Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH KEADILAN ORGANISASIONAL PADA MOTIVASI

KARYAWAN DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL


Wiwiek
International Business Management Universitas Ciputra
Oliandes Sondakh
Business School, Universitas Pelita Harapan Surabaya
e-mail: oliandes.sondakh@uph.edu
Abstract
A number of previous studies conducted have shown the influence of employee motivation and
company performance. According to the theories of social comparison, motivation is influences
employee perceptions of how fairly they are treated. This research study will focus on a traditional
family owned company in Indonesia, where the human resource activities that occur in the
company are still based on the principle of kinship. Based on the results of research conducted at
UD. X, it can be concluded that Distributive and Interactional Justice has a positive and significant
impact on employee motivation, while only Distributive Justice has a positive and significant effect
on organizational commitment. Employee Motivation has proven to positively and significantly
affect Organizational Commitment. The interesting issues will be further discussed.
Keywords: Distributive Justice, Prosedural Justice, Interactional Justice, Employee motivation,
Organizational Commitment
Abstrak
Sejumlah penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya telah membuktikan pengaruh dari motivasi
kerja karyawan terhadap kinerja perusahaan. Menurut teori-teori perbandingan sosial, motivasi
sangat dipengaruhi persepsi karyawan terhadap seberapa adil mereka diperlakukan. Penelitian ini
mengambil obyek salah satu perusahaan keluarga tradisional di Indonesia, dimana kegiatan sumber
daya manusia yang terjadi di dalam perusahaan masih berlandaskan asas kekeluargaan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di UD. X, maka dapat diambil simpulan bahwa
Keadilan Distributif dan Interaksional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Motivasi
Karyawan, sementara hanya Keadilan Distributif yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap
komitmen organisasional. Motivasi Karyawan terbukti mampu secara positif dan signifikan
mempengaruhi Komitmen Organisasional. Isu-isu menarik lainnya juga akan didiskusikan lebih
lanjut.
Kata Kunci: Keadilan Distributif, Keadilan Prosedural, Keadilan Interaksional, Motivasi
Karyawan, Komitmen Organisasional
LATAR BELAKANG MASALAH besar dalam mencapai keberhasilan perusahaan
Di tengah sengitnya persaingan di era globali- (Robbins & Coulter, 2009). Sejumlah pene-
sasi saat ini, perusahaan dituntut untuk senang- litian yang pernah dilakukan sebelumnya telah
tiasa bekerja keras tidak hanya dalam mencapai membuktikan pengaruh dari motivasi kerja
efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan opera- karyawan terhadap kinerja perusahaan. Moti-
sional perusahaan tetapi juga dalam hal sumber vasi yang tinggi dapat menyebabkan kepuasan
daya manusia (Dessler & Tan, 2009). Hal ini kerja dan komitmen terhadap organisasi (Karsli
terutama karena perusahaan saat ini sudah & Iskender, 2009). Motivasi juga sangat mem-
menyadari bahwa karyawan merupakan aset pengaruhi turnover intention (Dysvik &
yang paling penting dan memiliki peranan Kuvaas, 2009). Karena itu penting bagi per-
70 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 19 No. 1, Januari 2015 69-77

