aktivitas)
Klien mengatakan “ saat ini gangguan pola tidur pasien sangat
menggangu aktivitas. Karena pasien tidak dapat beraktivitas
dengan baik jika pasien mengalami kurang tidur dan pasien
merasa lemas”.
5. Time
Klien mengatakan mengalami gannguan pola tidur semenjak 2
bulan yang lalu dangangguan pola tidur terjadi pada saat malam
hari
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang pernah dialami
Klien tidak pernah mempunyai penyakit masa lalu
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Klien mengatakan : saat ini klien sedang mengikuti pengobatan di
RS dan mengkonsumsi obat rutin Tb paru selama 6 bulan dan
sudah mengkonsumsi obat tersebut selama 2 bulan.
C. Pernah dirawat/dioperasi
Klien mengatakan ”tidak pernah dirawat di rumah sakit”.
D. Lama dirawat
Klien mengatakan ” tidak pernah di rawat di RS”.
E. Alergi
Klien mengatakan ”tidak ada alergi pada makanan/minuman dan
obat”.
F. Imunisasi
Klien mengatakan ”bahwa dulu tidak ada dilakukan imunisasi”.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang tua
Klien mengatakan ” orang tua sudah meninggal”.
B. Saudara kandung

Universitas Sumatera Utara


Klien mengatakan “saudara kandung sehat dan tidak ada
penyakit”.
C. Penyakit keturunan yang ada
Klien mengatakan ”tidak ada penyakit keturunan”.
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Klien mengatakan ”tidak ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa”.
E. Anggota keluarga yang meninggal
Klien mengatakan “ayah dan ibu dan istri klien sudah meninggal
dunia”.
F. Penyebab meninggal
Klien mengatakan ” ayah, ibu dan istri klien meninggal akibat
sakit tua “.
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Klien mengatakan ” menerima segala kondisinya, dan tetap
mejalani keadaannya dan terus berusaha agar bisa sembuh karena
klien percaya bahwasanya dia bisa sembuh”.
B. Konsep diri
1. Gambaran diri : klien mengatakan bahwa dirinya kurang
bersemangat, semenjak mengetahui
penyakitnya dan merasa semakin kurus
dan semakin tidak bersemangat.
2. Ideal diri : klien ingin dapat melakukan aktivitasnya
sendiri dan ingin cepat sembuh.
3. Harga diri : klien tidak merasa malu, dan tidak merasa
kurang karena anak klien yang selalu
merawat klien
4. Peran diri : klien berperan sebagai orang tua
5. Identitas : klien berperan sebagai Ayah dan Kakek
C. Keadaan emosi
Pasien dapat mengontrol dirinya dengan baik.
D. Hubungan Sosial

Universitas Sumatera Utara


1. Orang yang berarti
Klien mengatakan ” Anak, menantu dan cucu sangat berarti
karena anaknya dan cucu klien yang telah membantu dan telah
merawat klien selama ini”.
2. Hubungan dengan keluarga
Klien mengatakan ”dengan keluarga hubungannya baik dan tidak
ada masalah”.
3. Hubungan dengan orang lain
Klien mengatakan ” dengan kerabat, tetangga dan orang lain juga
tidak ada masalah”
4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan ” tidak ada hambatan dengan orang lain,
bahkan orang-orang disekitar klien berhubungan baik”
5. Spiritual
Klien beragama Islam, dan klien sholat dan mengaji serta berdoa
untuk kesembuhannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
VII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
Secara umum keadaan pasien baik dan normal
B. Tanda-tanda Vital
a. Suhu tubuh : 37,5 °C
b. Tekanan darah : 130 / 90 mmHg
c. Nadi : 80
x/menit
d. Pernafasan : 28
x/menit
e. TB : 168 cm
f. BB : 54 kg
C. Pemeriksaan head to toe
1. Kepala dan Rambut
a. Bentuk : oval, dan tidak ada benjolan
b. Kulit kepala : Berminyak, tidak ada iritasi

