Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 1. Berat Kepingan Aluminium

Berat Sebelum Berat Sebelum Berat Lapisan Berat


No. Anodasi Anodasi Oksida Rendamen
(gram) (gram) (gram) (%)
1. 0,28 0,29 0,01 3,8
2. 0,29 0,30 0,01 2,1

Berat Praktek = berat setelah anodasi – berat sebelum anodasi

Tabel 2. Waktu Anodasi Aluminium

Waktu Anodasi
(menit) Keping I Keping II

5 + +

9 ++ ++

Keterangan : + : Sedikit Gelembung


++ : Banyak Gelembung

4.2 Reaksi

Setengah reaksi :

Anoda : Al Al3+ + 3e- x2

Katoda : 2H+ + 2e- H2 x3

Anoda : 2Al 2Al+ + 6e-

Katoda : 6H+ + 6e- 3H2


2Al + 6H+ 2Al3+ + 3H2

2Al + 3H2SO4 Al2(SO4)3 + 3H2

Ion aluminium sangat tidak larut dalam air, sehingga akan membentuk oksida di

permukaan logam:

2Al3+ + 3H2O Al2O3 + 6H+

Al2(SO4)3 + 3H2O Al2O3 + 3H2SO4

Sehingga reaksi totalnya:

2Al + 3H2SO4 Al2(SO4)3 + 3H2

Al2(SO4)3 + 3H2O Al2O3 + 3H2SO4

2Al + 3H2O Al2O3 + 3H2

4.3 Pembahasan

Pada percobaan anodasi aluminium ini dilakukan dengan menggunakan teknik

anodasi (anodizing) pada logam aluminium. Anodasi adalah teknik untuk

mempertebal lapisan oksida pada logam aluminium. Berbeda dengan logam besi,

lapisan oksida pada logam aluminium dapat menjadi lapisan yang melindungi logam

di dalamnya dari oksida lebih lanjut. Anodasi dilakukan dengan menggunakan

sebuah sel elektrokimia. Sel elektrokimia yaitu sistem yang dapat mengubah energi

listrik menjadi energi kimia atau reaksi kimia yang dapat menghasilkan energi listrik.

Percobaan anodasi aluminium, sel elektrokimia yang digunakan merupakan suatu

proses elektrolisis dimana energi listrik diubah menjadi energi kimia. Percobaan

anodasi dilakukan dengan dua tahap yaitu teknik anodasi pada keping aluminium dan

pewarnaan pada logam yang telah dianodasi.

Proses anodasi ini dilakukan dengan menggunakan logam aluminium yang

berbentuk silinder sebagai katoda dan keping aluminium lainnya sebagai anoda yang

dihubungkan dengan kawat. Agar reaksi berjalan spontan, maka diperlukan energi
dari luar. Keping aluminium dihubungkan dengan kutub positif dari sumber arus

sedangkan silinder aluminium dihubungkan dengan kutub negatif. Sebelum

melakukan anodasi pada logam aluminium, logam diamplas dan dicuci bersih dengan

sabun. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan lemak-lemak dan kotoran yang

mungkin melekat pada logam tersebut yang dapat mengganggu bahkan menghambat

proses anodasi nantinya. Keping aluminium yang bersih, yang tidak terkontaminasi

dengan kotoran-kotoran lainnya dan juga saat ditimbang agar didapat bobot keping

yang murni. Berat sebelum anodasi keping I = 0,28 gram dan keping II = 0,29 gram.

Pada percobaan ini digunakan larutan asam H 2SO4 3M, sebagai larutan

elektrolit dimana nantinya asam sulfat akan mengalami reaksi reduksi dan juga

sebagai media pengaliran elektron. Setelah dialiri arus listrik, pada anoda logam

aluminium akan mengalami oksidasi dari Al menjadi Al 3+ sedangkan pada katoda

terjadi reduksi ion H+ dari asam sulfat yang menyebabkan timbulnyagelembung-

gelembung gas hidrogen pada larutan asam sulfat disekeliling keping aluminium.

Pada saat pencelupan keping aluminium, penjepit aligator tidak boleh menyentuh

larutan asam karena nantinya penjepit tersebut akan mengalami korosi. Selain itu,

silinder aluminium juga tidak boleh menyentuh keping aluminium, hal ini dapat

menyebabkan terjadinya perpindahan elektron sehingga dapat menghasilkan data

yang menyimpang dari apa yang diharapkan.

Percobaan anodasi ini dilakukan dengan menggunakan enam buah keping

aluminium dengan waktu anodasi yang bervariasi, yaitu 5 menit dan 9 menit. Hal ini

bertujuan untuk membandingkan logam yang teranodasi menurut lamanya proses

anodasi. Logam dengan waktu anodasi lebih lama memiliki warna yang lebih terang

dari logam yang cepat proses anodasinya. Ini menunjukkan bahwa adanya lapisan
oksida yang menutupi permukaan logam tersebut. Proses pewarnaan ini bertujuan

untuk mengetahui ketebalan lapisan proses anodasi dan juga agar mengetahui apakah

proses anodasi sudah baik atau belum. Semakin lama proses anodasi pada logam

aluminium maka semakin tebal lapisan oksida yang terbentuk pada logam tersebut.

Teknik berikutnya yaitu pewarnaan. Proses pewarnaan aluminium yang telah

dioksidasi dilakukan dengan mencampurkan larutan amonium oksalat 1 gram dan

FeCl3 1 gram kemudian larutan dididihkan dan keping logam yang telah dianodasi

direndam di dalamnya, dimana untuk keping I selama 5 menit dan keping II selama 5

menit. Fungsi dari pewarnaan ini adalah untuk mengetahui tingkat ketebalan lapisan

proses anodasi. Semakin lama proses pewarnaan maka semakin baik warna pada

lapisan oksida. Kemudian keping-keping tersebut dimasukkan di dalam air mendidih

masing-masing selama 5 menit yang bertujuan agar warna yang dihasilkan dapat

bertahan lebih lama dan pori-pori dari keping logam tertutupi serta mencegah

pengotoran pada alumnium. Semakin lama proses anodasi, semakin baik pula hasil

pewarnaan yang ditunjukkan oleh logam aluminium. Pada percobaan ini, keping I

dan keping II tidak mengalami pelapisan oksida karena antara penjepit buaya positif

dan negatif pada power supply bersentuhan sehingga tidak adanya sumber arus yang

mengaliri saat proses anodasi berlangsung. Diperoleh berat sesudah anodasi untuk

keping I = 0,29 gram, keping II = 0,30.

Dari hasil perhitungan diperoleh berat rendemen untuk keping I setelah anodasi

sebesar 3,8 % dan keping II adalah 2,1 %. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada.

Adapun faktor kesalahan yang terjadi karena buruknya kondisi neraca untuk

menentukan massa sebelum dan setelah anodasi sehingga mempengaruhi data yang

diperoleh. Selain itu, kurangnya ketelitian pengamat dalam melihat skala pada neraca

juga menjadi faktor kesalahan dalam percobaan ini.

Anda mungkin juga menyukai