usahaan untuk mengetahui bagaimana memoti- karyawan akan berusaha untuk merubah kuali-
vasi karyawan (Robbins & Coulter, 2009). tas dan kuantitas input karyawan, yang pada
Memotivasi karyawan bukanlah pekerjaan yang akhirnya berpengaruh terhadap kinerja perusa-
mudah, perlu adanya usaha yang keras dan haan (Ivancevich, 2007).
pengetahuan yang mendalam sehingga karya- Secara umum, fenomena yang terjadi
wan bersedia bergabung dengan perusahaan, karyawan lebih cenderung peduli terhadap ke-
memberikan kinerja yang baik, dan mempunyai adilan akan outcomes yang diperoleh diban-
komitmen terhadap perusahaan (Dessler & Tan, dingkan level pasti outcomes yang diperoleh,
2009). namun dalam perusahaan keluarga, konsep
Ivancevich (2007) menyatakan bahwa keadilan akan lebih rumit, karena tidak hanya
menurut teori-teori perbandingan sosial, moti- membandingkan outcomes yang diperoleh,
vasi sangat dipengaruhi persepsi karyawan ter- tetapi juga membandingkan input/outcome
hadap seberapa adil mereka diperlakukan. Ber- mereka dengan inputs/outcomes individu yang
dasarkan teori pertukaran (exchange theory) lain dalam kerangka acuan mereka. Contohnya
dan teori keadilan (equity theory), tingkat ke- dengan anggota keluarga pemilik yang juga
adilan dan ketidakadilan yang dirasakan kar- bekerja di perusahaan tersebut. Jika hasilnya
yawan di lingkungan kerja jika dibandingkan tidak sama, maka akan timbul persepsi ketidak-
dengan karyawan lain menjadi penentu utama adilan (Sieger, Fabian, & Urs, 2011; Sia,
produktivitas dan kepuasan karyawan. Teori Bhardwaj, & Sahoo, 2013).
keadilan adalah ketika karyawan merasa diper- Penelitian ini mengambil obyek salah
lakukan secara adil akan lebih termotivasi satu perusahaan keluarga tradisional di Indo-
dalam bekerja (William, 2007). Lebih lanjut nesia, dimana kegiatan sumber daya manusia
menurut Dessler dan Tan (2009) dalam teori yang terjadi di dalam perusahaan masih ber-
keadilan mengatakan bahwa karyawan mencari landaskan asas kekeluargaan. Hasil penelitian
keadilan di dalam pekerjaannya. Karyawan ini dapat digunakan sebagai acuan bagaimana
menginginkan adanya keadilan antara kontri- persepsi akan keadilan yang diterima karyawan
busi yang telah diberikan kepada organisasi dapat mempengaruhi motivasi karyawan dan
dengan hasil yang didapatkan. Namun, tidak komitmen organisasional yang pada akhirnya
hanya berhenti pada hasil yang diperoleh, teori akan berdampak pada kinerja perusahaan.
keadilan lebih lanjut menjelaskan bahwa tidak
hanya membandingkan antara kontribusi TINJAUAN PUSTAKA
(input) dan hasil (outcomes), karyawan juga Komitmen Organisasional
cenderung membandingkan dirinya dengan
karyawan lain yang memiliki karakteristik lain Meyer dan Allen (1997) mendefinisikan
yang sama atau yang lebih dikenal dengan isti- komitmen organisasi sebagai kemauan atau
lah referent (Williams, 2007). keinginan yang kuat dari anggota organisasi
Berdasarkan proses teori keadilan, untuk tetap berada, bekerja, dan memiliki
karyawan akan membandingkan outcomes yang keterikatan terhadap organisasi. Dengan demi-
diterima dari organisasi dengan input yang kian, komitmen organisasi menurut Gibson,
diberikan kepada organisasi. Setelah dilakukan Ivancevich, Donnelly, & Konopaske (2009)
perbandingan internal antara input dan out- dapat didefinisikan sebagai identifikasi rasa,
comes, karyawan akan melakukan perban- keterlibatan, dan kesetiaan yang ditampakkan
dingan eksternal. Karyawan akan memban- oleh karyawan terhadap organisasi atau unit
dingkan hasil perbandingan input dan outcomes organisasi. Komitmen organisasi yang kuat
internal dengan hasil perbandingan input dan ditunjukkan dalam sikap penerimaan, dan
outcomes dari referents. Ketika karyawan men- keyakinan yang kuat terhadap nilai-nilai dan
dapati hasil perbandingan dengan referent tujuan organisasi, serta adanya dorongan yang
sama, maka akan disimpulkan bahwa mereka kuat untuk mempertahankan keanggotaan
telah mendapat perlakuan yang adil. Namun dalam organisasi demi tercapainya tujuan orga-
jika hasilnya tidak sama, maka karyawan akan nisasi. Dengan demikian, komitmen organisasi
menyimpulkan bahwa karyawan telah diper- dapat dinyatakan sebagai seberapa jauh seorang
lakukan tidak adil (Williams, 2007). Ketika karyawan mengidentifikasikan dirinya dan ke-
karyawan merasa diperlakukan tidak adil,
Pengaruh Keadilan Organisasional … (Wiwiek & Oliandes Sondakh) 71

terlibatannya terhadap organisasi (Vandenberg dalam pengertian tersebut merupakan sebuah