Universitas Sumatera Utara


2. Rambut
a. Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rambut
tidak merata, ada yang hitam & putih
b. Bau : Rambut tidak berbau
c. Warna kulit : kuning langsat
3. Mata
a. Kelengkapan mata : mata simetris kiri dan kanan
b. Palpebra : tidak ada kelainan & infeksi
c. Konjungtiva dan sklera : konjungtiva anemis dan normal
4. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasal : simetris
b. Lubang hidung : simetris & bersih
5. Telinga
a. Bentuk telinga : simetris kiri dan kanan
b. Ukuran telinga : simetris kiri dan kanan
c. Lubang telinga : cukup bersih dan tidak ada kelainan
6. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : mukosa bibir lembab
b. Keadaan gusi dan gigi : tidak ada perdarahan, gigi kuning
7. Leher
a. Posisi trachea : simetris
b. Thyroid : tidak ada pembesaran kelenjar
c. Suara : suara jelas
d. Denyut nadi kronis : teraba dan tidak menonjol 8. Pemeriksaan
integumen
a. Kebersihan : kulit pasien tampak
bersih
b. Warna : sawo matang
c. Turgot : tidak ada kelainan
d. Kelembaban : lembab
e. Warna luka : tidak ada luka
f. Kelainan kulit : tidak ada kelainan
9. Pemeriksaan payudara dan ketiak
a. Ukuran dan bentuk : simetris kiri dan kanan

Universitas Sumatera Utara


b. Warna payudara dan aerola : sawo matang dan aerola
hitam
c. Kondisi payudara dan puting : normal
d. Aksila dan clavicula : tidak terdapat benjolan
10. Pemeriksaan thoraks/dada
a. Inspeksi thoraks : tidak dilakukan pemeriksaan
b. Pernafasan : tidak dilakukan pemeriksaan
c. Tanda kesulitan bernafas : tidak ada tanda kesulitan
bernafas
11. Pemeriksaan paru
a. Palpasi getaran suara : tidak dilakukan pemeriksaan
b. Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
c. Auskultasi : tidak dilakukan pemeriksaan
12. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi : tidak dilakukan pemeriksaan
b. Palpasi : tidak dilakukan pemeriksaan
c. Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
d. Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan
13. Pemeriksaaan muskuloskeletal/Ekstremitas
a. Ekstremitas atas : simetris kanan kiri, tidak ada kelainan
b. Ekstremitas bawah : simetris kanan kiri, tidak ada kelainan
14. Pemeriksaan Neurologi
a. Nervus olfaktoris/N I
Klien mampu mengidentifikasi bau dengan baik
b. Nervus optikus/N II
Klien melihat dengan alat bantu kacamata
c. Nervus okulomotoris/N III, Trochlearis/N IV, Abdusen/N VI
Klien mampu menggerakkan bola mata dengan baik
d. Nervus Trigeminus/N V
Klien mampu membedakan panas/dingin, tajam/tumpul pada
ekstremitas bawah
e. Nervus Fasalis/N VII

Universitas Sumatera Utara


Klien mampu menggerkkan wajah dengan baik, dan mampu
berbicara dengan baik.
f. Nervus Vestibulocochlearis/N VIII
Klien mampu mendengar dengan baik
g. Nervus Glossopharingeus/N IX, Vagus/N X
Klien mampu untuk menelan, mengunyah dan membuka
mulutnya.
h. Nervus Aksesorius/N XI
Klien mampu menggerakkan lengan kanan dan kiri dengan
baik.
i. Nervus Hipoglossus/N XII
Klien mampu sepenuhnya menggerakkan bagian lidah
dijulurkan kedepan.
15. Fungsi motorik
Klien tidak mengalami kelainan ekstremitas atas dan
bawah.
VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
A. Pola makan dan minum
a. Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari
b.Nafsu/selera makan : kurang untuk selera makan
b. Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri ulu hati
c. Alergi : tidak ada alergi makana
d. Masalah makan dan minum : tidak ada masalah
B. Perawatan diri/ personal hygine
a. Kebersihan tubuh : mandi 1 kali sehari
b. Kebersihangigidanmulut : gigi kuning dan kurang
bersih
C. Pola kegiatan/aktivitas
a. Mandi : klien dapat mandi sendiri dgn
baik
b. Makan : klien dapat makan dengan baik
c. Eliminasi : klien dapat berkemih dengan
baik

