Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Penyakit Kanker Serviks

1. Definisi Kanker Serviks

Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal dari serviks. Serviks

merupakan sepertiga bagian bawah uterus, berbentuk silindris, menonjol

dan berhubungan langsung dengan vagina melalui osteum uteri eksternum

( Kemenkes RI, 2018).

Kanker serviks ialah penyakit keganansan yang menyerang wanita

khususnya pada bagian bawah reproduksi wanita sehingga dapat

menyebabkan perubahan yang abnormal pada sel sel serviks yang

berubahn menjadi kaner dan dapat menyebabkan kematian ( Servikal

Center Indonesia, 2017).

2. Faktor Resiko terjadinya Kanker Serviks

a. Usia pertama kali melakukan hubungan seksual

Pernikahan dini dapat menimbulkan masalah kesehatan, berupa

masalah kesehatan reproduksi. Semakin muda usia seorang wanita

menikah, maka semakin panjang pula rentang waktu untuk

bereproduksi. Penelitian ( Setriyani, 2016) menunjukkan bahwa

wanita yang menikah pada usia >20 tahun lebih rentan dan 2 kali lebih
beresiko untuk terkena kanker serviks disbanding dengan wanita yang

menikah pada usia > 20 tahun ke atas. Hal yang sama juga

diungkapkan oleh (Umri, 2015) bahwa wanita dengan rentang usia

menikah 18-20 tahun beresiko 1,8 kali lebih rentan untuk terkenan

kanker serviks. Hal ini dikarenakan ketidakmatangan serviks secara

biologis pada saat usia muda sehingga serviks lebih rentan untuk

terluka maupun lebih mudah terkena infeksi setelah berhubungan

seksual.

b. Personal hygiene

Keputihan merupakan salah satu factor resiko dari terjadinya cankers

serviks. Kondisi keputihan yang tidak normal terjadi secara terus

menerus, berbau, berbwarna dan menimbulkan rasa gatal merupakan

tanda serta gejala awal infeksi yang terjadi pada organ intim wanita

salah satunya terjadinya kanker serviks. Selain itu bertukar pakaian

dalam, jarang mengganti pembalut pada saat haid, serta membasuh

organ kewanitaan dengan menggunakan air yang kurang bersih juga

dapat berpotensi menularkan infeksi, penyakit bakteri maupun virus

HPV. Hal ini dapat menyebabkan mikroorganisme berkembang

( Dianti & Isfandiari, 2016).


c. Paritas

Penelitian yang dilakukan oleh ( Hidayat, Hasibuan & Fitriyani, 2015)

menunjukkan bahwa paritas memiliki hubungan terdapat kejadian

kanker pada wanita. Pada penelitiian menunjukkan bahwawanita

dengan paritas atau riwayat kehamilan >3 kali lebih beresiko 16.3 kali

lebih besar kemunginannya untuk terkena kanker serviks dibandingkan

dengan wanita yang memiliki paritas atau riwayat kehamilan <3 kali.

Hal ini disebabkan karena wanita dengan paritas yang tinggi berkaitan

dengan terjadinya eversi epitel kolumner serviks selama masa

kehamilan. Keadaan ini dapat menyebabkan dinamika dalam epitel

metaplastik imatur yang dapat meningkatkan transformasi sel serta

trauma pada serviks sehinga memudahkan untuk terjadi infeksi human

papiloma virus (HPV).

d. Penggunaan kontrasepsi

Penelitian ( Abdullah dkk, 2015) menunjukkan bahwa pemakaian alat

kontrasepsi hormonal memungkinkan wanita lebih besar untuk terkena

kanker serviks dibandiangkan dengan wanita yang memakai alat

kontrasepsi non hormonal. Hal ini dikarenakan kontrasepsi hirmal

lebih beresiko untuk bisa menyebabkan dysplasia serviks, sehingga

selama masih menggunakan kontrasepsi hormonal disarankan agar

melakukan pemeriksaan gynekologi secara teratur, seperti

pemeriksaan pap smear setiap 6 bulan atau 1 tahun sekali.


B. Konsep Pengetahuan

1. Definisi

Pengetahuan merupakan suatu sikap yang dapat memberikan landasan

terhadap penting atau tidaknya suatu tindakan yang akan dilakukan.

Pengetahuan mempengaruhi sesorang dalam proses berfikur, bertindak

maupun bersikap ( Hidayati& Ismarwati, 2017).

