Anda di halaman 1dari 10

Seminar Nasional II USM 2017

Eksplorasi Kekayaan Maritim Aceh di Era Globalisasi dalam Mewujudkan Indonesia


sebagai Poros Maritim Dunia
Vol. 1, Oktober 2017, 199-208

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI


EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA SMA NEGERI 11 BANDA ACEH
1
Erdi Surya 2Anita Noviyanti
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Serambi Mekkah
Jln. Teungku Imum Lueng Bata Banda Aceh 23245

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan model
pembelajaran Problem based learning pada materi ekosistem di SMA Negeri 11 Banda Aceh.
Penelitian ini telah dilaksanakan bulan April – Agustus 2017, lokasi penelitian pada sekolah SMA
Negeri 11 Banda Aceh.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahmetode eksprerimen
(exprerimental research) dengan desain penelitian, Pretest-Postest. Sebagai populasi ditetapkan
seluruh siswa kelas X. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XiA1 sebagai
kelas eksperimen dan siswa kelas XiA2 sebagai kelas kontrol yang di pilih berdasarkan random
sampling. Kelas eksperimen diajarkan dengan mengggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL), sedangkan Kelas kontrol diajarkan dengan model konvensional. Kedua
kelas ini di berikan materi dan butir soal yang sama Instrument dalam penelitian ini adalah soal
tes sebanyak 25butir soal, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Lembar Kerja Siswa
(LKS) hasil belajar Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan uji-t pada taraf
signifikan 0,05 diperoleh harga t-hitung sebesar 2,54 sedangkan nilai t-tabel 1,68 sehingga t-hitung> tt-
tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh penerapan problem based learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini akan memberikan manfaat langsung kepada guru
Biologi akan dapat mengetahui konsep ekosistem melalui strategi pembelajaran Problem Based
Learning (PBL)
Kata kunci : Pembelajaran Problembased Learning, hasil belajar, ekosistem,

1. PENDAHULUAN dan bertagwa, cakap dan kreatif dalam


Pendidikan adalah usaha sadar dan berilmu pengetahuan, serta mandiri dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar bertanggung jawab dalam kehidupannya.
dan proses pembelajaran agar peserta didik Sebagai upaya mewujudkan tujuan dari
secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan nasional tersebut
untuk memiliki kekuatan spriritual Belajar adalah suatu proses
keagamaan, pengendali diri, kepribadian, Pendidikan merupakan modal utama untuk
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan menyiapkan sumber daya manusia dalam
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa pembangunan. Dengan pendidikan maka akan
dan Negara (Djamarah, 2002:76) menciptakan sumber daya manusia yang
Pendidikan merupakan usaha sadar cerdas dan berkompeten. Pendidikan sangatlah
dalam dalam mengembangkan potensi sumber penting dalam kehidupan. Pendidikan
daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. mempunyai peranan penting untuk menjamin
Karena pendidikan juga merupakan bagian perkembangan dan kelangsungan hidup suatu
dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana
bangsadan dapat meningkatkan kualitas untuk meningkatkan dan mengembangkan
manusia Indonesia yang seutuhnya. Hal ini kualitas sumber daya manusia.
sebagaimana disampaikan oleh Ryanto Agar kegiatan belajar mengajar guru
(2009:143), pen-didikan merupakan kegiatan dapat memperoleh hasil yang lebih efesien,
untuk me-manusiakan manusia itu sendiri, setiap materi pembelajran memerlukan cara
yaitu manusia yang berbudaya‟ oleh karena atau metode penyampaian yang menarik dan
itu, pemerintah memiliki tanggung jawab bervariasi. Oleh karena itu, guru harus mampu
untuk mewujudkan masyarakat yang beriman memilih/menetapkan berbagai metode

