2020/2021
2.1 Pengertian Psikofarmaka
Psikofarmaka adalah obat-obatan yang digunakan untuk klien dengan gangguan mental.
Psikofarmaka termasuk obat-obatan psikotropik yang bersifat Neuroleptik (bekerja pada sistem
saraf). Pengobatan pada gangguan mental bersifat komprehensif, yang meliputi :
1. Teori biologis (somatik). Mencakup pemberian obat psikotik dan Elektro
Convulsi Therapi (ECT).
2. Psikoterapeutik
3. Terapi Modalitas
Psikofarmakologi adalah komponen kedua dari management psikoterapi. Perawat perlu
memahami konsep umum psikofarmaka. Beberapa hal yang termasuk Neurotransmitter adalah
Dopamin, Neuroepineprin, Serotonin, dan GABA (Gama Amino Buteric Acid), dll.
Meningkatnya dan menurunnya kadar/konsentrasi neurotransmitter akan menimbulkan
kekacauan atau gangguan mental. Obat-obatan psikofarmaka efektif untuk mengatur
keseimbangan Neurotransmitter.
2.2 Klasifikasi
Menurut Rusdi Maslim, yang termasuk obat-obatan psikofarmaka adalah golongan :
A. Anti Psikotik
· Anti psikotik termasuk golongan Mayor Transquilizer atau Psikotropik : Neuroleptika
· Mekanisme kerja : menahan kerja reseptor Dopamin dalam otak (di ganglia) pada
sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal
· Efek farmakologi : sebagai penenang, menurunkan aktifitas motorik, mengurangi
insomnia, sangat efektif mengatasi Delusi, Halusinasi, Ilusi dan
gangguan proses berpikir
· Indikasi pemberian anti psikototik : pada semua jenis psikosa, kadang untuk gangguan
maniak dan paranoid.
· Efek samping pada anti psikotik : efek samping pada sistem syaraf
B. Anti Depresi
· Hipotesis : Sindroma depresi disebabkan oleh defisiensi salah satu atau beberapa
aminergic neurotransmitter seperti Noradrenalin, Serotonin, Dopamin pada sinaps neuron di
SSP, khususnya pada sistem Limbik.
· Mekanisme kerja obat :
a. Meningkatkan sensitivitas terhadap aminergik neurotransmitter
b. Menghambat reuptake aminergik neurotransmitter
c. Menghambat penghancuran oleh enzim MAO (Mono Amine Oxidase)
sehingga terjadi peningkatan jumlah aminergik neurotransmitter pada neuron
SSP
· Efek farmakologi : mengurangi gejala depresi dan sebagai penenang.
· Jenis obat yang digunakan adalah :
a. Trisiklik
b. MAO Inhibitor
c. Aminitriptylin
·
Efek samping : yaitu efek samping Kolonergik (efek samping terhadap sistem syaraf
perifer) yang meliputi mulut kering, penglihatan kabur, konstipasi.
1 Kesimpulan
Salah satu somatik terapi (terapi fisik) pada klien gangguan jiwa adalah pemberian obat
psikofarmaka. Psikofarmaka adalah sejumlah besar obat farmakologis yang digunakan untuk
mengobati gangguan mental. Obat-obatan yang paling sering digunakan di Rumah Sakit Jiwa
adalah Chlorpromazine, Halloperidol, dan Trihexypenidil. Obat-obatan yang diberikan selain
dapat membantu dalam proses penyembuhan pada klien gangguan jiwa, juga mempunyai efek
samping yang dapat merugikan klien tersebut, seperti pusing, sedasi, pingsan, hipotensi,
pandangan kabur dan konstipasi. Untuk menghindari hal tersebut perawat sebagai tenaga
kesehatan yang langsung berhubungan dengan pasien selama 24 jam, harus mampu
mengimbangi terhadap perkembangan mengenai kondisi klien terutama efek dari pemberian obat
psikofarmaka.
Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Pusat Bandung,
ternyata perawat tidak melakukan asuhan keperawatan pemberian obat secara tepat, misalkan :
Perawat hanya memanggil klien satu persatu tanpa cek kondisi umum klien, misal pemeriksaan
tekanan darah, dan lain-lain.
2 Saran
Perawat jiwa yang ada di rumah sakit (rumah sakit jiwa, rumah sakit umum, panti
kesehatan jiwa, yayasan yang merawat pasien gangguan jiwa), pengajar keperawatan jiwa di
sekolah keperawatan, perawat jiwa yang ada di struktur departemen kesehatan dan dinas
kesehatan diharapkan bersatu padu untuk menyuarakan kesehatan jiwa pada setiap kesempatan
mulai dari sekarang pada setiap orang yang ditemui. Kegiatan yang dilakukan bisa berupa
advokasi dan action.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B.A. dkk.2007. Advance Course Community Mental Health Nursing.Manajemen
Community Health Nursing District Level: Jakarta
http://www.docstoc.com/docs/PERAN -PERAWAT-PADA REHABILITASI-KLIEN-
GANGGUAN-JIWA