Pengetahuan adalah kemampuan untuk mencerna informasi yang

didapatkan yang merujuk terhadap pola fikir yang lebih baik serta

menjadikan adanya kesadaran terhadap indivu terhadap informasi yang

diperolehnya ( Syahputra, 2016).

2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Usia

Salah satu yang dapat mempengaruhi pengetahuan adalah usia.

Semakin tua usia maka akan semakin matang dalam hal berfikir

sehingga akan semakin memahamitentang dampak dari suatu hal salah

satunya dalam melakukan pemeriksaan iva. Selain itu semakin tua usia

seseorang makan akan semakin mudah dalam mencerna suatu

informasi yang di dapat. Biasanya seseorang dengan usia yang matang

akan lebih baik dalam hal mental dan intelektualnya, sehingga akan

semakin menyadari dan mengetahui permasalahan yang terjadi,

termasuka mengenai permasalahan kesehatan yang terjadi pada dirinya

( Fibriana, 2017).
b. Pendidikan

Menurut penelitian yang dilakukan oleh ( Mirayashi dkk, 2015)

didapatkan bahwa pendidikan mempengaruhi seseorang dalam proses

berfikir. Semakin baik tingkat pendidikan sesorang makan akan

semakin baik pula tingkat pengetahuannya. Seseorang yang memiliki

tingkat pengetahuan yang tinggi akan cenderung memilikipola fikir

yang lebih logis serta berkembang. Pendidikan memiliki efek yang

positif terhadap kesadaran mengenai kesehatan dan secara langsung

berimbas pada perilaku yang dapat mempertahankan atau menunjang

kesehatan salah satunya dengan melakukan pemeriksaan IVA.

c. Minat

Minat merupakan factor yang dapat mempengaruhi pengetahuan

seseorang terhadap suatu hal. Semakin tinggi minat seseorang terhadap

suatu hal, maka akan semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya

karena adanya usaha usahan untuk menggali sumber informasi

sebanyak mungkin. Minat merupakan rasa suka, ketertarikan pada

suatu hal, objek maupun aktivitas dan berasal dari dalam diri sehingga

akan lebih mudah untuk melakukan hal tersebut. Minat ibu untuk

memeriksakan kondisi kesehatannya terkait kanker serviks juga

memudahkan ibu untuk mendeteksi secara dini terkait dengan kanker

serviks ( Wardani dkk, 2014).


d. Pengalaman

Pengetahuan bukan hanya bisa di dapat dari pendidikan saja, tetapi

juga bisa didapatkan dari pengalaman. Seseorang yang pernah

dinyatakan atau di diagnosis menderita kanker serviks pastinya akan

mencari tahu mengenai kanker serviks sebanyak mungkin. Mulai dari

mengetahui definisi kanker serviks itu sendiri hingga sampai tindakan

apa yang akan dilakukan dalam hal pengobatannya. Selain itu,

pengalam orang terdekat yang menderita kanker serviks merupakan

bagian dari pengalam individu dalam menghadapi kanker serviks.

Pengalaman dapat menjadikan individu unruk lebih berhatinhati serta

penuh kesadaran terhada kondisi kesehatannya ( Hadisiwi dkk, 2018).

C. Konsep Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)

IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) merupakan metode screening alternative

untuk kanker serviks. IVA merupakan metode deteksi dini kanker serviks

dengan cara mengoleskan asam asetat (cuka) ke dalam leher atau mulut

rahim.bila terjadi lesi kanker, maka akan timbul atauterjadi perubahan warna

menjadi agak keputihan pada leher rahim yang diperiksa. IVA di anjurkan

untuk dipilih menjadi metode alternative untuk mendeteksi dini adanya

kankse serviks karena lebih mudah, sederhana sehingga screening dapat

dilakukan dengan cakupan yang lebih luas. Diharapkan dari pemeriksaan IVA
, lebih banyak lagi temuin atau kanker yang terdeteksi secara dini sehingga

dapat dilakukan penangangan lebih awal. Keefektifitas IVA telah dibuktikan

oleh berbagai macam penelitian ( Maharani & Vitria, 2019).

D. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan penjelasan tentang teori yang dijadikan landasan

dalam suatu penelitian, dapat berupa rangkungan dari berbagai teori yang

dijelaskan dalam tinjauan pustaka ( Dharma, 2011). Maka kerangka teori

dalam penelitian ini sebagai berikut :


Gambar 2.1

Factor resiko terjadinya kanker serviks :

- Usia pertama kali melakukan


hubungan seksual
- Pendidikan
- Paritas
- Penggunaan kontrasepsi

- Usia
- pendidikan Keikutsertaan
- minat melakukan
- pengalama Pengetahuan
IVA test
n

Pengetahuan Pengetahuan

baik Tidak baik

Keterangan :

Cetak tebal : variabel yang diteliti


E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep (conceptual framework) adalah model pendahuluan dari

sebuah masalah penelitian dan merupakan refle dari hubungan variabel yang

diteliti. Kerangka konsep dibuat berdasarkan literature dan teori yang sudah

ada ( Swarjana, 2015).