& Lance, 1992). ukuran untuk penggerak motivasi. Seorang
Komitmen organisasi yang tinggi yang termotivasi akan bekerja keras dan mem-
mencerminkan keberpihakan individu yang berikan usaha yang maksimal. Seberapa besar
tinggi terhadap organisasi. Cobb, Folger, dan usaha tersebut perlu diperhatikan. Usaha yang
Wooten (1995) menunjukkan bahwa ketika besar tidaklah perlu jika tidak berdampak pada
para karyawan diperlakukan adil, mereka akan pencapaian tujuan perusahaan. Usaha yang
mempunyai sikap dan perilaku yang dibutuh- menguntungkan perusahaan merupakan usaha
kan untuk keberhasilan perubahan organisasi yang diinginkan perusahaan dari karyawannya.
bahkan dalam kondisi sulit sekalipun (Jin, Motivasi dalam hal ini mencakup dimensi
2006). Sebaliknya, ketika keputusan organisasi kegigihan. Perusahaan ingin karyawan memi-
dan tindakan manajerial dianggap tidak adil liki ketekunan dalam memberikan usaha yang
maka karyawan akan merasa marah dan besar untuk mencapai tujuan perusahaan.
menolak upaya perubahan untuk perbaikan
organisasi (Chao, Ya-Ru, & Xin, 2004). Keadilan Organisasional
Pandangan lain dikemukakan oleh Sejarah keadilan organisasional berawal dari
Thibaut dan Walker (1975) yang menyatakan teori keadilan yang menyatakan bahwa orang
bahwa penilaian seseorang mengenai keadilan membandingkan rasio antara hasil dari
tidak hanya dipengaruhi oleh apa yang mereka pekerjaan yang mereka lakukan, misalnya
terima sebagai akibat dari keputusan tertentu, imbalan dan promosi, dengan input yang
tetapi juga pada proses atau bagaimana mereka berikan dibandingkan rasio yang sama
keputusan tersebut dibuat. Greenberg (1990) dari orang lain (Adams, 1963). Greenberg
menyatakan bahwa semakin tinggi karyawan (1990) selanjutnya menjelaskan bahwa teori
mempersepsikan keadilan suatu kebijakan keadilan Adams dilengkapi dengan penelitian-
ataupun praktek manajemen maka berdampak penelitian lanjutan yang terkait dengan alokasi
pada peningkatan kepuasan kerja dan komit- imbalan, merujuk pada konsep yang saat ini
men organisasi, demikian juga sebaliknya. dikenal dengan istilah keadilan distributif.
Motivasi Robbins dan Judge (2008) mendefini-
sikan keadilan distributif sebagai keadilan atas
Motivasi merupakan faktor kunci untuk mem- jumlah dan penghargaan yang dirasakan di-
buat karyawan bersedia memberikan sumbang- antara individu-individu. Secara lebih spesifik,
sihnya bagi perusahaan (Hicks & Gullet, 1981 Noe, Hollenbeck, Gerhart, & Wright, 2011
dalam Karsli & Iskender, 2009). Lebih lanjut, mendefinisikan keadilan distributif sebagai
Karsli dan Iskender (2009) menyatakan bahwa penilaian yang dibuat oleh individu terkait
motivasi memiliki karakter yang dinamis dengan jumlah imbalan yang diterimanya
karena tergantung pada motif dan kebutuhan dibandingkan dengan imbalan yang diterima
pribadi. Kadang individu termotivasi secara orang lain yang menjadi acuannya. Lebih lanjut
positif apabila apa yang diharapkannya ter- dalam keadilan organisasional tidak hanya
capai, demikian pula sebaliknya, apabila apa dikenal konsep keadilan distributif, tetapi juga
yang individu harapkan dan butuhkan tidak dikenal konsep keadilan prosedural dan kea-
tercapai akan timbul motivasi negatif, sehingga dilan interaksional.
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Keadilan prosedural didefinisikan
kedua hal ini dapat mempengaruhi produktivi- sebagai keadilan yang dirasakan individu ber-
tas individu. Yang harus disadari, banyak orang dasarkan proses yang digunakan untuk menen-
salah memandang motivasi sebagai suatu ciri tukan distribusi dalam jumlah dan peng-
individu, artinya seseorang akan termotivasi hargaaan (Robbins & Judge, 2008; Chen,
karena suatu hal tertentu dan yang lainnya tidak Friedman, Yu, & Sun, 2011). Sehingga dapat
(Robbins & Coulter, 2009). Namun, Robbins disimpulkan bahwa keadilan prosedural meru-
dan Coulter (2009) mengingatkan bahwa moti- pakan konsep keadilan yang berfokus pada
vasi adalah proses di mana usaha seseorang metode yang digunakan untuk menentukan
diberi energi, diarahkan, dan dipertahankan imbalan yang diterima (Noe et al., 2011; Loi,
untuk mencapai sebuah tujuan. Elemen energi Lam, & Chan, 2012).
72 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 19 No. 1, Januari 2015 69-77