199 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)
Seminar Nasional II USM 2017
Eksplorasi Kekayaan Maritim Aceh di Era Globalisasi dalam Mewujudkan Indonesia
sebagai Poros Maritim Dunia
Vol. 1, Oktober 2017, 199-208

mengajar yang efektif dan efesien dapat mengaktifkan siswa, salah satunya
untuk materi tertentu. dengan model pembelajaran Problem Based
Pada dasarnya biologi bukanlah ilmu Learning (PBL), yaitu pembelajaran yang
yang sulit untuk dipelajari, karena pada dapat memberikan motivasi /dorongan
hakikatnya dengan belajar biologi bearti belajar kepada siswa agar dalam melakukan proses
belajar mengenai diri sendiri dan lingkungan pembelajaran dapat lebih aktif, dengan
yang ada di sekitar. konsep-konsep dan prinsip-prinsip.
banyak masalah dalam kehidupan Dalam hal ini siswa dituntut untuk
sehari-hari yang dapat dipecahkan dengan terlibat dala penelitian yang mengharuskan
menggunakan ilmu biologi. Namun, karena siswa untuk mengidentifikasi permasalahan,
proses pembelajarannya biologi cenderung mengumpulkan data, dan menggunakan data
hanya menghafal, maka hal tersebut menjadi tersebut untuk memecahkan masalah.
kendala bagi siswa dalam memahami materi Diharapkan dengan menggunakan model
peljaran biologi. Biologi berkaitan dengan cara pembelajaran ini dapat meningkatkan
mencar tahu dan memahami alam secara partisipasi dan hasil belajar siswa. Selain itu
sistematis, sehingga biologi bukan hanya diharapkan bisa membantu siswa dalam
penguasaan dan pengumpulan pengetahuan memahami suatu pelajaran sehingga output
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, yang dihasilkan menjadi output yang
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu berkualitas, baik dalam ranah kognitif,
proses penemuan (Depdiknas, 2004:35) afektif, psikomotorik (Syaiful, 2006).
Hasil belajar adalah kemampuan- Model pembelajaran ini banyak
kemampuan yang dimiliki siswa setelah diadopsi untuk menunjang pembelajaran
pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut learning centered dan yang memberdayakan
Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana pembelajaran berdasarkan masalah (Amir,
(2005, 14) membagi tiga macam hasil belajar 2009:89). Dalam model ini pembelajaran ini,
(1). Ketrampilan dan kebiasaan. (2). pembelajaran didesain dalam bentuk
Pengetahuan dan pengarahan. (3). Sikap dan pembelajaran yang diawali dengan struktur
cita-cita. Mengacu pada filsafat konstruktivisme, masalah real yang berkaitan dengan konsep-
siswa merupakan pembelajar aktif yang konsep biologi yang diajarkan, permasalahan
mengkontruksi sendiri pengetahuannya. pada konsep ekosistem bagaimana siswa
Anni (2006:4) prestasi belajar memahami komponem-komponen satuan
merupakan perubahan prilaku yang diperoleh dalam ekosistem yang terdiri dari, individu,
pembelajaran setelah mengalami aktivitas populasi, komunitas, ekosistem, dan
belajar, atau kemampuan yang diperoleh siswa komponen penyusun ekosistem, bagaimana
setelah melalui kegiatan belajar dan terjadinya komponen abiotik dan biotic yang saling
perubahan dari hasil masukan pribadi berupa berkaitan, serta bagaiamana permasalahan
motivasi dan harapan untuk berhasil dan peran aliran energy dalam suatu ekosistem.
masukan dari lingkungan berupa rancangan dan Semua informasi akan mereka
pengelolaan motivasional berpengaruh terhadap kumpul-kan melalui penelaah materi ajar,
besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa kerja praktik laboratorium, ataupun diskusi
untuk mencapai tujuan belajar (Nashar, dengan teman sebayanya, untuk dapat
2004:77). digunakan untuk memecahkan masalah yang
Siswa diberi kesempatan untuk ber- dihadapainya.
interaksi langsung dengan objek belajar, Beberapa teori mengemukakan bahwa
mengamati, mengembangkan pertanyaan, pembelajaran berbasis masalah dapat mening-
meng-hubungkan fakta dengan sumber katkan kemampuan siswa dalam memecahkan
pengetahuan, mengambil kesimpulan dan masalah, berpikir kritis, dan berpikir kreatif.
mengkomunikasikan. Guru menjadi fasilitator Berhubungan dengan berpikir kritis Liliasari
agar pengalaman belajar di atas dapat berhasil (2000) mengemukakan bahwa berpikir kritis
dilaksanakan Poedjiadi dalam (Sutrisno, 2008, terbukti mempersiapkan peserta didik berpikir
63). pada berbagai disiplin ilmu, menuju
Salah satu upaya untuk mengem- pemenuhan sendiri akan kebutuhan intelektual
bangkan kualitas pembelajaran adalah dengan dan mengembangkan peserta didik sebagai
menggunakan model pembelajaran yang individu berpotensi. Dengan demikian

