BAB IV Laporan Praktikum Anodasi
BAB IV Laporan Praktikum Anodasi
Waktu Anodasi
(menit) Keping I Keping II
5 + +
9 ++ ++
4.2 Reaksi
Setengah reaksi :
Ion aluminium sangat tidak larut dalam air, sehingga akan membentuk oksida di
permukaan logam:
4.3 Pembahasan
mempertebal lapisan oksida pada logam aluminium. Berbeda dengan logam besi,
lapisan oksida pada logam aluminium dapat menjadi lapisan yang melindungi logam
sebuah sel elektrokimia. Sel elektrokimia yaitu sistem yang dapat mengubah energi
listrik menjadi energi kimia atau reaksi kimia yang dapat menghasilkan energi listrik.
proses elektrolisis dimana energi listrik diubah menjadi energi kimia. Percobaan
anodasi dilakukan dengan dua tahap yaitu teknik anodasi pada keping aluminium dan
berbentuk silinder sebagai katoda dan keping aluminium lainnya sebagai anoda yang
dihubungkan dengan kawat. Agar reaksi berjalan spontan, maka diperlukan energi
dari luar. Keping aluminium dihubungkan dengan kutub positif dari sumber arus
melakukan anodasi pada logam aluminium, logam diamplas dan dicuci bersih dengan
sabun. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan lemak-lemak dan kotoran yang
mungkin melekat pada logam tersebut yang dapat mengganggu bahkan menghambat
proses anodasi nantinya. Keping aluminium yang bersih, yang tidak terkontaminasi
dengan kotoran-kotoran lainnya dan juga saat ditimbang agar didapat bobot keping
yang murni. Berat sebelum anodasi keping I = 0,28 gram dan keping II = 0,29 gram.
Pada percobaan ini digunakan larutan asam H 2SO4 3M, sebagai larutan
elektrolit dimana nantinya asam sulfat akan mengalami reaksi reduksi dan juga
sebagai media pengaliran elektron. Setelah dialiri arus listrik, pada anoda logam
gelembung gas hidrogen pada larutan asam sulfat disekeliling keping aluminium.
Pada saat pencelupan keping aluminium, penjepit aligator tidak boleh menyentuh
larutan asam karena nantinya penjepit tersebut akan mengalami korosi. Selain itu,
silinder aluminium juga tidak boleh menyentuh keping aluminium, hal ini dapat
aluminium dengan waktu anodasi yang bervariasi, yaitu 5 menit dan 9 menit. Hal ini
anodasi. Logam dengan waktu anodasi lebih lama memiliki warna yang lebih terang
dari logam yang cepat proses anodasinya. Ini menunjukkan bahwa adanya lapisan
oksida yang menutupi permukaan logam tersebut. Proses pewarnaan ini bertujuan
untuk mengetahui ketebalan lapisan proses anodasi dan juga agar mengetahui apakah
proses anodasi sudah baik atau belum. Semakin lama proses anodasi pada logam
aluminium maka semakin tebal lapisan oksida yang terbentuk pada logam tersebut.
FeCl3 1 gram kemudian larutan dididihkan dan keping logam yang telah dianodasi
direndam di dalamnya, dimana untuk keping I selama 5 menit dan keping II selama 5
menit. Fungsi dari pewarnaan ini adalah untuk mengetahui tingkat ketebalan lapisan
proses anodasi. Semakin lama proses pewarnaan maka semakin baik warna pada
masing-masing selama 5 menit yang bertujuan agar warna yang dihasilkan dapat
bertahan lebih lama dan pori-pori dari keping logam tertutupi serta mencegah
pengotoran pada alumnium. Semakin lama proses anodasi, semakin baik pula hasil
pewarnaan yang ditunjukkan oleh logam aluminium. Pada percobaan ini, keping I
dan keping II tidak mengalami pelapisan oksida karena antara penjepit buaya positif
dan negatif pada power supply bersentuhan sehingga tidak adanya sumber arus yang
mengaliri saat proses anodasi berlangsung. Diperoleh berat sesudah anodasi untuk
Dari hasil perhitungan diperoleh berat rendemen untuk keping I setelah anodasi
sebesar 3,8 % dan keping II adalah 2,1 %. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada.
Adapun faktor kesalahan yang terjadi karena buruknya kondisi neraca untuk
menentukan massa sebelum dan setelah anodasi sehingga mempengaruhi data yang
diperoleh. Selain itu, kurangnya ketelitian pengamat dalam melihat skala pada neraca