Universitas Sumatera Utara


D. Pola istirahat/tidur
Tn. I mulai tidur pukul 22.00 WIB. Klien mengatakan sering
terbangun pada pukul 01.00 karena klien berkeringat, klien
mencoba untuk tidur kembali akan tetapi klien sulit untuk tidur
kembali. Waktu tidur klien hanya 4-5 jam/hari.
E. Pola eliminasi
1. BAB
a. Pola BAB : tidak menentu
b. Karakteristik feses : padat dan kuning
c. Riwayat perdarahan : tidak ada riwayat perdarahan
d. Diare : tidak mengalami diare
e. Penggunaan laksatif : tidak menggunakan laksatif
2. BAK
a. Pola BAK : 5-6/hari
b. Karakter urine : bening, tidak berbau
c. Nyeri/rasa terbakar/ kesulitan BAK : tidak ada
d. Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : tidak ada
e. Penggunaan diuretik : tidak ada

2.2.2 Analisa Data


N Data Penyebab Masalah
o
1. DS : Tb Paru Gangguan pola
- klien istirahat tidur

mengatakan sulit tidur
pada malam hari Proses pengobatan

- Klien

berkeringat
pada malam Konsumsi obat

hari sehingga

tidurnya

Universitas Sumatera Utara


terganggu Efek samping obat
DO : - Terdapat

kantung mata pada
mata klien Sulit tidur

- Wajah klien

tampak
menahan Wajah tampak lesu dan

kantuk menahan kantuk

- Wajah klien

tampak lemah
dan lesu Gangguan pola istirahat
tidur

2. DS : - klien Tb Paru Gangguan


mengatakan tidak pemenuhan nutrisi

nafsu makan
semenjak Proses pengobatan
mengkonsumsi obat

- Klien
mengatakan
tidak biasa Konsumsi obat
makan dalam

porsi banyak
DO : - klien tampak Efek samping obat
lemah dan kurang
bersemangat ↓

- Wajah klien Tidak selera makan

tampak lesu

Wajak tampak lemah


dan kurang
bersemangat

Universitas Sumatera Utara


Gangguan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh

3. DS : -Klien Tb Paru Jalan nafas tidak


mengatakan batuk efektif

berdahak, dan dahak
sulit untuk dikeluarkan Batuk Berdahak

DO : klien tampak

batuk-batuk dan
buang dahak Sekret sukar dikeluarkan

Bersihan jalan nafas


tidak efektif

2.2.3. Rumusan Masalah

Setelah analisa data dilakukan, dapat dirimuskan beberaapa masalah


kesehatan. Masalah yang muncul berdasarkan prioritas yang didasari kriteria yang
harus ditangani segera, berikut beberapa masalah yang mncul berdasarkan analisa
data :

a). Gangguan pola tidur

b). Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

c). Jalan nafas tidak efektif

Universitas Sumatera Utara


Diagnosa keperawatan (prioritas)

1.Gangguan pola tidur berhubungan dengan pengobatan ditandai dengan semenjak


mengonsumsi obat-obatan, klien menjadi susah tidur dan berkeringat pada malam
hari.

2.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan efek


pengobatan ditandai dengan semenjak konsumsi obat selera makan pasien
semakin menurun dan pasien tidak biasa memakan makanan dalam porsi banyak.

3.Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan batuk ditandai dengan adanya
sekret.

2.2.4 Perencanaan
No.Dx Perencanaan Keperawatan

1 Tujuan : Klien dapat beristirahat tidur dengan baik

Kriteria Hasil : a Klien dapat tidur 6-8 jam setiap malam

b.Secara verbal mengatakan dapat lebih rileks dan


lebih segar

Intervensi Rasional

Universitas Sumatera Utara


1.kaji masalah gangguan tidur 1. Memberikan informasi
pasien, dan penyebab kurang dasar dalam menentukan
tidur rencana keperawatan

2. Anjurkan klien tidur di 2. Meningkatkan kualitas


siang hari sebagai pemenuhan tidur

kebutuhan tidur, karena


sulitnya pemenuhan
kebutuhan tidur di malam hari 3.Meningkatkan tidur

3. Lakukan mandi air hangat


sebelum tidur 4.Meningkatkan Tidur

4. Anjurkan makan yang


cukup satu jam sebelum tidur
5.Meningkatkan Tidur
5. Menciptakan keadaan
tempat tidur yang nyaman,
bersih dan bantal yang 6. Mengurangi gangguan tidur
nyaman