Aspek terakhir dari keadilan dengan menggunakan perbandingan antara r-


organisasional adalah keadilan interaksional hitung dengan r-tabel, sedangkan uji reliabilitas
dan mungkin yang paling sederhana diantara dilakukan dengan menggunakan Alpha
ketiga aspek ini. Robbins dan Judge (2008) Cronbach. Suatu variabel dikatakan valid apa-
mendefinisikan keadilan interaksional sebagai bila r-hitung yang diperoleh lebih besar dari r-
persepsi individu tentang tingkat sampai tabel yang disyaratkan, sedangkan suatu varia-
dimana seorang karyawan diperlakukan dengan bel dikatakan reliabel apabila memiliki nilai
penuh martabat, perhatian, dan rasa hormat. alpha cronbach lebih dari 0,70 (Ghozali, 2012).
Greenberg (1987) menyatakan bahwa terdapat Lebih lanjut, Santoso (2009) menyata-
dua aspek dalam keadilan interaksional, yaitu kan bahwa sebuah model regresi yang baik
informasional dan interpersonal. Keadilan adalah model yang memiliki kesalahan pera-
informasional merupakan persepsi individu malan yang seminimal mungkin. Oleh karena
tentang keadilan informasi yang digunakan itu, sebelum dilakukan uji regresi, model yang
sebagai dasar pembuatan keputusan, sedangkan ada harus memenuhi beberapa asumsi yang
keadilan interpersonal merupakan persepsi biasanya disebut dengan asumsi klasik. Ter-
individu tentang keadilan akan perlakuan yang hadap beberapa uji asumsi klasik yang umum
diterimanya (He, Zhu, & Zheng, 2014). dilakukan, yaitu: (1) Uji normalitas yang ber-
Sehingga seluruh hipotesis dinyatakan sebagai tujuan untuk mengetahui apakah residual yang
berikut: dihasilkan berdistribusi secara normal atau
H1: keadilan distributif berpengaruh signifikan tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas
pada motivasi karyawan, dilakukan dengan melihat grafik histogram dan
H2: keadilan prosedural berpengaruh signi- normal probability plot. Apabila pada grafik
fikan pada motivasi karyawan, histogram mengikuti pola garis lonceng, dan
H3: keadilan interaksional berpengaruh signifi- sebaran normal probability plot mengikuti pola
kan pada motivasi karyawan, garis lurus diagonal, maka dapat disimpulkan
H4: keadilan distributif berpengaruh signifikan bahwa uji normalitas dipenuhi (Ghozali, 2012);
pada komitmen organisasional, (2) Uji heteroskedastisitas yang bertujuan untuk
H5: keadilan prosedural berpengaruh signi- menguji adanya ketidaksamaan varians dari
fikan pada komitmen organisasional, residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
H6: keadilan interaksional berpengaruh signi- Apabila varians residual pengamatan satu
fikan pada komitmen organisasional, dengan yang lain sama, maka disebut homo-
H7: motivasi karyawan berpengaruh signifikan kedastisitas atau tidak terjadi heteroskedas-
pada komitmen organisasional. tisitas. Model yang baik tidak terjadi hetero-
skedastisitas (Ghozali, 2012). Uji heteros-
METODE PENELITIAN DAN ANALISIS kedastisitas dapat dilakukan dengan melihat
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, grafik plot antara ZPRED dengan SRESID.
yang bertujuan untuk menguji teori-teori Apabila titiktitik pada plot menyebar, maka
tertentu dengan cara meneliti hubungan antar tidak terjadi heteroskedastisitas; (3) Uji multi-
variable (Noor, 2011). Data dalam penelitian kolinearitas yang bertujuan untuk menguji ada
ini dikumpulkan melalui kuesioner, dengan tidaknya hubungan antara variabel bebas dalam
menggunakan lima skala likert. Kuisioner model. Model yang baik tidak menunjukkan
disebar ke seluruh karyawan yang berjumlah 40 adanya gejala multikolinearitas antar variabel
responden. bebasnya (Ghozali, 2012). Dalam penelitian
Data yang baik adalah data yang telah ini, uji multikolinearitas diketahui dengan
teruji keabsahannya, kerena itu data yang ada melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor).
terlebih dahulu sebaiknya diuji validitas dan Apabila nilai VIF < 10, maka dianggap tidak
reliabilitasnya. Validitas menyatakan keaku- terjadi multikolinearitas.
ratan kuesioner dalam mewakili konsep, Setelah data yang diperoleh telah teruji
sedangkan Reliabilitas menyatakan kekonsis- keabsahannya dan diyakini memiliki kesalahan
tenan butir pertanyaan dari kuesioner, sedang- peramalan yang seminimal mungkin, maka
kan (Zikmund, Babin, Carr, & Griffin, 2010). selanjutnya dilakukan uji regresi, yang
Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan bertujuan untuk mengetahu pengaruhi dari
variabel bebas ke variabel terikat.
Pengaruh Keadilan Organisasional … (Wiwiek & Oliandes Sondakh) 73