Gambar 2.2

Kerangka konsep

Pengetahuan Keikutsertaan melakukan


IVA test

F. Hipotesis penelitian

Hipotesis asdalah hasil yang diharapkan atau hasil yang diantisipasi dari

sebuah penelitian ( Swarjana, 2015). Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

Ha : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan wanita usia subur (WUS)

tentang kanker serviks dengan keikutsertaan melakukan IVA test

H0 : Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan wanita usia subur

(WUS) tentang kanker serviks dengan keikutsertaan melakukan IVA test


Daftar Pustaka

Abdullah, S., Bawotong J., Hamel. R., 2015. Hubungan pemakaian


kontrasepsi hormnonal dan non hormonal dengan kejadian kanker serviks
di ruang d atas BLU Prof Dr. R. D Kandou Manado

Cervikal Cancer Indonesia. 2017. Kanker serviks dan pencegahannya.


Artikel. Diakses pada tanggal 29 januari 2020

Dharma, kelana Kusuma. 2011. Metodologi penelitian keperawatan.


Jakarta: Cv Trans Info Media.

Dianti Rahma. N., Isfandiari M. Atoillah. 2016. Perbandingan resiko Ca


serviks berdasarkan personaly hygiene wanita usia subur di yayasan
kanker wisnu wardhana Surabaya. Jurnal promosi kesehatan

Fibriana Dwi F. 2017. Hubungan Antara Usia Dengan Tingkat


Pengetahuan Remaja Tentang Dampak Pernikahan Dini Di Ma Nurul
Islam Silo Kabupaten Jember. Jurnal kesehatan masyarakat

Hadisiwi Purwati, Arifin Hadi. D. 2018. Pengalaman komunikasi


penyandang kanker serviks dalam pencarian informasi pengobatan di jawa
barat. Jurnal kajian komunikasi. Volume 6 Nomor 1

Hidayat, E., Hasibuan, D., Fitriyani, Y. 2015. Hubungan Kejadian Kanker


Serviks Dengan Jumlah Paritas Di RSUD Dr.Moewardi . Jurnal
Kedokteran Universitas Islam Indonesia

Kemenkes, RI. Kementrian kesehatan republic Indonesia. 2018. Panduan


dan tatalaksana kanker serviks. Komite penanggulangan kanker nasional
Maharani. R., Vitria C., 2019. Perilaku deteksi dini kanker serviks dengan
pemeriksaan IVA oleh wanita usia subur (Wus) Di Desa Sorek Satu
Wolayah Kerja Puskesmas Pangkalan Kueras Kabipaten Pelalawan. Jurnal
Ilmiah. Issn 265-3249. Diakses Tanggal 30 Januari 2019

Mirayashi . D., Raharjo. W., Wicaksono A., 2015. Hubungan Antara


Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Dan Keikutsertaan
Melakukan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asetat Di Puskesmas Alianyang
Pontianak

Setriyani S. Faktor Risiko Kanker Serviks Di Rumah Sakit Umum


Pemerintah Dr. Wahidin Sudirohusodo Makasar Sulawesi Selatan. 2016.
Jurnal Kesehatan Masyarakat National Public Health

Syahputra Erwin. 2016. Hubungan pengetahuan dan sikap terjadap


tindakan wanita pekerja seksual tidak langsung tentang PAP SMEAR dan
IVA sebagai deteksi dini kanker serviks di hotspot x kecamatan paying
sekaki pekanbaru

Swarjana, I Ketut. 2015. Metodologi penelitian kesehatan (edisi revisi).


Yogyakarta : Andi

Umri, S. 2015. Hubungan Usia Pertama Kali Melakukan Hubungan Seks


Dengan Pasangan Dengan Kejadian Kanker Serviks Di Rumah Sakit Haji
Adam Malik Medan. Universitas Gajah Mada.

Wardani. N., Sarwani. D., Masfiah S., factor factor yang berhubungan
dengan tingkat pengetahuan tentang kanker serviks di kecamatan
sumbang kabupaten banyumas. Jurnal kesehatan masyarakat oensoed.

Anda mungkin juga menyukai