6. Lakukan masase pada


daerah belakang tubuh pasien

Universitas Sumatera Utara


No Perencanaan Keperawatan
Dx

2 Tujuan : Peningkatan status Nutrisi

Kriteria Hasil : Terjadi peningkatan status nutrisi / berat badan

Intervensi Rasional

1. Tingkatkan intake makanan 1. Cara khusus untuk


melalui : meningkatkan nafsu makan

a.Mengurangi gangguan dari


lingkungan seperti berisik dan
lain-lain

b.Jaga kebersihan ruangan

c.Berikan obat sebelum makan


jika ada indikasi

2.Jaga kebersihan mulut pasien 2.Mulut yang bersih akan


meningkatkan nafsu makan

3.Meningkatkan selera makan


3.Sajikan makanan yang mudah
dan intake makan
dicerna, dalam keadaan hangat,
tertutup dan berikan
sedikitsedikit tapi sering
4.Memudahkan makanan masuk
4.Selingi makan dengan minum

5.Berikan umpan balik yang 5.Meningkatkan kepercayaan


untuk meningkatkan makan
positif tentang peningkatan
intake

Universitas Sumatera Utara


No. Perencanaan keperawatan
Dx

3 Tujuan : Klien merasa lebih nyaman dalam bernafas

Kriteria Hasil :

a.Data Objektif menunjukkan tidak adanya gangguan jalan nafas

b Klien dapat mendemonstrasikan jalan nafas yang


efektif

Intervensi Rasional

1.Monitor jumlah pernafasan, batuk, 1.Mengetahui status


dan tanda-tanda vital pernafasan

2.Laksanakan program pengobatan 2.Meningkatkan pernafasan

3.Posisikan pasien dengan posisi fowler 3.Meningkatkan


pengembangan paru
4.Ajarkan klien batuk efektif
4.Membersihkan jalan nafas
5.Anjurkan klien untuk menggunakan
masker 5.Mencegah penularan

6.Ajarkan klien untuk tidak membuang 6.Mencegah penularan


dahak atau ludah sembarangan

2.2.5 Implementasi dan evaluasi keperawatan


Hari/ta No. Implementasi Evaluasi
nggal Dx

Senin 1 1.Memberikan salam teraupeutik dan S : Klien

Universitas Sumatera Utara


12 Juni memperkenalkan diri mengatakan,
2017 semenjak
2.Melakukan hubungan saling percaya
mengkonsumsi
antara perawat dan klien.
obat, klien sulit
3.Mengkaji masalah gangguan tidur untuk tidur di
pasien, karakteristik, dan penyebab malam hari. Klien
kurang tidur akan merasa
panas dan ber-
4.Menganjurkan klien tidur di siang
keringat di atas
hari sebagai pemenuhan kebutuhan
jam 01.00 WIB
tidur, karena sulitnya pemenuhan
kebutuhan tidur di malam hari O :wajah klien
tampak lemas dan
5.Menganjurkan lakukan mandi air
kurang bergairah.
hangat sebelum tidur
Terdapat kantung
6.Menganjurkan makan yang cukup mata. Dan pada
satu jam sebelum tidur saat berbicara
pasien berbicara
7.Menciptakan keadaan tempat tidur
pelan.
yang nyaman, bersih dan bantal yang
nyaman A :
Masalah
8.Melibatkan keluarga untuk
belum teratasi
melakukan masase pada daerah
belakang tubuh pasien P : Intervensi
dilanjutkan

2 1. Tingkatkan intake makanan S : klien


melalui : mangatakan tidak
ada nafsu makan
karena klien tidak
c. Mengurangi gangguan
biasa makan
dari lingkungan seperti
dalam porsi
berisik dan lain-
banyak. dan klien

Universitas Sumatera Utara


lain mengatakan
d. Menjaga kebersihan mulut terasa tidak
ruangan enak semenjak
e. Memberikan obat konsumsi obat
sebelum makan
O : Tubuh klien
jika ada indikasi
tampak lemah dan
2.Menganjurkan klien untuk
kurang
menjaga kebersihan mulut pasien
bersemangat
3. Melibatkan kelurga klien untuk
A : masalah
menyajikan makanan yang mudah
teratasi sebagian
dicerna, dalam keadaan hangat,
tertutup dan berikan sedikit-sedikit P : intervensi
tapi sering dilanjutkan