Hasil Analisis Hipotesis ketiga (H3) yang diuji adalah


Uji validitas dilakukan kepada keseluruhan keadilan interaksional berpengaruh terhadap
sampel yang berjumlah 40 orang. r-tabel dalam motivasi karyawan. Hipotesis ini diuji dengan
penelitian ini adalah sebesar 0,312 (n = 40, = menggunakan uji-t. Hasil perhitungan me-
5%). Hasil uji validitas menunjukkan bahwa nunjukkan koefisien sebesar 0,249 dengan t-
semua indikator dari tiap variabel adalah valid, hitung sebesar 2,359 dan signifikansi 0,024;
karena memiliki rhitung yang lebih besar dari artinya keadilan interaksional berpengaruh
rtabel, sehingga dapat dilakukan analisis terhadap motivasi karyawan (H3 terbukti).
selanjutnya. Tahap selanjutnya adalah melaku- Persamaan yang dapat dibentuk adalah
kan uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas sebagai berikut:
menunjukkan bahwa nilai Alpha Cronbach tiap MK = 1,287 + 0,526 KD – 0,166 KP + 0,249 KI
variabel memiliki nilai lebih dari 0,60 yang Dimana:
berarti reliabel, sehingga dapat dilakukan M = Motivasi Karyawan
analisis asumsi klasik. KD = Keadilan Distributif
Uji normalitas dilakukan untuk me- KP = Keadilan Prosedural
ngetahui apakah residual berdistribusi normal KI = Keadilan Interaksional
atau tidak. Berdasarkan hasil uji normalitas
diperoleh hasil bahwa grafik histogram meng- Untuk melihat kecocokan model, maka
ikuti pola garis lonceng, dan sebaran titik-titik dilihat pada hasil perhitungan koefisien deter-
pada normal probability plot mengikuti pola minasi (R2). Hasil perhitungan menunjukkan
garis lurus diagonal, maka dapat disimpulkan nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,691.
bahwa uji normalitas dipenuhi. Uji hetero- Artinya adalah motivasi karyawan ditentukan
kedastisitas dilakukan untuk menguji apakah oleh keadilan distributif, prosedural, dan
ada ketidaksamaan varians dari residual satu interaksional adalah sebesar 69,1%; sedangkan
pengamatan ke pengamatan lain. Berdasarkan sisa 30,9% ditentukan oleh faktor-faktor lain
hasil uji heterokedastisitas diperoleh hasil yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
bahwa titik-titik pada grafik plot antara ZPRED Hipotesis keempat (H4) yang diuji
dengan SRESID menyebar secara acak baik di adalah keadilan distributif berpengaruh ter-
bawah maupun di atas sumbu Y, sehingga hadap komitmen organisasional. Hipotesis ini
dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedas- diuji dengan menggunakan uji-t. Hasil per-
tisitas. Variabel keadilan distributif, prosedural hitungan menunjukkan koefisien sebesar 0,666
dan interaksional memiliki nilai VIF yang dengan t-hitung sebesar 4,626 dan signifikansi
kurang dari 10 dan variance lebih dari 0 0,000; artinya keadilan distributif berpengaruh
sehingga dapat dikatakan tidak terjadi multi- terhadap motivasi karyawan (H4 terbukti).
kolinearitas sehingga antar variabel independen Hipotesis kelima (H5) yang diuji ada-
dalam penelitian ini. lah keadilan prosedural berpengaruh terhadap
Hipotesis pertama (H1) yang diuji komitment organisasional. Hipotesis ini diuji
adalah keadilan distributif berpengaruh ter- dengan menggunakan uji-t. Hasil perhitungan
hadap motivasi karyawan. Hipotesis ini diuji menunjukkan koefisien sebesar 0,107 dengan t-
dengan menggunakan uji-t. Hasil perhitungan hitung sebesar 0,530 dan signifikansi 0,599;
menunjukkan koefisien sebesar 0,526 dengan t- artinya keadilan prosedural tidak berpengaruh
hitung sebesar 4,272 dan signifikansi 0,000; terhadap komitmen organisasional (H5 tidak
artinya keadilan distributif berpengaruh ter- terbukti).
hadap motivasi karyawan (H1 terbukti). Hipotesis keenam (H6) yang diuji
Hipotesis kedua (H2) yang diuji adalah adalah keadilan interaksional berpengaruh
keadilan prosedural berpengaruh terhadap terhadap motivasi karyawan. Hipotesis ini diuji
motivasi karyawan. Hipotesis ini diuji dengan dengan menggunakan uji-t. Hasil perhitungan
menggunakan uji-t. Hasil perhitungan menun- menunjukkan koefisien sebesar 0,232 dengan t-
jukkan koefisien sebesar – 0,166 dengan t-hitung hitung sebesar 1,883 dan signifikansi 0,068;
sebesar – 0,960 dan signifikansi 0,343; artinya artinya keadilan interaksional tidak berpenga-
keadilan prosedural tidak berpengaruh terhadap ruh terhadap motivasi karyawan (H6 tidak
motivasi karyawan (H2 tidak terbukti). terbukti).
74 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 19 No. 1, Januari 2015 69-77

Persamaan yang dapat dibentuk adalah signifikan terhadap motivasi karyawan,


sebagai berikut: sedangkan keadilan prosedural memiliki
KO = 0,145 + 0,666 KD – 0,107 KP pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
+ 0,232 KI motivasi karyawan. Hal ini berarti bahwa
penerapan keadilan di UD. X yang cukup adil
Dimana: sehingga membuat karyawan mempunyai
KO = Komitmen Organisasional cukup motivasi untuk bekerja di perusahaan.
KD = Keadilan Distributif Namun, karena kebanyakan karyawan sudah
KP = Keadilan Prosedural bekerja cukup lama di UD. X dan mempunyai
KI = Keadilan Interaksional usia yang cukup lanjut, jadi ketika ada
karyawan baru yang masuk dengan tingkat
Untuk melihat kecocokan model, maka pendidikan yang lebih tinggi dan mendapat
dilihat pada hasil perhitungan koefisien deter- tingkat imbalan yang lebih tinggi, hal tersebut
minasi (R2). Hasil perhitungan menunjukkan menurunkan motivasi karyawan lain yang lebih
nilai koefisien determinasi adalah sebesar lama bekerja namun mempunyai tingkat
0,740. Artinya adalah motivasi karyawan pendidikan yang lebih rendah, sehingga
ditentukan oleh keadilan distributif, prosedural, keadilan prosedural yang ditetapkan per-
dan interaksional adalah sebesar 74%; sedang- usahaan tidak mampu memotivasi dan bahkan
kan sisa 26% ditentukan oleh faktor-faktor lain menurunkan motivasi karyawan.
yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil uji hipotesis keempat, kelima dan
Hipotesis ketujuh (H7) yang diuji keenam menunjukkan bahwa hanya keadilan
adalah motivasi karyawan berpengaruh distributif yang memiliki pengaruh signifikan
terhadap komitmen organisasional. Hipotesis terhadap komitmen organisasional, sedangkan
ini diuji dengan menggunakan uji-t. Hasil keadilan prosedural dan interaksional memiliki
perhitungan menunjukkan koefisien sebesar pengaruh yang tidak signifikan terhadap
0,739 dengan t-hitung sebesar 4,478 dan komitmen organisasional walaupun arah
signifikansi 0,000; artinya keadilan motivasi pengaruhnya masih positif. Hal ini disebabkan
karyawan berpengaruh terhadap komitmen karena kebanyakan karyawan sudah bekerja
organisasional (H7 terbukti). cukup lama di UD. X dan mempunyai usia
Persamaan yang dapat dibentuk adalah yang cukup lanjut, sehingga agak kesulitan
sebagai berikut: untuk berganti pekerjaan, sehingga selama UD.
KO = 1,144 + 0,739 MK X memberi imbalan yang layak maka karyawan
tidak memiliki alasan untuk meninggalkan
Dimana: pekerjaan mereka di UD. X.
KO = Komitmen Organisasional Hasil uji hipotesis ketujuh menunjuk-
MK = Motivasi Karyawan kan bahwa motivasi karyawan memiliki penga-
ruh signifikan terhadap komitmen organi-
Untuk melihat kecocokan model, maka sasional.
dilihat pada hasil perhitungan koefisien deter- Hal ini sejalan dengan penelitian
minasi (R2). Hasil perhitungan menunjukkan Pareke dan Suryana (2009); Jawad, Raja, dan
nilai koefisien determinasi adalah sebesar Tabassum, 2012; dan Yazicioglu and Topa-
0,588. Artinya adalah motivasi karyawan loglu (2009) yang juga menyatakan bahwa
ditentukan oleh keadilan distributif, prosedural, keadilan organisasional mempunyai pengaruh
dan interaksional adalah sebesar 58,8%; terhadap komitmen organisasional. Keadilan
sedangkan sisa 41,2% ditentukan oleh faktor- memang diberlakukan bagi semua karyawan,
faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian seperti adanya standarisasi pemberian gaji,
ini. perlakuan yang sama pemilik kepada semua
karyawan, dan penerapan aturan dan instruksi
PEMBAHASAN bagi karyawan di perusahaan. Hal tersebut juga
Hasil uji hipotesis pertama, kedua dan ketiga dikonfirmasi oleh beberapa karyawan, yang
menunjukkan bahwa hanya keadilan distributif menyatakan hal yang sama. Adanya perlakuan
dan interaksional yang memiliki pengaruh yang adil pada setiap karyawan dianggap
karyawan dapat menciptakan situasi kerja yang
Pengaruh Keadilan Organisasional … (Wiwiek & Oliandes Sondakh) 75

baik, sehingga karyawan merasa termotivasi perspective. Organization Science.


bekerja di perusahaan. 15(2). 200-209.
Yazicioglu and Topaloglu (2009) Chen, Y., Friedman, R., Yu, E., & Sun, F.
mengatakan bahwa dengan adanya keadilan di 2011. Examining the positive and
dalam organisasi, maka karyawan akan merasa negative effects of guanxi practices: a
nyaman saat bekerja di perusahaan dan bekerja multi-level analysis of guanxi practices
dengan senang hati; sehingga membuat karya- and procedural justice perceptions.
wan semakin termotivasi. Hal ini membuat Asia Pacific Journal of Management.
karyawan mempunyai rasa memiliki (sense of 28(4). 715-735.
belonging), yang mempunyai hubungan erat
dengan komitmen, seperti kebanggaan terhadap Cobb, T.A., Folger, R. dan Wooten, K. 1995.
perusahaan dan keinginan bertahan dalam per- The role justice plays in organizational
usahaan (Davila & Jimenez 2012). Teori yang change. Public Administration
dikemukakan oleh Gibson et al. (2012) juga Quarterly, 9 (2): 135-147.
mendukung hasil penelitian, karena beberapa Davila, M. C., & Jimenez, G. G. 2012.
dampak yang diberikan dari adanya keadilan Organizational identification and
organisasional adalah meningkatnya komitmen commitment: Correlates of sense of
terhadap organisasi, meningkatnya kesetiaan belonging and affective commitment.
karyawan terhadap organisasi, dan karyawan US. PubMed.
akan mempercayai atasannya.
Dessler, Gary, & Tan Chwee Huat. 2009.
SIMPULAN Human Resources Management An
Asian Perspective. 2nd Edition.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Singapore. Prentice Hall.
UD. X, maka dapat diambil simpulan bahwa
Keadilan Distributif dan Interaksional berpe- Dysvik, Anders dan Bard Kuvaas. 2009.
ngaruh positif dan signifikan terhadap Motivasi Exploring the relative and combined
Karyawan, sementara hanya Keadilan Distri- influence of mastery-approach goals
butif yang berpengaruh positif dan signifikan and work intrinsic motivation on
terhadap komitmen organisasional. Motivasi employee turnover intention. Personnel
Karyawan terbukti mampu secara positif dan Review, 39, 622-638.
signifikan mempengaruhi Komitmen Organi- www.emeraldinsight.com/0048-
sasional. Temuan menarik justru muncul dari 3486.htm.
pengaruh negatif dan tidak signifikan dari Ke- Ghozali, I. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate
adilan Prosedural terhadap Motivasi Karyawan, Dengan Program IBM SPSS. Sema-
yang disebabkan oleh faktor demografi karya- rang. Badan Penelitian Universitas
wan seperti tingkat pendidikan. Sementara Diponegoro.
walaupun Keadilan Prosedural dan Interak-
sional tidak memiliki pengaruh yang signifikan Gibson, James. L., John. M. Ivancevich, James
terhadap Komitmen Karyawan, namun kedua H. Donnelly, Jr., Robert Konopaske.
faktor tersebut memiliki arah pengaruh yang 2009. Organizations Behavior,
positif. Structure, Processes 13th Edition. New
York. McGrawHill.
DAFTAR PUSTAKA Gibson, J. L., Donnelly, J. H., Ivancevich, J.
Adams, J. Stacy. 1963. Towards an under- M., & Konopaske, R. 2012.
standing of inequity. The Journal of Organizations: Behavior, Structure,
Abnormal and Social Psychology 67.5: Processes. Singapore. McGraw−Hill.
422. Greenberg, Jerald. 1987. A taxonomy of
Chao, C. C., Ya-Ru, C., & Xin, K. 2004. organizational justice theories. "
Guanxi practices and trust in Academy of Management Review 12.1:
management: a procedural justice 9-22.
76 Jurnal Siasat Bisnis Vol. 19 No. 1, Januari 2015 69-77

Greenberg, Jerald. 1990. Organizational justice: Noe, R.A., Hollenbeck, J.R., Gerhart, B., &
yesterday, today, and tomorrow. Wright, P.M. 2011. Manajemen
"Journal of Management 16.2: 399- Sumber Daya Manusia: Mencapai
432. Keunggulan Bersaing, Edisi 6. Penerbit
He, H., Zhu, W., & Zheng, X. 2014. Procedural Salemba Empat.
justice and employee engagement: Pareke, F. J., & Suryana, P. 2009. Hubungan
roles of organizational identification kausalitas antara keadilan organi-
and moral identity centrality. Journal sasional, kepuasan kerja, & komitmen
of Business Ethics. 122(4). 681-695. organisasional. Trikonomika. 8(2),
Ivancevich, John M. 2007. Human Resource 96−102.
Management. 10th Edition. New Robbins, Stephen P., & Coulter, Mary. 2009.
York:McGraw-Hill Companies. Management 9TH Edition. New
Jawad, M., Raja, S., Abraiz, A., & Tabassum, Jersey:Pearson.
T. M. 2012. Role of organizational Robbins, Stephen P. & Timothy A. Judge.
justice in or-ganizational commitment 2008. Organizational Behavior.
with moderating effect of employee Prentice Hall.
work attitudes. IOSR Journal of Santoso, Singgih. 2009. Panduan Lengkap
Business and Management, 5(4), Menguasai Statistik dengan SPSS 17.
39−45. Jakarta. PT Elex Media Komputindo.
Jin, N. C. 2006. Multilevel and cross-level Sia, S. K., Bhardwaj, G., & Sahoo, B. C. 2013.
effects of workplace attitudes and Does nature of training, informal
group member relations on inter- activitis and psychological contract
personal helping behavior. Human impact fairness perception? Examining
Performance. 19(4). 383-402. diverse group employees. Vision.
Karsli, Mehmet D., dan Hale Iskender. 2009. 17(2). 129-142.
To examine the effect of the motivation Sieger, Philipp, Fabian Bernhard, dan Urs Frey.
provided by the administration on the 2011. Affective commitment and job
job satisfaction of teachers and their satisfaction among non-family
institutional commitment. Procedia employees: Investigating the roles of
Social and Behavioral Sciences. 1, justice perceptions and psychological
2252-2257. www.elsevier.com. ownership. Jornal of Family Business
Li, A., & Cropanzano, R. 2009. Fairness at the Strategy, 2, 78-89.
group level: Justice climate and www.elsevier.com/locate/jfbs.
intraunit justice climate. Journal of Thibaut, John W. and Laurens Walker. 1975.
Management. 35, 564 −599. Procedural Justice: A Psychological
Loi, R., Lam, L., & Chan, K. 2012. Coping Analysis. L. Erlbaum Associates.
with job insecurity: the role of Vandenberg, Robert J., and Charles E. Lance.
procedural justice, ethical leadership 1992. Examining the causal order of
and power distance orientation. Journal job satisfaction and organizational
of Business Ethics. 108(3). 361-372. commitment. Journal of Management.
Meyer, & Allen .1997. Ignoring commitment is 18.1: 153-167.
costly: New approaches establish the Williams Chuck. 2007. Management. 4th
missing link bet-ween and perfor- Edition. Texas. Thomson Higher
mance. Human Relations, 50(6), 701– Education.
726.
Noor, J. 2011. Metodologi penelitian. Jakarta. Yazicioglu, I., & Topaloglu, I. G. 2009. The re-
Kencana. lationship between organizational
justice and commitment: A case study
in accommodation establishments.
Pengaruh Keadilan Organisasional … (Wiwiek & Oliandes Sondakh) 77

Isletme Arastirmalan Dergisi, 1 (1), Method. Canada. South-Western


3−16. Cengage Learning.
Zikmund, W. G., Babin, B. J., Carr, J. C., &
Griffin, M. 2010. Business Research
© 2015. This work is published under
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ (the “License”).
Notwithstanding the ProQuest Terms and Conditions, you may use this
content in accordance with the terms of the License.

Anda mungkin juga menyukai