200 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)
Seminar Nasional II USM 2017
Eksplorasi Kekayaan Maritim Aceh di Era Globalisasi dalam Mewujudkan Indonesia
sebagai Poros Maritim Dunia
Vol. 1, Oktober 2017, 199-208

kemampuan berpikir kritis perlu dikem- 2. METODE


bangkan dalam pembelajaran. Penelitian ini telah di laksanakan di
Berdasarkan latar belakang diatas SMA Negeri 11 Banda Aceh. populasi dalam
penulis tertarik untuk meneliti‟ pembelajaran penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X
Problem Based Learning (PBL) Pada materi sebanyak 105 siswa yang tersebar pada lima
Ekosistem untuk meningkatkan hasil belajar kelas paralel, dengan rata-rata jumlah siswa
siswa di SMA Negeri 11 Banda Aceh. 21 per kelas sampel diambil secara acak
Adapun yang menjadi rumusan sebanyak 21 siswa yang dijadikan sebagai
masalah dalam penelitian ini adalah apakah kelas eksperimen dan 20 orang sebagai
hasil belajar siswa meningkat dengan kelas kontrol. Sedangkan pengelompokkan
menggunakan model pembelajaran problem siswa ke dalam kelas exsperimen dan kelas
based learningpada materi ekosistem di SMA control berdasarkan kemampuan awal siswa
Negeri 11 Banda Aceh. Berdasarkan rumusan terhadap penguasaan konsep (berdasarkan
masalah di atas, maka yang menjadi tujuan hasil pretes).
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Metode dalam penelitian ini
hasil belajar siswa setelah diterapkan menggunakan metode eksperimen
pembelajaran problem based learning pada (experimental research) dengan desain
materi ekosistem di SMA Negeri 11 Banda penelitian „’Pre-test-Pos-test Control Group
Aceh. Design‟‟ (Arikunto: 2009). Dengan desain
experiment seperti padaTabel 1.1.

Tabel 1.1 Desain Experimen

Sampel Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test


Acak A(Experimen) O XI O
Acak B(Kontrol) O X2 O

Keterangan : test dan pos-test tersebut selanjutnya dihitung


XI =Pembelajaran berbasis masalah “gain” dengan cara mengurangi skor pos-tes
X2 =Pembelajaran dengan menggunakan dan skor pre-test. Untuk menghindari
model konvensional kesalahan dalam menginterpresentasikan
perolehan gain masing-masing siswa, maka
Pengumpulan Data dilakukan normalisasi gain dengan
Data yang dikumpulkan pada proses menggunakan rumus dari Hake (Cheng, et
penelitian ini tigamacam data yaitu (a). data al., 2004)
skor tes awal dan skor tes akhir pada kelas
exsperimen dan kelas control pada materi N. GAIN =
sistem pernapasan. (b). hasil observasi
terhadap pembelajaran pada materi ekosistem Dengan kategori perolehan N-Gain :
(c) lks berupa pertanyaan petunjuk -Tinggi :N-Gain > 70
pembelajaran untuk mengerjakan pertanyaan- -Sedang : 30:5 N-Gain <70
pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. -Rendah : N-Gain<30.

Skor rata-rata gain ternormalisasi (N-


Teknik Analisis Data
Data yang dikumpul berupa hasil Gain) antara kelas eksperimen dan kelas
pretest dan hasil pos test, kemudian hasil control digunakan sebagai data untuk
membandingkan kemampuan pemahaman
tersebut dianalisis, dan hasil analisis
dibandingkan antara kelas eksperimen dan konsep Skor rata-rata gain normalisasi (N-
kelas kontrol. Prosedur dan langkah-langkah Gain) antara kelas eksperimen dan kelas
analisis data adalah sebagai berikut: kontrol digunakan sebagai data untuk
Data kemampuan pemahaman konsep adalah membandingkan kemampuan hasil belajar.
skor pretes (kemampuan awal) dan skor pos Perbedaan kedua rata-rata antara kedua kelas
tes (kemampuan akhir). Dari data skor pre- dilakukan dengan “uji-t”.

201 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)
Seminar Nasional II USM 2017
Eksplorasi Kekayaan Maritim Aceh di Era Globalisasi dalam Mewujudkan Indonesia
sebagai Poros Maritim Dunia
Vol. 1, Oktober 2017, 199-208

Hasil tes siswa dibuat dalam n2 =Jumlah siswa kelas control


distribusi frekuensi, setelah itu nilai rata-rata
masing-masing kelompok dibandingkan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sudjana (2002) menyatakan untuk Hasil yang ditemukan pada saat
menyakinkan hasil tersebut dilakukan uji-t penelitian menunjukkan bahwa terjadi
dengan rumus sebagai berikut. peningkatan nilai untuk kelas exsperimen
dibandingkan dengan kelas konstrol. Untuk
̅ ̅
t= lebih jelasnya dapat di tampilkan pada tabel
√ berikut ini.

Keterangan: Pembahasan Hasil Belajar Siswa


X1 =Nilai rata-rata kelas eksperimen Daftar nilai rata-rata ( ̅ hasil belajar
pertama siswa kelas X IPA4 dan X IPA3 SMA Negeri
X2 =Nilai rata-rata kelas eksperimen kedua 11 Banda Aceh Acehpada pembelajaran
konsep sistem ekosistem.
S =Standar deviasi sehubungan
n1 =Jumlah siswa kelas eksperimen

Tabel 1.2. Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen


Inisial Kelas Eksperimen
No
Siswa Pret Post Gain N-Gain
1 S1 73 87 14 0.47
2 S2 66 80 14 0.47
3 S3 60 76 16 0.53
4 S4 60 73 13 0.43
5 S5 63 80 17 0.57
6 S6 70 80 10 0.33
7 S7 60 73 13 1.43
8 S8 63 83 20 0.67
9 S9 60 76 16 0.53
10 S10 73 90 17 0.57
11 S11 70 97 27 0.90
12 S12 60 83 23 0.77
13 S13 63 70 7 0.23
14 S14 56 70 14 0.46
15 S15 60 66 6 0.20
16 S16 66 93 27 0.90
17 S17 73 86 13 0.43
18 S18 63 90 27 0.90
19 S19 53 83 30 1,00
20 S20 70 80 10 0.33
21 S21 63 80 17 0.57
Jumlah 1345 1696 351 11,69
Rata-rata 64.04 80.76 16.71 0,55

Berdasarkan Tabel 1.2 . hasil belajar sedangkan nilai rata-rata ( ̅ post-test adalah
siswa kelas eksperimen, dapat dilihat bahwa 80,76. Nilai rata-rata ( ̅ gain adalah 16,71
nilai rata-rata ( ̅ pre-test adalah 64,04 sedangkan n-gain 0,55.

Berdasarkan Tabel 1.3. Hasil Belajar 61,15. Nilai rata-rata ( ̅ gain adalah 14,25
Siswa Kelas Kontrol, dapat dilihat bahwa sedangkan n-gain 0,67.
nilai rata-rata ( ̅ pre-test adalah 46,9 Dari data yang diperoleh, maka
sedangkan nilai rata-rata ( ̅ post-test adalah penulis menganalisa dengan menggunakan

202 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)
Seminar Nasional II USM 2017
Eksplorasi Kekayaan Maritim Aceh di Era Globalisasi dalam Mewujudkan Indonesia
sebagai Poros Maritim Dunia
Vol. 1, Oktober 2017, 199-208

daftar distribusi frekuensi dengan melakukan


langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan Rentang (R), yaitu nilai
tertinggi kurang nilai terendah 3. Perhitungan Nilai rata-rata (x), Varians
2. Menentukan banyaknya interval (K), S2 dan simpangan baku (S).
yaitu:

Tabel 1.3. Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol


Kelas Kontrol
No Inisial Siswa
Pret Post Gain N-Gain
1 S1 66 73 7 0.33
2 S2 66 80 14 0.66
3 S3 40 60 20 0.94
4 S4 43 57 14 0.66
5 S5 40 47 7 0.33
6 S6 47 57 10 0.47
7 S7 43 60 17 0.80
8 S8 47 60 13 0.61
9 S9 50 63 13 0.61
10 S10 40 50 10 0.47
11 S11 37 50 13 0.61
12 S12 50 60 10 0.47
13 S13 50 66 16 0.75
14 S14 56 63 7 0.33
15 S15 40 57 17 1.80
16 S16 40 60 20 0.94
17 S17 43 73 30 0.41
18 S18 40 57 17 0.80
19 S19 50 57 7 0.33
20 S20 50 73 23 1,08
Jumlah 938 1223 285 13,4
Rata-rata 46,9 61,15 14,25 0,67

Nilai selisih post-test kelas = 1 (3,3) (1,32)


eksperimen yang di ajarkan dengan = 1 4,35
menggunakan model problem based learning = 5,35 (dibulatkan 5)
pada pembelajaran konsep sistem ekosistem
yaitu: Panjang Kelas (P) =

Rentang (R) = Nilai tertinggi – Nilai =


terendah = 4,8 (dibulatkan 6)
= 30 – 6
= 24 Berdasrkan data yang diperoleh di
atas maka tabel distribusi frekuensi untuk
Banyak Kelas (K) 1 (3,3) Log n kelas eksperimen sebagai berikut:
= 1 (3,3) Log 21

203 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)
Seminar Nasional II USM 2017
Eksplorasi Kekayaan Maritim Aceh di Era Globalisasi dalam Mewujudkan Indonesia
sebagai Poros Maritim Dunia
Vol. 1, Oktober 2017, 199-208

Tabel 1.4. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Siswa Kelas Eksperimen
Frekuensi Titik tengah
Nilai tes xi2 fixi fixi2
(fi) (xi)
6-10 4 8 64 32 256
11-15 6 13 169 78 1014
16-20 5 18 324 90 1620
21-25 2 23 529 46 1058
26-30 4 28 784 112 3136
Jumlah 21 358 7084
Sumber : Data diolah pada tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat di Nilai selisih post-test kelas kontrol


tentukan ( ̅ (s12), dan (s). Maka pengolahan yang di ajarkan dengan menggunakan
data dilakukan sebagai berikut: pembelajaran materi sistem ekosistemyaitu:


Rata-rata ̅ Rentang (R) Nilai tertinggi – Nilai
terendah
̅ 30–7
̅ 23

Untuk mencari simpangan baku Banyak Kelas (K) 1 (3,3) Log n


maka digunakan rumus sebagai berikut: 1 (3,3) Log 20
1 (3,3) (1,30)
∑ ∑ 1 4,29
Varians S12
5,29 (dibulatkan 5)
S12
Panjang Kelas (P)
S12
S12
S12 4,6 (dibulatkan 5)
S1 √
S1

Tabel 1.5. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Siswa Kelas Kontrol
Frekuensi Titik tengah
Nilai tes xi2 fixi fixi2
(fi) (xi)
7-11 7 9 81 63 567
12-16 6 14 196 84 1176
17-21 5 19 361 95 1805
22-26 1 24 576 24 576
27-30 1 29 841 58 841
Jumlah 20 295 4965
Sumber : Data diolah pada tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat di Untuk mencari simpangan baku maka


tentukan ( ̅ (s12), dan (s). Maka pengolahan digunakan rumus sebagai berikut:
data dilakukan sebagai berikut: ∑ ∑
Varians S22

Rata-rata ̅
S22
̅ S22
̅ ,75

204 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)
Seminar Nasional II USM 2017
Eksplorasi Kekayaan Maritim Aceh di Era Globalisasi dalam Mewujudkan Indonesia
sebagai Poros Maritim Dunia
Vol. 1, Oktober 2017, 199-208

S22
S22 √
S2 √
S2

Berdasarkan hasil perhitungan nilai
selisih tes awal (pre-test) dan test akhir (post-
test) pada kedua kelas yaitu kelas eksperimen
dan kelas kontrol di peroleh rata-ratanya
yaitu, untuk kelas eksperimen rata-ratanya ̅ = 2,544
= 17,04 dan varians S12 = 49,04. Sedangkan
untuk kelas kontol diperoleh nilai rata- Berdasarkan perhitungan di atas,
ratanya ̅ = 14,75 dan varians S22 = 32,30, maka diperoleh standar deviasi gabungan
sebelum dicari t-hitung terlebih dahulu dicari adalah 3,06 dan nilai uji-t adalah 2,54.
standar deviasi gabungan (s). Untuk Berdasarkan hipotesis dilakukan
menghitung deviasi gabungan (s) digunakan pada taraf signifikan α =0,05 dan berdasarkan
rumus sebagai berikut: hasil penelitian diperoleh t= 2,54 dan t (1-α=
1,68. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
S2 diperoleh harga t-hitung sebesar 2,54sedangkan
nilai t-tabel 1,68 sehingga t-hitung> tt-
S2 tabel.sehingga hipotesis alternative (h0) yang
berbunyi‟ diduga ada pengaruh penerapan
S2 strategi problem based learning (PBL) sangat
S2 signifikan terhadap hasil belajar siswa pada
materi ekosistem, dapat diterima dengan
S2 baik, sedangkan hipotesis nol (h0) yang
S2 = 9,41 berbunyi diduga ada pengaruh penerapan
S √ strategi problem based learning (PBL) yang
S signifikan terhadap kemampuan kemampuan
hasil belajar siswa pada materi ekosistem
Langkah selanjutnya adalah ditolak.
menghitung dan membandingkan kedua hasil
perhitungan tersebut. Adapun nilai rata-rata, Hasil observasi terhadap pembelajaran
varians, dan simpangan baku sebagai berikut: Berdasarkan hasil pengumpulan data
X1 = 17,04 dengan lembaran observasi terhadap kegiatan
S12 = 49,04 yang dilakukan oleh guru dan siswa selama
S1 = 7,00 berlangsungnya proses pembelajaran yang
X1 = 14,75 diajarkan dengan materi ekosistem dapat
S22 = 32,30 dilihat pada tabel 1.6 berikut ini.
S2 = 6,68 Berdasarkan tabel 1.6 dibawah
menunjukkan rata-rata aktivitas siswa selama
Sehingga dapat ditentukan nilai pembelajaran dengan menggunakan model
varians gabungan, yaitu = 3,06 pembelajaran problem based learning (PBL)
pada konsep ekosistem sudah termasuk dalam
katagori baik, Berdasarkan tabel 1.6 dibawah
√ menunjukkan rata-rata aktivitas siswa selama
pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran problem based learning (PBL)
√ pada konsep ekosistem sudah termasuk dalam
katagori baik,

205 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)
Seminar Nasional II USM 2017
Eksplorasi Kekayaan Maritim Aceh di Era Globalisasi dalam Mewujudkan Indonesia
sebagai Poros Maritim Dunia
Vol. 1, Oktober 2017, 199-208

Tabel 1.6 Aspek Pengamatan Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran konsep Ekosistem
Skor
Aktifitas Siswa
Baik Cukup Kurang
1. Ketika guru masuk kelas siswa sudah siap dengan √
peralatan dan sumber belajar yang berhubungan dengan
materi
2. Sikap duduk yang baik, teratur dan siap menerima √
pelajaran
3. Siswa memperhatikan penjelasan guru dan siswa √
mencatat hasil penjelasan guru
4. Siswa mengikuti saran guru dan duduk sesuai kelompok √
yang telah ditentukan oleh guru kelompok heterogen
yang beranggotakan 5 – 6 orang
5. siswa mengerjakan lembar kegiatan dalam masing- √
masing kelompok mereka untuk menguasai materi
ekosistem
6. Siswa melakukan kegiatan diskusi dalam kelompok √
7. Setelah memahami materi, setiap kelompok √
mengintruksikan dua orang dari masing-masing
kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamau
ke kelompok lain, kemudian orang yang tinggal dalam
kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan
memberikan informasi kepada tamu mereka
8. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja √
mereka
9. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja √
mereka
10. Guru membimbing siswa √
Jumlah 8 2 0
Persentase 80% 20% 0%

dengan perolehan nilai sebagai berikut ekosistem di SMA Negeri II Banda Aceh.
: aktivitas siswa pada katagori baik 8 (80%), Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa
kategori cukup 2 (20%), sedangkan katagori hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
kurang tidak ada atau (0%). Jadi berdasarkan model problem based learning lebih baik dari
perolehan nilai di atas dapat disimpulkan hasil pembelajaran dengan menggunakan
bahwa pengaruh penerapanproblem based konvensional.
learning (PBL) pada konsep ekosistem dapat Proses pembelajaran dengan
membuat siswa menjadi aktif dan semangat menggunakan model problem based learning
dalam belajar dapat membuat siswa lebih mengingat pada
materi yang diajarkan untuk jangka waktu
Pembahasan yang lebih lama, hal ini dikarenakan siswa
Pembahasan hasil pembelajaran terlibat lebih aktif dalam memahami materi
Hasil pengujian hipotesis memberikan pada proses pembelajaran yang menggunakan
makna uji-t pada taraf signifikan 0,05 model problem based learning atau
diperoleh harga t-hitung sebesar 2,54sedangkan pembelajarn berbasis masalah. Hal ini
nilai t-tabel 1,68 sehingga t-hitung> tt-tabelbahwa menyebabkan siswa tidak mudah lupa materi
pengaruh problem based learning terhadap yang diajarkan. Karena pada proses
hasil belajar siswa pada konsep sistem

206 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)
Seminar Nasional II USM 2017
Eksplorasi Kekayaan Maritim Aceh di Era Globalisasi dalam Mewujudkan Indonesia
sebagai Poros Maritim Dunia
Vol. 1, Oktober 2017, 199-208

pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil problem based learningpada materi


belajar siswa secara signifikan. ekosistem. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.5
Model pembelajaran problem based rekapitulasi persentase aktivitas pengamatan
learning suatu pembelajaran dalam bentuk siswabelajar pada ekosistem.
kelompok kerja kelompok dalam kerangka Aktivitas belajar adalah proses
pemecahan masalah telah mampu keterlibatan siswa dalam bentuk sikap,
menunjukkan hasil yang sangat baik. Hal ini pikiran, perhatian dan aktivitas dalam
dapat disebabkan karena proses kegiatan pembelajaran guna menunjang
pengkntruksian pengetahuan dilakukan secara keberhasilan proses pembelajaran dan manfaat
bersama-sama menggantikan proses dari kegiatan yang telah dilakukan tersebut
pembelajaran secara ceramah yang proses Kusnandar, (2008). Aktivitas siswa dalam
pengetahuan dilakukan sendiri-sendiri sesuai penggunaan media pada saat proses
dengan apa yang di tangkap oleh siswa secara pembelajaran telah berjalan dengan sempurna
individual. Pengkonstruksian pengetahuan dan dapat meningkatkan proses pembelajaran
besama-sama melalui kerja kelompok dan hasil belajar pada setiap sesi pertemuan
memungkinkan siswa dapat mengungkapkan berlangsung.
gagasan, pendapat orang lain dan secara Berdasarkan proses observasi yang
bersama-sama membangun pergertian. telah dilakukan, dapat dilihat rata-rata
Pendapat Smith (2009:56) dalam Amir aktivitas siswa pada proses pengamatan
(2009:70) yang mengemukkan bahwa mengalami peningkatan baik. dengan
pembelajaran berbasis masalah memberikan perolehan nilai sebagai berikut : aktivitas
manfaat bagi siswa salah satunya dalam hal siswa pada katagori baik 8 (80%), kategori
meningkatkan pemahaman sehingga lebih cukup 2 (20%), sedangkan katagori kurang
mudah mengingat, hal ini secara tidak tidak ada atau (0%). Jadi berdasarkan
langsung dapat meningkatkan hasil belajar perolehan nilai di atas dapat disimpulkan
siswa. bahwa penerapan model pembelajaran
Hasil tersebut sesuai dengan hasil problem based learning (PBL) pada konsep
penelitian Erlina (2010) yang menyimpulkan ekosistem dapat membuat siswa menjadi aktif
bahwa hasil belajar biologi siswa yang dan semangat dalam belajar.
dubelajarkan dengan menggunakan model Aktivitas siswa selama proses belajar
Problem Based Learning lebih baik dari pada mengajar merupakan salah satu indikator
hasil belajar siswa dengan menggunakan adanya keinginan siswa untuk belajar.
pembelajaran konvensional. Hal ini sejalan Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau
dengan pendapat Duch (1996:79). Model perilaku yang terjadi selama proses belajar
problem Based Learning memberikan mengajar. (Hanafiah & Suhana, 2009:271)
kesempatan kepada siswa untuk melihat membagi aktivitas belajar dalam delapan
permasalahan dari berbagai konstek. Model kelompok, yaitu (a) kegiatan-kegiatan visual,
problem based learning melatih siswa untuk misalnya membaca, memperhatikan gambar,
belajar sekaligus mengajari teman lain melalui demonstrasi, percobaan, memperhatikan
komunikasi yang efektif tentang apa yang pekerjaan orang lain, (b) kegiatan-kegiatan
diketahui maupun yang tidak diketahui. lisan, seperti mengemukakan suatu fakta atau
Dalam proses belajar mereka saling prinsip, menghubungkan suatu kejadian,
tergantung antara satu dengan yang lainnya mengajukan pertanyaan, memberi saran,
untuk menunjukkan kesuksesan pemecahan mengemukakan pendapat, mengadakan
maslaha yang komplek. wawancara, diskusi, interupsi, (c) kegiatan-
kegiatan mendengarkan, sebagai contoh
Pembahasan hasil observasi mendengarkan penyajian bahan,
Berdasarkan hasil observasi mendengarkan percakapan atau diskusi
pembelajaran yang telah dilakukan kelompok, mendengarkan suatu permainan,
menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa pada atau mendengarkan radio, (d) kegiatan-
saat proses pembelajaran berlangsung dengan kegiatan menulis, misalnya menulis cerita,
menggunakan proses pembelajaran problem menulis laporan, memeriksa karangan,
based learning dan tidak menggunakan mengisi angket, (e) kegiatan-kegiatan