4.Menganjurkan selingi makan


dengan minum

5.Memberikan umpan balik yang


positif tentang peningkatan intake

Universitas Sumatera Utara


2 1.Memonitor jumlah pernafasan, batuk, S : Klien
dan tanda-tanda vital mengatakan batuk
disertai dengan
2.melaksanakan program pengobatan
dahak
3.Posisikan pasien dengan posisi
O : klien tampak
fowler
batuk dan buang
4.Mengajarkan klien batuk efektif dahak

5.Menganjurkan klien untuk Dengan TTV :


menggunakan masker
-T: 37,5
6.Mengajarkan klien untuk tidak
membuang dahak atau ludah -TD:130 / 90
sembarangan
mmHg

-HR :80 x/menit

-RR : 24 x/menit

A : masalah
teratasi sebagian

P : intervensi
dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan proses keperawatan pada Tn. I yang dimulai dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi disimpulkan
diagnosa yang diperoleh dari Tn. I adalah :

1.Gangguan pola tidur berhubungan dengan pengobatan ditandai dengan


semenjak mengonsumsi obat-obatan, klien menjadi susah tidur dan berkeringat
pada malam hari.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan efek


pengobatan ditandai dengan semenjak konsumsi obat selera makan pasien
semakin menurun dan pasien tidak biasa memakan makanan dalam porsi banyak.

3. Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan batuk ditandai dengan adanya
sekret pada tenggorokan pasien

Diagnosa keperawatan prioritas masalah adalah diagnosa Gangguan pola


tidur berhubungan dengan pengobatan. Kemudian dilakukan implementasi
berdasarkan intervensi yang di rencanakan selama tiga hari dan hasil evaluasi
diperoleh pasien masih mengalami gangguan pola tidur, karna ganguan pola tidur
tsb merupakan efek samping dari konsumsi obat, dimana klien harus tetap
konsumsi obat TB selama 6 bulan penuh.

Intervensi yang dilakukan adalah kaji masalah gangguan tidur pasien, dan
penyebab kurang tidur. Anjurkan klien tidur di siang hari sebagai pemenuhan
kebutuhan tidur, karena sulitnya pemenuhan kebutuhan tidur di malam hari.
Lakukan mandi air hangat sebelum tidur. Anjurkan makan yang cukup satu jam
sebelum tidur. Ciptakan keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih dan bantal
yang nyaman. Lakukan masase pada daerah belakang tubuh pasien.

Universitas Sumatera Utara


Implementasi yang dilakukan adalah mengkaji masalah gangguan tidur
pasien, dan penyebab kurang tidur. Menganjurkan klien tidur di siang hari sebagai
pemenuhan kebutuhan tidur, karena sulitnya pemenuhan kebutuhan tidur di malam
hari. Menganjurkan lakukan mandi air hangat sebelum tidur. Menganjurkan
makan yang cukup satu jam sebelum tidur. Menciptakan keadaan tempat tidur
yang nyaman, bersih dan bantal yang nyaman. Melibatkan keluarga untuk
melakukan masase pada daerah belakang tubuh pasien.

Evaluasi dengan pemenuhan kebutuhan dasar pola tidur pada Tn. I yaitu
klien sudah bisa tidur lebih baik dari keadaan sebelumya meskipun tidak begitu
nyenyak karena pasien masih berkeringat pada malam hari. Klien mengatakan
sudah merasa lebih baik dari keadaan sebelumnya dan kebutuhan tidur klien sudah
cukup terpenuhi.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.A.A dan M.Uliyah. (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.


Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Hidayat, A.A.A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dsasar Manusia : Aplikasi


Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Manurung, dkk. (2008). Gangguan Sistem Pernafasan akibat Infeksi.

Jakarta : Trans info media.

Mubarak & Chayatin, (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan
Aplikasi dalam Praktek. Jakarta: EGC.

Potter dan Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.

Tarwoto dan Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika

Wilkinson dan Ahern. (2011). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.

Wilkinson, J.M. & Ahern, N.R. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi
9. Jakarta: ECG

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai