Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENGINDERAAN JAUH
3. Klik tombol ‘Search Kriteria, Geocoder, Adress’ lalu masukkan alamat dan lokasi citra.
Klik tombol ‘Show’ untuk menunjukkan lokasi yang dimasukkan koordinatnya.
4. Pilih “Data Sets” kemudian klik Landsat Archive, lalu berikan check listpada kotak sebelah
kiri Landsat Collection 2 Level-1, L8 OLI/TIRS.
5. Beberapa gambar akan muncul dan pilihlah gambar yang tutupan awannya minim.
maka akan muncul tab pilihan download dan pilih product option
6. Lakukan ekstrak file kompres (compress) sehingga terbentuk folder dimana ukuran
memori data ini mencapai hampir 2 GB. Di dalam folder terdapat 13 file, terdiri atas 11
file band (kanal), 1 file BQA dan 1 file
c. Lalu pilih band 1 Sampai 11 pada gambar citra landsat yang telah diekstrak tadi, lalu klik
open
d. Setelah di open, maka akan muncul tampilan sebagai berikut, lalu lakukan layer stacking,
dengan cara, klik basic tools – layer stacking
e. Memasukkan data citra dengan pilih Import File – blocking band citra yang akan di
stacking layer
f. Beri nama “Stacking_Citra”
Pada gambar tabel statistic diatas, dapat dilihat nilai Offset citra, yaitu nilai minimum
citra yang lebih dari 0. Tugas dalam operasi koreksi radiometrik menjadikan nilai
minimum setiap masing masing gelombang. Maka nilai inilah yang akan dikoreksi agar
menjadi nilai 0.
Gunakan Tools band Math, Masukan rumus: sebagai contoh untuk data statistik di tabel
berikut
B1-33
B2-6
B3-0
B4-6
Dan seterus nya, pengkoreksian dilakukan secara satu persatu, yaitu tiap tiap lembar
band citra.
Pilih Basic Tools, Band Math, masukan rumus, OK, pilih band yang akan
dikoreksi, atur penyimpanan data , OK.
2.4. Komposit Citra Satelit
Penyusunan citra komposit warna adalah cara yang paling umum untukmenonjolkan masing-
masing keunggulan saluran secara serentak dalam suatu display, sehingga memudahkan
pengguna dalam interpretasi citra secara visual. Citra ini merupakan perpaduan 3 saluran,
dengan masing masing saluran diberi warna dasar, yaitu merah, hijau, dan biru (RGB).Warna
yang terjadi adalah kombinasi dari tingkat kecerahan pada suatu obyek di setiap saluran. Citra
komposit standar merupakan paduan tiga saluran dengan rujukan foto udara inframerah dekat.
Pada umumnya saluran ETM4 (inframerah dekat) diberi warna merah, saluran ETM3 (merah)
diberi warna hijau, dan saluran ETM2 (hijau) diberi warna biru. Citra warna yang terbentuk
disebut dengan citra warna semu standar (standar false color composite). Meskipun demikian
bukan berarti citra komposit ini tidak dapat digunakan dalam proses pengenalan obyek.
Kadang-kadang justru citra komposit tak standar lebih ekspresif dalam menyajikan
kenampakkan obyek yang dijadikan pusat perhatian (misal tubuh air di sela-sela hutan lahan
basah). Ketersediaan citra multispektral dengan jumlah saluran yang lebih banyak, termasuk
saluran biru dan dan inframerah tengah, memberikan kemungkinan yang lebih banyak dalam
membuat kombinasi citra komposit (Abdurahman, 2011).
Band Landsat 8
3. Buka folder penyimpanan, data akan ditemukan kosong seperti berikut, kemudian ganti
format data yang akan dibuka pada pojok kanan bawah menjadi Shapefile (*Shp)
4. Kemudian muncul pilihan menu seperti dibawah ini, atu saja penyimpanannyamemori
atau file sesuai kebutuhan, jika data sudah memili proyeksi langsungsaja ok jika telah
di atur penyimpanan data.
5. Kemudian akan muncul pilihan seperti berikut ini, list ketersediaan data vector, select
data vektor tersebut, kemudian klik load selected
6. Maka akan muncul pilihan seperti dibawah ini, Kemudian pilih #Display1 , karena
citra yang akan kita potong telah kita tampilkan pada Display 1
12. Pilih citra yang akan dipotong, disini saya pilih Stacking Citra 2
13. Kemduian anda pilih spatial subset, tujuannya untuk menyeting luas area yang akan
menjadi tampilan selanjutnya. Anda pilih Image
14. kemudiaan pilih ROI/EVF, dan pilih data vector yang sudah di imput sebelumnya
15. Jika sudah selesai, pilih OK. Selanjutnya pilih Select Mask band, akan muncul
tampilan seperti gambar kanan, select mask yang sudah dibangun sebelumnya.