207 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)
Seminar Nasional II USM 2017
Eksplorasi Kekayaan Maritim Aceh di Era Globalisasi dalam Mewujudkan Indonesia
sebagai Poros Maritim Dunia
Vol. 1, Oktober 2017, 199-208

menggambar, misalnya menggambar, memperhatikan apakah aktivitas yang


membuat grafik, peta, diagram, (f) kegiatan- dilakukan siswa dalam proses pembelajaran
kegiatan metrik, misalnya melakukan sudah muncul sesuai harapan atau sebaliknya
percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan
pameran, membuat model, menyelenggarakan 4. SIMPULAN
permainan, menari, berkebun, (g) kegiatan- Berdasarkan hasil analisis data dan
kegiatan mental, misalnya merenungkan, pembahasan yang diperoleh dalam penelitian,
mengingat, memecahkan soal, menganalisa maka dapat diambil kesimpulan 1) hasil
faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, belajar siswa melalui model pembelajaran
membuat keputusan, dan (h) kegiatan- problem based learning pada materi
kegiatan emosional, yaitu, minat, ekosistem mencapai taraf signifikan 2) siswa
membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. memberikan respon yang positif terhadap
Observasi terhadap aktivitas siswa pengaruh model problem based learning pada
dalam kegiatan pembelajaran dengan materi ekosistem. Siswa merasa senag dengan
menggunakan model pembelajaran problem proses pembelajaran yang sedang
based learning ini dilakukan untuk berlangsung.
Sutrisno. 2008. Konsep awal siswa dan tradisi
DAFTAR RUJUKAN konstruktivisme. Pontianak FKIP-
Anni, C.T.2006. Psikologi Belajar. Semarang Untan
:UPT UNNES Press Ryanto. 2009. Mendesain Pembelajaran
Inovatif-Progretif Edisi, Revisi
Amir, M.T. 2009. Inovasi Pendidikan melalui Jakarta Kencana.
problem Based Learning: Bagaimana Liliasari. (2000). Pengembanagan model
Pendidik memberdayakan pemelajar Pembelajaran Berdasarkan
di Era Pengetahuan . Jakarta: Kencana Konstruktivisme untuk meningkatkan
Prenata Media Group. ketrampilan berpikir kritis Tingkat
Departemen Pendidikan Nasional , 2004. Tinggi. Makalah :Pusat Studi
Kurikulum 2004 :Konpetensi Standar Komputer Sains IKIP Bandung: Tidak
Mata Pelajaran Sains. Jakarta : diterbitkan
Depdiknas Republik Indonesia.
Duch, john W..1996. Biology. Addsison
Wesley Publising Company.
Djamarah. 2002. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta:Rineka Cipta
Erlina. 2010. Pengaruh Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah dan
Peta Pikiran Terhadap Hasil Belajar
Biologi Siswa di SMA Negeri 1
Mrerbau. Tesis, Tidak dipublikasi.
Medan Program Pascasarjana
Unimed.
Hanafiah, dkk.(2009) Konsep Strategi
Pembelajaran. Bandung : PT Refika
Aditama
Kusnandar. (2008). Langkah Mudah
Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi. PT Rajawali
Pers. Jakarta
Nashar.2004. Belajar dan Pembelajaran.
Bandung.:Erlangga.
Sudjana, A. 2005. Dasar-dasar Proses
Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
Baru Algensido Offset

208 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)

Anda mungkin juga menyukai