16. Jika sudah selesai, pilih ok. Akan muncul pada Available band list, citra yang sudah
dipotong, silahkan set RGB/ komposit citra pada Display 2
2.6. Klasifikasi Citra
Klasifikasi citra merupakan proses Interpretasi/ ekstraksi informasi citra berupa kelas-kelas
informasi yang dikelompokkan berdasrkan kesamaan bentuk, atau nilai digital number data.
Dalam analisis citra penginderaan jauh secara digital klasifikasi citra secara umum terbagi
atas dua, yakni a) klasifikasi citra supervised/ terbimbing, dan b) Unsupervised/ tidak
terbimbing.
Klasifikasi citra terbimbing terdiri dari berbagai algoritma logika statistic estimasi yang di
implementasikan dalam perangkat penginderaan jauh, diantaranya, (Parallepiped, Minimun
Distance, Mahalanobis Distance, Maximum Likelihood, Spectral Angle mapper, Binary
Encoding, dll. Klasifikasi supervised dikatakan sebagai klasifikasi terbimbing karena dalam
proses klasifikasi, interpret harus menentukan lokasi-lokasi atau kelas-kelas objek sebagai
dasar acuan dari perangkat lunak untuk mengklasifikasikan citra yang disebut sebagai training
area. Pengkelasan biasanya dilakukan dalam aplikasi pemetaan tutupan lahan, penggunaan
lahan, hingga informasi lain yang bisa di ekstrak dari sebuah lembar citra. Klasifikasi tidak
terbimbing, yaitu klasifikasi yang dilakukan perangkat lunak dengan sendiri tampa menentuka
training area.
Mulailah lakukan penentuan kelas penutup lahan, seperti dibawah ini, klik kiri pada layer
zoom, drau lokasi yang dijadika sampel, jika sudah cukup double klik kanan. Red
merupakan kelas objek hutan, dan lakukan pengelompokan kelas Tutupan Lahan atau
Penggunaan lahan sesaui Standar SNI Indoenesia untuk kita di Indonesia, atau standar
internasional USGS. Setelah kelas tutupan lahan selesai dibentuk seperti dibawah ini,
kemudian
Pilih Clasification>Supervised>MaximumLikelihood
Setelah tahap ini selesai aka akan muncul hasil klasifikasi seperti dibawah ini:
2.7. Analisis NDVI
Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) merupakan indeks ini merupakan
kenampakan ukuran yang sehat pada tanaman, vegetasi hijau. Kombinasi formulasi NDVI
diperoleh dari tingginya penyerapan dan pantulan daerah klorofil membuatnya kuat atas
berbagai kondisi. Hal ini dapat, bagaimanapun, jenuh dalam kondisi vegetasi yang lebat ketika
LAI menjadi tinggi.
NDVI = (NIR – Red)
(NIR + Red)
Nilai indeks ini berkisar dari -1 sampai 1. Kisaran umum untuk vegetasi hijau 0,2-0,8. Reference:
Rouse, J., R. Haas, J. Schell, and D. Deering. Monitoring Vegetation Systems in the Great Plains
with ERTS. Third ERTS Symposium, NASA (1973): 309-317.
Langkah yang dilakukan dalam pengoperasian Indeks Vegetasi NDVI menggunakan tool Band
Math adalah sebagai berikut: Pilih Basic Tools > band math
Saat tampilan band math muncul, maka masukan rumus formula NDVI sesuai dengan rumus
yang telah ada dengan format pengetikan: (float(b4)-b3)/(float(b4)+b3) lihat contoh dibawah
ini:
Jika rumus sudah dimasukkan, pilih OK. Setelah rumus dimasukan akan muncul option b3 atau
b4 undefened pada jendela Variable to Bands Parings, artinya b3 atau band 3 belum ditentukan
data raster citranya. Lihat contoh berikut tampilan formula undefened dan yang sudah di tentukan
lembar band citra nya.
Jika sudah ditentukan defened band sesuai dengan formula kemudian atur lokasi folder
penyimpanan data, seelah itu pilih OK.
Lihat hasil dibawah ini, nilai hasil transformasi NDVI dalam tampilan gray scale/ tingkat keabuan.
Semakin cerah kenampakan pada citra NDVI tersebut menujukkan tingginya densitas vegetasi,
semakin gelap kenampakan pada NDVI menjukkan objek tersebut minimnya vegetasi hingga non
vegetasi/ air dan tanah terbuka atau bangunan.